Anda di halaman 1dari 8

TERM OF REFERENCE (TOR)

1. Latar Belakang

Radio Republik Indonesia (RRI) adalah Lembaga Penyiaran Publik milik bangsa sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, dimana saat ini RRI
berstatus Lembaga Penyiaran Publik yang bersifat independen, netral, tidak komersil dan
berfungsi melayani kebutuhan masyarakat. RRI adalah satu-satunya radio yang
menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sesuai dengan fungsi RRI memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan
yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.

Salah satu bentuk acara pada program siaran RRI adalah Kiprah Desa yang merupakan
salah satu bentuk penyuluhan yang ditujukan kepada masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat dan menyampaikan informasi dari pemerintah tentang
pembangunan serta partisipasi masyarakat terhadap pembangunan tersebut.

Informasi tersebut juga dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah Sumatera Barat yang
dikenal sebagai daerah yang mempunyai potensi alam besar dan bernilai tinggi jika dikelola
dengan tepat. Namun sampai saat ini, masih minimnya informasi yang diperoleh
masyarakat mengenai pengelolaan sumber daya alam berdampak besar terhadap kondisi
alam dan ekonomi masyarakat sekitar. Seperti rusaknya habitat asli ikan bilih yang hanya
ditemukan di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.

2. Tujuan
a. Siaran radio sebagai wahana yang memuat berbagai informasi pendidikan yang
dikemas
secara menarik dengan tujuan untuk menambah pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku khalayak sasaran.
b. Untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan serta memperbaiki kesejahteraan hidup keluarga.
3. Manfaat
a. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara pelestarian habitat ikan bilih di
Danau Singkarak
b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai cara menjaga keseimbangan
ekosistem danau
c. Mempertahankan perekonomian masyarakat melalui pelestarian ikan bilih

4. Narasumber
a. GO ( Government Organization ) Lembaga Pemerintahan
b. NGO ( Non Government Organization ) Lembaga Non Pemerintahan
c. Tokoh Masyarakat Nelayan
5. Bentuk Acara
Acara ini berbentuk Feature dengan Pendekatan Development Broadcasting Unit (DBU)
System atau bisa disebut Unit Siaran Pembangunan. Program ini dirancang secara khusus
untuk mengajarkan sesuatu (topik/pokok bahasan, maupun keterampilan tertentu) baik
jenis pendidikan informal, non formal, maupun formal.

6. Disiarkan
Hari /Tanggal : Jum’at/ 10 September 2021
Jam : 19.30 WIB
Tempat : Pro 1 (97,5 MHz)

7. Materi Acara

Tema : Selamatkan Ekosistem Ikan Bilih

Daerah Penelitian : Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat


IDENTIFIKASI ACARA

1. Nama Acara : Kiprah Desa RRI Padang


2. Tema : Selamatkan Ekosistem Ikan Bilih
3. Topik : Melindungi Habitat Ikan Bilih
4. Disiarkan : Hari : Jum’at
Tanggal : 10 September 2021
Jam : 19.30 WIB
5. Format acara : Feature (Pendekatan DBU)
6. Narator : Rita Ismael, S.Pd
7. Penulis naskah : Voni Elsa Putri, S.Pd
8. Unit Manajer : Ryka Sandra, S.Pd
9. Produser : Ani Hasanah Mubarok, S. Pd., M.Si.
10. Pewawancara : Voni Elsa Putri, S.Pd & Miche Haryani, SS
11. Pembimbing : Azmi Rahman, A.Md
12. Pengarah Acara : Miche Haryani, SS
13. Teknisi : Rio Nada Putra
14. Lokasi : Danau Singkarak Kabupaten Agam Sumatra Barat
15. Produksi : Tim Kiprah Desa RRI Padang
Acara : Kiprah Desa RRI Padang
Format : D B U (Development Broadcasting Unit)
Topik : Melindungi Habitat Ikan Bilih
Judul : Ikan Bilih, Lindungi Agar Pulih
Naskah :Voni Elsa Putri, S.Pd
Editor Naskah : Miche Haryani, SS
Operator : Rio Nada Putra
Edisi : Jum’at 10 September 2021
Durasi :

OPERATOR :....................................... TUNE PEDESAAN...........................................


