Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Npm : 17010088
Group : 2T4
Asisten :- Salamah, ST
- Engkon
2018
BAB 1
PENGUJIAN PANJANG SERAT BUATAN BENTUK STAPEL
1. Mahasiswa dapat memiliki kemampuan menguji panjang serat buatan bentuk staple.
Dasar Teori
Panjang serat merupakan faktor yang sangat penting sebagai faktor yang paling
menentukan dapat tidaknya suatu serat untuk dipintal sampai nomor atau kehalusan
benang yang dikehendaki.
Pada pengukuran panjang serat buatan, biasanya dilakukan dengan meluruskan
sejumlah serat lalu diukur masing-masing serat dengan menggunakan penggaris.
Cara tersebut digunakan sebagai pengecek. Panjang staple serat-serat buatan
normalnya akan lebih seragam daripada serat-serat alam. Karena panjang staple
pada serat-serat buatan sudah sangat rata setelah dilakukan pemotongan oleh
mesin dengan spesifikasi panjang tertentu.
Selain dengan panjang serat, terdapat pula istilah kerataan panjang serat yang
menggambarkan banyak sedikitnya serat-serat pendek dalam serat dan hal ini akan
menentukan jumlah limbah yang terjadi pada proses pemintalan. Pengukuran
panjangs erat staple yang dilakukan dipabrik biasanya hanya dengan meluruskan
sejumlah serat lalu diukur dengan penggaris. Cara ini dipakai terutama sebagai
pengecekan dan itu sudah cukup apabila prosesnya tidak menemui kesukaran.
Tetapi terdapat pula, yang menggunakan cara array untuk mengukur panjang serat
buatan. Tekniknya sama dengan yang dipakai untuk menguji panjang serat kapas
atau wol, yaitu dengan menggunakan Baersorter atau semacamnya. Karena serat
buatan sudah mengalami pengecekan pada saat pembuatan, maka pengujian
selanjutnya tidak terlalu ketat sekali, tidak seperti pada pengujian serat kapas. Untuk
panjang staple serat buatan misalnya sudah sangat rata karena pemotongan
dilakukan oleh mesin dengan spesifikasi panjang tertentu. Karena itu pengujian
panjang staple serat buatan di pabrik tekstil sifatnya hanya mengecek saja.
Panjang nominal serat (mm) Interval (mm)
Sama atau < 45 1
> 45 - 80 2
> 80 5
1. Papan hitam
2. Parafin atau minyak
3. Pinset
4. Mistar
Bahan
1. Kapas nomor 1
Cara kerja
Data perhitungan
No Pi (mm) Ni (helai) Ni x Pi (Pi – Ps)2 x Ni
1 32 3 1224 31,33
2 34 3 1332 0,0576
3 35 17 1140 32,448
4 36 35 3696 63,8276
5 37 23 1232
6 38 14
7 39 5 3696 63,8276
Σ 251 100 3631 191,36
Ps =∑ ¿ ¿ ¿ SD
∑ ( Pi x Ps )2 x∋¿ ¿
¿
3631
100
SD=
√
191,36
∑¿
CV =
¿
Ps
1,38
x 100 %
x 100 %
¿ 36,31 mm ¿
√ 100
36,31
¿ 3,8 %
¿ 1,38
Diskusi
Pada pengujian panjang serat staple, praktikan mendapatkan contoh uji serat nomor
1, dengan ciri-ciri seratnya pendekdan berwarna putih mengkilap. Panjang serat
akan mempengaruhi banyak sifat akhir dari benang yang terbentuk dari serat
tersebut, seperti kekuatan serat, kehalusan serat, dan hairness (bulu). Pada
percobaan ini, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan seperti pada pengolesan
minyak pelumas tidak terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit dan pada saat
pelurusan serat contoh uji, jangan terlalu menarik serat sebab akan mempengaruhi
pada hasil akhir panjang serat. Contoh uji serat yang didapatkan praktikan dapat
dikatakan, termasuk kedalam serat yang panjang dan interval 1 karena panjang
serat kurang dari 45 mm.
