Anda di halaman 1dari 54

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
 Infiltrasi adalah proses masuknya air hujan
ke dalam tanah.
 Air hujan yang masuk ke dalam tanah
masuk melalui proses infiltrasi, kemudian
masuk ke dalam lapisan tidak kenyang air
(zone of aeration), dan selanjutnya mengalir
dalam arah lateral sebagai aliran antara
(interflow) menuju sungai, serta mengalir
secara vertikal dan dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah
atau bergerak ke permukaan sebagai
evapotranspirasi.
Infiltrasi adalah proses masuknya air di permukaan lahan.

Perkolasi adalah aliran vertikal air dalam zone tidak jenuh.


Tiga proses terjadi berurutan, yaitu masuknya di permukaan lahan,
aliran air dalam tanah ( water movement ), dan perubahan tampungan.

Faktor-faktor yang berpengaruh :


1. sifat fisik tanah ( pore size and distribution ),
2. keadaan tanah (lengas, kepadatan),
3. penutupan lahan ( vegetal cover ),
4. intensitas dan lama hujan.

3
Penutup lahan (tanaman rendah maupun serasah hutan)
berperan dalam :

1. Melindungi permukaan lahan dari impak butir-butir


air hujan (compacting, splashing ).

2. Memperlambat kecepatan aliran limpasan (overland


flow ), menambah kesempatan untuk infiltrasi,
menurunkan erosifitas air limpasan.

3. Sistem perakaran menggemburkan tanah.

4
 Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi:
 alamnya genangan diatas permukaan tanah dan tebal lapisan jenuh
 Kadar air dalam tanah
 Pemampatan olaeh curah hujan
 Tumbuh-tumbuhan

 Daya infiltrasi tergantung kepada faktor-faktor berikut :


 Tipe tanah
 Adanya tumbuh-tumbuhan
 Cara pengerjaan tanah
 Kadar air

5
 Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah
dipengaruhi oleh:
1. gaya gravitasi
2. gaya kapiler
 Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju
ke tempat yang lebih rendah, sementara gaya
kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah.
Gaya kapiler pada tanah kering lebih besar
daripada tanah basah. Selain itu gaya kapiler
bekerja lebih kuat pada tanah dengan lapisan lebih
halus seperti lempung daripada tanah berbutir
kasar seperti pasir.
 Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu.
 Laju infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang
nilainya tergantung pada kondisi tanah dan
intensitas hujan.
1. Kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh
2. Kelembaban Tanah
3. Pemampatan oleh hujan
4. Penyumbatan oleh butir halus
5. Tanaman penutup
6. Topografi
7. Intensitas hujan
 Dalam kaitannya dengan analisis hidrologi,
informasi yang diperlukan adalah laju
infiltrasi yang berubah dengan waktu.
 Untuk mendapatkan data tersebut
pengukuran laju infiltrasi pada suatu
tempat tertentu dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu:
a) Pengukuran langsung di lapangan
b) Dengan pendekatan menggunakan analisis
hidrograf (akan dibahas pada bab selanjutnya)
1. Single ring infiltrometer
2. Double ring infiltrometer
3. Rainfall simulator

Single Ring infiltrometer berupa silinder baja yang


dimasukkan ke dalam tanah dan dilengkapi dengan
skala dalam milimeter dan hook gauge untuk
mengukur penurunan muka air yang diisikan ke
dalam silinder baja yang diamati dalam rentang waktu
tertentu. Prinsip pengukuran infiltrasi dengan double
ring infiltrometer sama dengan single ring
infiltrometer, hanya saja digunakan 2 buah silinder
baja untuk menahan rembesan air ke arah horisontal
dengan cara mengisi air pada ruang di antara dua
silinder baja.
a. single ring infiltrometer

10 cm

60 cm

14
Single ring
infiltrometer
Ring luar φ50 cm

f=Δh/Δt Ring dalam


φ25 cm

Δh 10 cm

50 cm
Double ring infiltrometer
Double ring infiltrometer
Measure rate of fall in inner ring

Infilration

http://www.alwi.com/wastewater.php
Pengukuran infiltrasi
1. Pengukuran Lapangan

b. Doble ring infiltrometer


Pengukuran infiltrasi
1. Pengukuran Lapangan

c. rainfall simulator
Terdiri dari seperangkat alat pembuat hujan buatan,
yang terdiri dari pompa dan deretan pipa-pipa yang
dapat menyemprotkan air. Jumlah air yang
disemprotkan dapat diatur sesuai dengan intensitas
hujan buatan yang dikehendaki. Ukuran pipa sesuai
dengan bidang tanah yang akan digunakan sebagai
bidang percobaan, yang dilengkapi dengan alat ukur
debit dan alat pengukur waktu (stop watch)
Untuk menghindari kelemahan dari penggunaan alat
infiltrometer, dibuat simulator hujan yang terdiri dari
seperangkat alat pembuatan hujan buatan dari
pompa dan sederet pipa dengan ‘nozzle’. Intensitas
hujan yang diinginkan dapat diatur. Bidang tanah
yang digunakan untuk percobaan diisolasikan dari
bidang tanah lain disekitarnya, dan dilengkapi
dengan alat pengukur debit. Luas bidang yang
disiram adalah antara 0,1 sampai 40 m2.
Jumlah air yang disemprotkan dapat diatur sesuai
dengan intensitas hujan buatan yang dikehendaki
Simulator hujan
Simulator hujan
 Laju infiltrasi sebagai fungsi waktu diberikan
dalam persamaan

f t   f c   f 0  f c   e  kt
 dengan :
f(t) = laju infiltrasi pada saat t diukur dari awal
percobaan,
fc = laju infiltrasi konstan,
f0 = laju infiltrasi pada saat awal pengukuran,
k = konstanta penurunan laju infiltrasi.
i > fp
fc

Dengan : fp = laju infiltrasi sesaat


f0= laju infiltrasi awal
fc= laju infiltrasi akhir
k = tetapan
27
  
 f c  kt f p f c
 f
Fp   (f p  f c)dt   (f 0  f c) e dt  e 
kt 0
t t k k

(f p  f c )  k Fp
t1 t2

....... apabila i < fp , maka fp digantikan i ....

fp2 = fp1 – k(f – fc) Δt

29
 Holtan
fp –fc = k Fpn

 Philip
fp –fc = (a/2)1/2 t-1/2
Infiltration into a
soil water column
 Indeks infiltrasi adalah laju rerata
kehilangan air karena infiltrasi, sedemikian
sehingga volume aliran permukaan
merupakan volume air hujan dikurangi
infiltrasi.
F P Q
Indeks   
Tr Tr
 dengan:
◦ F = infiltrasi total
◦ P = hujan total
◦ Q = aliran permukaan total
◦ Tr = waktu terjadinya hujan
 Distribusi hujan berikut diukur selama 6 jam.

Jam 0 1 2 3 4 5 6

Intensitas hujan (cm/jam) 0,5 1,5 1,2 0,3 1 0,5

Kedalaman limpasan (runoff) adalah 2 cm.


Hitung indeks infiltrasi.
Dari distribusi hujan, hujan total adalah P = 5 cm.
sehingga kehilangan yang disebabkan oleh
infiltrasi adalah:
F = P – Q = 5 – 2 = 3 cm
Dengan menggunakan gambar di bawah, indeks Ф
dihitung dengan cara coba banding (Misal dicoba
nilai Ф < 0,3; atau 0,3 < Ф < 0,5; atau 0,5 < Ф <
1,0 dst. Sesuai data intensitas hujan)
Dianggap nilai Ф berada antara 0,5 dan 1,0 cm/jam.
Dengan menyamakan luas histogram di atas garis
putus-putus dan kedalaman limpasan, dapat
diperoleh nilai Ф:
(1,5 – Ф)x1+(1,2 – Ф)+(1,0 – Ф)x1 = 2 cm
Ф = 0,567 cm/jam
Nilai 0,5 < Ф < 1,0 sehingga perkiraan tersebut
adalah benar.
2,0

1,8
Intensitas Hujan (cm/jam)

1,6 1,5

1,4
1,2 Ф = 0,567 cm/jam
1,2
1
1,0

0,8

0,6 0,5 0,5

0,4 0,3

0,2

0,0
1 2 3 4 5 6
Waktu (jam)
2. Analisis Hidrograf
Infiltrasi dengan analisis Hydrograf merupakan upaya pendekatan untuk
memperoleh besaran infiltrasi rata-rata selama terjadi hujan.
Perkolasi
Perkolasi, merupakan bagian dari infiltrasi yang bergerak
secara vertikal sampai muka air tanah. Jika kapasitas lengas
tanah lapis bawah telah terlampaui, air akan bergerak menuju
air tanah yang diakibatkan oleh adanya pengaruh gaya
gravitasi.
Besarnya nilai perkolasi untuk sawah “upland” pada kondisi
pada genangan dan bukan pada saat pengelolaan tanah,
adanya pengaruh gaya gravitasi. Besarnya nilai perkolasi untuk
sawah pada kondisi tersebut berkisar antara 3 – 5 mm/hari.
Untuk sawah “lowland” besarnya nilai perkolasi, antara 1 – 2
mm/hari (Direktorat Irigasi, 1980).
39
Vegetal cover
tanpa splashing Forest litter

root system

40
HIDROMETRI
Kegiatan ini menyangkut
 ketinggian muka air,
 Kecepatan aliran,
 debit sungai,
 sedimentasi maupun unsur aliran lain
Kegiatan pengukuran harus menyakup
 Penetapan lokasi stasiun sesuai dengan keadaan tempat, sifat DAS,
dan data optimum yang diharapkan (network design),
 Cara-cara dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran,
baik tinggi muka air maupun debit,
 Perhitungan kesalahan,
 Analisis,
 Penetapan hubungan antara tinggi muka air dan debit, atau unsur
lainnya.
Hal-hal yang diperhatikan dalam
penentuan lokasi pengukuran hidrometri

1. Kondisi setempat, ketelitian dan stabilitas

 Ketersediaan kontrol yang memadai


 Dapat didatangi setiap saat dan setiap keadaan.
 Di bagian sungai yang lurus dan mempunyai aliran sejajar
 Penampang sungai yang teratur (dan baik)
 Penampang sungai yang stabil
 Tidak terdapat kemungkinan aliran di bantaran
 Kepekaan yang cukup, dengan pengertian perubahan debit
dapat nampak dalam perubahan tinggi muka air
 Tidak terdapat gangguan tanaman
 Tidak terdapat pengaruh backwater
Hal-hal yang diperhatikan dalam penentuan
lokasi pengukuran hidrometri

2. Net work design, Stasiun hidrometri ditempatkan pada


 Di sebelah hilir pertemuan anak sungai yang penting
 Di outlet danau
 Di tempat terjadinya perubahan lereng yang besar
 Di tempat pengambilan air untuk berbagai keperluan
3. Langkah dalam penetapan lokasi stasiun hidrometri
2 x

 pengamatan terhadap peta topografi, untuk melihat secara umum


dan kemungkinan-kemungkinan lokasi yang dapat dipilih
 Peninjauan lapangan untuk memantapkan pemilihan lokasi dan
melihat situasi setempat serta sifat aliran sungai.
 Bila diperlukan, dapat dilakukan pengamatan sepanjang sungai
untuk mencari lokasi yang terbaik
Jaringan pengukuran hidrometri digolongkan menjadi 3
 Stasiun primer (primary/base stasiun) diperlukan dalam jangka
waktu panjang perilaku sifat sungai
 Stasiun sekunder dapat dipilih sedemikian rupa di suatu tempat
yang apabila telah dapat diperoleh korelasi yang baik antara data
stasiun tersebut dengan data stasiun primer, maka stasiun ini
dapat dipindahkan ke tempat lain yang memerlukan
 Stasiun khusus, pada umumnya hanya digunakan untuk
kepentingan pekerjaan tertentu, misalnya untuk pelaksanaan
proyek

Faktor yang menentukan kerapatan jaringan hidrometri


 Ketersediaan dana
 Ketersediaan tenaga teknis yang sesuai
 Komunikasi,
 Keseragaman sifat DAS Keseragaman sifat DAS
 Kelangkaan air
 Faktor lain : POLEKSOS – HANKAM
PENGUKURAN KETINGGIAN

m.a. minimum

m.a. minimum
PENGUKURAN KETINGGIAN

m.a. minimum
PEMASANGAN PAPAN DUGA

m.a. minimum

m.a. minimum

m.a. minimum
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN

Pengukuran dengan pelampung

L
v = L/T
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN
velocity head
road

H1 H2

V  2gh0
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN
Trupp’s ripple meter

L V = C + XL
W
V = Kecepatan aliran
permukaan (m/dt)
C = tetapan = 0,40
X = variabel yang tergantung
dari nilai W, sebagai berikut

W (in) 4 6 8 9 12

X 0,280 0,206 0,161 0,145 0,109


PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN
Current meter

V = an + b
V = Kecepatan aliran permukaan (m/dt)
n = jumlah putaran dalam waktu tertentu
A,b = tetapan (nilai kalibrasi)
PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN
mean area method,
B

Hn Hn+1

Vn Vn+1

 vn  vn 1 H n  H n 1 
Q   * * B
 2 2 
PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN

mid area method,


B

Hn

Vn

Q   v0 * H 0 * B

Anda mungkin juga menyukai