Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

Kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

secara sosial dan ekonomis. PP No. 66 tahun 2014 tentang Kesehatan

Lingkungan, Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan

kesehatan ditetapkan pada media lingkungan yang meliputi : air, udara,

tanah, pangan, sarana dan bangunan, vektor dan binatang pembawa

penyakit. Penyehatan sarana dan bangunan meliputi upaya pengawasan,

perlindungan dan peningkatan kualitas sanitasi sarana dan bangunan.

Penyehatan air, pengolahan limbah & cuci tangan pakai sabun.

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu

usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh

kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek,

merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup (Huda,

2016).

Menurut pedoman WHO dan Unicef (2020), Penyehatan air,

Pengelolaan Limbah dan Cuci tangan Pakai Sabun merupakan bagian dari

kegiatan sanitasi yang merupakan bagian dari pencegahan dan

pengendalian infeksi.

Penyediaan air dan sanitasi yang aman serta lingkungan yang

higienis atau bersih menjadi penting agar mampu melindungi kesehatan

manusia dalam kejadian luar biasa (KLB) penyakit infeksius, seperti KLB

1
2

COVID-19 saat ini. Memastikan dilaksanakannya praktik cuci tangan serta

pengelolaan limbah yang baik dan konsisten baik di tingkat komunitas,

rumah tangga, sekolah, pasar, dan fasilitas kesehatan akan dapat

membantu pencegahan transmisi atau penularan virus COVID-19 dari satu

orang ke orang lainnya. (Pedoman WHO & UNICEF, 2020).

Pelayanan sanitasi di Indonesia pada data terakhir tahun 2004

mencakup 55% artinya lebih rendah dari rata-ratacakupan Negara-negara di

Asia tetangga (Adhi, 2009). Indonesia masih tertinggal dengan kesenjangan

yang signifikan dalam memperoleh akses sanitasi terutama di antara rumah

tangga pada dua tingkat masyarakat paling rendah – sebesar 40% - 65% di

daerah perkotaan dan 36% - 65% di daerah pedesaan (Unicef). Di dunia,

India merupakan Negara peringkat pertama yang memiliki sanitasi yang

buruk dan Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai Negara yang

memiliki sanitasi yang buruk. Hal tersebut sangat berbeda dengan Negara di

kawasan Asia Tenggara seperti Singapura dan Malaysia yang memiliki

cakupan sanitasi diatas 90 persen. Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan

beberapa penyakit (Marinda dan Ardillah, 2019).

Coronavirus merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit

pada hewan seperti burung dan mamalia, serta dapat menyerang manusia.

Pada manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang

umumnya ringan, seperti pilek, beberapa gejalanya sama seperti penyakit

SARS, MERS, tetapi COVID-19 lebih membahayakan hingga menyebabkan

kematian. Pada masa pandemi saat ini virus corona bukanlah suatu wabah

yang bisa diabaikan begitu saja. Pada tahun 2020 ini, perkembangan kasus

penyakit COVID-19 cukup signifikan karena penyebarannya sudah


3

mendunia dan seluruh Negara merasakan dampaknya termasuk di

Indonesia (Yunus dan Rezki, 2020).

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus

korona yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini mewabah

pertama kali di Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019 hingga sekarang

banyak menyerang Negara secara global (WHO, 2019a). Wabah virus

COVID-19 juga telah menyebabkan jarak sosial (social distancing) yang

meluas dan dibeberapa negara di dunia melakukan penguncian penuh

(lockdown) (Erawan et a.,l 2021). Identifikasi perilaku sasaran untuk

mencegah COVID-19 antara lain : rumah, ruang public atau tempat kerja,

pasar, tempat ibadah, transportasi umum, dan lain-lain (Unicef, 2020). Salah

satu tempat yang dapat meningkatkan kasus COVID-19 sangat

memugkinkan terjadi di rumah. Sebab kluster keluarga kasus COVID-19

mencapai 66 %.

Menurut hasil penelitian Aisyah Intan Sari (2020) pada sarana air

bersih tidak dilakukan pengujian secara berkala setiap 6 bulan sekali, sarana

toilet dengan para pedagang bahan pangan dan makanan berjarak kurang

dari 10 meter, tidak tersedia tempat pembuangan sampah dan TPS,

drainase tidak ditutup dengan kisi kisi dari logam, dan belum terpenuhinya

sarana cuci tangan untuk 1 per pedagang los basah dan tidak mudah

diakses para pedagang dan pembeli di Pasar untuk penerapan protokol

kesehatan. Pada desinfeksi juga belum dilakukan secara berkala (paling

sedikit 3 kali sehari) pada area yang digunakan bersama, dan untuk sarana

jaga jarak tidak ada penanda dilantai dan media informasi sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 382 Tahun 2020


4

tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas

Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus

Disease 2019 (Covid-19).

RSU Amanah Sumpiuh merupakan Rumah Sakit Swasta Madya Type

D. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis

terbatas dan menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas. di Rumah

Sakit Umum Amanah Sumpiuh terdapat 60 tempat tidur inap dengan BOR

( Bed Occupancy Ratio/prosentase penggunaan tempat tidur ) 66,57 %,

BOR menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur

rumah sakit.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan untuk melakukan evaluasi

pelaksanaan basic housekeeping. Maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Hubungan Sanitasi dengan Kejadian Covid 19 di

RSU Amanah Sumpiuh tahun 2021”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan banyaknya pasien Covid 19 di RSU Amanah Sumpiuh dan

kluster Covid di keluarga yang mencapai 66%. Bagaimana Hubungan

Sanitasi dengan Kejadian Covid ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Sanitasi dan Kejadian Covid 19.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan Penyehatan Air dan Limbah Cair dengan

kejadian Covid 19

b. Mengetahui hubungan Penyehatan Udara dengan kejadian Covid 19


5

c. Mengetahui hubungan Penyehatan tanah dan pengelolaan sampah

dengan kejadian Covid 19

d. Mengetahui hubungan Penyehatan Makanan dan Minuman dengan

kejadian Covid 19

e. Mengetahui hubungan Sarana dan Bangunan dengan kejadian Covid

19

f. Mengetahui hubungan Pengendalian Vektor dengan Kejadian Covid

19

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pihak Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh rumah sakit,

Sebagai salah satu sumber informasi tentang Hubungan Sanitasi

dengan Kejadian Covid 19.

2. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah

daerah Kabupaten Banyumas sebagai bahan masukan dan bahan

pertimbangan penyusunan kebijakan yang berhubungan dengan

pelaksanaan program penyehatan lingkungan di Rumah.

3. Bagi Jurusan Kesehatan Lingkungan

Menambah bahan pustaka bagi pihak Jurusan Kesehatan

Lingkungan yang berkaitan dengan Sanitasi di rumah.

4. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang Hubungan

Sanitasi dan Kejadian Covid 19.


6

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian

No. Uraian Peneliti Peneliti Lain


Pembeda Sendiri
Nur Hikmawati Aisyah Intan Sari Faizal Ayun Hana Eka Rizky
D IV Sanitasi S1 Kesehatan Saefulrahman Parwitasari
Lingkungan Lingkungan D III Kesehatan D III Kesehatan
Poltekkes Universitas Lingkungan Lingkungan
Kemenkes Sriwijaya Poltekkes Poltekkes
Semarang Kemenkes Kemenkes
Semarang Semarang
1. Judul Hubungan Analisis Hubungan Hubungan
penelitian Sanitasi dengan Ketersediaan Sanitasi HIgiene Sanitasi
Kejadian Covid Fasilitas Sanitasi Lingkungan dan dengan
19 pada Masa PHBS dengan Keberadaan
Pandemi Covid Kejadian Diare Bakteri Colyform
19 pada Balita pada Minuman
Es Teh yang
Dijual
2. Lokasi RSU Amanah Pasar Desa Kebumen Kantin SMP
penelitian Sumpiuh RetailJakabaring Wilayah Kerja Negeri
Puskesmas 1 Purwokerto
Baturraden
Kabupaten
Banyumas
3. Waktu Tahun 2021 Tahun 2020 Tahun 2015 Tahun 2013
penelitian
4. Metode - Jenis penelitian - Jenis penelitian - Jenis penelitian - Jenis
penelitian yang yang digunakan yang Penelitian
digunakan adalah content digunakan yang
adalah analysis. Uji adalah analitik digunakan
Observasional validasi yang dengan adalah
dengan dilakukan pendekatan penelitian
menggunakan melalui case control Observasional
analisis triangulasi - Cara dengan
deskriptif. sumber, metode pengumpulan pendekatan
- Cara dan data data : cross sectional
pengumpulan - Cara Observasi, - Cara
data : pengumpulan Wawancara. pengumpulan
Observasi, data : data :
Studi wawancara Pemeriksaan,
dokumen, mendalam, Observasi,
Pemeriksaan observsasi dan Wawancara,
dan dokumentasi Pemeriksaan
Wawancara. Laboratorium.
5. Hasil Hasil Hasil penelitian Sanitasi
Penelitian - penelitian menunjukkan peralatan yang
menunjukkan sanitasi memenuhi syarat
bahwa Pasar lingkungan dan sebanyak 10
initelah berupaya PHBS yang kantin sekolah
menyediakan memilki (55,56 %) dan
fasilitas hubungan tidak memenuhi
sanitasi namun yaitu mencuci syarat 8 kantin
beberapa hal tangan (44,44%).
belum sesuai menggunakan Higiene
dengan standar sabun setelah Penjamah
Peraturan Menteri BAB dengan makanan
Kesehatan nilaip- memenuhi syarat
7

Republik value=0,024 ; 1 kantin (5,6%)


Indonesia Nomor OR=7,000 dan dan
17 Tahun 2020 kebiasaan tidak memenuhi
tentang Pasar menggunakan syarat 17 kantin
Sehat. Pada jamban pada sekolah (94,44
sarana air bersih saat BAB %). Sanitasi
tidak dilakukan dengan nilaip- makanan
pengujian secara value=0,019 ; memenuhi syarat
berkala setiap 6 4,125. Sumber 1 kantin (5,56%)
bulan sekali, air minum, dan tidak
sarana toilet kualitas, fisik memenuhi syarat
dengan para sumber air 17 kantin sekolah
pedagang bahan minum, (94,44 %).
pangan dan kepemilikan Sanitasi tempat
makanan berjarak jamban, dan pengelolaan
kurang penggunaan air makanan
dari 10 meter, bersih yang memenuhi syarat
tidak tersedia tidak memiliki adalah 7
tempat hubungan yang kantin (38,89%)
pembuangan signifikan tetapi dan tidak
sampah dan TPS, beresiko. memenuhi syarat
drainase tidak 11 kantin sekolah
ditutup dengan (61,11%).
kisi kisi dari Keseluruhan
logam, dan belum sampel es teh
terpenuhinya yang diperiksa
sarana cuci dikategorikan
tangan tidak memenuhi
untuk 1 per syarat
pedagang los karena melebihi
basah dan tidak batas cemaran
mudah diakses Coliform yaitu
para pedagang <2/100 ml.
dan
pembeli di Pasar
untuk penerapan
protokol
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai