Anda di halaman 1dari 15

Tindakan menjahit luka baru

KARYA ILMIAH

Disusun Untuk Pemenuhan Tugas Mata Kuliah farmakologi

oleh :

KELOMPOK 8

Anggota :
Ketua Kelompok : Raviatul Rahma
Wakil Ketua : Rizati mahira
Sekretaris : Sari monanda

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH PRODI D-III KEPERAWATAN MEULABOH
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabil’alamin adalah untaian kata terindah sebagai


ungkapan puji syukur kehadirat Allah SWT yang wajib penulis ucapkan atas
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini
dengan judul “TINDAKAN MENJAHIT LUKA BARU”.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam Karya Ilmiah ini banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, maupun
pengetikannya. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak dalam membimbing
dan memberikan banyak masukan, maka penulisan karya ilmiah ini dapat selesai
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis telah mendapat banyak
dukungan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan saya
menyampaikan ucapan terima kasih.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan bagi penulis pada khususnya. Sehingga, saran dan kritik yang membangun
sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaannya.

Meulaboh, Febuari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ............................................................. 1
1.2. Tujuan...........................................................................
1.3. Sistematika Penulisan ................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................... 4


2.1. Pengertian luka................................................ 4
2.2. Macam macam luka 7
2.3. Cara Menjahit
luka............................................................................. 11
A. Persiapan Alat dan Bahan
B. Persiapan Perawat
C. Prosedur Kerja
2.4. Macam-Macam
Jahitan................................................................
2.5. Contoh Kasus...................................................... 11

2.6.Cara Merawat Luka Jahitan yang Benar


alat untuk menjahit luka................................................ 11
2.7.Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merawat Luka 12
Jahitan ...............................

BAB III. PENUTUP ............................................................................. 13


3.1. Kesimpulan .................................................................. 13
3.2. Kritik dan Saran ........................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Latar Belakang Setiap prosedur bedah sering kali mengakibatkan terjadinya luka yang
memerlukan tindakan penjahitan untuk merapatkan luka yang terbuka guna mempercepat proses
penyembuhan.1 Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati atau
rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Penjahitan pada luka
memiliki peran penting dalam penyembuhan luka, dengan merapatkan kembali jaringan kulit yang
terputus maka sel-sel darah akan membentuk bekuan darah yang diikuti dengan pembentukan
jaringan kulit baru. Proses ini akan mengurangi perdarahan dan mempercepat penyembuhan luka.1
Penjahitan luka juga akan mengurangi risiko terjadinya infeksi dan mencegah terbentuknya jaringan
parut yang lebar. 2 Menurut Glossary of Prosthodontic Terms-7, penjahitan luka merupakan suatu
proses penyatuan jaringan yang terpisah oleh karena trauma ataupun luka yang ditimbulkan oleh
intervensi bedah dengan cara tertentu dengan menggunakan bahan yang tepat.3 Penjahitan luka
merupakan suatu proses akhir dari prosedur bedah yang dilakukan untuk melekatkan kembali luka
yang terbuka akibat insisi, untuk mengontrol perdarahan, dan memungkinkan terjadinya
penyembuhan luka primer.4 Benang jahit operasi terdiri dari berbagai jenis bahan material yang
paling banyak diimplantasikan ke dalam tubuh manusia dan digunakan secara luas di bidang
bedah.2 Menurut jenisnya, benang jahit diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu benang jahit
absorbable maupun non-absorbable. Pemakaian benang jahit operasi jenis apa pun, baik absorbable
maupun non-absorbable, dapat menimbulkan reaksi radang dalam jaringan yang terlibat yang terjadi
selama hari ke-2 hingga hari ke-7 setelah penjahitan luka dilakukan. 5 Berdasarkan penelitian
Balamurugan pada 50 orang pasien dengan membandingkan dua jenis benang jahit operasi yaitu
polyglycolic acid (PGA) dan black silk yang digunakan pada operasi di rongga mulut yang
dibandingkan secara klinis dan histologis, didapatkan hasil yaitu benang PGA lebih baik dalam
penyembuhan luka karena pada semua pasien, didapatkan jahitan bertahan sampai waktu yang
ditentukan. Benang PGA menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan secara klinis, lebih mudah
digunakan, dan mampu menyimpul lebih kuat.6 Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh
Parirokh M, terbukti bahwa benang jahit operasi jenis silk lebih mudah terkontaminasi oleh
mikroorganisme dan sel-sel darah yang dilihat secara mikroskopis dibandingkan dengan
polyvinylidene fluoride (PVDF).2 Vastardis dan Yukna melaporkan bahwa terdapat 3 kasus
komplikasi setelah penggunaan cangkok jaringan ikat subepitel dimana terjadi abses selama masa
penyembuhan inisial. Laporan ini menyimpulkan bahwa abses yang terbentuk adalah akibat reaksi
tubuh terhadap material benang jahit operasi yang digunakan.5 Penelitian-penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang alat dan bahan material penjahitan luka mutlak diketahui
oleh mahasiswa maupun dokter gigi terkait dengan banyaknya jenis alat dan bahan material
penjahitan luka yang berkembang guna meningkatkan hasil optimal dari tindakan pembedahan.
Sejauh ini penelitian tentang tingkat pengetahuan tentang penjahitan luka pada mahasiswa
kepaniteraan klinik belum pernah dilakukan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui
tingkat pengetahuan tentang penjahitan luka berdasarkan bahan dan teknik yang digunakan pada
mahasiswa kepaniteran klinik di Departemen Bedah Mulut FKG USU.
1.2 Rumusan masalah
1.Pengertian luka
2.Macam-Macam luka
3.Menjahit luka
3
4.Persiapan menjahit luka
5.alat untuk menjahit luka
6.tehnik menjahit luka
7.10 tips menghindari masalah
8.macam macam jahitan

