Anda di halaman 1dari 21

LECTURE NOTES

ENTR6100
Managing Entrepreneurial
Organization and Leadership

Week 1

Pola Pikir Wirausaha, Kewirausahaan dalam


Perusahaan, Cara Menghasilkan dan
Mengeksplorasi New Entry

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


LEARNING OUTCOMES

Diakhir sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu

1. Menjelaskan konsep bagaimana wirausahawan membuat dan mengeksploitasi pasar baru


2. Menerapkan cara wirausahaan mengelola organisasi dan kepemimpinan dalam organisasi.

OUTLINE MATERI :

1.1. Pola Pikir Wirausaha


1.1.1. Sifat kewirausahaan
1.1.2. Bagaimana cara wirausaha berpikir
1.1.3. Niat wirausaha untuk bertindak
1.1.4. Latar belakang dan karakteristik wirausaha
1.1.5. Model peran dan sistem dukungan
1.1.6. Kewirausahaan berkelanjutan

1.2. Kewirausahaan Perusahaan


1.2.1. Pengambilan keputusan manajerial vs wirausaha
1.2.2. Orientasi pertumbuhan dan budaya wirausaha
1.2.3. Karakteristik kepemimpinan perusahaan
1.2.4. Membangun kewirausahaan perusahaan dalam organisasi

1.3. Cara Menghasilkan dan Mengeksploitasi New Entry


1.3.1. New entry
1.3.2. Peluang new entry
1.3.3. Strategi masuk untuk mengeksploitasi new entry
1.3.4. Strategi pengurangan risiko dalam mengeksploitasi new entry

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


ISI MATERI

1.1. POLA PIKIR KEWIRAUSAHAAN


1.1.1. Sifat Kewirausahaan
Kewirausahaan memainkan peran penting dalam penciptaan dan pertumbuhan bisnis, bahkan
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah maupun negara.
Peluang wirausaha adalah situasi di mana produk baru, layanan, bahan baku hingga metode
pengorganisasian dapat diperkenalkan dan dijual lebih besar daripada biaya produksinya." Misalnya,
peluang yang berasal dengan memperkenalkan teknologi produk untuk menciptakan pasar baru.
Disisi lain, peluang wirausaha juga dapat menciptakan produk baru dengan menggunakan teknologi
atau menciptakan produk atau layanan baru di pasar baru. Peluang wirausaha mewakili sesuatu yang
baru sehingga dibutuhkan individu yang giat untuk mengenali, mengevaluasi, dan mengeksploitasi
situasi saat ini untuk menjadi suatu peluang. Oleh karena itu, seorang wirausaha memerlukan
tindakan melalui penciptaan produk atau proses untuk masuk ke pasar baru. Hal ini dapat terjadi
melalui perusahaan yang baru dibuat atau perusahaan yang sudah mapan.
Seorang pengusaha bertindak berdasarkan apa yang mereka yakini sebagai peluang dan
menghindari ketidakpastian. Pengusaha harus menggunakan penilaian mereka tentang apakah akan
bertindak atau tidak berdasarkan intuisinya. Perilaku keraguan dapat merusak keputusan. Kunci
untuk memahami tindakan seorang pengusaha adalah kemampuan untuk menilai sejumlah
ketidakpastian di dalam peluang potensial dan bersediaan untuk menerima segala ketidakpastian.
Pengetahuan dapat mengurangi sejumlah ketidakpastian dan motivasi menunjukkan kesediaan untuk
menerima segala bentuk ketidakpastian.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Tahap 1 Tahap 2

Gambar 1.1 menjelaskan bagaimana pengetahuan dan motivasi memengaruhi dua tahap
tindakan kewirausahaan. Individu yang memiliki pengetahuan pasar dan/atau perubahan teknologi
diyakini mampu mendeteksi perubahan dalam lingkungan eksternal, dan jika memiliki motivasi,
mereka akan mengalokasikan perhatian lebih lanjut untuk memproses semua informasi dari
lingkungan eksternal. Sedangkan pihak ketiga (orang lain) tidak mengetahui kemungkinan tersebut.
Hasil Tahap 1 adalah realisasi individu yang meyakini ada peluang dari seseorang. Individu
kemudian menentukan apakah itu merupakan peluang baginya. (Tahap 2). Dengan kata lain, apakah
peluang ini (dari pihak lain) merupakan peluang bagi saya? Jika individu mampu mengatasi
keraguan dari adanya peluang, akan membentuk (1) keyakinan bahwa situasi merupakan peluang
bagi seseorang (2) keyakinan bahwa peluang bagi seseorang adalah peluang untuk dirinya sendiri
untuk bertindak.

1.1.2. Bagaimana Cara Wirausaha Berpikir


Wirausaha memiliki pemikiran yang berbeda dengan nonwirausaha. Dalam situasi tertentu,
mereka berpikir berbeda ketika dihadapkan dengan beberapa pekerjaan atau mengambil keputusan.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Mengingat sifat dari pengambilan keputusan, wirausahawan harus (1) berpikir secara
struktural, (2) terlibat dalam bricolage, (3) efektif, dan (4) beradaptasi secara kognitif.
1. Berpikir secara struktural.
Kepercayaan terhadap peluang yang membutuhkan mental kreatif. Mental kreatif berasal dari
pengetahuan terhadap pasar ke teknologi baru yang mengarah pada produk atau layanan yang
memuaskan pasar atau, pengetahuan tentang teknologi di pasar baru yang bisa mendapat
manfaat dari penggunaan teknologi.
2. Terlibat dalam bricolage
Wirausahawan sering kali dihadapkan pada kekurangan sumber daya. Akibatnya, mereka
mencari sumber daya dari orang lain untuk untuk menghasilkan peluang atau terlibat dalam
bricolage. Bricolage adalah wirausahawan menerapkan kombinasi sumber daya yang ada
dengan peluang baru. Artinya, mengambil sumber daya yang ada lalu mengemas ulang sehingga
dapat menciptakan peluang.
3. Efektif
Sebagai pemimpin bisnis potensial, wirausahawan dilatih untuk berpikir secara rasional dan
menerima masukan dari orang lain. Profesor Saras Sarasvathy dari Darden, University of
Virginia menjelaskan bahwa wirausahawan tidak selalu memikirkan masalah dengan cara yang
dimulai dengan hasil yang diinginkan dan berfokus pada cara untuk menghasilkan sesuatu.
Proses seperti ini disebut proses sebab akibat.
4. Beradaptasi secara kognitif.
Adaptasi kognitif menggambarkan sejauh mana wirausahawan mampu bertindak secara
dinamis, fleksibel, mengatur diri sendiri, dan terlibat dalam proses yang menghasilkan beberapa
kerangka kerja keputusan yang berfokus pada penginderaan dan pemrosesan perubahan dalam
lingkungan dan kemudian bertindak. Kerangka kerja keputusan disusun berdasarkan
pengetahuan tentang orang dan situasi yang digunakan untuk membantu memahami apa yang
sedang terjadi. Adaptasi kognitif tercermin dalam kesadaran metakognitif wirausahawan, yaitu
kemampuan untuk meresapi, memahami, mengendalikan pemikiran dan pembelajaran dari
seseorang.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


1.1.3. Niat Wirausaha untuk Bertindak
Wirausahawan berniat untuk mengejar peluang, memasuki pasar baru, dan menawarkan
produk baru. Semua proses ini merupakan proses perilaku yang disengaja. Niat menangkap faktor-
faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku adalah indikasi tentang seberapa keras wirausahawan
mau mencoba dan seberapa banyak upaya yang direncanakan untuk melakukan perilaku. Secara
umum, semakin kuat niat untuk terlibat dalam perilaku, semakin besar kinerjanya. Wirausahawan
memiliki niat yang lebih kuat untuk bertindak ketika mengambil tindakan yang dianggap layak dan
diinginkan.

1.1.4. Latar Belakang Dan Karakteristik Wirausaha

1. Pendidikan
Beberapa orang berpendapat bahwa pendidikan tidak penting bagi wirausahawan. Dalam
beberapa hasil penelitian, ternyata memiliki pendidikan penting bagi wirausahawan.
Kepentingannya tercermin tidak hanya dalam tingkat pendidikan yang diperoleh tetapi dalam
kenyataan bahwa pendidikan memainkan peran utama dalam membantu wirausahaan mengatasi
masalah yang dihadapi. Meskipun pendidikan formal tidak diperlukan untuk memulai bisnis baru
seperti Henry Ford, tetapi pendidikan formal memberikan latar belakang yang baik, terutama
ketika berkaitan dengan bidang usaha. Seperti bidang keuangan, perencanaan strategis,
pemasaran, dan manajemen. Kemampuan berkomunikasi dengan jelas, baik dengan tulisan
maupun tutur kata yang diucapkan adalah penting dalam setiap kegiatan usaha.

