Anda di halaman 1dari 50

Pemanfaatan Sungai

PULAU SUMATERA
KETERSEDIAAN AIR TOTAL PULAU KALIMANTAN PULAU MALUKU
KETERSEDIAAN AIR TOTAL KETERSEDIAAN AIR TOTAL
480,968.0 (Juta m3) 25 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU 556,699.0 (Juta m3) 28 % Tot. Nas 61.776,0 (Juta m3) 4 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
• Secara umum, di Indonesia tersedia air yang
384,774.4 (Juta m3) 96,193.6 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL 389,689.3 (Juta m3) 167,009.7 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL
49.420,8 (Juta m3) 12.355,2 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL
19,965.7 (Juta m3) 18 % Tot. Nas
sangat banyak namun ketersediaannya tidak
MUSIM HUJAN
3
MUSIM KEMARAU
3 MUSIM HUJAN
4,898.0 (Juta m3) 4 % Tot. Nas
MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN
235,7 (Juta m3) 0.2 Tot. Nas
MUSIM KEMARAU
8,319.0 (Juta m ) 11,646.7 (Juta m )
sesuai waktu dan tempat.
SURPLUS SURPLUS
3
2,040.8 (Juta m )
SURPLUS
3
2,857.2 (Juta m )
SURPLUS SURPLUS
3
98,2 (Juta m )
SURPLUS
3
137,5 (Juta m )

• Sebaran ketersediaan air pada musim hujan 80% PULAU PAPUA


KETERSEDIAAN AIR TOTAL
(sekitar 5 bulan) dan 20% tersedia pada musim 545,377.0 (Juta m3) 28 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
kemarau (sekitar 7 bulan). 381,763.9 (Juta m3) 163,613.1 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL
137.2 (Juta m3) 0.1 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
3 3
57.2 (Juta m ) 80.0 (Juta m )
SURPLUS SURPLUS

PULAU SULAWESI
KETERSEDIAAN AIR TOTAL
143,778.0 (Juta m3) 7 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
PULAU JAWA DAN BALI PULAU NUSA TENGGARA 129,400.2 (Juta m3)
NERACA AIR PER PULAU TAHUN 2003 14,377.8 (Juta m3)
KETERSEDIAAN AIR TOTAL KETERSEDIAAN AIR TOTAL Sumber : Dep. Kimpraswil (2004)
KEBUTUHAN AIR TOTAL
126,451.0 (Juta m3) 7 % Tot. Nas 42,156.0 (Juta m3) 2 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU 15,440.0 (Juta m3) 14 % Tot. Nas
101,160.8 (Juta m3) 25,290.2 (Juta m3) 37,940.4 (Juta m3) 4,215.6 (Juta m3) MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
KEBUTUHAN AIR TOTAL KEBUTUHAN AIR TOTAL 3 3
65,839.1 (Juta m3) 59 % Tot. Nas 5,760.0 (Juta m3) 5 % Tot. Nas
6,433.3 (Juta m ) 9,006.7 (Juta m )
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU SURPLUS SURPLUS
3 3 3 3
27,432.9 (Juta m ) 38,406.1 (Juta m ) 1,440.0 (Juta m ) 4,320.0 (Juta m )
SURPLUS DEFISIT SURPLUS DEFISIT
Rumusan Masalah & Tantangan dlm Pengelolaan SDA
 Tiga (3) masalah klasik air: too much, too little, too dirty
- terlalu berlebihan  banjir
- terlalu sedikit  kekeringan
- terlalu kotor/tercemar  gangguan kesehatan &
kerusakan lingkungan
Mengindikasikan :
Sistem lingkungan yang mendukung keberlangsungan daur
hidrologi menghadapi kerusakan
 Permasalahan dan tantangan bidang SDA semakin berat :
Kebutuhan air semakin meningkat namun kemampuan
pasokan air semakin menurun, mebinmbulkan potensi
konflik :
- antar wilayah
- antar sektor
- antar kelompok/individu pengguna
UPAYA Lingkup Pengelolaan Sumber Daya Air

MERENCANAKAN MELAKSANAKAN MEMANTAU MENGEVALUASI

ASPEK UTAMA:
Konservasi Pendayagunaan Pengendalian
PENYELENGGARAN

SDA: SDA: Daya Rusak Air:


1. Perlindungan dan 1. Penatagunaan
pelestarian SA 1. Pencegahan
2. Pengawetan air 2. Penyediaan
2. Penanggulangan
3. Pengelolaan kualitas air 3. Penggunaan
4. Pengembangan 3. Pemulihan
& pengendalian
pencemaran air 5. Pengusahaan

ASPEK PENDUKUNG:
Pemberdayaan dan peningkatan peran
masyarakat
Peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data dan informasi sumber
daya air
Proses Pengelolaan Sumber Daya Air
PEMANFAAT
SUMBER AIR DISTRIBUSI
AN
PERTANIAN /
DANAU PERKEBUNAN

PERDESAAN
SUNGAI
BENDUNG / JARINGAN
BANGUNAN IRIGASI
PENGAMBILAN
PERKOTAAN
RAWA

WADUK / WATER INDUSTRI


EMBUNG TREATMANT
PLAN
AIR HUJAN (WTP)
SUMUR AIR
TANAH
RUMAH
MATA AIR/ TANGGA
AIR TANAH

PLTA / PLTM (mini


hidro)
URGENSI DIADAKAN PENGATURAN

SISI KEBUTUHAN: SISI KETERSEDIAAN:


1. Jumlah penduduk makin 1. Ketersediaan air relatif
meningkat. konstan.
2. Peningkatan aktivitas dan 2. Kualitas cenderung
kebutuhan ekonomi serta
sosial budaya. menurun.

