Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
51120005
S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN AJARAN 2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:
GASTRITIS PADA TUAN.B DI RUANG CENDANA RUMAH SAKIT NASI-
ONAL CHONBUK
A. Defenisi
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut,kronis,difus atau local. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah
gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis ( Price & Wilson,2006)
B. Etiologi
Gastrittis disebabkan oleh infeksi kumsn Helicobacter pylori dan awal infeksi mukosa
lambung menunjukkan respons inflamasi akut dan jika diabaikan akan menjadi kronik
( Sudoyo Aru,Dkk 2009 )
Klasifikasi gastritis: ( Wim de Jong et al.2005)
1. Gastritis akut
- Gastritis akut tanpa perdarahan
- Gastritis akut dengan perdarahan ( gastritis hemoragik atau gastritis erosive)
Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan ma-
kanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab
penyakit , iritasi bahana semacam alcohol ,aspirin,NSAID,lisol serta bahan korosif
lain,refluks empedu atau cairan pancreas.
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus beningna atau malingna
dari lambung ,atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.pylory).
3. Gastritis Bacterial
Gastritis Bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa,disebabkan oleh refluks dari
duodenum.
C. Manifestasi Klinis
1. Gastritis akut: nyeri epigastrium,mual,muntah, dan perdarahan terselubung maupun
nyata.Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan odema,mungkin
juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif
2. Gastritis kronik: kebanyakan gastritis asimptomatik,keluhan lebih berkaitan dengan
komplikasi gastritis atrofik,seperti tukak lambung,defesiensi zat besi, anemia
pernisiosa , dan karsinoma lambung. ( Wim de Jong)
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah.Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.pylori da-
lam darah.Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya,tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi.Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa ane-
mia,yang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis
2. Pemeriksaan pernapasan : Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh
bakteri H.pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan feces : Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengidentifikasikan terjadinya infeksi.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari si-
nar – X
5. Ronsen saluran cerna bagian atas.Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis
atau penyakit pencernaan lainnya.Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen . Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen
E. Penatalaksanaan
1. Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi
kecil dan sering.Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung
berupa antagonis reseptor H2,inhibitor pompa proton.antikolinergik dan antacid
juga ditujukan sebagai sifoprotektor berupa sukralfat dan prostaglandin.
Penatalaksaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko
tinggi,pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yanh
dapat menjadi penyebab,serta dengan pengobatan suportif.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga
mencapai PH lambung 4 . Meskipun hasilnya masih jadi perdebatanm,tetapi pada
umumnya tetap dianjurkan.Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita
penyakit dengan keadaan klinis yang berat.Untuk pengguna aspirin atau anti-in-
flamasi nonsteroid pencegahan yang terbaik adalah dengan misaprostol atau deri-
vate prostaglandin.
Penatalaksaan medical dan makanan sampai gejala berkurang.Bila gejala
menetap,diperlukan cairan intravena.Bila terdapat perdarahan,penatalaksaan se-
rupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas.Bila Gastritis terjadi karena
alkali kuat , gunakan jus karena adanya bahaya perforasi.
2. Gastritis kronis
Faktor utama ditandai oleh kondisi progresif epitel kelenjar disertai sel parietal dan
chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang
rata,Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori Tipe A ( Altrofik atau Fundal)
dan tipe B ( Antral).
Gastritis kronis Tipe A disebut gastritis altrofik atau fundal,karena gastritis terjadi
pada bagian fundus lambung. Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit au-
toimun yang disebabkan oleh adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar
lambung dan factor intrinsik. Tidak adabya sel parietal dan Chief Cell dapat
menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin.
Gastritis kronis Tipe B disebut juga sebagai gastritis antral karena umumnya
mengenai daerah atrium lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan gastritis
kronis tipe A. Penyebab utama gastritis tipe B adalah infeksi kronis oleh Helicobacter
Pylory.Faktor etiologi gastritis kronis lainnya adalah asupan alcohol yang berlebi-
han,merokok,dan refluks yang dapat mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan
karsinoma.
Pengobatan gastritis kronis bervariasi,tergantung pada penyakit yang dicurigai.Bila
terdapat ulkus duodenum,dapat diberikan antibiotic untuk membatasi Helicobacter
Pylory. Namun demikian lesi tidak melalu muncul dengan gastritis kronis.Alkohol dsn
obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari.Bila terjadi anemia
defesiensi besi ( yang disebabkan oleh perdarahan kronis) , maka penyakit ini harus
diobati.Pada anemia pernisiosa harus diberi pengobatan vitamin B12 dan terapi
yang sesuai. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan meningkatkan
istirahat serta memulai farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat diatasi dengan an-
tibiotic ( seperti Tetrasiklin dan Amoxicillin) dan garam bismuth ( Pepto bismol) .
Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malaabsrobsi vitamin B12.
F. Patofisiologi
1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan ter-
jadi :
E. Planning
1. Hindari minuman alcohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi inflamasi
dan perdarahan
2. Hindari merokok karena menganggu lapisan dinding lambung sehingga lambung lebih
mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus. Dan rokok dapat meningkatkan asam lam-
bung dan memperlambat penyembuhan tukak
4. Makan makanan yang kaya akan buah sayur-sayuran, namun hindari sayur buah yang
sifat asam ( missal; jeruk,lemon,grapefruit,nanas, tomato)
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn.B
Umur : 18 tahun
BB : 60 kg
III. Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 38 OC
BB : berat awal 64 turun 4 kg menjadi 60 kg
DS :
1. Pasien mengatakan Bab lebih dari 4x sehari dalam bentuk cairan
2. Pasien mengatakan muntah , demam dan nyeri perut
3. Pasien mengatakan tidak napsu makan
4. Pasien mengatakan berat badannya turun 4kg dari 64kg ke 60 kg
5. Pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya
DO :
1. pasien tampak lemas
2. Berat badan pasien menurun 4kg dari BB awal 64 kg ke 60 kg
3. Pasien tampak cemas dengan penyakitnya
4. Adanya riwayat gastritis
5. Pasien meringis kesakitan karena demam dan nyeri abdomen
6. Pada membrane mukosa dan bibir pasien tampak kering dan fontanel cekung
IV. RIWAYAT KESEHATAN
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksan tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Respiratory Rate (RR) : 24 x/menit
Suhu : 38 OC
1. Bibir : keringg
2. Mulut : membrane mukosa kering
3. Abdomen : nyeri
( CP.1 B )
( CP.1 B )
RUANG RAWAT : Cendana
3 DO : Pasien BAB 4x sehari dalaam bentuk Kekurangan volume Kekurangan volume cairan
cairan cairan b.d kehilangan
Berat badan pasien menurun dari berat cairan berlebih karena
awal 64 kg ke 60 kg BAB dan muntah
Pada membrane mukosa dan bibir tam-
pak kering
TTV : TD 140/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Respiratory Rate : 24x/menit .
Suhu : 38 OC
BB awal : 64 kg menurrun 60 kg .
DIAGNOSA KEPERAWATAN
( berdasarkan prioritas)
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d pasien tidak nafsu makan
dan muntah
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebih karena BAB dan muntah
INTERVENSI KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :TN.B NAMA MAHASISWA : Nur Azriyati Putri
RUANG RAWAT : Cendana
6 Untuk
mengetahui
berapa skala
nyeri berkurang
7 Melaporkan
peningkatan
pengecapan dan
menelan
DS : Pasien mengatakan
BAB 4x sehari dalam
bentuk cairan
Pasien mengatakan BB
menurun dari berat
awal 64 kg ke 60 kg .
Pasien mengatakan
muntah dan demam
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
RUANG RAWAT : Cendana
3. Menyediakan
informasi pada
pasien tentang
penyakit dengan
tepat
04/03/2 Kekurangan volume 14.00 1. Memantau status dehidrasi S : Pasien
021 cairan b.d kehilangan 2. Memonitor TTV mengatakan
cairan berlebih karena TD 140/90 mmHg badannya
BAB dan muntah Nadi : 100x/menit sudah tidak
RespiratoryRate: lemas lagi
24x/menit . Dan demamnya
Suhu : 36,0 OC sudah turun
Skala nyeri : 2 O : pasien
3 Memonitor intake tampak segar
cairan dan output
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
selesai
Masalah keperawatan pada saat pasien dirawat :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d pasien tidak nafsu makan dan muntah
2. Defisiensi pengetahuan b.d pasien cemas karena riwayat penyakit gastritis
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebih karena BAB dan muntah
3. Memonitor TTV
3. E v a l u a s I :
1. Mengukur berat badan pasien dengan ukuran awal berat badan 60kg meningkat menjadi 64 kg
Nadi : 100x/menit
RespiratoryRate: 24x/menit .
Suhu : 36,0 OC
Skala nyeri : 2
4. Nasehat pada waktu pasien pulang : Menjaga pola makan , kurangi makanan yang memicu asam lambung
NIM : 51120005