Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh
HUSADA SAMARINDA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit ginjal adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang
timbul akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan,
penyakit metabolik atau degeneratif, dan lain-lain.Kelainan tersebut dapat
mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal dengan tingkat keparahan yang
berbeda-beda.Pasien mungkin merasa nyeri, mengalami gangguan
berkemih, dan lain-lain. Terkadang pasien penyakit ginjal tidak merasakan
gejala sama sekali. Pada keadaan terburuk, pasien dapat terancam
nyawanya jika tidak menjalani hemodialisis (cuci darah) berkala atau
transplantasi ginjal untuk menggantikan organ ginjalnya yang telah rusak
parah (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).
Badan Kesehatan Dunia menyebutkan pertumbuhan penderita
gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya.
Di Amerika Serikat, kejadian dan prevelensi gagal ginjal meningkat di
tahun 2014. Data menunjukan setiap tahun 200.000 orang Amerika
menjalani hemodialysis karena gangguan ginjal kronis artinya 1140 dalam
satu juta orang (Indonesian et al., 2015) Di Amerika pasien dialysis lebih
dari 500 juta orang harus menjalani hidup dengan bergantung pada
cuci.Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita gagal ginjal
yang cukup tinggi. Hasil survei yang dilakukan oleh perhimpunan
Nefrologi Indonesia (Pernefri) diperkirakan ada sekitar 12,5 % dari
populasi atau sebesar 25 juta penduduk Indonesia mengalami penurunan
fungsi ginjal (Indonesian et al., 2015)
Di Indonesia, penyakit ginjal yang cukup sering dijumpai antara lain
adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Didefinisikan sebagai gagal
ginjal kronis jika pernah didiagnosis menderita penyakit gagal ginjal
kronis (minimal sakit selama 3 bulan berturut-turut) oleh dokter (Davey,
2006).
Gagal Ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu memegang kuat sampah
metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya.Suatu bahan yang
biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat
gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan
metabolic cairan, eletrolit serta asam basah. setiap tahun 50.000 orang di
Amerika meninggal akibat gagal ginjal menetap ( Smeltzer and Bare,
2001). Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi
penyakit gagal ginjal kronis di Indonesia berdasarkan wawancara yang di
diagnosis dokter meningkat seiring dengan bertambahnya umur,
meningkat tajam pada kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur
45-54 tahun (0,4%), dan umur 55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada
kelompok umur ≥75 tahun (0,6%). (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2013). Gagal Ginjal Kronis atau penyakit renal tahap akhir
(ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel
dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan elektrolit, sehingga menyebabkan uremik.Kelelahan
merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh pasien). Gangguan
yang bisa terjadi pada gagal ginjal kronik akan menghasilkan gejala antara
lain udema paru, hipertensi, pruritus, ensefalofeti, cegukan, hiperkalemia,
mual, muntah, malaise, anoreksia, dan anemia kronis yang terjadi akibat
defisiensi eritropoietin ditambah dengan masa hidup sel darah merah
menjadi lebih pendek sehingga menimbulkan fatigue/kelelahan ( Smeltzer
and Bare, 2001). Negara berkembang seperti Indonesia masih
menempatkan gagal ginjal kedalam sepuluh penyakit yang mematikan.
Komplikasi penyakit hipertensi dan diabetes melitus juga merupakan
penyebab utama timbulnya gagal ginjal. Gagal ginjal akut yang tidak
tertangani dengan baik dapat menyebabkan gagal ginjal kronis dimana
penderitanya diharuskan untuk menjalani hemodialisa. Bagi penderita
gagal ginjal kronis, hemodialisis akan mencegah kematian.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang di angkat pada makalah ini adalah Bagaimana
asuhan keperawatan pada kasus CKD (Chronic Kidney Disease)atau Gagal
Ginjal Kronis?.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menganalisa serta mengaplikasikan materimateri
yang berhubungan dengan penyakit CKD (Chronic Kidney Disease) atau
Gagal Ginjal Kronis.
b. Tujuan khusus
1. Mampu mengetahui pengertian CKD (Chronic Kidney Diaseas)
atau gagal ginjal kronis.
2. Mampu mengetahui etiologic CKD ( Chronic Kidney Diaseas)
3. Mampu mengetahui patofisiologi CKD ( Chronic Kidney Diaseas )
4. Mampu melakukan asuhan keperawatan dengan kasus CKD
(Chronic Kidney Disease) atau Gagal Ginjal Kronis.
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Filtrasi glomerular.
2. Reabsorpsi.
3. Sekresi.
I. Penatalaksanaan
II. Terapi Konservatif
Perubahan fungsi ginjal bersifat individu untuk setiap klien Cronic
renal Desease (CKD) dan lama terapi konservatif bervariasi dari
bulan sampai tahun (Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin,
Observasi balance cairan, Observasi adanya odema dan Batasi
cairan yang masuk).
III. Asidosis metabolik
Jika terjadi harus segera dikoreksi, sebab dapat meningkatkan
serum K+ (hiperkalemia ) :
a. Suplemen alkali dengan pemberian kalsium karbonat 5
mg/hari.
b. Terapi alkali dengan sodium bikarbonat IV, bila PH < atau
sama dengan 7,35 atau serum bikarbonat < atau sama dengan
20 mEq/L.
IV. Anemia
a. Anemia Normokrom normositer
Berhubungan dengan retensi toksin polyamine dan defisiensi
hormon eritropoetin (ESF: Eritroportic Stimulating Faktor).
Anemia ini diterapi dengan pemberian Recombinant Human
Erythropoetin ( r-HuEPO ) dengan pemberian 30-530 U per kg
BB.
b. Anemia hemolisis
Berhubungan dengan toksin asotemia. Terapi yang dibutuhkan
adalah membuang toksin asotemia dengan hemodialisis atau
peritoneal dialisis.
c. Anemia Defisiensi Besi
Defisiensi Fe pada CKD berhubungan dengan perdarahan
saluran cerna dan kehilangan besi pada dialiser (terapi
pengganti hemodialisis).
Pathway
Suplai darah
ke ginjal
Hambatan nutrisi
CFR ( Bun & Kreatinin )
Pada kartilago
artikularis
Hilangnya
Kekuatan Tekanan
Otot
Kapiler
Mk: Resiko
Volume
Cedera
intersisial
Edema
Mk:
Hipervolemia
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Y No. RM : 0-03-93-53
Umur : 68 Th Pekerjaan : IRT
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 19/12/2022
Pendidikan : SMP Tanggal Pengkajian : 19/12/2022
Alamat : Bukit Raya Sumber Informasi : Pasien
Diagnosa : CKD ST V ON
Medis HD+HT+DM2
2. PROSES KEPERAWATAN
Perjalanan penyakit pasien
Pasien Ny.Y datang ke rumah sakit dengan keluhan kekurangan darah dan
di rawat inap ruang Mahoni, Ny.Y memiliki Riwayat penyakit DM+HT,
pasien di diagnose DM sudah 12 tahun yang lalu. Pasien sering di rawat
inap di karenakan Riwayat tanfugsi darah kekurangan darah atau HB
rendah. Pasien sebelum melakukan HD sempat tidak menerima Tindakan
tersebut namun di hari saat pasien menolak perawat memberikan edukasi
untuk menerima Hemodialisa, pasien pertama kali melakukan HD pada
akses vemoralis, lalu setelah dilakukan HD berikutnya dan seterusnya
akses pada pasien menggunakan Cimino. Pertama kali yang di rasakan
oleh pasien saat HD merasakan pusing, sesak, mual. Pasien mempunyai
Riwayat operasi Fraktur.
B. ANALISA DATA
1. Pre Hemodalisa
Data Fokus
Data Subjektif :
Pasien mengatakan mengatakan ada pilek dan batuk
Pasien mengatakan semalam sebelum melakukan Hd tidak bisa tidur
dikarenakan cemas
Data Objektif :
Pasien tampak cemas dan gelisah
BB pre Hd :-
BB post sebelumnya :-
Peningkatan BB interdialisis :-
TTV
TD : 184/72 mmHg
N : 77 x /menit
S : 36 °C
RR : 21 x/menit
SPO2 : 98%
Diagnosa Keperawatan : Hipervolemia berhubungan dengan
kelebihan asupan cairan
Hemodialisa ke 196
2. Intra Hemodalisa
Data Fokus
Data Subjektif : pasien mengatakan sakit daerah penusukan
cimino.
P : Nyeri pada akses cimino
Q :Nyeri nyut-nyut
R :Nyeri saat dilakukan akses cimino tangan kiri
S :Skala 4
T :Nyeri dirasakan hilang timbul
Data Objektif :
- kaki pasien terlihat edema.
- Pasien tidak bisa melakukan menimbang berat badan dikarenakan
pasien mengalami fraktur dibagian kaki sebelah kiri
- Pasien mengalami edema di bagian sebelah kaki kanan
UF Goal : 1500 ml
Cairan Dialisat : Bicarbonat dan Acid
TMP : 120
QD : 500
QB : 200
Dosis Heparin : 2000 iu
Tanda-tanda Vital :
TD : 129/60 mmHg,
Nadi : 63x/menit,
Temp : 36°C,
RR : 21x/menit
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut Berhubungan dengan agen
cidera fisik
Pengkajian Akses HD : Klien sekarang menggunakan akses Cimino
timbul
Mengenai saraf nyeri
dikulit
Data Objektif:
Pasien gelisah, meringis, Merangsang impuls
tidur terjaga. mengeluarkan zat pirogen
TD: 129/60
mmHg Impuls ke sistem saraf
N:63x/Menit pusat
Temp : 36°C
RR : 21x/Menit
Skala Nyeri 4 Pasien mengeluh nyeri
Akses cimino
Nyeri akut
tangan kiri
UF Goal: 1500 ml
TMP : 120
Cairan dialisat :
Bikarbonat
Qd: 500
Qb: 200
Dosis Heparin :
2000 ui
3. Post Hemodalisa
Data Fokus
DS:
- Pasien mengatakan kakinya terasa nyeri sehingga susah untuk berjalan
DO:
- Pasien terlihat tidak memperhatikan lawan bicara saat di ajak
komunikasi
- Pasien saat di ajak komunikasi kurang mendengar
UF Goal : 1500 ml
Cairan Dialisat : Bicarbonat dan Acid
TMP : 120
QD : 500
QB : 200
Dosis Heparin : 2000 iu
Tanda-tanda Vital :
TTV
TD :158/57 mmHg
N :66 x/menit
S :36°C
RR : 22 x/menit
Spo2 :99%
TD : 158/57
mmHg,
N:66 x/Menit,
Temp : 36°C,
RR:22 x/Menit
Dosis heparin
2000iu
HB 7,9 mg/dL,
Hemotokrit 24,6 %
Diagnosa Keperawatan
1. Hypervolemia
2. Nyeri Akut
3. Resiko Cidera
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DO:
Pasien gelisah, meringis, tidur
terjaga.
TD: 129/60 mmHg
N:63x/Menit Temp : 36°C
RR : 21x/Menit
Skala Nyeri 4
Akses cimino tangan kiri
UF Goal: 1500 ml
TMP : 120
Cairan dialisat :
Bikarbonat
Qd: 500
Qb: 200
Dosis Heparin : 2000 ui
3 D.0136 L.14136 I.14537
Resiko Cedera Tingkat Cedera Pencegahan cedera
Resiko cedera berhubungan Kejadian cedara ( menurun) Observasi
dengan kegagalan mekanisme Ekspresi wajah kesakitan (menurun) 1. Idetifikasi area lingkungan
pertahanan tubuh yang ditandai Tekanan darah (membaik) yang berpotensi
dengan Riwayat fraktur. Frekuensi nadi ( membaik) menyebabkan cedera
DO: Gangguan mobilitas ( menurun) 2. Pastikan bel panggulan atau
telepin mudah di jaugkau
Pasien mengatakan kakinya terasa
3. Pertahankan posisi tempat
nyeri sehingga susah untuk
tidur di posisi terendah saat
berjalan
digunakan
DS:
4. Gunkan pengaman tempat
- .Pasien terlihat tidak
tidur sesuai dengan
memperhatikan lawan
kebijakan fasilitas pelanan
bicara saat di ajak
Kesehatan.
komunikasi
- Pasien saat di ajak
komunikasi kurang
mendengar
TD : 158/57 mmHg,
N:66 x/Menit, Temp :
36°C, RR:22 x/Menit
Dosis heparin 2000iu
HB 7,9 mg/dL,
Hemotokrit 24,6 %