Kesimpulan
Pada praktikum panjang serat buatan bentuk staple, dapat disimpulkan bahwa
panjang serat akan mempengaruhi terhadap kehalusan dan grade kapas. Pada
contoh uji serat nomor 1, didapatkan rata-rata panjangnya sebesar 36,31 mm.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://dokumen.tips/documents/laporan-evaluasi-tekstil.html
2. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Tekstil 1 (SERAT)
LAMPIRAN
Papan hiatam
Mistar
Pinset
BAB 2
PENGUJIAN PERSENTASE KERITING (CRIMP) SERAT BUATAN
BENTUK STAPEL
Maksud dan Tujuan
Dasar teori
Crimp yaitu persentase perubahan panjang dari keadaan keriting serat sampai serat
itu diluruskan. Ada beberapa cara untuk menentukan crimp satu diantaranya yang
paling umum digunakan adalah dengan tangan.
Serat-serat yang keriting atau bergelombang mempengaruhi daya kohesi antar serat
dalam benang dan akan menghasilkan benang yang “lofty “. Sifat ini dimiliki oleh
serat-serat alam tertentu misalnya wol,serat-serat buatan seringkali diberi bentuk
keriting secara mekanik dalam pembuatannya. Seperti telah dikemukakan crimp dan
afinitas cat juga dilakukan oleh pabrk-pabrik. Evaluasi crimp mempunyai tehnik yang
cukup sukar, karena crimp pada serat merupakan tiga dimensi, maka tidak bisa diuji
dengan pengujian optik yang biasa. Salah satu teknik menggunakan prinsip dengan
pengukuran atau pelurusan serat helai-perhelai dan cara lain dengan sistem
pembebanan chain-o-matic dan hasilnya di plot antara gaya yang dipakai untuk
mulur dan mulurnya selain itu ada juga metode lain yang digunakan yaitu dengan
stuffer box. Dengan cara untuk menentukan crimp dari serat maka kekuatan benang
yang akan dihasilkan dapat diprediksikan.
Pengujian keriting pada serat buatan bentuk staple berguna untuk mengetahui
jumlah gelombang pada serat staple apakah sesuai dengan spesifikasi atau tidak.
Keriting atau crimp adalah sejumlah gelombang yang terdapat pada sepanjang serat
yang sengaja dibuat pada proses pembuatan serat tersebut. Suatu proses yang
penting dalam menentukan baik tidaknya proses pembuatan serat staple adalah
evaluasi keriting dan proses selesai pada serat yang dihasilkan.
Pengujian keriting atau crimp hanya dapat dilakukan pada serat buatan, serat-serat
ini biasanya sengaja diberikan keriting agar timbul rua atau bulky. Efek ini sengaja
diberikan untuk menaikan friksi antar serat dan meningaktkan daya serap.
Ada beberapa cara untuk menentukan keriting diantaranya yang paling umum
digunakan adalah dengan tangan yaitu dengan cara seperti menentukan keriting
benang dari kain tenun. Hasilnya adalah presentase perubahan panjangs erat dari
keadaan lurus sampai menjadi keriting. Selain itu dengan teknik menggunakan
prinsip pembebanan dengan system pembebenan Chain-o-matik dan hasilnya diplot
antara gaya yang dipakai untuk mulur dan mulurnya.
Panas
Kecepatan V1 >> V2
V1 V2
Alat
1. Papan hitam
2. Mistar
3. Paraffin cair/pelumas SAE
4. Pinset
Bahan
1. Kapan nomor 1
Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini adalah:
1. Ambilah serat buatan yang berkelompok dan masih dalam berbentuk
keriting.
2. Tanpa ada tarikan pada serat tersebut, panjang serat diukur sebelum
dilakukan penarikan dengan menggunakan alat ukur
3. Setelah itu serat diluruskan kemudian ukur panjang serat satu persatu
(helai-perhelai) dengan menggunakan papan hitam yang telah diolesi oleh
farafin atau oli hitung panjang satu persatu dari serat buatan itu.
4. Merata-ratakan panjang serat yang ada
5. Menghitung persentase crimp dengan rumus:
P1−P0
Crimp= x 100 %
P1
Data perhitungan
1 30
2 32
PS = 36,31
3 31
4 32
5 32
Σ 157
x́ 31,4
Kesimpulan
Pada praktikum pengujian crimp pada serat nomor 1 didapatkan presentase nilai
crimp sebanyak 13,5%.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://upakawis.wordpress.com/2011/06/12/meneliti-crimp-pada-serat-
buatan/
2. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Tekstil 1 (SERAT)
Lampiran
Papan parafin
mistar
BAB 3
PENGUJIAN KEHALUSAN SERAT BUATAN BENTUK STAPEL (CARA
PENIMBANGAN)
Pengujian kehalusan serat adalah salah satu pengujian yang penting karena
kehalusan serat akan mempengaruhi pada pembentukan nep yang juga akan
mempengaruhi pada pelaksanaan pemintalan dan kekuatan benang. Serat halus
akan menghasilkan benang dengan kekuatan yang lebih tinggi dari pada serat yang
kasar. Selain itu kehalusan yang tinggi akan menyebabkan mutu benang menjadi
naik, sedangkan kehalusan yang tinggi akan memperbanyak nep yang dapat
merendahkan mutu benang. Jadi kehalusan serat adalah ukuran serat yang dapat
dinyatakan dengan desitex atau denier. Tex adalah ukuran kehalusan yang
menunjukan berat serat dalam satuan gram untuk setiap panjang 1000 meter.
Denier (D) adalah satuan kehalusan yang menunjukan berat serat dalam satuan
gram untuk setiap panjang 9000 meter. Cara ini dapat menentukan kehalusan
dengan sederhana tetapi memerlukan ketekunan dan ketelitian pada saat
menimbang, mengukur panjang setiap helai serat dan menghitungnya.
1) Timbangan microbalance
2) Alat pemotong serat
3) Sisir baja
4) Papan beludru hitam
5) Pinset
6) Plastik penutup serat
7) Serat contoh uji nomor 1
Cara Kerja
1. Serat contoh uji nomor 1 yang telah sejajar dengan sisir supaya lurus dan
sejajar.
2. Letakan serat contoh uji nomor 1 yang sudah sejajar tegak lurus pada arah
memeanjang pada alat pemotong, kemudian jepitan salah satu ujung serat
alas pemotong dengan penjepit.
3. Jepit ujung serat contoh uji nomor 1 yang lainnya dengan penjepit yang
telah di beri beban seberat 50 gram
4. Tutup serat dengan flat penjepit yang sesuai dengan panjang serat yang
akan di uji, kemudian kencangkan dengan pengunci pelat.
5. Pemotong serat sesuai dengan ukuran plat penjepit dengan memakai
pisau atau silet.
6. Setelah dipotong, buka pengunci beserta platnya.
7. Pindahkan serat contoh uji yang telah di potong ke papan bludru hitam dan
hitung serat tersebut sejumlah 225 helai untuk ukuran plat 20mm atau
hitung serat sejumlah 150 helai untuk ukuran plat 30 mm
8. Kumpulkan serat dan ditimbang sampai 0,001 mg terdekat
9. Ulangi pengujian tersebut sampai lima kali.
Data Perhitungan
1.000 x berat serat (g) 1.000 x berat serat (g) 1.000 x berat serat (g)
Tex= Tex= Tex=
∑ serat x panjang ∑ serat x panjang ∑ serat x panjang
1000 x 0,00079 1000 x 0,00081 1000 x 0,00084
¿ ¿ ¿
225 x 0,02 225 x 0,02 225 x 0,02
SD
∑ (x i−x́)2
SD=
√ n−1
CV =
x́ denier
0,509
x 100 %
0,0052
¿
√ 2
¿
1,62
x 100 %
¿ 0,509 ¿ 3,1 %
Diskusi
DAFTAR PUSTAKA
1. https://dokumen.tips/documents/laporan-evaluasi-tekstil.html
2. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Tekstil 1 (SERAT)
Lampiran
BAB 4
PENGUJIAN KEKUATAN TARIK & MULUR PERHELAI SERAT BUATAN
BENTUK STAPEL
Maksud dan Tujuan
Dasar Teori
Kekuatan yang dimiliki setiap serat berbeda-beda. Kekuatan serat sendiri dapat
dilihat dari tenacity, mulur, dan keliatan. Tenacity adalah beban maksimum yang
dapat ditahan serat sebelum putus, Mulur adalah pertambahan panjang serat
sebelum putus, dan Keliatan adalah jumlah energi yang diperlukan untuk
memutuskan serat.
