Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM PERBANKAN SYARI`AH

DISUSUN OLEH :

Nama : Yanti Gowa (190101039)


Kelas : Hesy.B
Semester : IV

HUKUM EKONOMI SYARI`AH


SYARI`AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON (IAIN)
2021/202
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah “Hukum
Perbankan Syari`ah” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Hukum perbankan syari`ah. Penulis berharap makalah tentang Hukum Perbankan
Syari`ah dapat menjadi referensi bagi kita semua. Penulis menyadari makalah bertema hukum
perbankan Syari`a ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan.
Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis
memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ambon, 25 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................

C. TUJUAN MASALAH.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................

A. PENGERTIAN HUKUM PERBANKAN.......................................................................

B. SUMBER-SUMBER HUKUM.......................................................................................

C. KODIFIKASI HUKUM...................................................................................................

D. KAIDAH/NORMA HUKUM..........................................................................................

E. KONSEP LEMBAGA PERBANKAN............................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................................

1. KESIMPULAN................................................................................................................

2. SARAN............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB I
PENDAHLUAN

Reksa pemerintahan di negara berkembang yang mengalami krisis, kesemuannya


menunjukkan tipe yang sama yakni negara yang di perintahdalam suasana semidemokrasi
(atau bahkan semokrasi pura pura),dikuasai oleh mayoritas satu partai yang mendukung
pemerintah (sepertimeksiko), sosial kontrol yang tidak efektif, akuntabilitas para pejabat
sangat terbatas, transparansi pemerintahan yang terbatas, mutu pendidikanwarga yang rendah,
dan semangat disintegrasi yang tinggi (yang berbedadengan eropa yang ingin menyatukan
diri dalam suatu kesatuan ekonomi). Negara berkembang ini tentu saja masih harus banyak
belajar dan berjuang keras menyelesaikan krisis yang melanda wilayahnya.Indonesia adalah
negara berkembang yang dianugerahi sumberkekayaan alam yang melimpah, menjadi negara
anggota OPEC, dandianugerahi iklim yang baik dan tanah yang subur. Namun
demikian,sampai sejauh ini indonesia belum mampu beranjak dari stereotip negara
berkembang. Sebenarnya, indonesia telah berhasil menyusun perencanaanekonomi jangka
menengah dan panjang dalam suatu rangkaian tertibhukum tertinggi. Namun, ternyata dalam
pelaksanaannya terjadi banyak penyimpangan, dan terhadap berbagai penyimpangan ini tidak
dilakukankoreksi yang memadai. Para pemimpin bangsa belum dapat belajar darikrisis
keuangan dunia yang terjadi hampir dua puluh tahun yang lalu.Bahkan, kini indonesia sedang
mengalami krisis perbankan yang cukup parah di tengah kemajuan ekonomi negara negara
tetangganya.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Pengertian hukum perbankan?
2.Sumber–sumber hukum?
3.Kodifikasi hukum?
4.Kaidah/ norma hukum?
5.Konsep lembaga perbankan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Perbankan
Hukum perbankan adalah segala norma hukum yang mengikat atau berlaku bagi hubungan
bank dengan nasabahnya baik itu berupa peraturan perundangan maupun berupa kebiasaan
praktek perbankan yang diterimadalam dunia bisnis yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Undang–undang nomor 14 tahun 1967 tentang pokok–pokok perbankan dan beberapa
undang–undang di bidang perbankan lainnya yang berlaku sudahtidak memadai dan tidak
dapat mengikuti perkembangan perekonomiannasional maupun internasional. Oleh sebab itu
tatanan hukumnya perludiperbarui dengan menyusun
a. Serangkaian ketentuan hukum positif (perbankan). Adanya ketentuanhukum
perbankan dengan di keluarkannya berbagai peraturan perundang–undangan baik
berupa undang–undang, peraturan pemerintah,keputusan presiden, peraturan bank
indonesia, Keputusan Direksi danSurat Edaran Bank Indonesia dan peraturan
pelaksana lainnya. Semua peraturan perundang–undangan di bidang perbankan
tersebut terangkaisebagai suatu sistem dengan diikat oleh asas hukum tertentu.
b. Hukum positif (perbankan) tersebut bersumberkan ketentuan yang tertulisdan tidak
tertulis. Ketentuan yang tertulis adalah ketentuan yang dibentuk badan pembentuk
hukum dan perundang–undangan yang berwenang, baik berupa peraturan original
(asli) maupun peraturan derivatif (turunan)sedangkan ketentuan yang tidak tertulis
adalah ketentuan yang timbul danterpelihara dalam praktek penyelenggaraan
operasional perbankan.
c. Ketentuan hukum perbankan tadi mengatur ketatalaksanaan kelembagaan bank. Di
dalamnya diatur mengenai persyaratan pendirian bank, yangmencakup perizinan,
bentuk hukum, kepengurusan, dan kepemilikan bank. Juga mengatur bangun
organisasi yang menunjang kegiatan usaha perbankan. Dimuat pula ketentuan
pembinaan dan pengawasan bank olehBank Indonesia dan kerahasiaan bank.
d. Ketentuan hukum perbankan tadi juga mengatur aspek–aspek kegiatankeusahannya.
Secara umum, fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dana masyarakat.
Penghimpunan dana masyarakat tersebutdiwujudkan dalam bentuk simpanan.
Kemudian dana yang dihimpuntersebut disalurkan kembali dalam bentuk pemberian
kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan keusahaan bank
lainnya.Selain itu bank melakukan keusahaan pemberian jasa–jasa perbankanyang
tidak termasuk dalam fungsi utamanya. Bahkan menurut undang–undang perbankan
yang diubah, bank dapat pula melakukan kegiatan lainyang lazim dilakukan oleh
bank, sepanjang kegiatan lain itu tidak bertentangan dengan undang–undang dan
peraturan perundang–undangan yang berlaku. Dalam kacamata sistem hukum
nasional, hukum perbankan telah berkembang menjadi hukum sektoral dan
fungsional. Oleh karena itu,hukum perbankan dalam kajiannya meniadakan
pembedaan antara hukum publik dan hukum privat, sehingga bentang ruang
lingkupnya sangat luas.Bentang ruang lingkup hukum perbankan itu mencakup
beberapa bidanghukum seperti hukum administrasi, hukum perdata, hukum
dagang,hukum pidana, dan hukum internasional
B. Sumber–Sumber Hukum
Sumber hukum perbankan adalah tempat ditemukannya ketentuan hukum dan perundang–
undangan tertulis yang mengatur mengenai perbankan. Jadi,ketentuan hukum dan
perundang–undangan perbankan yang dimaksudadalah hukum positif, yaitu ketentuan
perbankan yang sedang berlaku padasaat ini. Ketentuan yang secara khusus mengatur atau
yang berkaitan dengan perbankan tersebut dapat ditemukan dalam :
1. Undang–undang Nomor 7 Tahun 1999 tentang Perbankan sebagaimanatelah diubah
dengan Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1998.
2. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
3. Undang–Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai
Tukar.
4. Burgerlijk Wetboek(Kitab Undang–Undang Hukum Perdata) terutamaketentuan buku
II dan buku III mengenai hukum jaminan dan perjanjian.
5. Wetboek van Koophandel(Kitab Undang–Undang Hukum Dagang)terutama
ketentuan buku I mengenai surat–surat berharga.
6. Faillissement Verordening(Peraturan Kepailitan) sebagaimana telahdiubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang–Undang Nomor1 Tahun 1998 yang disahkan
menjadi Undang–Undang dengan Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1998.
7. Undang–Undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.
8. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
9. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan AgreementEstablishing
World Trade Organization.
10. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
11. Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
12. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
13. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan AtasTanah Beserta
Benda–Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
Sifat hukum perbankan merupakan hukum memaksa, artinya bank dalammenjalankan
usahanya harus tunduk dan patuh terhadap rambu–rambu yangtelah ditetapkan dalam
undang–undang. Apabila rambu–rambu perbankantadi dilanggar, Bank Indonesia berwenang
menindak bank yang bersangkutandengan menjatuhkan sanksi administratif, seperti
mencabut izin usahanya.Walaupun demikian dalam rangka pengawasan intern, bank di
perkenankanmembuat ketentuan internal bank sendiri (self regulation) dengan berpedoman
kepada kebijakan umum yang ditetapkan Bank Indonesia. Ketentuan internal bank sendiri ini
dimaksudkan sebagai standar atau ukuran yang jelas dan tegas dalam pengawasan internal
bank, sehingga bank diharapkan dapatmalaksanakan kebijakannya sendiri dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
Undang–undang perbankan yang diubah merupakan sumber utama darihukum perbankan di
indonesia. Dengan berlakunya undang–undang perbankan yang diubah selain menyatakan
tidak berlaku lagi undang–undang nomor 14 tahun 1967 tentang pokok–pokok perbankan,
juga menyatakantidak berlakunya lagi peraturan lainnya, yakni :
a. Staatsbald tahun 1929 nomor 357 tanggal 14 september 1929 tentangaturan–aturan
mengenai badan–badan kredit desa dalam propinsi–propinsi di jawa dan madura di
luar wilayah kotapraja–kotapraja.
b. Undang–undang nomor 12 tahun 1962 tentang bank pembangunanswasta (lembaran
negara tahun 1962 nomor 58, tambahan lembaran negaranomor 2489).
c. Peraturan tentang usaha perkreditan yang diselenggarakan oleh kelurahandi daerah
kadipaten paku alaman (Rijksblaad dari daerah paku alamantahun 1937 nomor 9).
Asas–Asas Hukum Perbankan
a. Asas kepercayaan (fiduciary obligations)
Hubungan antara bank dan nasabah debitur juga bersifat sebagai hubungan
kepercayaan yang membebankan kewajiban–kewajiban kepercayaankepada bank
terhadap nasabahnya. Oleh karena itu, masyarakat bisnis dan perbankan indonesia
berpendapat bahwa hubungan antara bank dannasabah debitur adalah juga hubungan
yang berlandaskan kepercayaan.Dengan demikian bank hanya bersedia memberikan
kredit kepada nasabah debitur atas dasar kepercayaan bahwa nasabah debitur mampu
dan maumembayar kembali kreditnya tersebut.
b. Asas kerahasiaan (confidential principle )
Adalah asas yang mengharuskan atau mewajibkan bank merahasiakansegala sesuatu
yang berhubungan dengan keuangan dan lain–lain darinasabah bank yang menurut
kelaziman dunia perbankan (wajib )dirahasiakan.
c. Asas kehati–hatian (prudential principle)Adalah suatu asas yang menyatakan bahwa
bank dalam menjalankanfungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip
kehati–hatiandalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya.
C. Kodifikasi Hukum
Kodifikasi atau codificatie adalah pengitaban undang–undang atau pengitaban hukum. Kansil
memberikan pengertian kodifikasi adalah pembukuan jenis–jenis hukum tertentu dalam kitab
undang–undang secara sistematis dan lengkap. Unsur–unsur kodifikasi adalah jenis–jenis
hukumtertentu (misalnya hukum perdata) sistematis dan lengkap. Adapun tujuan
darikodifikasi adalah untuk memperoleh kepastian hukum, penyerdehanaanhukum dan
kesatuan hukum.
D. Kaidah/ Norma Hukum
Dalam kehidupan bermasyarakat setiap subjek hukum yakni orangmaupun badan hukum
selalu berhadapan dengan berbagai aturan maupunnorma baik yang bersifat formal maupun
non formal. Aturan atau normasangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar
hubungan antaramanusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib dan berjalan lebih baik.
Norma merupakan aturan perilaku dalam suatu kelompok tertentu dimanasetiap anggota
masyarakat mengetahui hak dan kewajiban di dalamlingkungan masyarakatnya sehingga
memungkinkan seseorang bisamenentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan seseorang itu
dinilai oleh orang lain. Oleh karena itu norma adalah suatu kriteria bagi orang lain
untukmenerima atau menolak perilaku seseorang.
Sementara itu, di dalam kehidupan bermasyarakat norma yang berlakuadalah norma yang
diterapkan di lingkungan masyarakat sebagai aturan yangmempengaruhi tingkah laku
manusia yaitu :
1. Norma AgamaAdalah peraturan yang diterima sebagai perintah, larangan dan
anjuranyang di peroleh dari Tuhan Yang Maha Esa bersifat umum dan
universalapabila di langgar akan mendapat sanksi hukum yang di berikan TuhanYang
Maha Esa.
2. Norma KesusilaanAdalah aturan hidup yang berasal dari hati sanubari manusia itu
sendiri bersifat umum dan universal, apabila di langgar oleh setiap manusia makaakan
menyesalkan perbuatan dirinya sendiri.
3. Norma KesopananAdalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan manusia berupa
suatutatanan pergaulan masyarakat apabila dilanggar setiap anggota masyarakatakann
dicela/ diasingkan oleh masyarakat setempat.
Dengan demikian, ketiga norma diatas mempunyai tujuan sebagai pembinaan di dalam
kehidupan bermasyarakat sehingga interaksi antaraanggota masyarakat dapat berjalan dengan
baik.
E. Konsep Lembaga Perbankan Syariah
Lembaga keuangan (Financial Institusion) adalah suatu perusahaan yangusahanya bergerak di
bidang jasa keuangan. Artinya, kegiatan yang dilakukanoleh lembaga ini akan selalu
berkaitan dengan bidang keuangan, apakah penghimpunan dana masyarakat dan atau jasa–
jasa keuangan lainnya.Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, Lembaga keuangan
adalahsuatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunandan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski
dalam peraturan tersebut lembaga keuangan di utamakanuntuk membiayai investasi
perusahaan, namun tidak berarti membatasikegiatan pembiayaan lembaga keuangan. Dalam
kenyataannya, kegiatanusaha lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi
perusahaan,kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa.
Bila lembaga keuangan tersebut disandarkan kepada syariah maka menjadilembaga keuangan
syariah. Lembaga keuangan syariah adalah suatu perusahaan yang usahanya bergerak di