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang penjahitan luka pada
mahasiswa kepaniteraan klinik di Departemen Bedah Mulut FKG USU 2014 1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang penjahitan luka berdasarkan bahan yang
digunakan pada mahasiswa kepaniteraan klinik di Departemen Bedah Mulut FKG USU 2014. 2.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang penjahitan luka berdasarkan teknik yang digunakan
pada mahasiswa kepaniteraan klinik di Departemen Bedah Mulut FKG USU 2014. 1.4 Manfaat
Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Sebagai evaluasi pengetahuan tentang bahan dan
teknik penjahitan luka pada mahasiswa kepaniteraan klinik di Departemen Bedah Mulut FKG USU
2014. 2. Sebagai tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya. 3. Sebagai perbaikan mengenai
pengetahuan tentang bahan dan teknik penjahitan luka pada mahasiswa kepaniteraan klinik di
Departemen Bedah Mulut FKG USU 2014.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Luka

Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna melindungi diri dari trauma
luar serta masuknya benda asing apabila kulit terkena trauma maka dapat menyebabkan
luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Luka adalah salah satu jenis cedera pada kulit yang mengalami robek, teriris, tertusuk, atau
ketika terkena benda tumpul sehingga menyebabkan memar. Selain itu, pengertian luka
lainnya adalah kondisi terputusnya jaringan lunak, baik saraf, otot, kulit, hingga pembuluh
darah. Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Luka? adalah mengenai kondisi kulit. Kulit adalah
penghalang dunia luar yang melindungi tubuh dari infeksi, radiasi, dan temperatur yang
ekstrem. Terdapat banyak jenis luka yang dapat merusak kulit termasuk luka lecet (abrasi),
luka robek (laserasi), cedera ruptur, tusukan, dan luka menembus lapisan kulit. Banyak luka
dengan kedalaman yang dangkal membutuhkan pertolongan pertama termasuk pembersihan
luka dan pembalutan luka. Beberapa luka yang lebih dalam perlu mendapat pertolongan
medis untuk mencegah infeksi dan mencegah kehilangan fungsi jaringan, karena kerusakan
struktur yang mendasari seperti tulang, otot, tendon, arteri dan saraf. Tujuan dari perawatan
medis untuk luka adalah untuk mencegah komplikasi dan mempertahankan fungsi.
Meskipun penting, kecantikan dan kosmetika bukanlah pertimbangan utama untuk
perbaikan luka. Perawatan dan pengelolaan yang efektif dari individu dengan luka
bergantung pada pendekatan holistik dan sistematis yang dilakukannya. - Iklan - Penyebab
Luka Luka sendiri bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Namun pada umumnya
penyebab luka yang paling sering terjadi adalah akibat trauma mekanis. Pengertian luka
akibat mekanis dapat disebabkan oleh benda tumpul ataupun tajam. Selain itu, luka juga
dapat dibagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka tertutup berdasarkan keutuhan
jaringannya. Luka sendiri dapat dapat muncul dengan atau tanpa adanya infeksi. Kulit dapat
rusak dalam berbagai cara tergantung pada mekanisme cedera, di antaranya: Peradangan
adalah respons awal kulit cedera. Luka superfisial (di permukaan) dan luka lecet tidak
mencederai lapisan kulit yang lebih dalam. Jenis luka biasanya disebabkan oleh gaya
gesekan dengan permukaan kasar Luka lecet dalam (lecet yang lebih dalam karena
terpotong atau laserasi) melukai lapisan kulit dan masuk ke jaringan di bawahnya seperti
otot atau tulang. Luka tusukan biasanya disebabkan oleh benda runcing tajam yang
menusuk kulit. Contoh luka tusukan termasuk jarum, menginjak paku, atau luka tusukan
dengan pisau Gigitan manusia dan gigitan hewan dapat diklasifikasikan sebagai luka tusuk,
lecet, atau kombinasi keduanya. Luka karena penekanan yang lama, misalnya luka karena
berbaring dalam waktu yang lama di tempat tidur, karena duduk di kursi roda dalam waktu
yang lama, atau karena penggunaan gips dalam waktu yang lama. Luka tekanan yang lama
dapat berkembang karena kurangnya suplai darah ke kulit yang disebabkan oleh tekanan
kronis pada area kulit, terlebih memiliki penyakit yang mendasari seperti kencing manis,
masalah sirkulasi (penyakit pembuluh darah perifer), atau pasien malnutrisi. Jenis Luka
Pada umumnya jenis-jenis luka dapat dibedakan berdasarkan luka bersih atau kotor,
misalnya luka sayatan operasi.

2.2Macam-macam luka
berdasarkan sifat kejadian luka dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja dan luka tidak
disengaja. luka disengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak
disengaja contohnya adalah luka terkena trauma. luka yang tidak disengaja (trauma) juga
dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka. disebut luka tertutup jika tidak terjadi
robekan sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan kelihatan seperti luka abrasio (luka
akibat gesekan), luka punctrure (luka akibat tusukan) dan Hauration ( luka akibat alat
perawatan luka).
Berdasarkan penyebabnya luka dibagi menjadi dua yaitu luka mekanik dan luka
nonmekanik luka mekanik terdiri atas sebagai berikut
1. vulnus scissum atau luka sayat akibat benda tajam. pinggir luka kelihatan rapi
2. Vulnus contusum, luka memar dikarenakan cedera pada jaringan bawah kulit akibat
benturan benda tumpul
3.Vulnus Punctum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan
robeknya jaringan rusak yang dalam
4. Vulnus Punctum, luka tusuk yang kecil dibagian luar (bagian mulut luka),, akan tetapi
besar dibagian dalam luka
5. Vulnus seloferadum, luka tembak akibat tembakan peluru. Bagian tepi luka tempak
kehitam-hitaman
6. Vulnus morcum, luca gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian tepi luka
7. Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai kepembuluh
darah.
Luka Nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia,termik, radiasi, atau sengatan
listrik
2.3.Cara menjahit luka
Merupakan tindakan keperawatan untuk menutup luka melalui jahitan,bertujuan mencegah
terjadinya pendarahan,mencengah infeksi,silang,dan mempercepat proses penyembuhan,
A. Persiapan Alat dan bahan.
1. pinset anatomi.
2.Pinset chirurghi.
3. Gunting steril.
4.Naald voerder.
5.Jarum.
6.Benang larutan.
7.Larutan desinfektan.
8.Obat anestesi.
9. Spuit.
10.Duk steril.
11. Pisau steril.
12 Gunting perban.
13.Plester atau pembalut.
14.Bengkok.
15. Kasa steril.
16. Mangkok kecil.
17. Handscoon steril.

