Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH FEE AUDIT, UKURAN KAP, DAN OPINI AUDIT TERHADAP

KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK MELAKUKAN AUDIT TENURE

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014 -2019)

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian CD

Dosen Pengampu: Dr. Roekhudin, Ak., CSRS.

Oleh:

Muhammad Wildan Rohmatulloh 175020300111078

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa kepada auditan untuk
memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji (Mulyadi, 2013:1). Sedangkan
menurut Arens, Elder dan Beasley (2012:4) dalam Herman Wibowo mendefinisikan
auditor sebagai pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa auditor adalah orang
yang memiliki sifat kompeten dan independen dalam pekerjaannya untuk
memberikan jasa audit atas laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

Auditan atau auditee adalah pihak yang sedang diaudit atau pihak yang
meminta untuk diaudit oleh auditor atas penyajian laporan keuangan yang telah
diterbitkan apakah sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditan atau
auditee merupakan pihak yang berasal dari internal perusahaan yang mmebantu
auditor dalam mencari bukti-bukti audit yang dibutuhkan untuk memberikan opini
atas laporan keuangan suatu perusahaan. Auditor dan auditee terikat kontrak untuk
melakukan audit dimana kontrak tersebut dinamakan perikatan audit.

Dalam perikatan audit, auditee yang memerlukan jasa auditing mengadakan


suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam perjanjian tersebut, auditee sanggup
untuk menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor
sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit atas laporan keuangan tersebut. Dalam
perikatan audit salah satunya berisi hal mengenai besaran fee audit, dan auditor yang
akan mengaudit laporan keuangan auditee. Setelah auditor selesai melaksanakan
tugasnya atau di akhir masa perikatan audit, maka auditor akan menerbitkan opini
atas laporan keuangan yang sudah diaudit.

Fee audit adalah besaran biaya yang tergantung antara lain pada risiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tinggi keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan
professional lainnya (Sukrisno Agoes, 2012:18). Sedangkan menurut Primasari dan
Sudarno (2013) dalam Fisca dan Wahyu (2013) menjelaskan Fee audit adalah
imbalan yang diterima auditor atas jasa audit yang diberikan. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa fee audit adalah besaran biaya yang diterima oleh auditor atas
jasa yang diberikan kepada auditee terhadap laporan keuangan. Besaran fee audit
yang ditetapkan juga berbeda-beda untuk masing-masing Kantor Akuntan Publik
salah satunya bergantung pada ukuran Kantor Akuntan Publik.

Kantor Akuntan Publik adalah sebuah organisasi yang dibuat untuk


memberikan jasa akuntansi, baik itu jasa assurance maupun non-assurance kepada
perusahaan lain. Kantor Akuntan Publik di Indonesia terbagi menjadi 2 jenis yaitu,
KAP besar dan KAP kecil dimana KAP besar jika organisasi tersebut berafiliasi
dengan KAP Big Four. Sedangkan KAP dapat dikatakan kecil jika tidak berafiliasi
dengan Big Four (Arens yang dikemukakan oleh Susanti, 2014:24). KAP besar / Big
Four dianggap mampu mempertahankan independensinya dibandingkan yang kecil
karena biasanya KAP Besar / Big Four menyediakan berbagai layanan untuk klien
dalam jumlah yang besar (Nasser et al, yang dikemukakan oleh Arinta, 2013:21).

Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh
auditor atas kewajaran laporan keuangan auditee apakah sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Pemberian opini dapat mengurangi terjadinya asimetri informasi
antara pihak manajemen dengan pemangku kepentingan. Menurut Johnstone,
Gramling, Rittenberg (2014), ada lima jenis opini, yaitu

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)


2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas yang
Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion with
explanatory language)
3. Pendapat Wajar Dengan pengecualian (Qualified Opinion)
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)

Pada suatu sisi muncul fenomena dimana auditee yang merasa puas dengan
kinerja auditor dalam mengaudit laporan keuangannya akan melakukan perikatan
audit untuk waktu yang lama. Apabila auditee mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian untuk laporan keuangannya tentu hal itu akan berdampak besar pada
operasional perusahaan, dimana para stakeholder akan semakin percaya dengan
kinerja manajemen dari suatu perusahaan. Hal lain yang tentu menjadi pertimbangan
auditee untuk kembali lagi menjalin perikatan audit adalah ukuran KAP yang
mengaudit laporan keuangan, dimana jika KAP besar / Big Four akan menjadi
kebanggan tersendiri bagi suatu perusahaan karena tentu kualitas audit yang
dihasilkan sudah tidak diragukan lagi. Selain itu, besaran fee audit juga menjadi
pertimbangan sendiri bagi auditee dalam melakukan perikatan audit untuk tahun-
tahun selanjutnya dimana fee audit yang tidak terlalu besar akan menyebabkan
auditee tertarik untuk menggunakan KAP yang sama.

Namun, perikatan audit yang terlalu lama juga akan mempengaruhi


independensi dari auditor itu sendiri. Menurut Giri, 2010 menjelaskan bahwa
pergantian auditor dan KAP secara wajib diharapkan akan meningkatkan
independensi auditor baik secara penampilan maupun secara fakta. Oleh sebab itu,
Indonesia memberlakukan adanya pergantian KAP secara wajib dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik” (pasal 2) sebagai perubahan atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002. Peraturan ini membahas
mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 5 (lima) tahun buku
berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
berturut-turut.

Kemudian peraturan tersebut disempurnakan dengan dikeluarkannya


Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang
“Jasa Akuntan Publik”. Perubahan itu adalah tentang pemberian jasa audit umum atas
laporan keuangan suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling
lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik 3 (tiga)
tahun buku berturut-turut. Perubahan lain yaitu, akuntan public dan Kantor Akuntan
Publik dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah 1 (satu)
tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien yang
sama.

Melihat hal itu, maka perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan


perikatan audit dengan Kantor Akuntan Publik atau auditor yang sama dalam kurun
waktu tertentu yang telah diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan. Hal ini dilakukan
dengan dalih kepraktisan dalam menjalin kontrak perikatan audit dengan auditor lama
daripada harus mencari auditor baru.

Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen, yaitu fee audit, ukuran


KAP, dan opini audit dalam hubungannya dengan keputusan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014 – 2019 untuk melakukan
perikatan audit dengan auditor yang sama dalam kurun waktu 3 tahun berturut-turut.
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya masih belum ada yang menggunakan lama
perikatan audit (audit tenure) sebagai variabel dependen, namun kebanyakan
penelitian terdahulu menggunakannya sebagai variabel independen. Oleh karena itu
motivasi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ketiga variabel independen
(fee audit, ukuran kap, dan opini audit) memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen (audit tenure).

1.2 Rumusan Masalah


Berbagai penelitian masih belum ada yang menggunakan lama perikatan audit
(audit tenure) sebagai variabel dependen dalam penelitiannya. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti ingin mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keputusan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 – 2019
untuk melakukan audit tenure.

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,


penelitian ini akan menguji hubungan fee audit, ukuran KAP, dan opini audit dengan
audit tenure. Perumusan masalah yang akan diteliti yaitu,

1. Apakah fee audit berpengaruh negatif terhadap keputusan perusahaan yang


terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 – 2019 untuk melakukan audit
tenure ?
2. Apakah ukuran KAP berpengaruh postif terhadap keputusan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 – 2019 untuk melakukan audit
tenure ?
3. Apakah opini audit berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 – 2019 untuk melakukan audit
tenure ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang negatif antara fee audit dengan
audit tenure pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2014 – 2019.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara ukuran KAP
dengan audit tenure pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014 – 2019.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara opini audit
dengan audit tenure pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014 – 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan masukan berupa saran-saran serta sebagai


pertimbangan dalam mengambil keputusan dan perumusan kebijakan
manajemen untuk melakukan audit tenure dengan auditor atau Kantor
Akuntan Publik yang sama dalam tahun buku yang berturut-turut.

2. Bagi Auditor atau Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini dapat memberikan masukan berupa saran-saran serta sebagai


pertimbangan dalam mengambil keputusan dan perumusan kebijakan
organisasi untuk melakukan audit tenure dengan perusahaan atau client yang
sama dalam tahun buku yang berturut-turut.

3. Bagi Penulis

Untuk menerapkan metode dan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan
melatih untuk menganalisa permasalahan yang ada serta mencari solusi atau
penyelesaiannya.

4. Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan serta sebagai perbandingan dan
sumber acuan untuk bidang kajian yang sama.

Anda mungkin juga menyukai