Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Kerja Sama Regional Asia Tenggara (ASEAN)

NAMA LENGKAP : MARSELINA INA MEME


KELAS : SEJARAH B
NIM : 2101090017
UAS MATA KULIAH : SEJARAH ASIA TENGGARA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKUKLTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontibusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pemikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca terlebih pada materi tentang “Kerja Sama Regional Asia Tenggara
(ASEAN)”, untuk kedepannya dapat meperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbataasan pengetahuan mapun pengalaman saya tentang materi ini, namun
saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Kupang, 10 Desember 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
a. Sejarah Berdirinya ASEAN
b. Tujuan ASEAN
c. Bentuk Kerja Sama Negara ASEAN
d. Prinsip Dasar Negara ASEAN
e. Model Aktor Rasional
BAB III PENUTUP
Simpulan
Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Perkembangan kerjasama regional telah meningkat secara signifikandalam berbagai
kawasan. Salah satunya dapat dilihat dari dibentuknya Assosiation of Southeast Asian
Nations (ASEAN) sebagai salah satu organisasi regional pada tahun 1967 di Bangkok,
Thailand yang diinisiasi oleh negara-negara di Asia Tenggara. Negara-negara anggota
ASEAN telah menjadikan kerjasama ekonomi sebagai salah satu pilar utama yang
perlu dikembangkan. Hal tersebut dimulai pada dekade 80-an sampai dengan 90-an,
ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan upaya-upaya untuk
menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi. Negara-negara anggota ASEAN juga
semakin menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling
membuka perekonomian mereka guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Hal
ini ditandai dengan diadakannya pertemuan antara negara-negara ASEAN yang
melahirkan kesepakatan yang dikenal dengan Bali Concord II dalam KTT ke-9
ASEAN tahun 2003. Kerja sama ini menyepakati pembentukan komunitas ASEAN.
Salah satu pilar komunitas ASEAN adalah ASEAN Economic Community (AEC).
Terdapat sebelas sektor yang menjadi usulan untuk diintegrasikan dalam ASEAN
Economic Community, salah satunya adalah dalam sektor liberalisasi jalur
penerbangan atau transportasi udara.
Transportasi udara telah berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir ini.
Industri penerbangan dunia telah diramaikan oleh banyaknya aktivitas kerjasama jasa
transportasi udara yang dilakukan oleh berbagai negara. Berdasarkan data dari World
Bank dijelaskan bentuk kerjasama tersebut dapat dilihat dalam kesepakatan negara-
negara Uni Eropa dalam bidang penerbangan seperti The Single European Sky Air
Traffic Management Research Program (SESAR) yaitu sebuah kerjasama penelitian
mengenai jalur transportasi udara yang menghabiskan dana sekitar 30 milyar
Eurodengan tujuan untuk mengembangkan program manajemen modernisasi jalur
transportasi udara diantara negara-negara Uni Eropa. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan yang terjadi di dalam industri penerbangan
tersebut, menyusul banyaknya maskapai baru baik domestik maupun non domestik
yang bermunculan. Negara-negara ASEAN telah menginisiasi sebuah kebijakan Open
Sky Policy sebagai bentuk kebijakan liberalisasi udara di wilayah ASEAN yang
merupakan bagian penting dari rencana besar untuk membentuk ASEAN Single
Aviation Market (ASAM) dengan tujuan untuk memperluas dan memperdalam
integrasi di semua aspek sektor penerbangan, termasuk liberalisasi jasa transportasi
udara, keselamatan penerbangan dan keamanan, dan manajemen lalu lintas udara
yang mulai diberlakukan pada tahun 2015. Open Sky Policy awalnya merupakan salah
satu bentuk perjanjian mengenai penerbangan yang digagas oleh negaranegara
anggota ASEAN yaitu Brunei Darusalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar,
Philipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Tujuan dari digagasnya Open Sky Policy
adalah untuk meliberalisasi jasa transportasi udara secara penuh. Dalam kerja sama
Open Sky ini terdapat sekumpulan aspek kebijakan yang dilakukan secara berbeda,
misalnya deregulasi kapasitas dan penghapusan kendali pemerintah atas harga yang
ditetapkan, sehingga akan berdampak pada melonggarnya peraturan-peraturan dalam
industri jasa transportasi udara. Secara khusus, Open Sky Policy mendorong terjadinya
kompetisi yang makin ketat antara maskapai-maskapai penerbangan, hal ini akan
memungkinkan maskapai-maskapai dari negara-negara di Asia Tenggara dapat
melayani rute-rute yang ada di sesama negara-negara ASEAN. Selain itu, adanya
persetujuan Open Sky Policy dapat memberi keleluasaan bagi para maskapai untuk
melakukan aktivitas penerbangan sesuai dengan rute yang diatur dalam perjanjian
tersebut.

