Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:

GASTRITIS PADA TUAN.B DI RUANG CENDANA RUMAH SAKIT NASI-


ONAL CHONBUK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata


kuliah Metodologi Keperawatan Dosen Pembimbing :
Dedy Asep. S.Kep., M. Si

Disusun Oleh :

Nur azriyati putri

51120005

S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BATAM
TAHUN AJARAN 2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:
GASTRITIS PADA TUAN.B DI RUANG CENDANA RUMAH SAKIT NASI-
ONAL CHONBUK

A. Defenisi
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut,kronis,difus atau local. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah
gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis ( Price & Wilson,2006)
B. Etiologi
Gastrittis disebabkan oleh infeksi kumsn Helicobacter pylori dan awal infeksi mukosa
lambung menunjukkan respons inflamasi akut dan jika diabaikan akan menjadi kronik
( Sudoyo Aru,Dkk 2009 )
Klasifikasi gastritis: ( Wim de Jong et al.2005)
1. Gastritis akut
- Gastritis akut tanpa perdarahan
- Gastritis akut dengan perdarahan ( gastritis hemoragik atau gastritis erosive)
Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan ma-
kanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab
penyakit , iritasi bahana semacam alcohol ,aspirin,NSAID,lisol serta bahan korosif
lain,refluks empedu atau cairan pancreas.
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus beningna atau malingna
dari lambung ,atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.pylory).
3. Gastritis Bacterial
Gastritis Bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa,disebabkan oleh refluks dari
duodenum.
C. Manifestasi Klinis
1. Gastritis akut: nyeri epigastrium,mual,muntah, dan perdarahan terselubung maupun
nyata.Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan odema,mungkin
juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif
2. Gastritis kronik: kebanyakan gastritis asimptomatik,keluhan lebih berkaitan dengan
komplikasi gastritis atrofik,seperti tukak lambung,defesiensi zat besi, anemia
pernisiosa , dan karsinoma lambung. ( Wim de Jong)
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah.Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.pylori da-
lam darah.Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya,tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi.Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa ane-
mia,yang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis
2. Pemeriksaan pernapasan : Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh
bakteri H.pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan feces : Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengidentifikasikan terjadinya infeksi.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari si-
nar – X
5. Ronsen saluran cerna bagian atas.Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis
atau penyakit pencernaan lainnya.Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen . Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen

E. Penatalaksanaan
1. Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi
kecil dan sering.Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung
berupa antagonis reseptor H2,inhibitor pompa proton.antikolinergik dan antacid
juga ditujukan sebagai sifoprotektor berupa sukralfat dan prostaglandin.
Penatalaksaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko
tinggi,pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yanh
dapat menjadi penyebab,serta dengan pengobatan suportif.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga
mencapai PH lambung 4 . Meskipun hasilnya masih jadi perdebatanm,tetapi pada
umumnya tetap dianjurkan.Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita
penyakit dengan keadaan klinis yang berat.Untuk pengguna aspirin atau anti-in-
flamasi nonsteroid pencegahan yang terbaik adalah dengan misaprostol atau deri-
vate prostaglandin.
Penatalaksaan medical dan makanan sampai gejala berkurang.Bila gejala
menetap,diperlukan cairan intravena.Bila terdapat perdarahan,penatalaksaan se-
rupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas.Bila Gastritis terjadi karena
alkali kuat , gunakan jus karena adanya bahaya perforasi.
2. Gastritis kronis
Faktor utama ditandai oleh kondisi progresif epitel kelenjar disertai sel parietal dan
chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang
rata,Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori Tipe A ( Altrofik atau Fundal)
dan tipe B ( Antral).
Gastritis kronis Tipe A disebut gastritis altrofik atau fundal,karena gastritis terjadi
pada bagian fundus lambung. Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit au-
toimun yang disebabkan oleh adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar
lambung dan factor intrinsik. Tidak adabya sel parietal dan Chief Cell dapat
menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin.
Gastritis kronis Tipe B disebut juga sebagai gastritis antral karena umumnya
mengenai daerah atrium lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan gastritis
kronis tipe A. Penyebab utama gastritis tipe B adalah infeksi kronis oleh Helicobacter
Pylory.Faktor etiologi gastritis kronis lainnya adalah asupan alcohol yang berlebi-
han,merokok,dan refluks yang dapat mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan
karsinoma.
Pengobatan gastritis kronis bervariasi,tergantung pada penyakit yang dicurigai.Bila
terdapat ulkus duodenum,dapat diberikan antibiotic untuk membatasi Helicobacter
Pylory. Namun demikian lesi tidak melalu muncul dengan gastritis kronis.Alkohol dsn
obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari.Bila terjadi anemia
defesiensi besi ( yang disebabkan oleh perdarahan kronis) , maka penyakit ini harus
diobati.Pada anemia pernisiosa harus diberi pengobatan vitamin B12 dan terapi
yang sesuai. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan meningkatkan
istirahat serta memulai farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat diatasi dengan an-
tibiotic ( seperti Tetrasiklin dan Amoxicillin) dan garam bismuth ( Pepto bismol) .
Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malaabsrobsi vitamin B12.
F. Patofisiologi

