Anda di halaman 1dari 13

CATATAN LAPANGAN

Zaenun Nasihin
25 April 2016
Perjalanan Bogor – Bayah
Karena teman-teman yang lain sudah berangkat duluan pada tanggal 24 april 2016,
kami ber- enam : rido, ardi, imam, akbar, kak wati dan saya sendiri. Kenapa saya tidak
berangkat bareng karena tanggal 24 saya ada praktikum ke cikeas, Bogor. Praktikum
hidrogeologi lanjut. Singkat cerita sesudah praktikum, saya pulang ke kontrakan sekitar
pukul 17.00 dalam keadaan hujan, karena ada janji pada waktu itu sehabis magrib saya
langsung siap-siap, namun badan ini tersa lemas, saya putuskan untuk istirahat.

Tepat pukul 08.00 pagi tanggal 25 april 2016 saya langsung bangun dan mandi,
kemudian siap-siap bertemu kak wati, singkat cerita kita langsung ke pasaar untuk
membeli jas hujan. Tiba di pasar bogor saya naik turun tangga berharap dapat jaket
yang lebi urah dari yang sebelumnya. Karena sudah pukul 10.00 saya putuskanmembeli
jaket dengan harga Rp.123.000. kemudian langsung pulang karena jam 11.00 ada
kuliah, dijalan mampir ke apotik sebentar, sekitar 15 menit kita langsung bergerak
kembali pulang. Setelah itu saya langsug ke kampus. Sesampainya diparkiran saya
berhenti sejenak, dirasa-rasa rupanya saya belum sarapan, perut terasa perih, saya
kembali bawa motor kemudian di taruh di depan kampus Fakultas Teknik, langsung ke
warteg makan sayur, tempe dan minum intisari, setelah selesai karena kata si Deri ada
kumpulan ekskursi geologi regional dengan pak safuan, akulangsung pergi ke aula
Saya : Asslamualaikum, pak. Saya langsung duduk dilantai karena tidak kebagian
kursi, namu ada si rian,
Rian : Nun itu di depan masih ada satu lagi.
Saya langsung duduk.

Tepat pukul 12.30 setelah kumpulan beres, saya langsung pulang ke kontrakan, setelah
itu saya kembalikan kunci motor ke kosan ijong, karena takut ia pakai. Setelah selesai
itu, saya langsung ke kosan lagi. Tiba-tiba ikbal sms “Nun dimana ? bikinin peta
lebak,pandeglang,serang, tangerang, dan sukabumi di kampus, “ kata saya mendingan di
kosan si rido “ ikbal : ok.

Tepat pukul 12.30 dengan keadaan siap saya langsung ke kosan rido, ngobro-ngobrol
sebentar denga rido sambil bikin peta dan ditemani furkon, tak lama ikbal datang.
Teapt pukul 13.40 peta beres dan langsung di copyiin ke flasdisk ikbal. Singkat cerita
saya dan rido langsung siap – siap meluncur ke malabar, setibana disana langsung ku
rapihin barang – barang di motor tak lama datang ardi, imam, akbar. Karena wakti
sudah pukul 14.30 dan cuaca agak mendung juga kami semua langsung berangkat dan
tak lupa foto bareng juga, di fotoin ama mbak ika. Di perjalanan kami semua pisah, rido
duluan karen akan mengisi bensin sementara saya pisah sam bang imam, waktu
menunjukan 15.00 cuaca sudah menghitam, tak lama imam dan abal datang, kemudian
kami langsung berangkat
Perjalanan rute Cihideung – cicurug : bang imam bawa motornya pelan sekali sekitar
20- 25 km/jam, terlihat jalanan nampak basah setelah diguyur hujan, tetap saja mereka
bawa motornya pelan. Dan pad akhirnya kta semua pisah, saya sms rido “ do tungggu
kita semua di si edo di cikidang”. Tepat dicicurug jalanan macet sekitar sepanjang 1 km,
namun setelah itu jalanan nampak longgar saya langsung tancap gas. Jalanan nampak
basah juga.

Singkat cerita saya ltiba di warung edo, rido dan aardi sudah nampak santai, itu sekuat
pukul 16.45. kak wati pesan kopi sementar saya langsung isap sebatang rokok, ngobrol
– ngobrol bang imam dan abal tak kunjung datang sementar hari sudah menggelap
sekitar pukul 17.15. dan pukul 17.40 mereka datang. Pas magrib tepatnya kita langsung
berangkat namu tiba- tiba hujan turun dengan deras.

Sekitar pukul 18.00 lewat, hujan mulai reda, kita semua langsung berangkat. Di
perjalanan motor bang imam bocor, setelah 20 menit selesai perjalan dilanjutkan dan
mampir sebentar ke tukang bakso dan mie ayam. Singkat cerita kami semua tiba di
pelabuhan ratu dan mampir sebentar di SPBU, jalan terlihat terang nan lebar tak seperti
di cikidang.

Perjalanan dilanjutkan, tetap saja bang imam bawa motornya pelan, karena saya mulai
kesal saya langsung salip dan menunggu di villa habibie atau di tangjakan pasir randu
cisolok.
Ngopi dan tiduran sampai pukul 22.45, dan langsung berangkat karena takut terlalu
malam sampai dibayah. Perjalan pasir randu – bayah, nampaknya bang imam menaikan
kecepatannya sekitar 40- 50 km/jam, jalanan yang gelap dan udara yaang dingin mulai
menusuk, tibalah kami semua di gunung batu. Perjalan dilanjutkan dan memasuki jalan
darmasari pamubulan, nampak jalanan mulai rusak karena jalanan ini dipakai aktivitas
PT. Cemindo. Jalan rusak ini sampai ujung pesisir pantai bayah dan lebih parah lagi jalan
yang kearah kampung sawah, batu – batu boulder tergeletak tak beraturan lumayann
menyulitkan saya.

Tibalah dijembatan bayah sekitar pukul 12.30 malam di eprmpatan baya saya membeli
martabak untuk keluarga saya di rumah. Setelah it langsung ke rumahya rido di bayah
satu setibanya disana ketemu Dito, alwa, olan, a dian dan ibunya rido. Ngobrol banyak
saya dan rio langsung mengambil mie ke warungnya. Mie sudah matang langsung saya
makan, waktu sekitar pukul 1.45

Semat di singgung oleh ibunya rido kena di cingangga kenapa tidak disuwakan saja
maupu pasir eurih ?

Katanya suwakan punya sejarah penting banyak makam pahlawan banyak orang –
orang keturunan belanda, rambutnya bule –bule. Di suwakan setiap tanggal 17 agutus
dan bayah dan sekitarnya berduyun-duyun ke suwakan ke makam pahlawan yang
berada dimakam sabil. Sempat juga bicara ama agus bapaknya rahyu temansaya yang
kuliah di geodesi Bogor.

Karena waktu sudah pukul 02.10 pagi, saya dan yang lainnya melanjutkan perjalanan ke
kampung. Kampung suwakan. Tiba dijembatan ki asmur, saya kaget ! banyak taburan
bunga di sepanjang jembatan, dalam hati ada apa ini ? saya baru lihat pertama kalinya,
dengan menahan nafas dan denyut jantung yang mulai mengencang, dig dug dig dug
dan ditambah lagi diujung jembatan ada seorang ibu – ibu yang sedang duduk, ketika
lampu mulai menyoroti ibu –ibu tersebut dia langsung berdiri. Nafasku berhenti lagi
dan tambah kaget....huh

Jalanan yang gelap, sempit dan berlubang basah pula, tibalah di jembatan suramadi
(suwakan – ramadi), jembatan ini menghubungkan kedua kampung ini. Beriak air
sungai cimadur terdengar ditelinga. Dengan pelandan hati – hati kita lewati jembatan
ini, alhamdulillah sampailah di rumah saya.
Saya : assalamualaikum, mah mah. Trek trek. Bapak saya membukakan pintu dan tak
lama kemudian ibu saya bangun. Dan kita semua duduk di depan rumah sebentar, dan
setelah itu langsung istirahat. Kak wati tidur dikamar saya abal dan bang imam di ruang
tamu depan kamarku sementara saya belum merasa ngantuk dan ngobrol dulu dengan
bapak saya. Kata bapak saya : bapak punya teman di cicarucub, namanya pak Haerudin.
Dia sering ke Cibarani dan sering mengajari anak – anak mengaji. Tepat pukul 03.00
pagi saya langsung tidur...

Di waktu subuh sekitar pukul 05.00 adik saya membangunkan saya. Saya langsung
bangun dan tidur lagi sampai pukul 05.15 ku langsung bangun dan mengambil air
wudhu. Setelah shalat saya tidur kembali sampai pukul 07.00 tanggal 26 April 2016. Tak
lama saya langsung mandi, makan kripik pisang dan rupanya yang lainnya belum pada
bangun. Dan saya langsung membangunkan mereka. Ayo mandi kita pukul 09.00
berangkat. Sekitar pukul 08.00 bapaku pergi berangkat untuk mengajar di kampung
cibarani.

Singkat cerita, setelah kita semua selesai sarapan langsung siap-siap untuk pergi dan
tepat pukul setengah 09.00 kita semua pamitan dan berangkat menuju cicarucub dan
cisungsang.