B. Persiapan Perawat
1.Mencuci tangan
2.Menggunakan APD (Pakai Handscoon)
3.Menjelaskan Prosedur
4.Kontrak pasien
Alat untuk menjahit luka
1. pinset anatomi.
2.Pinset chirurghi.
3. Gunting steril.
4.Naald voerder.
5.Jarum.
6.Benang larutan.
8. Pisau steril.
9. Gunting perban.
10.Bengkok.
11. Mangkok kecil.

C. Prosedur Kerja
1.cuci tangan
2.jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
3. gunakan sarung tangan steril.
4. lakukan disinfeksi daerah yang akan dijahit,kemudian lakukan anestesi pada daerah yang
akan dijahit.
5. lakukan jahitan pada daerah yang dikehendaki dengan menggunakan teknik menjahit
yang sesuai dengan kondisi luka.
6. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril.
7. Lakukan pembalutan.
8. Catat perubahan keadaan luka.
9. Cuci tangan kembali.
Persiapan Menjahit Luka

2.4.Macam-macam jahitan luka


a. Jahitan Simpul Tunggal/Jahitan Terputus Sederhana/Simple Inerrupted Suture
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai dan dapat diaplikasikan pada semua luka.
Teknik :
1. Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm
ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian
dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
2. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable dengan jarak antara
1cm.
3. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
4. Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
Jahitan terputus sederhana banyak dipakai untuk menjahit luka di kulit, karena
apabila ada pus (cairan) dapat dilepas satu atau dua jahitan dan membiarkan yang lain.
b. Jahitan Matras Vertikal/Vertical Mattress suture/Donati/ Near to near and far to bar
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan
menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di
dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini. Jahitan matras vertikal berguna untuk
mendapatkan tepi luka secara tepat, tetapi tidak boleh dipakai di tempat-tempat yang
vaskularisasinya kurang.
Langkah-langkah penjahitan matras vertikal pada prinsipnya sama seperti pada jahitan kulit
terputus, perbedaan beberapa jenis jahitan adalah pada arah lintasan benangnya dan
mungkin juga letak simpulnya. Pada jahitan ini jarak antara kedua penusukan lebih lebar
karena akan dipakai untuk dua kali penusukan, dan sebelum dilakukan pembuatan simpul
jarum kembali ditusukkan pada kulit dekat tepi luka, kemudian di arahkan keluar ke tepi
luka dengan tidak terlalu dalam.
Selanjutnya dengan bantuan pinset chirurgis tepi kulit di seberangnya diangkat untuk
dilakukan penusukan dari arah dalam tepi luka sejajar dengan tempat keluarnya jarum dari
kulit seberangnya dan menembus ke arah kulit luar dekat tepi luka dengan jarak sama
dengan tempat penusukan kedua pada tepi luka seberangnya. Pembuatan simpul dilakukan
dengan mempertemukan dua ujung benang panjang dan pendek, dengan teknik sama
dengan pada jahitan kulit terputus.
c. Jahitan matras Horizontal/Horizontal Mattress suture/Interrupted mattress
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan
penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Memberikan hasil jahitan yang kuat.
Jahitan matras horizontal untuk menautkan fascia, tetapi tidak boleh digunakan untuk
menjahit subkutis karena kulit akan bergelombang.
Teknik jahitan sama seperti pada jahitan matras vertikal akan tetapi dengan arah horizontal.
d. Jahitan Matras Modifikasi/Half Burried Mattress Suture
Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah
subkutannya.
e. Jahitan Jelujur sederhana/Simple running suture/ Simple continous/Continous over
and Dover
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan
hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.
Jahitan jelujur, lebih cepat dibuat serta lebih kuat tetapi kalau terputus seluruhnya akan
terbuka.
Untuk mengerjakan jahitan jelujur, pertamakali adalah dengan membuat satu jahitan seperti
pada jahitan kulit terputus dan dibuat simpul, selanjutnya benang panjang tidak dipotong
tetapi melanjutkan dengan penusukan pada tepi luka selanjutnya dengan tempat penusukan
dan keluarnya benang yang sejajar, sehingga tampak dari luar arah benang miring, tetapi
dalam posisi tegak lurus di dalam jaringan, seperti pada gambar.
f. Jahitan Jelujur Feston/Running locked suture/Interlocking suture
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai
pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa. Jahitan jelujur terkunci,
ini merupakan jahitan jelujur yang menyelipkan benang di bawah jahitan yang telah
terpasang. Cara ini efektif untuk menghentikan perdarahan, tetapi kadang-kadang jaringan
mengalami iskemia.
Pada jahitan ini tekniknya hampir sama dengan jahitan jelujur di atas, akan tetapi dilakukan
kuncian pada setiap satu jahitan, untuk kemudian dilakukan penusukan selanjutnya, seperti
pada gambar.
g. Jahitan Jelujur horizontal/Running Horizontal suture
Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.
h. Jahitan Simpul Intrakutan/Subcutaneus Interupted suture/Intradermal burried
suture/Interrupted dermal stitch
Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam
kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.
i. Jahitan Jelujur Intrakutan/Running subcuticular suture/Jahitan jelujur subkutikular
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, tehnik ini dapat diindikasikan pada luka di
daerah yang memerlukan kosmetik karena jahitan terkenal menghasilkan kosmetik yang
baik, namun tidak disarankan pada luka dengan tegangan besar.
Teknik penjahitan luka diawali dengan anestesi luka, kemudian dilanjutkan dengan
pembersihan luka dari debris atau jaringan nekrotik.

