Anda di halaman 1dari 16

PUBLIK SPEAKING DAN TEKNIK PRESENTASI

Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas makalah mata kuliah Interpersonal Skills

Dosen Pengampu:
Amriana, S.Sos. I, M.Pd.

Oleh Kelompok 09 :
Ayunda Auliah Y (B03217004)
Miftahul Jannah (B03217026)
Nadya Azaria (B93217098)

KELAS B1 SEMESTER 6
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
tanpa halangan suatu hal apapun.

Kami juga sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing Mata Kuliah
Interpersonal Skills Ibu Amriana, S.Sos. I, M.Pd yang telah membantu dan mengarahkan
kami dalam pembuatan makalah Interpersonal Skills khususnya dengan judul “Publik
Speaking dan Teknik Presentasi” ini dengan sangat baik.

Dengan dibentuknya makalah ini besar harapan kami agar semoga makalah ini dapat
bermanfaat membantu, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca
khususnya dalam bidang Mata Kuliah Interpersonal Skills ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, penulis yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, dan penulis juga
meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata
maupun percetakan yang tidak sesuai

Surabaya, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Ruang Lingkup Kegiatan Publik Speaking......................................................2
B. Public Speaking sebagai Sarana Komunikasi..................................................8
C. Pengetahuan Protocol......................................................................................8
D. Berbicara di Depan Umum............................................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua orang dapat berbicara, namun tidak semua orang dapat berbicara
dengan lancar dan menarik di depan umum. Apalagi kita dituntut untuk berbicara dan
menjadi pusat perhatian di acara formal maupun non formal. Harus dapat menyiapkan
isi dari suatu materi yang akan kita sampaikan di depan umum. Untuk menyiapkan hal
tersebut, perlu teknik-teknik tersendiri. Oleh karena itu, makalah ini dapat
menjelaskan bagaimana seseprang dapat berbicara dan menyampaikan gagasannya
dalam pidatonya tersebut. Istilah public speaking berawal paa ahli retorika yang
mengartikan sama yaitu seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah
berkembang sejak abad sebelum masehi. Sebelum ada public speaking, maka lahirlah
“keahlian berbicara atau berpidato”. Retorika bertitik tolak pada pemikiran, bahwa
manusia dapat menggunakan perasaan atau pendapat yang umumnya benar.
Menurut sejarah, setiap orang memiliki hasrat dan kebutuhan untuk
menyampaikan segala perasaan, pengalaman, pendapat-pendapatnya kepada sebanyak
mungkin orang disamping menceritakan kepada orang tertentu. Para ahli
menganjurkan pentingnya mempelajari “public speaking”, apalagi jika kita bergerak
dibidang usaha, serta kehidupan sosial lainnya, bahkan kemampuan mempelajari dan
mengetahui public speaking dapat bertindak pada waktu tertentu untuk memutuskan
sesuatu dengan segera dan dapat diterima. Setiap kesempatan secara bertahap bahkan
seumur hidup dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan
khalayak umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup kegiatan publik speaking ?
2. Mengapa Public Speaking Bisa sebagai Sarana Komunikasi ?
3. Apa itu Pengetahuan Protocol ?
4. Bagaimana Berbicara di Depan Umum ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Ruang Lingkup Kegiatan Publik Speaking.
2. Untuk Mengetahui Mengapa Publik Speaking Bisa sebagai Sarana Komunikasi.
3. Untuk Mengetahui Apa itu Pengetahuan Protocol.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Berbicara di Depan Umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Kegiatan Publik Speaking


1. Retorika
Retorika adalah kecakapan berpidato di depan umum (study retorika di
Sirikkusa ibu kota Sislia Yunani abab ke 5 SM). Retorika (dari bahasa Yunani
orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk
menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau
argumen (logo). Awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum
The Rhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara
umum ialah seni manipulatif atau teknik persuasi politik yang bersifat
transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara
dengan pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi saling bekerja
sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka. Ini yang
dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan penggunaan
media oral atau tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah berkembang
jauh sejak retorika naik sebagai bahan studi di universitas. Dengan ini, ada
perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang sudah disebutkan diatas)
dan praktek kontemporer dari retorika yang termasuk analisa atas teks tertulis dan
visual.
Retorika adalah memberikan suatu kasus lewat bertutur (menurut kaum sofis
yang terdiri dari Gorgias, Lysias, Phidias, Protagoras dan Socrates akhir abad ke 5
SM). Retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang tentang keterampilan, tentang
menemukan sarana persuasif yang objectif dari suatu kasus (Aristoteles). Study
yang mempelajari kesalah pahaman serta penemuan saran dan pengobatannya
(Richard awal abad ke 20-an) Retorika adalah yang mengajarkan tindak dan usaha
yang efektif dalam persiapan, penetaan dan penampilan tutur untuk membina
saling pengertian dan kerjasama serta kedamaian dalam kehidupan
bermasyarakat.1
Menurut Aristoteles, Dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :

1
Hafidz Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Grafindo,2005), hlm 25.

2
a) Ethos (ethical) : Yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara
ia berkomunikasi
b) Pathos (emotional) : Yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat
dipahami dengan pendekatan “Psikologi massa”.
c) Logos (logical) : Yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh
pembicara
2. Pidato
Pidato atau berbicara didepan umum (public speaking) adalah merupakan
bercakap-cakap yang diperluas (enlarge conversation). Berpidato adalah
merupakan "art and science communication" . Sebagai seni, berpidato memang
perlu bakat yang ada sebagai anugerah Tuhan (God's Gift) Akan tetapi berpidato
sebagai science, kecakapan dan kemahiran berpidato dapat juga dipelajari dan
dikondisikan sebagaimana kecakapan dan kemahiran dibidang-bidang lainnya. 2
Memang perpaduan antara bakat yang dimiliki dan pengetahuan keilmuan yang
menunjang bakat tersebut tentu akan menjadi lebih baik. Tujuan Pidato :
a) To interest or amuse the audience (untuk menarik perhatian atau menghibur
penonton)
b) To inform or teach (untuk memberi informasi atau pendidikan )
c) To stimulate or impress (untuk memberi dorongan atau menggairahkan )
d) To convince or persuade (untuk meyakinkan atau mempengaruhi)
e) To Instruct (untuk memerintah)
f) To Entertain (untuk menghibur)
3. Master of Ceremony (MC)
Istilah Pembawa Acara (PA) merupakan terjemahan bebas dari istilah “Master
of Ceremony” (MC). Disamping itu ada pula yang menyebut dengan istilah
pemgarah acara, penyiar dan lain sebagainya. Membawa Acara adalah proses
berbicara dengan cara mengatur susunan atau jalannya acara agar acara tersebut
bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis. Dalam kegiatan yang
diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan mengatur
pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara
berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap
mata acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat
bergantung kepadanya. Dialah yang disebut pembawa acara.
2
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Rosda, 2001), hlm 19.