Perjalan suwakan – Pasir Gembong, motor imam mengalami kendala, ban luar
motornya pecah. Dan kita langsung cari bengkel terdekat dan akhirnya ketemu di
daerah cinangga. Tadinya mau beli ban baru, namun ada ban bekan dalam kondisi
masih bagus sekitar 80% langsung dibeli dengan harga Rp.80.000 sekaligus pasang.
Setelah selesai, tibalah di Cikotok, say fotocopy surat tugas sementara imam dan abal
duluan. Kemudian saya langsung kejar namun tak kunjung ke kejar, rupanya mereka
mampir di alfamart. Saya dan kak wati menunggu di cicarucub dipinggir jalan raya. 15
menit kemudian mereka datang dan tepat pukul 11.00 siang kita langsung pergi ke
kantor desa neglasari, lokasinya tidak jauh dari jalan lintas cikotok pasir kurai.
Setibanya di desa, saya dan kawan – kawan langsung kenalan dan menyampaikan
maksud dan tujuan kita ke cicarucub. Disana saya ketemu pak Yusep orang sukabumi
dan pak Sarip. Disana kita cerita lumayan banyak mengenai cicarucub terutama pak
sarip sendiri karena dia asli orang desa ini.

Kata pak Sarip kasepuhan cicarucub ini memiliki dua kasepuhan, yaitu kasepuhan
Cicarucub girang (Olot Enjay) dan Kasepuhan Cicarucub Hilir (Olot Agus). Carucub
girang berasal dari pancer pangawinan dan sementara tugas dari cicarucub hilir lebih
kepada pemerintahan.

Kata pak sarip setiap orang yang mencalonkan lurah dari Cicarucub Hilir pasti selalu
menang, seperti lurah sekarang yaitu Lurah Tating. Menurut tuturan pak sarip “ Buhun
kudu di suhun sara Kudu dibawa” ( ilmu adat dan agama harus sama – sama dibawa).
Dan ada istilah “mapai taraje” artinya segala sesuatu harus melalui proses seperti kita
naik teraje, melangkah pelan – pelan dan melewati satu demi satu anak tangga.

Menurutnya di kasepuhan Bayah ada yang namanya Abah Eji, kaepuhan ini merupakan
tempat yang sentral, tempat kumpulnya kasepuhan – kasepuhan banten kidul. Abah eji
ini dia di ibaratkan orang yang bersembunyi ditempat yang terang, namu apabila digali
dia memiliki pengetahuan yang mumpuni namun tak banyak orang yang tahu. Dai
keturunan Prabu Siliwangi, kenapa dia bersembunyi ditempat yang terang karena
sejarahnya ia ditutup ilmunya. Menurut tuturan pak sarip abah eji ini merupakan pusat
koordinasi semua kasepuhan – kasepuhan banten kidul.

Tepat sekitar pukul 12.30 siang kami semua beranjak ke Cisungsang untuk mengantar
abal sama imam. Singkat cerita, setibanya di Pasir Kurai kita semua istirahat dan duduk
sebentar di depan indomaret. Tak lama ada bang enyoy dengan pakaian lapangannya,
sepatu boot, helm proyek dan dikantung kanannya adda gps. Katanya dia masih kerja di
perusahaan tambang emas di daerah ini di PT. IMM tak lama emudian ia pergi. Lalu saya
beli pulsa dan tepat pukul 13.00 lewat langsung turun ke Cisungsang, disana kami
langsung menuju ke kantor Desa. Dikantor desa terlihat ada seorang bapak – bapak
lumayan sudah tua. Kenalan dan menyampaikan maksud dan tujuan kami kesini.
Katanya langsung saja ke kasepuhan dan biasanya yang melakukan penelitian langsung
ke kasepuhan tidak langsung melalui kepala desa, nanti orang kasepuhanlah yang akan
menyampaikannya. Tak lama datang seorang bapak- bapak umuran sekitar 37 tahun.
Dia pun menyampaikan hal yang sama. Setelah itu kami semua diantar sama kang eki ke
kasepuhan cisungsang. Setibanya disana langsung menaruh barang – barang di villa. Di
villa ini terlihat ada seorang perempuan. Kemudian turun ke bawah kerumah adatnya
abah usep, ada mobil jeep warna merah dan peralatan sound yang lengkap. Dan hari ini
cukup ramai ada pelajar SD yang sedang belajar alat – alat kesenian.
Dengan perasaan yang agak kaku saya da teman – teman masuk ke rompok adat disana
ketemu sama apih deden dan bapak – bapak pakai ikat hitam. Apih deden sedang
ngobrol dengan tamu, sementara saya hanya duduk saja disampingnya. Beberapa menit
kemudian ada ema – ema yang membawakan makanan, kita semua langsung makan
karena memang perut sudah lapar dari tadi. Setelah selesai makan kang eki datang, kata
dia : maksud dan tujuan kalian sudah saya sampaikan ke apih deden nanti sama dia
disampaikan ke abah usep. Kemudian ngobrol sama dia cerita mengenai profil abah
usep, katanya : abah usep menikah sudah tiga kali, 1 orang cisungsang yang kedua sama
orang sukabumi dan yang ketiga sama orang cikotok namu sudah cerai. Abah usep
sukanya musik katanya. Sekarang dia mendirikan group Mersi, group ini dia
memfasilitasi acara – acara hiburan maupun hajatan. Misalnya saja pada acara hajatan
di Cicemet, yang memfasilitasi grup ini. Kemudian di acara hari nelayan di Bayah
beberapa waktu lalu.

Menurut tuturan kag Eki, pak Arpata merupakan bagian kesenian. Abah usep kebetulan
dia sedang sakit, akhir – akhir ini katanya sering begadng. Menurutnya semua yang ad
disini yang sedang mengerjakan tugasnya masing – masing seperti yang sedang masak
merupakan sudah ada turunannya tidak sembarangan. Abah usep banyak kenal dengan
pejabat – pejabat tak heran setian acara seren tahun selalu ramai.

Sekitar pukul 15.00 karena kak wati mengantuk kami semua langsung pamitan
kerumah pak arpata namun sebelumitu istirahat dulu di villa. Kak wati tidur sementara
saya, imam dan abal ngobrol di luar. 40 kemudian, karena hujan sudah mulai reda kam
semua langsung berangkat kerumahya pak arpata, sempat nanya ke ibu – ibu. Tak lama
tibalah di rumahnya pak arpata disana saya ketemu anaknya yang perempuan dan 2
cucunya dan istri pak arpata. Kebetulan pak arpata sedang dikandang kambing. Saya
putuskan untuk menyusul, namun ditengah perjalanan disuruh pulang kembali sama
istrinya pak arpata. Tak lama kemmudian pa arpata datang, kemudian ngobrol, dia
merasa keberatan bang imam dan abal tinggal dirumahnya karena takut tidak mampu
menjamu dengan baik. Makan saja saya seadanya, ya kalau terima apa adanya silahkan
saja.

Sebelum magrib kami ditawari makan, langsung kedapur dan langsung makan. Makan
dengan sayur tiwu endog, dan tak lama hari mulai menggelap adzan magrib telah
dikumandangkan. Langsung saya dan bang imam pergi ke mesjid. Stelah selesai shalat
kami dan pak arpata bercerita kata pak arpata : saya sering menghadiri acara – acara
adat seperti waktu itu pengalaman saya di Taman Mini di Jakarta. Sementara cucunya
yang dua dan putranya yang kelas 3 namanya yusuf dan cucunya yang besar namanya
mutiara nampak bersemangat memegang lembaran keratas HVS dia menyuruh saya
membuatkan soal. Saya buatin soal penjumlahan. Hujan tak kunjung reda, sementara
waktu sudah pukul 19.30. namaun, tak lama hujan reda saya dan kak wati langsung
pamitan. Cuaca yang dingin sekali pada malam itu, diperjalanan menuju Cicarucub
terlihata bensin motor sudah mulai mau habis. Saya putuskan untuk membeli di Pasir
Kurai. Namun, warung – warung nampak sepi tak ada yang jualan bensin, ditengah –
tengah perjalanan saya mulai merasa was – was takut bensin habis ditengah jalan.
Alhamdulillah sampailah di Cicarucub dan langsung ke rumahnya pak Lurah. Namun
mereka tak kunjung menyaut. Kamipun segera ke rumahnya pak Haerudin. Tanya –
tanya kepada setiap orang yang di pinggir jalan dan sempat diantar juga oleh seorang
bapak – bapak yang sedang menggelundung diantar sampai jalanan dekat sawah.

KAMPUNG CICARUCUB

Sesampainya di Cicarucub Hilir, saya mengetuk – ngetuk pintu rumah salah seorang
warga lumayan lama tak kunjung menyaut, namun setelah itu ada bapak – bapak yang
keluar ari sela – sela belakang rumah

Saya : pak bumina pak haerudin palih mana ?


Bapak : Itu diatas
Saya : haturnuhun Pak

Kemudian kami naik tangga dan melewati jalan yang sempit dan gelap, tibalah di
rumahnya pak Haerudin, rumahnya nampak sempit disana ada pak Haerudin dan
istrinya teh Yeyet dan putranya Yedi. Kami langsung diantar ke rumah ibunya di bawah.
Disana ketemu ema nani dan abah Dulhani dan Cucunya, sementara putrinya dikamar.
Ngobrol – ngobrol sekitar satu jam, mata mulai mengantuk kak wati tidur duluan,
sementara saya ngobrol dengan ema nanai dan abah Dulhani.

Abah dulhani sudah menikah sebanyak delapan kali dan ema Nani menikah sudah tiga
kali dari pernikahannya ini punya putri kelahiran 1995 namanya pipih dia sudah
menikah 3 tahun yang lalu dengan Hendrik dan memiliki seorang putra umuran 2 tahun
3 bulan namanya Saepul Ilham.

Profil keluaraga pak Haerudin.


Pak haerudun asli orang Citorek sementara teh yeyet hasil dari pasangan ema nani
dengan suaminya yang pertama.

