Anda di halaman 1dari 1

Kategori: Nisaa’___

Haidh, Nifas dan Istihadhah


Oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdil Maqshud

Darah-darah tersebut keluar dari satu tempat namun memiliki nama dan hukum yang berbeda
disebabkan perbedaan sebab-sebab keluarnya.
Darah nifas adalah darah yang keluar disebabkan seorang wanita melahirkan dan ia adalah
darah yang terkumpul pada saat kehamilan di dalam rahim. Dan waktunya cukup lama namun
kadang-kadang juga singkat. Adapun batas waktu minimalnya tidak memiliki batas waktu tertentu.
Sedangkan batas maksimalnya berdasarkan madzhab Hambali adalah empat puluh hari. Namun
yang benar adalah tidak ada batas maksimal (terhadap waktu nifas).
Adapun darah yang keluar tanpa sebab kelahiran, maka Allah telah menjalankan sunnah-Nya
bahwa seorang wanita bila dapat hamil dan melahirkan maka akan mengalami haidh yang umumnya
terjadi pada waktu tertentu sesuai dengan kondisi dan tabiatnya. Oleh karena itu salah satu hikmah
adanya darah dalam diri wanita adalah karena ia merupakan salah satu materi kehidupan terpenting bagi
kehidupan manusia karena ia mengkonsumsi makanan melalui darah dalam rahim ibunya. Itulah
sebabnya darah itu pada umumnya terkumpul pada saat kehamilan. Jika demikian asalnya dapatlah
disimpulkan bahwa pada dasarnya darah yang keluar dari seorang wanita adalah darah haidh karena
keberadaannya tepat pada waktunya menunjukkan kondisi sehat dan seimbang, sementara
ketidakadaannya menunjukkan kondisi yang bertolak belakang dengan itu. Dan hal ini merupakan
perkara yang disepakati oleh para ulama dan para pakar kedokteran bahkan kalangan awam berdasarkan
kebiasaan dan pengalaman mereka yang menunjukkan hal tersebut. Oleh karena itu ulama
mendefinisikan darah haidh sebagai darah alami yang mendatangi seorang wanita pada waktu-
waktu tertentu.
Oleh karena itu pendapat yang benar adalah bahwa tidak ada batasan tertentu bagi haidh
dari segi waktu dan usia minimal serta maksimal, demikian pula masa suci dari haidh tidak memiliki
batas minimal, bahkan haidh terjadi jika darah nampak dan masa suci berarti tidak adanya darah.
Sedangkan istihadhah adalah darah yang keluar dari kebiasaan karena disebabkan oleh
penyakit dan semisalnya.
Dan singkatnya jika istihadhah terjadi maka untuk mengetahui istihadhah atau bukan terdapat tiga cara:
Jika mempunyak kebiasaan (haidh dalam waktu tertentu) maka hendaklah ia merujuk pada kebiasaan
haidhnya dimana darah yang keluar pada waktu kebiasaan tersebut adalah darah haidh dan darah
yang keluar diluar waktu tersebut adalah istihadhah yang berarti ia harus tetap melakukan ibadah.
Jika tidak memiliki kebiasaan dalam waktu namun ia dapat membedakan antara darah yang
kental dan yang encer, darah yang hitam dan darah yang merah, atau darah yang berbau dan
yang tidak berbau, maka darah yang kental, hitam dan berbau itulah darah haidh, sedangkan yang
tidak maka itulah darah istihadhah.
Jika tidak memiliki kebiasaan dalam waktu dan tidak pula dapat membedakan maka hendaknya
ia tidak mengerjakan shalat setiap bulannya dengan mengikuti batasan waktu haidh yang umum,
enam atau tujuh hari berdasarkan hadits-hadits yang ditetapkan Rasulullah dalam masalah ini, dan
jika waktu itu telah lewat maka hendaknya ia mandi lalu menahan darah yang keluar semampunya
setiap kali akan mengerjakan shalat.
Dari perkataan tersebut jelaslah bahwa nifas adalah darah yang keluar dikarenakan kelahiran,
darah istihadhah adalah darah yang keluar disebabkan suatu hal tertentu seperti sakit dan
semisalnya dan darah haidh adalah darah yang asli (alami) keluar pada kondisi sehat dan seimbang.

Maraji: Fatwa-Fatwa Muslimah, Abu Muhammad Asyraf bin Abdil Maqshud, Penerbit Darul Falah.

1 of 1

Anda mungkin juga menyukai