3
Pembawa acara adalah orang yang mengatur atau memberikan narasi dan
informasi mengenai susunan suatu acara atau kegiatan (Wikipedia, 2008:1).
Menurut Wiyanto dan Astuti (2002:2) Pembawa Acara adalah orang pertama yang
berbicara dalam suatu acara (Wiyanto dan Astuti, 2002:2). Sebagai pembawa
acara, dia harus bisa menarik perhatian hadirin untuk segera merasa terlibat dalam
pertemuan itu. Kalau upaya ini gagal, jalannya acara menjadi hambar, tidak
berkesan dan mengecewakan. Sebaliknya bila pembawa acara pandai menguasai
hadirin, maka acara menjadi lancar dan menyenangkan. Dengan demikian
kesuksesan sebuah acara berada di tangan pembawa acara.
Untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik tidak mudah, ada beberapa
hal yang perlu untuk dimengerti dan dipelajari secara khusus sebagai modal dasar,
antara lain :
a) Suara
Suara bagi seorang pembawa acara merupakan modal utama, karena
suara merupakan medium atau alat perantara untuk mengadakan
komunikasi dengan hadirin. Pria dan wanita masing-masing mempunyai
volume suara yang berbeda, yang semua merupakan pembawaan sejak
lahir. Untuk suara pria diharapkan yang keras, berat, mantap dan iramanya
berwibawa, sedangkan suara wanita haruslah lembut namun mantap dan
iramanya berwibawa. Usahakan yang wajar dan tidak dibuat-buat, suara
aslilah yang paling baik, dan sesuaikan pula dengan acara yang dibawakan.
b) Penampilan
Bagi seorang pembawa acara, sedapat mungkin harus dapat
memperhatikan penampilannya. Yang dimaksud dengan penampilan disini
adalah : “Segala sesuatu yang ada pada diri seseorang dengan berpanduan
antara gerak, mimic keserasian berbusana, disertai dengan nada dan irama
yang diucapkan”. Seorang pembawa acara ketika tampil harus dapat
menampilkan pesonanya atau daya tariknya yang memukau. Oleh karena
itu seorang pembawa acara harus selalu berusaha  memukau atau
mempesona hadirin dengan :
1) Cara berbicara yang baik ( tatabahasa harus yang benar )
2) Penampilannya
3) Keserasian berbusana harus sesuai dengan acara yang
dibawakan.

4
c) Kondisi
1) Persiapan
Persiapan bagi seorang pembawa acara perlu sekali, karena tanpa
persiapan yang baik, maka acara yang dibawakan akan gagal.
Persiapan yang dimaksud meliputi, penampilan MC itu sendiri,
susunan dan bentuk acaranya, pengenalan lingkungan (lokasi tempat
berlangsungnyaa acara), mengatur letak pengeras suara, mengatur
petugas yang akan tampil (siap / belum)
2) Ketenangan
Ketenangan  sangat diperlukan bagi MC, walaupun walaupun hal
ini hanya dikaitkan dengan watak manusianya. MC harus berada di
tempat penyelenggaraan minimal 30 menit sebelum acara di mulai. Hal
ini dimaksudkan untuk membantu mengatur pernafasan, ketenangan,
konsentrasi, sekaligus untuk melakukan kordinasi dengan panitia
penyelenggara.
3) Disiplin
Disiplin bagi MC ialah ketepatan waktu dalam membawakan acara
yang satu ke acara yang lainnya. Dan saat acara berlangsung MC harus
selalu berada ditempat, agar apabila ada perubahan acara mendadak,
akan dapat dengan mudah teratasi. Suatu pengorbanan bagi MC adalah
“Berangkat lebih awal dan pulang paling ahir”.
d) Teknik
1) Bahasa yang diucapkan oleh MC
2) Intonasi / Irama pada suara yang diucapkan
3) Pernafasan
4) Lafal merupaka pembawaan sejal lahir, seorang MC sebaiknya
sempurna dan jelas dalam mengucapkan kalimat.
Contoh : - Huruf desis : s, z
                - Huruf hidup : a, i, e, o
                - Huruf hidung : ng.
5) Redaksi atau susunan kalimat yang sederhana, singkat, jelas, itulah
yang baik. Sebab kalimat panjang dan bertele-tele akan menjemukan
bagi yang  mendengarkannya.
e) Latihan-latihan

