Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di

dalam plasma (hiperusemia : >7 mg/dl). Adanya penurunan ekskresi asam urat.

Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

berlebihan dan penurunan ekskrsi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki

maupun wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai laki-laki.

Dikatakan bahwa kemungkinan arthritis gout menyerang laki-laki adalah 1 sampai

3 per 1.000 laki-laki sedangkan pada wanita adalah 1 per 5.000 wanita. Arthritis

gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada sendi. Nyeri

tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak

nyamanan secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri

dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman

masa lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan

seseorang untuk beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan

(Suratun, 2008).

Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang

akan mengganggu proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka

morbiditas dan mortalitas, untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif

untuk meminimalkan nyeri yang dialami oleh pasien. Secara garis besar ada

dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan

manajemen non farmakologi. Salah satu cara untuk menurunkan nyeri pada

1
pasien gout secara non farmakologi adalah diberikan kompres hangat pada

area nyeri. Sehingga Perawat harus yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri

dengan kompres hangat dilakukan dengan cara yang aman (Brunner, 2002).

Perawat komunitas sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional yang

berhubungan langsung dengan klien dan keluarganya dalam hal ini penderita

atau resiko tinggi gout, memiliki peran penting terhadap prevalensi,

morbiditas dan mortalitas gout. Perawat komunitas memiliki tanggung jawab

terhadap derajat kesehatan komunitas dan mengimplementasikan peran dan

fungsinya melalui aktifitas promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Sehingga seorang perwat harus mampu memberikan asuhan keperawatan

yang tepat dan kontrahensif yang meliputi pengkajian untuk menegagkan

diagnosa masalah keperawatan, perencanaan dan tindakan keperawatan,

sampai mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada masalah utama gout

(Lukman dkk, 2009).

Berdasarkan World Health Organization WHO Prevelensi asam urat

(gout) di Amerika Serikat sekitar 13,6 kasus per 1000 laki-laki dan 6,4 kasus

per 1000 perempuan.pervelensi ini berbeda di tiap negara, berkisar antara

0,27% di Amerika hingga 10,3% selandia baru. Peningkatan insidens gout

dikaitkan dengan peruubahan pola diet dan gaya hidup, peningkatan kasus

obesitas dan sindrom metaboli. Kejadian hiperurisemia di indonesia banyak

terjadi pada suku Minahasa dan Tapanuli, karena mereka banyak yang

mengonsumsi alkohol dan ikan. sedangkan di JawaTengah Prevalensi

2
penderita gout hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% yang bervariasi pada

berbagai populasi. Sedangkan prevalensi gout juga bervariasi antara 1-15,3%.

Kasus kejadian gout di indonesia mencapai 65% dan di jawa tengah

mencapai 35,7%, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Kartasura mencapai

23% pada bulan Maret-April 2015 mencapai 48 kasus. Yang di bagi dalam

kasus lama sebanyak 3 kasus lama dan 45 kasus baru. Penderita yang

mengidap asam urat antara perempuan lebih banyak di bandingkan laki-laki

(Depkes, 2011).

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Laporan ini disusun bertujuan untuk mengetahui asuhan


keperawatan keluarga pada keluargan Tn.H dengan masalah utama asam
urat (gout) pada Ny. J didesa Wombo Induk, Kec.Tanantovea,
Kab.Donggala

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian secara langsung pada keluarga Tn.H

khususnya Tn.H

b. Merumuskan masalah dan menegakkan diagnosa keperawatan

keluarga pada keluarga Tn.H khususnya Tn.H

c. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa pada keluarga

Tn.H khususnya Tn.H

d. Melaksanakan implementasi/tindakan keperawatan pada keluarga Ny.I

e. Mengevaluasi asuhan keperawatan keluarga pada klien penderita gout.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Asam Urat

Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini  sudah dibahas oleh
Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai
penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan,
anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar
kemungkinan berhasil.

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam


urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam


urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).

Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang


berhubungandengan defek genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia.
(Brunner &Suddarth. 2001;1810).

Artiritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristalasam urat di
daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Jadi, Gout atau
sering disebut ³asam urat´ adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. Klasifikasi Asam Urat

Gout terbagi atas 2 yaitu :

a.  Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,


dimanameningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang disintesis
dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat langsung dari
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi
asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau

4
gangguan ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya
karena kelainan genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim
HGPRT (hypoxantin guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan
aktifitas enzim PRPP (phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat
diidentifikasi hanya 1 % saja

b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan


purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada pasien
leukemia Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit lain atau pemakaian
obat tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya jelas
diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena produksi yang berlebihan
atau penurunan ekskresi asam urat di urin.

