Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

ANTENATAL CARE

Oleh :
M. Dhendhi Pranata, S.Ked
1730912310070

Pembimbing :
dr. M. Robyanoor Ahyadi Radam, M.Kes, Sp.OG, Subsp. KFM

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
ULM/RSUD ULIN BANJARMASIN
Januari, 2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
1

BAB I
PENDAHULUAN

AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya


kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menunjukkan
banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal
sebelum mencapai usia satu tahun yang dinyatakan dengan per 1000 kelahiran
hidup.1
Data menunjukkan tren menurun pada indikator AKI (per 100.000
kelahiran hidup) dari 390 pada tahun 1991 menjadi 230 pada tahun 2020 atau
turun -1,80 persen per tahun. Meski mengalami penurunan, AKI masih belum
mencapai target MDGS tahun 2015, yaitu 102 dan SDGs tahun 2030, yaitu
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup1
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target pembangunan
kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat sebagai investasi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Upaya menurunkan AKI (hamil, melahirkan, dan nifas) sangat dibutuhkan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas sesuai dengan standar
kebijakan pemerintah .Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan
pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri
serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan
persalinan
2

BAB II
ANTENATAL CARE

2.1 DEFINISI

Antenatal care (ANC) adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu


hamil, bukan saja saat bila ibu sakit dan memerlukan perawatan tetapi juga
pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga
mendapatkan ibu dan anak yang sehat. Kegiatan ini merupakan program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang berupaya merubah sikap dan perilaku
masyarakat kearah keamanan persalinan.5
ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik
untuk optimalisasi kesehatan maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. ANC juga dapat di definisikan
sebagai pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim.6

2.2 TUJUAN ANC

Tujuan dari antenatal care (ANC) adalah untuk memantau kemajuan


kehamilan dan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu. Selain hal tersebut,
ANC juga bertujuan mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan yang
cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan
normal dan pemberian ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.7
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya
fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal,
tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care
harus diusahakan agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat,
3

b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula
fisik dan mental.

2.3 PELAYANAN ANC

Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi


kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu
nifas. Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat
memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini
masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara
adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal. Setiap
kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami penyulit
atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan secara
rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan antenatal yang berkualitas.
Pelayanan antenatal yang terpadu dan berkualitas meliputi hal berikut: 6
a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar
kehamilan berlangsung sehat;
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan.
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;
d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi penyulit/komplikasi.
e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat bila
diperlukan.
f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
bila terjadi penyulit/komplikasi.

ANC dilakukan secara rutin minimal empat kali. Bila kehamilan


termasuk risiko tinggi perhatian dan jawal kunjungan harus lebih ketat. Dalam
bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode
huruf K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal
yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan
sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan
selama kehamilan 29-36 minggu dan dua kali kunjungan pada usia kehamilan
4

diatas 36 minggu.
1. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Dalam pemeriksaan rutin, dilakukan pula pencatatan data klien dan
keluarganya serta pemeriksaan fisik sebagai berikut :
A. Anamnesis
a. Indentifikasi dan Riwayat Kesehatan
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan ibu/suami
- Lamanya menikah
- Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
b. Keluhan saat ini
- Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
- Lamanya mengalami gangguan tersebut
c. Riwayat haid
- Hari pertama haid terakhir (HPHT)
- Usia kehamilan dan taksiran persalinan
d. Riwayat kehamilan dan persalinan
- Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya
- Cara persalinan
- Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
- Berat badan lahir
- Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
- Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
e. Riwayat kehamilan saat ini
- Identifikasi kehamilan
- Indentifikasi penyulit
- Penyakit lain yang diderita
- Gerakan bayi dalam kandungan
f. Riwayat penyakit dalam keluarga
- Diabetes mellitus, hipertensi, atau kehamilan kembar
- Kelainan bawaan
g. Riwayat penyakit ibu
- Penyakit yang pernah diderita
- DM dan ISK
5

- Penyakit jantung
- Infeksi virus berbahaya
- Alergi obat atau makanan tertentu
- Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
- Inkompatibilitas Rhesus
- Paparan sinar-x/rontgen
h. Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan
- Dilatasi dan kuretase
- Reparasi vagina
- Seksio sesaria
- Serviks inkompeten
- Operasi non-ginekologi
i. Riwayat Imunisasi
j. Riwayat Menyusui
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
 Tanda vítal
 Pemeriksaan jantung dan paru
 Pemeriksaan payudara
 Kelainan otot rangka serta neurologik
2. Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi
 Bentuk dan ukuran abdomen
 Parut bekas luka operasi
 Kelainan otot dan rangka serta neurologik
 Gerakan janin
 Varises atau pelebaran vena
 Hernia
 Edema
- Palpasi
 Tinggi fundus uteri
 Punggung bayi
 Presentasi
 Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul
- Auskultasi
6

 10 minggu dengan Doppler


 20 minggu dengan fetoskop Pinard
- Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/II
C. Laboratorium
- Pemeriksaan
 Analisis urin rutin
 Analisis tinja rutin
 Hb, MCV
 Golongan darah
 Hitung jenis sel darah
 Gula darah
 Antigen hepatitis B virus
 HIV/VDRL
- Ultrasonografi : rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk
identifikasi kelainan janin
Dalam pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar yang terdiri dari:2,3,6
a) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Selama kehamilan antara
0,3 – 0,5 kg perminggu. Jika dikaitkan dengan umur kehamilan kenaikan berat
badan selama trimester pertama adalah ± 1 kg, selama trimester kedua dan ketiga
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total
adalah 9-12 kg. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
b) Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah; dan atau proteinuria)
c) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
7

gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur


setelah kehamilan 24 minggu.

Gambar 2.1 Tinggi fundus uteri wanita hami

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri

Umur Tinggi Fundus Uteri


Kehamilan

12 minggu 3 jari di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3jari di atas pusat

34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus

36 minggu 3 jari di bawah prosessus xifoideus

40 Minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Taksiran berat janin Berat badan janin secara sederhana dapat diukur
dengan mempergunakan rumus diantaranya rumus Johnson Toshack. Rumus ini
dihitung berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) yaitu jarak dari bagian atas
tulang kemaluan (simfisis os pubis) ke puncak rahim (Fundus) dalam sentimeter
(cm) dikurangi 11, 12 atau 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat badan bayi
dalam gram. Rumus Johnson Toshack :
BB = (TFU – N) x 155
Keterangan : BB = Berat badan janin dalam gram
8

TF = Tinggi Fundus Uteri


N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala berada di atas spina ischiadika
N = 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika
d) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan
sekurang-kurangnya 2 kali dalam interval minimal 4 minggu, kecuali bila
sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada
masa calon pengantin, maka cukup diberikan TT ulang. Pada saat kontak pertama,
ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu
hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.Pemberian imunisasi TT
lengkap6,7
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur
hidup
e) Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO 4 320 mg
dan asam folat 500 mg.
f) Tes terhadap penyakit menular
g) Temu wicara
Temu Wicara dengan dokter sangatlah penting untuk mengklasifikasikan
apakah ibu hamil dalam status kehamilan resiko tinggi, oleh karena itu, setiap ibu
hamil harus memeriksa diri secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan
yang optimal.

2.4 Jenis Pelayanan Antenatal


Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari:2,3
a) Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang
9

perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:


1. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
2. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
 Muntah berlebihan
 Pusing
 Sakit kepala
 Perdarahan
 Sakit perut hebat
 Demam
 Batuk lama
 Berdebar-debar
 Sesak nafas atau sukar bernafas
 Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan
yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
riwayat penyakit yang diderita ibu.
 Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
 Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti:
antihipertensi,diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat
TB, dan sebagainya.
 Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-langkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
 Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi
jumlah,frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan
kandungan gizinya.
2.5 Pemeriksaan
Pemeriksaan Status Present (kondisi saat ini): Keadaan umum, nadi,
TD, Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, berat badan, tinggi
badan. Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang
rawat inap untuk penanganan selanjutnya.Pemeriksaan status lokalis : kepala,
muka, mulut, gigi (apakah ada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis /
faringitis), hal ini perlu diperhatikan karena merupakan infeksi fokal yang
dapat menyebabkan gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang lebih serius,
pemeriksaan mata, kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.3
10

Pemeriksaan presentasi dan posisi janin dilakukan mulai minggu ke 28: Pasien
diminta mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring
telentang dengan lutut semifleksi.6,8
LEOPOLD I :
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau
kosong).
Gambar 2.2 Leopold I

LEOPOLD II
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri
dan kanan umbilikus.
- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut
jantung janin nantinya.
- Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Gambar 2.3 Leopold II

LEOPOLD III
11

- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan


perasaan tak nyaman bagi pasien.
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah
mengalami engagement atau belum

Gambar 2.4 Leopold III

LEOPOLD IV
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.

