Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat
pendidikan. Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum, karena merupakan
suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks pendidikan, dalam kurikulum
akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu siswa dalam mengembangkan
potensinya berupa fisik, intelektual, emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.

Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan
pembelajaran, metode, teknik, media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai
dan tepat. Untuk itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan
ditentukan oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang
realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu, sudah sewajarnya para
pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta
berusaha mengembangkannya. Dalam makalah ini akan dibahas kurikulum pendidikan
Islam secara mendalam.

BAB II PEMBAHASAN 1.    Definisi Kurikulum

Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari, atau
curere yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Istilah ini pada mulanya
digunakan dalam dunia olahraga yang berarti suatu jarak yang harus ditempuh dalam
pertandingan olahraga. Berdasarkan pengertian ini, dalam konteksnya dengan dunia
pendidikan, member pengertian sebagai suatu lingkaran pengajaran di mana guru dan murid
terlibat di dalamnya.

Kurikulum ialah rencana atau bahasan pengajaran , sehingga arah kegiatan pendidikan
menjadi jelas dan terang[1]. Zakiah Darajat memandang kurikulum sebagai suatu program
yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah
tujuan-tujuan pendidikan itu. Kurikulum juga bisa diistilahkan dengan sejumlah pengalaman
pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi
murid-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya berkembang
secara menyeluruh dalam segala segi dalam mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan
tujuan pendidikan.[2]

Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan,


pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak
didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum
pendidikan Islam adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan
sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka
tujuan pendidikan Islam.[3]
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang
terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang
sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
pendidikan.

2.    Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan
pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan
sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau
dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitas, pengetahuan dan
pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak
didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam (H.syamsul Bahri Tanrere, 1993).[9]
Konsep dasar kurikulum sebenarnya tidak sesederhana itu,tetapi kurikulum dapat diartiakan
menurut fungsinya sebagaimana pengertian berikut: 1.      Kurikulum sebagai program studi.
2.      Kurikulum sebagai konten. 3.      Kurikulum sebagai kegiatan terencana 4.      Kurikulum
sebagai hasil belajar 5.      Kurikulum sebagai reproduksi cultural 6.      Kurikulum sebagai
pengalaman belajar 7.      Kurikulum sebagai produksi[10] Berdasarkan keterangan di atas,
maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat
untuk mencapai tujuan.Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan
Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan
menunjang sesuai dengan kebutuhan pendidikan.Maka dibutuhkanlah kurikulum sebagai alat
yang memiliki berbagai fungsi (multifungsi) demi terwujudnya finaldestination dari pendidikan
itu sendiri.
3.    Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam Ciri-ciri kurikulum pendidikan islam Menurut al-
Shaibani sebagaimana yang dikutip oleh Anin Nurhayati, dalam bukunya “Kurikulum Inovasi” ,
dapat dijabarkan sebagai berikut: a.         Kurikulum pendidikan islam harus mewujudkan
tujuan pendidikannya, materi pelajarannya.  Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil
dari al-qur’an dan Hadist serta  contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh terdahulu yang
baik. b.        Kurikulum pendidikan islam sangat memperhatikan pengembangan menyeluruh
tentang aspek Pribadi siswa, yaitu dari intelektual, psikologis, sosial dan spitritual. Untuk
pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus dengan tujuan pembinaan pada setiap aspek
tersebut. Untuk para peserta didik harus diajarkan berbagai ilmu pengetahuan. c.        
Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan
masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia. Keseimbangan itu tentunya
bersifat relatif karena tidak dapat di ukur secara obyektif d.        Kurikulum pendidikan islam
juga memperhatikan seni halus, yaitu seni ukir, pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya.
Selain itu harus memperhatikan pendidikan jasmani, latihan militer, teknik ketrampilan,
latihan kejuruan, pertukangan dan bahasa asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
e.         Kurikulum islam juga memperhatikan perbedaan-perbedaan kebudayaan di tengah
masyarakat, baik itu kaitannya dengan kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat, keluwesan, serta menerima perkembangan dan perubahan. Kurikulum  pendidikan
islam juga memiliki keserasian dengan kesesuaian perubahan zaman. Dalam literatul lain,
disebutkan bahwa ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.            Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode
dan tehniknya yang bercorak agama. 2.            Memperhatikan dan membimbing segala pribadi
peserta didik baik dari sisi intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya. 3.     
Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan. 4.      Kurikulum yang disusun
selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik. 5.      Bersifat dinamis dan fleksibel
yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan apabila dipandang perlu. 4.    Asas
Kurikulum Pendidikan Islam Suatu kurikulum tak terkecuali kurikulum pendidikan Islam harus
mengandung beberapa unsur utama, seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan
penilaian.Kesemua unsur tersebut harus tersusun dan mengacu pada sumber kekuatan yang
menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber kekuatan tersebut dikatakan sebagai asas-
asas pembentuk kurikulum pendidikan. Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-
asas pembentuk kurikulum sebagai berikut: 1.         Asas religius/agama Kurikulum pendidikan
Islam yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah sehingga dengan adanya dasar ini
kurikulum diharapkan dapat menolong peserta didik untuk membina iman yang kuat, teguh
terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di
dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “sesungguhnya aku
telah meninggalkan untuk kamu, yang jika kamu berpegang teguh kepadanya, maka kamu tidak
akan tersesat selama-lamanya yaitu kitabullah dan sunnah nabi-Nya” (HR. Hakim).
2.         Asas falsafah Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis
maka kurikulum akan mengandung suatu kebenaran  terutama kebenaran di bidang nilai-nilai
sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran. 3.         Asas Psikologis Asas
ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang berkaitan dengan perkembangan
jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-lain, sehingga dengan landasan ini kurikulum
bisa memberikan peluang belajar bagi anak-anak dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta
dalam keadaan bagaimana anak itu bisa memberikan hasil yang sebaik-baiknya. 4.         Asas
Sosiologis Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap peserta
didik, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan kemahiran yang akan
menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam membina umat dan bangsanya. Dan
dapat ditambahkan pula asas Organisatoris.Dasar ini mengenai bentuk penyajian bahan
pelajaran, yakni organisasi kurikulum.Dasar ini berpijak pada teori psikologi asosiasi, yang
menganggap keseluruhan adalah bagian-bagiannya, sehingga menjadikan kurikulum merupakan
mata kuliah yang terpisah-pisah.[11] Selanjutnya perlu ditekankan bahwa satu asas dengan
asas lainnya merupakan suatu kesatuan yang integral sehingga dapat membentuk kurikulum
pendidikan Islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
anak didik dalam unsur ketauhidan, keagamaan, pengembangan pribadinya sebagai individu
dan pengembangannya dalam kehidupan sosial.
5.    Prinsip-Prinsip Pembuatan Kurikulum Pendidikan Islam

Prinsip pada dasarnya merupakan konsistensi dalam mewujudkan suatu tujuan.Sebagai


tonggak yang harus dipegang dalam meniti jalan yang mengantarkan kepada tujuan.Dalam
suatu kurikulum pendidikan, prinsip merupakan komponen penting demi tercapainya kurikulum
yang intregral dan matang.Sehingga dalam pelaksanaannya mencapai kesempurnaan yang
diinginkan. Terlebih lagi dalam kurikulum pendidikan islam yang berdasarkan kepada sumber
pokok agama islam, yaitu Al qur’an dan As sunnah. Maka disini dituntut kesinambungan prinsip-
prinsip kurikulum pendidikan islamdan sumber pokok islam. Dalam merumuskan kurikulum
pendidikan islam para pakar berbeda-beda dalam analisisnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut : 1.            Prinsip berdasarkan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya.
2.            Prinsip mengarah kepada tujuan, artinya seluruh aktivitas yang diproduksi oleh
kurikulum harus mengarah kepada tujuan 3.            Prinsip pertautan antara seluruh kegiatan
kurikulum dengan seluruh aspek sosiologis, baik internal ataupun eksternal. 4.            Prinsip
Relevansi, kesuaian dengan kondisi sekarang 5.            Prinsip Fleksibelitas 6.            Prinsip
Integritas, artinya SDM yang dihasilkan oleh kurikulum mampu menyelaraskan dan
mengintegralkan kehidupan dunia dan akhirat 7.            Prinsip Efisiensi, mengarahkan dengan
cermat pendayagunaan usaha untuk mencapai tujuan 8.            Prinsip Kontunitas dan
Kemitraan, adalah bagaimana kurikulum mempunyai kelanjutan dalam kerjanya dengan kaitan-
kaitan kurikulum-kurikulum lain 9.            Prinsip Individulaitas, artinya kurikulum
memperhatikan kondisi pribadi anak didik 10.        Prinsip pemerataan, artinya seluruh peserta
didik berhak memperoleh pembelajaran yang baik beserta hal-hal yang mendukung
pembelajarannya
11.        Prinsip Kedinamisan, artinya kurikulum harus bersifat progresif terhadap
perkembangan ilmu pengeahuan dan perubahan social 12.        Prinsip Keseimbangan, artinya
kurikulum dapat mengembangkan potensi pesert didik secara harmonis 13.        Prinsip
Efektivitas, adalah agar kurkulum dapat menunjang efektifitas guru dalam mengajar dan murid
dalam belajar.[12]

6.    Isi Kurikulum Pendidikan Islam

Materi pembelajran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan Islam pada masa sekarang
nampaknya semakin luas. Hal ini karena dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi
dan budaya, selain juga semakin beratnya beban yang ditanggung oleh pihak sekolah sebagai
penyelenggaa pendidikan. Oleh karena tuntutan perkembangan yang demikian pesatnya maka
para perancang kurikulum pendidikan Islam juga dituntut untuk memperluas cakupan yang
terkandung dalam kurikulum pendidikan Islam, antara lain berkaitan dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sebagaimana dikutip oleh alAbrasyi,
bahwa Kurikulum Pendidikan Islam terbagi dalam dua tingkatan, yaitu:Tingkatan pemula
(manhaj ibtida’i) yang mencakup materi kurikulum pemula difokuskan pada pembalajaran al
Qur’an dan as Sunnah, dan tingkatan atas (manhaj ‘ali) yakni kurikulum yang mempunyai dua
kualifikasi, yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan dzatnya sendiri , seperti ilmu syari’ah yang
mencakup fiqh, tafsir, hadits, ilmu kalam dan ilmu- ilmu yang ditujukan untuk ilmu-ilmu lain,
dan bukan berkaitan dengan dzatnya sendiri, seperti, ilmu bahasa, matematika dan mantiq
(logika).
AlGhazali membagi isi Kurikulum Pendidikan Islam dengan empat kelompok dengan
mempertimbangkan jenis dan kebutuhan ilmu itu sendiri, yaitu : 1). Ilmu- ilmu Al-Qur’an dan
ilmu-ilmu agama, misalnya fiqh, tafsir dan sebagainya, 2). Ilmu bahasa sebagai alat untuk
mempelajari ilmu al Qur’an dan ilmu agama. 3). Ilmu-ilmu yang fardlu kifayah, seperti
matematika, kedokteran, industri, pertanian dan lain-lain. 4). Ilmu-ilmu beberapa cabang ilmu
filsafat. Sedangkan Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir mengambil isi Kurikulum Pendidikan Islam
yang berpijak pada QS.Fushshilat ayat 53

