Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN INDIKATOR PENYAKIT,

LINGKUNGAN, DAN GIZI MASYARAKAT


(Analisis Data Sekunder Negara Anggota UNDP)

Andrei Ramani*
* Staf Pengajar Bagian Epidemiologi, Biostatistika, dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
Email: andrei@unej.ac.id

Abstract

Background: Human Development Index (HDI) is a composite index that calculated based
on life expectancy, education level, and income. HDI is one of indicators to measure the
development of specific region and one single statistics indicator that served as a social and
economic development reference.
Objective: Objectives of this research is to looking at correlative phenomena between HDI
and the percentage of cases, rate/ratio, or any other similar indexes in certain area such as:
disease, environment, and community nutrition in international level.
Method: The research method is Cross - National study by using the country as the unit
analysis and looking at the country as part of international ecosystem components that can
be compared. Selected countries are the member of UNDP as many as 187 countries.
Result: The results showed a statistically significant relationship between HDI, EPI, GHE,
mortality rate of the disease (infectious and non-infectious disease), and the percentage of
malnutrition and overweight in children (under 5 years).

Keyword: HDI, EPI, GHE, mortality, malnutrition, overweight

Abstrak

Indeks Pembangunan Manusia (IPM atau HDI – Human Development Index) adalah indeks
komposit yang dihitung berdasarkan usia harapan hidup, tingkat pendidikan, dan
pendapatan. IPM dibuat sebagai salah satu indikator untuk mengukur perkembangan
suatu daerah dan juga merupakan salah satu indikator statistik tunggal yang dapat
digunakan sebagai referensi perkembangan sosial dan ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena korelatif (hubungan) antara IPM dengan
persentase kasus, rate/rasio, atau indeks sejenis di bidang penyakit, lingkungan, dan gizi
masyarakat pada tingkat internasional dengan menggunakan indikator statistik yang
dikumpulkan oleh beberapa lembaga internasional.
Metode penelitian yang digunakan adalah Cross-National study dengan menggunakan
negara sebagai unit analisis dan sekaligus memandang negara sebagai salah satu
komponen dari ekosistem internasional yang dapat diperbandingkan. Negara terpilih
adalah negara yang masuk menjadi anggota UNDP yaitu sebanyak 187 negara.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan statistik yang signifikan antara IPM
dengan indikator EPI, GHE, laju mortalitas penyakit (menular dan tidak menular), dan
persentase malnutrisi serta overweight pada balita

Kata Kunci: IPM, EPI, GHE, mortalitas, malnutrisi, overweight


* Andrei Ramani adalah Dosen Bagian Epidemiologi dan Biostatistika – Kependudukan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember

13
14 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 1 Maret 2014

Pendahuluan tahun 1989 mensponsori perancangan


indeks baru yang harapannya mampu
Semenjak digunakannya mengukur perkembangan manusia secara
Pendapatan Nasional Bruto (PNB atau mendasar.
GNP – Gross National Product) sebagai Indeks Pembangunan Manusia
indikator pengukuran kesejahteraan, (IPM atau HDI – Human Development
timbul ketidakpuasan akan relevansi PNB Index) adalah indeks komposit yang
karena PNB hanya mencerminkan harga dihitung berdasarkan usia harapan hidup,
pasar dalam tataran moneter. PNB tingkat pendidikan, dan pendapatan. IPM
tidak mencerminkan distribusi, dibuat sebagai salah satu indikator untuk
karakter/kualitas pertumbuhan mengukur perkembangan suatu daerah
ekonomi, aktifitas rumah tangga, dan juga merupakan salah satu indikator
pertanian, dsb. Sifat PNB yang berdimensi statistik tunggal yang dapat digunakan
tunggal menyebabkan ketidakmampuan sebagai referensi perkembangan sosial
dalam menggambarkan aspek kultural, dan ekonomi (undp.org, 2012).2 Kerangka
sosial, politik dan hal lainnya yang telah penyusunan IPM dapat dilihat pada
dicapai oleh masyarakat.1 UNDP (United gambar 1.
Nations Development Programme) pada
Gambar 1. Kerangka Penyusunan IPM

Sumber: UNDP (2012)


Berdasarkan gambar 1, IPM mengandung Kritik yang cukup menonjol adalah
3 dimensi pengukuran yaitu kesehatan, kesederhanaan ukuran “pembangunan”
pendidikan, dan standar hidup. Dimensi (development) yang hanya terdiri dari
kesehatan diukur melalui indikator usia kesehatan, pendidikan, dan pendapatan
harapan hidup saat lahir, dimensi sehingga seakan-akan titik tekan
pendidikan diukur melalui rata-rata lama “pembangunan” kembali lagi pada aspek
sekolah dan angka melek huruf, dan pertumbuhan ekonomi.3 Penggunaan IPM
dimensi standar hidup diukur melalui selama dua dekade terakhir menunjukkan
pengeluaran per kapita riil yang adanya pengakuan dari para penganut
disesuaikan. hegemoni growth-centric thinking
Pada awal masa penyusunan IPM sebagaimana diulas oleh Jon Gertner
oleh UNDP (yang secara resmi digunakan dalam “The Rise and Fall of the G.D.P.”.4
pada tahun 1990) banyak kritik yang Perkembangan selanjutnya muncul
bermunculan pada aspek pengukurannya. beragam indeks komposit yang digunakan
Andrei Ramani : Hubungan Indeks Pembangunan Manusia Dengan …. 15

untuk melengkapi ukuran pembangunan dikumpulkan oleh beberapa lembaga


misalnya: GDI (Gender-related internasional.
Development Index), GEM (Gender
Empowerment Measure), HPI (Human Metode Penelitian
Poverty Index), dsb. Penggunaan akan
makin bertambah jika digunakan jenis Penelitian ini adalah penelitian
indeks lain misalnya: EPI (Environmental Cross-National study dengan menggunakan
Performance Index) yang bisa dikaitkan negara sebagai unit analisis dan sekaligus
dengan penggunaan bahan bakar fosil, memandang negara sebagai salah satu
polusi, emisi CO2, ancaman perubahan komponen dari ekosistem internasional
iklim, dan data terkait di sektor yang dapat diperbandingkan. Negara
utama/penunjang. terpilih adalah negara yang masuk
Penelitian ini bertujuan untuk menjadi anggota UNDP yaitu sebanyak
melihat fenomena korelatif (hubungan) 187 negara. Penelitian dilakukan pada
antara IPM dengan persentase kasus, tahun 2012. Data yang digunakan dalam
rate/rasio, atau indeks sejenis di bidang penelitian ini adalah data sekunder yang
penyakit, lingkungan, dan gizi masyarakat diperoleh dari UNDP dan WHO yang
pada tingkat internasional dengan tersedia pada laporan tercetak atau
menggunakan indikator statistik yang sumber online dengan rincian sebagai
berikut:

Tabel 1. Daftar variabel yang diteliti, indikator, tahun, dan sumber data
Variabel Indikator Tahun Sumber
IPM IPM 2011 UNDP1
Lingkungan a. EPI 2010 UNDP1
b. Greenhouse emission – GHE (ton 2005 UNDP1
per kapita)
Penyakit a. Age-standardized Mortality Rate 2008 WHO2
by Communicable Disease (per 100
ribu penduduk)
b. Age-standardized Mortality Rate 2008 WHO2
by Noncommunicable Disease (per
100 ribu penduduk)
Gizi masyarakat a. % Malnutrisi balita (BB/U) 2000-2009 WHO2
b. % Malnutrisi balita (TB/U) 2000-2009 WHO2
c. % Balita overweight 2000-2009 WHO2
Keterangan:
1 Human Development Report 2011, UNDP
2 World Health Statistics 2011, WHO

Visualisasi data secara deskriptif menentukan apakah hubungan yang


menggunakan scatter plot untuk terjadi (secara statistik) bermakna atau
mempermudah melihat ada tidaknya tidak (dengan α = 0,05). Korelasi
hubungan. Analisis korelasi dilakukan spearman rho dipilih karena distribusi
pada variabel yang diteliti karena data IPM tidak berdistribusi normal.
hubungan yang terjadi diasumsikan Untuk mempermudah analisa data,
sejajar (simetrik) dan bersifat 2 arah. Uji pengujian dilakukan dengan
korelasi spearman rho dilakukan untuk
16 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 1 Maret 2014

menggunakan bantuan software diantaranya adalah kemungkinan terjadi


komputer. tidak lengkapnya data (termasuk missing
data). Tabel berikut menunjukkan missing
Hasil Penelitian dan Pembahasan data dari indikator yang diteliti:
Penggunaan data sekunder
memiliki beberapa kelemahan,

Tabel 2. Besaran missing data penelitian


Valid Missing
Indikator
n % n %
IPM 2011 187 100 0 0
EPI 2010 161 86,01 26 13,9
GHE 2005 133 71,12 54 28,88
Age-standardized Mortality Rate by 183 97,86 4 2,14
Communicable Disease 2008
Age-standardized Mortality Rate by 183 97,86 4 2,14
Noncommunicable Disease 2008
% Malnutrisi balita (BB/U) 2000-2009 118 63,1 69 36,9
% Malnutrisi balita (TB/U) 2000-2009 118 63,1 69 36,9
% Balita overweight 2000-2009 110 58,82 77 41,18
Sumber: data terolah
Berdasarkan tabel 2 diketahui missing kesehatan lingkungan dan daya dukung
data yang lebih dari 20% adalah GHE, dan lingkungan. EPI dibuat sebagai indeks
persentase malnutrisi balita (BB/U & terukur untuk memudahkan pengambilan
TB/U) serta persentase balita overweight. keputusan di bidang lingkungan
Untuk menjaga konsistensi uji maka berdasarkan data yang valid dan reliabel.5
dalam prosedur analisis dilakukan metode Pengukuran GHE atau emisi rumah kaca
pairwise deletion sehingga negara yang yang dilakukan UNDP adalah emisi dari
digunakan dalam analisis adalah yang metana, NO, dan gas rumah kaca lain
memiliki data lengkap pada masing- termasuk HFC, PFC dan sulfur
masing indikator. hexafluoride (tidak termasuk CO2). Selain
EPI dan GHE masih banyak indikator
IPM dan Lingkungan lingkungan lain yang bisa digunakan akan
Pada penelitian ini variabel tetapi EPI dan GHE terpilih dengan
lingkungan diukur melalui 2 indikator pertimbangan kelengkapan data yang
yaitu EPI dan GHE. EPI disusun dari 25 tersedia dan keterbaruan hasil
indikator dasar yang digolongkan dalam pengumpulan data.
10 kategori yang terbagi menjadi 2 yaitu
Andrei Ramani : Karakteristik Intake Kalori dan Gula …. 17

Gambar 2. Sebaran IPM dengan indikator EPI dan GHE

1.0 1.0
a) b)
.9 .9

.8 .8

.7 .7

.6 .6

.5 .5

.4 .4

.3 rs = 0,708* .3
rs = 0,390*
.2 .2

IPM 2011
IPM 2011

.1 .1

0.0 0.0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

EPI 2010 GHE 2005 (ton per kapita)

Keterangan: * signifikan pada p < 0,01


Sumber: Data terolah

Tingkat pembangunan sebuah mulai diperkenalkan Environmental


negara yang diwakili indikator IPM Kuznets Curve (EKC) yang dibuat oleh
menunjukkan semakin maju negara Simon Kuznet. EKC merupakan modifikasi
tersebut maka kondisi lingkungan secara dari Kuznets Curve yang pertama kali
makro akan makin baik. Hal ini dapat diperkenalkan pada tahun 1954. EKC
dilihat dengan korelasi positif antara IPM adalah penjelasan hipotetik yang
dengan EPI pada gambar 2a. Hubungan menyatakan hubungan antara tingkat
IPM dengan GHE tidak sebesar IPM kerusakan lingkungan dengan pendapatan
dengan EPI, dari gambar 2b diketahui per kapita. Pada masa awal pembangunan,
makin tinggi IPM sebuah negara maka tingkat kerusakan lingkungan akan
rata-rata emisi gas rumah kaca per kapita cenderung naik tetapi kemudian
akan makin besar. Tanda panah () mencapai titik balik dan dengan seiring
menunjukkan negara dengan GHE naiknya pendapatan per kapita akan
tertinggi pada tahun 2005 yaitu Brunei muncul usaha dan kesadaran untuk
Darussalam (17,9 ton per kapita) dan memperbaiki kondisi lingkungan.6 Aspek
Qatar (18 ton per kapita). Hubungan IPM pendapatan dalam IPM merupakan salah
dengan EPI dan IPM dengan GHE secara satu aspek pengukuran standar kelayakan
statistik sangat bermakna, hal ini hidup yang diwakili oleh PNB negara yang
ditunjukkan dengan p < 0,001. bersangkutan.
Hampir bersamaan dengan
digunakannya IPM, pada tahun 1991
18 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 1 Maret 2014

Gambar 3. Kurva Environmental Kuznets Curve

Sumber: Yandle, Vijayaraghavan, Bhattarai (2002)9


EKC tidak bebas dari kritik, fenomena EKC yang disebabkan oleh penyakit tidak
memang didukung oleh bukti empirik menular. Pemilihan indikator ini untuk
akan tetapi EKC memiliki landasan teori memberikan gambaran epidemiologi
ekonomi sangat lemah.7 Perman & Stern penyakit dan hubungannya dengan IPM.
menyatakan bahwa fenomena EKC tidak Hasil analisis menunjukkan
terbukti karena penjelasan dari perbaikan semakin tinggi IPM negara yang
kondisi lingkungan semata-mata bukan bersangkutan maka kematian yang
hanya dijelaskan oleh peningkatan diakibatkan oleh penyakit menular dan
pendapatan per kapita akan tetapi juga tidak menular akan semakin turun,
terkait dengan aspek teknologi.6 penurunan rate kematian baik pada
penyakit menular dan tidak menular
IPM dengan Penyakit secara statistik terbukti signifikan (p <
Berdasarkan statistik WHO tahun 0,001). Negara dengan rate kematian
2011 pengklasifikasian penyebab tertinggi yang disebabkan oleh penyakit
mortalitas dikelompokkan menjadi menular (ditunjukkan oleh tanda  pada
beberapa jenis diantaranya adalah dengan gambar 4a) adalah Zimbabwe (1.552 per
membedakannya menurut penyebab: 100 ribu penduduk) dan negara dengan
penyakit menular, penyakit tidak rate kematian tertinggi yang disebabkan
menular, dan kecelakaan. Untuk oleh penyakit tidak menular (ditunjukkan
membatasi cakupan penelitian, indikator oleh tanda  pada gambar 4b) adalah
yang dipilih yaitu mortalitas yang Afghanistan (1.117 per 100 ribu
disebabkan oleh penyakit menular dan penduduk).
Andrei Ramani : Hubungan Indeks Pembangunan Manusia Dengan …. 19

Gambar 4. Sebaran IPM dengan rate kematian akibat penyakit menular dan tidak menular
(per 100 ribu penduduk)

a) 1.0 b) 1.0
.9 .9

.8 .8

.7 .7

.6 .6

.5 .5

.4 .4

.3 .3

.2 .2

IPM 2011
IPM 2011

rs = -0,905* rs = -0,770*
.1 .1

0.0 0.0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 0 200 400 600 800 1000 1200

Age-standardized Mortality Rate by Communicable Disease (2008) Age-standardized Mortality Rate by Noncommunicable Disease (2008)

Keterangan: * signifikan pada p < 0,01


Sumber: Data terolah

Menginterpretasikan hubungan kesehatan ketidaklengkapan data ternyata terdapat


dan pembangunan tidak semudah pada negara dengan IPM sangat tinggi
menjelaskan hubungan antara kesehatan (>0,790).
dan pendapatan, karena masih ada faktor Peningkatan IPM secara langsung
lain yang berperan yaitu pemerintahan ataupun tidak akan menurunkan
(sebagai pengambil kebijakan) dan prevalensi malnutrisi. Peningkatan
kondisi lingkungan. pendapatan secara nasional pada
umumnya akan tercermin pada
IPM dan Gizi Masyarakat peningkatan pendapatan keluarga dan
Pada pengukuran indikator gizi meningkatnya daya beli termasuk
masyarakat terdapat banyak dimensi yang kemampuan keluarga untuk mengakses
bisa digunakan, akan tetapi pencatatan sumber pangan yang tersedia.
indikator statistik pada tingkat global Peningkatan IPM secara statistik terbukti
hanya tercatat beberapa mengingat berhubungan dengan persentase
masing-masing negara memiliki pemilihan overweight pada balita, prevalensi
indikator penting gizi masyarakat yang overweight dan obesitas di negara maju
berbeda tergantung dengan urgensi hampir dua kali lipat jika dibandingkan di
permasalahan gizi yang dihadapi. negara berkembang akan tetapi
Indikator gizi masyarakat yang secara pengamatan selama hampir 2 dekade
umum tercatat diantaranya adalah terakhir menunjukkan pertambahan
persentase malnutrisi balita (dengan persentase overweight dan obesitas lebih
menggunakan BB/U dan TB/U) serta besar terjadi di negara berkembang
persentase overweight pada balita. Tabel 2 dengan populasi berisiko terdampak salah
menunjukkan untuk indikator gizi satunya adalah anak usia prasekolah.
masyarakat yang digunakan pada Secara absolut, negara di benua Asia
penelitian ini termasuk dalam salah satu adalah penyumbang terbesar prevalensi
data dengan missing data terbesar. overweight dan obesitas pada anak usia
Pemeriksaan data awal menunjukkan prasekolah.8
20 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 1 Maret 2014

Analisis IPM dengan indikator gizi survey nasional, 3) meskipun sudah


masyarakat yang terdapat pada tulisan ini melalui survey nasional, pada beberapa
memiliki keterbatasan diantaranya: 1) negara terdapat indikasi sampel yang
ketidak lengkapan data yang cukup besar, diperoleh belum terdistribusi secara
2) indikator nasional yang tercatat belum random pada masing-masing wilayah
tentu mencerminkan ukuran yang yang pada akhirnya menimbulkan bias
representatif misalnya diperoleh melalui estimasi prevalensi.

Gambar 5. Sebaran IPM dengan Persentase Malnutrisi (BB/U dan TB/U) pada Balita,
Persentase Overweight pada Balita tahun 2000 – 2009

rs = -0,830* rs = -0,838*

rs = 0,295*

Keterangan: * signifikan pada p < 0,01


Sumber: Data terolah

SIMPULAN DAN SARAN kesehatan, ataupun gizi masyarakat


seperti yang tercakup pada penelitian ini.
Simpulan Pertanyaan selanjutnya: bagaimana
Perubahan IPM (baik peningkatan mekanisme IPM
ataupun penurunan) akan menimbulkan mempengaruhi/dipengaruhi oleh
konsekuensi di berbagai bidang faktor X? berapa lama waktu
khususnya pada aspek lingkungan, yang diperlukan untuk
Andrei Ramani : Hubungan Indeks Pembangunan Manusia Dengan …. 21

menurunkan/meningkatkan variabel X http://hdr.undp.org/en/statistics/hd


jika indikator IPM berada pada nilai i/ diakses 24 Februari 2012
sekian? dan seterusnya, berada diluar 3. Klugman, J., Rodriguez, F., Choi,
lingkup penelitian ini. Pada tingkat Hyung-Jin, The HDI 2010: New
regional kewilayahan antar negara Controversies, Old Critiques, UNDP
misalnya untuk keperluan proyeksi Research Paper 2011/01, New York
situasi kesehatan ke depan, sangat 4. Gertner, Jon, The Rise and Fall of the
mungkin untuk melihat bagaimana G.D.P. The New York Times. Arsip
perjalanan situasi di berbagai bidang online.
kehidupan melalui data yang telah http://www.nytimes.com/2010/05/
tersedia dan disusun dari masing-masing 16/magazine/16GDP-
negara yang dihimpun oleh badan t.html?pagewanted=all&_r=0 diakses
internasional/sejenisnya. Data tersebut 30 Februari 2012
mampu memberikan gambaran 5. Emerson, J., Levy, Marc A., Saltelli, A.,
konsekuensi/dampak yang akan et al. 2010 Environmental
diperoleh jika variabel tertentu dirubah Performance Index. Yale Center for
melalui ‘modifikasi’ sosial, ekonomi, Environmental Law & Policy – CIESIN
kesehatan, ataupun parameter lain. – World Economic Forum – Joint
Pendekatan yang dilakukan pada Research Centre of the European
penelitian ini adalah pendekatan makro Commision. 2010. Connecticut
yang tentu saja kurang memperhatikan 6. Stern, David I., The Environmental
aspek perkembangan pada masing- Kuznets Curve, International Society
masing wilayah/negara. Sangat for Ecological Economics, 2003, New
dimungkinkan untuk mengembangkan York
metode analisis yang lebih fair atau lebih 7. Dasgupta, S., Laplante, B., Wang H., et
seragam misalnya dengan mendasarkan al. Confronting the Environmental
analisis pada kesamaan metode Kuznets Curve, 2002. Journal of
perolehan/penghitungan indikator dari Economic Perspective Vol 16 No. 1.
masing-masing negara yang harapannya 8. Onis M, Monika Blossner, Elaine
bisa memperoleh derajad kuat hubungan Burghi. Global prevalence and trends
yang tidak bias sehingga mencerminkan of overweight and obesity among
kondisi yang sesungguhnya. preschool children, 2010. The
American Journal of Clinical Nutrition
Vol 92. p1257-64
9. Yandle, Bruce, Maya Vijayaraghavan,
Daftar Rujukan Madhusudan Bhattarai, The
Environmental Kuznets Curve – A
1. Ul Haq, Mahbub, The Birth of The Primer, PERC Research Study 02-1,
Human Development Index in: May 2002
Readings in Human Development 10. UNDP, Human Development Report
eds: Sakiko Fukuda – Parr and A.K. 2011, UNDP, New York
Shiva Kuma, 2003, Oxford University 11. WHO. World Health Statistics 2011.
Press, Oxford 2011. Geneva
2. Human Development Index. Arsip
online.

Anda mungkin juga menyukai