Gambar 2.5 Leopold IV

Pemeriksaan genitalia eksterna (kemaluan luar), dan kalau perlu melakukan


pemeriksaan dalam (kalau tidak ada kontra indikasi seperti dugaan plasenta
previa untuk mengetahui keadaan panggul dan turunnya bagian bawah anak,
12

apakah dalam keadaan inpartu, dan lain sebagainya.Pemeriksaan dalam


pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis pemeriksaan termasuk
menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu hamil.2,3

2.6 Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal6


Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Bila kehamilan
normal, jumlah kunjungan cukup empat kali:
- Satu kali pada trimester I
- Satu kali pada trimester II
- Dua kali pada trimester III
Dengan jadwal kunjungan yang teratur memudahkan petugas kesehatan untuk
mengenali secara dini penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Dari
satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:
- Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
- Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
- Umum
 Tekanan darah
 Respirasi
 Nadi
 Temperatur suhu tubuh
- Abdomen
 Tinggi fundus uteri
 Letak janin (setelah 34 minggu)
 Presentasi janin
 Denyut jantung janin
- Pemeriksaan tambahan
 Proteinuria
 Glukosuria
 Keton
- Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko tinggi dapat
dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang
diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan.
Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah :
 Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang disesuaikan
dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan.
13

 Gerakan janin.
 Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan
hipoksia berat atau janin meninggal
 Denyut jantung janin
 Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas,
juga dilakukan pula pemeriksaan tentang:
 Penilaian besar janin, letak dan presentasi
 Penilaian luas panggul

2.7 Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil6


Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberi
kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial
bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan dan cara merawat bayi.
Informasi yang diberikan adalah sebagai berikut:
a. Nutrisi yang adekuat
- Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan oleh ibu hamil setiap harinya adalah 2.500
kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan dapat
menjadi menjadi faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah
penambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
- Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur).
- Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama untuk perkembangan otot dan rangka.
Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, dan yogurt.
Defisiensi kalsium pada bayi dapat menyebabkan riketsia atau
osteomalasia pada ibu hamil.
- Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi
jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran oksigen melalui
hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi
hemoglobin normal diperlukan asupan zat besi ibu hamil dengan jumlah
14

30 mg/hari terutama setelah trimester kedua. Kekurangan zat besi pada ibu
hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
- Asam folat
Asam folat diperlukan untuk pematangan sel-sel. Asam folat yang diperlukan
ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat
menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
b. Perawatan payudara
Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus
dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan benar
karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada
rahim.
c. Perawatan gigi
Dibutuhkan sedikitnya dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu
pada trimester pertama dan ketiga. Pada trimester pertama terkait
dengan hiperémesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan)
sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Pada trimester
ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan
janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang
merugikan pada gigi ibu hamil.
d. Kebersihan tubuh
Perubahan anatomik pada perut, lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan
kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvasi oleh mikroorganisme.
Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang
hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindari
kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

2.8 Beberapa Gejala dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan


Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12%
kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patolohis.
Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya
terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya
selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan serius
terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.
15

BAB III

KESIMPULAN

Antenatal care merupakan upaya preventif program pelayanan kesehatan untuk


optimalisasi kesehatan ibu dan bayi melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin
selama kehamilan, mendeteksi komplikasi yang mengancam jiwa, mempersiapkan
kehamilan, dan memberikan pendidikan kesehatan.
Tujuan antenatal care adalah memantau kemajuan kehamilan dan kesehatan ibu serta
tumbuh kembang bayi, juga untuk mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu. Selain hal tersebut, ANC juga bertujuan mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil. ANC dilakukan
secara rutin minimal empat kali. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali kunjungan
antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan selama kehamilan 28-36
minggu dan dua kali kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Pemeriksaan antenatal sangatlah penting untuk menilai ibu hamil dalam risiko tinggi
komplikasi atau tidak. Oleh karena itu ANC sangat penting bagi ibu hamil untuk
mengetahui kondisi ibu dan janinnya.
16
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2019. Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. Diunduh dari
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilkesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf.
2. Data dan Informasi untuk Pimpinan, diunduh dari
http://www.depkes.go.id/downloads/Booklet/Data%20&%20Informasi%20untuk
%20Pimpinan.pdf.
3. Faranti R. Penyebab Rendahnya Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pengambiran. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas. 2015;10(1):101-107.
4. Agustini N, Suryani N, Murdani P. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu
dan Dukungan Keluarga Dengan Cakupan Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja
Puskesmas Buleleng I. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga. 2013;1(1):67-79.
5. Jekti R. Hubungan antara Kepatuhan Antenatal Care dengan Pemilihan Penolong
Persalinan. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2011;1(2):84-91.
6. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. 2014. Ilmu
Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
7. Reeder; Martin; Koniak-Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas: kesehatan
wanita, bayi, dan keluarga volume 1 edisi 18. Jakarta : EGC
8. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. 2003. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas
Kedokteran. Bandung : Universitas Padjadjaran Bandung.

Anda mungkin juga menyukai