Anda di halaman 1dari 90

LIMBAH RUMAH

SAKIT

Oleh kelompok 1 Reg2 19E :


1. Kartika Sari 03422119154
2. Kintana Maulita 03422119157
3. Noer Ainun R 03422119208
4.Ratna Rahmawati 03422119235
Apa itu limbah Rumah Sakit?

Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah yang


dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk
padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme pathogen bersifat
infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian
bersifat radioaktif (Depkes, 2006).
Apabila tidak ditangani dengan baik, limbah rumah sakit
dapat menimbulkan masalah, baik dari aspek pelayanan
maupun estetika selain dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit
(infeksi nosocomial). Oleh karena itu, pengelolaan limbah
rumah sakit perlu mendapat perhatian yang serius dan
memadai agar dampak negative yang terjadi dapat
dihindari atau dikurangi
Tujuan Pengelolan
limbah
1. Pengelolaan sampah RS dapat sesuai dengan
aturan yang berlaku.
2. Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung
dan masyarakat sekitar rumah sakit dari
penyebaran infeksi dan cidera.
3. Membuang bahan-bahan berbahaya (sitotoksik,
radioaktif, gas, limbah infeksius, limbah kimiawi dan
farmasi) dengan aman.
4. Mencegah pencemaran lingkungan di sekitar
PEMILAHAN LIMBAH MEDIS

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia


No.1204/menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit,
upaya yang dapat dilakukan dalam pemilahan limbah rumah sakit diantaranya:

1. Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan.


2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak
dimanfaatkan kembali.
3. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan
terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan
tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat
membukanya.
4. Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat
digunakan kembali.
5. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus
melalui proses sterilisasi untuk menguji Bacillus
stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan
tes Bacillus subtilis.
6. Limbah jarum hipodemik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan
kembali. Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali
pakai (disposable),
Klasifikasi limbah Rumah
Sakit secara umum

1. Limbah Medis (Infeksius) 2. Limbah Non Medis


(Non Infeksius)
➢ Dihasilkan langsung dari
kegiatan medis serta tergolong ➢ Limbah domestic
limbah bahan berbahaya dan ➢ Bukan merupakan limbah B3
beracun. ➢ Cth; plastik, kardus, kayu, karet,
➢ Cth; kateter, selang infus, dressing kaleng, kertas, logam, gelas,
kotor, placenta tubuh, plaster, keramik dan sisa makanan.
masker, swab, verban dan sarung
tangan.
Klasifikasi limbah rumah sakit berdasarkan
bentuknya

1. Limbah Padat

➢ Berupa limbah medis, limbah


non medis, dan penunjang
medis.
2. Limbah Cair

➢ Limbah domestik cair: buangan kamar


mandi, dapur, air bekas pencucianpakaian
➢ Limbah cair klinis: air bekas cucian luka,
cucian darah, air limbah laboratorium, air
bekas kegiatan rawat inap, kegiatan
instalasi gawat darurat, kegiatan bedah,
kegiatan radiologi, dsb
➢ Berasal dari incinerator, boiler,

3. Limbah Gas generator, farmasi, laboratorium,


ruang bedah, gawat darurat.
Incinerator, boiler, dan generator
dapat mengeluarkan gas carbon
monooksida, nitrogen oksida, dan
sulfat oksida.
Jenis Limbah Rumah Sakit
berdasarkan bentuknya-
Serta cara pengolahannya

1. Limbah Umum
Sejenis limbah domestik, bahan pengemas, limbah dari
cuci serta kegiatan lain yang tidak membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan merupakan contoh
limbah rumah sakit domestik. Dalam pengolahannya,
tidak diperlukan penanganan khusus dan dapat
disatukan dengan pengolahan limbah domestik.
Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik
hitam.
JENIS LIMBAH
2. Limbah Radioaktif; Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotape yang berasal dari penggunaan medik atau riset raadionucleida. Limbah ini
dapat berasal antara lain dari tindakan kedokteran nuklir, pemeriksaan radiologi,
radioimmunoassay, dan bakteriologis dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Bahan
radioaktif yang digunakan dalam kegiatan medis biasanya tergolong memiliki daya
radioaktivitas level rendah, sehingga dapat dikatakan tidak mengandung bahaya yang
signifikan bila ditangani dengan baik. Pengelolaan limbah dapat dilakukan di dalam area
rumah sakit, dan umumnya disimpan hingga waktu paruh limbah habis, untuk kemudian
disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif. Penyimpanannya pada tempat sampah
berplastik merah. Rumah sakit harus mampu mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara
mengurangi bahan (reduce), menggunakan
kembali limbah (reuse) dan daur ulang
limbah (recycle)..
3. Limbah Infeksius Patologi dan Anatomi ; terdiri dari jaringan-jaringan,
organ, bagian tubuh, plasenta, darah, dan cairan tubuh (limbah anatomis).
Pengolahan limbah ini dilakukan dengan sterilisasi, insinerasi, dan
landfilling. Jenis limbah ini mengandung mikroorganisme patogen dan
berpotensi menimbulkan penyakit bila terpapar. Pengolahan limbah ini
memerlukan sterilisasi terlebih dahulu atau langsung dibakar dalam
insinerator. Proses insinerasi sangat dianjurkan dalam pengolahan limbah
patologis lengkap dengan kantong-kantong yang digunakan untuk
membungkus limbah tersebut. Tempat penyimpanan limbah infeksius
terdapat pada tempat sampah dengan plastik berwarna kuning dan
berlambang biohazard.
4. Limbah Sangat Infeksius' Limbah insfeksius adalah limbah yang diduga
mengandung bahan pathogen (bakteri, virus, parasit atau jamur) dalam
konsentrasi atau jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada
penjamu yang rentan.
5. Sitotoksis; Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau
mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Penanganan limbah ini
memerlukan absorben yang tepat dan bahan pembersihnya harus selalu
tersedia dalam ruangan peracikan. Tempat penyimpanan, pada tempat
sampah berplastik ungu.
6. Limbah Kimia; berasal dari pekerjaan penelitian atau diagnostik,
pembersihan atau prosedur desinfeksi. Limbah kimia tidak berbahaya
penanganannya sama seperti limbah tidak berbahaya pada umumnya.
Sedangkan untuk limbah kimia berbahaya, pengolahannya berbeda
untuk setiap jenis bahan kimia.

7. Limbah Farmasi; mencakup produk-produk kefarmasian, obat-obatan


yang telah kedaluwarsa atau terkontaminasi, vaksin dan serum yang
sudah kadaluwarsa, tidak digunakan,tumpah. Pengolahan limbah
farmasi dilakukan dengan insinerasi atau landfilling atau dikembalikan
ke pemasok. Tempat penyimpanan limbah farmasi pada tempat
sampah berplastik coklat.
8. Limbah Benda Tajam; Merupakan benda padat yang memiliki sudut
kurang dari 90 derajat. Contoh limbah rumah sakit jenis ini meliputi
jarum suntik, syringe, gunting, pisau, kaca pecah dan hal lainnya yang
dapat menyebabkan luka dan infeksi. Benda-benda ini dapat
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau
sitotoksik. Dalam pengolahannya, limbah ini harus dikemas dalam
kemasan yang dapat melindungi dari bahaya tertusuk, dan tahan air
sebelum dibakar dalam insinerator. Penyimpanannya pada safety box /
container.
Jenis wadah dan label limbah medis padat sesuai kategorinya
Dampak limbah medis terhadap kesehatan dan lingkungan.
Menurut Kemenkes 1204/Menkes/SK/X/2004

Dampak limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan dapat


menimbulkan berbagai masalah seperti :
1. Gangguan kenyamanan dan estetika. Ini berupa warna yang berasal dari
sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.
2. Kerusakan harta benda
3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang. Ini dapat disebabkan oleh virus,
senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia. Ini dapat disebabkan oleh berbagai
jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg,
Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan reproduksi. Meskipun mekanisme gangguan belum
sepenuhnya diketahui secara pasti,namun beberapa senyawa dapat
menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia
misalnya pestisida, bahan radioaktif.
Daftar Pustaka
universaleco.id/jenis-limbah-rumah-sakit-
1 web.rshs.or.id/limbah-rumah-sakit
3 pengolahannya.

krakataumedika.com/info- academia.edu/6953770/pengolahan_limbah_ru
2 media/artikel/pengelolaan-limbah-rumah-sakit. 4 mah_sakit

5 RSUPERSAHABATAN “Pengelolaan Sampah di


Rumah Sakit” 2018
Terima
kasih!
“PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI”

Disusun oleh :
kelompok 2 _Reguler 2 19.E
1. ALYA (03422119023)
2. ANITA SILVIA A (03422119034)
3. MUHAMAD IQBAL (03422119178)
4. NOPI SAGITO (03422119209)
PENGERTIAN LIMBAH
▪ Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber

aktivitas manusia maupun proses – proses alam atau belum

mempunyai nilai ekonomi bahkan dapat cenderung mempunyai nilai

ekonomi yang negatif.


PENGERTIAN LIMBAH INDUSTRI

Limbah industri adalah salah satu penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun

(B3), yaitu sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya

atau beracun karena sifat atau konsistensinya dan atau jumlahnya baik secara

langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup serta

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta

makhluk hidup lainnya.


DASAR HUKUM
• Undang – Undang No. 23 Tahun 1992 • Keputusan MenLH No.86 tahun 2002
Tentang Kesehatan
Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
• Undang – Undang No. 23 Tahun 1999 Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
• Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun (UKL dan UPL)
1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) beserta
• Keputusan Kepala Badan Pengendalian
petunjuk pelaksanaannya
Dampak Lingkungan No.09 tahun 2000
• Keputusan Menlh No. 17 tahun 2001
tentang Pedoman Penyusunan Analisis
Tentang Jenis usaha dan/ atau Kegiatan
yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Mengenai Dampak Lingkungan hidup
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

• Setiap rencana usaha/kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting


terhadap lingkungan hidup WAJIB melengkapi dokumen AMDAL (Analisi Dampak
Lingkungan) termasuk industry farmasi.

• AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah Kajian mengenai dampak


besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Dokumen AMDAL terdiri dari :

1. KA-ANDAL (Kerangka Acuan ANDAL) adalah ruang lingkup studi AMDAL yang merupakan hasil pelingkupan yang
disepakati oleh pemrakarsa/penyusun AMDAL dan komisi AMDAL

2. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) Adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting
suatu kegiatan yang direncanakan.

3. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) Adalah dokumen yg memuat upaya mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak besar dan penting terhadap lingkungan akibat suatu kegiatan.