C. Etiologi Asam Urat

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya


deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.

Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :

- Faktor  genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebab kan asam
urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
- Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi,gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat seperti :
aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid dan
etambutol.
- Pembentukan asam urat yang berlebih
- Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana
penyakit lain, seperti leukimia.
- Kurang asam urat melalui ginjal

5
- Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena
kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
D. Patofisiologi Asam Urat

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan


berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah
produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam
urat dapat diterangkan sebagai berikut:

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan
(salvage pathway).

1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:
5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase
(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida
purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.

2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa


purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak
melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin,
guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor
nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:
hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin
fosforibosiltransferase (APRT).

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi
secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal.
Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron
distal dan dikeluarkan melalui urin

E. Manifestasi Klinis Asam Urat

6
Manisfestasi  sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan rekuren
inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang
menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta
kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam
traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :

1.      Hiperutisemia asimtomatik

2.      Artiritis gout yang kronis

3.      Gout interkritikal

4.      Gout tofaseus yang kronik

Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak
diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95
persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya
sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi
sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada
priahiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia
remaja.

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-


tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan
lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah
putihmeningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun
yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka
sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat
terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.
Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari
walaupun tanpa pengobatan.

Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan


dari suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi
urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-
kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi

7
serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
(endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi
asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi
peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses
pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat
merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon
fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat
tersebut maka respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon
peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam
urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan
memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari
serum.

Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter
kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik
timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri,
kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan
berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta
gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut
relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat
serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa
olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa
infrapatella dan helix telinga.

Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid


nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian
mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat
terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout
ditangani secara memadai.

F.  Pemeriksaan Penunjang Asam Urat

1. Pemeriksaan Laboratorium

1)   Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.

8
2)   Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu
cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.

3)   Pemeriksaan darah lengkap

4)   Pemeriksaan ureua dan kratinin

a.    kadar  ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl

b.   kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

2.  Pemeriksaaan fisik

G. Diagnosa

Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism


Association (ARA), yaitu: 

1. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi


2. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,
3. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
a. Inflamasi maksimum pada hari pertama
b. Serangan artritis akut lebih dari 1 kali
c. Artritis monoartikular
d. Sendi yang terkena bewarna kemerahan
e. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1
f. Serangan pada sendi tarsal unilateral
g. Adanya tofus
h. Hiperurisemia
i. Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris
j. Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi
k. Kultur bakteri cairan sendi negative

9
H. Penalaktasanaan Medis dan Keperawatan

1.    Pengobatan Fase akut

Kolkisin merupakan obat pilihan untuk mengatasi artritis gout


akut. Obat ini mempunyai efek penghambat motilitas dan asadesi netrofil,
mengurangi pelepasan eikasinoid, PGE2, dan LTB4 oleh monosit dan
netrofil dengan cara menghambat fosfolipase-A2, mengubah kemotaksis
fagosit. Kolkisin diberikan 0,5mg/jam sampai tercapainya perbaikan nyeri
dan inflamasi, atau timbul toksisitas gastrointestinal seperti muntah dan
diare, atau tercapai dosis maksimal per hari 8 mg. Pada orang dengan
gangguan fungsi ginjal kolkisin harus diturunkan.

2.    Pengobatan hiperurisemia

Diet rendah purin memegang peranan penting. Obat yang dapat


menurunkan kadar asam urat darah dibagi dua, yaitu golongan urikosurik
dan golongan penghambat xantine-oksidase. Obat golongan urikosurik yang
penting adalah probenesid. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
reabsorpsi asam urat di tubulus secara kompetitif, sehingga eksresi asam
urat melalui ginjal ditingkatkan. Dosis awalnya adalah 0,5mg/hari dan
secara berkala dapat ditingkatkan menjadi 1-3 mg/hari dalam dosis terbagi
2-3 kali sehari. Obat golongan ini tidak boleh diberikan bila produksi urin
kurang dari 1400ml/24 jam. Pemberian ini dikontraindikasikan bila terdapat
produksi dan eksresi asam urat berlebih, riwayat batu ginjal, volume urin
berkurang, dan hipersensitif terhadap probenesid.

Obat golongan inhibitor xantine-oksidase (alopurinol) merupakan


obat yang poten untuk mencegah konversi hipoxantine dan xantin menjadi
asam urat. Akibatnya kadar kedua zat tersebut akan meningkat dan akan
dibuang melalui ginjal.

