Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS YURIDIS PEMILIHAN HUKUM DALAM HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH HUKUM PERDATA INTERNASIONAL


MH MIL IX STHM

KELOMPOK 4 :

1. Teteg Budhi. W, S.H. NIM : 20090004


2. Ary Wibowo, S.H. NIM : 20090012
3. Feby Desry, S.H. NIM : 20090024
4. Danang Setiyadi, S.H. NIM : 20090025
5. Benaya Hendriawan, S.H. NIM : 20090031
6. Osbernadus Sirait, S.H. NIM : 20090035
7. Pitri Indrianingtyas, S.H. NIM : 20090040

Jakarta, April 2021


1

PILIHAN HUKUM
DALAM HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Kelompok IV MH Mil Angkatan ke IX

Abstrak
Pilihan hukum adalah sebuah norma yang berlaku dalam Hukum Perdata Internasional yang
bertujuan untuk memberikan penyelesaian permasalahan Hukum Perdata Internasional.
Masalah muncul ketika pemilihan dan menjalankan Pilihan Hukum yang sudah dipilih atau
ditentukan oleh hakim dalam memutus permasalahan yang ada. Artikel ini memberikan
gambaran mengenai Pilihan Hukum dalam Hukum Perdata Internasional guna memberikan
kepastian hukum bagi para pihak yang saling berkaitan. Dan teori-teori dalam Pilihan Hukum
memberikan petunjuk bagi kita bagaimana potensi masalah dan penyelesaian yang dapat
ditemukan dan di selesaikan dengan teori-teori yang ada pada Pilihan Hukum.

Kata – kata Kunci : Pilihan Hukum; Kepastian Hukum; Macam-macam Pilihan Hukum.

Abstract
Legal Options are norms applies in International Private Laws which aims to give a
settlement for problems at International Private Law. Matters come up when choosing and
run Legal Options which already chose or determined by the judge to resolve problems that
occurs, this article give description about Legal Options in International Private Laws to give
legal certainty for the all of the parties which are connected. Theories in International Private
Laws gave us clues what kind of potential problems and how to end it which can be found
and resolve with the theories in Legal Options.

Keywords : Choice of Laws; Legal Certainty; Variety of Legal options


2

PENDAHULUAN

Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan peraturan dan putusan hukum yang
menentukan hukum mana yang berlaku dalam hal terjadinya sengketa antara dua atau lebih
orang dengan kewarganegaraan yang berbeda-beda. 1 Selain pengertian tersebut menurut
Van Brekel mengatakan bahwa Hukum Perdata Internasional adalah hukum nasional yang
ditulis atau diadakan untuk hubungan-hubungan hukum internasional. 2
Sampai pada saat ini di Indonesia belom ada peraturan yang mengatur mengenai
Hukum Perdata Internasional, dalam buku Pokok-pokok Hukum Perdata Internasional Dr,
Sunarti mengatakan bahwa dalam hal persoalan-persoalan yang mengandung unsur asing
seringkali masih diselesaikan dengan menurut cara-cara yang ditentukan oleh Hukum Antar
Golongan.3 Bahwa cara yang digunakan saat ini sebenarnya tidak dapat digunakan untuk
menyelesaikan seluruh permasalahan Hukum Perdata Internasional dengan Hukum Antar
Golongan tinggalan jaman Kolonial Belanda.
Adanya celah atau kekosongan hukum ini mengaikbatkan Hukum Perdata
Internasional yang ada di Indonesia belum dapat berkembang dan masih tertinggal dari
Negara-negara lain seiring dengan kemajuan globalisasi yang berjalan. Di era keterbukaan
informasi dan digitalisasi dapat mempermudah orang untuk mendapatkan sesuatu yang dia
inginkan dari Luar Negeri lewat belanja system daring, maka kita perlu untuk dapat bias
meramu atau membuat Hukum Perdata Internasional Kita sendiri yang bersendikan
Pancasila sehingga dapat melindungi setiap Warga Negara Indonesia dalam menjalankan
aktifitasnya.
Dalam pemberlakukan Hukum Perdata Internasional terdapat sebuah norma yaitu
Pilihan Hukum, Pilihan Hukum atau Rechtskeuze merupakan istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan Pilihan Hukum. 4

PEMBAHASAN
Pilihan Hukum merupakan suatu ajaran yang paling penting, karena dengan demikian
kita menyinggung salah satu pokok persoalan utama dari seluruh hukum perdata, yaitu
kehendak manusia dalam hukum, 5 Pilihan Hukum sekarang sudah umum diterima dan
bahwa dalam keterikatan para pihak dapat menentukan sendiri hukum apa yang akan
mereka terapkan dalam perikatan yang mereka lakukan dan menghormati pilihan hukum
tersebut. Bahwa dalam Pilihan Hukum yang paling berperan adalah Free Will dari para pihak
dalam mengatur diri meraka sendiri yang menurut mereka baik adanya, sehingga jika
kedepannya menemui persoalan akan secara cepat dapat menenmukan solusi atas
persoalan yang ada lewat pilihan hukum yang mereka pilih.
1
Wikipedia, Hukum Pedata Internasional, https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_perdata_internasional#:~:text=Hukum
%20perdata%20internasional%20adalah%20keseluruhan,dengan%20kewarganegaraan%20yang%20berbeda%2Dbeda.
Diakses tanggal 6 April 2021, Pukul 08.27 Wib.
2
Dr.C.F.G.Sunaryati Hartono,S.H., Pokok-Pokok Hukum Perdata Internasional, Jakarata, 1976, hlm 8.
3
Ibid, hlm 38
4
Prof. Dr.Sudargo Gautama, S.H., Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia, Jakarta 2020, hlm 168
5
Ibid, hlm 169
3

Namun meskipun memilih hukum mana yang akan digunakan dengan sesukanya,
para pihak juga di batasi dalam menentukan pilihan mereka dengan tidak boleh melanggar
Ketertiban Umum sehingga para pihak dapat sewenang-wenang menentukan pilihan mereka.
Bahwa dalam Ketertiban Umum dalam Hukum Perdata Internasional adalah sebagai alat
yaitu rem darurat yang dapat digunakan untuk menghentikan diperlakukannya Hukum Asing,
Ketertiban Umum menjaga bahwa hukum yang telah dipilih oleh para pihak adalah tidak
bertentangan dengan sendi-sendi hukum dan masyarakat.
Adapun atas pilihan para pihak akan muncul akibat dari sebab yang mereka
timbulkan, dalam prakteknya Pilihan Hukum dibebadan menjadi 4 macam jenis yang bias
digunakan oleh para pihak, yaitu Secara tegas, Secara Diam-Diam, Secara Dianggap, dan
Secara Hipotesis.6

Pilihan Hukum Secara Tegas


“This Contract will be govern by the laws of Republic of Indonesia” 7 merupakan salah
satu contoh atau bentuk bahwa para pihak memilih sebuah jenis hukum yang mengatur
mereka dalam perikatan yang mereka lakukan. Bahwa memang menurut pendapat kami
demi menjaga asas kepastian hukum maka perlu dalam sebuah perikatan disebutkan secara
tegas hukum mana yang akan berlaku dalam menyelesaikan persilisihan para pihak, makan
dengan itu tidak membuat penyelesaian perkara mandeg ataupun tertunda sehingga dapat
menghemat waktu, tenaga dan biaya.

Pilihan Hukum Secara Diam-Diam


Macam dari Pilihan Hukum yang kedua adalah memilih hukum yang akan
diberlakukan secara diam-diam dengan kita atau hakim menyimpulkan sendiri dari isi dan
bentuk perikatan yang terjadi. Dengan contoh dalam kontrak antara penjual Eropa dan
pembeli Pribumi dengan akte Notaris maka harus dipakai syarat-syarat BW di dalam kontak
tersebut.8 Pada Pilihan Hukum secara diam-diam ini sangatlah tergantung pada sudut
pandang Hakim dalam memaknai perikatan yang telah dilakukan karena dari para pihak
sendiri dengan kesadaran maupun tidak sadar memang tidak ada niatan untuk memilih
hukum yang mereka gunakan.

Pilihan Hukum Yang Dianggap


Pilihan Hukum ini merupakan sebuah asumsi saja atau rechtsvermoeden bahwa
hakim menerima pilihan hukum dari sebuah perikatan berdasarkan dugaan-dugaan hukum
belaka.9 Bahwa dalam pilihan ini memang tidak ada unsur keikhlasan dari para pihak karena
tidak bisa memilih hukum mana yang akan dipilih karena tidak diberikan kesempatan oleh
salah satu pihak.
6
Ibid, hlm 173
7
Prof. Dr.Sudargo Gautama, S.H., loc.cit.
8
Ibid, hlm 178
9
Ibid, hlm 179
4

Pilihan Hukum Secara Hipotesis


Bahwa pada pilihan ini bercirikan utama bahwa para pihak memang tidak memiliki
kemauan ataupun keinginan untuk memilih hukum mana yang akan diberlakukan meskipun
ada kesempatan untuk memilih. Hakimlah yang memilih hukum mana yang akan dipilih
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, dan hukum yang dipilih merupakan hukum
yang memberikan hasil yang terbaik bagi para pihak. 10
Dalam prakteknya Pilihan Hukum ini sendiri menimbulkan perbedaan pendapat bagi
banyak kalangan dan membaginya menjadi dua kelompok besar yaitu antara yang Pro atau
setuju dan yang Kontra atau yang menolak memberlakukan Pilihan Hukum, bahwa dalam
berpendapat mengenai Pilihan Hukum antara yang setuju dan tidak setuju mempunyai
alasannya masing-masing yaitu :

Alasan- Alasan Yang Pro Dengan Pilihan Hukum


Yang pertama adalah Bersifat Falsafah Mereka yang setuju dengan Pilihan Hukum
menyatakan berdasarkan wisddogma yang bersifat suci yang menjadi perhatikan dalam
menentukan jalan hukumnya.11 Kedua Bersifat Praktis karena Pilihan Hukum adalah cocok
sekali untuk mengetaui hukum mana yang paling berguna dan bermanfaat. 12 Ketiga adalah
alasan Kepastian Hukum bahwa para pihak dari permulaan hubungan mereka sudah dapat
memastikan hukum mana yang akan berlaku untuk perikatan tersebut. 13 Dan alasan yang
terakhir adalah alasan Kebutuhan Hubungan Lalu Lintas Internasional yaitu para pihak dapat
menentukan sendiri dan mengetahui sendiri secara pasti dari semula huku mana yang
mengatur hak dan kewajiaban mereka. 14

Alasan-Alasan Yang Kontra Dengan Pilihan Hukum


Pertama alasan circulus virtuous bahwa alasan ini mengemukakan alasan bahwa
pada kebebasan pemilihan hukum sendiri oleh para pihak kedalam lingkaran setan bahwa
hukum yang akan digunakan digantukan dalam Pilihan Hukum, bahwa seharusnya Pilihan
Hukum muncul ketika sudah memilih hukum yang telah dipilih. 15 Alasan kedua hukum intern
memaksa maka hukum internasional juga harus memaksa yang dimaksukan bahwa corak
dari system hukum intern sebuah Negara juga harus bercorak sama dengan hukum
internasional yang akan digunakan. 16 Ketiga yaitu alasan tidak adanya hubungan dengan
hukum yang dipilih, bahwa kita diberikan keleluasaan dalam menentukan hukum yang akan
digunakan maka kaidah-kaidah hukum yang tergantung juga harus diterapkan dan bahwa

10
Ibid, hlm 181
11
Ibid, hlm 183
12
Prof. Dr.Sudargo Gautama, S.H., loc.cit.
13
Ibid, hlm 184
14
Prof. Dr.Sudargo Gautama, S.H., loc.cit.
15
Ibid, hlm 185
16
Ibid, hlm 186
5

pilihan hukum hanya boleh digunakan dalam batas-batas tertentu. 17 Alasan yang terakhir
adalah alasan pilihan hukum merupakan perbuatan asocial yaitu pilihan hukum
memperbolehkan para pihak ini seolah-olah berada di luar dan di atas peraturan hukum dan
terhadap alasan ini kebebasan untuk memilih hukum tidak tanpa batas. 18

Contoh Kasus

KESIMPULAN

Bahwa dapat kami simpulakan bahwa Pilihan Hukum dalam Hukum Perdata
Internasioanl merupakan hal yang esensian dan tidak bias dihilangkan, karena dalam hal ini
sebuah perikatan mempunyai kepastian hukum dengan cara memililih pilihan hukum yang
akan diterapkan. Dari macam pilihan hukum yang ada kami lebih memilih macam pilihan
hukum yang ditentukan secara tegas, dikarenakan jika terjadi sengketa dapat langsung
diketahui cara menyelesaikannya dan dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya serta
hakimpun dengan cepat dapat langsung memberikan pikirannya dalam menyelesaikan
perkara tersebut dan tidak membuang waktu lagi untuk menentukan hukum mana yang akan
digunakan.

17
Prof. Dr.Sudargo Gautama, S.H., loc.cit
18
Ibid, hlm 187
6

DAFTAR PUSTAKA
1. Dr.C.F.G. Sunaryati Hartono, S.H..1976. “Pokok-Pokok Hukum Perdata Internasional”.
Jakarta: Putra Abardin.
2. Prof. Dr. Sudargo Gautama, S.H.. 2020. “Pengantar Hukum Perdata Internasional
Indonesia”. Jakarta: Binacipta.
3. Wikipedia. 2020. “Hukum Perdata Internasional”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_perdata_internasional#:~:text=Hukum%20perdata
%20internasional%20adalah%20keseluruhan,dengan%20kewarganegaraan%20yang%20berbeda
%2Dbeda. Tanggal 6 April 2021 pukul 08.27 Wib.

Anda mungkin juga menyukai