4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) Adalah dokumen yg memuat upaya pemantauan komponen lingkungan yang
terkena dampak besar dan penting akibat kegiatan yang direncanakan dengan menggunakan indikator tertentu yg
ditentukan oleh peraturan per-UU-an (baku mutu lingkungan).

5. UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan) UKL/UPL (Upaya Pengelolaan


Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan) adalah dokumen pengelolaan lingkungan yang digunan bagi rencana
usaha atau kegiatan yang tidak ada dampauk besar usaha atau kegiatan penting, dan/atau secara teknologi sudah
dapat dikelola dampak pentingnya.

6. SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan) merupakan dokumen pengelolaan lingkungan untuk kegiatan Non
AMDAL & UKL/UPL
KLASIFIKASI LIMBAH INDUSTRI FARMASI
1. Limbah Cair 3. Limbah Gas / debu partikel
• Pencemaran melalui udara
• Secara Visual : keruh, warna air, rasa, • Gas partikel adalah butiran halus dan
bau yang ditimbulkan, dll terlihat oleh mata seperti : asap, kabut,
debu gas
• Secara lab : perubahan sifat kimia air • Dapat dirasakan melalui penciuman
ataupun akibat langsung, spt : NO2, CO,
• Limbah cair mengandung : Antibiotik dll
lactam non lactam Non antibiotik

2. Limbah Padat
4. Limbah Suara/Getaran
• Limbah padat yang mudah dibakar
• Berasal dari suara mesin pabrik,
• Limbah padat yang sukar dibakar genset
• Limbah padat yang bisa hancur
• Limbah padat yang tidak bisa hancur
• Limbah berupa debu
Dampak Pencemaran limbah industri farmasi
A. Dampaknya Terhadap Badan Air

1. Zat organik terlarut


• Menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut -> mengalami kekurangan O2

2. Zat padat tersuspensi


• menganggu kehidupan didalam sungai, mengalami dekomposisi menyebabkan menurunnya kadar
O2, bau busuk

3. Nitrogen dan fosfor


• disebut sebagai nutrient-> tumbuhnya ganggang

4. Minyak dan bahan bahan terapung


• Terganggu penetrasi sinar matahari serta masuknya oksigen dari udara ke dalam sungai ( aerasi )

5. Logam berat, cyanida dan racun organik merusak aquatic life & membahayakan Kesehatan

6. pH yang rendah -> mengancam kehidupan mahluk dalam air


pH yang tinggi -> sukar berbuih

7. Warna dan kekeruhan mempengaruhi estetika


Dampak Pencemaran limbah industri farmasi

B. Dampaknya Terhadap Permukaan Tanah

Kerusakan pada permukaan tanah,


contoh: timbunan sampah ~ gas nitrogen, hidrogen,
amoniak -> gangguan bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan

C. Dampaknya Terhadap Udara

Gas tertentu yang dilepas ke udara dalam konsent. tertentu membunuh mahluk hidup
SUMBER PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI
1. Limbah Gas/Pencemaran udara

=> Sumber pencemaran Limbah udara di industri farmasi


• Debu selama produksi
• Uap lemari asam dilaboratorium
• Uap solventnproses film coating
• Asap steam boiler, generator listrik dan incinerator

=> Upaya Pengelolaan Limbah gas atau pencemaran udara :


1. Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi dengan absorbent
2. Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
3. Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector unit
4. Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 meter
5. Pemantauan Kualitas udara di dalam dan diluar lingkungan industri, meliputi kadar H2S, NH3, SO2, CO, NO2, O3, TSP
(debu), Pb
SUMBER PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI

2. Limbah Padat

=> Sumber Pencemaran yang dihasilkan antara lain :

• Obat kadaluarsa

• Kegiatan produksi meliputi debu bahan formulasi yang terkumpul dari Dust Collector dan

Vaccum Cleaner, bekas kemasan bahan baku,pembantu dan kemasan yang rusak

• Kegiatan laboratorium meliputi sampah medis agar dan sampel kadaluarsa

• Kegiatan kantin karyawan berupa kotoran atau sampah dapur

• Kegiatan administrasi perkantoran berupa arsip-arsip kadaluarsa

• Sampah kebun atau halaman


SUMBER PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI

=> Upaya Pengelolaan limbah padat yaitu:

1. Sampah domestik dibuatkan tempat sampah

2. Sisa – sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil dikumpulkan kemudian dijual ke

pengumpul sampah (perusahaan daur ulang sampah)

3. Debu/sisa-sisa serbuk, obat rusak/kaduwarsa serta lumpur dari IPAL di bakar di

incenerator

Pemantauan

Kualitas lingkungan (kebersihan) di dalam area industri


Pengelolaan Limbah Padat

Lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 50


incinerator Tahun 1996 tanggal 25 november 1996
SUMBER PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI
3. Limbah Suara dan Getaran

 Sumber Pencemaran
Berasal dari suara mesin pabrik, genset

 Upaya Pengelolaan limbah suara dan getaran yaitu :


1. Untuk menanggulangi kebisingan yg ditimbulkan oleh genset, dibuat ruangan berdinding dua (double
cover) dan dilakukan perawatan mesin secara berkala
2. Untuk menanggulangi getaran yg ditimbulkan oleh mesin genset dan mesin-mesin lain, mesin -mesin
ditempatkan pada lantai yang telah dicor beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai).