Beberapa waktu saya langsung tidur. Diwaktu subuh saya bangun dan shalat subuh.
Agak siang saya langsung membeli kopi ke cicarucub tengah sekalian kerumahnya Eka
teman saya watu MAN. Disana saa ketemu bapaknya dijalan dan ketemu ibunya
dirumah, ngobrol – ngobrol sambil disuguhi susu dan gorengan. Setelah itu langsung
pulang ke rumahnya ema nani. Disana ada pak haerudin, saya langsung menyeduh kopi
dua gelas. Pak haerudin ini dia banya mendirikan tempat – tempat pengajian seperti di
Citorek, Cibarani dan di Cicarucub sendiri.

Kemudian tepat pukul 09.00 saya dan kak wati menuju kantor desa untuk mendapatkan
data monografi desa. Disana saya ketemu samapak yusep dan teteh – teteh. Katanya
datanya sedang di pinjam nanti besok saja datang lagi kemari. Kemudian saya pulang
lagi dan langsung berangkat ke sawah Cikeris bersama pak Haerudin. Mampir sebentar
dirumah makan beli lauk.

Lokasi sawah ema nani ± 1,2 km, melewati juga portal yang mau masuk ke PT MUK
(Multi Utama Kreasindo), jalannya yang terjal dan licin. Sesampainya disaung ada ema
nani, pipih dan teh yeyet dan saepul tak lama kami semua langsung makan.

Setelah makan saya dan kak wati mengambil buah jambu tak lam kemudian teh pipih
dan saepul menyabangi kami. Saya dan saepul mengambil buah jambu sementara kak
wati dan yang lainnya dibuat atau ngetem padi. Sementara pak haerudin mengambil
kayu bakar dikebun. Hampir setengah hari saya bersama saepul, main terompetan, foto
– foto, mengambil buah jambu. Karena terik matahari mulai menyengat saya dan saepul
berteduh di saung. Tak lama sekitar pukul 12.00 siang kak wati datang dan langsung
istirahat. Tak lama saya kesawah kembali untuk kesaungya ema nani. Disaung bermain
sama saepul di pematang sawah sampai dia tertidur sekitar pukul 15.00. hujan mulai
turun dengan deras. Sekitar pukul 16.30 kita semua langsung pulang. Di sawah Cikeris
ini dibagian hulunya banyak yang menambang emas secara tradisional.

Sesampianya dirumah saya langsung istirahat dan mandi kemudian shalat magrib dan
makan. Namun mata mulai mengantuk dan langsung istirahat. Bangun di pukul 23.00
dan bercerita dengan kak wati sampai jam 01.00 itu tepat tanggal 28 April 2016.

Pukul 05.00 subuh saya bangun dan langsung mengambil air wudhu kemudian shalat
subuh.

Cerita G. Keris dengan Ema Nani


Menurut ema nani G. Keris ini ada intan yang dilindungi keris dan sering kejadian kepada
penegmbala kerbau sering melihat bebek putih dan lubang putih. Kemudian di
cilulumpang daerah Ciawi ditempat ini dulunya banyak yang berhuma atau bertani
sawah ladang namun sekarang ramai oleh orang yang mengambil bahan emas. Penjaga
di Cilulumpang ini dia tidak mau ngasih kalau hal keduaniaan “ emas” tapi kalu padi saya
akan bantu.

Cikalisah, Cimayanten, Cisaat, Cibece dan Cicarucub. Lokasi ke 5 sungai kecil ini biasa
dijadikan tempat panyeboran atau mandi kembang. Percakapak dengan ema nanai
selesai karena ema nani mau ke sawah.

Tepat pukul 09.00 pagi kita berangkat ke kantor desa disana ada pak hansip “ Pak
Satria” pak yusep dan teteh – teteh. Pak sarip belum datang. Tak lam pak sarip tiba
dikantor desa kemudian saya langsung minta data profil desa nya. Namun, data tahun
2014 yang tahun sekarang sedang proses.
Saya juga ngobrol sama pak endi perihal jadwal FGD karena hari minggu terlalu mepet
saya putuskan di hari selasa tanggal 3 mei 2016. Setelah itu saya bikin kopi di dapur
desa 2 gelas. Sambi baca – baca profil desa, di depan saya ada pak satria. Pak satria ini
mengaku saudaranya pak haerudin asli citorek. Dia sempat jadi tukang pijat di Jakarta
namun katanya pada waktu itu sebelum ramainya emas di tahun 2011. Warga langkob
dan sekitarnya hampir 80% menjadi tukang pijat di Jakarta namun sekarang sudah
berkurang dan beralih profesi menjadi gurandil emas di pasir suung dan cilulumpang
Ciawi.