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaa) Kami di segenap ufuk dan
pada diri mereka sendiri (anfus), sehingga jelaslah bagi mereka bahwa alQur’an itu adalah
benar.Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagikamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan
segala sesuatu?” Dalam ayat ini terkandung tiga isi Kurikulum Pendidikan Islam, yaitu: 1.      Isi
kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan” Ilmu ini meliputi ilmu kalam, fiqh,
akhlaq/tasawuf, ilmu-ilmu tentang al Qur’an dan lain- lain. 2.      Isi kurikulum yang
berorientasi pada “kemanusiaan”. Ilmu ini berkaitan dengan perilaku manusia, baik sebagai
makhluk individu maupun sosial, berbudaya dan berakal.Ilmu ini meliputi ilmu sejarah, politik,
bahasa, filsafat, psikologi dan lain-lain. 3.      Isi kurikulum yang berorientasi pada“kealaman”.
Ilmu ini berkaitan dengan alam semesta, seperti : ilmu fisika , kimia, pertanian, perikanan,
biologi danlain-lain.[13]

7.    Organisasi kurikulum       

Pada dasarnya, orientasi kurikulum pendidikan pada umumnya dapat dirangkum menjadi
lima, yaitu orientasi pada pelestarian nilai-nilai, orientasi pada kebutuhan sosial, orientasi
pada tenaga kerja, orientasi pada peserta didik, dan orientasi pada masa depan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[6]

1. Orientasi Pelestarian Nilai


Dalam pandangan Islam, nilai terbagi atas dua macam, yaitu nilai yang turun dari Allah
SWT, yang disebut nilai ilahiyah, dan nilai yang tumbuh dan berkembang dari peradaban
manusia sendiri yang disebut dengan nilai insaniyah. Kedua nilai tersebut selanjutnya
membentuk norma-norma atau kaidah-kaidah kehidupan yang dianut dan melembaga pada
masyarakat yang mendukungnya. Tugas kurikulum selanjutnya adalah menciptakan situasi-
situasi dan program tertentu untuk tercapainya pelestarian kedua nilai tersebut.

2. Orientasi pada Kebutuhan Sosial

Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang ditandai oleh munculnya berbagai
peradaban dan kebudayaan sehingga masyarakat tersebut mengalami perubahan dan
perkembangan yang pesat walaupun perkembangan itu tidak mencapai pada titik kulminasi.
Hal ini Karena kehidupan adalah berkembang, tanpa perkembangan berarti tidak ada
kehidupan.

Orientasi kurikulum adalah bagaimana memberikan kontribusi positif dalam perkembangan


sosial dan kebutuhannya, sehingga output di lembaga pendidikan mampu menjawab dan
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.
3. Orientasi pada Tenaga Kerja

Manusia sebagai makhluk biologis mempunyai unsur mekanisme jasmani yang


membutuhkan kebutuhan-kebutuhan lahiriah, misalnya makan minum, bertempat tinggal
yang layak, dan kebutuhan biologis lainnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus terpenuhi
secara layak, dan salah satu di antara persiapan untuk mendapatkan pemenuhan
kebutuhan yang layak adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan, pengalaman dan
pengetahuan seseorang bertambah dan dapat menentukan kualitas dan kuantitas kerja
seseorang. Hal ini karena dunia kerja dewasa ini semakin banyak saingan, dan jumlah
perkembangan penduduk jauh lebih pesat dari penyediaan lapangan kerja.

Sebagai konsekuensinya, kurikulum pendidikan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan


kerja. Hal ini ditujukan setelah keluar dari lembaga sekolah, peserta didik mempunyai
kemampuan dan keterampilan yang profesional, berproduktif dan kreatif, mampu
mendayagunakan sumber daya alam, sumber daya diri dan sumber daya situasi yang
mempengaruhinya.

4. Orientasi pada Peserta Didik

Orientasi ini memberikan kompas pada kurikulum untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
yang disesuaikan dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya, serta kebutuhan
peserta didik. Orientasi ini diarahkan kepada pembinaan tiga dimensi peserta didiknya.
Dimensi kepribadian sebagai manusia, yaitu kemampuan untuk menjaga integritas antara sikap,
tingkah laku, etiket, dan moralitas.
Dimensi produktivitas yang menyangkut apa yang dihasilkan anak didik dalam jumlah yang lebih
banyak, kualitas yang lebih baik setelah ia menamatkan pendidikannya.
Dimensi kreativitas yang menyangkut kemampuan anak didik untuk berpikir dan berbuat,
menciptakan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.