1. Benang Jahit
Benang jahit sintetis, dapat diabsorpsi tubuh sehingga tidak perlu angkat jahitan.
Material benang jahitan tradisional terdahulu adalah catgut dan silk. Benang tradisional
tersebut telah distandarisasi, dan bersama dengan benang sintetis terkini telah memberikan
hasil estetik yang superior dalam penyembuhan luka.Benang jahit memiliki beragam jenis,
tipe, struktur, patron, bahan, ukuran, dimana masing-masing memiliki durasi ketahanan, dan
daya absorpsi yang berbeda. Memilih benang yang tepat guna dan sesuai, memiliki
kontribusi yang besar terhadap hasil penyembuhan secara fungsional dan kosmetik.
Karakteristik benang yang ideal adalah:
Memiliki ciri khas good handling
Tidak memberikan reaksi pada jaringan tubuh
Mudah disimpul dengan baik
Tidak mudah putus
Tidak melukai jaringan
Tidak bersifat elektrolitik
Tidak bersifat allergen
Ekonomis
Secara esensial, karakteristik benang semestinya:
1. Steril
2. Diameter dan ukuran yang sama
3. Mudah dibentuk, dan disimpul dengan baik
4. Tidak mudah putus secara keseragaman, baik dalam tipe, maupun ukurannya
5. Bebas iritan, sehingga tidak menimbulkan reaksi pada jaringan yang dilaluinya
Benang jahit dapat diklasifikasikan menjadi :
Natural dan Sintesis : Benang natural biasanya dibuat dari kolagen yang didapatkan dari
traktus intestinal hewan mamalia, namun benang ini biasanya menimbulkan reaksi
peradangan. Benang sintetis dibuat dari polimer sintetik dan lebih sedikit menimbulkan
reaksi peradangan.
Monofilamen dan Multifilamen : Benang monofilamen lebih resisten terhadap
mikroorganisme dan lebih mudah menembus jaringan kulit dibandingkan benang
multifilamen. Namun penggunaannya harus berhati-hati karena benang monofilamen lebih
mudah putus.
Absorbable dan Non-absorbable : Benang absorbable diabsorbsi tubuh melalui degradasi
enzimatik ataupun hidrolisis. Sedangkan benang non-absorbable tidak dapat diserap tubuh
sehingga harus dilakukan pengangkatan jahitanJenis benang jahit, diantaranya adalah :
1. Benang absorbable natural : kolagen, plain catgut, chromic catgut
2. Benang absorbable sintetik : vicryl, polysorb, polytrimethylen karbonat, dan
monocryl
3. Benang non-absorbable natural : surgical silk, surgical cotton, surgical steel
4. Benang non-absorbable sintetik : nylon, poliester fiber, polybutester, dan prolene
5. Benang dapat ditempatkan intra dermal, dengan cara simple, atau metode running.
Simpul dibuat dengan ditanam dengan teknik simple suture.
Pada metode running, jahitan terakhir dapat dibuat tanpa simpul, tapi dengan
melekatkan ujung benang pada permukaan kulit.Penjahitan pada anak-anak sebaiknya
menggunakan benang yang absorbable, sehingga tidak perlu ada pencabutan
benang.Apabila jahitan direncanakan untuk terpasang lebih lama, maka jenis non-
absorbable, seperti nylon lebih dipilih

2. Jarum Jahit
Jarum penjahitan kulit dibagi menjadi dua jenis, yaitu jarum cutting dan jarum