Beberapa hasil penelitian menyimpulkan sementara bahwa pendidikan memiliki pengaruh positif
terhadap seseorang menemukan peluang baru, meskipun tidak serta merta menentukan apakah ia
akan menciptakan bisnis baru untuk mengeksploitasi peluang yang ditemukan.
2. Usia
Hubungan antara usia dengan karir kewirausahaan telah diteliti oleh banyak peneliti. Dalam
memahami hasil penelitian ini, penting untuk membedakan antara usia wirausahawan (usia
wirausahawan tercermin dalam pengalamannya) dan usia kronologis (tahun sejak lahir).
Pengalaman wirausaha adalah salah satu prediktor keberhasilan, terutama ketika usaha baru
berada di bidang yang sama dengan pengalaman bisnis sebelumnya.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Dalam usia kronologis, sebagian besar pengusaha memulai karier kewirausahaan antara usia 22
sampai 45 tahun. Karier dapat dimulai sebelum 22 tahun atau setelah usia 45 tahun, selama
pengusaha memiliki pengalaman dan dukungan keuangan yang diperlukan, dan tingkat energi
tinggi untuk mengelola usaha baru. Seperti yang dikatakan oleh seorang pengusaha dengan
singkat, “Saya merasa sekarang atau tidak pernah dalam hal memulai usaha baru ketika saya
mendekati usia 30.” Secara umum, pengusaha laki-laki cenderung memulai usaha di awal usia 30
tahun, sedangkan pengusaha perempuan cenderung melakukannya di antara usia 30 tahunan.
Tetapi, karier kewirausahaan dapat terjadi saat ketika seseorang telah meninggalkan rumah,
memiliki masalah keuangan, dan berpikir tentang apa yang ingin mereka lakukan dengan sisa
hidup mereka.
3. Pengalaman Kerja
Riwayat kerja dapat memengaruhi keputusan orang untuk memulai usaha. Ketidakpuasan dengan
berbagai aspek pekerjaan - seperti kurangnya tantangan atau peluang promosi, serta frustrasi dan
kebosanan - sering memotivasi orang untuk memulai usaha. Akhirnya, pengalaman awal yang
baru dapat memberikan para pengusaha keahlian dalam menjalankan bisnis. Pengalaman awal
sebelumnya adalah prediktor yang baik untuk memulai bisnis selanjutnya, selama pengalaman
awal tersebut memberikan keyakinan yang lebih besar pada kemampuan untuk berhasil.

1.1.5. Model Peran dan Sistem Dukungan


Salah satu faktor penting yang memengaruhi wirausahawan dalam jalur karier adalah pilihan
terhadap panutan. Model peran bisa berasal dari orang tua, saudara, atau pengusaha lain. Pengusaha
sukses sering dipandang sebagai katalis oleh pengusaha potensial. Model peran juga dapat melayani
dalam kapasitas yang mendukung sebagai mentor selama dan setelah peluncuran usaha baru.
Pengusaha membutuhkan sistem dukungan dan penasehat yang kuat dalam setiap fase usaha baru.
Sistem pendukung ini mungkin paling penting selama fase awal, karena memberikan informasi,
saran, dan panduan tentang struktur organisasi, memperoleh sumber daya keuangan yang
dibutuhkan, dan pemasaran. Karena kewirausahaan adalah peran sosial yang tertanam dalam konteks
sosial, penting bagi seorang wirausahawan untuk membangun koneksi dan akhirnya membangun
jaringan di awal proses pembentukan usaha baru.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


1.1.6. Kewirausahaan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan merupakan masalah terpenting saat ini, dan kewirausahaan dapat
memiliki dampak positif pada masalah ini. Artinya, tindakan kewirausahaan dapat membantu dalam
mempertahankan dan mengembangkan pembangunan berkelanjutan. Secara khusus, kewirausahaan
berkelanjutan difokuskan pada pelestarian alam, dukungan kehidupan, dan komunitas
(keberlanjutan) dalam mengejar peluang untuk menghadirkan produk, proses, dan layanan di masa
depan demi keuntungan (aksi wirausaha) di mana keuntungan secara luas ditafsirkan mencakup
ekonomi dan manfaat nonekonomi untuk individu, ekonomi, dan masyarakat (pembangunan).
Berdasarkan model McMullen-Shepherd, tindakan kewirausahaan didorong oleh pengetahuan
dan motivasi. Mereka yang memiliki pengetahuan yang lebih besar tentang lingkungan alam,
keanekaragaman hayati, dan ekosistem - lebih mungkin untuk melihat perubahan dalam lingkungan
yang membentuk kepercayaan peluang daripada orang-orang dengan pengetahuan yang kurang.
Tetapi tidak dapat meremehkan peran pengetahuan kewirausahaan tentang pasar, teknologi, dan /
atau eksploitasi peluang; tanpa pengetahuan kewirausahaan, peluang untuk pembangunan
berkelanjutan tidak mungkin menjadi kenyataan.
Agar tindakan wirausaha dalam melestarikan alam dianggap sebagai kewirausahaan
berkelanjutan, mereka harus mengembangkan keuntungan bagi orang lain, dan / atau masyarakat.
Telah disepakati bahwa wirausahawan dapat menghasilkan kekayaan untuk diri sendiri, tetapi
dampaknya terhadap pembangunan bisa jauh lebih besar. Mereka dapat menghasilkan keuntungan
bagi orang lain, ekonomi, lingkungan, dan sosial, termasuk peluang kerja, peningkatan akses ke
produk-produk berkualitas, dan pendapatan bagi pemerintah. Keuntungan lingkungan yang
dihasilkan untuk orang lain dapat mengurangi polusi udara, peningkatan kualitas udara, peningkatan
kualitas air minum, dan peningkatan kondisi kehidupan lainnya. Keuntungan sosial termasuk
peningkatan tingkat kelangsungan hidup anak, harapan hidup yang lebih lama, pendidikan yang
unggul, dan sebagainya. Sebagai contoh, orang yang memiliki pengetahuan tentang praktik
memasak di negara berkembang mampu mengenali peluang untuk kompor hibrida yang secara
substansial mengurangi polutan partikel di rumah tangga tetapi konsisten dengan resep tradisional.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


1.2. KEWIRAUSAHAAN PERUSAHAAN
1.2.1. Pengambilan Keputusan Manajerial versus Wirausaha
Howard Stevenson, Profesor di Universitas Harvard, percaya bahwa kewirausahaan
merupakan cara mengelola perusahaan yang berbeda dari perusahaan yang dikelola secara
tradisional. Manajemen kewirausahaan berbeda dengan manajemen tradisional dalam delapan
dimensi yaitu (1) orientasi strategis, (2) komitmen terhadap peluang, (3) komitmen sumber daya, (4)
kendali atas sumber daya, (5) struktur manajemen, (6) filosofi penghargaan, (7) orientasi pada
pertumbuhan, dan (8) budaya kewirausahaan. Sifat perbedaan di antara dimensi-dimensi ini
disajikan dalam Tabel 2.1 dan dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini.

1. Orientasi strategis dan komitmen terhadap peluang


Penekanan strategi dalam mengembangkan pemahaman tentang kewirausahaan di tingkat
perusahaan adalah wajib karena memiliki implikasi penting bagi kinerja perusahaan. Orientasi
strategis mengacu pada faktor-faktor input ke dalam perumusan strategi perusahaan. Filosofi
perusahaan mendorong keputusan strategi. Memperoleh dan mengatur sumber daya dalam
perusahaan merupakan langkah sekunder dari pemikiran tentang eksploitasi peluang. Sumber
daya tidak membatasi pemikiran strategis perusahaan yang dikelola secara pribadi. Sebaliknya,
strategi manajemen tradisional menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Oleh karena itu, jenis dan jumlah sumber daya yang dimiliki perusahaan merupakan titik awal
untuk berpikir secara strategis tentang masa depan perusahaan.
2. Komitmen sumber daya dan kendali atas sumber daya.
Penting untuk diketahui bahwa pengusaha peduli dan komitmen dengan sumber daya untuk
mengejar peluang. Pemahaman sumber daya lebih mengarah pada bagaimana perusahaan dapat
meminimalkan sumber daya yang dibutuhkan dalam mengejar peluang. Intinya, fokus pada cara
mengakses sumber daya orang lain.
3. Struktur manajemen dan filosofi penghargaan
Orientasi kewirausahaan terhadap struktur manajemen adalah organik. Artinya, struktur
organisasi memiliki beberapa lapisan birokrasi antara manajemen puncak hingga pelanggan dan
biasanya memiliki beberapa saluran komunikasi informal. Dengan cara ini perusahaan dapat
menangkap dan mengkomunikasikan lebih banyak informasi dari lingkungan eksternal dan dapat
mengambil tindakan cepat berdasarkan informasi tersebut. Perusahaan dikelola tidak hanya oleh
struktur tetapi juga oleh filosofi penghargaan. Selain mengejar peluang untuk masuk ke pasar
baru, perusahaan harus memiliki filosofi kewirausahaan terhadap penghargaan yaitu memberikan
kompensasi kepada karyawan berdasarkan kontribusi terhadap perusahaan.

1.2.2. Orientasi pertumbuhan dan budaya kewirausahaan


Perusahaan yang memiliki orientasi kewirausahaan untuk menuju pertumbuhan, ada keinginan
besar untuk memperluas ukuran perusahaan dengan cepat. Meskipun perusahaan yang dikelola
secara tradisional juga berkeinginan untuk tumbuh, tetapi mereka lebih suka dengan pertumbuhan
yang lambat tetapi kecepatan yang stabil. Artinya, mereka lebih memilih langkah pertumbuhan yang
"dapat dikelola" karena tidak "mengganggu kestabilan perusahaan" dengan menempatkan sumber
daya yang dikontrol perusahaan. Budaya dapat membedakan perusahaan yang dikelola secara
kewirausahaan dan secara tradisional. Budaya perusahaan dengan orientasi kewirausahaan akan
mendorong karyawan untuk menghasilkan ide, dan terlibat dalam menghasilkan output kreatif.
Sebaliknya, perusahaan yang dikelola secara tradisional dimulai dengan penilaian terhadap sumber
daya yang dikontrolnya. Jadi, perusahaan yang dikelola secara tradisional masih tertarik pada ide di
sekitar sumber daya saat ini.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


1.2.3. Karakteristik Kepemimpinan Perusahaan

Seorang wirausahawan perlu memahami semua aspek lingkungan. Bagian dari kemampuan ini
tercermin dalam tingkat kreativitas individu. Untuk membangun usaha yang sukses, individu harus
kreatif dan memiliki pemahaman yang luas tentang lingkungan internal dan eksternal. Pemahaman
tentang lingkungan itu penting karena memungkinkan individu untuk melihat sinyal peluang potensial
dan mereka yang memiliki kreativitas tinggi mampu "menghubungkan titik-titik" untuk membentuk
kepercayaan peluang.
Orang yang ingin membangun usaha baru dengan sukses di dalam perusahaan harus menjadi
pemimpin yang visioner, orang yang memiliki impian-impian besar. Karakteristik kepemimpinan yang
diperlukan adalah harus fleksibel dan membuat opsi manajemen.
Kewirausahaan perusahaan membutuhkan empat karakteristik: kemampuan untuk mendorong
kerja tim dan menggunakan pendekatan multidisiplin. Dalam membentuk usaha baru, menyatukan
berbagai keterampilan memerlukan penyilangan struktur departemen dan sistem pelaporan yang
sudah mapan. Untuk meminimalkan gangguan, kewirausahaan perusahaan harus menjadi diplomat
yang baik.
Diskusi terbuka harus didorong untuk mengembangkan tim yang baik dalam menciptakan
sesuatu yang baru. Perlu dicatat bahwa ada dua jenis konflik yang terjadi dalam interaksi tim, yaitu:
(1) konflik mengenai sifat tugas. Konflik ini mengungkapkan informasi untuk meningkatkan kinerja
setiap tugas, dan (2) konflik hubungan. Diskusi bersifat pribadi sehingga menghambat kinerja pada
penyelesaian tugas. Usaha baru yang berhasil dalam perusahaan dapat dibentuk ketika tim yang terlibat
merasa bebas untuk tidak setuju dan mengkritik ide untuk mencapai solusi terbaik.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


1.2.4. Membangun Kewirausahaan Perusahaan dalam Organisasi
Langkah pertama dalam proses membangun kewirausahaan perusahaan adalah membangun dan
menjaga komitmen dalam organisasi dari tingkat manajemen atas, menengah dan bawah. Tanpa
adanya komitmen dari manajemen puncak, organisasi tidak akan pernah bisa melalui semua perubahan
budaya yang diperlukan untuk implementasi. Setelah manajemen puncak organisasi berkomitmen
untuk kewirausahaan perusahaan jangka waktu (setidaknya tiga tahun), konsep tersebut dapat
sosialisasikan di seluruh unit organisasi, di mana aspek kewirausahaan perusahaan diperkenalkan dan
strategi dikembangkan untuk mengubah budaya organisasi menjadi budaya kewirausahaan. Pedoman
umum perlu dibuat untuk pengembangan usaha perusahaan. Setelah kerangka kerja awal ditetapkan
dan konsepnya diterapkan, wirausahawan perusahaan perlu diidentifikasi, dipilih, dan dilatih.
Pelatihan tersebut fokus pada bagaimana mengidentifikasi peluang yang layak dan pasar serta
mengembangkan rencana bisnis yang sesuai.
Kedua, harapan program secara keseluruhan dan hasil target dari setiap usaha perusahaan harus
ditetapkan. Sebisa mungkin, dapat menentukan kerangka waktu, volume, dan persyaratan profitabilitas
untuk usaha baru, serta dampaknya pada organisasi.
Ketiga, perusahaan harus menggunakan teknologi untuk lebih fleksibel. Teknologi telah berhasil
digunakan selama dekade terakhir oleh perusahaan kecil yang berperilaku seperti perusahaan besar.
Perusahaan besar menggunakan teknologi untuk lebih responsif dan fleksibel seperti perusahaan kecil.
Keempat, dukungan para manajer untuk melatih karyawan dan berbagi pengalaman. Sesi
pelatihan harus dilakukan satu hari per bulan untuk jangka waktu tertentu. Pelatihan tersebut
memberikan informasi tentang kewirausahaan perusahaan secara umum dan tentang kekhasan
aktivitas perusahaan dalam mengembangkan ide menjadi produk atau layanan yang dapat dipasarkan.
Kelima, organisasi perlu mengembangkan cara untuk lebih dekat dengan pelanggannya. Ini
dapat dilakukan dengan menggunakan basis data pelanggan.
Keenam, perusahaan harus belajar lebih produktif dengan sumber daya yang sedikit, dengan
tujuan untuk menghemat anggaran.
Ketujuh, organisasi perlu membangun struktur dukungan yang kuat untuk kewirausahaan
perusahaan. Ini sangat penting karena kewirausahaan perusahaan biasanya merupakan kegiatan
sekunder dalam organisasi.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Kedelapan, dukungan juga harus melibatkan ikatan imbalan dengan kinerja unit wirausaha. Ini
mendorong anggota tim untuk bekerja lebih keras dan bersaing secara efektif karena mereka akan
mendapat manfaat langsung dari upaya mereka.

