PRAKTEK KEHUMASAN
OLEH
KELOMPOK V :
YUSMA WARTANTI
(201809010)
(201809139)
PADANG SIDIMPUAN
T.A 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan,
direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah
lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial
dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan
kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat
memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang
sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan,
mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.
Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru terutama di Indonesia.
Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang ialah karena adanya kemajuan-
kemajuan dalam berbagai macam bidang itu. Kemajuan yang sekaligus merupakan juga
kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau
golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai tujuan
itu dengan sebaik-baiknya.
Namun, salah satu kemampuan yang harus dimiliki praktisi humas yang bekerja pada
perusahaan publik atau organisasi bisnis lainnya adalah kemampuan untuk melakukan
komunikasi dalam bidang keuangan. Khalayak perusahaan publik, misalnya, sebaguan besar
dalah para investor yang sangat ingin tahu dengan kmajuan atau kemunduran kegiatan bisnis
perusahaan., misalnya, sebaguan besar dalah para investor yang sangat ingin tahu dengan
kmajuan atau kemunduran kegiatan bisnis perusahaan. Mereka sangat ingin tahu dengan laporan
keuangan perusahaan karena dari sanalah mereka mendapatkan informasi mengenai kemajuan
perusahaan. Para investor ingin memastikan bahwa investisi yang mereka tanamkan dengan
membeli saham perusahaan telah betul – betul aman dan uang yang mereka tanamkan dapat
berkembang dan memberikan keuntungan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk laporan keuangan dalam konsep bidang kehumasan suatu institusi
khususnya, Non Provit.
2. Bagaimana konsep akuntansi dalam laporan keuangan bidang humas.
3. Dan bagaimana tata cara analisis data untuk sempurnanya laporan keuangan dan
akuntansi di kehumasan.
BAB II
PEMBAHASAN
Laporan keuangan adalah salah satu sarana atau media komunikasi antara pihak perusahaan
dengan khalayaknya. Sebuah laporan keuangan walaupun terdiri dari deretan angka – angka
sebernanya merupakan sebuah cerita dan informasi mengenai apa yang yelah dilakukan
perusahaan selama periode waktu tertentu.
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau
laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen. Jadi,
laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh, dan sebagai suatu progress report. Laporan
keuangan terdiri dari data – data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara:[3]
1. Fakta yang telah dicatat (recorded fact).
2. Prinsip – prinsip dan kebiasaan – kebiasaan didalam akuntansi.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).
Fakta – fakta yang telah dicatat: berarti bahwa laporan keunagn ini dibuat atas dasar fakta
dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yag tersedia dalam perusahaan maupun yang
disimpan di bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, utang maupun aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan.
Prinsip – prinsip dan kebiasaan – kebiasaan didalam akuntansi, berartidata yang dicatat itu
berdasarkan pada prosedur maupun anggapan – anggapan tertentu yang merupakan prinsip –
prinsip akuntansi yang lazim. Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau
untuk keseragaman. Misalnya, cara mengalokasikan biaya untuk persediaan alat tulis menulis,
apakah harus dinilai menurut harga belinya atau menurut menurut harga pasar pada saat tanggal
penyusunan laporan keuangan?.
Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa, walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh
konvensi – konvensi atau dalil – dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar
praktik pembukuan, namun pengunaan dari konvensi – konvensi dan dalil dasar tergantung pada
akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Sementara pendapat tergantung kepada
kemampuan atau integritas pembuatnya, yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat.
Dengan mengingat atau memperhatikan sifat – sifat laporan keuangan tersebut diatas, maka
dapat dipahami bahwa laporan keuangan ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:[4]
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasrnya merupakan intern
report (laporan yang dibuat antar waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan
merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan
tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau
berubah – ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuanga atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin
menurun dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor – faktor tersebut tidak tidak dapat
dinyatakan dengan satuan uang (dikwitansikan).
Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi Laba
walaupun dalam praktiknya sering diikutsertakan beberapa laporan lainnya yang sifatnya untuk
memperoleh kejelasan lebih lanjut.
Sebelum menganalisis dan menafsirkan suatu laporan keuangan, seorang penganalisis harus
mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk – bentuk maupun prinsip – prinsip
penyususnan laporan keuangan. Oleh karena itu, maka akan kami bahas tentang bentuk tiap –
tiap dari laporan keuangan.
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang bersifat sistematis tentang aktiva, utang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi, yujuan neraca adalah untuk menunjukkan
posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku
ditutup dan ditentuka sisanya pada suatu akhir bulan fiskal atau tahn kalender.
A. Bentuk neraca
Bentuk atau susunan neraca tidak ada keseragaman diantara perusahaan – perusahaan,
tetapai tergantung pada tujuan yang akan dicapai tetapi bentuk neraca yang umum digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Skontro (Account Form) dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan
utang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
2. Bentuk Vertikal (Report Form), dalam bentuk ini semua aktiva tampak di bagian atas
yang selanjutnya diikuti dengan utang jangka pendek, utang jangka panjang seta modal.
3. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuanganperusahaan,
bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yag dikehendaki tampak dengan
jelas.
Bentuk laporan rugi laba yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
BAB III
A. Akuntansi Keuangan
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan
suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam
bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di
hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut
sebagai bahasa bisnis.
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan
akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di
dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai
keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu
membuat keputusan suatu organisasi.
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan
perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu
laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal
penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya.
Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
Akutansi memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan
laporan yang diinginkan dan dilakukan oleh akuntan
Tahap yang awal ini adalah di mana dilakukan suatu pembagian transaksi suatu organisasi
atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh seperti
membagi transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas
dan lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian. Sedangkan untuk transaksi yang jumlahnya
kecil dan jarang terjadi bisa sama-sama dimasukkan ke dalam jenis kategori yang sama yaitu
transaksi rupa-rupa.
Setelah transaksi dimasukkan ke dalam jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah
memasukkan jurnal ke dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam buku besar
tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah kedua proses di atas dijalankan, maka proses yang terakhir adalah melakukan
pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau pekerjaan laporan keuangan sebelumnya. Segala hal
yang berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan keuangan tersebut.
Dari informasi laporan keuangan baik dalam bentuk laporan rugi laba, laporan modal dan neraca
seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada suatu perusahaan, apakah sudah sesuai dengan
tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi manajemen
untuk mengambil keputusan kebijakan pada organisasi perusahaan demi mencapai kondisi yang
diinginkan.
B. Analisis Keuangan
Analisis keuangan adalah proses penentuan ciri – ciri keuangan dan operasi suatu perusahaan
yang diperoleh dari data akuntansi dan laporan – laporan keuangan lainnya. Tujuan analisis
adalah untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dicapai suatu perusahaan yabg
diganbarkan melalui catatan – catatan dan laporan –laporan keuangan. Analisis keuangan dapat
memberikan indicator yang menunjukkan apakah perusahaan dijalankan secara rasional dan
tertib. Jika perusahaan tidak dapat mencapai norma – norma keuangan sebagaimana industri atau
perusahaan sejenis, maka besar kemungkinan akan terjadi penyimpangan.
Salah satu alat utama yang sering digunakan dalam melakukan analisismkeuangan adalah
melalui rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi keuangan dan prestasi
perusahaan. Pihak- pihak yang berkepentingan atas hasil analisis ini adalah:
Pemegang Saham
Pemegang saham memerlukan informasi sampai sejauh mana perusahaan mampu membayar
deviden terutama deviden kas.
Pengelola
Pengelola atau manajemen berkepentingan atas informasi yang disajikan dan hasil analisis gguna
pengambilan keputusan.
BAB IV
Laporan keuangan adalah salah satu sarana atau media komunikasi antara pihak perusahaan
dengan khalayaknya. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan
pihak manajemen.
Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi Laba
walaupun dalam praktiknya sering diikutsertakan beberapa laporan lainnya yang sifatnya untuk
memperoleh kejelasan lebih lanjut.
Analisis keuangan adalah proses penentuan ciri – ciri keuangan dan operasi suatu perusahaan
yang diperoleh dari data akuntansi dan laporan – laporan keuangan lainnya. Tujuan analisis
adalah untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dicapai suatu perusahaan yabg
diganbarkan melalui catatan – catatan dan laporan –laporan keuangan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
http://organisasi.org/ilmu_pengetahuan/akuntansi