Anda di halaman 1dari 4

Kategori: Hadits

Tumpahnya Darah Kaum Muslimin

Dari Abdullah bin Mas'ud Radiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasululah bersabda :


"Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi tiada ilah (sesembahan) yang haq diibadahi
kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, kecuali dengan salah satu dari tiga perkara :
orang muhson (yang sudah menikah) yang berzina, jiwa dengan jiwa (qishos) dan yang
meninggalkan agamanya, yaitu keluar dari jama'ah” (HR. Bukhori Muslim dan yang lainnya)
Hadits ini termasuk kaidah-kaidah dasar yang sangat penting yang menyangkut urusan yang
sangat berbahaya karena berkaitan dengan masalah yang sangat vital yaitu penumpahan darah. Yang
padanya diterangkan apa yang halal dan apa yang terlarang. Sebab hukum asal darah kaum muslimin
adalah "ishmah" (terjaga). (Kitab Fathul Majid li Syarhil Arba'in 150 dan Qowaid hal 129).

Haram menumpahkan darah muslimin

Hadits tersebut menerangkan bahwa darah seorang muslim yang menegakkan kewajiban Islam adalah
terjaga. Hal ini juga dinyatakan dalam banyak nash Al-Qur'an dan As-Sunnah di antaranya :

1. Allah mengancam orang yang membunuh seorang muslim tanpa alasan yang benar, berupa
adzab yang pedih, gugur amalannya di dunia dan di akhirat serta tiada penolong baginya di
akhirat kelak. Allah berfirman : "Sesungguhnya orang-orang yang menentang ayat-ayat
Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar dan membunuh orang-orang yang
menyuruh manusia berbuat adil, maka kabarkan bagi mereka akan menerima siksaan yang
pedih, mereka itu adalah orang-orang yang gugur amalannya di dunia dan di akhirat, dan
mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong" (Ali Imron : 21-22)
2. Allah murka dan melaknat serta menyediakan adzab yang besar bagi orang yang membunuh
seorang muslim tanpa alasan yang benar, sebagaimana firman-Nya : "Barangsiapa yang
membunuh seorang muslim dengan sengaja maka balasannya ialah jahannam. Ia kekal di
dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan adzab yang
besar baginya." (An-Nisa :93)
3. Rasulullah menerangkan bahwa membunuh jiwa tanpa alasan yang benar termasuk salah satu
dari tujuh perkara yang menghancurkan dan membinasakan. Beliau bersabda :"Jauhilah
tujuh hal yang menghancurkan, para sahabat berkata apa saja itu, wahai Rasulullah ?
Beliau bersabda : berbuat syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan
Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan harta riba, memakan harta anak yatim,
melarikan diri saat berkecamuknya perang melawan musuh dan menuduh berbuat mesum
atas wanita mukminah (yang baik dan menjaga dirinya)" (HR Bukhori 3/159, Muslim
1/277).
4. Dan Beliau juga bersabda membandingkan antara nilai terbunuhnya seorang muslim dengan
hancurnya dunia ini "Hancurnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada
terbunuhnya seorang muslim" (HR Tirmidzi, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani, Shohihul
Jami')

Maka seorang muslim terpelihara darahnya dan tetap terjaga hingga hilangnya syarat-syarat yang
bisa menjaga dirinya dari hal itu (Qowaid, Nadhim Sulthon :129-130)

1 of 4
Kategori: Hadits

Kapan dibolehkan Menumpahkan darah muslimin ?

Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa perkara-perkara yang dapat menggugurkan perlindungan tersebut
adalah :

1. Zina bagi seorang yang muhson

Para Ulama telah ijma' (sepakat) bahwa orang yang telah menikah kemudian berzina hukumnya
dirajam sampai mati seperti yang dilaksanakan Nabi terhadap Ma'iz dan wanita ghomidiyah
(HR. Muslim, Kitabul Hudud bab 5)

Sejarah hukum bagi pezina

Pada mulanya Allah menyuruh agar para wanita yang berzina dikurung sampai mati kemudian
Allah berikan jalan keluarnya." (QS. An-Nisaa' : 15) (Iqadhu Himam Salim Al-Hilali 192
Fiqhus Sunnah juz 8)

Ubadah bin Shamit radliyallahu 'anhu berkata : Bila turun wahyu, Nabi Allah akan merasa berat
dan wajahnya berubah. Pada suatu hari turun wahyu kepadanya. Setelah itu Beliau berkata :
"Ambillah ! Allah telah memberikan jalan keluar untuk mereka yang telah berzina. Yang telah
menikah dicambuk seratus kali kemudian dirajam dengan batu dan yang belum menikah dicambuk
seratus kali kemudian diasingkan setahun" (HR. Muslim no. 13)

Dari sini juga para Ulama sepakat tentang wajibnya cambuk bagi pezina yang belum menikah
sebanyak seratus kali dan diasingkan setahun sebagai kesempurnaan had (hukumannya) (Subulus
Salam, Ash-Shan'ani 4/4, Nailul Author Asy-Syaukani 77-78).

2. Qishosh "jiwa dengan jiwa"

Para Ulama kaum muslimin telah ijma' bahwa orang yang telah membunuh seorang dengan
sengaja maka ia berhak dibunuh (diqishosh) (Al-Baqarah : 178)

Yang terbebas dari hukum Qishosh

1. Seorang ayah bila membunuh anaknya, maka sang ayah tidak dibunuh. Ini adalah madzhab
jumhur, hujjah mereka adalah sabda Nabi : "Seorang ayah tidak dibunuh karena membunuh
anaknya." (Shohihul Jami' no 7662, Fiqhus Sunnah 2/526).