Indikasi pemberian alopurinol adalah:

1.      Penderita yang tidak memebri respon adekuat terhadap gol.


Urikosurik, misalnya pada gg. Fungsi ginjal.

2.       Penderita yang hipersensitif terhadap gol.urikosurik

3.      Penderita dengan batu urat di ginjal.

10
4.      Penderita dnegan tofus yang besar, yang memerlukan perawatan
kombinasi alopurinol dengan urikosurik.

5.      Hiperurisemia sekunder karena penyakit mieloproliperatif, dapat


diberikan alupurinol sebelum pemberian sitostatika.

Dosis rata-rata 300mg/hari, tetapi pada orang tua dan penderita dengan GFR
di bawah 50m/menit, dapat dimulai dnegan dosis 100mg/hari.

3.    Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal

Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal,


gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar
10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat
pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam,
kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.

Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan


bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari
penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada
duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan
gangguan ginjal kronik.

I. Komplikasi

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis danulkus


peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti
inflamasinonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease
modifyingantirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab
morbiditas danmortalitas utama pada arthritis rheumatoid

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga


sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungandengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis.

11
J. Asuhan  Keperwatan Pada Klien Asam Urat

a. Pengkajian Identitas Klien


b. Anamnesa
 Identitas Klien
 Riwayat kesehatan klien
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Riwayat kesehatan keluarga
 Head to toe terdiri dari:

Pemeriksaan dilakukan mulai dari kepala sampai kaki (menggunakan Data


fokus) dengan menggunakan teknik inspeksi (gerakan dada yang tidak
simetris), palpasi (terdapat getaran yang tidak simetris), perkusi, dan
auskultasi

c. Pemeriksaan penunjang  

1.    Pemeriksaan Laboratorium

-   Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.

-   Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa


yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.

-   Pemeriksaan darah lengkap

-   Pemeriksaan ureua dan kratinin

2.   kadar  ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl

3.    kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

d. Diagnosa  Keperawatan

1.      Nyeri behubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout


ditandai dengan pasien mengunkapkan ketidak nyamanan, merintih,melindungi sisi
yang sakit, meringis

Tujuan Intervensi Rasional

12
Nyeri berkurang 1.      Pantau kadar asam 1.untuk mengevaluasi
urat serum
keekfetifan terapi

2.      Berikan istirahat dengan


kaki ditnggikan dan berikan 2.Peninggian dan
kantung es. pemberian kantung
dingin membantu
mengurangi bengkak.

3.      Berikan obat anti gout 3.Obat anti gout


yang diresepkan dan bekrja dengan
evaluasi menghambat rabsorsi
keefektipannya. asam urat di tubulus
ginjal

4.      Berikan pasien untuk


minum 2 ± 3 liter cairan
setiap hari dan
meningkatknmasukan
makanan pembuatan
alkalin

13
2.      Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah.

Tujuan Intervensi Rasional

Pasien dan keluarga dapat·     Jelaskan pada pasien ·      Memberikan


memahami penggunaan tentang asal mula pengetahuan pasien
obat dan perawatan penyakit sehingga pasien dapat
dirumah.Kriteria : menghindari terjadinya
serangan berulang.
· Pasien dan keluarga
menunjukkan ·      Berikan Jadwal obat ·      Penjelasan ini dapat
pemahaman tentang yang harus di gunakan meningkatkan koordinasi
kondisi prognosis dan meliputi nama obat, dan kesadaran pasien
perawatan. dosis, tujuan dan efek terhadap pengobatan
samping yang teratur.
· Mengembangkan
rencana untuk perawatan
diri, termasuk modifikasi
gaya hidup yang
konsisten dengan
mobilitas dan atau .
pembatasan aktifitas.

14
3.      Gangguan mobilitas fisik burhungan dengan nyeri persendian

Tujuan Intervensi Rasional

Pasien dapat ·     Evaluasi pemantauan ·     Tingkat aktifitas /


meningkatkan aktifitas tingkat inflamasi atau latihan tergantung dari
sesuai kemampuan. rasa sakit pada sendi. perkembangan atau
Kriteria: resolusi dan proses
·     Pertahankan istirahat inflamasi
· Pasien dapat tirah baring/duduk jika
mempertahankan fungsi diperlukan. Jadwal ·     Istirahat yang sistemik
posisi dengan tidak aktifitas untuk selama eksaserbasi akut
adanya pembatasan memberikan periode dan seluruh fase penyakit
kontraktur. istirahat yang terus yang penting untuk
menerus dan tidur malam mencegah kelelahan,
· Pasien dapat hari yang tidak mempertahankan
mempertahankan atau terganggu. kekuatan.
meningkatkan kekuatan
dan fungsi dari ·     berikan lingkungan ·     Menghindari cedera
kokompensasi bagian yang aman misalnya akibat kecelakaan atau
tubuh. menggunakan pegangan jatuh
tangga pada bak atau
· Pasien dapat pancuran dan toilet
mendemonstrasikan
tehnik atau perilaku yang
memungkinkan
melakukan aktfitas

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.I DUSUN III DESA


WOMBO INDUK, KEC.TANANTOVEA, KAB.DONGGALA

A. PENGKAJIAN UMUM
1. IDENTITAS KLIEN :
Nama : Harilah
Jenis kel. : Laki-laki
Umur : 90 tahun
Suku : Kaili
Pendidikan : SR (Sekolah Rakyat)
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tgl pengkajian : 2 Februari 2020
Alamat : Dusun II Desa Wombo Induk ,Kec.
Tanantovea, Kab. Donggala
Status kesehatan saat ini : Asam urat

Keluhan utama sekarang PQRST(Provocative Quality Region Scale Timmin) :


Klien mengatakan merasakan nyeri pada pergelangan kaki kiri, nyeri
dirasakan seperti menusuk serta kesemutan dan keram ketika berjalan, klien
merasa lemah dan nyeri pada kaki ketika berjalan sekitar 1 tahun lalu, Nyeri
selalu dirasakan ketika berjalan dan ketika kaki dan lutut ditekan sehingga klien
berjalan pelan-pelan. Daerah nyeri dirasakan pada pergelangan kaki kiri dan
lutut sehingga klien sulit meluruskan kedua kaki sendiri. Skala nyeri 6

Riwayat Kesehatan dahulu :


Tidak memilki riwayat kesehatan masalalu
Riwayat kesehatan keluarga :

16
Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit ataupun dirawat dirumah
sakit

B. PENGKAJIAN KHUSUS LANSIA


1. Pengkajian Dasar :
a. Kesadaran : Compos mentis
b. Pulse : 88 kali/menit
c. Respirasi : 22 kali/menit
d. Temperatur : 36OC
e. Tekanan darah : 120/80 mmHg
f. BB & Tinggi Badan : 40 kg, 156 cm
g. Pola Istirahat :
Klien mengatakan kadang-kadang tidak nyenyak bila tidur malam
dikarenakan nyeri pada kaki klien, klien tidak pernah tidur siang karena
sulit nyenyak bila siang, klien tidur malam hari dari pukul 21.00 WITA
dan bangun pada pukul 05.00 WITA, klien tidak mengkonsumsi obat
untuk tidur
2. Sistem Persarafan :
a. Kesadaran : Compos mentis
b. Mata :
- Kejelasan melihat : Klien sudah tidak jelas melihat dan
pengelihatan sudah kabur, klien memakai alat bantu kacamata
untuk melihat
- Katarak : Klien tidak mengalami katarak
- Pupil : Mengecil bila terkena cahaya
c. Sensori (lihat, dengar, bau, rasa, sentuh) :
- Lihat :Pengelihatan klien sudah mengalami
penurunan

17
- Dengar :Pendengaran klien sudah mengalami
penurunan dan perlu berkali-kali pengucapan untuk dapat
didengar dengan baik
- Bau : Penciuman klien dalam keadaan baik
- Rasa : Pengecapan klien dalam keadaan baik
- Sentuh :Tidak mengalami gangguan
rangsang sentuh
d. Ketajaman pendengaran :
Pendengaran klien sudah mengalami penurunan dan perlu berkali-
kali pengucapan untuk dapat didengar dengan baik
e. Adanya rasa sakit atau nyeri yang dirasakan :
Klien merasakan nyeri tekan pada pergelangan kaki kiri dan lutut
3. Sistem Kardiovaskuler
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Sakit : Tidak sakit
c. Edema : Tidak ada
4. Sistem Gastrointestinal
a. Anoreksia, mual, muntah : Klien tidak mengalami anoreksia, mual,
maupun muntah
b. Mengunyah, menelan : Klien tidak mengalami gangguan
mengunyah dan menelan
c. Keadaan gigi, rahang,rongga mulut : Gigi klien tinggal 2, rahang
dan rongga mulut bersih
d. Perut kembung ada pelebaran kolon : Perut klien tidak kembung
e. Apakah ada konstipasi(sembeli), diare : klien tidak mengalami
konstipasi
5. Sistem Genitouronaria
a. BAK : Klien BAK 2 Kali sehari dan tidak merasa nyeri saat
BAK, klien tidak mengkonsumsi obat untuk melancarkan BAK.
b. Klien tidak mengalami gangguan BAK

18
6. Sistem Kulit :
a. Kulit
- Tidak ada jaringan parut, tidak ada memar maupun laserasi
- Tidak ada perdarahan, tidak ada luka bakar, tidak ada dekubitus
- Turgor(kekenyalan kulit) : Kulit tidak kenyal karena faktor
usia
b. Keadaan kuku : Bersih
c. Keadaan rambut : Kulit kepala bersih, rambut beruban
7. Sistem Muskuloskeletal :
a. Kontraktur
- Ketidak edekuatnya gerakan sendi : gerakan sendi pada
pergelangan kaki dan lutut terbatas
b. Tingkat mobilitas
- Ambulasi dengan alat atau tanpa bantuaan : Tanpa bantuan
- Kekuatan otot : Otot kaki lemah
- Kemampuan melangkah atau berjalan : Terbatas karena
terasa nyeri ketika berjalan
c. Paralisis (Kelumpuhan) : Klien tidak mengalami kelumpuhan
d. Kifosis : Tidak bongkok

19
C. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN
No. Kriteria Dengan Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan 10 Frekuensi : 3 kali/hari
Jumlah : 
3 porsi/hari
Jenis :
nasi,lauk,sayur
2 Minum 10 Frekuensi : sering
Jumlah : 3
gelas/hari
Jenis : air putih
3 Berpindah dari kursi roda - - Klien tidak
ketempat tidur atau menggunakan kursi
sebaliknya roda
4 Personal Toilet (cuci muka, 10 Klien cuci muka,
menyisir lambut, gosok gigi) menyisir rambut, gosok
gigi sendiri
5 Keluar masuk toilet (mencuci 10 Klien ke toilet tidak
pakaian,menyeka menggunakan alat
tubuh, menyiram) bantu jalan, klien
mencuci pakaian
dibantu keluarga
6 Mandi 10 Frekuensi : 2 kali/hari
7 Jalan dipermukaan rata 10 Klien berjalan tidak
begitu jauh
8 Mengenakan pakaian 10 Klien dapat
mengenakan pakaian
sendiri
9 Kontrol Bowel (BAB ) 10 Frekuensi : 1
kali/minggu
10 Kontrol bladder (BAK) 10 Frekuensi : 2

20
kali/hari
11 Naik turun tangga 5 Klien naik turun tangga
di bantuan keluarga
12 Olahraga / latihan 5 Klien hanya tinggal
dalam rumah
13 Rekreasi / pemanfaatan 5 Klien hanya duduk
waktu luang dalam rumah

Dari hasil pengkajian fungsional klien, nilai yang didapat adalah 90 ,


ini berarti klien masih tergolong Ketergantungan.

D. PENGKAJIAN STATUS MENTAL

1) Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short


Portable Mental Status Questioner(SPMSQ).
No Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa sekarang ? √
2. Hari apa sekarang ? √
3. Apa nama tempat ini ? √
4. Dimana alamat anda ? √
5. Berapa umur anda ? √
6. Kapan anda lahir ? (minimal tahun lahir) √
7. Siapa presiden Indonesia sekarang ? √
8. Siapa presiden Indonesia Sebelumnya ? √
9. Siapa nama ibu anda ? √
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka √
baru, semua secara menurun

Score Total =

Benar = 5

Salah = 5

Intrepretasi hasil :

Klien memperoleh hasil benar 5 dan salah 5, ini berarti klien mengalami
Kerusakan Intelektual Ringan

21
E. PENGKAJIAN ASPEK KOGNITIF (PENGETAHUAN)

Pemeriksaan yg dilakukan untuk menilai status mental pasien dengan


tujuan utuk mengetahui bagaimana orientasi waktu dan tempat,Pengujian memori
jangka pendek dan jangka panjang, berhitung, kemampuan bahasa, dan
kemampuan konstruksional dengan menggunakan Mini Mental Status Exsam
( MMSE ) yang meliputi

Orientasi, Registrasi, Perhatian, Kalkulasi, Mengingat kembali, Bahasa


No Aspek Kognitif Nilai Nilai Kriteria
Maksimal Klien
1 Orientasi 10 5 Menyebutkan dengan benar :

a.Tahun (salah/ (-) )

b.Musim (benar/ (+) )

c.Tanggal (salah/ (-) )

d.Hari (salah/ (-) )

e.Bulan (salah/ (-) )

Dimana kita sekarang ?

f.Negara (benar(+) / tahu) 

g.Propinsi (benar(+) / tahu)

h.Kabupaten/Kota (benar (+) /tahu)

i.Kecamatan (salah (-) /tidak tahu) 

22
j.Desa (benar (+)/Wombo)
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek(oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-masing
obyek(benda).Kemudian tanyakan kepada
klien ke-3 obyek tadi untuk disebutkan :

a.Objek : kunci ( (+)/benar)

b.Objek : meja ( (+)/benar )

c.Objek : dinding ( (+)/benar )


3 Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai dari angka 100
kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat :

a. 93 ( (+)/benar )

b. 86 ( (+)/benar )

c. 79 ( (-)/salah)

d. 72 ( (-)/salah)

e. 65 ( (-)/salah)
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
objek pada no.2(Registrasi) tadi. Bila
benar, 1 poin untuk masing-masing objek

Klien dapat mengulangi semua objek


pada no.2 (Registrasi)
5 Bahasa 5 5 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien

a. Misalnya : Jam tangan

Klien ditunjukan benda jam tangan


dan klien tidak mengetahui

b. Minta klien untuk mengulangi kata


berikut : tak ada, Jika, dan, atau, tetapi.
Bila benar, nilai 1 poin

23
Klien dapat mengulangi kata-kata
tersebut

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 4 langkah :

c.Ambil selembar kertas

Klien dapat mengambil selembar kertas

d.Letakkan kertas di tangan anda

Klien meletakkan kertas pada tangan


kiri

e.Lipat dua

Klien tidak dapat melipat kertas

f.Taruh di lantai

Klien meletakkan ketas dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai
1 poin :

g.Tutup mata Anda

Klien dapat menutup mata

Perintahkan kepada klien untuk menulis


satu kalimat dan menyalin gambar

h.Tulis satu kalimat

Klien tidak mampu menulis

i.Menyalin gambar

Mis :

24
Klien tidak mampu menggambar
Total Nilai 30 18

Interpretasi Nilai : Klien memperoleh nilai 18, ini berarti klien mengalami
gangguan kognitif

F. PENILAIAN SKALA DEPRESI (GERIATRIC DEPRESSION SCALE)


No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak
1 Apakah Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? √
2 Apakah Anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan √
minat/kesenangan Anda ?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? √
4 Apakah anda sering merasa bosan ? √
5 Apakah anda mempunyai semangat yg baik setiap saat ? √
6 Apakah anda merasa takut sesuatu yg buruk akan terjadi pada √
anda ?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ? √
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya ? √
9 Apakah anda lebih sering di Rumah dari pada pergi keluar dan √
mengerjakan sesuatu hal yg baru ?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya √
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?
11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda sekarang menyenang √

kan ?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat √

ini ?
13 Apakah anda merasa penuh semangat ? √
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? √
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaanya dari √
pada anda ?

Dari hasil penilaian skala depresi ( geriatric depression scale ) diperoleh


hasil jawaban yang sesuai klien memperoleh skor 9, ini menandakan klien
Tidak mengalami depresi

25
G. SKOR NORTON ( UNTUK MENILAI POTENSI DEKUBITUS )
No ITEM SKOR
1 Kondisi fisik umum :

 Lumayan 3

2 Kesadaran :

 Kompos mentis 4

3 Aktifitas :

 Ambulan 4
 
4 Mobilitas :

 Sedikit terbatas 3

5 Inkontinens :

 Tidak 1

SKOR TOTAL 15

Dari hasil penilaian Skor Norton diperoleh hasil klien mendapat skor 15, ini
berarti kemungkinan terjadi decubitus Kecil sekali/Tidak terjadi

26
H. APGAR KELUARGA (UNTUK MENGETAHUI SEBERAPA BESAR
TINGKAT HUBUNGAN KLIEN DENGAN KELUARGA ATAU TEMAN-
TEMANNYA )
N ITEM PENILAIN SELALU KADANG- TIDAK
O KADANG PERNAH
(2)
(1) (0)

1. A : Adaptasi

Saya puas bahwa saya dapat √


kembali pda keluarga (teman- teman)
saya untuk membantu saya pada
waktu mendapat kesusahan
2. P : Parnership

Saya puas dengan cara keluarga

(teman-teman) saya utk √


membicarakan sesuatu dengan saya
dan mengungkapkan masalah dengan

Saya
3. G : Growth

Saya puas bahwa keluarga (teman- √


teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya utk
melakukan aktifitas
4. A : Afek

Saya puas dengan cara


keluarga(teman-teman) saya

27
mengekpresikan afek dan berespon √
terhadap emosi-emosi saya seperti
marah, sedih atau mencintai
5. R : Resolve

Saya puas dengan cara teman-teman √


saya dan saya menyediakan waktu
bersama-sama mengespresikan afek
dan berespon
6. Jumlah 10

Penilaian :

Dari hasil penilaian APGAR, klien memperoleh nilai 10, ini berarti tingkat
hubungan klien dengan keluarga atau teman-temannya UTUH

I. SCRENNINGFAAL (PEMERIKSAAN KERJA ALAT TUBUH


SEBAGAIMANA MESTINYA) FUNGSIONAL REACH (FR) TEST
No. Langkah
1. Minta pasien berdiri disisi tembok dengan tangan direntangkan ke depan
2. Beri tanda letak tangan
3. Minta pasien condong kedepan tanpa melangkah selama 1-2 menit dengan
tangan direntangkan ke depan
4. Beri tanda letak tangan ke-2 pada posisi condong
5. Ukur jarak antara tanda tangan I dan II

Hasil : Klien tidak mampu mengikuti semua intruksi dengan baik, dan usia
90 tahun ini menandakan ada resiko roboh pada klien

28
PENGUMPULAN DATA

1. Tn.H mengatakan merasa nyeri pada pergelangan kaki kiri dan lutut ketika
ditekan
2. Tn.H mengatakan nyeri seperti ditusuk dan merasakan keram serta
kesemutan ketika berjalan
3. Keluarga mengatakan nyeri pada kaki klien sudah sekitar 1 tahun yang lalu
4. Keluarga mengatakan Tn. H menderita asam urat
5. Kekuatan otot ektremitas bawah pada Ny.I mengalami kelemahan
6. Tn. H nampak meringis ketika pergelangan kaki dan lutut ditekan
7. Tn.H nampak tidak mampu berdiri lama karena nyeri pada kaki
8. Tn.H mengatakan nyeri dirasakan disaat kelamaan duduk
9. Hasil tes asam urat pada kamis, 3 februari 2020 : 7,9 mg/dL
10. Tn.H mampu menulis nama dan menggabar walau tidak begitu sama
seperti gambar aslinya
11. Tn. H memakai alat bantu melihat yaitu kacamata
12. Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara pengobatan
penyakit/mengatasi yang diderita Tn.H
13. Keluarga klien tidak mengetahui penyebab penyakit yang diderita Tn.H
14. Keluarga Nampak bingung saat ditanya tentang penyebab penyakit yang
diderita oleh Tn.H
15. Skala nyeri 6
16. TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 88 kali/menit
R : 22 kali/menit

29
S : 36OC
17. Dari hasil pengkajian fungsional klien, nilai yang didapat adalah 120, ini
berarti klien masih tergolong ketergantungan
18. Pada pengkajian status mental, klien memperoleh hasil benar 8 dan salah
2, ini berarti klien mengalami fungsi intelektual utuh
19. Pada pengkajian aspek kognitif klien memperoleh nilai 26, ini berarti klien
tidak mengalami gangguan kognitif
20. Dari hasil penilaian skala depresi ( geriatric depression scale ) diperoleh
hasil jawaban yang sesuai klien memperoleh skor 9, ini menandakan klien
tidak mengalami depresi
21. Dari hasil penilaian skor Norton diperoleh hasil klien mendapat skor 16,
ini berarti kemungkinan terjadi decubitus kecil sekali/tidak terjadi
22. Dari hasil penilaian APGAR, klien memperoleh nilai 10, ini berarti tingkat
hubungan klien dengan keluarga atau teman-temannya UTUH
23. Pada pemeriksaan screnningfaal klien mampu mengikuti semua intruksi
dengan baik dan dari hasil pemeriksaan diperoleh hasil jarak tangan I dan
II adalah 23 cm (8,1 inci), hasil dari klien lebih dari 6 inci dengan usia 81
tahun ini menandakan tidak ada resiko roboh pada klien

30
KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif :

1. Tn.H mengatakan merasa nyeri pada pergelangan kaki kiri dan lutut
ketika ditekan
2. Tn.H mengatakan nyeri seperti ditusuk dan merasakan keram serta
kesemutan ketika berjalan
3. Keluarga mengatakan nyeri pada kaki klien sudah sekitar 1 tahun yang
lalu
4. Keluarga mengatakan Tn.H menderita asam urat
5. Tn.H mengatakan nyeri dirasakan disaat kelamaan duduk
6. Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara pengobatan/mengatasi
penyakit yang diderita Tn.H
7. Keluarga klien tidak mengetahui penyebab penyakit yang diderita
Tn.H

Data Objektif :

