Anda di halaman 1dari 1

Kehamilan Remaja Arus informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan prilaku remaja yang

makin menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi. Akibatnya, terjadi peningkatan
kehamilan yang tidak dikehendaki atau terjadi penyakit menular seksual. 16 LUSIANA EL SINTA, et al.
Berikut ini adalah dampak kehamilan remaja. 1. Faktor psikologis yang belum matur a. Alat
reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk
komplikasi. b. Remaja berusia muda yang sedang menuntut ilmu akan mengalami putus sekolah
sementara atau seterusnya, dan dapat kehilangan pekerjaan yang baru dirintisnya. c. Perasaan tertekan
karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan masyarakat. d. Tersisih dari pergaulan
karena dianggap belum mampu membawa diri. e. Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-
obatan, merokok, minuman keras. 2. Faktor fisik a. Mungkin kehamilan ini tidak diketahui siapa ayah
sebenarnya. b. Kehamilan dapat disertai penyakit menular seksual sehingga memerlukan pemeriksaan
ekstra yang lebih lengkap. c. Tumbuh kembang janin dalam rahim yang belum matur dapat
menimbulkan abortus, persalinan premature, dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah lama
dideritanya. d. Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif. e. Hasil janin mengalami
kelainan kongenital atau BBLR. f. Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi
dibandingkan dengan usia reproduksi sehat (20- 35 tahun). Fungsi seksual, yaitu untuk prokreasi
(mendapatkan keturunan), rekreasi (untuk kenikmatan), relasi (hubungn kekeluargaan), dan bersifat
institusi (kewajiban suami untuk istrinya). Hubungan seksual remaja merupakan masalah besar dalam
disiplin ilmu kedokteran (andrologi, seksologi, penyakit kulit dan kelamin, kebidanan, dan kandungan).
KEBIDANAN KOMUNITAS 17 Langkah-langkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja adalah
sebagai berikut 1. Sebelum terjadi kehamilan a. Menjaga kesehatan reproduksi dengan cara melakukan
hubungan seksual yang bersih dan aman. b. Menghindari multipartner. c. Menggunakan alat
kontrasepsi, seperti kondom, pil, dan suntikan sehingga terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan.
d. Memberikan pendidikan seksual sejak dini. e. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME
sesuai ajaran agama masing-masing. f. Segera setelah hubungan seksual menggunakan KB darurat
penginduksi haid atau misoprostol dan lainnya. 2. Setelah terjadi kehamilan. Setelah terjadi konsepsi
sampai nidasi, persoalannya makin sulit karena secara fisik hasil konsepsi dan nidasi mempunyai
beberapa ketetapan sebagai berikut. a. Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai hak untuk hidup dan
mendapatkan perlindungan. b. Hasil konsepsi dan nidasi merupakan zigot yang mempunyai potensi
untuk hidup. c. Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang mengandung. d. Hasil
konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat karena potensinya untuk tumbuh kembang
menjadi generasi yang didambakan setiap keluarga. Berdasarkan pertimbangan tersebut langkah yang
dapat diambil antara lain : 1) Membiarkan tumbuh kembang janin sampai lahir, sekelipun tanpa ayah
yang jelas dan selanjutnya menjadi tanggung jawab Negara. Pasangan dinikahkan sehingga bayi yang
lahir mempunyai keluarga yang sah. 18 LUSIANA EL SINTA, et al. 2) Di lingkungan Negara yang dapat
menerima kehadiran bayi tanpa ayah, pihak perempuan memeliharanya sebagai anak secara lazim. 3)
Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai teknik sehingga keselamatan remaja dapat
terjamin untuk menyongsong kehidupan normal sebagaimana mestinya. Undang-undang kesehatan
yang mengatur gugur kandungan secara legal, yaitu nomor 23 tahun 1992.

Anda mungkin juga menyukai