Air dan sumber-sumber air perlu:


DILINDUNGI DAN DIJAGA KELESTARIANNYA
agar dapat DIDAYA-GUNAKAN
secara berkelanjutan
WILAYAH SUNGAI sebagai Basis
Wilayah Pengelolaan S.D.Air
mengapa ?
1. Sifat alami air yg mengalir secara dinamis dari tempat-tempat tertentu ke
tempat yg lebih rendah (bisa lintas wil. Kab/Kota, dan lintas Prop, bahkan
lintas Negara)
2. Keterdapatan air mengikuti siklus hidrologi; ada DAS/DPS yg secara
alami kaya air dan ada pula DAS yg selalu kekurangan air.
3. Air adalah karunia Tuhan, dan menjadi sumber kehidupan; karenanya
setiap orang berhak mendapatkan air untuk kelangsungan hidupnya.
4. Mencegah timbulnya konflik; sekaligus menempatkan air sebagai unsur
pemersatu antar wilayah.
5. Prinsip efisiensi dan efektivitas pengelolaan.
Dikhawatirkan apabila kabupaten2 yang terletak
dalam satu DAS memiliki kebijakan thd SDA sendiri-
sendiri, gambar di bawah akan terjadi.
Atau gambar di bawah ini terjadi
WILAYAH SUNGAI sebagai Basis
Wilayah Pengelolaan S.D.Air
Bagaimana wujud wilayahnya?

Bisa berupa:
• SATU DAS (Cathment Area)
• Penggabungan DAS satu dg DAS lain.
• SATU PULAU KECIL.
• Penggabungan beberapa gugusan pulau kecil.
• Penggabungan DAS dan Pulau Kecil di sekitarnya.
WILAYAH SUNGAI DI INDONESIA
Keputusan Presiden No.12/2012 tentang Penetapan
Wilayah Sungai

1 WS Lintas Negara (A1) 5


2 WS Lintas Provinsi (A2) 29
3 WS Strategis Nasional (A3) 29
4 WS Lintas Kabupaten/Kota (B) 53
5 WS dalam Satu Kabupaten/Kota (C) 15
Total 131
Kodifikasi Wilayah Sungai
A. Permasalahan Pemanfaatan Air
1. Banyak Sungai telah mengalami degradasi fungsi yg cukup tajam
mulai dari hulu hingga hilir sungai, yg disebabkan oleh:
adanya perubahan fungsi lahan, yang berpengaruh pada
perubahan perilaku hidrologis DAS.
adanya perubahan lahan-lahan pertanian beririgasi teknis
menjadi perumahan permukiman, gedung, pabrik, dll.
2. Kondisi bantaran di daerah Perkotaan sangat padat permukiman
dengan tata ruang yang masih belum tertata dengan baik.
3. Daerah tengah dan hilir masih sering terjadi banjir, dan banyak
dijumpai bangunan-bangunan sungai yang rusak / kurang
berfungsi.
4. Kualitas Air pada Sungai cenderung terus menurun, yang
disebabkan pencemaran sungai akibat buangan limbah padat
(sampah), limbah cair rumah tangga, dan kegiatan industri kecil di
sekitar sungai.
 Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dan mutlak
diperlukan untuk kehidupan manusia di berbagai sektor kehidupan,
seperti misalnya untuk :
 air minum  perikanan  pariwisata
 industri  Irigasi  dll.
 peternakan  PLTA

 Keberadaan dan distribusi air di setiap wilayah tidak selalu sama, yang
dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayah setempat.

 Kondisi lingkungan fisik yang berbeda menyebabkan proses hidrologi


yang berbeda, yang selanjutnya menyebabkan perbedaan
sumberdaya air yang ada di suatu daerah.
B. BANGUNAN PEMANFAATAN AIR SUNGAI
 Sungai merupakan salah satu sumber air (permukaan) yang banyak
dipakai, hal ini disebabkan karena pertimbangan kuantitas airnya yang
cukup melimpah dan kemudahannya dalam memanfaatkan.
 Pemanfatan air sungai dapat dilakukan secara langsung atau dengan
menggunakan bangunan-bangunan tertentu, seperti dengan bangunan
bendung / bendungan.
 Untuk memenuhi kebutuhan air yang tidak terlalu banyak,
pemanfaatan air sungai secara langsung (free intake) sudah mencukupi.
 Namun, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, serta peningkatan
jumlah dan jenis kegiatan untuk memenuhi berbagai kebutuhan air,
diperlukan pembangunan bangunan tertentu untuk pemanfaatan
sumberdaya airnya secara lebih luas. Adanya sarana bangunan air
memungkinkan adanya pengelolaan (management) air sungai secara
lebih baik.
 Bangunan sungai yang biasa digunakan sebagai sarana untuk
pemanfatan air sungai adalah: bangunan bendung dan/ atau
bangunan bendungan. Penggunaan bangunan bendung sebagai sarana
pemanfaatan air biasanya relatif terbatas, sedangkan dengan
bangunan bendungan pemanfatan airnya dapat relatif lebih luas.
 Disamping memperhitungkan kuantitas airnya, pemanfatan air sungai
harus memperhitungkan kualitas air. Kualitas air sungai sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, artinya semakin sering sungai
melalui daerah perkotaan, pemukiman padat dan industri, kualitas air
sungai cenderung semakin menurun.
 Karena air memiliki multi dimensi ketersediaan, baik terhadap waktu
(musim kemarau atau musim penghujan) maupun terhadap ruang,
dalam kaitannya dengan kuantitas (jumlah) dan kualitas baku mutu
air (WARUNG JAMU), maka perlu adanya suatu menejemen air secara
terpadu. Dalam menejemen air perlu dilakukan kajian keseimbangan
antara potensi ketersediaan dan kebutuhan air.
Lay-out Pemanfaatan Sungai
Pemanfatan sungai
dengan
Bendung
Sistem Sungai Progo

 Mata Air : Jumprit


 Pertanian di sekitar mata air jumprit
 Bandung Badran
 Bendung Karang Talun;
 Intake; Bangunan Bagi, Hilir S. Mataram
 Intake Kamijoro
 Intake Sapon
 Jembatan Srandakan
 Groundsill Srandakan
 Muara Sungai Progo
Sistem Sungai Serang

 Sistem Sungai dengan suplesi Waduk


Sermo: Wd. Sermo; Saluran Kalibawang;
Bendung Pengasih; Bendung Pekik Jamal;
Muara
Pemanfatan sungai
dengan Bendungan

Waduk sermo
C. POTENSI KETERSEDIAAN AIR

 Potensi ketersediaan air dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : i).


ketersediaan air permukaan, dan ii). ketersediaan air tanah.
 Potensi air permukaan dapat dibedakan lagi menjadi dua bagian
yaitu : i). ketersediaan air hujan, dan ii). ketersediaan air sungai.
Ketersediaan air tanah relatif lebih sulit diprediksi dibandingkan
ketersediaan air permukaan.
 Ketersediaan air permukaan dapat dihitung dengan menggunakan
data aliran sungai yang ada (biasanya DEBIT ANDALAN, Q80, untuk
keperluan irigasi, dan Q95 untuk air bersih).
 Pada kondisi data aliran sungai sama sekali tidak ada atau sangat
pendek, dapat juga diperkirakan dengan menggunakan model hujan-
aliran (seperti misalnya model Mock)
D. KEBUTUHAN AIR

 Kebutuhan air meliputi kebutuhan air :


 DOMESTIK (air minum, rumah tangga)
 NON-DOMESTIK (pelayan. kantor, perdagangan, hidran),
 INDUSTRI,
 PEMELIHARAAN SUNGAI,
 PETERNAKAN,
 PERIKANAN,
 IRIGASI,
 KEBUTUHAN AIR UNTUK LAIN-LAIN.

 Kebutuhan air diprediksi pada kondisi eksisting dan kondisi mendatang


 IMBANGAN AIR
 Selain berbagai kebutuhan air di atas, air sungai juga dapat
dimanfaatkan untuk PLTA, rekreasi, dan transportasi  BANGUNAN
BENDUNGAN.
KETERSEDIAAN AIR KEBUTUHAN AIR
Jenis Kebutuhan Data
Hujan ( H) Debit Sungai (Q)
Domestik & Sensus 1990, 2000
Penduduk
Non Domestik 2007, 2027

Analisa Ketersediaan dan Hujan


Kawasan
Data tahun
yang sama Industri
Karyawan
Industri
BPS 2007
Kry. 2007/ Pend.2007

Q=f(H) Kry.2007, 2027

Kebutuhan Air
DAS Pemeliharaan
Penduduk 2007,2027
Sungai

Perkiraan Debit
DAS BPS 2006
Peternakan Ternak
2007, 2027

Kolam
Perikanan BPS 2007
(tambak)

BPS 2007
2007, 2027
Luas
Irigasi Pengurangan luas
Sawah
Existing : IE = 0,5
RF = 0
Prediksi : IE = 0,65
RF = 0,05

Debit Sungai untuk


Lingkungan, Potensi Defisit
Navigasi, Air Surplus

Kondisi DAS
- Sangat berkembang - Tegalan + tanah kering
- Berkembang - Hujan
- Sedang berkembang - Sawah
- Kurang berkembang - Populasi
- Belum berkembang

Rencana
Pengembangan
Permasalahan yg ada di Sungai
 Kapasitas Sungai (Banjir)
 Kualitas Air
 Kondisi Sistem Drainase
 Kerusakan Bangunan di Sungai

Anda mungkin juga menyukai