Anda di halaman 1dari 1

3.

Mungkinkah Allah meminta melihat lagi orientasi hidup bahkan orientasi berjam’iyyah dan
beragama secara keseluruhan ?

Ya, bukan lagi mungkin ; tapi memang iya, Allah senantiasa memerintahkan (bukan
meminta) Abdun Nya untuk berfikir, untuk membaca, untuk meneladani tiap tiap kalam yang
bertebaran di alam ini, untuk mengambil hikmah dari tiap garis, lapisan kehidupan. Dalam ruang
yang begitu luas, dalam selubung kehidupan, orientasi hidup, berjam’iyyah bahkan beragama
secara keseluruhan dan total semua telah Allah sebut dalam Al Qur’an, Dalam Hadist Qudsi Nya,
bahkan termaktub dalam berbagai macam turots yang dikarang, dinukil oleh Para Ulama’ dan di
pakai sebagai pedoman hingga detik ini oleh berbagai lapisan.
Contoh kecil, dalam orientasi kehidupan yang arahnya kepada jam’iyyah (perkumpulan),
di Al Qur’an Q.S. al-Ĥujurāt/ 49: 13. di sebutkan bahwa
ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ ‫عارفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ع ْن َد اللَّه أَتْقا ُك ْم إِ َّن اللَّهَ َع‬
ٌ‫ليم َخبير‬ َ َ‫َّاس إِنَّا َخلَ ْقنا ُك ْم م ْن ذَ َك ٍر َو أُنْثى َو َج َعلْنا ُك ْم ُش ُعوباً َو قَبائ َل لت‬
ُ ‫يا أ َُّي َها الن‬
Kata kuncinya disini adalah Li Ta’arofu agar saling mengenal, sehingga dalam sebuah ikatan
perkenalan maka disitulah sifat Rahman Rahim Allah bertebaran, memendar dari jiwa satu ke
jiwa yang lain, saling memberi rasa aman dan kenyamanan Antara satu dan yang lain. Sehingga
tanpa kita sadari tiap gerak langkah, tiap tarikan napas kita tak pernah sedikitpun lepas dari
campur tangan dan welas asih Tuhan. Maka jika dalam ikatan perkenalan terpupuk dengan baik
lantaran kesemua pihak saling mengasihi, menyayangi, menghormati serta saling menjaga, maka
Inna Akromakum ‘indallahi atsqookum sudah pasti tercapai di dalam nya, di dalam sebuah
perkenalan Antara dua individu saja sudah mampu mewakili orientasi hidup, orientasi
berjam’iyyah , bahkan orientasi secara beragama secara keseluruhan dan total.

Dalam peribahasa Arab di sebut bahwa ‫ائم‬33‫ان من البه‬33‫و ك‬33‫ة ول‬33‫د حكم‬3‫ ; خ‬Ambil lah hikmah walau
itu keluar dari mulut hewan. Analogi yang masyhur di kalangan santri yang berkaitan dengan
keikhlasan (neriman) di umpamakan seekor hewan, yang mana hewan berupa kambing tidak
akan pernah berbunyi selain mengembik, baik dalam keadaan kenyang, lapar, sehat, sakit bahkan
gembira Nya, bukan karena kambing memang tidak bisa bersuara lain, tapi perlu di ketahui
bahwasanya
َ ‫يح ُه ْم إِنَّهُ َكانَ َحلِي ًما‬
ً‫غفُور‬ ْ َ‫سبِّ ُح بِ َح ْم ِد ِه َولَ ِكنْ ال تَ ْفقَهُونَ ت‬
َ ِ‫سب‬ َ ُ‫ض َو َمنْ فِي ِهنَّ َوإِنْ ِمنْ ش َْي ٍء إِال ي‬
ُ ‫األر‬
ْ ‫س ْب ُع َو‬ َّ ‫سبِّ ُح لَهُ ال‬
َّ ‫س َما َواتُ ال‬ َ ُ‫ت‬
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada
sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka.
Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Maha benar Allah dengan segala
firmanNya.

Anda mungkin juga menyukai