Anda di halaman 1dari 8

A.

DEFINISI
Imunisasi berasal dari kata “Imun” yang berarti kebal atau resisten. Anak diimunisasikan
berarti memberi kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Imunisasi adalah pemberian
kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar
tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah bagi seseorang (Satiatava R. P,
2012).
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap
penyakit tertentu, kekebalan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang
disuntik, waktu pemberian imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut
akan tergntung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat
diharapkan pada diri anak (Hidayat, 2009).

Campak adalah munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh akibat infeksi virus.


Campak merupakan penyakit menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama
pada bayi dan anak-anak. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles.
Penyakit ini ditularkan melalui droplet ataupun kontak dengan penderita, seperti melalui
percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Penularan juga bisa
terjadi bila seseorang menyentuh hidung atau mulut, setelah memegang benda yang
terpercik air liur penderita.
Seseorang lebih berisiko tertular campak bila belum mendapatkan imunisasi campak,
bepergian ke wilayah yang sedang mengalami wabah campak, atau kekurangan asupan
vitamin A.
B. ETIOLOGI
Virus campak ditularkan melalui droplet dan masuk melalui saluran nafas bagian atas
dan kemungkinan kelenjar air mata. Penularan dapat terjadi melalui penderita yang batuk
dan bersin atau kontak langsung dengan sekret penderita. 

Pada dasarnya campak disebabkan oleh infeksi virus rubeola. virus penyebab campak
bisa masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, atau mata. Sel-sel yang telah terinfeksi oleh
virus ini lantas bergerak ke seluruh tubuh, melepaskan partikel virus ke dalam darah. Saat
darah mengalir ke seluruh tubuh, ia membawa virus ke berbagai organ tubuh, termasuk
hati, kulit, sistem saraf pusat, dan limpa.

Pada kulit, virus campak dapat menyebabkan peradangan pada kapiler. Hal inilah yang
dapat menimbulkan ciri khas ruam campak. Virus juga bisa melewati sawar darah otak
dan memasuki otak pada sekitar 1 dari 1.000 orang. Kondisi ini bisa menyebabkan
pembengkakan di otak yang mungkin mengancam nyawa. Sementara, infeksi di paru-
paru bisa menyebabkan seseorang batuk yang menularkan virus ke orang lain.

C. MANIFESTASI
Penyakit campak memiliki gambaran klinis yang cukup khas. Gejala pertama yang
umumnya timbul pada penyakit campak mencakup:

 Demam tinggi, yang umumnya timbul sekitar 10-12 hari setelah seseorang terpapar virus
campak.
 Keluhan saluran pernapasan, seperti batuk dan hidung berair, meluas ke jaringan trakeo
bronkeal.
 Mata kemerahan dan berair.
 Bercak putih di dalam rongga mulut.
 Ruam kemerahan yang cukup khas pada campak dapat timbul sekitar 3- 5 hari setelah
gejala lainnya. Biasanya dimulai dari wajah dan leher bagian atas. Dalam periode waktu
beberapa hari setelahnya, ruam kemerahan juga timbul pada bagian tubuh lainnya –
seperti badan, punggung, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya bertahan selama beberapa
hari, lalu mulai menghilang sesuai dengan urutan timbul.
 Terkadang, ruam kemerahan dapat disertai dengan keluhan gatal.

Secara umum, gejala yang dialami oleh penderita campak dapat berlangsung selama 4- 7
hari, sebelum akhirnya mereda.

D. KLASIFIKASI
E. ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi kulit.
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16% berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7 - 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 - 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit
bervariasi mulai 0.5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit
terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial Iengan atas.
Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan
bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda. luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel yang berasal dari ektoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal
dari mesoderm adalah dermis atau lapisan korium yang merupakan suatu lapisan jaringan
ikat.
a. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan
dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi
regenerasi setiap 4-6 minggu.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang
terdalam)
1. Stratum Komeum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti-
ganti.
2. Stratum Lusidum Berrupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang terletak
ditengah dan terisi ol granula basofilik kasar yang memicu granula keratohialin
yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang Mulus tonofibril,
dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami benturan dan tekanan pada stratum spinosum dengan
lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai
lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum Basal (Stratum Germinativum). Terdapat aktivitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam penyimpanan sel epidermis secara konstan. Epidermis
setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor
lain. Yaitu satu lapis sel yang mengandung melanosit.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan
sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan
alergen (sel Langerhans).
b. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
"True Skin". Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epi dermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal
pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan
1. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat lebih jarang.
2. Lapisan retikuler: tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan


bertambahnya usianya. Serabut clastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,
kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari janin sampai dewasa.
Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin
berkurang menyebabkan kulit kehilangan kelemasannya dan tampak banyak kerutan.

Dermis memiliki banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung


beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam
dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, kekuatan mekanik, suplai nutrisi,
menahan geseran kedepan dan respon inflamasi.

c. Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang terhubung secara longgar dengan
jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukuran berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan
keadaan nutrisi individu. menyediakan suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekatkan ke struktur dasar, isolasi panas,
cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan shock absorber mekanis.
2. Vaskularisasi Kulit
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk lapisan yang terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis.
Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papila dermis, tiap papila dermis
punya satu arteri asenden dan satu vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah
tapi mendapat nutrisi dari dermis melalui membran epidermis.
3. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah mendukung bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi,
mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolism.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit.
trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.
Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba
karena banyaknya orang di akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari.
Kulit bekerja pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi
dikontrol oleh hipotalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui
keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit
dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila suhu meningkat
terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi suhu dengan
melepaskan panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat
meningkatkan aliran darah di kulit. Pada suhu yang menurun, pembuluh darah kulit akan
vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

F. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi campak (measles) atau rubeola dimulai saat virus campak terhirup droplet di
udara yang berasal dari penderita. Virus campak masuk melalui saluran pernapasan dan
melekat di sel-sel epitel saluran napas. Setelah melekat, virus bereplikasi dan diikuti
dengan penyebaran ke kelenjar limfe regional. Setelah penyebaran ini, terjadi viremia
primer disusul multiplikasi virus di sistem retikuloendotelial di limpa, hati, dan kelenjar
limfe. Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal melekatnya virus. Pada hari ke-5
sampai ke-7 infeksi, terjadi viremia sekunder di seluruh tubuh terutama di kulit dan
saluran pernapasan. Pada hari ke-11 sampai hari ke14, virus ada di darah, saluran
pernapasan, dan organ-organ tubuh lainnya, 2-3 hari kemudian virus mulai berkurang.
Selama infeksi, virus bereplikasi di sel-sel endotelial, sel-sel epitel, monosit, dan
makrofag.
Hari Patogenesis
0 Virus campak dalam droplet terhirup dan melekat pada permukaan epitel
nasofaring ataupun konjungtiva. Infeksi terjadi di sel epitel dan virus
bermultiplikasi.
1-2 Infeksi menyebar ke jaringan limfatik regional.
2-3 Viremia primer
3-5 Virus bermultiplikasi di epitel saluran napas, virus melekat pertama kali, juga di
sistem retikuloendotelial regional dan kemudian menyebar.
5-7 Viremia sekunder
7-11 Timbul gejala infeksi di kulit dan saluran napas
11-14 Virus terdapat di darah, saluran napas, kulit, dan organ-organ tubuh lain.
G. PATHWAY
Udara bebas yang
membawa virus Imun menurun
campak

Virus morbili

Infeksi doplet (lewat


ludah)

Terhisap lewat
hidung atau mulut

Reaksi inflamasi

Menyebar ke
berbagai organ
tubuh

Kulit Saluran nafas

Timbul ruam Bercak koplik


pada mukosa
bukalik
Ruam di seluruh
tubuh dan timbul
rasa gatal Meluas ke
jaringan trakeo
bronkeal
Kerusakan
integritas kulit
Batuk, pilek

Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
H. PENCEGAHAN
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak ataupun vaksinasi MMR
(Measles, Mumps, Rubella). Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2014,
vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan. Selanjutnya, vaksin penguat dapat diberikan
pada usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan, tidak perlu
vaksinasi campak pada usia 2 tahun. Selanjutnya, MMR ulangan diberikan pada usia 5-6
tahun. Dosis vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan. Jika si anak tetap
terkena campak setelah mendapatkan imunisasi, efeknya bisa diminimalkan karena tubuh
sudah memiliki kekebalan terhadap campak.
Imunisasi ini tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi
primer, pasien tuberkulosis yang tidak diobati, pasien kanker atau transplantasi organ,
pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak immunocompromised yang
terinfeksi HIV. Anak terinfeksi HIV tanpa imunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan
terhadap campak, bisa mendapat imunisasi campak.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Campak merupakan infeksi virus, tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Orang
yang terinfeksi harus menunggu hingga gejala mereda. Namun, jika komplikasi seperti
pneumonia atau ensefalitis terjadi, kondisi ini perlu diperlakukan secara terpisah di rumah
sakit.

Perawatan di rumah merupakan bentuk pengobatan campak yang paling umum. Orang
yang terserang harus banyak beristirahat, sesekali mandi air hangat untuk membantu
mengurangi rasa tidak nyaman. Jika muncul demam tinggi, dianjurkan untuk minum
banyak air untuk mencegah dehidrasi. Analgesik dan antipiretik juga dapat membantu
mengatasi demam dan meringkankan rasa tidak nyaman pada batas tertentu.

Perawatan rumah juga dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus. Virus ini biasanya
ditularkan 4 hari sebelum dan sesudah ruam muncul. Siapa saja yang membantu dalam
pengobatan virus ini harus sudah divaksinasi atau telah terserang campak sebelumnya.

Campak merupakan salah satu penyakit yang dapat diperiksa melalui pemeriksaan


serologi. Pemeriksaan serologi dilakukan untuk mencari antibodi dalam darah. Antibodi
dapat terbentuk saat tubuh terserang infeksi penyakit yang bersumber dari antigen asing,
seperti bakteri, jamur, virus, dan parasit. Saat masuk ke tubuh, sistem imun menyerang
antigen dengan memproduksi antibodi. Tujuannya untuk menempel pada antigen,
kemudian menonaktifkannya. Untuk mendeteksi antigen dan antibodi, diperlukan
pemeriksaan darah yang disebut pemeriksaan serologi. 

Pemeriksaan serologi campak yang ditujukan untuk mendeteksi jumlah antibodi IgG
terhadap campak dalam serum manusia. Pemeriksaan campak IgM dilakukan dengan
menggunakan teknologi chemiluminescence immunoassay (CLIA) untuk penentuan
jumlah antibodi IgM spesifik terhadap virus campak dalam serum manusia. 

J. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan campak (measles) atau rubeola pada orang yang imunokompeten adalah
hanya suportif saja.
Terapi Suportif

Pada anak yang sehat umumnya gejala campak dapat sembuh sendiri. Pengobatan yang
diberikan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi,
antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikonvulsi jika terdapat kejang dan
pemberian vitamin A.

K. DIAGNOSA

Kerusakan integritas kulit b.d infeksi virus morbili d.d ruam di seluruh tubuh dan kulit gatal

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Reaksi inflamasi d.d Bercak koplik pada mukosa bukalik

Anda mungkin juga menyukai