2. Rumusan Masalah
1. Sejarah Berdirinya ASEAN
2. Tujuan ASEAN
3. Bentuk Kerja Sama antar Negara di ASEAN
4. Prinsip Dasar ASEAN
5. Model Aktor Rasional
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya ASEAN
2. Untuk mengetahui Tujuan dari dibentuknya ASEAN
3. Untuk mengetahui Bentuk kerja sama antar Negara di ASEAN
4. Untuk mengetahui Prinsip Dasar ASEAN
5. Untuk mengetahui Model Aktor Rasional
Bab II
Pembahasan

Sejarah Berdirinya ASEAN


Berdirinya ASEAN diawali dari pertemuan 5 menteri luar negeri perwakilan
dari negara-negara Asia Tenggara. Pertemuan ini dilaksanakan di Bangkok,
Thailand, pada 5 hingga 8 Agustus 1967. Pengesahan berdirinya ASEAN
termuat dalam Deklarasi Bangkok atau yang disebut juga sebagai Deklarasi
ASEAN.

Berikut adalah lima negara pendiri ASEAN beserta nama perwakilannya:

 Indonesia: Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia)


 Malaysia: Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri Malaysia)
 Singapura: Sinnathamby Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura)
 Filipina: Narciso Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina)
 Thailand: Thanat Koman (Menteri Luar Negeri Thailand)

Latar belakang terbentuknya ASEAN


Adanya konflik yang terjadi di beberapa negara Asia Tenggara saat itu menjadi
alasan dibentuknya ASEAN. Selain karena adanya konflik dan perselisihan, ada
beberapa latar belakang atau faktor pendorong kerjasama antar negara ASEAN,
yaitu:
1. Persamaan geografis
Negara-negara di wilayah ASEAN berada di kawasan Asia Tenggara yang
terletak di antara Benua Australia dan daratan Benua Asia, serta di antara
Samudra Hindia dan Pasifik.
2. Persamaan budaya
Penduduk Asia Tenggara merupakan keturunan dari ras Malayan
Mongoloid. Ras ini dalam perkembangannya banyak menerima pengaruh
budaya, warna kulit, makanan, hingga adat istiadat dari wilayah India, Arab
(Gujarat), dan China.
3. Persamaan kepentingan
Semua negara di Asia Tenggara memiliki tujuan dan visi yang sama yaitu
kesejahteraan, kedamaian, keamanan, dan ketertiban, baik itu dalam lingkup
nasional maupun regional.
4. Persamaan nasib
Hampir seluruh negara di Asia Tenggara dijajah oleh negara lain, seperti
Indonesia oleh Belanda, Malaysia dan Singapura oleh Inggris, hingga Filipina
oleh Spanyol dan Amerika. Hanya negara Thailand yang bebas dari penjajahan.
Anggota negara ASEAN
Dilansir dari laman Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia, berikut adalah 10
negara yang tergabung dalam ASEAN dan tanggal bergabungnya.
1. Indonesia: 8 Agustus 1967
2. Malaysia: 8 Agustus 1967
3. Singapura: 8 Agustus 1967
4. Thailand: 8 Agustus 1967
5. Filipina: 8 Agustus 1967
6. Brunei Darussalam: 8 Januari 1984
7. Vietnam: 28 Juli 1995
8. Laos: 23 Juli 1997
9. Myanmar: 23 Juli 1997
10. Kamboja: 30 April 1999

1. Tujuan Dibentuknya ASEAN

Pada dasarnya, tujuan utama didirikannya ASEAN adalah untuk menciptakan


kawasan Asia Tenggara yang sejahtera, damai, aman, dan stabil. Apabila
merujuk pada Deklarasi ASEAN yang dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus
1967, tujuan dibentuknya ASEAN adalah sebagai berikut:

a. Mempercepat kemajuan sosial, pertumbuhan ekonomi, serta


pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
b. Meningkatkan stabilitas dan perdamaian regional yang dapat direalisasikan
dengan jalan saling menghormati keadilan serta taat hukum di dalam
hubungan antar negara se-Asia Tenggara dan mematuhi prinsip-prinsip
dari Piagam PBB agar tidak menimbulkan penyalahgunaan wewenang.
c. Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu antar negara
anggota dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan
kepentingan bersama, baik dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan,
administrasi, sosial, budaya, dan teknik.
d. Membina dan menjalin kerja sama yang lebih efektif untuk meningkatkan
hasil industri, pertanian, perluasan perdagangan dalam komoditas
internasional, perbaikan sarana dan prasarana komunikasi serta
transportasi, dan peningkatan taraf hidup rakyat dari masing -masing
negara anggota.
e. Melakukan peningkatan pada kualitas ilmu pengetahuan di antara anggota.
f. Saling membantu sarana pelatihan dan penelitian untuk tujuan pendidikan,
administrasi, profesional, dan teknik.
g. Menjaga hubungan baik dengan organisasi internasional yang memiliki
tujuan dan visi yang sama, serta membuka peluang untuk menjalin
hubungan yang lebih dekat.
2. Bentuk Kerjasama antar Negara ASEAN
Negara-negara ASEAN selama ini telah menjalin kerja sama secara aktif di berbagai
bidang. Kerja sama itu meluas dari bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, hingga
keamanan dan Pendidikan. Bentuk kerja sama yang ada di antara negara-negara
anggota ASEAN sangat beragam. Kerja sama itu dibentuk untuk mengatasi masalah
serta menampung sekaligus mewujudkan keinginan negara-negara anggota ASEAN.
Jika diringkas, tujuan dari berbagai bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di
berbagai bidang adalah sebagai berikut:
 Kerja Sama ASEAN di Bidang Sosial dan Budaya: Setiap negara anggota
ASEAN diminta berperan aktif dan ikut serta dalam upaya kerja sama guna
mendukung kesejahteraan negaranya sendiri.
Beberapa manfaat kerja sama sosial budaya bagi negara ASEAN adalah:
1) Memperkuat integrasi ASEAN
Kerja sama sosial budaya dapat memperkuat integrasi negara-negara
ASEAN dan menciptakan komunitas masyarakat yang kuat. Menurut
Rakotomalala H. Stehanie dalam jurnal yang berjudul ASEAN Sosio-
Cultural Commuity: membangun integrasi budaya dan sense of
comunity Masyarakat Asia Tenggara (2017) integrasi ASEAN
menciptakan rasa kebersamaan dan komuntias yang bebas dimana
masyarakat salin peduli dan berbagi, merasa aman, juga bisa menyatu
satu sama lain
2) Kemajuaan negara-negara ASEAN
Manfaar kerja sama sosial budaya di ASEAN juga dapat memajukan
negara-negara ASEAN , membangun rasa kebersamaan dan solidaritas
masyarakat, membuat negara-negara ASEAN saling membantu satu
sama lain, membentuk momunitas sosial-budaya ASEAN yang kuat.
Komunitas sosial budaya ASEAN membantu perwujudan potensi
masyarakat ASEAN secara penuh dengan meningkatkan kapasitasnya,
memberikan kesempatan yang sama, sehingga massyarakat bisa
meningkatkan kualitas hidupnya.
Berdasarka situs resmi ASEAN, komunitas ASEAN memajukan
negara dengan kerja sama di bidang budaya danseni, informasi dan
media, pendidikan, pemuda, olahraga, kesejahteraan dan pembangunan
sosial, gender, hak perempuan dan anak, pembangunan pedesaan dan
pemebrantasan kemiskinan, tenaga kerja, lingkungan penanggulangan
bencana, serta bantuan kemanusiaan dan kesehatan.
3) Penganggulangan bencana
ASEAN memiliki badan penanggulangan bencanayang di sebut
dengan ASEN centre for Humatarian assitance on Disaster
Management (AHA Centre) yang membantu negara ASEAN
(termasuk Indonesia) dalam menanggulangi bencana dari negara lain.
4) Terciptanya kerukunan
Manfaat selanjutnya dari kerja sama ASEAN adalah terciptanya
kerukunan dan kedamaaian di kawasan ASEAN.
Seperti yang tercantum dalam The ASEAN Charter bahwa ASEAN
bertujuan memelihara dan mengingkatkan stabilitas keamaanan serta
nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian.
Sehingga kerja sama sosial-budaya ASEAN dapat memupuk
kerukunan dan perdamaian yang menjahukan negaranya dari konflik
militer seperti perang.
ASEAN juga menjaga agar tidak ada negaranya yang menggunakan
senjata nuklir juga senjata pemusnah massal lainnya, sehingga
masyarakat bisa merasa lebih tenang dan aman.
 Kerja Sama ASEAN di Bidang Politik dan Keamanan: Kerja sama di bidang
ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas, dan perdamaian
antarnegara di ASEAN.
1. Deklarasi kawasan damai, bebas, dan netral (ZOPFAN)
ZOPFAN (zoneof peace, freedo, and Netrality) adalah kerangkan perdamaian dan kerja sama
yang tidak hanya terbatas di asia tenggara tetapi mencakup kawasan asia pasifik yang lebih
luas, termasuk dengan negara-negara besar (major powers) dalam bentuk tindakan menahan
diri secara sukarela (voluntary self-restraints). ZOPFAN tidak mengesampingkan peranan
negara besar di kawasan, namun memungkinkan keterlibatan negara-negara itu dalam
penanganan masalah-masalah keamanan kawasan.

2. Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC)

TAC atau Traktat Persahabatan dan Kerjasama merupakan sebuah Traktat (perjanjian
persahabatan) yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan politik dan keamanan di
kawasan Asia Tenggara. TAC mengatur cara kerja penyelesaian konflik di antara negara-
negara pihak secara damai. TAC ditandatangani pada tahun 1979 oleh 5 Kepala Negara
pendiri ASEAN. TAC diamandemen pada tahun 1987 untuk membuka akses negara-negara
di kawasan lain. Sampai tahun 2014, ada 32 negara, termasuk 10 negara ASEAN, yang telah
mengikuti TAC.

3. Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ)

Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear-Weapon-Free
Zone adalah sebuah traktat yang bertujuan untuk mewujudkan Kawasan Asia Tenggara yang
bebas dari nuklir. Traktat ini ditandatangani pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di
Bangkok, 15 Desember 1995. Penandatangan Traktat itu juga merupakan kontribusi terhadap
upaya menuju perlucutan senjata nuklir secara menyeluruh dan mendorong perdamaian serta
keamanan internasional. Selain itu, Traktat itu juga bertujuan untuk melindungi Kawasan
Asia Tenggara dari pencemaran lingkungan dan bahaya yang disebabkan oleh sampah radio
aktif dan bahan-bahan berbahaya lainnya.
 Kerja Sama ASEAN di Bidang Pendidikan: Bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Asia Tenggara dan meningkatkan daya saing
internasional.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
beberapa kerja sama ASEAN di bidang pendidikan, di antaranya:

1. Penawaran beasiswa pendidikan, seperti Indonesia yang memberikan pendidikan


kedokteran, bahasa, dan seni untuk mahasiswa terpilih dari negara-negara ASEAN.
2. ASEAN Council of Teachers (ACT) sebagai bentuk pertemuan guru-guru dari
berbagai negara anggota ASEAN. Dengan adanya ACT pada pendidik berdiskusi dan
berbagi ide-ide untuk mengembangkan kemampuan guru dan lingkungan belajar
global.
3. Mengadakan olimpiade regional Asia Tenggara di bidang pendidikan untuk negara-
negara anggota ASEAN.
4. ASEAN-Japan Scholarship Fund, fasilitas beasiswa untuk negara-negara anggota
ASEAN belajar di berbagai universitas ASEAN dan Jepang.
5. Adanya program ASEAN-EU Cooperation and Scholarships Day, di mana
memberikan beasiswa kepada negara-negara anggita ASEAN untuk menjalani
pendidikan di Eropa khususnya pendidikan tinggi. Pemberian beasiswa ini tidak
hanya untuk mahasiswa, melainkan juga tenaga pendidik dari ASEAN.

 Kerja Sama ASEAN di Bidang Ekonomi: Berbagai kerja sama diwujudkan


untuk terciptanya pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkesinambungan
di negara-negara ASEAN.
1. Pembukaan pusat promosi ASEAN

Walaupun ASEAN sudah dikenal oleh berbagai negara-negara di dunia


melalui PBB, ASEAN tetap perlu mempromosikan dirinya pada dunia luar.
Promosi yang dilakukan oleh ASEAN meliputi sektor perdagangan,
pariwisata, dan investasi. Pembukaan pusat promosi ASEAN dilakukan di
negara Jepang yang merupakan negara yang mempunyai perkembangan cepat
dalam berbagai sektor. Pembukaan pusat promosi di Jepang mempunyai
tujuan untuk melakukan peningkatan kegiatan ekspor dari negara-negara
ASEAN ke Jepang dan juga meningkatkan jumlah investor Jepang bagi
negara-negara ASEAN.

2. Penyediaan Cadangan Pangan

Beberapa negara anggota ASEAN seperti Thailand, Indonesia, dan Kamboja


dikenal sebagai lumbung padi ASEAN. Sampai sekarang ini, negara-
negara itu tetap konsinten dalam menyediakan cadangan pangan bagi negara-
negara anggota ASEAN. Bentuk kerjasama dalam penyediaan cadangan
pangan tidak hanya dilakukan untuk kerjasama yang saling menguntungkan,
tetapi juga dalam keadaan yang darurat.

3. Penyelanggaraan Proyek Industri

Negara-negara anggota ASEAN secara bersama-sama untuk memajukan sekor


industri. Semua bentuk kerja sama dalam proyek industri dilakukan untuk
kemajuan bersama negara-negara anggota ASEAN. Beberapa proyek industri
yang dilakukan oleh ASEAN meliputi industri pupuk, tembaga, vaksin, dan
abu soda.

4. Kawasan Perdagangan Bebas

Kawasan perdagangan Bebas ASEAN atau yang biasa disebut dengan AFTA
(ASEAN Free Trade Area) adalah bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di
bidang ekonomi. Hal itu merupakan suatu persetujuan dalam pengelolaan
sektor produksi-produksi lokal yang ada di seluruh negara-negara ASEAN
tanpa terkecuali. Keberadaan AFTA berguna untuk meningkatkan daya saing
negara-negara ASEAN dalam melakukan produksi untuk pasar dunia dengan
adanya penghapusan bea dalam ASEAN itu sendiri. Selain itu, dengan adanya
AFTA dapat meningkatkan investasi oleh pihak asing secara langung untuk
negara-negara ASEAN.

5. Koperasi ASEAN

Koperasi ASEAN atau ASEAN Cooperative Organization (ACO) adalah


bentuk kerja sama lainnya dalam bidang ekonomi. Oganisasi ini merupakan
organisasi yang bergerak dalam bidang koperasi untuk meningkatkan
kesejahteraan negara-negara ASEAN. Koperasi ASEAN mempunyai
keinginan untuk mengkokokah organisasinya sebagai sebuah gerakan koperasi
yang menopang perekonomian di Asia Tenggara.
4. Prinsip Dasar ASEAN
Dalam hubungan satu sama lain, negara anggota ASEAN telah mengadopsi prinsip-
prinsip dasar yang tertuang dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia
(TAC) 1976:
1. Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, keutuhan wilayah, dan
identitas nasional semua bangsa.
2. Hak setiap negara untuk memimpin eksistensi nasionalnya bebas dari campur
tangan eksternal, subversi atau paksaan.
3. Non-campur tangan dalam urusan internal satu sama lain.
4. Penyelesaian perbedaan atau perselisihan dengan cara damai.
5. Penolakan ancaman atau penggunaan kekerasan.
6. Kerja sama yang efektif di antara mereka sendiri.

5. Model Aktor Rasional


Menurut Graham T. Allison, proses pembuatan kebijakan luar negeri dapat dianalisa
menggunakan tiga model, salah satunya adalah aktor rasional. Dalam model aktor
rasional menurut Allison, sebuah pemerintah yang monolit atau dalam hal ini adalah
negara dapat menjadi sebuah aktor yang secara rasional mengambil keputusan untuk
mencapai kepentingannya. Negara harus bertindak untuk memaksimalkan keuntungan
dan meminimalkan kerugian sementara tetap mempertimbangkan sistem internasional
ketika ingin merumuskan sebuah kebijakan. Oleh karena itu, siapapun yang bertindak
sebagai aktor rasional harusmenjaga kedaulatan negaranya disamping mendapatkan
keuntungan juga.
Dalam model ini, politik luar negeri dipandang sebagai akibat dari tindakan-tindakan
aktor rasional, terutama suatu pemerintah yang monolit yang dilakukan dengan
sengaja untuk mencapai suatu tujuan. Pada analogi ini pemerintah melalui
serangkaian tahap-tahap intelektual, dengan menerapkan penalaran yang sungguh-
sungguh dan berusaha menerapkan pilihan atas alternatifalternatif yang ada. Maka
unit analisis pembuatan keputusan ini adalah pilihan-pilihan yang diambil oleh
pemerintah. Dengan demikian, analisis politik luar negeri harus memusatkan
perhatian pada penelaahan kepentingan nasional dan tujuan dari suatu bangsa,
alternatif-alternatif haluan kebijaksanaan yang bisa diambil dan perhitungan untung
rugi atas masing-masing alternatif itu. Pemerintah atau negara diasumsikan sebagai
perilaku individu yang memakai proses intelektual. Kepentingan nasional serta tujuan
bangsa harus dianalisa berdasarkan untung-rugi atas masing-masing alternatif.
Konsep model aktor rasional milik Graham T. Alisson yang digunakan untuk
menjelaskan tahapan pengambilan keputusan pemerintah Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Goals and Objectives ( Tujuan dan Objek)
Pada awal sebuah permasalahan, seorang aktor pengambil kebijakan mengurutkan
seperangkat kemungkinan konsekuensi dalam nilai dan tujuan yang dipengaruhi oleh
kondisi domestik ataupun internasional. Setiap konsekuesi juga memiliki kerugian.
Oleh karena itu seorang pengambil keputusan harus dapat membuat urutan pada
setiap kemungkinan konsekuensi yang akan muncul dari sebuah tindakan.
2. Alternatives (Alternatif)
Aktor yang bertindak secara rasional harus memilih di antara alternatif yang ada.
Dalam teori ini bisa terdapat lebih dari satu alternatif yang membedakannya dari
alternatif lain.
3. Consequences (Konsekuensi)
Setiap alternatif mempunyai konsekuensi atau hasil dari pilihan yang akan terjadi jika
alternatif tersebut dipilih. Hal tersebut juga memiliki asumsi yang berbeda karena
masing-masing alternatif dihadirkan dengan pengetahuan yang berbeda pula.
4. Choices (Pilihan)
Tahap terakhir dari model ini yaitu memilih yang alternatif yang konsekuensinya
berada dalam peringkat atau urutan tertinggi.
Banyaknya masyarakat di kawasan Asia Tenggara yang telah melek media online dengan
membuat akun jejaring sosial seperti Facebook, tentu dapat mempermudah pemerintah dalam
melakukan sosialisasi program AEC 2015 kepada masyarakat. Selain itu, pengguna Facebook
di kawasan Asia Tenggara pun dapat pula saling bertegur sapa dan menjalin pertemanan antar
sesama masyarakat ASEAN. Hal ini tentu dapat dijadikan alat yang efektif untuk
mensosialisasikan program AEC 2015 kepada masyarakat ASEAN. Menurut lembaga riset
insidefacebook.com diperoleh data bahwa persebaran pengguna Facebook di Indonesia
berdasarkan usia adalah sebagai berikut. Usia 13-17 tahun (23,51%), usia 18-25 (45,99%),
usia 26-34 tahun (20,61%), usia 35-44 tahun (7,21%), usia 45-54 tahun (1,87%), usia 55-65
tahun (0,81%). Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa Facebook adalah jejaring sosial
yang sangat popular dikalangan remaja Indonesia. Dari banyak fitus-fitur yang terdapat pada
Facebook, fitur fanpage adalah fitur yang memiliki banyak peminat. Awal dibentuknya fitur
ini adalah untuk memfasilitasi para penggemar (fans) agar dapat berinteraksi langsung
dengan idolanya.
Namun, belakangan ini fitur fanpage juga sering dijadikan sebagai media untuk melakukan
promosi sebuah produk, pencitraan seorang tokoh politik, juga dijadikan sebagai media untuk
melakukan kampanye, baik kampanye politik, lingkungan, budaya dan lain sebagainya.
Fanpage Facebook “ASEAN Community” adalah salah satu fanpage yang gencar melakukan
sosialisasi mengenai program AEC 2015. Dikutip dari situs resmi fanpage ASEAN
Community (aseancommunity.org) disebutkan bahwa fanpage “ASEAN Community” dibuat
pada tanggal 13 Agustus 2011 oleh Jirapat, pemuda berkebangsaan Thailand dengan tujuan
untuk mempersatukan pemudapemudi dikawasan Asia Tenggara. Fanpage “ASEAN
Community” juga menyajikan informasi-informasi mengenai persiapan masing-masing
negara ASEAN dalam menghadapi AEC 2015 yang akan dilaksanakan beberapa bulan
kedepan, “ASEAN Community” menjadi wadah untuk saling bertukar informasi tentang
keunikan negara-negara di kawasan ASEAN, potensi di masing-masing negara, kesamaan
budaya, bahasa, dan lain sebagainya. Dengan adanya fanpage “ASEAN Community” tentu
dapat mempererat hubungan persahabatan antar negara-negara ASEAN. Saat ini fanpage
“ASEAN Community” dikelola oleh 42 administrator yang dibagi menjadi 10 tim (yaitu,
Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, Laos, Cambodia, Vietnam, Myanmar, Filipina dan
Brunei Darussalam) untuk berbagi infomasi mengenai ASEAN kepada lebih dari 225.000
liker’s yang tersebar di 10 negara ASEAN juga negara-negara diluar ASEAN. Pada ulang
tahun ASEAN ke-46, administrator fanpage “ASEAN Community” bekerjasama dengan
Sekretariat ASEAN di Jakarta untuk menyelenggarakan kegiatan bertajuk “ASEAN Day”
yang bertujuan untuk memperkuat hubungan masyarakat antar negara-negara ASEAN.
BAB III
PENUTUP
Simpulan

ASEAN merupakan singkatan dari Association of Southeast Asian Nations yang mana berarti
merupakan nama untuk negara-negara yang berada di Asia Tenggara. Semua kata atau frasa
ASEAN adalah Bahasa Inggris dan memiliki maknanya masing-masing. Bila diartikan secara
umum, ASEAN adalah suatu perserikatan atau organisasi antar bangsa yang wilayahnya
berada di kawasan Asia Tenggara.

Bentuk kerjasama ASEAN ada 4 yaitu:


1. Kerja sama di bidang sosial Budaya
2. Kerja sama di bidang Pendidikan
3. Kerja sama di bidang Politik dan Keamanan
4. Kerja sama di bidang Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai