Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2: 1219-1228, 2019
Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2: 1219-1228, 2019
Abstract
Pati is one of the regency in Central Java Province which has a strategic position because it is
crossed by the Java pantura line and also directly borders the Java Sea which is a trade route in
Indonesia. In the case of the construction of an industrial area the use of spatial data and analysis of
Geographic Information Systems (GIS) can be used to determine potential locations suitable for
the construction of industrial estates without overriding the environment and society. The results of
the analysis of eight parameters are slope slope (29.54%), land distance to the main road (29.36%),
land distance to infrastructure and trade center (8.25%), land use (8.21%), soil type (7.22%), land
distance to rivers (5.23%), land distance to energy networks (6.75%), and land distance to
communication networks (5.44%). The weighted overlay analysis of the scoring values of each
parameter produces a location that is very suitable for industrial estates (S1) covering an area of
1221, 431 ha, suitable for industrial estates (S2) covering an area of 83749,160 ha, quite suitable (S3)
covering 55024,181 ha, not suitable (N1) covering an area of 9169,273 ha, and not suitable (N2)
covering an area of 388,637 ha whereas based on the intersect map analysis of the results of
overlays and maps of the Pati Regency RTRW, the most suitable location for the industrial area is
24,220 ha. From the calculation, the potential location that can be used for industrial estates in Pati
Regency is 1197,211 ha. This location is in Margorejo district, Pati district, Juwana district,
Batangan district, Sukolilo district, and Tambakromo district.
Keywords:AHP, GIS, industry potential location, Pati Regency, weighted overlay
untuk generasi sekarang namun juga untuk penentuan lokasi kawasan industri di
generasi yang akan datang dengan Kabupaten Sukoharjo dengan menggunakan 7
memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi (tujuh) parameter yaitu kemiringan lereng,
dan sosial. Seiring dengan pembangunan yang penggunaan lahan, jenis tanah, jarak lahan
meningkat dan kebutuhan yang semakin tinggi, terhadap jalan, jarak lahan terhadap sungai,
pertumbuhan industri pun juga meningkat jarak lahan terhadap fasilitas umum, dan
namun lahan yang tersedia relatif tetap aksesibilitas jalan terhadap lahan (Cahyadi et al.,
sehingga perlu didorong pembangunan 2018) dan penentan lokasi kawasan industri
kawasan industri yang lebih terencana, terarah, tekstil terpadu dengan menggunakan SIG dan
dan terpadu. AHP di Majalengka (Rianto and Santoso,
Menurut Permenperin Nomor 40/M- 2018). Berdasarkan hal tersebut diatas maka
IND/PER/6/2016 kawasan industri dilakukan penelitian terkait perencanaan
mempunyai peranan yang sangat strategis pengembangan kawasan industri di Kabupaten
sebagai infrastruktur industri dalam Pati dengan menggunakan analisis SIG serta
perwujudan kesesuaian tata ruang, penyebaran pembobotan 8 (delapan) kriteria penentuan
industri, dan kelangsungan lingkungan hidup. lokasi kawasan industri pada Permenperin
Pembangunan kawasan industri harus Nomor 40/M-IND/PER/6/2016 yaitu
mempertimbangkan ketersediaan bahan baku kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis
industri di daerah tersebut dan letak geografis tanah, jarak lahan terhadap jalan, jarak lahan
daerah tersebut untuk memudahkan pemasaran terhadap sungai, jarak lahan terhadap
hasil industri. Sistem informasi geografis (SIG) infrastruktur dan pusat perdagangan, jarak
merupkan sekelompok prosedur yang lahan terhadap jaringan listrik, dan jarak lahan
menyediakan input data, penyimpanan dan terhadap jaringan telekomunikasi sehingga
pengambilan, pemetaan dan analisis spasial pengembangan kawasan industri ini dapat lebih
untuk kedua spasial dan data atribut untuk terarah, terencana dan sesuai dengan
mendukung kegiatan pengambilan keputusan pemanfaatan lahan yang telah ditetapkan dalam
bisnis (Grimshaw, 1996). Kemampuan sistem RTRW.
informasi geografis dalam memasukkan, Tujuan dari penelitian ini adalah
mengedit, mengambil, menganalisis, peta, dan memberikan informasi mengenai pemetaan
memvisualisasikan data spasial, dapat lokasi kawasan industri berdasarkan kriteria
digunakan untuk memproyeksikan dan Permenperin Nomor 40/M-
membantu penelitian terkait penentuan suatu IND/PER/6/2016, dan mengevaluasi
lokasi (Church, 2002). kesesuaian lahan berdasarkan rencana tata
Sistem Informasi Geografis (SIG) yang ruang wilayah Kabupaten Pati.
berbasis data spasial dapat membantu dalam
menentukan lokasi yang potensial untuk
pembangunan kawasan industri. Penelitian
Bahan dan Metode
sebelumnya yang menggunakan analisis Lokasi penelitian
SIG/GIS (Geographical Informastion System) untuk
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pati
menentukan lokasi kawasan industri antara lain
Provinsi Jawa Tengah yang terletak di 6°25’ -
penentuan lokasi industri dengan GIS dan
7°00’ lintang selatan dan antara 100°50’ -
multi kriteria analisis dengan salah satu
111°15’ bujur timur. Luas Kabupaten Pati
kriterianya ketersediaan infrastruktur
adalah 150.368 ha.
telekomunikasi di Vojvodina (Rikalovic et al.,
2014); pemanfaatan SIG untuk penentuan Alat dan bahan
lokasi kawasan industri di Kabupaten Boyolali
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(Nugraha et al., 2015) dengan menggunakan 6
komputer, software ArcGIS 10.4, Google
(enam) parameter yang ditentukan yaitu
Earth Pro, dan Microsoft Office 365 Pro.
kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
tanah, jarak terhadap jalan, jarak terhadap
dalaha peta rupa bumi Indonesia, peta
sungai, dan jarak pusat perdagangan dan
administrasi Kabupaten Pati, peta topografi
infrastruktur; pemanfaatan SIG untuk
http://jtsl.ub.ac.id 1220
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1219-1228, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.2
dengan nilai bobot sebesar 8,25%. Parameter Analisis bobot dan skoring parameter
selanjutnya yang berperan penting adalah
Hasil analisis bobot dan skoring masing-masing
penggunaan lahan dengan bobot 8,21% yaitu
parameter yang berpengaruh dalam penentuan
lahan yang diperlukan merupakan lahan yang
lokasi pengembangan kawasan industri di
diluar kawasan yang dilindungi untuk
Kabupaten Pati adalah sebagai berikut :
menghindari kerusakan lingkungan. Kemudian
perlu dipertimbangkan juga parameter jenis Kemiringan lereng
tanah dengan bobot sebesar 7,22% yang
Kemiringan lereng pada lahan peruntukan
merupakan pendukung dalam parameter
industri berada pada topografi yang realtif datar
penggunaan lahan sehingga kerusakan
yaitu lahan yang memiliki kelerengan berkisar
lingkungan dapat dihindari. Selanjutnya,
0- 30%. Hasil klasifikasi kemiringan lereng
parameter yang dipertimbangkan adalah jarak
disajikan pada Error! Reference source not
lahan terhadap jaringan energi yang mempunyai
found..
bobot sebesar 6,75% karena mempunyai
pengaruh terhadap distribusi energi listrik ke Jarak lahan terhadap jalan utama
lokasi. Setelah itu parameter yang berpengaruh Jaringan jalan yang baik dengan
dalam pengembangan kawasan industri adalah mempertimbangkan kapasitas dan jumlah
jarak lahan terhadap jaringan telekomunikasi kendaraan serta antisipasi kemungkinan
yang mempunyai bobot sebesar 5,44% karena kerusakan jalan lebih awal akan sangat
parameter ini berpengaruh terhadap bermanfaat bagi kegiatan industri terutama
kepentingan industri untuk melakukan kegiatan dalam rangka kemudahan mobilitas pergerakan
pemasaran dan mendukung revolusi industri dan tingkat pencapaian (aksesbilitas) baik
4.0 yang berbasis teknologi informasi. dalam penyedian bahan baku, pergerakan
Parameter terakhir yang berpengaruh adalah manusia dan pemasaran hasil-hasil produksi.
jarak lahan terhadap sungai yang mempunyai Hasil klasifikasi jarak lahan terhadap jalan
bobot sebesar 5,23% karena sungai berperan utama disajikan pada Error! Reference source
sebagai sumber air dan tempat pembuangan not found.
akhir limbah industri.
Jarak terhadap infrastruktur dan pusat perdagangan Infrastruktur seperti terminal dan pusat
perdagangan memiliki peranan dalam kegiatan
pemasaran dan pengiriman hasil industry(Tabel
http://jtsl.ub.ac.id 1222
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1219-1228, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.2
http://jtsl.ub.ac.id 1223
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1219-1228, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.2
http://jtsl.ub.ac.id 1224
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1219-1228, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.2
peta tiap parameter dilakukan reclassify sebelum kawasan industri. Evaluasi terhadap potensi
dilakukan analisis dengan metode weighted overlay lahan untuk kawasan industri di Kabupaten
berdasarkan bobot dan skor untuk Pati menghasilkan 5 (lima) kelas potensi lahan,
menghasilkan peta lokasi potensial kawasan yaitu S1 ( sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (cukup
industri di Kabupaten Pati seperti ditunjukkan sesuai), N1 (kurang sesuai), dan N2 (tidak
pada Gambar 1. Daerah berwarna merah pada sesuai). Hasil analisis potensi lahan disajikan
peta menunjukkan potensi lahan yang sangat pada Error! Reference source not found.
sesuai untuk pengembangan kawasan industri, sedangkan luas potensi lahan dibandingkan
sedangkan daerah warna biru menunjukkan dengan luas Kabupaten Pati ditunjukkan Tabel
lokasi yang tidak sesuai untuk pengembangan 12.
Tabel 12. Luas potensi lahan kawasan industri dibandingkan luas Kabupaten Pati
No Klasifiksi Luas(ha) Persentase(%)
1 Sesuai 139994,772 93,61
2 Tidak Sesuai 9557,910 6.39
http://jtsl.ub.ac.id 1225
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1219-1228, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.2
Berdasarkan hasil peta overlay dan hasil analisis 2030 ada 10 (sepuluh) kecamatan yang
potensi lahan maka terlihat bahwa sebagian diperuntukan kawasan industri yaitu
besar lokasi di Kabupaten Pati sesuai untuk Kecamatan Margorejo, Kecamatan Pati,
lokasi pengembangan kawasan industri. Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana,
Luas area potensi lahan yang sesuai adalah Kecamatan Tayu, Kecamatan Trangkil,
139994,772 ha atau sebesar 93,61 % dari luas Kecamatan Margoyoso, Kecamatan
area Kabupaten Pati. Lokasi yang sangat sesuai Tambakromo, Kecamatan Kayen dan
untuk kawasan industri berada di Kecamatan Kecamatan Sukolilo. Luas area total rencana
Margorejo, Kecamatan Pati, Kecamatan kawasan peruntukan industri dalam RTRW
Batangan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Kabupaten Pati adalah 1498 ha.Peta RTRW
Tayu, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Kabupaten Pati Tahun 2010 – 2030 terkait
Margoyoso, Kecamatan Tambakromo, penggunaan lahan ditunjukkan Gambar 2.
Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo. Dalam peta penggunaan lahan RTRW
Sebagian besar kecamatan tersebut terletak di Kabupaten Pati warna merah muda (pink)
bagian tengah Kabupaten Pati dan dilalui oleh menunjukkan kawasan peuntukan industri.
jalur pantura sehingga sangat strategis untuk Selanjutnya peta RTRW dan peta hasil overlay
kawasan industri. Selain itu, lokasi tersebut dianalisis dengan menggunakan tool intersect
didukung oleh kemiringan lereng berada dalam pada software ArcGis Map 10.4 untuk
topografi datar, jarak lahan terhadap pusat menganalisis kesesuaian lahan dengan RTRW
perdagangan dan terminal yang tidak terlalu sehingga menghasilkan peta baru yaitu peta
jauh, jenis tanah yang sesuai (alluvial, lokasi yang terpilih untuk pengembangan
gleiplanosol, hidomorf, kelabu laterita), kawasan industri. Peta tersebut ditunjukkan
penggunaan lahan, jarak terhadap sungai, jarak oleh Gambar 3 dan hasil analisis luas dan
terhadap jaringan listrik, dan jarak terhadap prosentase kesesuaian lahan ditunjukkan
jaringan telekomunikasi yang keseluruhan Tabel 13.
sangat susuai untuk lokasi kawasan industri.