1.3. CARA MENGHASILKAN DAN MENGEKSPLOITASI NEW ENTRY


1.3.1. New Entry
Salah satu tindakan penting dalam kewirausahaan adalah new entry. New entry mengacu pada
(1) menawarkan produk baru ke pasar baru, (2) menawarkan produk unggulan ke pasar baru, atau
(3) menciptakan organisasi baru (terlepas dari apakah produk atau pasar itu baru untuk pesaing atau
pelanggan). Kebaruan mewakili sesuatu yang langka, yang dapat membantu membedakan suatu
perusahaan dari pesaingnya. Di sisi lain, kebaruan menciptakan sejumlah tantangan bagi pengusaha.
Misalnya, kebaruan dapat meningkatkan ketidakpastian pengusaha atas nilai produk baru dan
menempatkan tekanan yang lebih besar pada sumber daya yang diperlukan untuk keberhasilan
eksploitasi.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Gambar 3.1 menggambarkan elemen penting dari strategi kewirausahaan. Strategi
kewirausahaan memiliki tiga tahap utama: (1) generasi new entry, (2) eksploitasi new entry, dan (3)
umpan balik dari sumber daya (generasi new entry dan eksploitasi new entry). Generasi new entry
adalah hasil dari kombinasi pengetahuan dan sumber daya lainnya ke dalam model dengan harapan
perusahaan akan berharga, langka, dan sulit untuk ditiru oleh pesaing. Jika keputusannya adalah
memasuki pasar baru cukup menarik sehingga menjamin eksploitasi, maka kinerja perusahaan
bergantung pada strategi entri; strategi pengurangan risiko; cara perusahaan diorganisasikan;
kompetensi wirausahawan, tim manajemen, dan perusahaan.

1.3.2. Pendorong untuk Peluang new entry


Ketika perusahaan terlibat dalam new entry, diharapkan dapat memberikan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Memahami dari mana keunggulan kompetitif berkelanjutan
berasal, akan memberikan wawasan tentang bagaimana wirausahawan dapat menghasilkan new
entry yang cenderung memberikan dasar bagi kinerja perusahaan yang tinggi selama periode
waktu yang panjang. Sumber daya perusahaan hanyalah input ke dalam proses produksi, seperti
mesin, modal keuangan, dan karyawan yang terampil.
Agar seluruh sumber daya menjadi dasar dari kinerja superior perusahaan atas pesaing untuk
periode waktu yang lama, sumber daya harus bernilai, langka, dan tak dapat ditiru (termasuk tidak
dapat diganti). Gabungan dari seluruh sumber daya adalah
1. berharga ketika perusahaan untuk mengejar peluang, menetralisir ancaman, dan menawarkan
produk dan layanan yang diinginkan pelanggan;
2. langka ketika dimiliki oleh beberapa (jika ada) pesaing (potensial);
3. tidak dapat ditiru ketika replikasi kombinasi sumber daya ini akan sulit dan / atau mahal untuk
pesaing (potensial).
Mengingat bahwa teknologi dianggap berharga bagi pelanggan dan tidak terlihat, maka dapat
dipatenkan. Tujuan dari paten adalah untuk melindungi pemilik teknologi dari orang-orang yang
akan meniru teknologi tersebut. Bersama dengan perlindungan kekayaan intelektual lainnya
seperti hak cipta dan merek dagang, Breeze Technology memiliki produk baru yang dapat
dilindungi dari persaingan (setidaknya untuk jangka waktu tertentu). Oleh karena itu, Breeze
Technology memiliki kumpulan sumber daya yang berharga, langka, dan tidak dapat ditiru.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Pertanyaan-pertanyaan penting yang kemudian muncul adalah: (1) dari mana asal kumpulan
sumber daya yang berharga, langka, dan sulit ditiru dan (2) bagaimana cara terbaik untuk
dieksploitasi?

1.3.3. Strategi Masuk untuk Mengeksploitasi New Entry


Frasa umum yang digunakan pengusaha ketika ditanya tentang sumber keunggulan
kompetitif adalah, “Keunggulan kompetitif kami berasal dari menjadi yang pertama. Kami adalah
penggerak pertama.” Baik pengusaha yang pertama kali memperkenalkan produk baru dan / atau
yang pertama menciptakan pasar baru, klaim ini memiliki beberapa kelebihan. Menjadi yang
pertama dapat menghasilkan sejumlah keuntungan yang dapat meningkatkan kinerja. Ini termasuk:
1. Penggerak pertama dapat mengembangkan keunggulan biaya.
Menjadi yang pertama dalam menawarkan dan menjual produk tertentu ke pasar tertentu
berarti penggerak pertama dapat bergerak turun "kurva pengalaman." Kurva pengalaman
menangkap gagasan bahwa perusahaan menghasilkan volume yang lebih besar dari produk
tertentu, biaya memproduksi setiap unit produk menjadi turun. Biaya berkurang karena
perusahaan menyebarkan biaya tetapnya ke sejumlah besar unit (skala ekonomis) serta belajar
melalui coba-coba dari waktu ke waktu (kurva pembelajaran) untuk meningkatkan produk dan
proses.
2. Penggerak pertama menghadapi persaingan yang kurang kompetitif.
Meskipun penggerak pertama pada awalnya hanya memiliki beberapa pelanggan, jika mereka
telah benar menilai peluang, pasar akan tumbuh dengan cepat. Faktanya, pada tahap
pertumbuhan pasar, perusahaan lebih peduli untuk memenuhi permintaan daripada
mengambil tindakan, seperti pemotongan harga untuk mengambil pangsa pasar dari yang lain.
3. Penggerak pertama dapat mengamankan saluran penting.
Penggerak pertama memiliki kesempatan untuk memilih dan mengembangkan hubungan
yang kuat dengan pemasok dan saluran distribusi.
4. Penggerak pertama memiliki posisi yang lebih baik untuk memuaskan pelanggan.
Penggerak pertama memiliki kesempatan untuk (1) memilih dan mengamankan segmen pasar
yang paling menarik dan (2) memposisikan diri di pasar, (3) menetapkan produk sebagai
standar industri.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


