Dimas Isu Dewasa Madya Serta Contoh Dan Konselingnya
Dimas Isu Dewasa Madya Serta Contoh Dan Konselingnya
Dewasa
A.1. Pengertian Dewasa Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus
yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi
dewasa. Hurlock mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai
umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif. Perkembangan dewasa dibagi menjadi tiga bagian yaitu, dewasa muda
(young adulthood) dengan usia berkisar antara 20 sampai 40 tahun. Dewasa menengah (middle
adulthood) dengan usia berkisar antara 40 sampai 65 tahun dan dewasa akhir (late adulthood)
dengan usia mulai 65 tahun ke atas (Papalia et al, 2007). Santrock (2002) mengatakan masa
dewasa muda adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang
menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan
masa muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan antara
ketertarikan pada kemandirian dan menjadi terlibat secara sosial. Periode masa muda rata-rata
terjadi 2 sampai 8 tahun, tetapi dapat juga lebih lama. Dua kriteria yang diajukan untuk
menunjukkan akhir masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian
ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan.
Permasalahan yang terjadi pada masa dewasa madya tidak semata-mata terjadi begitu saja,
permasalahan yang terjadi karna adanya kelemahan yang terjadi pada perkembangan dan
karakteristik yang terjadi pada masa dewasa madya sehinggu meninmbulkan suatu masalah yang
harus dihadapi oleh individu pada tahap ini.
Dari karakteristik perubahan fisik tersebut terlihat jelas kelemahan atau menurunya
penampilan pada usia paruh baya ini hal ini banyak individu pada usia tersebut berusaha keras agar
terlihat lebih muda, seperti melakukan bedah kosmetik, mengecat rambut, mengenakan wig, dan
mengkonsumsi jumlah besar vitamin yang diperuntukan bagi usia paruh baya ini, dimana hal ini
mencerminkan keinginan untuk mengendalikan proses penuaan dan merupakan permasalahan yang
terjadi di usia madya.
2. Permasalahan pada Perkembangan Kognitif
Pada masa dewasa madya individu akan mulai mengalami permasalahan penurunan
momori dimana kapasitas memori yang sudah dipenuhi dengan memori pada masa sebelumnya,
namun kemampuan memori ini dapat teroragnisir jika menggunakan pemilahan informasi yang
secara efektif dilakukan.
Pada masa ini individu terkadang memecahkan masalah sesuai dengan keinginannya
sendiri yaitu dengan melihat pengalaman yang pernah dilakukannya, dan jika tida sesuai dengan
yang diinginkan individu akan memikirkan lagi bagaimana pemecahan masalah yang efetif.
Pria tengah baya mulai memikirkan hubungan yang telah hilang selama mengejar karir,
kini saatnya ia mulai memikirkan anak-anak. Sedangkan bagi wanita ini saatnya untuk
menyibukkan dirinya di luar rumah. Sekian tahun telah membesarkan anak-anak, sekarang ia
siap menghadapi tantangan baru di luar rumah. Masalah keintiman: Pria ingin agar isterinya
berperilaku sebagai seorang pacar yang mesra bukan hanya pengelola rumah tangga. Bagi wanita
ketegasannya sebagai bukti kemesraan. Dan apabila isteri sibuk di luar rumah sepanjang hari,
maka bila malam tiba sudah kecapean dan suami terbaikan.
Bagi seorang pria yang memasuki fase ini mengalami ketidakstabilan emosi. Kadang
gembira, bersemangat, kadang murung, tidak mau diajak bicara, keadaan diseputarnya seakan
tawar, sehingga mereka mengeluh dalam banyak hal, masalah anak, pekerjaan, dll. Bagi seorang
wanita tengah baya sering mengalami kecemasan dan ketakutan kehilangan suaminya, kesepian
dan kadang-kadang kemarahan. Keduanya bisa mengalami depresi, bagi wanita yang tidak siap
akan mengalami depresi yang berat ketika memasuki masa menopause. Paling berat bagi mereka
yang tidak menikah atau ibu janda yang rentan.
1. Karakteristik
a. Periode Usia ; Masa dewasa dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira
umur 60 tahun, yakni disaat berubahnya dan menurunnya kemampuan fisik
dan psikologis yang Nampak pada setiap orang serta berkurangnya
kemampuan reproduktif.
b. Perkembangan Fisik ; Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa
dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami
penurunan selama periode ini.
a) Perkembangan Motorik
b) Perkembangan Kognitif
2. Perkembangan memori.
Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan orang dewasa dan usia tua
adalah penurunan dalam daya ingat. Namun, sejumlah bukti menunjukkan bahwa perubahan
memori bukanlah sesuatu yang pasti terjadi sebagai bagian dari proses penuaan, melainkan
lebih merupakan stereotip budaya.
3. Perkembangan inteligensi.
Suatu mitos yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa menjadi tua berarti mengalami
kemunduran intelektual. Mitos ini diperkuat oleh sejumlah peneliti awal yang berpendapat
bahwa seiring dengan proses penuaan selama masa dewasa, terjadi kemunduran dalam
inteligensi umum. Hampir semua studi menunjukkan bahwa setelah mencapai puncaknya
pada usia 18 dan 25 tahun, kebanyakan kemampuan manusia terus-menerus mengalami
kemunduran. Witherington dalam bukunya, "Educational Psychology", menyebutkan 3
faktor penyebab terjadinya kemunduran kemampuan belajar dewasa.
C. Faktor budaya.
Faktor yang dimaksud terutama dengan cara-cara seseorang memberikan sambutan, seperti
kebiasaan, cita-cita, sikap, dan prasangka-prasangka yang telah mengakar, sehingga setiap
usaha untuk mempelajari cara sambutan yang baru akan mendapat tantangan yang kuat.
D. Perkembangan Psikososial
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan
kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa, individu
memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa
berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan
pekerjaan. Selama periode ini, orang melibatkan diri secara khusus dalam karier, pernikahan,
dan hidup berkeluarga.
E. Perkembangan mental.
Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidakhadiran gangguan-gangguan mental,
berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk
menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
F. Perkembangan Psikoseksual
Pola kehidupan wanita dewasa sangat berb eda dengan pola kehidupan pria dewasa. Oleh
sebab itu perbedaan minat berdasarkan seks menjadi semakin besar dibandingkan masa
remaja.
G. Perkembangan Agama
Orang dewasa lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika tetangga-tetangga dan teman-
temannya aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan daripada teman-temannya yang
kurang peduli.
4. Tugas-Tugas Perkembangan
6. Fungsi Pelayanan
a. Fungsi umum
• Fungsi Preventif ; agar konselor dapat mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,agar tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan kepada yang membahayakan dirinya.
• Fungsi Pemeliharaan ; membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya
• Fungsi Pemahaman ; memberikan pemahaman terhadap konseli khususnya pada masa
remaja awal agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan,pekerjaan,dan norma agama).
• Fungsi Penuntasan ; upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami
masalah baik aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir
b. Fungsi Khusus
• Fungsi Pemahaman
• Fungsi Preventif
7. Tujuan Pelayanan
a. Tujuan Umum
• Mengatasi hambatan, kesulitan dan mengevauasi masalah selama hidupnya.
• Penyesuaian dengan lingkungan atau keluarga baru
• Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
b. Tujuan Khusus
• Memberikan pamahaman terhadap kehidupan barunya
• Dapat memahami dan menjalankan semua tugas barunya
• Dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan barunya
8. Tahap-tahap Konseling
9. Teknik-Teknik Konseling
b. Empati ; Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami
perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar klien dapat terlibat dan
terbuka.Contoh ungkapan empati primer :” Saya dapat merasakan bagaimana
perasaan Anda”. Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor
terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien lebih mendalam dan
menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut. Keikutan
konselor tersebut membuat klien tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi
hati yang terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman termasuk
penderitaannya. Contoh ungkapan empati tingkat tinggi : Saya dapat merasakan
apa yang Anda rasakan.
Daftar Pustaka