=> Pemantauan
Angka kebisingan dan getaran di dalam dan diluar area pabrik
Kebisingan : max 65 dB
Getaran : max 7,5 Hz
SUMBER PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI

4. Limbah Cair
=> Sumber Pencemaran yang dihasilkan antara lain :
1. Kegiatan produksi meliputi pencucian mesin, alat-alat produksi, pencucian kemasan, sanitasi
kemasan, sanitasi karyawan produksi.
2. Kegiatan laboratorium meliputi pencucian alat, sanitasi ruangan, sanitasi karyawan, limbah cair
sisa pembakaran dan pelarut bekas reagen.
3. Kegiatan sarana penunjang berupa oli bekas mesin serta solar bekas cucian alat atau mesin yang
diperbaiki
4. Kegiatan sanitasi pabrik atau kantor
SUMBER PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI

 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi limbah cair yang dihasilkan adalah :

1. Pembuatan saluran drainase sesuai sumber limbah:

• Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum dan dibuat sumur resapan

• Saluran dari kamar mandi/wc dialirkan ke septi tank.

• Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium di alirkan ke IPAL.

2. Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) 3)

Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan beta laktam : sebelum dicampur dengan

limbah non beta laktam ditambahkan NaOH untuk memecah cincin bêta laktam
Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair

Keterangan:
1. Limbah dari produksi
2. Bak Netralisasi
3. Bak Koagulasi dan flokulasi
4. Bak Filtrasi (pasir kwarsa)
5. Bak Aerasi
6. Bak Sedimentasi
7. Bak Penampungan akhir dan bio
indikator
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
1. Limbah cair yang dikeluarkan dari ruangan melalui saluran ditampung dalam Bak
Penampungan (I)
2. Selanjutnya dipompakan dengan Mesin Pompa ke Bak Netralisasi (II).
• bila perlu ditambahkan air kapur untuk menetralkan limbah cair yang dikeluarkan.

3. Limbah dialirkan ke bak Koagulasi dan Flokulasi (III) untuk pembentukan suspensi baik dari
beberapa kandungan senyawa organik maupun anorganik.
• penambahan koagulator (untuk menghilangkan kadar fenol),
• penambahan bahan floculant (Al2O3, Ca(OH) 2, kaporit)

4. Pada bak Filtrasi (IV) terdapat pasir Kwarsa untuk menjerap suspensi yang terbentuk pada bak
Koagulasi dan Flokulasi.
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
6. Pada Bak Sedimentasi (VI)
5. Pada Bak Aerasi (V)
• limbah cair didiamkan/diendapkan
• Terdapat bakteri aerob untuk mengurai
beberapa hari
bahan-bahan organik yang terdapat
dalam limbah cair • selanjutnya dialirkan ke Bak Biokontrol
• menggunakan aerator untuk (H).
menginjeksikan udara kedalam bak 7. Pada Bak Biokontrol (VII)
supaya bakteri aerob tetap hidup ❖ Terdapat bio-indikator (ikan mas)
❖ dilakukan pengujian terhadap hasil
pengolahan limbah cair tersebut berupa :
✓ nilai BOD (Biological Oxygen
Demand)
✓ Nilai COD (Chemical Oxygen
Demand)
❖ bila telah memenuhi syarat nilai BOD
dan COD maka limbah cair yang telah
diolah tersebut dapat dibuang ke
lingkungan.
SYARAT NILAI BOD DAN COD
Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


THANK YOU
NAMA KELOMPOK :
1.
“ 2.
ANNISA INDAH FAHRIZA
CITRA WULAN WIDYANINGTYAS
3. DYAH KUSUMA WARDANI
4. OLIVIA SALSA INDRIANA

MATERI :

LIMBAH KIMIA DAN


MIKROBIOLOGI
Reguler 2 19E
1
DEFINISI LIMBAH

“ Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri, rumah tangga (domestik) maupun rumah sakit, yang kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena
tidak memiliki nilai ekonomis.

Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah
dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan
manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
jenis dan karakteristik limbah
⊹ KARAKTERISTIK LIMBAH :

“ 1. Limbah berukuran mikro,


2. Bersifat dinamis,
3. Berdampak luas dalam penyebarannya,
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
⊹ FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LIMBAH :

1. Volume limbah,
2. Kandungan bahan pencemar, dan
3. Frekuensi pembuangan limbah.
LIMBAH KIMIA

“ Adalah sisa bahan dari sebuah percobaan atau eksperimen seperti


tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset yang
menggunakan bahan-bahan kimia. Bahan tersebut bisa berupa bahan
kimia yang sudah tidak bisa digunakan lagi.

Pembuangan limbah kimia kedalam saluran air kotor dapat menimbulkan


korosi. Sementara bahan kimia lainnya dapat menimbulkan ledakan.
Limbah kimia yang tidak berbahaya dapat dibuang bersama-sama dengan
limbah umum.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PENANGANAN LIMBAH KIMIA :

“ 1.Labelasi botol bawah / limbah


Semua wadah limbah kimia harus diberi label dengan warna yang mecolok. Label
tersebut diberi keterangan terkait nama lengkap bahan (tunggal atau campuran),
mulai penyimpanan, tanggal pembuangan dan informasi penting lainnya.
Jangan sampai label pada wadah tersebut rusak atau hilang, sehingga
menyebabkan isi dalam wadah tidak diketahui secara pasti, dan dikhawatirlan
terjadi pencampuran bahan yang semestinya tidak bercampur.
“ 2.Tempat penyimpanan limbah
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih tempat untuk menyimpan
limbah, diantaranya:
a.Jangan menyimpan limbah di lemari asam di mana reaksi kimia sering
dilakukan.
b.Wadah untuk menyimpan limbah harus disesuaikan. Biasanya wadah yang
sering dipakai untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau polietilen.
c.Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari kaleng logam jika limbah
bersifat asam dan basa kuat karena dapat merusak wadah dengan cepat.
d.Jangan menyimpan wadah limbah di dekat air atau westafel.
PENGOLAHAN LIMBAH KIMIA
1.Metode Pembakaran Limbah (Insinerasi)

Pada umumnya, metode insinerasi banyak digunakan untuk mengelola limbah medis
dan beberapa racun kimia. Metode insinerasi atau pembakaran juga menjadi salah
satu opsi dalam mengolah beberapa jenis limbah, termasuk limbah kimia. Tak hanya
karena lebih hemat tempat, metode pembakaran ini dinilai cukup efektif dalam
mengurangi volume limbah padat hingga 95% dan pengurangan berat mencapai
80%.

Caranya dengan memasukkan limbah ke dalam insinerator. Dalam insinerator


senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir berupa senyawa CO2 dan
H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya yang tidak
terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya
(tergantung dari jenis limbah).
2.Metode Desinfeksi
“ Caranya adalah dengan menambahkan disinfektan berupa bahan kimia
yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi
tidak aktif.
Disinfektan yang biasanya digunakan adalah khlorine dioxide, besi dan
mangan, yang berfungsi untuk oksidasi zat organik, mengontrol masalah
rasa, warna dan pertumbuhan patogen.
Biasanya metode ini digunakan pada limbah kimia cari seperti pada saat
mengolah air yang bercampur limbah kimia agar menjadi air bersih siap
minum.
PENGENDALIAN MIKROORGANISME

“ ⊹ Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya


dapat dilihat dengan mikroskop.
⊹ Pengendalian mikroorganisme adalah segala usaha untuk
menghambat, membasmi, atau menyingkirkan mikroorganisme.
⊹ Alasan utama pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk :

a.Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.


b.Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi.
c.Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh
mikroorganisme.
CARA-CARA MENGENDALIKAN JUMLAH
POPULASI MIKROORGANISME :

“ Bahan
Cleaning
dan
sanitasi

Desinfeksi
kimia

CARA
Filtrasi PENGENDALIA Antiseptis
N

Radiasi Sterilisasi

Panas
laiinnya
CLEANING DAN SANITASI
⊹ Cleaning ( kebersihan ) dan sanitasi sangat penting dalam mengurangi jumlah

“⊹ populasi mikroorganisme pada suatu ruang atau tempat.


Prinsip cleaning dan sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang tidak dapat
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh
sebagian besar populasi mikroba.

DESINFEKSI
⊹ Desinfeksi adalah proses pengaplikasikan bahan kimia (desinfektan) terhadap
peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial.
⊹ Desinfeksi di gunakan pada benda dan hanya berguna membunuh sel
vegetativ saja, tidak mampu membunuh spora.

ANTISEPTIS
Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk
melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba.
“ STERILISASI
Sterilisasi atau cuci hama proses menghancurkan semua jenis kehidupan
mikroorganisme sehingga menjadi steril. Seterilisasi sering dilakukan dengan
menggunakan udara panas. Ada 2 metode yang sering digunakan, yaitu :
a.Panas kering biasa nya untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium. Suhu efektif
nya adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan umumnya adalah oven.
b.Panas lembab dengan uap jenuh bertekanan. Sangat efektif untuk sterilisasi
karna menyediakan suhu jauh diatas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat
dan kelem-baban sangat tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein sel-sel
mikroba yang menyebabkan sel hancur. Suhu efektifnya adalah 121oC pada
tekanan 5 kg/cm2dengan waktu standar 15 menit. Alat yang digunakan : pressure
cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.
RADIASI

“ a.
Pengendalian Mikroba dengan Radiasi, Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya
dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi.
Sinar UV : Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan
permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
b.Sinar Ionisasi : yang termasuk sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar
beta dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi memerlukan biaya yang
besar dan biasanya hanya digunakan pada industri farmasi maupun industri
kedokteran.

1. Sinar X

2. Sinar alfa

3. Sinar beta

4. Sinar gamma
FILTRASI
Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi terdapat dua filter, yaitu :
1.Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High
“ Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya udara
bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air
Flow)
2.Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yg
tidak tahan terhadap pemanasan, mis. larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin,
dll.

