PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan jaman saat ini sangatlah pesat, oleh karna itu kita di
tuntut untuk maju dan terus berkembang. Salah satunya dengan
pamahaman mesin mesin kompleks. Praktikum, salah satu cara yang
dapat dilakukan agar mahasiswa dapat memahami proses permesinan
secara lebih baik. Dan dengan adanya praktikum ini mahasiswa dituntut
agar bisa mengoprasikan mesin mesin ini, agar bisa bersaing di dunia
usaha.
LANDASAN TEORI
A. Pembubut Kecepatan
1. Pengerjaan kayu
2. Pemusingan logam
3. Pemolesan
B. Pembubut Mesin
3. Penggerak kecepatan
C. Pembubut Bangku
F. Pembubut Turet
1. Horisontal
a. Jenis ram
b. Jenis sadel
2. Vertikal
a. Stasiun tunggal
b. Stasiun banyak
3. Otomatis
G. Pembubut Otomatis
1. Spindel tunggal
2. Spindel banyak
Pada gambar 1.2, diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum
dari mesin bubut. Jenis ini mempunyai kepala tetap berisi roda gigi dan
mendapatkan daya dari motor yang di sambungkan dengan sabuk V. Pengendali
pada kepala tetap bisa mengatur kecepatan sampai 27 variasi kecepatan.
Gambar 1.2
Ekor tetap bisa di stel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang
berbeda-beda. Pergerakannya di atur dengan penyetel roda dan di lengkapi dengan
ulir pengencang pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan untuk pembubutan
tirus.
Sekrup pengarah adalah poros panjang berulir yang terletak agak di bawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Di
hubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa di balik. Di
pasang ke kereta luncur dan bisa dipasang atau di lepas dari kereta luncur selama
operasi. Ulir pengarah hanya untuk membuat ulir saja dan bisa di lepas kalau tidak
di pakai.
Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron.
Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan memandu pahat potong.
Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalam arah
menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan perletakan majemuk
dan roda tangan di bawah untuk menggerakkan kereta luncur sepanjang landasan.
Apron yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan mekanisme
lain untuk menghantar kereta luncur baik dengan tangan atau dengan daya.
Ukuran mesin bubut di nyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat di putar,
sehingga sebuah mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan
benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang di perlukan dari sebuah
mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam
panjang maksimum benda kerja di antara kedua pusat mesin bubut, sebagian
pabrik lainnya menyatakan dalam panjang bangku.
Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya
tersebut tergantung pada jenis produksi atau jenis benda kerja.
Pembubut Bangku adalah mesin bubut kecil yang terpasang pada bangku kerja.
Desainnya mempunyai kesamaan dengan mesin bubut kecepatan atau mesin
hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Di buat untuk benda kecil dan
mempunyai kapasitas ayunan maksimum sebesar 250 mm pada pelat muka.
Pembubut Ruang Perkakas adalah mesin bubut untuk pembuatan perkakas kecil,
alat ukur, die dan komponen presisi lainnya. Mesin ini di lengkapi dengan segala
perlengkapan yang di perlukan untuk membuat pekerjaan perkakas yang teliti.
2.1.3 Operasi Bubut
Pencekam
Pencekam ini ada yang tiga ( 3 ) rahang dan empat ( 4 ) rahang. Pencekam
ini digunakan untuk memegang benda kerja.
Penyangga
Center ( pelurus )
Pahat
Digunakan untuk memotong benda kerja atau dengan kata lain pahat
adalah, sebagai alat potong pada mesin bubut.
1. Sepotong pahat pejal dari baja karbon – atau sayat cepat yang langsung di jepit
pada pemegang pahat.
2. Tangkai gagang pahat (tool holder bits) dari baja sayat cepat dengan penampang
persegi atau bundar. Dipegang pada pemegang-pemegang pahat.
3. Pahat-pahat yang di tip dari berbagai jenis.
4. Perkakas-perkakas khusus misalnya : pahat gerek, batang gerek yang memegang
mata pahat, dee bits, berbagai macam perkakas lain dan perkakas kartel.
Gambar 1.3
Dalam gambar 1.3diperlihatkan berbagai jenis perkakas pejal dan dalam gambar
1.4. di perlihatkan tiga macam pemegang pahat, satu lurus dan dua lainnya
menekuk (kekiri dan ke kanan) dengan di lengkapi mata pahat. Keuntungan dari
mata pahat ini (bits) adalah keekonomisan dari pemakaian baja sayat cepat yang
mahal dan bisa di lepas dari pemegangnya untuk diasah atau diganti dengan mata
pahat yang baru, dan pemasangannya lagi hanya perlu sedikit penyetelan.
Gambar 1.4. Pemegang Pahat Lurus, Bubut Kanan, Bubut Kiri dan Pahat-Pahat
Bubut yang di Tip (kanan) . Macam –Macam Pemegang Pahat Bubut.
Keadaan dan bentuk pahat yang akan digunakan dalam melakukan sebuah proses
mengoperasikan mesin bubut harus dalam keadaan baik, supaya memperoleh hasil
yang berkualitas dari pekerjaan tersebut.
Untuk itu Bentuk yang benar dari alat mesin bubut tergantung pada :
Bentuk bahan yang akan dipotong
Bentuk potongan yang akan di bentuk
Rata-rata putaran
Mesin milling ada yang dikendalikan secara konvensional dan ada yang
dengan bantuan CNC. Mesin konvensional manual posisi spindelnya ada dua
macam yaitu horizontal dan vertikal. Mesin milling dengan kendali CNC hampir
semuanya adalah mesin frais vertikal. Mesin milling konvensional cara
pengerjaannya dilakukan secara manual oleh operator. Sedangkan mesin milling
cnc dikendalikan oleh komputer, sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai
dengan program yang diberikan, keuntungannya yaitu mesin mampu diperintah
untuk melakukan pekerjaan secara mengulang gerakan yang sama secara terus
menerus dengan tingkat ketelitian yang sama.
Dengan :
Cs = kecepatan potong (m/menit)
d = diameter pisau (mm)
n = putaran mesin (rpm)
nilai kecepatan potong yang telah baku dapat dilihat pada tabel 2.5
2.3 Pengelasan
2. Sambungan Tumpul
Sambungan bentuk T dan bentuk silang ini secara garis besar terbagi
menjadi dua jenis seperti pada gambar 3.2, yaitu :
4. Sambungan Tumpang
1. Benda yang dilas tersebut harus dapat cair atau lebur oleh panas
Dengan :
F = Gaya yang bekerja (N)
= Tegangan total (N/mm 2 )
H = Tinggi plat (mm)
A = Luas penampang (A = 2.a. l )
a = Lebar pengelasan (mm)
l = Panjang las
a. Penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil,
b. Terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak
mampu melebihkan elektroda dan bahan bakar dengan baik,
c. Penembusaun kurang baik,
d. Pinggiran-pinggiran dingin.
a. Tepat dan stabil, menghasilkan daerah perpaduan dengan bahan dasar dan
perembesan luasnya baik.
b. Terlalu cepat, menghasilkan perembesan las yang dangkal karena
pemanasan bahan bakar dasar
c. Terlalu lambat, menghasilkan alur yang lebar (lihat gambar). Hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar yang dilas tipis.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bahan : AS ST 40
Bahan : Alumunium
3.3.1 Pembuatan 1 set bangku santai, material yang digunakan antara lain:
1. hollow 40x40x1,0 mm
2. papan triplex 1200x2400 mm
3. cutting whell 355x3x25.4 mm
4. Disk grinder 105x1x16 mm
5. emery whell (roda pengasah/batu gerinda) 100x6x16 mm
6. electrode -RB E6013 2.0x300 mm
7. amplas grid 100
8. skrup bord
9. dempul
10. cat
3.3.3 Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan dalam bekerja antara lain:
1 Pakai APD sesuai dengan jenis pekerjaan dan mengikuti instruktur kerja
praktikum.
2 Pemotongan menggunakan cutting whell 355x3x25.4 mm
Potong material hollow 40x40x1.0 mm dengan ukuran sebagai berikut:
Panjang 2400 mm dengan ke dua ujung di filled dengan sudut 45º
sebanyak 4 batang
Panjang 480 mm dengan kedua ujung difilled dengan sudut 45º
sebanyak 2 batang
Panjang 472 mm sebanyak 3 batang untuk kerangka tengah dan
spankres kaki meja
Panjang 380 mm dengan kedua ujung difilled dengan sudut 45º
sebanyak 2 batang
Panjang 372 mm sebanyak 3 batang untuk kerangka tengah dan
spankres kaki kursi
Panjang 696 mm sebanyak 4 batang (kaki meja)
Panjang 396 mm sebanyak 4 batang (kaki kursi)
Panjang 2392 mm sebanyak 2 batang (sandaran kaki meja dan
kursi)
Panjang 54 mm sebanyak 1 batang
Panjang 200 mm sebanyak 2 batang untuk penghubung antara kaki
meja dan kursi
lakukan hal serupa pada perakitan kursi dengan ukuran yang telah
ditentukan
Cantum batang hubung dengan kaki meja dan kursi kemudian las
penuh pada sambungan tersebut
Cek pada semua bagian sambungan hasil lasan
3.3.6 Proses Finishing
Gerinda pada hasil lasan yang kasarkemudian grinda dengan ristick
untuk menghilangkan karat setelah bersih kemudian dempul pada
sambungan las untuk menutup pori-pori yang besar setelah kering
amplas pada bagian yang di dempul sampai halus
Pasang papan di krangka meja dan kursi dengan skrup bord
Dan yang terakhir lakukan pengecatan
4.1 Kesimpulan
Bandung
http://cimpok.blogspot.de/2011/11pengelasan.html
modul pelatihan dan pemagangan “las busur listrik manual” tahun 2012 Disnakertran
surakarta