1. Permasalah K4
Permasalah terkait penyelesaian masih bersifat menyesuaikan anggaran dan kondisi kantah.
(rata-rata penyelesaian pertahun hanya 825 ribu bidang tanah). K4 dibuat satgas sehingga tidak
ada k4 yang terlewatkan.
Permasalahn menjadi 4 tipologi yaitu data fisik, data yuridis, administrasi, dan sosial ekonomi
dan politik. K3 diproritaskan yang dapat dibuat menjadi k1 kedepannya.
Pelaksanaan kontrol kualitas belum optimal dan belum keseluruhan by sistem. Permasalahan
kontrol kualitas dibuat agar tidak tumpang tindih.
Kejahatan Pertanahan
Bidan tanah yang telah terdaftar belum diplotting dalam peta pendaftaran
Pengukuran bidang tanah tidak sesuai petunjuk teknis
Penunjuk batas tidak menunjuk batas dengan benar
Tanda tangan batas tidak dihadapan petugas melainkan dititip pada pemohon
Pengukuran dilakukan sebelum diterbitkan surat tugas
Pemeliharaan data peta pendaftaran dilakukan tanpa melihat kondisi fisik dan data pada
kantah
Petugas tidak memperhatikan legal standing (alas hak) dari pemohon
Double pengukuran diatas satu bidang tanah
Petugas yang melakukan pengukuran bukan petugas yang mendapat surat tugas
Petugas tidak melakukan pengukuran di lapangan
Notulensi Ringkasan Pertanyaan
Perntanyaan :
1. Berkaitan dengan ketentuan yang dipersyaratkan pada Permen 16 2021, Jika foto tanda batas
yang diukur jumlahnya berbeda dengan foto yang dilampirkan dalam form permohonan,
apakah yang dapat kami lakukan? Apakah dilakukan pengukuran sejumlah foto? Atau kah
fotonya ditambahkan?
2. Foto dalam permohonan HGU tanda batasnya ada banyak, bolehkan fotonya dipakai sampel
ataukah memang harus semua tanda batas difoto? Umumnya pada permohonan HGU, tanda
batas dilapangan ada banyak bisa mencapat ratusan patok.
3. Implementasi ketentuan serta format pada Permen 16/2021 berlaku juga untuk kegiatan PTSL?
4. Bagi yang sudah punya Surat Keterangan Tanah apakah masih diperlukan lampiran III Permen
16/2021?
5. Jika tanda tangan berbatasan tidak didapatkan dalam syarat permohonan yang diajukan, apa
yang dapat kami lakukan? Menolak permohonan tersebut atau diterima dengan syarat
tambahan misalnya dimintakan surat pernyataan alasan tidak bisa didapatkan ttd berbatasan
dan siapa yg taggungjawab jika muncul masalah?
Jawaban :
1. Diskusi dengan pusdatin, foto dengan format geotagging wajib pada saat upload berkas namun
menjadi optional dikarenakan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara
penggunaan foto geotagging sehingga foto tanda batas yang belum ada geotagging
diperbolehkan tapi saat pengukuran maka diwajibkan mengambil foto geotagging atau
berkordinat.
2. Foto tanda batas bisa dibuat dalam satu saja apabila semua patok terlihat kedalam satu frame.
Untuk HGU bisa melampirkan peta dan koordinat setiap patok, dan ada sample foto apabila
foto mencapai 2000 foto sample bisa 30% dari patok seluruhnya
3. Ditolak apabila tanda tangan bersebelahan tidak lengkap. Asas kontradiktur tidak ada lagi di
gambar ukur namun di surat tanda batas sehingga APH sudah melindungi petugas ukur dari asas
kontradiktur
4. Tetap dibuat
5. Ditolak berkasnya
Pertanyaan :
Pertanyaan :
1. Permasalahan sertipikat k4 yang kejadiannya tumpang tindih karena produk masa lalu, produk
desa lengkap maka semua bidang tanah harus tervalidasi dengan syarat yaitu tidak ada
tumpang tindih dan tidak boleh melebihi batas toleransi, bagaimana kepastian hukum terhadap
peningkatan kualitas bidang tanah karena PTSL?
Mengeluarkan juknis PTSL 2022 maka peningkatan k4 dilakukan pengukuran ke lapangan hingga
menjadi k1 valid. Maka dibuat penetapan batas kembali, pemohon harus hadir, selanjutnya
data-data dikantor pertanahan dapat diubah dengan adanya berita acara pengukuran yang
disetujui pemilik tanah.
2. Kegiatan pemiliharaan bidang tanah karena ganti blanko, sertipikat, dll. Harus dilakukan
pengukuran ulang terlebih dahulu?
Tidak harus apabila semua datanya sudah valid ( buku tanah valid, SU valid, Persil valid)
Pertanyaan :
1. Kaitan permohonan pengembalian batas dengan tidak ada GU dan kaidah2 pengembalian
batas, maka tidak boleh permohonan itu. Akibatnya pemohon melaporkan ke ombusman
sehingga akan ada surat dari ombusman. Maka apa solusinya pak?
Itu berdasarkan surat edaran, untuk meminimalisir sertipikat mencari tanah karena pengelolaan
dan pemiliharaan data adalah tanggung jawab pemohon, pasal 41 nomor 16 tahun 2021
menjadi tanggung jawab kantor pertanahan sehingga GU-GU dilakukan opname fisik jika tidak
ada maka dilakukan pengukuran ulang. Potensi tumpang tinggi k4 sebesar 16 juta bidang tanah
apalagi pemilik tanah tidak menguasai bidang tanah tersebut maka tumpang tinggi dapat terjadi
dalam pengembalian batas. Berkas pengembalian batas tidak dibuat SPS terlebih dahulu,
namun diteliti dulu apakah bisa dilaksanakan pengembalian batas dengan yakin, namun apabila
sop tidak bisa pengembalian batas maka diarahkan pengukuran ulang atau pengukuran pertama
kali untuk meminimalisir sertipikat mencari tanah.