Cara pengujian serat secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu pengujian
kekuatan serat perhelai dan pengujian kekuatan tarik serat perbundel. Pengujian
Kekuatan tarik serat kapas perbundel sesuai dengan SNI ISO 5079 : 2016 “Tekstil
– Serat – Cara Uji Kekuatan Tarik dan Mulur saat putus serat perhelai (Ttextile
Fibres – Determination of breaking force and elongnation of break of individual
fibres; ISO 5079 : 1995 IDT)”.
Ada beberapa cara pengujian serat, yang secara garis besar terbagi menjadi dua
yaitu :
Alat
1. Alat Uji kekuatan tarik yang dilengkapi
- Penjepit contoh uji
- Perlengkapan untuk menarik serat sampai putus
- Perlengkapan untuk menunjukkan gaya yang diberikan.
2. Alat pemegang serat (untuk memasang contoh uji) yang dibuat berlubang
segiempat dengan panjang lubang sama dengan jarak jepit.
3. Lem
4. Gunting
Bahan
1. Kapas nomor 1
Cara Kerja
3. Rekatkan serat pada kertas dengan lem, dimana serat harus ditengah
tengah atau pada lubang dan dilem pada garis, dimana 1 serat untuk 1
lubang.
4. Keringkan lem tersebut, kemudian potong potong ke arah lebar untuk
masing masing serat sebanyak 5 kali.
5. Potong kertas pada dua sisi, tetapi serat tidak ikut terpotong.
6. epit kertas pada klem dua duanya, dan potong kertas pada sisi yang
lainnya, hingga tinggal seratnya saja.
9. Jika pena telah mencatat kekuatan dan mulurnya, segera matikan / angkat
ke atas tombol pengukur kekuatan dan mulur.
12. Catat besarnya kekuatan (arah horizontal) dan besarnya mulur (arah
vertikal).
13. Jika pena grafik tidak berada pada posisi nol (sisi kiri grafik) maka switch
pengatur pena, tarik ke bawah lalu dikembalikan lagi.
Data Perhitungan
MM
Mulur = x 100 %
jarak jepit
Mulu
N Kekuatan Mulur Mulur
r Kekuatan (xi-x)2
O (gram) (%) (xi-x)2
(mm)
1 7,5 2 10 0,01 1,69
2 7,6 4 20 0 0,49
Kekuatan Tarik
SD
∑ (x i−x́)2
SD=
√ n−1
CV =
x́ denier
0,1
x 100 %
0,2
¿
√ 2
¿
7,6
x 100 %
¿ 0,1 ¿ 1,3 %
Mulur
SD
∑ (x i−x́)2
SD=
√ n−1
CV =
x́ denier
1,1
x 100 %
2,67
¿
√ 2
¿
23,3
x 100 %
¿ 1,1 ¿4 %
kekuatan g /tex
Tenacity=
denier
7,6
= = 6,03 g/tex
1,62
Diskusi
Alat Instron sudah sangat modern dan canggih sehingga sangat memudahkan
dalam pengerjaannya dan bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan literatur.
Tetapi, praktikum ini membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi saat memisahkan
helai serat kemudian menempelnya pada kertas menggunakan lem. Hasil kekuatan
yang berbeda beda juga dapat disebabkan oleh banyak atau tebal tidaknya lem
yang kita tempelkan pada serat, semakin banyak lem yang kita tempelkan pada saat
penarikan kekuatan yang dihasilkan pun akan lebih besar begitupun sebaliknya.
Untuk itu dalam pemberian lem untuk menempelkan ke lima serat diusahakan sama
rata semuanya.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.slideshare.net/mdauds/dimensi-kehalusan-dan-kekuatan-serat
2. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Tekstil 1 (SERAT)