Anda di halaman 1dari 11

ACHIEVING OPERATIONAL EXCELLENCE AND CUSTOMER

INTIMACY : ENTERPRISE APPLICATION


MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3 / KELAS L

ANNISA AULIA RAHMA A. 041811333052


IRODAH KHOIRUN NISA 041811333057
MELLYANTI FELICIA A. 041811333073
AISYAH KHOIRUN NISA’ 041811333167
INDHIRA SALSABILA A. 041811333173

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
9.1 Bagaimana Sistem Perusahaan Membantu Bisnis Mencapai Keunggulan Operasional?
a. Sistem Perusahaan
Merupakan sistem yang didasarkan pada sebuah paket perangkat lunak yang
terintegrasi modul dan database pusat umum. Database mengumpulkan data dari berbagai
divisi yang berbeda dalam suatu perusahaan, untuk digunakan dalam hampir semua
kegiatan bisnis internal perusahaan. Ketika informasi baru dimasukkan oleh suatu proses,
informasi yang dibuat segera tersedia untuk proses bisnis lainnya. Pengguna bisa
memanfaatkan sistem dan mencari tahu dimana urutan tertentu pada setiap menit, sehingga
manajemen bisa mendapatkan informasi di setiap titik waktu tentang bagaimana bisnis
beroperasi. Sistem ini juga menghasilkan data perusahaan untuk manajemen analisis biaya
produk dan profitabilitas.

Gambar 9.1 How enterprises systems work


b. Perangkat Lunak Perusahaan
Perangkat lunak perusahaan dibangun sekitar ribuan proses bisnis yang telah
ditetapkan dan mencerminkan praktik terbaik. Perusahaan yang menerapkan perangkat
lunak perusahaan harus terlebih dahulu memilih fungsi sistem yang ingin mereka gunakan
dan kemudian memetakan proses bisnis mereka ke proses bisnis yang telah ditetapkan
dalamperangkat lunak.
c. Nilai Bisnis dari Sistem Perusahaan
 Sistem perusahaan memberikan nilai bisnis bagi perusahaan dengan meningkatkan
efisiensi operasional dan dengan menyediakan informasi yang lengkap untuk
membantu manajer membuat keputusan yang lebih baik.
 Sistem perusahaan membantu perusahaan merespon permintaan pelanggan terhadap
informasi atau produk dengan cepat.
 Sistem perusahaan memberikan banyak informasi yang lebih bernilai untuk
memperbaiki pengambilan keputusan manajemen.
 Perangkat lunak perusahaan mencakup alat analisis untuk memggunakan data yang
ditangkap oleh sistem untuk mengevaluasi keseluruhan kinerja organisasi.

Perusahaan besar dengan banyak unit operasi di lokasi yang berbeda telah menggunakan
sistem perusahaan untuk menerapkan praktik dan data standar sehingga setiap orang
melakukan bisnis dengan cara yang sama di seluruh dunia.

9.2 Bagaimana Sistem Manajemen Rantai Pasokan Mengkoordinasikan Perencanaan,


Produksi, dan Logistik dengan Pemasok?
1. Rantai Pasokan atau Persediaan
Sebuah rantai pasokan perusahaan adalah jaringan organisasi dan proses bisnis untuk
pengadaan bahan baku, mengubah bahan-bahan tersebut menjadi produk antara dan selesai,
dan mendistribusikan produk jadi ke pelanggan. Ini link pemasok, pabrik, pusat distribusi,
gerai ritel, dan pelanggan untuk menyediakan barang dan jasa dari sumber melalui konsumsi.
Bahan, informasi, dan pembayaran mengalir melalui rantai pasokan di kedua arah
Barang mulai keluar sebagai bahan baku dan, ketika mereka bergerak melalui rantai
pasokan, diubah menjadi produk antara (juga disebut sebagai komponen atau bagian), dan
akhirnya, menjadi produk jadi. Produk jadi dikirim ke pusat-pusat distribusi ke pengecer dan
pelanggan. Item kembali mengalir dalam arah sebaliknya dari pembeli kembali ke penjual.
Rantai pasokan perusahaan adalah jaringan organisasi dan proses bisnis untuk
pengadaan bahan baku, mengubah bahan-bahan tersebut menjadi
produk, dan mendistribusikan produk jadi ke pelanggan. Rantai pasokan terbagi 2, yaitu:

a. Upstream supply chain: proses mengelola hubungan pemasok dengan perusahaan


b. Downstream supply chain: proses yang tanggung jawab dalam mengelola hubungan
dengan pelanggan

2. Sistem Informasi dan Manajemen Rantai Pasokan atau Persediaan (Supply Chain)
Inefisiensi dalam rantai pasokan, seperti bagian kekurangan, kapasitas pabrik kurang
dimanfaatkan, persediaan barang jadi berlebihan, atau biaya transportasi yang tinggi,
disebabkan oleh informasi yang tidak akurat atau terlalu cepat. Sebagai contoh, produsen
dapat menyimpan terlalu banyak bagian dalam persediaan karena mereka tidak tahu persis
kapan mereka akan menerima pengiriman berikutnya dari pemasok mereka. Pemasok dapat
memesan terlalu sedikit bahan baku karena mereka tidak memiliki informasi yang tepat pada
permintaan. Inefisiensi rantai pasokan ini buang sebanyak 25 persen dari biaya operasional
perusahaan.
Jika produsen memiliki informasi yang sempurna tentang persis berapa banyak unit
pelanggan produk inginkan, ketika mereka ingin mereka, dan ketika mereka bisa diproduksi,
akan ada kemungkinan untuk menerapkan strategi yang sangat efisien just-in-time.
Komponen akan tiba tepat pada saat mereka dibutuhkan dan barang jadi akan dikirim saat
mereka meninggalkan jalur perakitan.
Informasi Dari Sistem Manajemen Rantai Pasok membantu perusahaan dalam
memutuskan kapan dan apa untuk memproduksi, menyimpan, dan memindahkan

3.Bullwhip Effect

Bullwhip Effect adalah gangguan yang terjadi pada supply chain yang bisa membuat
permintaan tidak akurat, sehingga terjadi permintaan yang tidak stabil atau mengalami perubahan.
Bullwhip effect juga menjadi salah satu pendorong untuk mendorong aktivitas ketidakefisiennya
permintaan dalam kesejahteraan ekonomi perusahaan atau distorsi. Adanya distorsi membuat
perusahaan labil dalam mengkodisikan ekonomi. Jika permintaan naik turun yang tidak menentu
akan membuat pemasokan barang pada penyimpanan menumpuk membuat penambahan biaya,
belum tentu juga jika penyimpanan dapat tersimpan dengan baik, apabila tidak tersimpan dengan
baik akan membuat barang menjadi rusak atau masih banyak faktor lain yang terjadi.
Secara khusus, penyebab utama bullwhip effect, dibagi menjadi 2 yaitu:

 Penyebab keperilakuan
1. Penyalahgunaan kebijakan dasar persediaan. Hal ini berkenaan dengan perilaku
dalam mengambil keputusan yang tidak bijak dan salah dalam penggunaan
mengenai stock yang akan di produksi akan mengakibatakan kekurangan.
2. Kesalahan persepsi tentang feedback umpan balik dan penundaan waktu. Pada
feedback yang baik terjadi adanya keuntungan yang dapat menguntuntungkan
semua pihak, apabila terjadi feedback yang tidak baik antar pihak membuat adanya
perilaku yang menyimpang dan untuk waktu akan menjadi tidak tepat pada
waktunya, seperti keterlambatan pendistribusian barang.
3. Tidak mempersiapkan kemungkinan terburuk seperti permintaan tidak terpenuhi.
Dalam penyebab keprilakuan ini memerlukan sikap yang siap untuk mengalami
kemungkinan hal buruk terjadi. Apabila tidak ada kesiapan akan membuat tidak
adanya alternative lain yang dapat digunakan untuk menghadapi masalah yang
terjadi, karena tidak setiap saat permintaan akan selalu sama dan dapat terpenuhi
setiap saatnya.
4. Salah mepersepsikan bounded rationality dari pihak lain. Bounded rationality ini
merupakan sikap pengambilan keputusan, apabila salah mempersepsikannya akan
membuat kesalahpahaman antar pihak terkait.
5. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang “bermain aman” tampaknya
berperforma lebih buruk daripada orang-orang yang pengambil risiko dalam
lingkungan supply chain. Orang dengan efikasi diri yang tinggi, kurang mampu
menangani masalah bullwhip effect dalam sebuah supply chain.

 Penyebab operasional
1. Pengolahan permintaan yang masih bergantung pada pihak lain/dependen.
Ketergantungan ini dikarenakan adanya kerjasama antar pihak dalam supply chain,
apabila pihak yang terkait ada salah satu yang mengalami masalah akan berdampak
pula pada operasional atau proses permintaan.
2. Kesalahan dalam forecasting. Dalam kesalahan forecating ini biasanya terjadi
strategi perkiraan yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dibuat, banyak faktor
yang mempengaruhinya dan membutuhkan analisa untuk mengetahui bagaimana
kondisi kedepannya.
3. Penyesuaian parameter pengendalian persediaan pada setiap permintaan. Paramater
memang tidak dapat kita tentukan secara langsung besar, melainkan perlu adanya
pengendalian agar tidak terjadi kesalahan.
4. Kesalahan dalam perkiraan lead time, yaitu apabila berkepanjangan akan
mengakibatkan perubahan persediaan untuk permintaan secara kuantitas. Untuk itu,
perlu adanya integritas pada supply chain.
5. Sinkronisasi pemesanan (motif transaksi, diskon kuantitas, diskon pembelian). Jika
tidak sinkron pada pemesanan akan membuat permintaan operasional transaksi
akan mengalami ketidakakuratan.
6. Antisipasi kelangkaan/shortage. Apabila tidak adanya antisipasi dalam
mengahadapi kelangkaan akan membuat permintaan menjadi menurun, dalam
menghadapi hal ini lebih baik membuat strategi alternative lain yang dapat
digunakan.

Pendekatan untuk mengurangi bullwhip effect

1. Melakukan penerapan information sharing, hal ini dapat dilakukan dengan mudah apabila
terjadi hubungan yang baik antar semua pihak dan melakukan pengumpulan informasi
sebanyak-banyaknya agar tidak terjadi miss communication atau kesalahpahaman.
2. Dengan cara memperpendek atau melakukan pengubahan struktur supply chain. Cara ini
agar mempermudah dalam menganalisis data dan melakukan distributor barang secara
akurat sesuai supply product yang diminta oleh consumer dan apabila adanya pengubahan
struktur juga membantu dalam melakukan pengubahan kinerja yang ada.
3. Melakukan pengurangan pada fixed cost. Melalui pendekatan ini dapat mempermudah kita
menjalankan anggaran biaya yang sudah ditetapkan tidak mengalami pemborosan secara
signifikan, dikarenakan adanya perbedaan permintaan consumer yang berbeda.
Pengurangan fixed cost juga dapat diartikan sebagai startegi dalam melakukan penekanan
biaya yang mengalami pelonjakkan untuk memaksimalkan biaya yang lainnya.
4. Pendekatan dengan cara stabilitas data. Stabilitas data adalah batas kemampuan produk
sepanjang periode yang telah ditetapkan untuk penyimpanan atau penggunaan. Dalam hal
ini data harus secara valid agar akurat. Pada stabilitas data juga harus memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya agar tidak terjadi kendala baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
5. Adapun pendekatan lainnya adalah melakukan pendekatan memperpendek lead time. Lead
time merupakan waktu untuk pemesanan atau pengirimian produk secara berkala. Dalam
hal ini harus memperhatikan permintaan coustomer agar tidak terjadi over cost. Selain itu,
perlu adanya integrasi pada supply chain. Integrasi pada waktu untuk memproduksi barang,
memproses barang, dan memproses pemesanan.

 Supply Chain Management Software


Perangkat lunak rantai pasokan diklasifikasikan sebagai perangkat lunak untuk membantu
bisnis merencanakan rantai pasokan mereka (perencanaan rantai pasokan) atau perangkat
lunak untuk membantu mereka melaksanakan langkah-langkah rantai pasokan (eksekusi
rantai pasokan).
 Sistem perencanaan rantai pasokan memungkinkan perusahaan untuk memodelkan
rantai pasokan yang ada, menghasilkan prakiraan permintaan untuk produk, dan
mengembangkan rencana sumber dan manufaktur yang optimal. Perangkat lunak
perencanaan rantai pasokan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk rencana
produksi dan distribusi. Informasi tentang perubahan dibagikan di antara anggota
rantai pasokan yang relevan sehingga pekerjaan mereka dapat dikoordinasikan.
Salah satu fungsi perencanaan rantai pasokan yang paling penting dan kompleks
adalah perencanaan permintaan, yang menentukan berapa banyak produk yang
perlu dibuat bisnis untuk memenuhi semua permintaan pelanggannya. JDA
Software, SAP, dan Oracle semuanya menawarkan solusi manajemen rantai
pasokan.
 Sistem eksekusi rantai pasokan mengelola aliran produk melalui pusat distribusi
dan gudang untuk memastikan bahwa produk dikirim ke lokasi yang tepat dengan
cara yang paling efisien. Mereka melacak status fisik barang, pengelolaan material,
operasi gudang dan transportasi, serta informasi keuangan yang melibatkan semua
pihak. Contohnya adalah Gudang Sistem Manajemen (WMS) yang digunakan
Haworth Incorporated. Haworth adalah produsen dan perancang furnitur kantor
terkemuka dunia, dengan pusat distribusi di empat negara bagian. WMS melacak
dan mengontrol aliran barang jadi dari pusat distribusi Haworth ke pelanggannya

 Global Supply Chains and the Internet


Sebelum adanya Internet, koordinasi rantai pasokan terhambat oleh kesulitan dalam
membuat arus informasi lancar di antara sistem rantai pasokan internal yang berbeda untuk
pembelian, manajemen bahan, manufaktur, dan distribusi. Berbagi informasi dengan mitra
rantai pasokan eksternal juga sulit karena sistem pemasok, distributor, atau penyedia
logistik didasarkan pada platform dan standar teknologi yang tidak kompatibel. Perusahaan
dan sistem manajemen rantai pasokan ditingkatkan dengan teknologi Internet memasok
beberapa integrasi ini.
 Global Supply Chain Issues
Semakin banyak perusahaan memasuki pasar internasional, melakukan outsourcing
operasi manufaktur, dan mendapatkan pasokan dari negara lain serta menjual ke
luar negeri. Rantai pasokan mereka menjangkau banyak negara dan wilayah. Ada
kerumitan dan tantangan tambahan untuk mengelola rantai pasokan global.
Rantai pasokan global biasanya menjangkau jarak geografis dan perbedaan waktu
yang lebih besar daripada rantai pasokan domestik dan memiliki peserta dari
sejumlah negara. Standar kinerja dapat berbeda dari satu wilayah ke wilayah atau
dari negara ke negara. Manajemen rantai pasokan mungkin perlu mencerminkan
peraturan pemerintah asing dan perbedaan budaya. Internet membantu perusahaan
mengelola banyak aspek rantai pasokan global mereka, termasuk sumber,
transportasi, komunikasi, dan keuangan internasional. Selain manufaktur kontrak,
globalisasi telah mendorong outsourcing manajemen gudang, manajemen
transportasi, dan operasi terkait ke penyedia logistik pihak ketiga, seperti UPS
Supply Chain Solutions dan Schneider National. Layanan logistik ini menawarkan
perangkat lunak berbasis web untuk memberi pelanggan mereka pandangan yang
lebih baik tentang rantai pasokan global mereka. Pelanggan dapat memeriksa situs
web yang aman untuk memantau inventaris dan pengiriman, membantu mereka
berjalan rantai pasokan global mereka dengan lebih efisien.

 Demand-Driven Supply Chains: From Push to Pull Manufacturing and Efficient


Customer Response
Selain mengurangi biaya, sistem manajemen rantai pasokan memfasilitasi respons
pelanggan yang efisien, memungkinkan cara kerja bisnis untuk didorong lebih
banyak dengan permintaan pelanggan.
 Basis push model (juga dikenal sebagai build-to-stock). Dalam model
berbasis push, jadwal master produksi didasarkan pada prakiraan atau
tebakan terbaik atas permintaan produk, dan produk didorong ke pelanggan.
 Basis tarik, juga dikenal sebagai berbasis permintaan atau build-to-order
model, pesanan pelanggan aktual atau pembelian memicu peristiwa dalam
rantai pasokan. Transaksi untuk memproduksi dan mengirimkan hanya apa
yang telah dipesan oleh pelanggan meningkat rantai pasokan dari pengecer
ke distributor hingga produsen dan akhirnya kepada pemasok. Hanya
produk yang memenuhi pesanan ini yang mundur dari pasokan rantai ke
pengecer. Produsen hanya menggunakan informasi permintaan pesanan
yang sebenarnya untuk mendorong jadwal produksi dan pengadaan
komponen atau bahan baku.
 Bussines Value of Supply Chain Management Systems
Dengan menerapkan manajemen rantai pasokan yang berjejaring dan terintegrasi
sistem, perusahaan mencocokkan penawaran dengan permintaan, mengurangi tingkat
persediaan, meningkatkan layanan pengiriman, mempercepat waktu produk ke pasar, dan
menggunakan aset secara lebih efektif. Total biaya rantai pasokan mewakili sebagian besar
biaya operasional banyak bisnis dan di beberapa industri mendekati 75 persen dari total
anggaran operasional. Mengurangi biaya rantai pasokan berdampak besar pada
profitabilitas perusahaan. Selain mengurangi biaya, sistem manajemen rantai pasokan
membantu meningkatkan penjualan. Jika suatu produk tidak tersedia saat pelanggan
menginginkannya, pelanggan sering kali mencoba membelinya dari orang lain. Kontrol
pasokan yang lebih tepat rantai meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menyediakan
produk yang tepat untuk pembelian pelanggan pada waktu yang tepat.
9-3. SISTEM MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
A. Apa itu Manajemen Hubungan Pelanggan?
Sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) menangkap dan mengintegrasikan data
pelanggan dari seluruh penjuru organisasi, mengkonsolidasikan data, menganalisis data, dan
kemudian mendistribusikan hasilnya ke berbagai sistem dan titik sentuhan pelanggan di
seluruh perusahaan. Titik sentuh (juga dikenal sebagai titik kontak) adalah metode interaksi
dengan pelanggan, seperti telepon, e-mail, meja layanan pelanggan, surat konvensional, situs
Web, perangkat nirkabel, atau toko eceran. Sistem CRM yang dirancang dengan baik
memberikan pandangan perusahaan terhadap pelanggan yang berguna untuk meningkatkan
penjualan dan layanan pelanggan. Sistem semacam itu juga memberi pelanggan pandangan
tunggal perusahaan terlepas dari titik sentuh yang digunakan pelanggan.

B. Perangkat Lunak Manajemen Hubungan Pelanggan


1. Modul untuk manajemen hubungan mitra (PRM) : menggunakan sebagian besar dari data,
perangkat, dan sistem yang sama seperti manajemen hubungan pelanggan untuk
meningkatkan kolaborasi antara perusahaan dan mitra penjualannya.
2. Modul manajemen hubungan karyawan (ERM) : berkaitan dengan masalah karyawan
yang berhubungan erat dengan CRM seperti penentuan tujuan, manajemen kinerja
karyawan, kompensasi, dan lain-lain.

Kemampuan sistem manajemen hubungan pelanggan diantaranya :


1. Sales Force Automation (SFA)
SFA dalam sistem CRM menyediakan membantu staf penjualan dalam
meningkatkan produktivitas mereka dengan menitikberatkan usaha penjualan pada
pelanggan yang paling menguntungkan, yaitu yang merupakan kandidat terbaik untuk
melakukan penjualan dan memberikan layanan. Sistem CRM menyediakan prospek
penjualan dan informasi kontak, kapabilitas konfigurasi produk, dan kapabilitas
pembuatan tawaran penjualan. Perangkat lunak tersebut dapat mengumpulkan informasi
tentang pembelian seorang pelanggan tertentu di masa lalu untuk membantu penjual
membuat rekomendasi yang bersifat pribadi.
2. Layanan Pelanggan
Layanan pelanggan pada sistem CRM meyediakan informasi dan alat untuk
meningkatkan efisiensi para staf di pusat panggilan, pusat bantuan, dan pusat dukungan
pelanggan. Modul ini juga mempunyai kemampuan untuk mengarahkan dan mengelola
permintaan layanan pelanggan.
3. Pemasaran
Sistem-sistem CRM mendukung kampanye pemasaran langsung dengan
menyediakan kemampuan untuk mendapatkan prospek dan data pelanggan, untuk
menyediakan informasi mengenai produk dan layanan, untuk kualifikasi yang
mengarahkan pada pemasaran yang ditargetkan dan untuk menjadwalkan serta
menelusuri surat atau surat pemasaran langsung.
Modul pemasaran juga meliputi perangkat untuk menganalisis data pemasaran dan
pelanggan, mengidentifikasi pelanggan, merancang produk dan layanan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta mengidentifikasi peluang untuk
penjualan silang.

C. CRM Operasional dan Analitis


CRM operasional mencakup aplikasi yang menghadapi pelanggan, seperti alat untuk
otomasi tenaga penjualan, call center dan dukungan layanan pelanggan, serta otomasi
pemasaran.
CRM analitis mencakup aplikasi yang menganalisis data pelanggan yang dihasilkan
oleh aplikasi CRM operasional untuk memberikan informasi yang berguna untuk
meningkatkan kinerja bisnis. Nilai pelanggan seumur hidup (CLTV) didasarkan pada
hubungan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pelanggan tertentu, biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh dan melayani pelanggan tersebut, dan harapan hubungan
antara pelanggan dan perusahaan.

D. Nilai Bisnis dalam Sistem Manajemen Pelanggan


 Meningkatkan kepuasan pelanggan.
 Menurukan biaya pemasaran langsung.
 Pemasaran lebih efektif.
 Biaya untuk mempertahankan pelanggan menjadi rendah.
 Informasi dari sistem CRM dapat meningkatkan pendapatan penjualan dengan
mengidentifikasi pelanggan dan segmen yang paling menguntungkan.

9.4 Aplikasi Perusahaan: Peluang dan Tantangan Baru


TANTANGAN BAGI APLIKASI PERUSAHAAN
Beberapa perusahaan mengalami berbagai masalah dan kerugian operasional yang besar
ketika pertama kali mengimplementasikan aplikasi perusahaan, karena perusahaan tersebut tidak
memahami berapa banyak perubahan organisasional yang diperlukan. Selain itu, aplikasi
perusahaan juga dapat menimbulkan adanya biaya pengganti. Begitu perusahaan menerapkan
aplikasi perusahaan dari satu vendor tunggal maka sangat mahal untuk mengganti dengan vendor
lainnya, dan perusahaan menjadi tergantung untuk meningkatkan produk dan pertahanan instalasi.
Perusahaan juga harus memahami dengan tepat bagaimana bisnis menggunakan datanya dan
bagaimana data akan diatur dalam manajemen hubungan pelanggan, manajemen rantai pasokan,
atau sistem perusahaan. Sistem CRM biasanya membutuhkan beberapa pembersihan data.
Para vendor perangkat lunak perusahaan mengatasi hal tersebut dengan menawarkan versi
dari perangkat lunak mereka yang mengupas keseluruhan dan program bagi bisnis berskala kecil
dan menengah, serta panduan pelaksanaan yang terbaik bagi perusahaan-perusahaan yang besar.
Perusahaan yang menerapkan aplikasi perusahaan juga dapat menghemat waktu dan uang dengan
melakukan penyesuaian hingga titik minimum.
APLIKASI PERUSAHAAN GENERASI BERIKUTNYA
Aplikasi perusahaan generasi berikutnya dari SAP akan memadukan standar SOA (service-
orianted architecture) serta dapat menghubungkan aplikasi milik SAP dan layanan web yang
dikembangkan oleh vendor perangkat lunak independen. Perusahaan dapat memanfaatkan alat
tersebut dengan menciptakan platform untuk proses bisnis baru yang telah ditingkatkan guna
mengintegrasikan informasi dari berbagai macam aplikasi. Aplikasi perusahaan generasi
berikutnya juga meliputi open source, yang mana produk-produknya terdiri dari Compiere,
Apache Open for Business (OFBiz), dan Openbravo. Bagi bisnis berskala kecil dan menengah
dalam negara tertentu, SAP menawarkan solusi perangkat lunak perusahaan versi berbasis cloud
computing.
CRM Sosial dan Intelejen Bisnis
Vendor perangkat lunak CRM meningkatkan produk-produk mereka untuk memperoleh
keunggulan dari teknologi jejaring sosial. Peningkatan sosial tersebut membantu perusahaan
dalam mengidentifikasi gagasan-gagasan baru dengan lebih cepat, meningkatkan produktivitas
tim, dan mempererat interaksi dengan pelanggan. Para karyawan yang berinteraksi dengan
pelanggan melalui situs jejaring sosial dapat menyediakan fungsi layanan pelanggan lebih cepat
dan berbiaya murah. Perangkat social CRM memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan
percakapan pelanggan dan hubungan dari situs jejaring sosial dengan proses CRM. Vendor CRM
terkemuka sekarang menawarkan perangkat tersebut untuk menautkan data dari jejaring sosial ke
dalam perangkat lunak CRM-nya.
Vendor aplikasi Intelejen Bisnis dalam Aplikasi Perusahaan (Business Intelligence in
Enterprise Applications) digunakan perusahaan untuk membantu manajer dalam memperoleh
lebih banyak informasi yang bermanfaat dari sebagaian besar data yang dihasilkan oleh sistem-
sistem tersebut. Ketimbang mewajibkan penggunanya meninggalkan aplikasi serta meluncurkan
pelaporan terpisah dan perangkat keras analitis, vendor mulai menyertakan analisis di dalam
konteks aplikasi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai