Berdiri pada tahun 1808 sebagai bengkel peralatan militer di Surabaya dengan
nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi
sebuah pabrik dan sesudah mengalami perubahan nama pengelola kemudian
dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun 1923. Pemerintah Belanda pada
tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada pemerintah Indonesia, kemudian
pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di
PT.X sekarang ini.
Sejak saat itu PT.X berubah menjadi sebuah industri peralatan militer yang
dikelola oleh Angkatan Darat. PT.X berubah status menjadi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dengan nama PT.X (Persero) pada tanggal 29 April 1983.
Kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini berada di bawah pembinaan Badan
Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun 1999 berubah
menjadi PT Pakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi namanya
menjadi PT Bahana Prakarya Industri Strategis (Persero).
42
IV.2 Visi dan Misi
IV.2.1 Visi
Adapun visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang sehat yang mempunyai
inti usaha terpadu beroperasi secara fleksibel serta mandiri secara finansial.
IV.2.2 Misi
PT.X mengemban misi untuk melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang “alat
dan peralatan untuk mendukung kemandirian pertahanan dan keamanan negara”
serta “alat dan peralatan industri” dengan mendapatkan laba untuk pertumbuhan
perusahaan melalui keunggulan teknologi dan efisiensi.
IV.3.2 Tujuan
Tujuan dari PT.X adalah turut melaksanakan dan menunjang program pemerintah
di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta khususnya
dalam bidang industri peralatan militer, peralatan industri manufaktur, energi dan
transportasi, dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku pada Perseroan
Terbatas.
IV.3.3 Fungsi
PT.X dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam mencapai tujuan perusahaan,
menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Pemasaran dan penjualan
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pemasaran dan penjualan, dalam
arti yang seluas-luasnya atas barang dan jasa
43
b. Alih teknologi
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pemilihan, penelitian, penemuan
teknologi, serta penelitian dan pengembangan produk, termasuk pembuatan
perangkat lunak (software)
c. Produksi
Segala usaha dan kegiatan menyangkut persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian produk
d. Manajemen material
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, pengendalian perusahaan dan
distribusi material
e. Manajemen Keuangan
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan, perolehan,
pengamanan dan pemanfaatan dana secara optimal, akuntansi, serta
perhitungan dan pengendalian biaya
f. Manajemen Sumber Daya Manusia
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan kebutuhan,
penyediaan, pemisahan, pengembangan, dan pelayanan kesejahteraan pegawai
g. Manajemen Mutu
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan dan penyusunan
petunjuk spesifikasi mutu, pencapaian tingkat mutu, kegiatan pemeriksaan dan
pengujian guna menjamin tercapainya mutu yang diminta pelanggan serta
diakui baik secara nasional maupun internasional
h. Pengelolaan fasilitas
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan, pengembangan,
dan pemeliharaan sarana dan prasarana perusahaan
i. Administrasi dan Umum
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pengaturan rumah tangga
perusahaan, administrasi umum, pemeliharaan lingkungan kerja, pengamanan
perusahaan, hubungan masyarakat, perizinan, asuransi, klaim, dan hukum
44
j. Perencanaan dan Pengendalian Perusahaan
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan strategis,
pengorganisasian, pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan termasuk
pengendalian program-program
k. Manajemen Informasi
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian,
pemanfaatan, serta pengembangan informasi
l. Pengawasan
Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pemeriksaan untuk mencegah
pemborosan, peningkatan hasil guna dan daya guna berdasarkan perundang-
undangan, peraturan, kebijakan, dan norma yang berlaku
45
IV.5 Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.X No SKEP/15/P/BD/IV/2004 tanggal
30 April 2004 pasal 11, menyatakan bahwa PT.X dipimpin oleh :
1. Direksi
Direksi terdiri atas : Direktur Utama (Dirut), Direktur Perencanaan dan
Pengembangan (Dirrenbang), Direktur Produk Militer (Dirprodukmil),
Direktur Produk Komersial (Dirprodukkom), Direktur Administrasi dan
Keuangan (Dirminku).
2. Pimpinan Teras
Pimpinan Teras dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu staf yang berada di unit-
unit pusat, unit-unit usaha, dan pejabat lain yang setingkat dengan pimpinan
teras.
a. Staf yang berada di unit-unit pusat terdiri dari:
• Kepala Satuan Pengawasan Intern ( Ka SPI )
• Kepala Sekretariat Perusahaan ( Kasetper)
• Kepala Pusat Pengamanan (Kapuspam)
• Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan bidang
Pengembangan Usaha (Dedirrenbang bid Bangus)
• Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya (Dedir
bid Bang SD)
• Deputi Direktur Produk Militer bidang Penelitian dan Pengembangan
(Dedirprodukmil bid Litbang)
• Deputi Direktur Produk Militer bidang Pemasaran dan Penjualan
(Dedirprodukmil bid Pasar dan Jual)
• Deputi Direktur Produk Komerisal bidang Pemasaran
(Dedirprodukkom bid Pasar)
• Deputi Direktur Administrasu dan Keuangan bidang Keuangan
(Dedirminku bid Ku)
b. Unit-unit usaha terdiri dari:
• Kepala Divisi Munisi (Kodivmu)
• Kepala Divisi Senjata (Kodivjat)
• Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa (Kadiv MI)
46
• Kepala Divisi Tempa dan Cor (Kadiv TC)
• Kepala Divisi Rekayasa Industri dan Jasa (Kadivrekin dan Jasa)
• Kepala Unit Pengembangan Kendaraan Fungsi Khusus (Ka Unit Bang
KFK)
c. Pejabat lain yang setingkat dengan pimpinan teras.
47
2. Divisi Tempa dan Cor
Divisi tempa dan cor menghasilkan produk-produk dasar yang mendukung
produksi dari divisi-divisi lain. Pada divisi ini ada dua jenis produk yang
dihasilkan, yaitu:
• Furan Line, yang meliputi pembuatan pompa tambang, blok mesin diesel,
part machine tool, bearing cup, cover motor traksi, dll.
• Dise Line, yang meliputi pembuatan rel kereta api, isolator flange, air brake,
dll.
Kegiatan produksi yang dihasilkan rata-rata per tahun kurang lebih 900 ton.
Dalam kegiatan produksinya Divisi Tempa dan Cor sudah memiliki sertifikasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 yang dikeluarkan oleh Bureau Veritas
Quality International (BVQI) dan Sucofindo Register Quality Assurance (
SRQA).
3. Divisi Rekayasa Industri
Divisi ini menawarkan produk berupa Engineering Procurement and
Construction (EPC) untuk industri minyak kelapa sawit berupa Pabrik
Pengolahan Minyak Goreng (PPMG) dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
(PPKS).
4. Unit Pengembangan Kendaraan Fungsi Khusus (KFK)
Produk yang dihasilkan oleh unit ini antara lain: kendaraan taktis, water canon,
kendaraan bank, panser untuk TNI dan POLRI, mobil konstruksi khusus dan
suku cadang.
48
IV.7.1 Proses Peleburan Logam
Pada bagian unit COR I dan II terdapat kegiatan peleburan logam yang digunakan
sebagai bahan baku proses produksi yang dilakukan di dalam tungku pembakaran
yang menggunakan daya listrik. Pada Gambar IV.1 dapat dilihat diagram alir dari
kegiatan atau proses kerja di bagian dapur baik unit COR I maupun II.
49
PE NY ED IAAN
BAH A N
P EM ER IK SA AN
P EN YIM P AN AN
P EM ER IK SA AN
P ELEBU R AN
PE NG ATU RA N
Furnace M F.2000
PEM ER IKSA AN 1
D ESLAG IN G
Penghilangan
kotoran PE N G A TU RA N
PEM ER IKSA AN 2
TAPP ING
& Ladle kapasitas
N O D U LA SI 400 K g
D ESLAG IN G
Ladle kapasitas
200 K g
PEM ER IKSA AN 3
Keterangan:
Pem eriksaan 1 = pem eriksaan kom posis Pra Nodularisasi (C E M eter dan Spektrom eter)
Pem eriksaan 2 = pem eriksaan tem peratur tapping
Pem eriksaan 3 = pem eriksaan kom posisi akhir setelah inokulasi dan nodularisas
(S pektrom eter dan tem peratur pengecoran)
Gambar IV.1 Proses Kerja Peleburan dan Pengecoran Logam di Bagian Dapur
Unit COR I dan II
50
Tempat Pasir Bekas Pasir
Coal Bentonit
(SILO) Silika
Timbangan
Mixer
Conveyor
Disamatic
Logam Cair
Pencetakan Logam
Melting
(Conveyor)
Cooling
Pasir Bekas
Sedangkan furan line merupakan salah satu unit yang berada di unit Cor I dan
berfungsi dalam proses produksi barang-barang berukuran relatif besar. Secara
umum proses pencetakan logam yang terjadi di furan line seperti pada Gambar
IV.3 adalah sebagai berikut:
51
Persiapan Pola
Pemasangan Rangka
Cetak
Pengisian Pasir
(Mixer)
Sleep Time
(10-15 menit)
Membuka Cetakan
(Mesin Turn Over)
Persiapan Pola
Pembakaran Cetakan
(Conveyor)
Setting Cetakan
Logam Cair
Pencetakan Logam Melting
Sleep Time
(1 hari)
Barang
Shake Out Finishing
Pasir Bekas
Gambar IV.3 Proses Kerja Pencetakan Logam di Bagian Furan line
52
Pada dasarnya proses pencetakan logam di unit Cor II memiliki kesamaan dengan
proses kerja yang dilakukan di bagian disamatic. Perbedaannya adalah bahwa
sebagian besar proses pencetakan logam di Cor II masih dilakukan secara manual.
Dalam proses kerjanya, pencetakan logam dibagi menjadi 2 kelompok kerja yaitu
kelompok olah pasir dan cetak pasir. Proses kerja yang terjadi di Cor II dapat
dilihat pada Gambar IV.4.
C onveyor
Pencetakan Pasir
(B ahan D asar C etakan)
L ogam C air
Pengecoran L ogam M elting
Sleep Tim e
(1 hari)
B arang
Pem bongkaran Sw itch C rane F inishing
K eterangan :
Pasir B ekas
Pekerja O lah Pasir
Pekerja C etak Pasir
G abungan Pekerja O lah
Pasir & C etak Pasir
53
IV.8 Perlindungan Lingkungan dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Sesuai dengan visinya, yaitu perusahaan sehat yang memiliki inti usaha terpadu,
beroperasi secara fleksibel serta mandiri secara finansial, maka PT. X senantiasa
melakukan berbagai upaya untuk mengutamakan Keselamatan Kesehatan
Lingkungan Hidup. PT. X memiliki komitmen yang kuat dan berusaha menjadi
perusahaan yang maju dan patuh pada aturan, dan senantiasa menerapkan semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Undang-undang dan
peraturan yang dimaksud adalah UU No. 1 tahun 1970 dan Permen
No.5/MEN/1996. Berdasarkan pengertian tersebut, maka PT.X dapat
mengintegrasikan Sistem manajemen K3 (SMK3) menurut Permen
No.5/MEN/1996 dengan sistem PT.X dalam mengelola lingkungan kerja yang
selama ini sudah menjadi sistem yang baku.
54
• Pelindung kepala, meliputi: helm tahan benturan merek AD CABOT LR
40, helm tahan percikan api/logam cair panas, dan tutup kepala snood ex
local.
• Pelindung muka, meliputi: perisai muka tahan percikan logam panas
lengkap dengan topeng las otomatis.
• Pelindung mata, meliputi: kacamata penglihatan lebar anti kabut tahan
percikan, kacamata dengan goggles tahan percikan, kacamata gelap/terang,
kaca las listrik hitam dan kaca las listrik bening.
• Pelindung pernapasan, meliputi: masker full face busa dan masker kasa.
Hal penting lainnya yang dilaksanakan dalam bidang kesehatan kerja adalah
dilaksanakannya Medical Check Up, yang terdiri dari pemeriksaan awal dan
pemeriksaan ulang. Pemeriksaan kesehatan awal dilakukan ketika pekerja mulai
masuk perusahaan, sedangkan pemeriksaan ulang dilaksanakan setiap satu tahun
sekali atau dilaksanakan jika terdapat keluhan kesehatan dari pekerja.
55
arahan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu
dengan melakukan penelitian, pengukuran, dan pengelolaan terhadap limbah
industri serta Bahan Beracun Berbahaya (B3) agar lingkungan hidup terhindar
dari pencemaran. Salah satu upaya dalam mengelola lingkungan yaitu dengan
bekerjasama dengan PPLI Cileungsi Bogor dalam mengelola limbah B3.
56