Teknik filtrasi prinsipnya menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah


bakteri saja. Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan adalah :
⊹ Berkefeld (dari fosil diatomae),
⊹ Chamberland (dari porselen),
⊹ Seitz (dari asbes), dan
⊹ Seluosa.
BAHAN KIMIA


Agen kimia yang baik adalah yang memiliki kemampuan membunuh mikroba secara
cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak bahan atau alat yang didisinfeksi.
Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi 3 yaitu :
⊹ Agen Kimia Yang Merusak Membran Sel Mikroba

a.Golongan Surfactants (Surface Active Agents), yaitu golongan


anionik, kationik dan nonionik

b.Golongan fenol
⊹ Agen Kimia Yg Merusak Enzim Mikroba

a.Golongan logam berat seperti arsen, perak, merkuri, dll


b.Golongan oksidator seperti golongan halogen, hidrogen peroksida dan
formaldehid.
“ ⊹ Agen kimia yang mendenaturasi protein.
Agen kimiawi yang menyebabkan terjadinya koagulasi dan presipitasi
protoplasma, seperti alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas agen kimia didalam
mengendalikan mikroba, yaitu :
a.Konsentrasi agen kimia yang digunakan. Semakin
tinggi konsentrasinya maka efektivitasnya semakin meningkat.
b.Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan
yang disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
c.Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan berspora
resisten dibandingkan yang tidak berkapsul dan berspora.
d.Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan organik dapat
menurunkan efektivitas agen kimia.
e.pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat berubah
seiring dengan perubahan pH.
DAFTAR PUSTAKA
“ http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4311/2/BAB%20II%20fix.pdf

https://surabaya.proxsisgroup.com/cara-penanganan-dan-pengolahan-
limbah-kimia-laboratorium/

https://www.wadahmakmurkencana.co.id/id/berita-artikel/begini-cara-
mengelola-limbah-kimia-yang-benar
“ TERIMA KASIH
LIMBAH ORGANIK
DAN ANORGANIK
Disusun Oleh :
Ade Hilda Rayani (03422119002)
Amalina (03422119025)
Syifa Pujiati (03422119295)
Tiara Aisyah (03422119303)
Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang karena sifat, konsentrasi,
dan jumlahnya, baik yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat membahayakan
lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya (Mahida,
1984).
Menurut Abdurrahman (2006), berdasarkan wujud limbah yang dihasilkan, limbah terbagi 3 yaitu :

Limbah Padat
01 Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat
yang bersifat kering dan tidak dapat berpindah kecuali
dipindahkan. Contoh:sisa makanan,sayuran,ampas kayu dll.

Limbah Cair
02 Limbah yang memiliki wujud cair. Contoh: air bekas cucian
pakaian,air limbah industri..

Limbah Gas
03 Limbah yang berwujud gas. Contoh : gas buangan
kendaraan bermotor,gas pembuangan dari industri.
JENIS-JENIS LIMBAH

01 Limbah Organik
Limbah Organik merupakan limbah yang berasal dari
jaringan organisme dan umumnya mudah untuk diuraikan.

02 Limbah Anorganik
Limbah Organik merupakan limbah yang berasal
dari jaringan organisme dan umumnya mudah
untuk diuraikan.

Limbah B3
03
Limbah yang berasal dari berbagai macam bahan
kimia beracun dan berbahaya.
JENIS SAMPAH BERDASARKAN SIFATNYA

SAMPAH ORGANIK SAMPAH NON ORGANIK


yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
makanan,sayuran, daun-daun kering, dan plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
sebagainya. mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu,
. dan sebagainya
PERBEDAAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK

Perbedaan Sumber

01 Sampah organik dihasilkan oleh


Perbedaan Ketahanan Panas organisme hidup. Sebaliknya, sampah
non-organik merupakan produk dari
Sampah organik dapat
organisme tidak hidup dan merupakan
terdampak dan terbakar 02 hasil dari campur tangan manusia.
secara alami saat terkena
panas. Sedangkan samapah
anorganik tidak dapat
terbakar secara alami Perbedaan Kandungan
▪ Sampah organik memiliki kandungan
03
karbon dan ikatan ampah hidrogen.
Perbedaan Reaksi
▪ Sampah non-organik tidak mengandung
Sampah atau limbah organik memiliki
karbon sama sekali. Sampah ini terdiri
laju reaksi lebih lambat dan tidak dapat 04
membentuk garam. Sebaliknya, sampah dari materi yang tidak hidup dan
non-organik memiliki laju reaksi lebih memiliki karakteristik seperti bahan
cepat dan mudah membentuk garam.
mineral.
CONTOH SAMPAH ORGANIK DAN NON ORGANIK

SAMPAH ORGANIK SAMPAH NON ORGANIK


▪Sisa masakan ▪Kaleng aluminium
▪Buah-buahan yang membusuk (termasuk kulitnya) ▪Styrofoam
▪Kertas kaca
▪Karton
▪Logam (sendok, peralatan masak, hiasan, dll.)
▪Kertas ▪Kemasan plastik
.
▪Kaca
▪Keramik.
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK
Cara terbaik untuk mengelola sampah organik adalah dengan mendaur ulang, seperti:

Sampah karton, dus, dan


produk kertas lainnya
digunakan kembali atau
dijadikan bahan baku kertas.
Sampah organik juga dapat
diolah menjadi pupuk kompos.
.

Sisa makanan dapat digunakan


sebagai makanan hewan.

Sampah organik juga dapat


dikelola untuk produksi biogas.
.
TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH NON ORGANIK

01 Mengumpulkan
Yakni mencari barang-barang yang telah di buang.

Memilah
02 Yakni mengelompokkan sampah yang telah
dikumpulkan berdasarkan jenisnya.

Menggunakan Kembali
03 Setelah dipilah, carilah barang yang masih bisa
digunakan kembali secara langsung.

Mengirim
04 Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang
sampah.
Daur Ulang Sendiri
05 Melakukan proses daur ulang sendiri.
MANFAAT SAMPAH ORGANIK

Sampah Organik Untuk Kompos / Pupuk Organik


01 Sampah organik seperti buah – buah busuk dan sayuran dapat dibuat
menjadi suatu berguna antara lain kompos. Pengolahan sampah organik
untuk kompos tidaklah terlalu sulit.

Untuk Tambahan Pakan Ternak


02 Mungkin yang anda tahu sampah organik hanya dibuat untuk tambahan
pakan kambing, sapi dan kerbau. Tapi sekarang ini sampah organik dapat
diolah menjadi pelet untuk makanan ayam dan ikan

Sampah organik dapat diubah menjadi biogas dan listrik


03
Sampah organik yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia,
limbah tempe dan tahu digunakan sebagai bahan utama.
MANFAAT SAMPAH NON ORGANIK

➢ Manfaat sampah anorganik yang bisa kita manfaatkan


adalah dengan membuat kerajinan dari sampah /
limbah tersebut. Misalnya sampah plastik dapat dibuat
tas, taplak meja makan, pernak pernik.

➢ Pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomis.


Anda bisa mengelola sampah dengan prisnsip 3R. (Reuse
Reduce Recycle) Setiap Hari. Pengelolaan sampah dengan
sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang dan kapan saja.
Sebab menangani sampah dengan prinsip 3R hanya
membutuhkan meluangkan waktu dan kepedulian akan
timbulnya penyakit dari sampah.
PRINSIP 3R
Reuse (penggunaan
Recycle (daur ulang)
kembali)
Recyle adalah pemanfaatan kembali Reuse adalah mengunakan
sampah dengan beberapa tahapan kembali sampah secara
pengolahan
langsung, dengan fungsi yang
masih sama ataupun fungsi
Reuse
yang beda..
(penggunaan
kembali)

Reduce (Pengurangan)

Reduce adalah pengurangan segala


Recycle (daur kegiatan yang dapat menimbulkan sampah Reduce
ulang) (Pengurangan)
CONTOH KEGIATAN 3R PADA KEHIDUPAN SEHARI HARI

REUSE REDUCE RECYCLE

1. Menggunakan kembali 1. Memilih produk 1. Olah sampah plastik


wadah yang sudah dengan kemasan yang menjadi kerajinan tangan
kosong untuk fungsi bisa di daur ulang 2. Olah sampah organik
yang lain. 2. Hindari pengunaan untuk kompos
2. Memakai kertas yang dan pemakaian produk
masih kosong untuk yang menimbulkan
keperluan menulis. banyaknya sampah
3. Menggunakan produk
yang bisa diisi ulang
kembali
4. Menghindari
penggunaan barang
yang tidak peru
M A N FA AT

N
O
DAUR ULANG

I
T
A
Dalam mengelola sampah bisa dengan 1. Penghematan SDA ( Sumber

T
di daur ulang supaya memiliki nilai yang Daya Alam)

N
bermanfaat lagi. Daur ulang adalah 2. Penghematan Energi

E
suatu cara untuk mengelola sampah 3. Penghematan lahan TPA

S
dengan pemilahan, pengumpulan, 4. Lingkungan menjadi lebih

E
pemrosesan dan pembuatan produk asri

R
sampai bernilai guna lagi. 5. Pengurangan biaya belanja

P
DAFTAR PUSTAKA

1. https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/Pengel
olaan_Limbah_Anorganik.pdf
2. http://e-journal.uajy.ac.id/12896/3/BL013712.pdf
3. https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-
sampah-organik-dan-non-organik-dari-sumber-
hingga-cara-mengolahnya
4. https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artik
el/pengertian-dan-pengelolaan-sampah-organik-
dan-anorganik-13
.
THANK YOU
PENGOLAHAN LIMBAH
PADAT DAN CAIR
Limbah Cair Limbah
Padat

ANGGOTA KELOMPOK:
1. ENDAH MULYASARI (03422119099)
2. INGGIT BASTIAN PUTRI (03422119148)
3. NELLA ROSITA C (03422119199)
4. PUTRI NUR LATIFAH (03422119230)
LIMBAH CAIR

Limbah cair adalah limbah yang memiliki bentuk cair sebagai entitas
pencemar air. Biasanya oleh industri, limbah cair akan dibuang langsung ke
saluran air seperti selokan, sungai dan lautan.
Limbah cair ada yang memiliki sifat berbahaya dan dapat dinetralisir
secara cepat. Limbah berbahaya terjadi jika limbah tidak dinetralisir terlebih
dahulu sebelum dibuang ke saluran air, sehingga mencemari lingkungan perairan.
Akibatnya ekosistem air menjadi rusak dan banyak makhluk hidup yang akan mati
dibuatnya.
Sedangkan limbah cair yang dapat dinetralisir ialah limbah industri
berbentuk cair yang mengalami proses pengolahan sebelum dibuang ke
lingkungan air agar aman dan tidak mencemari ekosistem air.
Contoh limbah cair dari aktivitas industri seperti kandungan besi pada
air, kebocoran minyak di laut, sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair,
limbah tempe, limbah tahu, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.
Pengolahan limbah cair adalah menjaga air yang keluar
tetap bersih dengan menghilangkan polutan yang ada
dalam air limbah tersebut, atau dengan menguraikan
polutan yang ada didalam air limbah sehingga hilang
sifat-sifat dari polutan tersebut.
Sebelum melakukan perencanaan dan
pelaksanaan pengolahan limbah cair, industri
harus memahami manajemen pengelolaan limbah
seperti menetapkan kebijakan dan prosedur
pengelolaan dan pengolahan limbah, kebijakan
untuk minimasi limbah sebelum menghasilkan dan
mengolah limbah, menetapkan personil yang
bertanggung jawab terhadap penerapan prosedur
pengelolaan dan
pengolahan limbah serta melakukan evaluasi
penerapan prosedur pengelolaan dan
pengolahan limbah.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pengolahan limbah meliputi :

1.Proses produksi pada industri tersebut,

2.Kualitas dan kuantitas limbah cair yang


dihasilkan serta perubahannya,

3.Kondisi lingkungan secara geografi, kondisi


air di sekitar daerah pembuangan limbah cair.
Ada beberapa cara pengolahan limbah cair yang dapat
dilakukan di industri yaitu:

1.Pengolahan limbah secara fisika


Dengan memisahkan material-material pengotor yang kasat mata serta
berukuran cukup besar dengan menggunakan penyaringan atau
perlakuan fisik. Prosesnya meliputi sedimentasi, floatasi, absorbs, dan
penyaringan (screening);

2.Pengolahan limbah secara kimia


Adanya penambahan bahan kimia untuk mengendapkan / memisahkan /
menghilangkan zat-zat pengotor dalam limbah cair tersebut. Prosesnya
meliputi koagulasi, oksidasi, penukar ion, degradasi, ozonisasi, dan lain-lain.

3.Pengolahan limbah secara biologi


Menggunakan biota hidup atau mikroba untuk menguraikan zat-zat
pencemar didalam limbah cair. Prosesnya meliputi aerobik, anaerobik,
fakultatif.
Sebelum membuang limbah cair ke badan air,
sebaiknya industri harus memastikan bahwa limbah
cair yang dibuang telah aman bagi lingkungan. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara pengambilan sampel
limbah cair yang dilakukan di titik outlet pengolahan
limbah cair yaitu titik setelah pengolahan limbah cair
selesai dilakukan namun sebelum dibuang ke badan
air. Pengujian sampel tersebut bisa dilakukan di
laboratorium internal maupun laboratorium eksternal
yang telah terakreditasi.
Hasil pengujian yang dikeluarkan sebaiknya
dibandingkan dengan baku mutu sesuai peraturan
perundangan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan yang masih berlaku. Baku mutu dapat
didefinisikan sebagai ukuran batas atau kadar unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
limbah cair yang akan dibuang atau dilepas ke dalam
media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Limbah cair memiliki penanganan yang berbeda dengan limbah padat, sebab bentuknya yang
berbeda. Untuk limbah cair, pengolahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:

Proses penyaringan, pengolahan awal,


pengendapan dan pengapungan.
Pengolahan Contoh limbah cair yang diolah yaitu polutan
primer minyak dan lemak.

Pengolahan Proses menggunakan mikroorganisme


sekunder untuk menguraikan bahan.

Pengolahan Sludge treatment atau


tersier dengan Desinfeksi pengolahan lumpur.
sifat khusus.
LIMBAH PADAT

Limbah cair, terdapat limbah padat. Limbah padat merupakan sisa


dari hasil industri yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padatan, lumpur
maupun bubur. Limbah padat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena
akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di
dalamnya akan mati.

Apabila dibuang di ekosistem daratan tanpa adanya proses


pengolahan, maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Sehingga perlu
adanya pengolahan limbah padat agar tidak mencemari lingkungan.

Contoh dari limbah industri padat antara lain seperti lumpur-


lumpur sisa industri, plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel,
listrik, bubur- bubur sisa semen, dan lain sebagainya.
Pengolahan Limbah
Padat

Agar tidak mencemari lingkungan daratan, maka terdapat


beberapa pengelolaan limbah padat antara lain:

PENIMBUNAN
TERBUKA Insinerasi
Daur Ulang

Membuat
Sanitary Landfill kompos padat
Cara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa
dilakukan melalui penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi
menjadi organik dan non organik. Jenis limbah padat organik
akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-
PENIMBUNAN organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi
TERBUKA lebih subur.
Sedangkan limbah non organik tidak dapat dilakukan
penimbunan terbuka karena dikhawatirkan dapat merusak
ekosistem tanah.

Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau


pemusnahan limbah dengan cara membuang dan menumpuk
Sanitary sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian
menimbunnya dengan tanah.
Landfill Sistem pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan
lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk
mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk
agar menghasilkan listrik.
Dalam bahasa Indonesia berarti pembakaran
sampah. Insinerasi merupakan teknologi pengolahan sampah
yang melibatkan pembakaran bahan organik. Disebut juga
INSINERASI sebagai pengolahan termal karena pengolahan sampah
dengan temperatur tinggi. Hasil panas dapat digunakan untuk
listrik atau pemanas ruangan.

Limbah padat banyak memiliki sifat organik. Sehingga


Membuat agar lebih bermanfaat jika diolah menjadi kompos. Kompos ini
Kompos padat bisa dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesuburan
tanah atau tumbuhan.

Limbah padat yang bersifat non organik harus bisa


dipilah-pilah kembali agar masih dapat diproses kembali melalui
Daur Ulang daur ulang menjadi produk olahan baru yang bermanfaat atau
bernilai jual tinggi. Contohnya seperti botol plastik atau barang-
barang bekas diolah kembali menjadi kerajinan.

Anda mungkin juga menyukai