5. Orientasi pada Masa Depan Pekembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Kemajuan suatu zaman ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
produk-produk yang dihasilkannya. Hampir semua kehidupan dewasa ini tidak lepas dari
keterlibatan IPTEK, mulai dari kehidupan yang paling sederhana sampai kehidupan dan
peradaban yang paling tinggi. Dengan IPTEK, masalah yang rumit menjadi lebih mudah,
masalah yang tidak berguna menjadi lebih berguna, masalah yang using dan kemudian
dibumbui dengan produk IPTEK menjadi lebih menarik.

BAB III

PENUTUP 1.      KESIMPULAN

Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan,


pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak
didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum
pendidikan Islam adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan
sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka
tujuan pendidikan Islam.
Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut: 1.            Menonjolkan tujuan
agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode dan tehniknya yang bercorak
agama. 2.            Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi
intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya. 3.      Memperhatikan keseimbangan
berbagai aspek ilmu pengetahuan. 4.      Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan denganb
bakat dan minat peserta didik.
5.      Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan
apabila dipandang perlu.

Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk kurikulum sebagai


berikut: 1.            Asas religius/agama 2.            Asas falsafah 3.            Asas Psikologis
4.            Asas Sosiologis Untuk menentukan isi kurikulum pendidikan Islam dibutuhkan syarat
yang perlu diajukan dalam perumusannya, yaitu; 1.            Materi yang tersusun tidak
menyalahi fitrah manusia. 2.            Adanya Relevansi Dengan Tujuan Pendidikan Islam.
3.            Sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik. 4.            Perlunya
membawa anak didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan mempunyai fungsi
pragmatis. Sehingga mereka mempunyai ketrampilan- ketrampilan yang riil. 5.           
Penyusunan kurikulum yang bersifat integral, terorganisir dan terlepas dari segala kontradiksi
antara materi satu dengan materi yang lain.
6.            Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan masalah- masalah yang mutakhir,
yang sedang dibicarakan dan relevan dengan tujuan negara setempat. 7.            Adanya
metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan memperhatikan
perbedaan masing- masing individu. 8.            Materi yang disusun mempunyai relevansi
dengan tingkat perkembangan peserta didik. 9.            Memperhatikan aspek - aspek sosial.
10.        Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap peserta didik. 11.       
Memperhatikan kepuasan pembawaan fitrah, seperti memberikan waktu istirahat dan refresing
untuk menikmati suatu kesenian. 12.        Adanya ilmu alat untuk mempelajari ilmu- ilmu lain.
isi Kurikulum Pendidikan Islam, yaitu: 1.      Isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”
Ilmu ini meliputi ilmu kalam, fiqh, akhlaq/tasawuf, ilmu-ilmu tentang al Qur’an danlain- lain.
2.      Isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”. Ilmu ini berkaitan dengan perilaku
manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sosial, berbudaya dan berakal.Ilmu ini
meliputi ilmu sejarah, politik, bahasa, filsafat, psikologi dan lain-lain.

3.      Dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam, kita harus memperhatikan prinsip-prinsip:
berasaskan Islam, mengarah kepada tujuan, integritas antar mata pelajaran, relevansi,
fleksibilitas, integritas, efisiensi, kontinuitas, individualitas, kesamaan memperoleh kesempatan,
kedinamisan, keseimbangan, dan efektivitas. Pada dasarnya, orientasi kurikulum pendidikan
pada umumnya dapat dirangkum menjadi lima, yaitu orientasi pada pelestarian nilai-nilai,
orientasi pada kebutuhan sosial, orientasi pada tenaga kerja, orientasi pada peserta didik, dan
orientasi pada masa depan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

DAFTAR PUSTAKA Mujib dan Jusuf Mudzakir, Abdul . 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana Prenada Media, Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group Nata, Abuddin. 2012. Sejarah Pendidikan islam: Pada periode Klasik dan
Pertengahan. Jakarta: Rajawali Pers Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia, Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Abd, Aziz. 2009. Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Teras.

Anda mungkin juga menyukai