Sekitar pukul 10.00 say coba jalan ke samping kantor desa. Kebetulan disitu ada pos
ronda, disana ada 3 orang pemuda namanya : Diki, Ipong dan aloy. Kemudian ngopi
bareng. Ketiga pemuda ini lulusan smp. Menurut tuturan Diki Cicarucub hampir semua
menambang emas dulu mereka juga sering ke lubang. Karena waktu sudah pukul 11.00
dan cuaca agak sedikit mendung kami langsung berangkat ke warung Banten mau
Fotocopy buku monografi Desa. Setelah sampai disana saya beretemu seorang bapak
jualan koran ia berjualan sudah 6 tahun dan punya langganan sebanyak 30 orang. Tepat
pukul 12.00 lewat kami kembali ke Cicarucub dan menuju ke Cicarucub Girang ke
tempat lumbung padi atau leuit dekat lapangan yang biasa dijadikan seren tahun.
Disana ketemu teh dewi dan ibu – ibu yang sedang menjemur padi dan bapak – bapak
yang sedang memindahkan padi dari lantaian ke leuit atau lumbung.

Disana juga ketemu Abah ............,.............. dan pak..................... mereka masih satu keluarga
sedang mengikat dan merapihkan pocongan padi yang hendak dimasulan ke leuit atau
lumbung padi. Menurut tuturan Abah............... tanah yang ditempati lumbung ini
merupakan tanahnya olot enjay jadi setiap yang mendrikan leuit di tanah ini harus
memberi pare / padi satu pocong / satu ranggeong dalam atu tahun. Menurutnya juga
olot enjay memiliki leuit banyak.

Leuit – leuit disini dalam satu keluarga minimal memiliki 1 – 4 leuit. Di hulu Sungai Cibece
ada cek dam atau irigasi untuk memasok perkebunan teh yang ada di cikuya dan
sebagiannya lagi untuk mengairi sawah.

Untuk dalam satu musim, sebelum panen rata – rata orang cicarucub menjadi gurandil.
Menurutnya pupuk kimia sudah lama mereka pakai dan mereka juga merasa setelah
terbiasa pakai pupuk kimia padi mereka jadi rentan terhada hama. Hampir semua di
Cicarucub memakai pupuk kimia kecuali di daerah lamping lokasinya berada di sebelah
barat kampung Cicarucub.

Kata Abah...................... dengan hadirnya tambang emas milik cina ( PT. MUK) tandanya
sekarang sudah dijajah. Lokasi emasnya di pasir suung, G. Keris, Cilulumpang.

Ngaderep ( Ikut tandur dan panen pembagian hasil 5 : 1)


Jenis padi yang sering dipakai jenis ceure
Mereka menyadari juga hasil panen yang memakai pupuk kimia lebih jelek di bandingkan
tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali. Tapi mereka terpaksa dengan alasan
supaya lebih cepat.

Perbandingan antara yang pakai pupuk kimia dan tidak memakai


Pupuk kimia = 3 bulan
Tidak pakai = 7 bulan

Waktu menunjukan pukul 15.00 cuaca mulai mendung, kami langsung turun dari
lapangan. Namun, di pas turunan jalan sempit ada yang memanggil pas di lihat eh si
Dede. Dede ini teman saya waktu Ailiyah. Serasa mimpi sudah lam tak ketemu. Kami
langsung mampir ke rumahnya. Ada kakak nya.. kata dia setelah selesai sekolah dulu
bekrja di jakarta dan sering pulang karena sering sakit akhirnya pulang ke cicarucub dan
sekarang menjadi gurandil emas. Kta dia besok tanggal 29 april mau ke Cikidang katanya
mau ngambil emas.

Cuaca makin gelap, hujan mulai turun kami langsung buru – buru menuju rumah ema
nani sesampainya disana baju lumayan basah. Langsung siduru di depan tungku

Tak lama teh pipih datang saya ke rumah pak ustad haerudin disana ada istrinya dan
anaknya yang SD. Ngobrol – ngobrol masalah batu akik akhirnya saya dikasih satu.
Katanya nanti setelah isya ada Isra miraj atau rajaban di daerah Ciawi.

Tepat pukul 19.30 kami berangkat dengan pak ustad dan kak wati di gayor atau
ditumpuk tiga. Sesampainya disana ibu – ibu dan bapak - bapak mulai berdatangan.
Dan tak lama kemudian acara dimulai. Pak ustad herudin jadi pembawa acara
dilanjutkan dengan marhaba dan sambutan – sambutan, kak wati juga melakukan
sambutannya dan penutup di akhiri denga ceramah sampai pukul 23.00 kemudian
setelah selesai langsung pulang..........dan tidur

Jumat 29 April 2016

Obrolan dengan pak Gun – Gun kepala resort Taman Nasional Halimun Salak. Kebetulan
kantornya tidak jauh dari rumah ema nani atau berada di cicarucub hilir dan ketemu
juga sama yono salah seorang karyawannya.

Profil pak Gun – Gun


Sebelum ia ke cicarucub sebelumnya ia bertugas di cipanas dan sobang selama 5 tahun,
menurutnya di cicarucub ini baru satu tahun. Wilayah resort ini mencangkup G. Sabgga
Buana dan sekitarnya “ wilayah selatan taman nasional halimun salak”. Batas sebelah
baratnya adalah Sungai Cimadur dan batas sebelah timurnya Sungai Cisono. Meliputi
wilayah Cicarucub dan sekitarnya, Cisungsang, Cisitu, Rabig, Cikidang, pasir Kurai dan
wilayah – wilayah disekitarnya.
Pak Gun – Gun kenal dekat dengan H. Amsarudin. H kasmin dan H. Lili juga merupakan
punya relasi denga H. Amsarudin dan punya hubungan dengan Jayabaya katanya.

Luas taman nasional halimun salak saat ini adalah 110.000 ha dan yang dikelola resort
ini ± 8.000 ha.

Sejarah asal muasal taman Konservasi


Pada tahun 1970 an merupakan rezim perhutani hingga tahun 1980 an dan pada tahu
1980 – 1995 menjadi cagar alam. Kemudian pada tahun 1995 hingga sekarang beralih
menjadi taman konservasi. Alasan perhutani dikurangi wilayahnya karena hutan –
hutan di pulau jawa terbatas katanya. Perhutani sendiri pada waktu itu di bawah KSDA
adapun taman nasional sekarang setatusnya sejajar dengan KSDA.

Perhutani merupakan bada usaha milik pemerintah dan dibawahnya ada yang namanya
KPR.

Kikitir berubah menjadi SPPT dan sekarang menjadi sertifikat. Perubahan kikitir
berubah menjadi sppt terjadi pada tahun 2000. Di tahun ini banyak konflik katanya.
Sppt di ibaratkan stnk motor dan bpkb adalah kikitir

Sistem Zonasi di Hutan Konservasi


1. Zona Inti
2. Zona Rimba
3. Zona Rehabilitasi
4. Zona Khusus

 Zona inti merupakan zona tak pernah disambangi orang, kerapatan hutan tinggi
 Zona Rimba merupakan zona pernah disambangi orang dan sering dilakukan
penelitian untuk keprluan ilmu pengetahuan
 Zona Rehabilitasi merupakan zona perbaikan
 Zona khusus merupakan zoan koordinasi misalnya wilayah adat, pertambangan
seperti x antam yang ada di cikidang.

Katanya sering terjadi konfil antara hutan adat dan hutan negara. Menurut tuturan nya
juga yang di proritaskan saat ini oleh resort ni yaitu daerah Cicemet, katanya di wilayah
ini sering terjadi pembalakan liar, emas dan lain – lain.

Tepat pukul 09.30 kata bapak x : Luarah sekarang tanahnya banyak terutama di wilayah
selatan cicarucub meliputi pasir suung yang sekarang PT. MUK, G. Keris dan sekitarnya
dan PT. Samudera yang di Curung engang sebelah selatan g. Keris. Katanya lurah tatinng
merupakan anak dari lurah sebelunya yaitu lurah udan tanahnya banyak dan saat ini
tanah yang di pinggir jalan gekat cicarucub hilir mau dibikin alfamart dan pertokoan.
Menurut tuturan ma nani lurah sebelumnya pernah korupsi. Tanah – tanah desa dijual
yang lokasinya di wilayah selatan cicarucub atau wilayah G. Keris yang saat ini PT. MUK.
Lokasi pengolahan emasnya di dekat jalan sekitar 200 meter ke arah kampung soreang
adapun bahan bakunya dari curug engang. PT MUK ini sistem rendem memakai sianida
(Cn) dan limbahnya dialirkan melalui saluran kecil dan masuk ke samping jembatan dan
masuk ke sungai Cicarucub.

Sekitar pukul 16.30 setelah shalat ashar saya pergi ke rumahnya kang usup kakaknya
dede di cicarucub girang disana ada inbu dede mereka menyuguhkan pisang dan
kokosan. Menurut ibunya dia pisah denga suaminya pada tahun 2009. Menurut tuturan
kang usup hampir keseluruhan di ccarucub memiliki gelundung minimal ada lima
gelundung katanya saat ini harga merkuri (Hg) Rp. 200.000/kg.

1 gelundung kecil biasanya pakai merkuri 2 Ons dan 1 geundung yang besar biasanya
memakai 3 Ons merkuri adapun komposisinya sebagai berikut : semen, sabun colek,
merkuri, bijih emas dan air. Diolah satu hari satu malam dan biasanya air ditambahkan
jika mulai habis. Penampungan lumpurnya tepat disamping rumah. Katanya paling
bagus selama kang usup dan dede menggelundung paling sekitar 20 – 30%. Ia membeli
merkuri dari warung banten dan gelundungnya dapat beli dari sana
Ukuran kecil seharga Rp. 350.000 dan ukuran beasar seharga Rp. 600.000

Hampir semua masyarakat cicarucub menjual emas dalam bentuk billion ke H. Erob
begitupun yang merendam maupun yang ngetong dijual ke H. Erob. Namu ada sebagian
kecil menjual langsung ke tegal lumbu, pasir nangka dan cikotok. H. Erob sendiri akan
menjual kembali ke daerah malingping ke Haji juga katanya.

Menurut tuturan kang Usup : wilayah cicarucub merupakan wilayah yang penggunaan
bahan kimia seperti sianida (Cn) terbear dibanding wilayah – wilayah lain. Terlebih
katanya hadirnya perusahaan Cina (PT. MUK) dan dia pernah melihat tonan bahan kimia
dimasukan kedalam rendeman dalam kobak besar dalam satu kali produksi.

Katanya sebetulnya sebelum PT. MUK yang dipasir suung lokasinya yang lebih dulu di
dekat kampung soreang kurang lebih sekitar 200 meter dari jalan raya cikotok – pasir
kurai. Namun, pada tahn 2013 lalu PT. MUK di demo oleh warga ciawi karena limbahnya
meluap dan meleber masuk saluran saluran dan masuk ke sungai cicarucub. Ikan – ikan
pada mati begitupun juga kolam - kolam ikan yang dekat sungai cicarucub ikannya pada
mati. Semua alat produksinya di acak – acak oleh masyarakat ciawi dan pada tahun 2016
ini alat – alat produksinya mulai diperbaiki lagi. Dan bahan – bahan kimia yang didapat
oleh masyarakat di pasok oleh orang cina.katanya akan beroprasi lagi.

Sebelumya tanah – tanah yang sekarang menjadi PT. MUK merupakan tanah lurah tating
dan dijual ke PT ini. Tanah – tanah ini merupakan tanah desa yang dimanfaatkan pada
masa lurah udan – lurah tating dan hampir stengah cicarucub dikuasai keluarga ini
khususnya di wilayah selatan.

Menurut tuturan ibu Dede, dulu sebetulnya disebut tanah GG atau tanah Desa namun
sekarang menjadi milik lurah semua. Tanah yang ditempati leuit – leuit sekarang yang di
cicarucub girang merupakan tanahnya lurah uan dan diperjual belikan kepada
masyarakat. Padahal tanah ini dulunya tanah GG atau tanah Desa.

Kata Ibu dede olot enjay punya penyakit kencing manis, dia wsawahnya banyak dan
kebanyakan saat ini sawahnya ditengahkan ke orang – orang ad 5 orang katanya.dan
berasnya juga banyak dan saking banyaknya berasnya banyak kutunya.

Menutut tuturan Ibu Dede. Nama – nam lurah dari dulu hingga sekarang
1. Bejo
2. Sukanta
3. Suganda
4. Udan
5. Tating

30 April 2016

Obrolan dengan Entoy ( Sutarya ), entoy ini putranya olot enjay atau juru basa
kasepuhan. Katanya dikasepuhan cicarucub ini tidak melarang dan tidak terlalu
mendoong untuk menambang emas. Katanya hutan titipan sudah jadi PT dan pribumi
jadi tamu dan tamu jadi pribumi

Entoy suka dikasih tahu sam orang tuanya : “ Teng urang ngawarisken mata air, nanti
mah kamu akan mewarisi air mata”

Kata dia panen masih satu tahu satu kali merupakan salah satu menjaga alam karena
katanya tidak ada seorang ibu yang melahirkan satu tahun 2 kali.

Katanya pemerintah mengharuskan untuk sumberdaya manusia jadi pintar namun


disisi lain sumberdaya alam dihancurkan.

Disini hampir 3 ttahun erakhir semua masyarakat menambang

Pernah mencalonkan jadi kepala desa namun kalah oleh jaro tating perbandingan
suaranya 800 : 1500, menurutnya hampir 2 M lurah sekarang habis untuk pemilihan
pada waktu itu katanya.

Kata masyarakat katanya : dari pada investor atau orang luar masuk kesini merusak
mendingan dirusak oleh kita.
Gotong – royong sudah mulai luluh katanya

Banyak kasepuhan yang digandeng oleh pejabat – pejabat

Alam itu hanya satu kali diciptakan dan pada akhirnya kiamat sementara manusia tiap
detik diciptkan.

Adik Entoy ii kuliah di IPB jurusan pertanian sementara Entoy bekerja di puskesmas
Cikotok.

Dulu katanya sebelum PT. Muk ada yang namanya PT. Banten Agro Porles dan
pembebasan lahan besar besaran dan dijual lagi ke perusahaan cina sekarang

Kata Entoy pemilihan lurah tating kemarin di suport oleh PT. MUK dengan amplop
Rp.300.000

Katanya harta tating di Ciodeng kampung istrinya banyak termasuk di cicarucub. G


keris, G. Lumbu, dan G. Panggung.

Akan ada datang orang yang menggali sejarah ??????? (“ menurut tuturan
dibeberapa tempat tanda - tanda akhir zaman “)

Anda mungkin juga menyukai