2. Seorang muslim membunuh orang kafir, maka seorang muslim tersebut tidak diqishash.

· Kalau yang dibunuh adalah kafir harbi (pantas diperangi), maka muslim yang membunuhnya tidak
diqishosh (dibunuh). Hal ini tidak ada perselisihan di kalangan Ulama.

· Kalau yang dibunuh kafir dzimmi (yang terikat perjanjian) maka di sana masih ada perselisihan.
Akan tetapi jumhur berpendapat tidak dibunuh (hanya membayar diat saja). Dalil mereka dalam hal ini
adalah sabda Rasulullah : "Seorang muslim tidak dibunuh karena membunuh orang kafir" (HR.
Bukhori)

2 of 4
Kategori: Hadits
3. Seorang yang merdeka kalau membunuh seorang budak. Allah berfirman : "Yang merdeka
dengan yang merdeka" (Al-Baqarah : 178).

Sayyid Sabiq berkata : "Ungkapan ini memberikan batasan, maka maknanya "Orang yang
merdeka tidak dibunuh karena membunuh seorang budak dan kalau dia tidak dibunuh maka wajib
membayar diat (tebusan) atas kematian budak tersebut."

Bila seorang merdeka membunuh budaknya, maka hukumannya sebagaimana hadits dari Amr bin
Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya : "Ada seseorang membunuh budaknya dengan sengaja maka
Nabi mencambuknya 100 kali dan diasingkan setahun dan dihapus darinya jatah peperangan
dan Nabi memerintahkannya untuk membebaskan seorang budak” (Hadits Daruquthni)

Jumhur juga berpendapat demikian di antaranya Imam Malik, Ahmad dan Syafi'i (Qowa'id 132-
133)

3. Murtad

Para ulama telah sepakat bahwa orang yang murtad dari Islam dan terus berada di atas kekufuran
setelah diminta taubat selama tiga hari, jika dia tidak mau maka dia dibunuh. Hujjahnya selain hadits
di atas juga sabda Rasul : "Siapa yang menukar agamanya bunuhlah dia" (HR Bukhori &
Ashabus Sunan)

Dalam hadits di atas disebutkan kata Al-Jama'ah. Dalam hal ini terjadi kesalahpahaman di kalangan
jama'ah-jama'ah yang terjangkiti fikroh Khowarij. Mereka mengkafirkan orang yang keluar dari
kelompok mereka dan menghalalkan darahnya. Ini pemahaman yang salah karena kata Al-Jama'ah
dalam hadits tersebut maksudnya adalah "jama'ah kaum muslimin" yaitu mereka yang
memisahkan diri dari kaum muslimin atau meninggalkan mereka karena murtad".

Penyebab lain

Seorang muslim boleh juga ditumpahkan darahnya apabila melakukan hal-hal di bawah ini :

1. Homoseks / Liwath Pelakunya berhak dibunuh baik telah menikah atau belum dengan dalil
hadits Rasulullah : "Siapa yang kalian dapati dia melakukan perbuatan kaum Luth
bunuhlah pelaku dan obyeknya" (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan selainnya.
Dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani, Jami'ush Shohih6465).
2. Orang yang memecah belah persatuan kaum muslimin "Siapa yang mendatangi kalian
sedang urusan kalian telah sepakat pada seorang imam (khalifah) dan dia datang ingin
memecah belah persatuan kalian dan memecah jama'ah kalian, bunuhlah dia" (HR Muslim,
Kitabul Imarah bab 14)
3. Berbuat kerusakan di bumi dan merampok (Al-Maidah : 33)
4. Orang yang meninggalkan shalat (Arba'in Nawawi no 8)
5. Tukang sihir (lihat Qowaid 134-135)

Demikian nilai darah kaum muslimin yang sangat mahal harganya dan mulia kedudukannya
sehingga syariat agama ini menjaganya. Maka dengan peringatan-peringatan di atas didukung dengan

3 of 4
Kategori: Hadits
kenyataan yang ada cukuplah sebagai pelajaran bagi kita kaum muslimin untuk menjaga kehormatan
kaum muslimin dan tidak termakan dengan berbagai upaya dan usaha dari pihak munafiqin dan orang-
orang kafir yang berupaya merongrong persatuan (Ukhuwah Islamiyyah) kaum muslimin yang pada
akhirnya mereka akan memberangus kaum muslimin di bawah ketiak penjajahan mereka di berbagai
bidang kehidupan. Dan jika terjadi hal yang demikian, maka korban dan kerugiannya akan kembali
menimpa kaum muslimin dan akan menyebabkan terjadinya berbagai bencana dan kerusakan.
Na'udzubillah.

"Dan jadilah kalian (wahai kaum muslimin) hamba-hamba Allah yang bersaudara" (HR. Muslim).

Wallahu Ta'ala 'Alam

Dari hamba yang paling fakir dan yang paling butuh dari para hamba-Nya kepada rahmat penolongnya
(Abu Alfiyah Mu’adz bin Jamaluddin bin Bahuddin bin Ma’guliling bin Ahmad Al-Makassari
[Al-Akhi Suarman])

4 of 4

Anda mungkin juga menyukai