Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Inovator, Vol. 2, No.

2 (2019) 28–31

Jurnal Inovator
homepage: www.ojs.politeknikjambi.ac.id/index/inovator

Analisa pengaruh pelatihan dan sosialisasi terhadap kualitas simulasi


tanggap darurat kebakaran di PT. Petrochina International Jabung Ltd
Diana Chandra Dewi a, *, Corry Handayani a
a
Program Studi Teknik Industri,,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jambi

INFO ARTIKEL

Riwayat Artikel: Abstract- Fire emergency response simulation is an effort to maintain employee care for accidents that can
occur during work. The quality of emergency response simulations can be improved by taking into account the
Diterima 7 November 2019 quality of the supporting factors. Factors that can improve the quality of fire emergency response simulations
Diterima setelah direvisi 5 Desember 2019 are basic firefighting and first aid training as well as briefings on how procedures for fire emergency response
Disetujui 5 Desember 2019 simulations. The regression coefficient of basic fire fighting and first aid training (X1) is 0.516 while the
direction / socialization of fire emergency response simulation (X2) is 0.334. With these results, improving the
quality of fire emergency response simulation training is 0.516 percent greater than the direction or
socialization which is only 0.334 percent.

Kata kunci: Intisari- Simulasi tanggap darurat kebakaran adalah satu upaya untuk menjaga keperdulian karyawan
Pelatihan terhadap kecelakaan yang dapat terjadi pada saat bekerja. Kualitas simulasi tanggap darurat dapat
Sosialisasi ditingkatkan dengan memperhatikan kualitas faktor pendukungnya. Faktor yang dapat meningkatkan
Kualitas Simulasi Tanggap Darurat kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran adalah pelatihan (training) dasar pemadam kebakaran dan
Kebakaran pertolongan pertama serta pengarahan (sosialisasi) mengenai bagaimana prosedur simulasi tanggap darurat
kebakaran. Nilai koefisien regresi pelatihan dasar pemadam kebakaran dan pertolongan pertama (X 1) sebesar
0,516 sedangkan pengarahan/sosialisasi simulasi tanggap darurat kebakaran (X2) sebesar 0,334. Dengan
hasil ini maka dengan meningkatkan kualitas pelatihan simulasi tanggap darurat kebakaran sebesar 0,516
persen lebih besar dibandingkan dengan pengarahan atau sosialisasi yang hanya 0,334 persen.

1. Pendahuluan dapat digunakan untuk memutuskan tingkat kebakaran menjadi lebih


besar sehingga dapat menyelamatkan aset perusahaan.
Dalam sebuah pekerjaan mempunyai bahaya dan resiko sesuai Perencanaan dan persiapan tanggap darurat merupakan kunci
pekerjaan yang dilakukan. Di sebuah perusahaan di bidang industri keberhasilan dalam penanganan darurat secara efektif. Yang termasuk
mempunyai prosedur ataupun cara bagaimana melakukan program kelalaian personil adalah sebagai berikut [1]:
keselamatan kerja terhadap karyawan yang merupakan aset perusahaan. 1. Beberapa karyawan tidak perduli atau tidak respon dan beberapa
Kebakaran adalah sebuah kecelakaan di tempat kerja, dan mempunyai tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat mendengar suara
peluang tinggi terjadi di anjungan pengolahan minyak dan gas alam. Salah alarm peringatan kebakaran.
satu program baik yang dilakukan sebagai persiapan untuk karyawan 2. Beberapa operator tidak terbiasa dan tidak mengerti bagaimana
untuk menanggapi keadaan darurat kebakaran adalah melakukan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
sosialisasi dan simulasi yang dilakukan secara berkala. Pada perusahaan 3. Tidak ada operator sebagai pemandu untuk menunjukkan kepada
PetroChina International Jabung Ltd, karyawan operator diberikan tim pemadam api ke lokasi kejadian kebakaran.
pelatihan dasar pemadam kebakaran dan pertolongan pertama sehingga

* Corresponding Author:
E-mail:dien_chande@yahoo.co.id (Diana Chandra Dewi)
Jurnal Inovator, Vol. 2, No.2 (2019) 28–301 29