5
Untuk menjadi MC yang baik memang membutuhkan waktu untuk
belajar dan berlatih. Terutama latihan membaca keras, yang dimaksud
tidak membaca dalam hati, namun disuarakan. Hal ini sangat penting
untuk menguatkan atau melemaskan otot-otot leher. Disamping itu harus
sering mencari pengalaman dengan praktek atau melihat penampilan MC
yang sudah senior, dan professional.3
4. Presenter
Presenter adalah orang yang bertanggung jawab dalam memandu program
siaran.Dikutip dari website Mediacollage.com menulis The television presenter is
the front-person for a program, ungkapan yang dimaksud menyatakan bahwa
presenterlah yang tampil dan membawakan acara. Parayudha Harley (2005:204)
menyatakan ada beberapa jenis presenter dalam media Televisi:
a) Presenter Berita (News-presenter) adalah presenter yang bertugas
menyampaikan sebuah berita. Dia tidak terlibat dalam proses peliputan,
serta penentuan sebuah berita. Materi berita yang dibacakannya disusun
dan disiapkan oleh redaksi pemberitaan.
b) Presenter Acara (Non-News) bertugas membawakan sebuah program
acara, namun tidak terlibat dalam konsep, persiapan, serta tanggung jawab
dengan jalannya acara. Acara yang dibawakan, telah dipersiapkan dan
diproduksi oleh masing-masing stasiun televisi atau rumah produksi,
seperti presenter musik, infotaimentdan kuis.4
5. Penceramahan
Ceramah dan khotbah adalah pidato yang menyampaikan atau menyiarkan
ajaran-ajaran agama, sedangkan sambutan adalah pidato yang disampaikan
sebagai pengantar atau pembuka dari suatu kegiatan. Nah, kali ini kita akan
membahas secara lebih mendalam mengenai ceramah. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, ceramah adalah pidato yang menyampaikan pidato ajaran
agama. Ajaran-ajaran tersebut dapat berupa nasihat, petuah, petunjuk, ataupun
kisah-kisah. Unsur-unsur Ceramah:
a) Penceramah

3
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm 31.
4
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2005), hlm 23.

6
Penceramah adalah orang yang melakukan kegiatan ceramah. Untuk
menjadi penceramah, seseorang harus memiliki ilmu yang mumpuni
terhadap materi yang diberikan kepada pendengar.
b) Pendengar
Pendengar merupakan penerima nasihat-nasihat dari penceramah.
Dalam hal ini, pendengar bisa siapa saja tidak terbatas status sosial, umur,
jenis kelamin, latar belakang, dan lain-lain.
c) Materi
Materi dalam ceramah berasal dari ajaran-ajaran agama. Akan tetapi,
ceramah yang bagus adalah ceramah yang mampu membuat pendengar
tergugah dan terdorong untuk melakukan nasihat-nasihat yang
disampaikan oleh penceramah. Selain itu, materi hendaknya disusun secara
sistematis sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik
oleh pendengar.
d) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara-cara yang digunakan seorang penceramah
untuk menyampaikan materi. Metode ceramah terbagi menjadi:
1) Impromptu, yakni metode ceramah tanpa persiapan. Biasanya
penceramah yang melakukan metode ini sudah memiliki jam terbang
berceramah yang cukup tinggi.
2) Menghafal, yakni dilakukan dengan persiapan, kemudian
menghafalnya.
3) Membaca naskah, yakni melakukan ceramah dengan naskah lengkap.
4) Ekstemporan, yakni metode ceramah yang menuliskan pokok-pokok
pikiran sebagai catatan pengingat.
e) Media Ceramah
Media ceramah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
materi kepada pendengar. Ceramah di zaman sekarang tidak hanya
dilakukan di rumah ibadah, tetapi juga bisa di banyak tempat. Adapun
kegiatan ceramah bisa dilakukan secara langsung ataupun direkam
sehingga pendengar bisa melihat dari internet atau televisi.5
B. Publik Speaking Sebagai Sarana Komunikasi

5
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), hlm 17.

7
Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi publik atau yang lebih
dikenal dengan public speaking. Public speaking merupakan ketrampilan berbicara
didepan umum, bagaimana seorang pembicara menyampaikan pesan dan gagasan
yang ingin diketahui oleh audience.6 Public speaking dianggap sebagai sarana
komunikasi. Dalam sarana komunikasi atau sebuah wadah bergulirnya percakapan
selalu memerlukan umpan balik. Dalam dunia komunikasi publik terdiri dari
komunikator, pesan dan komunikan. Semua ini akan berfungsi melalui channel atau
saluran yang disebut media. Nah, dimana keberadaan “Public Speaking”, salah satu
titik keberhasilannya terletak pada bagaimana komunikator dalam menyampaikan
pesan agar dapat di mengerti dan di pahami dengan baik oleh komunikan (audiens).
Dalam hal tersebut, pengetahuan yang akan menjadikan seseorang atau
komunikator sebagai pembawa pesan, mempunyai kemampuan untuk menyajikan
sebuah gagasan kepada audiens. Dengan demikian, komunikator mengungkapkan ide
dan dengan kemauan yang tepat, cepat dan taktis.
Menurut Herbert . Prochnow mengembangkan kemampuan secara bertahap
belajar seumur hidup, tahun demi tahun dan makin lama makin berbobot. Hal ini
dapat bersamaan bagaimana memiliki kepercayaan paa diri sendiri. Kegiatan lain
yang dapat mendukung kemampuan public speaking, apabila aktif melakukan
berbagai kegiatan seperti dalam dunia usaha dan kehidupan sosial lainnya.
C. Pengetahuan Protokol
Dari segi bahasa, protocol berasal dari bahasa latin protocollum, yang terdiri
atas kata yaitu protos dan kola, yang artinya lembar pertama dari dokumen resmi.
Kata protocol mengandung pengertian :
1. Lembaran pertama yang dilekatkan pada suatu dokumen yang berisi
persetujuan, baik bersifat nasional dan internasional.
2. Keseluruhan dokumen persetujuan (bukan hanya lembaran pertama).
3. Selain dokumen itu sendiri, juga seluruh dokumen yang melengkapi
persetujuan pokok, yaitu seluruh catatan resmi yang dibuat pada akhir siding
dan ditandatangani oleh seluruh peserta.
4. Dokumen yang mencantumkan hak-hak, kewajiban, kelonggaran, dan
kekebalan diplomatik.7

6
Helena Oli, Public Speaking, (Jakarta: Indeks, 2007), hlm 7.
7
Handoko Hands, Seni Pidato & MC, (Yogyakarta: Damar Media Publishing, 2011), hlm 13.

8
Protokoler di Indonesia diatur dalam undang-undang nomor 8 tahun 1987,
adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi
aturan mengenai aturan tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan kepada
seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya dalam Negara, pemerintahan atau
masyarakat.
Dalam rapat kerja Nasional-Rakernas Protokol tanggal 7-9 Maret 2004 di
Jakarta disepakati, bahwa keprotokolan ialah norma-norma,aturan-aturan atau
kebiasaan-kebiasaan yang dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara,
berbangsa, pemerintah dan bermasyarakat. Yang mengatur keprotokolan adalah
pejabat protocol yang berkompeten dalam penyelenggaraan keprotokolan dan
seseorang yang memiliki tugas dan fungsinya sesuai dengan keprotokolan. Berikut
cara mengatur keprotokolan :8
1. Tata cara : setiap kegiatan acara harus dilakukan secara tertib, hikmat serta
setiap perbuatan atau tindakan yang dilakukan menurut aturan dan urutan
yang telah ditentukan.
2. Tata karma : yaitu etiket dalam memberikan penghormatan.
3. Aplikasi aturan-aturan : yaitu penerapan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang keprotokolan dan yang berkaitan dengan keprotokolan
harus berlaku selaras dengan situasi dan kondisi.
Hal-hal yang harus diketahui dan dilakukan oleh petugas protocol (UU No. 8/1987):
1. Tata Ruang, adalah pengatur ruang atau tempat yang akan dipergunakan sebagai
tempat aktivitas. Ruang harus dipersiapkan sesuai ketentuan, tergantung dari jenis
kegiatan, misalnya kegiatan upacara pelantikan dan serah terima jabatan akan
berlainan dengan tata ruang yang akan dipergunakan untuk upacara wisuda
sarjana.
a) Perangkat keras, adalah berbagai macam perlengkapan yang diperlukan untuk
maksud suatu kegiatan berupa meja, kursi/sofa, sound system/public address,
dekorasi, permadani/karpet, bendera, taman dan sebagainya.
b) Perangkat lunak, antara lain personil yang terlibat dalam rangka pelaksanaan
suatu kegiatan seperti, penerimaan tamu, pemandu acara, petugas keamanan,
petugas konsumsi dan sebagainya. Penunang lain seperti palu, gong,
nampan/alasnya dan lain-lain.

