Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Anshila Marynda Pijar (4.44.18.1.02)
Eurico Ramantika (4.44.18.1.11)
Regita Nur Zakiya (4.44.18.1.20)
Jurusan Akuntansi
Program Studi Akuntansi Manajerial
Politeknik Negeri Semarang
2021 / 2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi
kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah
memperoleh laba atau menderita kerugian.dengan akuntansi kitapun dapat memperoleh
informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya,baik itu pihak ekstern maupun intern.
Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi
kesejahteraan sosial.Semua informasi dia tas terkait halnya dengan sebareba banyak
pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerana pendapatan adalah
sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan
didapat penghasilan atauearnings .Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa(fees), bunga,
dividen,royalti dan sewa.Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut:
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Apa saja karakteristik pendapatan?
3. Apa landasan pikiran dan kriteria pengakuan pendapatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu pendapatan
2. Mengetahui karakteristik pendapatan
3. Mengetahui landasan pikiran dan kriteria pengakuan pendapatan
PEMBAHASAN
A. Masalah Teoritis
B. Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin
besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan
yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah
darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba,
maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh
pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada
beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. Sebelum
penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu
perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK)
No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”
Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, berikut ini
akan dicantumkan pendapat-pendapat mengenai Pendapatan yang diambil dari berbagai
macam bacaan.
Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan
pengertian pendapatan adalah:
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau
pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang
merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha”
Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan
adalah:
“Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi
bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya liabilities”
Dari beberapa definisi di atas dapat didaftar karakteristik - karakteristik atau kata -
kata kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk
pengertian pendapatan dan untung adalah :
a. Aliran masuk atau kenaikan aset
b. Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang menerus.
c. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban.
d. Suatu entitas
e. Produk perusahaan
f. Pertukaran produk
g. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk.
h. Mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Beberapa karakteristik di atas dikatakan merupakan turunan/konsekuensi dsari
atau dikandung secara implisit oleh kata kunci yang lain. Karakteristik (3) sampai (8)
sebenarnya merupakan penjabaran atau konsekuensi dari ketiga karakteristik
sebelumnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa karakteristik (1) dan (2)
merupakan karakteristik konsekuensi, pendukung, atau penjelas.
2. Kenaikan Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi transaksi
atau kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak ada
batasan bahwa aset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, tidak semua
kenaikan aset dapat menimbulkan pendapatan. Paton dan Lat tleton menyebutkan
bahwa aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai
berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat
berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
c. Hadiah, donasi, atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada.
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa).
Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan
konsep aliran masuk (inflow concept of revenue). Konsep ini mempunyai kelemahan
karena pendapatan dianggap harus ada setelah transaksi penjualan terjadi. Dengan kata
lain pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan
karena proses selama suatu periode. Konsep ini memerlukan pernyataan tentang mana
aliran masuk yang merupakan pendapatan dan mana yang bukan. Hal ini dilakukan
FASB dengan menyebutkan bahwa kenaikan aset berasal dari pengiriman barang atau
pelaksanaan jasa, ini berarti kenaikan aset yang berasal dari pelanggan atau pembeli.
IAI harus membatasi bahwa kenaikan aset tersebut adalah yang menaikkan ekuitas
kecuali yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Konsep kenaikan aset mengalami
masalah dalam hal aliran masuk yang berupa pembayaran di muka yang berasal dari
pelanggan. Walaupun pembayaran semacam ini merupakan bagian dari operasi utama
perusahaan, pada kenyataannya aliran masuk tersebut tidak atau belum dianggap
pendapatan.
4. Penurunan Kewajiban
Pendapatan tidak hanya didefinisi dari sudut kenaikan aset tetapi juga dari
penurunan atau pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami
kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan.
Penerimaan ini bukan merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan
prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah
rupiah yang diterima biasanya diperlukan sebagai pendapatan takterhak (unearned
revenues) atan pendapatan tangguhan (deferred revenue) yang statusnya adalah
kewajiban sampai ada prestasi dari perusahaan berupa pengiriman barang atau
pelaksanaan jasa.
Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang
menimbulkan pendapatan. Kejadian (event) pengiriman barang mengubah kewajiban
menjadi pendapatan. Jadi, alih-alih kenaikan aset, pendapatan dapat didefinisi sebagai
penurunan kewajiban. Timbulnya pendapatan yang berasal dari turunnya kewajiban
banyak dipicu oleh penyesuaian akhir tahun. Asas akrual menimbulkan kenaikan aset
yang memenuhi definisi sebagai pendapatan misalnya piutang pendapatan bunga,
piutang dreiden, dan semacamnya.
5. Suatu Entitas
Dimasukkannya kala entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan
bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisi sebagai
kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikan aset tersebut
akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih. Jadi, aset yang masuk itulah
yang disebut pendapatan. Aset tersebut dikuasai oleh perusahaan. Telah disebutkan,
dengan konsep kesatuan usaha, ekuitas secara konseptual adalah utang perusahaan
kepada pemilik. Oleh karena itu, naiknya aset karena pendapatan akan mengakibatkan
naiknya ekuitas. Ekuitas naik karena pendapatan. Jadi, naiknya ekuitas merupakan
konsekuensi bukan sumber pendapatan sehingga pendapatan tidak dapat didefinisi
sebagai kenaikan ekuitas.
6. Produk Perusahaan
Definsi yang netral terhadap konsep aliran adalah definisi oleh Paton dan Littleton
yang menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan. Di sini, pendapatan
didefinisi cara fisis bukan moneter. Definisi ini juga netral terhadap saat pengakuan
Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai pengukur tetapi bukan pendapatan
itu sendiri, produk fisis yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan
pendapatan. Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep upaya dan capaian (effort
and accomplishment) yaitu pendapatan merupakan capaian dari upaya produktif
perusahaan.
FASB menyebutkan bahwa untuk disebut pendapatan kenaikan aset harus berasal
dari penyerahan barang atau pelaksanaan jasa Jadi harus ada aliran keluar suatu barang
atau jasa yang menandai atau memicu terjadinya pendapatan. Ini berarti FASB juga
menganut konsep aliran keluar (outflow concept of revenue) walaupun sifatnya
sekunder dibanding konsep aliran masuk. Kelemahan konsep aliran keluar adalah
bahwa pendapatan baru dikatakan terjadi setelah ada penyerahan barang. Hal ini
menghalangi pengakuan pendapatan sebelum harang diser ahkan misalnya dalam
metoda persentase penyelesaian (percentage of completion method) untuk perusahaan
konstruksi.
Bila beberapa definisi di atas digabung, memang ada dua aliran yang ber kaitan
dengan pendapatan yaitu aliran fisis dan moneter. Pendapatan merupakan aliran masuk
aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan aliran fisis berupa penyerahan
produk (output) perusahaan. Dalam hal ini, Kam (1990, hlm. 237) mempertanyakan
apakah pendapatan itu objek (object) atau kejadian (event), Untuk menjawab hal
tersebut, Kam merinci lebih lanjut kedua aliran (fisis dan moneter) tersebut yaitu:
7. Pertukaran
Paton dan Littleton memasukkan kata pertukaran (exchange) dalam definisinya
karena pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk di catat
dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah
rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.
Dengan konsep dasar penghargaan sepakatan (measured consider ation), pendapatan
dinyatakan dalam jumlah rupiah penghargaan dalam transaksi penjualan yang besarnya
sama dengan harga jual per satuan dikalikan kuantitas terjual. Pendapatan untuk suatu
perioda merupakan akumulasi pendapatan yang diukur secara objektif tersebut.
8. Berbagai Bentuk dan Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos
dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perda gangan,
misalnya, disebut dengan penjualan. Untuk perusahaan jasa, pendapatan dapat diberi
pewatas untuk menunjukkan kegiatan atau jenis jasa yang diberikan misalnya
pendapatan sewa, pendapatan jasa angkutan, pendapatan bunga, dan sebagainya.
9. Untung
Banyak argumen diajukan mengenai perlu atau tidaknya pendapatan dibedakan
dengan untung FASB membatasi pengertian pendapatan hanya untuk kenaikan aset
yang berkaitan dengan operasi utama atau sentral. Sementara itu, IAI dan APB tidak
membedakan untung dan pendapatan dan keduanya digabung dalam konsep penghasilan
(income). Seperti pendapatan, kata-kata kunci yang melekat pada pengertian untung
adalah:
a. Kenaikan ekuitas (aset bersih).
b. Transaksi periferal atau insidental.
c. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Untung perlu didefinisi dan dibedakan dengan pendapatan oleh FASB karena
adanya karaktistik sumber yang dapat dibedakan dengan operasi utama. Dua hal yang
menyebabkan bahwa transakai atau kajadian berbeda dengan operasi utama yaitu yang
bersifat terkendali (ikutan/periferal dan insidentall dan di luar kendali atau antisipasi
manajemen FASB merinci lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang
menimbulkan untung menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu (SPAC No. 6, prg.
85)
a. Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b. Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfers): dengan pihak lain misalnya
hadiah dan donasi (bagi organisasi nonprofit) dan penerimaan ganti rugi
pemenangan tuntutan perkara hukum
c. Penahanan aset (holding assets): misalnya kenaikan harga sekuritas investasi,
kenaikan nilai tukar valute asing, dan kenaikan karena penahanan sediaan (holding
gains).
d. Faktor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi kos
aset yang rusak.
