Atas dasar tersebut, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah
layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus
dilakukan. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh
peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal
apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan
sebagainya.
B. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode waktu
tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek.
C. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, dan dievaluasi berdasarkan
beberapa dimensi.
D. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif,
sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik.
Tes tertulis berbentuk esai menuntut dua jenis pola jawaban,
1. Jawaban terbuka (extended-response)
2. Jawaban terbatas (restricted-response).
Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes
semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil
belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.
E. Penilaian Sikap
Kunandar (2013:105) membagi lima jenjang proses berpikir ranah sikap,
yaitu menerima atau memerhatikan, merespon atau menanggapi, menilai
atau menghargai, mengorganisasi atau mengelola, dan berkarakter.
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah:
1) Sikap terhadap mata pelajaran.
2) Sikap terhadap guru/ pengajar.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran.
Cara atau teknik, yaitu teknik observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi.
a) Observasi perilaku
b) Pertanyaan langsung
c) Laporan pribadi
F. Penilaian Diri
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap
perkembangan kepribadian seseorang.
G. Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.Cara
holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk. Cara analitik,
yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
1. Alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan fungsi ini maka penilaian
harus mengacu pada rumusan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran dari kompetensi mata
pelajaran
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan antara
lain : dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa, strategi
pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam
laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan pelajar siswa dalam berbagai
bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Dalam melakukan penilaian hasil belajar, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu :
1. Penentuan tujuan tes,
2. Penyusunan Kisi-kisi tes,
3. Penulisan Soal,
4. Penelaahan Soal (validasi soal),
5. Perakitan soal menjadi perangkat tes,
6. Uji coba soal termasuk analisisnya,
7. Bank Soal
8. Penyajian tes kepada siswa
9. Skoring (pemeriksaan jawaban siswa)
Menyusun Kisi-Kisi Soal
Kisi-kisi adalah Suatu format berupa matriks yang memuat pedoman untuk menulis soal atau
merakit soal menjadi suatu tes. Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan atau
dalam melakukan perakitan tes.
Syarat-syarat kisi-kisi yang baik :
1. Mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan;
2. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
3. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan
Komponen kisi-kisi terdiri dari :
A.Kelompok Identitas :
1. Jenis institusi
2. Program/Jurusan
3. Bidang studi/matapelajaran
4. Tahu nelajaran
5. Kurikulum yang diacu/dipergunakan
6. Jumlah soal
7. Bentuk soal
B. Kelompok Matriks
1. Kompetensi Dasar
2. Materi yang akan diberikan/dijadikan soal
3. Indikator
4. Nomor urut soal (jika diperlukan)
KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar:Kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi
pelajaran tertentu. Kompetensi ini diambil dari kurikulum.
MATERI
Materi merupakan:bahan ajar yang harus dikuasai siswa berdasarkan kompetensi yang akan diukur.
Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan indikator yang akan disusun.
Untuk pembuatan soal, kita harus bisa memilih materi esensial yang akan dikeluarkan dalam tes.
Untuk memilih materi esensial kita dapat berpatokan pada kriteria-kriteria berikut ini :
INDIKATOR
Indikator:berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal. Indikator
dikembangkan sesuai dg karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dg kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Syarat-syarat indikator yang baik adalah :
1. Bila Soal Terdapat Stimulus, maka rumusan indikatornya: “Disajikan …, siswa dapat
menjelaskan ….”
2. Bila Soal Tidak Terdapat Stimulus, maka rumusan indikatornya: “Siswa dapat membedakan
….”
Contoh indikator soal :
SOAL
Soal disusun berdasarkan indikator. Untuk di sekolah, biasanya kita sering memakai 3 jenis soal
yaitu soal pilihan ganda, dan soal uraian, masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan.
Soal uraian :
Soal uraian merupakan Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa
untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya
dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis.
Soal uraian terdiri dari soal uraian objektif dan soal uraian non objektif.
Dalam melakukan penilaian hasil belajar, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan
yaitu :
1. Penentuan tujuan tes
2. Penyusunan Kisi-kisi
3. Penulisan soal
4. Penelaahan soal (validasi soal)
5. Perakitan soal menjadi perangkat Tes
6. Uji Coba soal termasuk analisisnya
7. Bank soal
8. Penyajian tes kepada siswa
9. Skoring ( pemeriksaan jawaban siswa)
Kisi-kisi adalah suatau format berupa matriks yang memuat pedoman untuk menulis soal
atau merakit soal menjadi suatu tes. Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan
soal dan atau dalam melakukan perakitan tes.
Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa setelah
mempelajari materi pelajaran tertentu. Kompetensiini diambil dari Kurikulum yang
digunakan
Materi
Materi meruapakan bahan ajar yang harus dikuasaisiswa berdasarkan kompetensi yang
akan diukur. Penentuan materi ( bahan ajar ) yang akan diambil disesuaikan dengan
indicator yang akan disusun
Untuk pembuatan soal, kita harus bisa memilih materi esensial yang akan dikeluarkan
dalam tes.
Untuk memilih materi esensial kita dapat berpedoman pada kriteria-kriteria berikut ini :
1. Merupakan materi lanjutan
2. Pendalaman dari satu materi yang sudah dipelajari sebelumnya
3. Merupakan materi penting yang harus dikuasai oleh siswa
4. Merupakan materi yang sering dibutuhkan
5. Untuk mempelajari bidang study lain
6. Merupakan materi yang berkesinambungan yang terdapat pada semua jenjang kelas
7. Merupakan materi yang memiliki nilai terapan dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
Indikator:berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal.
Indikator dikembangkan sesuai dg karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dg kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Syarat-syarat indikator yang baik adalah :
1. Bila Soal Terdapat Stimulus, maka rumusan indikatornya: “Disajikan …, siswa dapat
menjelaskan ….”
2. Bila Soal Tidak Terdapat Stimulus, maka rumusan indikatornya: “Siswa dapat
membedakan ….”
Contoh indikator soal :
Disajikan sebuah teks report tentang hewan, siswa menentukan gambaran umum
teks tersebut dengan tepat.
Keterangan :
Teks berwarna biru = condition
Teks berwarna hitam = audience
Teks berwarna merah = behavior
Teks berwarna ungu = degree
SOAL
Soal disusun berdasarkan indikator. Untuk di sekolah, biasanya kita sering memakai 3 jenis
soal yaitu soal pilihan ganda, dan soal uraian, masing-masing memiliki keunggulan dan
keterbatasan.
Soal pilihan ganda
Keunggulan