1. Kekuatan otot ektremitas bawah pada Tn.H mengalami kelemahan


2. Tn.H nampak meringis ketika pergelangan kaki dan lutut ditekan
3. Tn.H nampak tidak mampu berdiri lama karena nyeri pada kaki
4. Hasil tes asam urat pada kamis, 03 februari 2020 : 7,9 mg/dL
5. Tn.H mampu menulis nama dan menggabar walau tidak begitu sama
seperti gambar aslinya
6. Tn.H memakai alat bantu melihat yaitu kacamata
7. Keluarga Nampak bingung saat ditanya tentang penyebab penyakit
yang diderita oleh Tn.H

31
8. Skala nyeri 6
9. TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 88 kali/menit
R : 22 kali/menit
S : 36OC
10. Dari hasil pengkajian fungsional klien, nilai yang didapat adalah 120,
ini berarti klien masih tergolong ketergantungan
11. Pada pengkajian status mental, klien memperoleh hasil benar 8 dan
salah 2, ini berarti klien mengalami fungsi intelektual utuh
12. Pada pengkajian aspek kognitif klien memperoleh nilai 26, ini berarti
klien tidak mengalami gangguan kognitif
13. Dari hasil penilaian skala depresi ( geriatric depression scale )
diperoleh hasil jawaban yang sesuai klien memperoleh skor 9, ini
menandakan klien tidak mengalami depresi
14. Dari hasil penilaian skor Norton diperoleh hasil klien mendapat skor
16, ini berarti kemungkinan terjadi decubitus kecil sekali/tidak terjadi
15. Dari hasil penilaian APGAR, klien memperoleh nilai 10, ini berarti
tingkat hubungan klien dengan keluarga atau teman-temannya UTUH
16. Pada pemeriksaan screnningfaal klien mampu mengikuti semua
intruksi dengan baik dan dari hasil pemeriksaan diperoleh hasil jarak
tangan I dan II adalah 23 cm (8,1 inci), hasil dari klien lebih dari 6 inci
dengan usia 81 tahun ini menandakan tidak ada resiko roboh pada
klien

32
FORMAT ANALISA DATA

NO. DATA MASALAH

1. DS :

1. Tn.H mengatakan merasa nyeri pada Nyeri akut pada Tn.H


pergelangan kaki kiri dan lutut ketika ditekan
2. Tn.H mengatakan nyeri seperti ditusuk dan
merasakan keram serta kesemutan ketika
berjalan
3. Keluarga mengatakan nyeri pada kaki klien
sudah sekitar 1 tahun yang lalu
4. Keluarga mengatakan Tn.H menderita asam
urat

DO :

1. Tn.H nampak meringis ketika pergelangan


kaki dan lutut ditekan
2. Tn.H nampak tidak mampu berdiri lama
karena nyeri pada kaki
3. Hasil tes asam urat pada senin, 03 februari
2020 : 7,9 mg/dL
4. Skala nyeri 6
5. TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 88 kali/menit
R : 22 kali/menit
S : 36OC

2. DS :

1. Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara Kurang pengetahuan


pengobatan/mengatasi penyakit yang diderita keluarga mengenal
Tn.H masalah Tn.H
2. Keluarga klien tidak mengetahui penyebab

33
penyakit yang diderita Tn.H

DO :

1. Keluarga Nampak bingung saat ditanya


tentang penyebab penyakit yang diderita oleh
Tn.H

34
PRIORITAS MASALAH BERDASARKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut pada Tn.H berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan :

DS :

1. Tn.H mengatakan merasa nyeri pada pergelangan kaki kiri dan lutut ketika
ditekan
2. Tn.H mengatakan nyeri seperti ditusuk dan merasakan keram serta
kesemutan ketika berjalan
3. Keluarga mengatakan nyeri pada kaki klien sudah sekitar 1 tahun yang lalu
4. Keluarga mengatakan Tn.H menderita asam urat

DO :

1. Tn.H nampak meringis ketika pergelangan kaki dan lutut ditekan


2. Tn.H nampak tidak mampu berdiri lama karena nyeri pada kaki
3. Hasil tes asam urat pada senin,03 februari 2020 : 7,9 mg/dL
4. Skala nyeri 6
5. TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 88 kali/menit
R : 22 kali/menit
S : 36OC

2. Kurang pengetahuan keluarga mengenal masalah Ny.I ditandai dengan :

DS :

1. Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara pengobatan/mengatasi


penyakit yang diderita Tn.H
2. Keluarga klien tidak mengetahui penyebab penyakit yang diderita Tn.H

DO :

35
1. Keluarga Nampak bingung saat ditanya tentang penyebab penyakit yang
diderita oleh Tn.H

36

Anda mungkin juga menyukai