tapered. Selain daripada itu, jarum penjahitan kulit juga memiliki berbagai ukuran, seperti
11 mm, 13 mm, dan 19 mm.Jarum cutting memiliki ujung berbentuk segitiga dan lebih
runcing. Ujung yang tajam ini mempermudah jarum menembus jaringan. Biasanya jenis ini
digunakan pada penjahitan kulit.Jarum tapered memiliki ujung yang lebih panjang dan lebih
halus. Seringkali juga disebut jarum rounded. Jarum jenis ini tidak memberikan trauma
pada jaringan sehingga sering digunakan pada penjahitan pembuluh darah dan usus.Secara
khusus, berikut ini adalah waktu pengangkatan benang pada masing-masing bagian tubuh:
1. Jahitan benang pada wajah, atau telinga sekitar 5─7 hari
2. Jahitan benang pada kelopak mata, dapat diangkat antara 3─5 hari
3. Jahitan benang pada leher diangkat dalam 7 hari
4. Jahitan pada kepala dicabut sekitar 7─10 hari
5. Jahitan pada bagian tubuh yang memiliki banyak pergerakan, atau tegangan kulit
yang tinggi, pengangkatannya dibiarkan agak lama, agar luka yang sembuh
memiliki jaringan yang kuat.
6. Jahitan pada badan, dan ekstremitas dibiarkan tinggal hingga sekitar 10─14 hari
Prosedur menjahit luka adalah cara paling umum untuk menutup luka yang terbuka
lebar. Setelah dijahit, diperlukan waktu beberapa hari atau minggu hingga luka bisa
menutup dengan sempurna. Selama proses ini, jahitan perlu dirawat dengan benar agar tidak
menimbulkan infeksi.
2.5.Contoh Kasus
Pelayanan sebuah Rumah Sakit di Kota Tomohon dikeluhkan warga.Pasalnya pasien
yang dilayani oleh perawat merasa dirugikan atas tindakan medis.Seorang Ibu asal
Kelurahan JANDA BODONG mengungkapkan kecewa dengan pelayanan yang dilakukan
oleh pihak RS, khususnya oknum perawat yang menjahit luka anaknyaDia menjelaskan
kejadian itu terjadi pada 3 Januari 2020. Dia membawa anaknya yang luka di kepala karena
benturan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS tersebut., perawat yang pertama menangani
mengatakan luka tersebut harus dibersihkan dan dicukur rambut di kepalanya."Saat itu saya
dimintakan untuk mengambil obat di apotek RS untuk anak saya. Saat kembali dari apotek,
sudah ada perawat yang lain yang menangani anak saya. Dia tidak membersihkan dan
menggunting rambut di area luka, malahan rambut diarea luka dijahit oleh perawat
tersebut,yang membuat kepala anak saya jadi infeksikarena masih ada kotoran debu dan
rambut-rambut halus di area yang dijahit" kata ibu asrih.Luka kepala pasien yang dijahit
oleh perawat astuti pun menanyakan tak dicukurnya rambut kepala saat menjahit luka
tersebut. "Dia bilang. Tidak usah tidak perlu," ujarnya.ibu asrih pun meminta pihak rumah
sakit untuk memerhatikan dan bertanggungjawab atas kasus tersebut."Karena pelayan yang
dilakukan oleh oknum perawat tidak sangat profesional khususnya di bidang kesehatan. Ini
terkait masalah nyawa karena di kepala. Jangan menangani tindakan medis dengan tidak
professional jadi kesimpulan nya seharusnya oknum perawat harus mencuci tangan
menyiapkan alamat atau apd nya ebelum menjahit luka.

2.6.Cara Merawat Luka Jahitan yang Benar


Berikut ini adalah langkah-langkah merawat luka jahitan yang benar:
1. Cuci tangan
Sebelum mulai merawat luka jahitan, Anda harus mencuci tangan terlebih dahulu.
Tujuannya adalah untuk mencegah perpindahan bakteri dari tangan ke luka jahitan yang
bisa memicu terjadinya infeksi. Cuci tangan Anda menggunakan sabun dan air mengalir
selama beberapa menit, lalu keringkan dengan handuk bersih.
2. Lepaskan perban
Lepaskan perban yang membalut luka jahitan Anda secara perlahan-lahan. Agar tidak sakit,
usahakan untuk tidak langsung menarik perban dari kulit. Tarik kulit menjauhi perban dan
biarkan perban terlepas dengan sendirinya.
3. Bersihkan luka jahitan
Membersihkan luka jahitan tidak perlu menggunakan sabun antibakteri. Anda cukup
menggunakan sabun biasa dan air mengalir. Ketika membersihkannya, cukup gosok luka
dengan lembut hingga bersih. Menggosok luka terlalu keras dikhawatirkan dapat membuka
jahitannya.
Setelah itu, tepuk-tepuk luka menggunakan handuk bersih hingga kering atau biarkan luka
kering sendiri. Pastikan luka benar-benar kering dan tidak lembap sebelum melanjutkan ke
langkah selanjutnya.
4. Oleskan salep antibiotik
Usai dibersihkan, oleskan tipis-tipis salep antibiotik, seperti neosporin atau bacitracin, ke
luka jahitan Anda. Salep ini berguna untuk mencegah infeksi di luka jahitan. Namun,
pastikan Anda menggunakan salep antibiotik sesuai anjuran dokter.
5. Tutupi dengan perban
Selanjutnya, segera tutup luka jahitan dengan perban untuk mencegah bakteri dan kuman
menempel pada luka. Pastikan perban menutupi seluruh luka jahitan hingga kurang lebih
1,5 cm di luar area luka. Setelah itu, tutupi keempat sisi perban dengan plester.
Apabila luka mengeluarkan cairan, seperti nanah atau darah, Anda mungkin membutuhkan
beberapa lapis perban agar cairan tersebut tidak merembes keluar.
Setelah luka telah tertutup, buang semua bekas perban di tempat sampah. Jika perban
berdarah, Anda bisa membungkusnya dengan plastik terlebih dahulu. Setelah itu, jangan
lupa cuci tangan Anda kembali.