bidang jasa dan keuangan yang berdasarkan prinsip–prinsip syariah. Prinsip syariah yaitu
prinsip yang menghilangkan unsur–unsur yang dilarang dalam islam,
kemudianmenggantikannya dengan akad–akad tradisional islam atau yang lazimdisebut
dengan prinsip syariah. Atau lembaga keuangan syariah merupakansistem norma yang
didasarkan ajaran islam.
Pembagian Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan di bagi menjadi dua yaitu :
1. Lembaga keuangan bank
2. Lembaga keuangan non bank
a. Lembaga keuangan bankAdalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang
keuangan denganmenghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
danmenyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan.
Lembaga keuangan bank di atur dalam undang–undangnomor 7 tahun 1992 tentang
perbankanjunctoundang–undang nomor 10tahun 1998 tentang perubahan atas undang–
undang nomor 7 tahun 1992tentang perbankan dan undang–undang nomor 23 tahun 1999
tentang bank indonesiajunctoundang–undang nomor 3 tahun 2004 tentang bankindonesia.
Dan untuk perbankan syariah diatur dalam undang–undangnomor 21 tahun 2008.
b. lembaga keuangan nonbank (LKNB/Nonbank Financial Institusion) adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan di bidangkeuangan yang secara langsung atau tidak langsung
menghimpun danadengan jalan mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya
kepadamasyarakat guna membiayai investasi perusahaan.
Pembagian tersebut untuk membedakan tugas dan fungsinya. Bahwalembaga keuangan bank
dibolehkan menarik dana langsung darimasyarakat dalam bentuk simpanan sedangkan
lembaga keuangannonbank tidak diperkenankan melakukan kegiatan menarik dana
langsungdari masyarakat dalam bentuk simpanan. Dilihat dari fungsinya bahwalembaga
keuangan bank merupakan lembaga intermediasi keuangan, sedangkan lembaga nonbank
merupakan tidak termasuk dalam kategorilembaga intermediasi keuangan dimaksud.
Berdasarkan pembagian tersebut maka lembaga keuangan syariahdibagi kepada dua yaitu
lembaga keuangan bank syariah dan lembagakeuangan syariah nonbank. Yang termasuk
lembaga keuangan syariahnonbank yaitu:
1. Lembaga asuransi syariah
2. pasar modal syariah
3. Lembaga pegadaian syariah
4. Lembaga dana pensiun syariah
5. Lembaga usaha syariah (Syirkah)
6. Lembaga zakat
7. Lembaga wakaf8.Bait at-mal wa al-tamwil
Fungsi dan peran lembaga keuangan syariah
1. Memperlancar pertukaran produk (barang dan jasa) denganmenggunakan jasa
keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
2. Menghimpun dana dari masyarakat untuk disalurkan kembali dalam bentuk
pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah.
3. Memberikan pengetahuan/ informasi kepada pengguna jasa keuangansehingga
membuka peluang keuntungan sesuai prinsip syariah.
4. Lembaga keuangan memberikan jaminan hukum mengenai keamanandana
masyarakat yang dipercayakan sesuai dengan prinsip syariah.
5. Menciptakan likuiditas sehingga dana yang disimpan dapat digunakanketika
dibutuhkan sesuai dengan prinsip syariah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hukum perbankan adalah segala norma hukum yang mengikat atau berlaku bagi
hubungan bank dengan nasabahnya baik itu berupa peraturan perundangan maupun
berupa kebiasaan praktek perbankanyang diterima dalam dunia bisnis yang tertulis
maupun yang tidaktertulis.
2. Sumber hukum perbankan adalah tempat ditemukannya ketentuanhukum dan
perundang–undangan tertulis yang mengatur mengenai perbankan.
3. Kodifikasi ataucodificatieadalah pengitaban undang–undang atau pengitaban hukum.
4. Norma merupakan aturan perilaku dalam suatu kelompok tertentudimana setiap
anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban didalam lingkungan
masyarakatnya sehingga memungkinkan seseorang bisa menentukan terlebih dahulu
bagaimana tindakan seseorang itudinilai oleh orang lain.
5. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, Lembaga keuanganadalah suatu badan
yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana
kepada masyarakat terutama gunamembiayai investasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Suhardi Gunarto, 2003.Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum,


Yogyakarta: Kanisius.
Usman Rachmadi, 2001.Aspek–Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia,
Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.
Kartika Sari Elsi dan Simanunsong Advendi, 2007.Hukum Dalam Ekonomi,
Jakarta: Cikal Sakti
Dahlan, 2017.Problematika Keadilan Dalam Penerapan Pidana Terhadap
Penyalah Guna Narkoba, Yogyakarta: CV Budi Utama.
Mardani, 2015.Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia,
Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai