KELOMPOK 5
BAB 7
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari keenam rukun
yang wajib diimani oleh setiap umat Islam, yang dimaksud dengan iman kepada rasul ialah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah di pilih Allah
SWT untukmenerima wahyu dari-Nya untuk di sampaikan kepada seluruh umat manusia
agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiayaan di dunia dan akhirat.
1. As-Siddiq
Aṡ-Ṡiddiq, yaitu rasul selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya
adalah perkataan yang benar.
2. Al-Amanah
3. At-Tablig
4. Al-Faṭanah
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini lawan dari
sifat wajib, yaitu seperti berikut.
1. Al-Kiẓẓib
Al-Kiẓẓib, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul
tidak pernah bohong atau dusta.
2. Al-Khianah
Al-Khianah, yaitu mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti
dilaksanakan
3. Al-Kiṭman
Al-Kiṭman, yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima
dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada umatnya.
4. Al-Baladah
Al-Baladah yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bisa membaca
dan menulis (ummi) tetapi ia pandai.
D. Sifat Jaiz
Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul
memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih,
senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal sebagai
mana makhluk lainnya.
Selain tersebut di atas, rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul,
yaitu seperti berikut.
Ishmaturrasul adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam
kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah Swt. sehingga
selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun.
Iltizamurrasul adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang
mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah
Swt. Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dari perintah Allah Swt.
Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang di miliki para Nabi atau
Rasul atas izin Allah SWT untuk membuktikan kebenaran kenabian-kenabian dan
kerasulanya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menetang atau
tidak mau menerima ajaran yang di bawannya.
4. Memberikan contoh kepada umat nya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat
yang utama seperti berkata benar, dapat di percaya, menepati janji, sopan kepada sesama,
santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5. Memberikan kaba rgembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat
kepada perintah Allah SWT.
1. Teguh keimanannya kepada Allah SWT. Semakin kuat keimanan seseorang kepada para
Rasul Allah, maka akan semakin kuat pula keimanannya kepada Allah SWT.
2. Meyakini kebenaran yang dibawa rasul, kebenaran yang di bawa para rasul tidak lain
adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-Quran maupun hadist-hadistnya.
3. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, jika terlebih dahulu dia beriman
kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu.
4. Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain. Dengan beriman
kepada Allah otomatis berarti tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul
lain.
5. Menjadikan para rasul sebagai uswatun hasanah. Para rasul yang ditetapkan oleh Allah
SWT untuk memimpin umatnya adalah orang-orang pilihan di antara mereka.
Selain itu, keharusan kita meneladani rasul-rasul Allah, karena alasan-alasan sebagai
berikut :
a. Semua rasul-rasul dima'shum oleh Allah SWT artinya mereka selalu dipelihara dan di
jaga oleh Allah Swt untuk tidak melakukan perbuatan dosa.
b. Semua rasul Allah mempunyai sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan
pribadi mereka.
2. Dalam tata cara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih, dan indah makan
makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali
setelah lapar dalam keadaan lapar.
3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai
dan menyayangi keluarganya.
4. Seagai pemimpin umat beliau lebih mendahulukan kepentinngan umatnya dari pada
kepentingan pribadinya. Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya memikirkan
dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah
seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua
lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
Sumber: https://www.mikirbae.com/2019/03/rasul-rasul-itu-kekasih-allah-swt.html?m=1
http://mail-chaozkhakycostikcomunity.blogspot.com/2014/08/makalah-iman-kepada-rasul-
rasul-allah.html?m=1