5. Penggerak pertama mendapatkan keahlian melalui partisipasi.
Penggerak pertama memiliki kesempatan untuk (1) belajar dari produk generasi pertama dan
meningkatkan seperti, desain produk, dan pemasaran; (2) memantau perubahan di pasar yang
mungkin sulit atau tidak mungkin dideteksi bagi perusahaan yang tidak berpartisipasi dalam
pasar; dan (3) membangun jaringan yang dapat memberikan informasi awal tentang peluang.
Peluang pembelajaran ini hanya tersedia bagi perusahaan yang berpartisipasi di pasar. Dalam
hal ini, pengetahuan diperoleh melalui otodidak daripada mengamati praktik orang lain
(vicarious learning).
Penggerak pertama tidak selalu berhasil. Banyak penggerak pertama dengan produk baru di
pasar baru telah dikalahkan oleh perusahaan yang baru masuk. Misalnya, di pasar untuk perekam
video, penggerak pertama adalah Ampex dan Sony, namun mereka dikalahkan oleh JVC dan
Matsushita. Demikian pula, di pasar bolpoin, penggerak pertama (Reynolds dan Eversharp)
menghilang, sedangkan pendatang kemudian (Parker dan Bic) telah sangat sukses.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.3, ada kekuatan yang mendorong ke arah
keuntungan penggerak pertama, tetapi ada juga kondisi lingkungan yang dapat mendorong
penggerak pertama menuju kerugian. Ketika mempertimbangkan apakah akan menjadi salah satu
yang pertama masuk dengan produk baru dan / atau ke pasar baru, pengusaha harus menentukan
apakah keuntungan penggerak pertama lebih besar daripada kerugian sebagai penggerak pertama.
Penilaian semacam itu nergantung pada (1) stabilitas lingkungan, (2) kemampuan mendidik
pelanggan, dan (3) kemampuan untuk membangun hambatan masuk dan imitasi untuk memperluas
kepemimpinan perusahaan.

1.3.4. Strategi Pengurangan Risiko dalam Mengeksploitasi New Entry


New Entry melibatkan risiko yang cukup besar bagi pengusaha dan perusahaannya. Risiko
di sini mengacu pada probabilitas dan besar kerugian dapat menyebabkan kebangkrutan. Risiko
kerugian berasal dari ketidakpastian pengusaha atas permintaan pasar, perkembangan teknologi,
dan tindakan pesaing.
Jangkauan adalah pilihan oleh pengusaha tentang kelompok pelanggan mana yang harus
dilayani dan bagaimana melayani mereka. Pilihan jangkauan pasar berkisar dari strategi terbatas
hingga luas dan bergantung pada jenis risiko yang diyakini pengusaha lebih penting untuk dikurangi.
1. Strategi Jangkauan Terbatas
Strategi jangkauan terbatas menawarkan rangkaian produk kecil ke sejumlah kecil kelompok
pelanggan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Jangkauan yang terbatas dapat mengurangi risiko
bahwa perusahaan akan menghadapi persaingan dengan perusahaan yang lebih besar dalam
beberapa cara, yaitu
1. Strategi jangkauan terbatas memfokuskan pada produksi yang disesuaikan, operasi bisnis
lokal, dan kualitas produk yang tinggi. Strategi diferensiasi produk yang terbatas dapat
mengurangi persaingan dengan perusahaan besar yang sudah mapan.
2. Dengan berfokus pada kelompok pelanggan tertentu, pengusaha dapat membangun keahlian
dan pengetahuan khusus untuk memberi keunggulan dibandingkan perusahaan yang
bersaing secara luas.
3. Pasar premium biasanya mewakili ceruk yang sangat menguntungkan dan cocok untuk
perusahaan yang menghasilkan produk customized.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


2. Strategi Tiruan (imitasi)
Tiruan adalah strategi lain untuk meminimalkan risiko kerugian yang terkait dengan new
entry. Strategi tiruan berarti menduplikasi strategi perusahaan lain yang sudah berhasil. Gagasan
untuk menggunakan strategi tiruan adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan
meniru beberapa praktik dari perusahaan-perusahaan sukses dapat membantu wirausahawan
mengembangkan keterampilan untuk sukses di industri. Tiruan juga memberikan legitimasi pada
organisasi. Jika wirausahawan bertindak seperti perusahaan yang mapan, kemungkinan besar akan
dirasakan oleh pelanggannya. Pelanggan merasa lebih nyaman melakukan bisnis dengan
perusahaan yang mereka anggap mapan dan bergengsi.
Waralaba adalah contoh new entry yang berfokus pada peniruan untuk mengurangi risiko
kerugian bagi pemegang waralaba. Seorang pemegang waralaba memperoleh "formula yang telah
terbukti" untuk new entry dari pemilik waralaba. Misalnya, seorang wirausahawan dapat
memasuki industri makanan cepat saji dengan membeli lisensi McDonald. Pengusaha ini meniru
praktik bisnis McDonald dan mendapat manfaat dari permintaan pasar yang mapan.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


SIMPULAN

Kewirausahaan memainkan peran penting dalam penciptaan dan pertumbuhan bisnis, bahkan
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah maupun negara. Seorang
pengusaha bertindak berdasarkan apa yang mereka yakini sebagai peluang dan menghindari
ketidakpastian. Pengusaha harus menggunakan penilaian mereka tentang apakah akan bertindak
atau tidak berdasarkan intuisinya. Perilaku keraguan dapat merusak keputusan. Kunci untuk
memahami tindakan seorang pengusaha adalah kemampuan untuk menilai sejumlah ketidakpastian
di dalam peluang potensial dan bersediaan untuk menerima segala ketidakpastian.
Wirausaha memiliki pemikiran yang berbeda dengan nonwirausaha. Dalam situasi tertentu,
mereka berpikir berbeda ketika dihadapkan dengan beberapa pekerjaan atau mengambil keputusan.
Mengingat sifat dari pengambilan keputusan, wirausahawan harus (1) berpikir secara struktural, (2)
terlibat dalam bricolage, (3) efektif, dan (4) beradaptasi secara kognitif.
Pembangunan berkelanjutan merupakan masalah terpenting saat ini, dan kewirausahaan dapat
memiliki dampak positif pada masalah ini. Artinya, tindakan kewirausahaan dapat membantu dalam
mempertahankan dan mengembangkan pembangunan berkelanjutan. Secara khusus, kewirausahaan
berkelanjutan difokuskan pada pelestarian alam, dukungan kehidupan, dan komunitas
(keberlanjutan) dalam mengejar peluang untuk menghadirkan produk, proses, dan layanan di masa
depan demi keuntungan (aksi wirausaha) di mana keuntungan secara luas ditafsirkan mencakup
ekonomi dan manfaat nonekonomi untuk individu, ekonomi, dan masyarakat (pembangunan).
Manajemen kewirausahaan berbeda dengan manajemen tradisional dalam delapan dimensi
yaitu (1) orientasi strategis, (2) komitmen terhadap peluang, (3) komitmen sumber daya, (4) kendali
atas sumber daya, (5) struktur manajemen, (6) filosofi penghargaan, (7) orientasi pada pertumbuhan,
dan (8) budaya kewirausahaan.
Perusahaan yang memiliki orientasi kewirausahaan untuk menuju pertumbuhan, ada keinginan
besar untuk memperluas ukuran perusahaan dengan cepat. Meskipun perusahaan yang dikelola
secara tradisional juga berkeinginan untuk tumbuh, tetapi mereka lebih suka dengan pertumbuhan
yang lambat tetapi kecepatan yang stabil. Artinya, mereka lebih memilih langkah pertumbuhan yang
"dapat dikelola" karena tidak "mengganggu kestabilan perusahaan" dengan menempatkan sumber
daya yang dikontrol perusahaan.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


Salah satu tindakan penting dalam kewirausahaan adalah new entry. New entry mengacu pada
(1) menawarkan produk baru ke pasar baru, (2) menawarkan produk unggulan ke pasar baru, atau
(3) menciptakan organisasi baru (terlepas dari apakah produk atau pasar itu baru untuk pesaing atau
pelanggan). Ketika perusahaan terlibat dalam new entry, diharapkan dapat memberikan
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Memahami dari mana keunggulan kompetitif
berkelanjutan berasal, akan memberikan wawasan tentang bagaimana wirausahawan dapat
menghasilkan new entry yang cenderung memberikan dasar bagi kinerja perusahaan yang tinggi
selama periode waktu yang panjang.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0


DAFTAR PUSTAKA

Chapter 1 – 3

Hisrich. D. Robert, Peters. P. Michael, Shepherd. A. Dean. (2017). Entrepreneurship. Tenth


Edition, McGraw-Hill Education. New York. ISBN 978-0-07-811284-3.

ENTR6100 - Managing Entrepreneurial Organization and Leadership-R0

Anda mungkin juga menyukai