FASB sendiri mengakui bahwa pembedaan tersebut sebenarnya lebih dimak sudkan
untuk kepentingan penyajian pendapatan atas dasar sumbernya daripada untuk
membedakan secara tegas karakteristik antara pendapatan dan untung.
Hendriksen dan van Breda (1991) lebih menyaran kan untuk mengabaikan perbedaan
tersebut tetapi lebih menganjurkan untuk memperlakukan berbagai kenaikan aset di atas
sebagai jenis atau klasifikasi pendapatan dan dilaporkan demikian untuk memberi
gambaran operasi perusahaan yang setepat-tepatnya. Kalau toh harus diklasifikasi,
Hendriksen dan van Breda menganjurkan untuk mengklasifikasi pendapatan menjadi
pendapatan umum yang berasal kegiatan penciptaan kemakmuran (wealth-producing
activi ties) dan pendapatan khusus yang berasal dari transfer kemakmuran tak terduga
(unexpected transfer of wealth) yang berupa hadiah (gifts) dan hal-hal luar biasa
(windfalls). Hadiah sendiri dapat diperlakukan sebagai laba/pendapatan atau ekuitas
bergantung pada kepentingan pemberi, kondisi yang melingkupi, dan definisi laba itu
sendiri.
C. Pengakuan Pendapatan
1. Pembentukan Pendapatan
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya
pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang
diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi,
pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir
pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut
melakukan kegiatan produksi.
2. Realisasi Pendapatan
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau
terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi,
pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang
atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan
mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi,
karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses
penjualan yang sah atau semacamnya.
Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
Dalam PSAK No 23. IAI menetapkan bahwa pengakuan pendapatan atas dasar
kemajuan pelaksanaan merupakan ketentuan utama sedangkan kaidah lain merupakan
pengecualian dari kaidah ini. Selain IAI juga menetapkan yang disebut dengan kos
terpulihkan (recoverable cost) sebagai pengecualian dari dasar kemajuan pelaksanaan jasa
Hal ini dinyatakan dalam PSAK No. 23 berikut:
“Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan cukup
andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca (pasal 19 atau 39)”.
“Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat
diperoleh kembali (pasal 25 atau 40)”.
IAI mengeksplisitkan asumsi atau kondisi yang melandasi keterterapan pengakuan atas dasar
kemajuan pelaksanaan yaitu:
a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan.
c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal.
d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.
G. Prosedur Pengakuan
Saat atau kaidah pengakuan pendapatan di atas merupakan ketentuan pada level penetap
standar. Agar dapat di laksanakan di level perusahaan, kaidah tersebut harus dijabarkan
secara teknis dan prosedural dalam bentuk kebijakan akuntansi perusahaan. Kebijakan
akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau kegiatan internal apa yang dapat
digunakan sebagai pemicu pencatatan ke dalam sistem akuntansi. Misalnya, bila ditentukan
bahwa saat penjualan digunakan sebagai dasar pengakuan pendapatan atas dasar kegiatan
mana dan bukti apa bagian akuntansi dapat mencatat atau menjurnal pendapatan dari
penjualan tersebut. Pengertian penjualan yang dibahas di atas adalah pengertian ekonomik
atau bisnis. Pengertian yuridis penjualan adalah terjadinya peralihan hak milik atas barang.
Arti penting kriteria ini secara umum dapat diterima. Akan tetapi, peralihan hak milik
merupakan proses yang sangat teknis dan pelik sebagai dasa pencatatan akuntansi Konsep
substansi di atas bentuk (substance over form) menyarankan agar pembukuan pendapatan
sehari-hari tidak terlalu menekankan pada aspek yuridis formal.
KESIMPULAN
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan berdasarkan beberapa definisinya memiliki
karakteristik yaitu :
a. Aliran masuk atau kenaikan aset
b. Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang menerus.
c. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban.
d. Suatu entitas
e. Produk perusahaan
f. Pertukaran produk
g. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk.
h. Mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Adapun untuk memahami landasan pikiran perlu memahami dua konsep yaitu pembentukan
pendapatan dan realisasi pendapatan. Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang
berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul dan
menjadi ada. Sedangkan, realisasi pendapatan merupakan konfirmasi proses penghimpunan dana.
Agar pengakuan dapat diakui, FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan
untung) yang keduanya harus dipenuhi yaitu terealisasi atau cukup pasti terealisasi dan terbentuk
atau terhak.
DAFTAR PUSTAKA