1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan ter-
jadi :

a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.


Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung .
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah,
maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika


mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan
HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyem-
buhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan
terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada
lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan me-
nyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang


berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel parien-
tal dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik
lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdara-
han serta formasi ulser.
G. Pathway
H. Masalah yang lazim muncul
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient yang
tidak adekuat
2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan
berlebihan dikarena muntah
3. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi
4. Defisiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

E. Planning

1. Hindari minuman alcohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi inflamasi
dan perdarahan

2. Hindari merokok karena menganggu lapisan dinding lambung sehingga lambung lebih
mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus. Dan rokok dapat meningkatkan asam lam-
bung dan memperlambat penyembuhan tukak

3. Atasi stress sebaik mungkin

4. Makan makanan yang kaya akan buah sayur-sayuran, namun hindari sayur buah yang
sifat asam ( missal; jeruk,lemon,grapefruit,nanas, tomato)
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn.B
Umur : 18 tahun
BB : 60 kg

II. KELUHAN UTAMA

1. Keluhan Utama Saat Pengkajian


Pasien mengatakan BAB lebih dari 4x sehari dalam bentuk cairan , pasien menga-
takan muntah , demam dan nyeri perut . pasien mengtakan tidak napsu makan dan
pasien mengatakan berat badan turun 4kg dari berat 64 ke 60 , pasien mengatakan
cemas terhadap penyakitnya .

III. Anamnesa

Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 38 OC
BB : berat awal 64 turun 4 kg menjadi 60 kg

DS :
1. Pasien mengatakan Bab lebih dari 4x sehari dalam bentuk cairan
2. Pasien mengatakan muntah , demam dan nyeri perut
3. Pasien mengatakan tidak napsu makan
4. Pasien mengatakan berat badannya turun 4kg dari 64kg ke 60 kg
5. Pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya

DO :
1. pasien tampak lemas
2. Berat badan pasien menurun 4kg dari BB awal 64 kg ke 60 kg
3. Pasien tampak cemas dengan penyakitnya
4. Adanya riwayat gastritis
5. Pasien meringis kesakitan karena demam dan nyeri abdomen
6. Pada membrane mukosa dan bibir pasien tampak kering dan fontanel cekung
IV. RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat kesehatan sekarang


Adanya riwayat gastritis

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksan tanda-tanda Vital
 Tekanan darah : 140/90 mmHg
 Nadi : 100x/menit
 Respiratory Rate (RR) : 24 x/menit
 Suhu : 38 OC

VI. SISTEM PENCERNAAN

1.  Bibir    : keringg
2. Mulut : membrane mukosa kering
3.  Abdomen  : nyeri

VII. SISTEM MUSKULUSKLETAL

1.   Kepala ( bentuk kepala )     : Fontanel cekung


ANALISA DATA

( CP.1 B )

NAMA PASIEN        : TN. B        NAMA MAHASISWA   : nur azriyati putri

NO.REKAM MEDIK   :   101.2080                              N I M                       :  51120005

RUANG RAWAT         :  Cendana                         

DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF

1. pasien tampak lemas 1. Pasien mengatakan Bab lebih


2. Berat badan pasien menurun dari 4x sehari dalam bentuk
4kg dari BB awal 64 kg ke 60 kg cairan
3. Pasien tampak cemas dengan 2. Pasien mengatakan muntah ,
penyakitnya demam dan nyeri perut
4. Adanya riwayat gastritis 3. Pasien mengatakan tidak
5. Pasien meringis kesakitan ka- napsu makan
rena demam dan nyeri abdomen 4. Pasien mengatakan berat ba-
6. Pada membrane mukosa dan dannya turun 4kg dari 64kg
bibir pasien tampak kering dan ke 60 kg
fontanel cekung 5. Pasien mengatakan cemas
dengan penyakitnya
ANALISA DATA

( CP.1 B )

NAMA PASIEN        :TN.B           NAMA MAHASISWA   : Nur Azriyati Putri

NO.REKAM MEDIK   :      101.2080                        N I M                : 51120005

RUANG RAWAT         :      Cendana

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DO : 1. pasien tampak lemas Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan nutrisi
2 Pasien tidak nafsu makan nutrisi kurang dari kurang dari kebutuhan
3 Berat badan pasien menurun kebutuhan b.d pasien
dari berat wal 64 kg menjadi 60 tidak nafsu makan dan
kg muntah
TTV : TD 140/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Respiratory Rate : 24x/menit .
Suhu : 38 OC

DS: 1. Pasien mengatakan badan terasa


lemas
2 pasien mengatakan tidak nafsu
makan
3 Pasien mengatakan muntah ,
demam dan nyeri perut
4. Berat badan pasien menurun dari
berat awal 64 kg ke 60 kg
2 DO : Adanya riwayat gastritis Defisiensi pengetahuan Defisiensi pengetahuan
b.d pasien cemas ka-
DS : Pasien tampak cemas karena rena riwayat penyakit
penyakitnya gastritis

3 DO : Pasien BAB 4x sehari dalaam bentuk Kekurangan volume Kekurangan volume cairan
cairan cairan b.d kehilangan
Berat badan pasien menurun dari berat cairan berlebih karena
awal 64 kg ke 60 kg BAB dan muntah
Pada membrane mukosa dan bibir tam-
pak kering
TTV : TD 140/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Respiratory Rate : 24x/menit .
Suhu : 38 OC
BB awal : 64 kg menurrun 60 kg .

DS : Pasien mengatakan BAB 4x sehari


dalam bentuk cairan
Pasien mengatakan BB menurun dari
berat awal 64 kg ke 60 kg .
Pasien mengatakan muntah dan demam

DIAGNOSA KEPERAWATAN
( berdasarkan prioritas)
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d pasien tidak nafsu makan
dan muntah

2. Defisiensi pengetahuan b.d pasien cemas karena riwayat penyakit gastritis

3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebih karena BAB dan muntah

INTERVENSI KEPERAWATAN
NAMA PASIEN        :TN.B           NAMA MAHASISWA   : Nur Azriyati Putri

NO.REKAM MEDIK   :      101.2080                        N I M                : 51120005

RUANG RAWAT         :      Cendana

NO DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1 Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan nutrisi kurang 1. Ukur berat 1 Membantu


nutrisi kurang dari dari kebutuhan teratasi dengan badan klien mengindentifika
kebutuhan b.d pasien kriteria : si
tidak nafsu makan dan 1. Mempertahankan berat 2. Jelaskan malnutrisi prot
muntah ditandai badan dengan batas pentingnya ein-kalori,
dengan: normal makanan bagi khususnya bila
DO : 1. pasien tampak 2. Pasien mengalami proses berat badan
lemas peningkatan nafsu penyembuhan
2. Pasien tidak
kurang dari
makan normal
nafsu makan 3. Pasien mampu 3. Ciptakan
3. Berat badan menghabiskan ½ porsi suasana
pasien menurun 2 . Dengan
makanan yang makanan yang
dari berat wal 64 kg pengetahuan
disediakan menyenangkan yang baik tentang
menjadi 60 kg 4. Melaporkan nyeri
4. TTV : TD nutrisi akan
berkurang 4. Berikan memotivasi untuk
140/90 mmHg
5. Kaji peningkatan makanan selagi peningkatan
Nadi :
peningkatan , hangat pemenuhan
100x/menit
pengecapan dan nutrisi
Respiratory Rate
menelan 5. Kaji nyeri
: 24x/menit .
Suhu : 38 OC 3 Membuat waktu
6. kontrol nyeri
makan lebih
DS: 1. Pasien menyenangkan
mengatakan badan 7. Kaji
peningkatan yang dapat
terasa lemas meningkatkan
2 pasien menga- nafsu makan
takan tidak nafsu
makan
4 Untuk
3 Pasien menga-
takan muntah , meningkatkan
demam dan nyeri nafsu makan
perut dan
4 Berat badan pasien memudahkan
menurun dari berat proses makan
awal 64 kg ke 60 kg
5 Kaji nyeri

6 Untuk
mengetahui
berapa skala
nyeri berkurang

7 Melaporkan
peningkatan
pengecapan dan
menelan

2 Defisiensi Defisiensi pengetahuan b.d pasien 1. Berikan 1. Membantu


pengetahuan b.d cemas karena riwayat penyakit penilaian memberikan
pasien cemas karena gastritis teratasi dengan kriteria tentang tingkat pemahaman
riwayat penyakit hasil : pengetahuan kepada pasien
gastritis ditandai 1. pasien dan keluarga pasien tentang dan keluarga
dengan : menyatakan pemahaman proses penyakit tentang proses
tentang penyakit kondisi yang spesifik penyakit
DO : Adanya riwayat prognosis dan program 2. Jelaskan 2. Dengan
gastritis pengobatan patofisiologi pengetahuan
2. Pasien dan keluarga dari penyakit patofisiologi
Pasien tidak nafsu mampu melaksanakan dan bagaimana yang baik pasien
makan prosedur yang dijelaskan hal dan keluarga
secara benar berhubungan paham
DS : Pasien 3. Pasien dan keluarga dengan bagimana
mengatakan cemas mampu menjelaskan anatomi dan anatomi dan
karena penyakitnya kembali apa yang fisiologi fisiolgi proses
dijelaskan perawat/tim dengan cara penyakit
Pasien mengatakan kesehatan lainnya tepat 3. Memberikan
tidak nafsu makan 3. Sediakan informasi yang
informasi pada cepat untuk
pasien tentang mempermudah
kondisi dengan pemahaman
cara yang tepat informasi terkait
penyakit
3 Kekurangan volume Kekurangan volume cairan b.d 1. Pantau 1. Untuk
cairan b.d kehilangan kehilangan cairan berlebih karena status mengetahui
cairan berlebih karena BAB dan muntah teratasi dengan dehidrasi adanya tanda –
BAB dan muntah kriteria hasil :
2. Monitor tanda dehidrasi
teratasi ditandai dengan 1. Mukosa bibir lembab
TTV dan mencegah
: 2. Awasi TTV syok
3. Tidak ada tanda – tanda 3. Monitor
hipovolemik
DO : Pasien BAB 4x dehidrasi intake
2. Untuk
sehari dalaam bentuk 4. Intake dan output cairan cairan dan
cairan seimbang output mengontrol
TTV dalam
Berat badan pasien batas normal
menurun dari berat 3. Untuk
awal 64 kg ke 60 kg mengumpulkan
dan
Pada membrane menganalisis
mukosa dan bibir tam- data pasien
pak kering untuk mengatur
keseimbangan
TTV : TD 140/90 mmHg dan cairan
Nadi :
100x/menit
Respiratory
Rate :
24x/menit .
Suhu : 38 OC
BB awal : 64 kg
menurrun 60 kg .

DS : Pasien mengatakan
BAB 4x sehari dalam
bentuk cairan

Pasien mengatakan BB
menurun dari berat
awal 64 kg ke 60 kg .

Pasien mengatakan
muntah dan demam
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA PASIEN        :TN.B           NAMA MAHASISWA   : Nur Azriyati Putri

NO.REKAM MEDIK   :      101.2080                        N I M                : 51120005

RUANG RAWAT         :      Cendana

TGL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


04/03 Ketidakseimbangan 09.00 1. Mengkukur berat badan S : Pasien
/2021 nutrisi kurang dari pasien seperti : mengatakan
kebutuhan b.d pasien Dengan berat awal 60 kg berat badannya
tidak nafsu makan dan dan meningkat menjadi naik dari 60 kg
muntah 64 kg ke 64 kg
2. Menjelaskan pentingnya Pasien
makanan bagi proses mengatakan
penyembuhan sudah tidak
terlalu nyeri
3. Menciptakan suasana pada bagian
makanan yang perut
menyenangkan seperti :
memberikan makanan
O : Pasien
tampak
sayur,buah buahan selagi
semangat dan
hangat atau makan
BB naik
bersma pasien lain
Skala nyeri
pasien dari 0-5
adalah 2
4. Mengkaji skala nyeri
mulai dari 0-5 A : Masalah
Skala nyeri : 2 belum teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
04/03/2 Defisiensi 10.00 1. Memberikan S : Pasien
021 pengetahuan b.d informasi kepada mengatakan
pasien cemas karena pasien dan keluarga sudah tau cara
riwayat penyakit tentang penyakit pengobatan dan
pasien seperti : Rutin perawatan
gastritis
makan sering dengan
porsi sedikit dan
O: Pasien
sudah tau cara
hindari hal-hal yang
pengobatan dan
dapat memicu
perawatan
gastritis
A : Masalah
2. Menjelaskan teratasi
perjalanan P : Intervensi
penyakit,proses Selesai
penyakit dan cara
perawatan penyakit
pada pasien dan
keluarga

3. Menyediakan
informasi pada
pasien tentang
penyakit dengan
tepat
04/03/2 Kekurangan volume 14.00 1. Memantau status dehidrasi S : Pasien
021 cairan b.d kehilangan 2. Memonitor TTV mengatakan
cairan berlebih karena TD 140/90 mmHg badannya
BAB dan muntah Nadi : 100x/menit sudah tidak
RespiratoryRate: lemas lagi
24x/menit . Dan demamnya
Suhu : 36,0 OC sudah turun
Skala nyeri : 2 O : pasien
3 Memonitor intake tampak segar
cairan dan output
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
selesai
Masalah keperawatan pada saat pasien dirawat  :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d pasien tidak nafsu makan dan muntah
2. Defisiensi pengetahuan b.d pasien cemas karena riwayat penyakit gastritis
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebih karena BAB dan muntah

2.      Tindakan keperawatan selama dirawat  :

1. Mengukut Berat badan pasien

2. Memberikan informasi tentang penyakit

3. Memonitor TTV

3.      E v a l u a s I   :

1. Mengukur berat badan pasien dengan ukuran awal berat badan 60kg meningkat menjadi 64 kg

2. Memberikan infromasi tentang penyakit : cara perawatan dan pengobatannya

3. Memonitor TTV : TD 140/90 mmHg

Nadi : 100x/menit
RespiratoryRate: 24x/menit .
Suhu : 36,0 OC
Skala nyeri : 2

4.      Nasehat pada waktu pasien pulang   : Menjaga pola makan , kurangi makanan yang memicu asam lambung

NAMA MHS  :  Nur Azriyati Putri      

NIM               :  51120005                                                                                           

Anda mungkin juga menyukai