NARATOR : Selamat malam saudara. Jumpa lagi dalam acara Kiprah Desa RRI
Padang untuk hari ini.
TUNE :............................................... Sound Effect ..............................................
NARATOR :Membentang dari Kabupaten Agam hingga Kabupaten Solok, Danau
Singkarak disebut sebagai danau terbesar kedua di Pulau Sumatra setelah
Danau Toba. Danau ini bagian dari Cekungan Singkarak-Solok yang
termasuk di antara segmen dari Sesar Sumatera. Cekungan besar ini
terbendung oleh material vulkanik dari letusan gunung api sekitarnya.
Memiliki luas 107,8 Km², tak heran Danau Singkarak memiliki potensi
ekologi yang cukup beragam. Ada 19 spesies ikan air tawar yang hidup di
habitat ini. Tiga di antaranya memiliki populasi kepadatan tertinggi dari
yang lainnya, yaitu ikan bilih, nilem dan rinuak. Namun yang menjadi
primadona dan andalan perekonomian masyarakat di daerah tersebut
adalah ikan bilih.
Ikan bilih yang memiliki nama latin Mystacoleucus Padangensis
merupakan spesies ikan yang diperkirakan hanya hidup di Danau
Singkarak dan menjadi salah satu makanan khas masyarakat di sekitarnya.
Ikan ini berukuran kecil, tapi lebih besar daripada ikan teri, dengan ukuran
6-12 sentimeter serta berbentuk lonjong dan pipih. Warnanya pun seperti
ikan pada umumnya yakni sisik berwarna perak dan sirip kehitaman,
namun tampil dengan ukuran yang lebih kecil. Ciri fisiknya yang tidak
umum itu menjadikannya spesial dibanding ikan-ikan lainnya.
Seperti apa populasi ikan bilih di Danau Singkarak, kita simak pemaparan
dari Pengamat Lingkungan Hidup Prof. Isril Berd
OPERATOR : ----------------------------Insert 1- Pengamat Lingkungan----------------------
NARATOR : Beberapa faktor mempengaruhi habitat ikan bilih, mulai dari faktor alam
dan prilaku masyarakat salingka danau singkarak. Hal senada juga
disampaikan oleh Lastri Mulyanti, S.Pi., M.Si. selaku Kepala UPTD
Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatra Barat.
OPERATOR : -----------------------Insert 2- DKP---- --------- -----------------------
NARATOR :Berkurangnya populasi ikan bilih, berdampak pada masyarakat sekitar
Danau Singkarak, yang notabene berprofesi sebagai nelayan yang sangat
bergantung pada sumber daya alam hayati di danau tersebut. Cara
menangkap ikan pun masih sangat tradisional, dengan cara menggunakan
jaring, keramba apung dan pukat langli yang ramah lingkungan untuk
tetap melestarikan populasi ikan bilih. Dengan teknik penangkapan
tersebut, biasanya nelayan mampu menangkap sebanyak 2 kg ikan.
Namun sebaliknya, ada sejumlah oknum yang melakukan eksploitasi ikan
bilih secara besar-besaran dengan menggunakan bagan, sehingga hasil
tangkapan bisa mencapai 50-100 kg. Hal ini sangat berdampak pada hasil
tangkapan nelayan tradisional, dan populasi ikan bilih. Seperti yang
dijelaskan oleh nelayan Ikan Bilih Novrianto dan Ketua Keramba Jaring
Apung (KJA) Afrizal.
OPERATOR : -------------------------Insert 3- Nelayan dan Ketua KJA ---- -----------------
NARATOR :Namun faktanya, sebagian masyarakat nelayan di danau singkarak
memilih untuk melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bagan
karena tergiur dengan hasil tangkapan yang begitu banyak, ditambah
dengan adanya investor yang mendanai operasional bagan. Sepuluh
sampai dua puluh bagan beroperasi setiap harinya. Penggunaan jaring
yang begitu rapat, membuat penggunaan bagan menjadi tidak ramah
lingkungan, karena ikan kecil yang belum layak panen, juga ikut terjaring.
Hal tersebut membuat ikan bilih sulit untuk tumbuh dan berkembang.
Pengawasan dan penertiban penggunaan bagan ini sudah dilakukan oleh
berbagai pihak, termasuk dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatra
Barat. Seperti yang diutarakan Lastri Mulyanti, S.Pi., M.Si. selaku Kepala
UPTD Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan.

OPERATOR : --------------------------Insert 4 - DKP-----------------------------------


NARATOR : Walaupun penertiban telah dilakukan dan peraturan penggunaan bagan
telah disosialisasikan, ternyata masih ada masyarakat yang tetap
menggunakaan bagan. Ditambah lagi dengan kondisi pandemic covid-19
membuat penertiban tertunda, karena adanya refocusing anggaran. Hal ini
mengharuskan pemerintah melakukan upaya lain untuk menyelamatkan
habitat ikan bilih. Salah satunya membuat kawasan suaka (Reservat)
sehingga masyarakat tidak diperbolehkan melakukan aktifitas
penangkapan di kawasan tersebut.
OPERATOR : --------------------------Insert 4 – DKP --------------------------------
NARATOR :Dalam upaya pelestarian ikan bilih ini, Pemerintah menggandeng
masyarakat nelayan setempat melalui Kelompok Masyarakat Pengawas
(POKMAWAS) di selingkar Danau Singkarak. Seperti apa pengawasan
yang dilakukan, kita dengarkan pemaparan dari Nasrul selaku Ketua
POKMAWAS Saiyo Sakato Danau Singkarak.
OPERATOR : ____________________Insert – POKMAWAS____________________
NARATOR :Sebagai satu-satunya jenis ikan yang tergolong hewan endemik yang
hidup di Danau Singkarak, sudah sepatutnya ikan bilih dilestarikan dan
diperhatikan habitatnya. Agar populasinya tetap terjaga sampai ke anak
cucu kita nanti. Ikan Bilih, Lindungi Agar Pulih.
Insert 1 DKP : Kondisi Populasi Ikan Bilih

BAHAN DBU

Narasumber

A. GO ( Goverment Organitation ) Pemerintahan : Pemprov sumbar / pemkab


tanah datar / dinas kelautan dan perikanan / Seperti apa kondisi danau singkarak
saat ini ?
a. Spesies ikan apa saja yang hidup di sini ?
b. Dukungan pemerintah untuk upaya pelestarian ikan bilih?
c. Langkah konkrit yang telah dilakukan pemerintah ?
d. Kendalanya apa yang ditemui sehingga belum terealisasi upaya perbaikan
danau singkarak ini khusunya untuk pelestarian ikan bilih nya?
e. Apakah ada upaya melakukan pembenihan, untuk meningkatkan produksi
ikan bilih ?
f. Seperti apa penangkapan ikan bilih yang baik dilakukan agar populasi ikan
bilih tetap terjaga ?
g. Apakah memang spesies ikan bilih hanya dapat hidup di danau ini pak?
Apakah tidak ada masyakat yang memang membudidayakan di rumah ?
(kalau ada) seperti apa pemeliharaan dan pembudidayaan ikan bilih di
rumah?
B. NGO ( Non Goverment Organitation ) Lembaga Non Pemerintahan : pengamat
lingkungan,
a. Menurut pengamatan bapak, seperti apa populasi ikan bilih saat ini?
b. Apa langkah yang baiknya di lakukan oleh masyarakat maupun pemerintah
untuk menjaga pelestarian ikan bilih?
c. Efektif tidak langkah langkah yang telah di lakukan oleh pemerintah untuk
menjaga kelestarian ikan bilih saat ini?
d. Meliht kondisi dilapangan, menurut bapak kedepan populasi ikan bilih akan
kembali meningkat atau malah sebaliknya, apakah populasinya itu jadi berkurang
dan menjadi hewan yang dilindungi?
C. Tokoh Masyarakat : ketua adat, walinagari
a. Seperti apa pelestarian ikan bilih disini ?
b. Apakah benar penyebab menurunnya populasi ikan bilih di sini disebabkan karna
kerusakan danau?
c. pergerakan apa yang sudah dilakukan dari tokoh mayarakat dalam untuk upaya
pelestarian ikan bilih ?
d. Apakah ada aturan yang tegas agar masyarakt bisa menangkap ikan bilih sesuai
dengan cara yang lebih aman ?
e. sebenarnya selain memulihkan kondisi danau tsb, apakah ada pemeliharaan
khusus terhadap ikan bilih ini?
f. brapa banyak masyakat yang berada di sekitar danau singkarak ini yang
menggantungkan hidupnya dari penjualan ikan bilih
D. Masyarakat petani./pelaku usaha kecil : nelayan, pedagang ikan bilih
a. apakah ada sosialisasi/ pelatihan dari pemerintah terhadap pelastarian ikan bilih
ini?
b. cara yang digunakan masyarakat untuk menangkap ikan bilih itu seperti apa
c. apakah sudah ada bantuan dari pemerintah untuk alat tangkap ikan bilih ini
d. dahulu menangkap ikan bilih nya menggunakan keramba apung yang di pasnag
di sekitar danau, dan sekrang pemerintah telah melarang hal itu, bagaimana
dengan hasil tangkapannya pak ?

Anda mungkin juga menyukai