4. Personil yang seharusnya bertugas sebagai penyelamat mengalami hambatan, sehingga sumber daya yang tersedia
pertama tidak tahu mengenai prosedur yang harus harus mampu untuk menanggulangi keadaan secara mandiri.
dilakukan sebagai penyelamat pertama. c. Konstruksi bangunan, semakin tinggi bangunan, semakin
5. Sedikitnya pekerja yang sudah mempunyai sertifikat kompleks dalam perencanaan kesiapsiagaan tanggap darurat.
dasar pemadam kebakaran dan pertolongan pertama. d. Ketersediaan sarana darurat, perencanaan kesiapsiagaan
tanggap darurat harus menyesuaikan dengan kondisi
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ketersediaan sumber daya yang ada.
1. Apakah pelatihan dan sosialisasi berpengaruh terhadap
kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran?
2. Berapa besar pengaruh pelatihan dan sosialisasi 2. Metodologi Penelitian
berpengaruh terhadap kualitas simulasi tanggap darurat
kebakaran? Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut
Creswell [6] mengemukakan sebagai berikut: memilih paradigma
Menurut Dr. Suma’mur P.K. [2], Kebakaran perusahaan adalah penelitian dilakukan setelah penelitian merasa cocook dengan focus dan
sesuatu hal yang sangat tidak diingini. Bagi tenaga kerja, kebakaran masalah penelitian. Ada dua pilihan paradigma dalam penelitian, yakni
perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti,
terhadap mereka yang tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat kehilangan maka peneliti menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini
pekerjaan, sekalipun mereka tidak menderita cidera. Dengan kebakaran menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat regresi linier
juga hasil usaha dan upaya yang sekian lama atau dengan susah payah berganda, yaitu mengetahui adanya pengaruh dari dua variabel
dikerjakan dapat hilang sama sekali. independen terhadap satu variabel dependen. Penelitian ini mempunyai
Kebakaran dapat dicegah dengan aneka upaya yang ditujukan kepada lima karakter, yaitu:
pengamanan bangunan dan proses produksi di perusahaan. Namun 1. Penelitian sebagai instrumen utama langsung mendatangi sumber
peranan tenaga kerja dalam pencegahan dan penanggulangannya sama data,
pentingnya. Pencegahan kebakaran dan pengurangan korban kebakaran 2. Data dikumpulkan cenderung berbentuk kata-kata yang akan
tergantung dari lima prinsip pokok sebagai berikut [3][4]: dicurahkan ke dalam angka sebagai hasil kuisioner,
1. Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atau keadaan panik. 3. Penelitian lebih menekankan proses, bukan semata-mata pada hasil,
2. Pembuatan bangunan yang tahan api. 4. Peneliti melakukan analisis induktif cenderung mengungkapkan
3. Pengawasan yang teratur dan berkala. makna dari keadaan yang diamati,
4. Penemuan kebakaran pada tingkat awal dan pemadamannya. 5. Kedekatan peneliti dengan responden sangat penting dalam
5. Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusakan sebagai akibat penelitian.
kebakaran dan tindakan pemadamannya.
Dikutip dari buku yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Kesehatan Penelitian ini dilakukan di PetroChina International Jabung Ltd, yang
Kerja [1]: “rencana penanggulangan keadaan darurat dalam bentuk terletak di Desa Pematang Lumut kecamatan Betara, Tanjung Jabung
prosedur merupakan acuan bagi pelaksanaan penanggulangan keadaan Barat, Jambi.
darurat”. Untuk menyusun prosedur tetap tanggap darurat pada diperlukan Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pegawai PetroChina
beberapa tahapan yaitu diawali dari membentuk tim penyusun prosedur International Jabung Ltd, yaitu Operator yang akan diambil dari 4 area
tetap tanggap darurat, menentukan tujuan dan lingkup prosedur tetap yaitu operator yang bekerja di BGP plant, Gemah Station, NEB (Nourth
tanggap darurat, menilai potensi bahaya yang ada serta karakteristik East Betara)Station, dan SWB (South West Betara) Station. Pengambilan
bangunan dan aktifitas kegiatannya, merencenakan kesiapsiagaan gedung sumberdata penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu
untuk memperkecil dampak yang mungkin terjadi, pelatihan simulasi pengambilan sampel didasarkan pada pilihan penelitian tentang aspek apa
kesiapsiagaan tanggap darurat dan evaluasinya dan yang terakhir adalah dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi tertentu dan saat situasi
review serta evaluasi prosedur tetap tanggap darurat secara berkala. tertentu dan saat ini terus menerus sepanjang penelitian. Sampling bersifat
Perencanaan kesiapsiagaan tanggap darurat untuk gedung sangat purposive yaitu sesuai dengan tujuan penelitian dengan kriteria tertentu.
bervariasi meskipun karakteristik hunian, kegiatan dan mobilitas penghuni
sama [5]. Tabel 1. Rincian Jumlah Pekerja Operator di Daerah Penelitian
Faktor yang mempengaruhinya adalah: Area Jumlah Populasi Jumlah Sampel
a. Lokasi geografi gedung, faktor letak geografi perlu BGP Operation 40 22
dipertimbangkan dalam kesiapsiagaan tanggap darurat Gemah Station 12 7
berkaitan dengan bencana alam. NEB Station 12 7
b. Lingkungan bangunan gedung, tata letak gedung yang SWB Station 12 7
berkaitan dengan kepadatan lingkungan merupakan faktor Jumlah 76 43
yang perlu dipertimbangkan. Dalam keadaan darurat untuk
area dengan tingkat mobilitas lalu lintas yang tinggi, akses
bantuan luar seperti Dinas Pemadam menuju ke gedung akan

ISSN 2615-5052 (Online)


Jurnal Inovator, Vol. 2, No.2 (2019) 28–301 30

Diagram alir penelitian: menggunakan uji statistik, yaitu uji t-hitung dan koefisien determinasi
yang disesuaikan dengan R-sq (adj).
Jadwal simulasi tanggap darurat yang sudah baik

Tabel 2. Hasil Analisis dengan Metode Regresi Linier Berganda


Pengaruh Pelatihan dan Sosialisasi Terhadap Kualitas di Daerah
Hasil Simulasi tanggap Darurat yang belum Penelitian
maksimal P-
No Variabel Koefisien T-hit value VIF
Faktor yang mempengaruhi kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran: (Sig/2)
- Pelatihan Pemadam kebakaran dan pertolongan pertama (X1) 1 Konstanta 6.262 1.685 0.010
- Sosialisasi simulasi tanggap darurat kebakaran (X2) 2 Pelatihan/Training 0.516 3.326 0.002 2.621
3 Pengarahan/Sosialisasi 0.334 2.458 0.018 2.621
= 66,3 % R-sq
Pendugaan pengaruh pelatihan dan sosialisasi terhadap hasil simulasi
kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran R2 = 39,274 (adj) = 64,6 %
Fhit P-value 0,000
=

Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil analisis dengan metode Regresi Linier Berganda
pengaruh pelatihan dan sosialisasi terhadap kualitas simulasi tanggap
darurat kebakaran di PetroChina International Jabung Ltd di peroleh
persamaan sebagai berikut:
Pengujian dengan Uji t dan Uji Korelasi
Y = 6.262 + 0.516 X1 + 0.334 X2 + e

Tabel 3. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t)


Besarnya pengaruh pelatihan dan sosialisasi kualitas simulasi tanggap
darurat terhadap hasil simulasi tanggap darurat kebakaran Variabel Independen Koefisien t-hitung t-tabel Kesimpulan
Pelatihan/Training (X1) 0,516 3,326 2.016 Signifikan
Pengarahan/Sosialisasi 0,334 2,458 2.016 Signifikan
(X2)
3. Hasil Dan Pembahasan
3.2 Pengaruh Pelatihan Pemadam Kebakaran dan pertolongan pertama
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda metode (X1) terhadap Kualitas Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran (Y)
Ordinary Least Square (OLS) dalam menetukan pengaruh pelatihan dan
Pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama adalah
sosialisasi terhadap kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran di
pelatihan yang dilakukan departemen keselamatan yang diperlukan pada
Petrochina Internasional Jabung Ltd. Adapun variabel bebasnya meliputi:
saat keadaan darurat. Variabel pelatihan tersebut memiliki hubungan
Pelatihan dasar pemadam kebakaran dan pertolongan pertama serta
positif terhadap hasil simulasi tanggap darurat kebakaran. Jika semakin
Sosialisasi simulasi tanggap darurat kebakaran. Dalam pengujian ini
sering dilakukan pelatihan terhadap karyawan akan mengurangi persentasi
diharapkan memenuhi bebas semua asumsi yang disyaratkan. Diantaranya
kesalahan karyawaan pada saat simulasi tanggap darurat kebakaran atau
adalah asumsi multikolineritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan
sebaliknya.
normalitas. Dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka akan
Berdasarkan analisis dengan metode regresi linier berganda, didapat
menghasilkan variabel penduga terbaik yang tidak bias atau disebut
bahwa nilai sig. untuk pelatihan pemadaman kebakaran dan
BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Sebaliknya, jika terdapat salah
pertololongan pertama (X1) sebesar 0,002 (Tabel 6) lebih kecil
satu asumsi dalam model penduga tidak dapat terpenuhi oleh fungsi yang
dibandingkan dengan nilai α = (0,05) dan diketahui bahwa t hitung lebih
diperoleh, maka kebenaran pendugaan model atau pengujian hipotesis
besar dari t-tabel (3,326 > 2,016), menunjukkan bahwa variabel dugaan
untuk pengembalian keputusan menjadi diragukan.
yakni Pelatihan Pemadam Kebakaran dan Pertolongan Pertama signifikan
mempengaruhi Kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran di PetroChina
3.1 Pengaruh Pelatihan dan Sosialisasi terhadap Kualitas Simulasi
International Jabung Ltd. Tanda estimasi yang dimiliki oleh variabel
Tanggap Darurat Kebakaran di Petrochina Internasional Jabung Ltd.
Pelatihan bernilai positif. Hal ini menjelaskan bahwa semakin
ditingkatkan kuantitas dan kualitas pelatihan pemadam kebakaran dan
Pengaruh pelatihan dan sosialisasi terhadap kualitas simulasi tanggap
pertolongan pertama maka dapat meningkatkan kualitas simulasi tanggap
darurat kebakaran di Petrochina Internasional Jabung Ltd menggunakan
darurat sehingga dapat mengurangi persentasi kesalahan karyawan pada
analisis Regresi Linier Berganda. Adapun yang mempengaruhi kualitas
saat simulasi ataupun kecelakaan langsungatau sebaliknya.
simulasi tanggap darurat kebakaran diantaranya adalah Pelatihan
Nilai koefisien regresi pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan
Pemadam Kebakaran dan Pertolongan Pertama (X1) dan Pengarahan /
pertama (X1) sebesar 0,516. Artinya apabila kuantitas dan kualitas
Simulasi Tanggap Darurat (X2). Ketepatan model yang diuji dengan
pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama ditingkatkan

ISSN 2615-5052 (Online)


Jurnal Inovator, Vol. 2, No.2 (2019) 28–301 31

maka kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran akan meningkat sebesar 4. Simpulan
0,516 persen.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, pelatihan dan
3.3 Pengaruh Pengarahan/Sosialisasi mengenai tanggap darurat sosialisasi berpengaruh terhadap kualitas simulasi tanggap darurat
kebakaran (X2) terhadap Kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran kebakaran di PetroChina International Jabung Ltd, besar pengaruhnya
(Y) dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Dalam uji t terdapat hubungan yang nyata (signifikan) antara
Varibel sosialisasi mengenai tanggap darurat kebakaran sangat variabel independent dan dependent yaitu antara pelatihan dan
bermanfaat dalam pelaksanaan simulasi tanggap darurat kebakaran. sosialisasi. Variabel-variabel yang diamati tersebut mampu
Variabel Sosialisasi tersebut memiliki hubungan positif terhadap hasil menjelaskan model sebesar 64,6 persen.
evaluasi kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran. Jika semakin 2. Hasil analisis dengan Metode Regresi Linier Berganda Y = 6.262 +
banyak jumlah sosialisasi mengenai tanggap darurat kebakaran maka akan 0.516 X1 + 0.334 X2 + e, yang berarti:
semakin meningkat kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran atau a. Nilai koefisien regresi pelatihan dasar pemadam kebakaran
sebaliknya. (X1) sebesar 0,516. Hal ini memberikan implikasi bahwa bila
Berdasarkan analisis dengan metode Regresi Linier Berganda, didapat dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan
bahwa nilai sig. untuk tenaga kerja (X2) sebesar 0,018 (Tabel 6) lebih pemadam kebakaran dan pertolongan pertama, maka kualitas
kecil dibandingkan dengan nilai α = (0,05) dan diketahui bahwa t-hitung simulasi tanggap darurat kebakaran akan meningkat sebesar
lebih besar dari t-tabel (2,458 > 2,016), menunjukkan bahwa variabel 0,516 persen.
dugaan yakni pengarahan/sosialisasi signifikan mempengaruhi kualitas b. Nilai koefisien regresi pengarahan/sosialisasi simulasi tanggap
simulasi tanggap darurat kebakaran di PetroChina International Jabung darurat kebakaran (X2) sebesar 0,334. Hal ini memberikan
Ltd. Tanda estimasi yang dimiliki oleh variabel pengarahan/sosialisi implikasi bahwa bila dilakukan peningkatan kualitas dan
bernilai positif. Menjelaskan bahwa semakin ditingkatkan kuantitas dan kuantitas dalam pengarahan/sosialisasi, maka kualitas simulasi
kualitas pengarahan/sosialisasi tanggap darurat kebakaran maka dapat tanggap darurat kebakaran akan meningkat sebesar 0,334
meningkatkan kualitas simulasi tanggap darurat sehingga dapat persen.
mengurangi persentasi kesalahan karyawan pada saat simulasi ataupun
Referensi
kecelakaan langsung atau sebaliknya.Nilai koefisien
Pengarahan/sosialisasi tanggap darurat kebakaran (X2) sebesar 0,334.
[1] ______, Direktorat Bina kesehatan Kerja “Pedoman Kesiapsiagaan
Artinya apabila pengarahan/sosialisasi ditingkatkan kuantitas dan
Tanggap Darurat di Gedung Perkantoran..Jakarta: Kementerian
kualitasnya, maka kualitas simulasi tanggap darurat kebakaran akan
Kesehatan RI. 2010.
meningkat sebesar 0.334 persen.
Tingkat signifikan ini digunakan untuk menyatakan apakah dua
[2] Suma’mur. “Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan”,
variabel mempunyai hubungan dengan syarat sebagai berikut:
Jakarta: CV Haji Masaagung. 1989.
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara
[3] _______, Biro Umum dan Humas. “SOP Pencegahan/
variabel
Penanggulangan Kebakaran Gedung”. Jakarta:Departemen
Perindustrian. 2007.
Tabel 4. Pengujian Korelasi Antar Variabel Independent
Nominal Value Approx. Sig
[4] Harahap, Almalik Faisal. “Pengetahuan dan Sikap K3 Tentang Upaya
Phi 2,057 0,000
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja Kebakaran dan Kewaspadaan
Cramer’s V 0,686 0,000
Bencana di Rsud Karimun tahun 2009”, Medan. 2009.
Contingency Coefficient 0,899 0,000
Total sampel 43 0,000
[5] SUBEKTI, Agus Topo. Implementasi Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu, Shitsuke) Pada Gudang Regu Pengendalian Kebakaran
Dari hasil pengujian dengan uji koefisien Cramer Lambda di dapat Hutan dan Lahan PT. Wirakarya Sakti Distrik II. Jurnal Inovator,
nilai sig baik pada phi, Cramer’s V, Contingency coeffisien semuanya
[S.l.], v. 2, n. 1, p. 24-28, apr. 2019. ISSN 2615-5052. Available at:
(0,000 < 0,05) maka Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan antara
http://ojs.politeknikjambi.ac.id/inovator/article/view/34. Diakses
Pelatihan dasar pemadam kebakaran, pertolongan pertama dan sosialisasi
tanggal: 01 dec. 2019.
tanggap darurat kebakaran. Dengan mempunyai nilai 0,686 pada nominal
Cramer’s V maka hubungan keeratan antara dua variabel kuat, sedangkan
[6] Silalahi. Metodologi Penelitian, Jakarta. 2012.
pada nominal contingency Coefficient adalah 0,899 maka korelasi
memiliki keeratan yang sangat kuat.

ISSN 2615-5052 (Online)

Anda mungkin juga menyukai