Dalam RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010 –
http://jtsl.ub.ac.id 1226
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1219-1228, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.2
Gambar 3. Peta lokasi terpilih kawasan industri sesuai RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030
Berdasarkan hasil analisis intersect peta hasil potensial untuk kawasan industri adalah seluas
overlay dengan peta prioritas kawasan industri 139994,772 ha (93,61%) sedangkan lokasi yang
RTRW Kabupaten Pati diperoleh luasan lokasi tidak sesuai adalah 9557,910 (6,39%). Lokasi ini
yang sangat sesuai untuk kawasan industri tersebar di Kecamatan Margorejo, Kecamatan
sebesar 24,220 ha sedangkan luasan lokasi yang Pati, Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana,
sangat sesuai untuk kawasan industri hasil Kecamatan Tayu, Kecamatan Trangkil,
overlay dari skoring delapan parameter adalah Kecamatan Margoyoso, Kecamatan
1221,431 ha maka luasan lokasi yang masih Tambakromo, Kecamatan Kayen dan
sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai Kecamatan Sukolilo.
kawasan industri adalah 1197,211 ha. Lokasi Hasil intersect peta overlay dan peta RTRW
yang dapat dipertimbangkan untuk kawasan Kabupaten Pati menghasilkan lokasi yang
industri ini berada pada Kecamatan Margorejo, sangat sesuai untuk kawasan industri adalah
Kecamatan Pati, Kecamatan Juwana, 24,220 ha. Jika luas potensi lahan untuk
Kecamatan Batangan, Kecamatan Sukolilo, dan kawasan industri adalah luas lahan hasil overlay
Kecamatan Tambakromo. dikurangi luas lahan berdasarkan RTRW maka
luas potensi lahan yang dapat dimanfaatkan
untuk kawasan industri di Kabupaten Pati
Kesimpulan adalah seluas 1197,211 ha yang berada di
Bobot parameter yang berpengaruh dalam Kecamatan Margorejo, Kecamatan Pati,
penentuan lokasi potensial untuk kawasan Kecamatan Juwana, Kecamatan Batangan,
industri di Kabupaten Pati dilakukan dengan Kecamatan Sukolilo, dan Kecamatan
metode AHP. Tambakromo.
Hasil analisis terhadap delapan parameter
adalah kemiringan lereng (29,54%), jarak lahan
Daftar Pustaka
terhadap jalan utama (29,36%), jarak lahan
terhadap infrastruktur dan pusat perdagangan Cahyadi, A.I.B., Suprayogi, A. dan Amarrohman,
(8,25%), penggunaan lahan (8,21%), jenis tanah F.J. 2018. Penentuan lokasi potensial
(7,22%), jarak lahan terhadap sungai (5,23%), pengembangan kawasan industri menggunakan
jarak lahan terhadap jaringan energi (6,75%), sistem informasi geografis di Kabupaten
Sukoharjo. Jurnal Geodesi Undip 7(1): 163-171.
dan jarak lahan terhadap jaringan komunikasi
Church, R. 2002. Geographical information systems
(5,44%). and location science. Computers & Operations
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Research 29(6): 541-562.
(SIG) dilakukan dengan menggunakan software Grimshaw, D.J. 1996. Bringing Geographical
ArcMap 10.4 untuk melakukan analisis weighted Information Systems into Business (2nd
overlay dari skoring delapan parameter sehingga edition). Cambridge, GeoInformation
menghasilkan lokasi dengan kategori yang International.
sangat sesuai untuk kawasan industri (S1) Nugraha, W.S., Subiyanto, S. dan Wijaya, A.P. 2015.
seluas 1221, 431 ha, sesuai untuk kawasan Penentuan lokasi potensial untuk
industri (S2) seluas 83749,160 ha, cukup sesuai pengembangan kawasan industri menggunakan
sistem informasi geografis di Kabupaten
(S3) seluas 55024,181 ha, kurang sesuai (N1)
Boyolali. Jurnal Geodesi Undip 4(1): 194-202.
seluas 9169,273 ha, dan tidak sesuai (N2) seluas
388,637 ha sehingga jika ditotal lokasi yang
http://jtsl.ub.ac.id 1228
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1219-1228, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.2
http://jtsl.ub.ac.id 1229