8
Ibid.

9
2. Tata Upacara, adalah urutan kegiatan, yaitu bagaimana suatu acara harus disusun
sesuai jenis kegiatannya. Untuk keperluan itu harus diperhatikan jenis kegiatan,
bahasa pengantar yang dipergunakan, dan materi aktivitas.
3. Tata Tempat atau Preseance, adalah ketentuan atau norma yang berlaku dalam hal
tata duduk para pejabat, yang biasanya didasarkan atas kedudukan ketatanegaraan
dari pejabat yang bersangkutan, kedudukan administrative/structural dan
kedudukan sosial. Tata urutan tempat duduk di Indonesia diatur dengan Keputusan
Presiden nomor 265 tahun 1968. Tata tempat duduk, mempunyai aturan dasar.
Preseance berarti urutan yaitu siapa yang berhak mendapatkan prioritas dalam
suatu urutan tata tempat duduk.
D. Berbicara di Depan Umum
Kemampuan verbal untuk berbicara di depan umum biasanya mencakup pada
isi dari pembicaraan. Salah satu bidang yang bisa melumpuhkan rasa kepercayaan diri
seseorang adalah public speaking atau berbicara depan umum. Pikiran tentang suatu
keharusan presentase atau berbicara depan umum seringkali menjadi lebih besar.
Beberapa diantara mereka ada yang merasa tidak percaya diri, dan rasa takut yang
muncul dengan tiba-tiba disaat mereka menjadi pusat perhatian. Semua orang
biasanya melihat pembicara sambil menunggu menantikan apa yang akan pembicara
jelaskan. Pembicara merasa orang yang melihatnya akan tertawa jika melakukan
suatu kesalahan dalam penyampaian atau karena kehabisan kata-kata yang disebabkan
karena terlalu gugup. Hal yang harus pembucara ketahui adalah bahwa hal ini tidak
tampak menakutkan sama sekali, namun mereka terdiri dari orang yang mungkin
tertarik dan juga ingin mendengarkan tentang apa yang akan pembicara sampaikan.
Mereka juga akan menghormati jika saja pembicara memberikan mereka kesempatan.
Cara berbicara didepan umum dengan baik:
1. Belajar dari orang-orang yang hebat yang terbiasa melakukan public speaking
2. Tetaplah dalam keadaan tenang dengan menarik napas dalam dan juga teratur
3. Memahami juga pesan kunci
4. Berbicara seperti pada satu orang saja
5. Berinteraksi dengan para hadirin
6. Menjawab pertanyaan sebisa mungkin, atau menjanjikan jawaban dalam waktu
tertentu.9

9
https://agarpintarcerdas.blogspot.com/

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

11
1. Ruang lingkup kegiatan publik speaking terdiri dari retorika, pidato, master of
ceremony (MC), presenter, dan penceramah.
2. Publik Speaking bisa sebagai sarana komunikasi karena salah satu titik
keberhasilan yang terletak pada bagaimana komunikator dalam menyampaikan
pesan agar dapat di mengerti dan di pahami dengan baik oleh komunikan
(audiens).
3. Pengetahuan Protocol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau
acara resmi yang meliputi aturan mengenai aturan tata tempat, tata upacara dan
tata penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya
dalam Negara, pemerintahan atau masyarakat.
4. Cara berbicara didepan umum; belajar dari orang-orang yang hebat yang terbiasa
melakukan public speaking, tetaplah dalam keadaan tenang dengan menarik napas
dalam dan juga teratur, memahami juga pesan kunci, berbicara seperti pada satu
orang saja, berinteraksi dengan para hadirin, dan menjawab pertanyaan sebisa
mungkin, atau menjanjikan jawaban dalam waktu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafidz. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

12
Hands, Handoko. 2011. Seni Pidato & MC. Yogyakarta: Damar Media Publishing
Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda
Oli, Helena. 2007. Public Speaking. Jakarta Indeks
Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1994. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo
https://agarpintarcerdas.blogspot.com/

13

Anda mungkin juga menyukai