2.7.Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merawat Luka Jahitan


Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam merawat luka jahitan agar proses
pemulihannya berlangsung dengan baik dan cepat, yaitu:

 Tidak mengganti perban sebelum 24 jam. Jika luka Anda baru, biarkan perban yang
dipasang dokter hingga 24 jam. Setelah itu, Anda bisa secara teratur membersihkan luka
jahitan sesuai langkah di atas.
 Hindari melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan perban menjadi basah dan kotor,
misalnya berenang. Jika perban basah, segera ganti dengan perban baru.
 Hindarkan luka jahitan dari paparan sinar matahari langsung, sebab paparan sinar matahari
dapat menyebabkan perubahan warna kulit yang permanen pada luka jahitan Anda.
 Hindari membersihkan luka jahitan dengan hidrogen peroksida, alkohol, atau sabun
antibakteri. Bahan-bahan tersebut dapat memperlambat proses penyembuhan luka jahitan
Anda.

Setelah luka jahitan kering, Anda dapat mengunjungi dokter untuk melepas jahitannya.
Meski melepas jahitan biasanya tidak sakit, jangan sekali-kali mencoba melepaskannya
sendiri.Usai jahitan dilepas, bekas luka jahitan akan terasa gatal dan berwarna kemerahan.
Hal ini merupakan bagian dari proses penyembuhan. Anda dianjurkan untuk tidak
menggaruknya agar tidak timbul infeksi.Merawat luka pada dasarnya bertujuan untuk
menghindari infeksi, sebab infeksi dapat membuat luka sulit menutup. Selain itu, luka
jahitan yang tidak terawat juga dapat meninggalkan bekas yang tidak bagus.Segera
periksakan ke dokter jika luka jahitan Anda terasa sakit, hangat, sangat gatal, bengkak,
mengeluarkan nanah, dan menjadi kemerahan di tengahnya. Bisa jadi luka jahitan Anda
mengalami infeksi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa :
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari.Luka adalah salah satu jenis cedera pada kulit yang mengalami robek, teriris, tertusuk,
atau ketika terkena benda tumpul sehingga menyebabkan memar. Selain itu, pengertian luka
lainnya adalah kondisi terputusnya jaringan lunak, baik saraf, otot, kulit, hingga pembuluh
darah. Luka merupakan rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat
substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ada faktor tertentu yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka. Dan dibutuhkan keahlian khusus dalam melakukan perawatan luka, agar luka
dapat segera disembuhkan.

Saran
Sebaiknya dalam menjahit luka baru, dilakukan dengan cara yang baik dan benar,sesuai
prosedur. Agar luka tidak bertambah parah dan cepat disembuhkan. Untuk pemerintah
daerah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat awam tentang pentingnya
merawat luka agar meminimalisasi terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh
luka yang tidak dirawat dengan baik.
Daftar Pusaka
https://id.scribd.com/document/410258900/Makalah-Menjahit-Luka-Kelompok-3-docx
https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2018/03/teknik-jahitan-pada-luka-
hecting.html?m=1
https://id.scribd.com/document/410258900/Makalah-Menjahit-Luka-Kelompok-3-docx
http://diaryembunku.blogspot.com/2014/10/makalah-perawatan-luka.html?m=1
Jakarta; EGC Hidayat,A.Aziz,alimul.2006 Pengatar Kebutuhan Dasar manusia

Anda mungkin juga menyukai