Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Pada pembahasan ini akan membahas kesenjangan antara teori dan kasus
yang kami dapati pada saat pengambilan data pada pasien antara lain :
1. Hipertermi
Pada saat pengkajian di dapatkan pasien mengeluh demam sejak 2 hari
sebelum masuk Rumah Sakit disertai ketidakmampuan menggerakan anggota
tubuh sebelah kanan dan saat pengkajian didapakan klien mengeluh demam dan
suhu tubuh pasien mencapai 38,5 o C.
Etiologi, faktor resiko, memicu respon inflamasi menyebabkan release zat
pirogen kemudian merangsang set poin di hipotalamus sehingga meningkatkan
suhu tubuh hingga suhu tubuh meningkat diatas normal menyebabkan hipertermi
Demam sangat sering setelah kerusakan otak akut dan suhu otak secara
signifikan lebih tinggi dari suhu inti tubuh. Suhu inti tubuh mungkin meremehkan
suhu otak, terutama fase saat suhu memiliki dampak terbesar pada sistem saraf
pusat (PSP).
2. Hipertermi pada pasien infark serebri dapat mengubah struktur dan fungsi otak.
Peningkatan suhu tubuh dalam 24 jam pertama merupakan kunci kerusakan otak
yang lebih besar, pada stroke iskemik daerah hipoperfusi yang secara fungsional
terganggu tetapi potensial untuk kembali, yaitu daerah penumba iskemik. Suhu
tubuh sangat mempunyai peran yang bermakna pada daerah penumbra ini.
Hipertermi meningkatkan laktat asidosis yang mempercepat kematian neuron.
Melihat pentingnya proses pengkajian suhu tubuh sangat penting untuk
penderita stroke akut maka perawat diruangan mawar perlu memonitor dengan
hati-hati keadaan umum pasien, fungsi otak, EKG, saturasi oksigen, tekanan darah
dan suhu tubuh secara terus-menerus selama 24 jam setelah serangan stroke, serta
meminimalkan lingkungan yang panas.

Anda mungkin juga menyukai