Anda di halaman 1dari 13

Reaksi Identifikasi dan Kegunaan Karbohidrat

Nama Anggota:
 DENDY ILHAM FIKRIANSYAH (8)

 GATHAN PRASASTA (11)


 RADITYA ANANDA R. (28)
 SELMA AURELIA (31)
Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Bab I.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................................3
Bab II................................................................................................................................4
2.1 Reaksi Identifikasi Karbohidrat..........................................................................................4
2.1.1 Uji Molisch...........................................................................................................................................4
2.1.2 Uji Iodin................................................................................................................................................4
2.1.3 Uji Gula Pereduksi...............................................................................................................................5
2.1.4 Uji Bial.................................................................................................................................................6
2.1.5 Uji Seliwanoff......................................................................................................................................6
2.1.6 Uji Osazon............................................................................................................................................7
2.1.7 Uji Asam Musat....................................................................................................................................8
2.2 Kegunaan Karbohidrat........................................................................................................9
Bab III.............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "Reaksi
Identifikasi dan Kegunaan Karbohidrat."

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Herry Susanto,


M.Pd. selaku guru kimia yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah
ini. Karya ilmiah ini memberikan penjelasan lebih dalam tentang macam-macam uji
reaksi identifikasi untuk membuktikan keberadaan senyawa karbohidrat pada suatu
larutan sampel dan menjelaskan tentang kegunaan karbohidrat terhadap makhluk hidup.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap
semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pola makan dan berat
badan yang sehat.

Surabaya, 8 Januari 2022

Penulis

2
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat memenuhi beberapa fungsi utama dalam tubuh manusia. Senyawa
tersebut memberi manusia energi untuk tugas sehari-hari dan merupakan sumber bahan
bakar utama untuk kebutuhan energi otak yang tinggi. Serat adalah jenis karbohidrat
khusus yang membantu meningkatkan kesehatan pencernaan dan dapat menurunkan
risiko penyakit jantung dan diabetes. Karbohidrat pun dapat diidentifikasikan lagi
secara lebih rinci dengan pengujian-pengujian sampel dengan reaksi kimia tertentu.
1.1 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas, maka rumusan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa saja cara mengidentifikasi karbohidrat menggunakan reaksi kimia?
2. Bagaimana cara kerja reaksi pengidentifikasi karbohidrat tersebut?
3. Apa saja kegunaan karbohidrat terhadap makhluk hidup?
1.2 Tujuan
a. Memahami cara kerja reaksi identifikasi karbohidrat
b. Memahami perbedaan antara reaksi-reaksi identifikasi karbohidrat
c. Memahami kegunaan karbohidrat terhadap makhluk hidup
d. Memenuhi tugas dari Bapak Herry Susanto, M.Pd. selaku guru kimia dan pemberi
tugas

3
Bab II
Pembahasan

2.1 Reaksi Identifikasi Karbohidrat


Karbohidrat merupakan biomolekul turunan hidrokarbon yang disebut
polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton. Beberapa sifat kimia karbohidrat
dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa karbohidrat. Monosakarida dan
beberapa disakarida memiliki sifat reduktor, terutama dalam suasana basa. Sifat
reduktor ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul
karbohidrat.
2.1.1 Uji Molisch
Uji Molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara
kualitatif. Uji positif adanya karbohidrat ditandai dengan terbentuknya senyawa
kompleks berwarna ungu.

4
Uji Molisch ini dilakukan dengan cara memasukkan H2SO4 pekat atau
larutan asam lainnya ke dalam suatu tabung reaksi yang sudah terisi dengan
larutan sampel lalu direaksikan lagi dengan alpha-naphtol. Hasil reaksi positif
akan ditandai dengan terbentuknya cincin warna ungu atau merah.

Gambar a contoh reaksi Uji Molisch Gambar b hasil reaksi Uji


Molisch positif

2.1.2 Uji Iodin


Kondensasi iodin dengan polisakarida pada uji iodin, dapat
menghasilkan warna yang khas. Hal ini disebabkan karena dalam polisakarida,
terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan
polisakarida dapat membentuk senyawa kompleks dengan molekul iodium yang
dapat masuk kedalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut.
Uji Iodin bertujuan untuk membuktikan adanya suatu polisakarida
dalam suatu sampel. Uji dilakukan dilakukan dengan mereaksikan larutan
sampel dengan Iodium. Jika hasil reaksi berwana biru, menandakan bahwa
larutan sampel mengandung amilum atau pati. Jika hasil reaksi berwana merah
keunguan, menandakan bahwa larutan sampel mengandung amilopektin.
Sedangkan, jika hasil reaksi berwarna merah kecokelatan, menandakan bahwa
larutan sampel mengandung glikogen dan dekstrin.

Gambar c kanan merupakan hasil reaksi mengandung amilum atau pati, kiri mengandung glikogen dan dekstrin
2.1.3 Uji Gula Pereduksi
Uji Gula Pereduksi bertujuan untuk membuktikan adanya gula
pereduksi. Pereaksi yang digunakan beragam, salahsatu contohnya
menggunakan Fehling sebagai pereaksi. Pertama-tama peneliti harus membuat
larutan pereaksi Fehling dengan mencampurkan fehling A yang merupakan
larutan CuSO4 dan Fehling B yang merupakan campuran NaOH dan natrium
tartrat ke dalam sebuah reaksi tabung sehingga membentuk pereaksi fehling
yang mengandung ion Cu2+ dalam suasana basa bersifat oksidator. Lalu
masukkan larutan sampel ke reaksi tabung dan dipanaskan. Pengujian reaksi
Fehling yang memiliki hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan
merah bata.
Salahsatu contoh pereaksi lainnya yaitu dengan menggunakan
Benedict. Pereaksi Benedict dibuat dengan menyampurkan larutan CuSO 4
Gambar d hasil reaksi pereaksi benedict
kiri negatif dan kanan positif

dengan Na2CO3. Lalu, pereaksi tersebut dimasukkan kedalam tebung reaksi


yang berisi pereaksi Benedict dan dipanaskan. Pengujian reaksi Benedict yang
memiliki hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata.

2.1.4 Uji Bial


Uji Bial dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan adanya gula
pentosa pada suatu larutan sampel. Gula pentosa dipanaskan bersama HCl akan
terhidrolisis menghasilkan furfural, lalu terkondensasi dengan orsinol (3,5-
dihidroksitoluena) menghasilkan senyawa kompleks berwarna biru kehijauan.
Uji Bial dikatakan positif jika menimbulkan warna biru – hijau.
Pada percobaan ini, warna akhir glukosa dan maltosa sama yaitu
kuning kecoklatan, sedangkan sukrosa merah bata. Hal ini menunjukkan
bahwa ketiga sampel tersebut tidak mengandung pentosa.

6
2.1.5 Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff bertujuan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat
yang mengandung gugus keton(ketosa) atau membedakan glukosa dan
fruktosa pada suatu zat. Sebelum melakukan uji Seliwanoff, peneliti harus
membuat pereaksi seliwanoff dengan cara mencampurkan resorsinol dengan
HCl pekat, lalu diencerkan dengan aquades. Setelah itu, larutan sampel

Gambar g contoh persamaan kimia Uji Seliwanoff


Gambar f hasil reaksi tes bial. kiri dan tengah negatif dan
kanan positif
ditambahkan ke pereaksi seliwanoff. Hasil pengujian Seliwanoff yang positif
ditandai dengan terbentuknya larutan warna merah.

2.1.6 Uji Osazon


Uji Osazon bertujuan untuk membedakan jenis karbohidrat bedasarkan
gambar kristalnya. Uji Osazon memiliki prinsip yaitu proses pemanasan
karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau keton dengan fenilhidrazin
Gambar h hasil reaksi Uji Seliwanoff kiri
berlebih akan menghasilkan hidrazon atau osazon. Tetapi, sukrosa
negatif kanan tidak akan
positif

membentuk Osazon karena gugus aldehida atau keton tidak berada dalam
keadaan bebas.

7
Uji Osazon ini dilakukan dengan cara menyampurkan fenilhidrazin-
hidroklorida dan kristal natrium asetat dengan larutan sampel ke dalam tabung
reaksi. Lalu, dipanaskan hingga membentuk kristal. Pada uji Osazon,
diperoleh hasil yang berbeda-beda. Masing-masing zat uji mempunyai bentuk
yang khas. Hal tersebut dapat digunakan untuk membedakan antara suatu
karbohidrat dengan karbohidrat yang lain.

Gambar i mengandung maltosa


Gambar k mengandung Gambar j mengandung
glukosa/fruktosa laktosa

2.1.7 Uji Asam Musat


Pengujian ini bertujuan untuk membedakan antara glukosa dengan
galaktosa. Larutan uji dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian
dipanaskan. Karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam
yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat
yang dapat larut.
Dari hasil percobaan yang didapatkan laktosa dan galaktosa larut
dalam asam musat sedangkan glukosa dan sukrosa tidak larut dalam asam
musat. Hal ini dikarenakan pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan
dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut
dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh
oksidasi glukosa. Begitupun pada sukrosa, yang juga hanya menghasilkan
asam sakarat, yang berasal dari glukosa yang dikandungnya. Seperti yang
dikethui, bilamana sukrosa dihidrolisis akan terurai menjadi glukosa dan
fruktosa. Pembentukan asam musat ini dapat dijadikan cara identifikasi
galaktosa tadi, karena Kristal asam musat mudah dimurnikan dan diketahui
bentuk Kristal maupun titik leburnya. Hasil positif pada uji ini ditandai dengan
Kristal yang diamati di bawah mikroskop yang tidak terlalu rapat atau

8
renggang apabila dibandingkan dengan glukosa yang struktur kristalnya rapat,
sehingga membuktikan hasil negatif. Contoh hasil reaksi sebagai berikut:

Laktosa
(terbentuk
kristal)

Dektosa
(tidak
terbentuk
kristal)

Sukrosa
(tidak
terbentuk
kristal)

2.2 Kegunaan Karbohidrat


Karbohidrat merupakan salah satu senyawa kimia penyusun sel yang
berperan penting dalam proses fisiologis pada sel hidup. Berdasarkan
fungsinya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu karbohidrat
sederhana sebagai sumber energi dalam sel, karbohidrat rantai panjang sebagai
penyimpan energi dan karbohidrat rantai panjang sebagai komponen struktural
organel dan bagian seluler lainnya. Kegunaan karbohidrat lebih rincinya
sebagai berikut:
 Sumber energi utama
Asupan karbohidrat dari setiap makanan yang dikonsumsi akan
dipecah menjadi gula di dalam tubuh, kemudian diserap oleh saluran
cerna dan masuk ke aliran darah. Dengan bantuan hormon insulin, gula
dalam darah akan memasuki sel tubuh dan diolah menjadi energi.
Sementara itu, kelebihan gula atau glukosa dalam tubuh akan disimpan
di dalam otot dan hati sebagai glikogen. Bila benar-benar tidak
terpakai, glukosa akan diubah menjadi lemak.
 Mengatur gerak peristaltik usus

9
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur
peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat
makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin
mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi
bentuk pada sisa makanan yang dikeluarkan.
 Melindungi protein agar tidak terbakar sebagai penghasil energi
 Membantu penyerapan kalsium
 Membantu metabolisme lemak dan protein,
dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan
protein yang berlebihan.
 Pencegah berbagai penyakit
Karbohidrat juga diketahui dapat mengurangi risiko terkena berbagai
penyakit. Fungsi karbohidrat yang satu ini didukung oleh beberapa
penelitian yang menyatakan bahwa kandungan serat dalam karbohidrat
kompleks diduga mampu menekan risiko penyakit jantung, obesitas,
dan gangguan pencernaan.
 Penentu indeks glikemik
Indeks glikemik adalah indikator untuk menilai seberapa cepat
karbohidrat atau gula di dalam makanan diserap ke dalam tubuh.
Semakin tinggi angka indeks glikemik dalam suatu makanan, semakin
cepat makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah.
Sebaliknya, makanan dengan indeks glikemik rendah lebih lambat
dicerna tubuh dan tidak membuat gula darah cepat naik. Penelitian
menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman
dengan indeks glikemik tinggi, seperti roti tawar putih, kue manis,
cokelat, dan minuman bersoda, dapat meningkatkan risiko
terkena diabetes tipe 2. Meski demikian, perlu diketahui bahwa
kekurangan karbohidrat juga berbahaya bagi tubuh. Saat tubuh
kekurangan karbohidrat, Diet ekstrem yang membatasi karbohidrat dan
asupan nutrisi lain juga dapat berisiko membuat tubuh mengalami
sembelit dan dehidrasi.

10
11
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Karbohidrat memiliki banyak fungsi. Beberapa diantaranya, yaitu
sebagai sumber energi utama, mengatur gerak peristaltik usus, penentu indeks
glikemik, dll. Keberadaan karbohidrat dapat dibuktikan dengan berbagai macam
pengujian reaksi, yaitu Uji Molisch yang bertujuan untuk membuktikan adanya
karbohidrat secara kualitatif dan ditandai dengan adanya cincin berwarna merah
keunguan jika hasil reaksi positif, Uji Iodin yang bertujuan ntuk membuktikan
adanya suatu polisakarida dan ditandai oleh hasil reaksi berwarna merah
kecokelatan, menandakan bahwa larutan sampel mengandung glikogen dan
dekstrin, Uji Gula Pereduksi yang dapat dilakukan dengan pereaksi Fehling
maupun Benedict yang bertujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi,
Uji Bial yang bertujuan untuk membuktikan adanya gula pentosa, Uji
Seliwanoff yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat yang
mengandung gugus keton(ketosa) atau membedakan glukosa dan fruktosa, Uji
Osazon yang bertujuan untuk membedakan jenis karbohidrat bedasarkan
gambar kristalnya, dan Uji Asam musat yang bertujuan untuk membedakan
antara glukosa dengan galaktosa.

12

Anda mungkin juga menyukai