Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIK II

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN


“HIPERGLIKEMIA, ULKUS DM, ACUTE KIDNEY INJURY”

DISUSUN OLEH
NURROAINI
200400758

PROGRAM STUDI S1 GIZI


UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2021
Kasus 1

Pasien lemas, sering haus dan kencing sejak 3 hari yang lalu, terdapat luka di punggung kaki
kanan sejak 4 hari yang lalu, kembung, mual, muntah 1x tadi malam, batuk. Pasien telah
didiagnosis diabetes melitus sejak 2 tahun yang lalu, ada riwayat hipertensi, pernah mondok 1
tahun yang lalu karena hiperglikemia. Kakak pasien mempunyai riwayat penyakit DM

Tabel 1. Data pasien


Nama : Tn. A
Umur : 48 thn
Jenis kelamin : Laki – laki
Pekerjaan : -
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Diagnosis medis : hiperglikemia, ulkus DM, Acute
Kidney Injury

Recall 24 jam : Asupan Energi (kkal) 521,8 kkal, Protein (gr) 4,7 gr, Lemak (gr) 3,5 gr,
KH (gr) 104,9 Parenteral NaCl 0,9% 2tpm
Pola Makan Sebelum Masuk RS Makanan pokok : Nasi 3 x/hari @1 centog, Lauk Hewani :
telur, terkadang ayam 1 potong, Lauk Nabati : tempe atau tahu 1-3 x hari, Sayur :
Wortel, bayam, kacang panjang 2-3 x/hari, Buah : jarang, terkadang apel 1 buah,
Minum : Air putih sekehendak. Camilan : pasien suka mengkonsumsi camilan berupa
gorengan, terutama tempe goreng. Pengolahan makanan : sayur dan lauk biasanya diolah dengan
digoreng atau menggunakan santan. Pasien makan selalu makan di rumah, pengolahan makanan
dilakukan oleh istri pasien. Pasien merasa belum mendapatkan edukasi dan konseling mengenai
diet untuk diabetes. Hasil recall 24 jam : makan malam nasi putih ½ centong, tumis sawi putih 2
sdm, teh manis 1 gelas sedang. Makan pagi : nasi putih 2 sdm, teh manis ½ gelas sedang. Makan
malam : nasi putih 3sdm dan teh manis ½ gelas sedang.

Pasien diresepkan insulin oleh dokter dengan penggunaan 2 unit perhari (pagi dan sore).
NaCl 0,9 %, Inj Cefoperazon 19/12 jm, Inj Metronidazole 500 mg/ 8jm, Kalitake 3x1 Tinggi
badan pasien : 167 cm, LLA : 23,3 cm
2
1. Hasil pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan urin/darah Nilai

Hb 9 g/dL
GDS 744 mg/dL
Ureum 134,6 mg/dL
Kreatinin 5,02 mg/dL
Na 123 mmol/L
K 5,3 mmol/L
Cl 90 mmol/L
Ca 1,12 mmol/L

Kesan umum compos mentis, Tekanan darah 140/70 mmHg. Luka ulkus pada kaki kanan.
Pasien juga merasa mual (+), muntah (+) 1 kali, merokok pasien mengalami kesulitan dalam
beraktifitas karena ada ulkus di kaki kanan.

3
BAB I
PROSES ASUHAN GIZI
A. Pendahuluan
Nama/ Inisial Tn.A No.RM -
Usia 48 Tahun Tanggal masuk
-
Jenis kelamin Laki-Laki Tanggal kasus
-
Pekerjaan - Diagnosis Medis
Hiperglikemia,
Ulkus DM, Acute
Kidney Injury
Berdasarkan diagnosa medis yang diderita Tn.A berusia 48 tahun
adalah Hiperglikemia, Ulkus DM dan Acute Kidney Injury (Gagal Ginjal
Akut). Hiperglikemia ini menandakan pasien memiliki penyakit diabetes
melitus dimana terjadi peningkatan kadar gula darah dalam tubuh yang terlalu
tinggi. Kemudian pasien mengalami Ulkus DM yang menunjukkan komplikasi
dari penyakit diabetes melitus sehingga terjadi luka pada kaki yang sukar
sembuh. Komplikasi dari penyakit diabetes melitus juga bisa menyebabkan
pasien mengalami kelainan fungsi jantung seperti sekarang pasien menderita
gagal ginjal akut.

B. Skrining
Skrining Gizi
Malnutrition Screening Tool (MST)
No Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan berat badan
yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6
bulan terakhir?
Tidak 0
Tidak yakin /ada tanda: baju menjadi lebih longgar) 2 √
Ya, ada penurunan BB sebanyak:
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11- 15 kg 3
>15 kg 4
Tidak tahu berapa kg Penurunannya 2
2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena
penurunan nafsu makan/ kesulitan menerima
makanan?
Tidak 0
Ya 1 √
Total Skor 3

1
Pasien dengan diagnose khusus :
DM,Kemoterapi, Hemodialisa/Geriatrik/Kanker, Bedah
digestive/Imunitas/Lain-lain
Sebutkan (Hiperglikemia, Ulkus DM, Acute Kidney Injury)
Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus dilanjutkan
dengan assessment gizi oleh Nutrisionis/Dietisien
Berdasarkan hasil skrining gizi diperoleh skor berjumlah 3 yang
menandakan pasien memiliki resiko malnutrisi. Sehingga dilanjutkan ke tahap
selanjutnya pada proses asuhan gizi terstandar (PAGT)

2
3
C. Assesment
I. Riwayat makan
1. Asupan Makan dan Nutrisi (dari hasil recall)
Kode IDNT Makanan dan zat gizi Hasil
FH-1.1.1 Asupan energi 190 kkal
FH-1.5.3 Asupan protein 2,9 gram
FH-1.5.1 Asupan lemak 0,8 gram
FH-1.5.5 Asupan KH 41,9 gram
Asupan ASI/ Susu Tidak ada
formula (jika ada)
FH-1.3.2 Asupan enteral / NaCl 0,9% 2tpm
parenteral
Asupan subtansi bioaktif Tidak ada)
Asupan mikronutrien Tidak ada
FH-2.1 Pola makan  Nasi 3x/hari 1 centong
@100 gram
 Lauk Hewani (telur,
terkadang ayam 1 potong)
 Lauk Nabati : tempe @50
gram atau tahu @ 100 gram
1-3 x hari
 Sayur (wortel, bayam,
kacang panjang 2-3x/hari
@100 gram
 Buah jarang, terkadang apel
1 buah @100 gram
 Minum jarang (air putih
sekehendak
 Pasien suka mengkonsumsi
cemilan berupa gorengan,
terutama tempe goreng @50
gram
 Pengolahan makanan sayur
dan lauk biasanya diolah
dengan cara digoreng atau
menggunakan santan @40
 Pasien makan selalu dirumah
 Pengolahan makanan
dilakukan oleh istri pasien.
FH-1.1.1 Asupan energi 1533,7 kkal
FH-1.5.3 Asupan protein 67 gram
FH-1.5.1 Asupan lemak 81,8 gram
FH-1.5.5 Asupan KH 145,5 gram

4
Perhitungan kebutuhan energi pasien sebelum masuk rumah sakit (SMRS) :
LILA yang diukur
BB = (TB-100)
LILA Standar Cerra

23,3
BB = (167-100)
29
BB = 53,8 kg

Berat Badan Ideal = (TB-100) x 10%(TB-100)


= (167-100) x 10%(167-100)
Berat Badan Ideal = 60,3 kg

Perhitungan menggunakan kebutuhan gizi pasien menggunakan rumus Perkeni 2015 :


BMR Laki-laki : 30 kkal/kgBBI
: 30 x 60,3
: 1809 kkal
Koreksi faktor aktifitas : 10% dari BMR
: 10% x 1.809 kkal
: 180,9 kkal
Koreksi faktor usia : 5% dari BMR
: 5% x 1.809 kkal
: 90,45 kkal
Koreksi faktor stres : 10% dari BMR
: 10% x 1.809kkal
: 180,9 kkal
Energi = (BMR + faktor aktifitas + faktor stres ) – faktor usia
= (1.809 kkal + 180,9 kkal + 180,9 kkal) – 90,45 kkal
= 2.170,8 – 90,45
= 2.080,35 kkal

Sehingga menggunakan diet Dm 2100 kkal


10 % x 2100 kkal
Protein =
4 kkal
Protein = 52,5 gram

5
25 % x 2100 kkal
Lemak =
9 kkal
Lemak = 58,33 gram

65 % x 2100 kkal
Karbohidrat =
4 kkal
Karbohidrat = 341,25gram

Pemenuhan Kebutuhan Recall 1 x 24 jam (FH.7.2.8)


Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan 190 2,9 0,8 41,9
Kebutuhan 2100 52,5 58,33 341,25
% Asupan 9,04 5,52 1,37 12,27
Kesimpulan: Berdasarkan data hasil recall 24 jam pasien diketahui asupan pasien
dikategorikan defisit berat karena persentase asupan <80% standar kebutuhan.

Pemenuhan Kebutuhan SQFFQ


Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan 1533,7 67 81,8 145,5
Kebutuhan 2550 65 70 415
AKG
% Asupan 60,14 103,7 116,85 35,06
Kesimpulan: Berdasarkan data hasil SQFFQ pasien diketahui asupan energi dan
karbohidrat pasien dikategorikan defisit berat karena persentase asupan <80% standar
kebutuhan AKG.

2. Pemberian makan dan zat gizi


Kode IDNT Riwayat diet Hasil
FH-2.1.1 Diet order Diet DM, GGA Lunak
FH-2.1.2 Pengalaman diet Belum mendapatkan edukasi
dan konseling mengenai diet
untuk diabetes.
FH-2.1.3 Lingkungan makan Rumah sakit
FH-2.1.4 Pemberian nutrisi  NaCl 0,9 %,
enteral/ parenteral  Inj Cefoperazon 19/12 jm,
 Inj Metronidazole 500 mg/
8jm,
 Kalitake 3x1

6
3. Pengobatan dan pengobatan tambahan/penunjang (FH.3.1)
Jenis Terapi Medis Fungsi Interaksi dengan
makanan
NaCl 0,9 %, Obat yang digunakan Tidak ada
sebagai pengganti cairan
tubuh yang hilang.
Inj Cefoperazon 19/12 Sebagai antibiotik, untuk Tidak ada
jm, menangani infeksi
karena bakteri obat ini
bekerja dengan cara
membunuh bakteri dan
menekan laju
perkembangannya di
dalam tubuh.
Inj Metronidazole 500 Mengobati berbagai Mengonsumsi alkohol
mg/ 8jm, infeksi akibat bakteri, atau tembakau dengan
yang tergolong dalam obat-obatan tertentu
kelas antibiotik juga dapat
nitroimidazoles. menyebabkan
interaksi terjadi.
Kalitake 3x1 Mengobati hiperkalemia Diminum sebelum
akibat gagal ginjal akut makan karena dapat
dan kronik. menghambat proses
absorpsi

4. Pengetahuan/ kepercayaan/ sikap (FH-4.1)


Pasien merasa belum mendapatkan edukasi dari konseling mengenai diet
untuk diabetes
5. Pantangna makan (FH-5.2)
Tidak ada
6. Faktor yang mempengaruhi akses terhadap makanan atau ketersediaan
makanan (FH-6)
Tidak ada
7. Aktifitas fisik dan fungsi (FH-7)
Pasien mengalami kesulitan saat beraktifitas karena memiliki ulkus di kaki
kanan

Kesimpulan :
Pasien mempunyai pola makan yang tidak teratur, pasien jarang konsumsi lauk
hewani yang beragam, jarang makan buah dan minum air putih serta pasien lebih suka
konsumsi makanan cemilan gorengan. Pengolahan makanan sayur dan lauk dolah dengan
digoreng atau menggunakan santan. Berdasarkan data dari hasil recall 24 diperoleh

7
persentase asupan energi 9,04 %, protein 5,52%, lemak 1,37% dan karbohidrat 12,27%.
Asupan pasien masih dikategorikan defisit karena < 80% dari standar kebutuhan asupan.
Dari pola makan pasien diketahui dari hasil SQFFQ persentase asupan diketahui hasil
SQFFQ asupan energi 60,14%, protein 103,7%, lemak 116,85% dan karbohidrat 35,06%.
Asupan SQFFQ pasien masih dikategorikan defisit karena <80% dari standar kebutuhan
asupan. Hasil SQFQQ ini menggambarkan asupan pasien defisit karena pola makan pasien
yang tidak teratur serta kurang bervariasi.

II. Pengukuran Antropometri (AD)


Kode IDNT Antropometri Hasil Hasil
AD-1.1.1 TB 167 cm
AD-1.1.2 BB 53,8 kg
AD-1.1.4 Perubahan BB Tidak ada
AD-1.1.5 BMI/IMT 19,35 kg/m2
Status Gizi Normal
BB ideal 60,3 kg
LILA 23,3 cm
(asesmen disesuaikan dengan kajian yang diperlukan dan keadaan pasien, jika tidak
menungkinkan dapat dilakukan estimasi)

Perhitunggan Berat Badan dengn Estimasi LILA

LILA yang diukur


BB = (TB-100)
LILA Standar Cerra

23,3
BB = (167-100)
29
BB = 53,8 kg

Berat Badan Ideal = (TB-100) x 10%(TB-100)


= (167-100) x 10%(167-100)
Berat Badan Ideal = 60,3 kg

BB
Indeks Massa Tubuh =
(TBxTB )

53,8
=
2,7889

Indeks Massa Tubuh = 19,35 kg/m2

8
Status Gizi Pasien = Normal

III. Data Biokimia (BD)


Kode Pemeriksaan
IDNT biokimia Nilai Nilai normal Keterangan

BD-1.1.10 HB 9 g/Dl 13 – 18 g/dl Rendah


BD-1.5.2 GDS 744 mg/dL < 145 mg/dl Tinggi
BD-1.2.1 Ureum 134,6 mg/dL 10 – 50 mg/dl Tinggi
BD-1.2.2 Kreatinin 5,02 mg/dL < 1.5 mg/dl Tinggi
BD-1.2.5 Na 123 mmol/L 135 – 147 Normal
mmol/l
BD-1.2.7 K 5,3 mmol/L 3.5 – 5 mmol/l Tinggi
BD-1.2.6 Cl 90 mmol/L 100-106 mmol/l Normal
BG-1.2.10 Ca 1,12 8.4 – 11 mg/dl Rendah
mmol//L
Kesimpulan :
Pasien mengalami peningkatan kadar Gula Darah Sewaktu (GDS), Ureum,
Kreatinin dan Kalium. Peningkatan kadar glukosa ini menunjukan adanya gangguan
fungsi endokrin, sedangkan peningkatan kadar ureum dan kreatinin menandakan adanya
kelainan fungsi ginjal. Pasien juga mengalami penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dan
Kalsium pada pasien rendah. Hasil ini menunjukkan pasien kekurangan zat besi yang
mendakan pasien mengalami anemia.

IV. Pemeriksaan Fisik terkait nutrisi (PD)


1. Kesan umum : lemah, sadar, composmentis, lemas, mual dan muntah
2. Vital sign :

9
Kode Vital
Nilai
IDNT sign Nilai Keterangan
normal
PD-1.1.9 Tekanan 140/70 120/80 Tinggi
darah mmHg mmHg
Nadi - - -
Suhu - - -
RR - - -
Dll - - -
Kesimpulan : Pasien dalam keadaan lemah, sadar, composmentis, lemas, mual dan
muntah. Sehingga keadaan ini mengakibatkan penurunan nafsu makan pada pasien.
Pasien juga mengalami peningkatan tekanan darah yang menunjukkan pasien
mengalami hipertensi.
V. Riwayat Pasien (CH)
1. Riwayat pribadi (CH-1)
Kode IDNT Riwayat Pribadi Hasil
CH-1.1.2 Jenis kelamin Laki-laki
CH-1.1.4 Suku -
CH-1.1.6 Bahasa -
CH-1.1.7 Kemampuan literasi -
CH-1 Pendidikan SMP
CH-1.1.9 Peran dalam keluarga Kepala Keluarga
CH-1.1.10 Merokok kesulitan dalam
beraktifitas karena ada
ulkus di kaki kanan.

CH-1.1.11 Keterbatasan fisik -


CH.1.1.12 Mobilitas Terganggu (karena
memiliki ulkus pada kaki
kanannya)

2. Riwayat penyakit pribadi dan keluarga (CH-2)


Kode IDNT Riwayat Penyakit Hasil
CH-2.1.1 Keluhan utama Lemas, sering haus dan
kencing sejak 3 hari yang
lalu, terdapat luka di
punggung kaki
kanan sejak 4 hari yang

10
lalu, kembung, mual,
muntah 1x tadi malam,
batuk.

Riwayat penyakit sekarang Hiperglikemia, ulkus


DM, Acute Kidney Injury
Riwayat penyakit dahulu Hipertensi, hiperglikemia
Riwayat penyakit keluarga DM

3. Riwayat sosial
Pasien tidak bekerja karena ada ulkus pada kaki kanan pasien
sehingga menyulitkan dalam beraktifitas.

D. Diagnosis Gizi (ND)


Domain Intake:
NI. 1.5 Asupan Oral tidak adekuat berkaitan dengan adanya mual, muntah
ditandai dengan hasil recall SMRS defisit atau asupan < 80% (Energi sebesar
9,04%, protein 5,52%, Lemak 1,37%, Karbohidrat 12,27%).

Domain Clinis:
NC.2.2. Perubahan Nilai Lab berkaitan dengan gangguan fungsi endokrin dan
kelainan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar GDS sebesar 744
mg/dL, Ureum 134,6 mg/dL dan Kreatinin 5,02 mg/dL.

Domain Behavior:
NB.1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan
kurang konsumsi lauk hewani yang beragam dengan frekuensi hanya 1x/hari,
jarang konsumsi buah (kurang serat) dan sering konsumsi cemilan tinggi
lemak seperti seperti tempe goreng).

E. Intervensi Gizi
1. Tujuan diet
a. Membantu memberikan nutrisi yang cukup kepada pasien agar dapat
mengupayakan status gizi pasien dalam keadaan optimal

11
b. Memberikan asupan pasien bertahap
c. Menurunkan kadar gula darah, ureum dan kreatinin agar mendekati
normal
d. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang pola makan
yang benar sesuai kebutuhannya.

2. Syarat diet
a. Energi diberika sebesar 2100 kkal
b. Protein sedang 0,8 gr/kg BB
c. Lemak diberikan cukup 25%
d. Karbohidrat diberikan 65%
e. Penggunaan gula alternatif terbatas
f. Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai pasien

3. ND. Pemberian Makanan


a. Menghitung perkiraan kebutuhan pasien, menuju ke IDNT 4 th
edition

BMR = 30 x Berat badan Ideal (BBI)


= 30 x 60,3
BMR = 1809 kkal

Energi = (BMR + Faktor Aktifitas + Faktor Stres) – (Faktor Usia)


= 1809 + (10% x BMR)+ (10% x BMR) – (5% x
BMR)
= 1809 + (10% x 1809) + (10% x 1809) -(5% x 1809)
= 1809 + 180,9 + 180,9 – 90,45
= 2.080,35 kkal
Protein nya menggunakan diet GGA (katabolik ringan= 0,6-1 g/kg
BBI)
Protein = 0,8 gr/kgBB
= 0,8 x Berat Badan Ideal (BBI)

12
= 0,8 x 60,3kg
= 48,24 gram
48,24 x 4
% Protein = x 100%
2100
% Protein = 9,18% / 9,2%

25 % x 2100 kkal
Lemak =
9 kkal
Lemak = 58,33 gram

65,8 % x 2100 kkal


Karbohidrat =
4 kkal
Karbohidrat = 345,45 gram

b. Pemesanan diet
Diet yang dipesan adalah Diet DM

c. Bentuk makanan
Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan lunak

d. Cara/jalur makanan
Oral

e. Jadwal pemberian makan


Pasien diberikan makan 3 kali makan utama dan 3 kali selingan

4. Rencana edukasi gizi


a. Tujuan edukasi
1. Memberikan edukasi pasien dan keluarga tentang diet yang
dijalani pasien
2. Menambah pengetahuan pasien dan keluarga pasien mengenai
bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi, dihindari, sesuai dengan
diet yang diberikan

13
b. Prioritas modifikasi
1. Memberikan informasi diet yang tepat terkait jenis dan bahan
makanan yang dianjurkan, dibatasi dan bentuk makanan yang
diberikan untuk pasien
2. Memberikan pengetahuan terkait contoh menu diet untuk diet

c. Sasaran
Keluarga pasien

d. Media
Leaflet

5. Rencana konsultasi gizi


a. Masalah gizi : Diabetes Melitus
b. Tujuan
1. Memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien dan keluarga
pasien
2. Menambah pengetahuan terkait diabetes melitus dan jantung
tentang gizi yang tepat untuk pasien
3. Menambah pengetahuan pasien dan keluarga pasien mengenai
bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk pasien
c. Sasaran
Pasien dan keluarga
d. Media
leaflet
e. Rekomendasi modifikasi
1. Memberikan pengetahuan dan rekomendasi jenis bahan makanan
yang bisa dikonsumsi untuk pasien
2. Memberikan makanan porsi kecil tapi sering sesuai dengan
kemampuan pasien
3. Mengatur jadwal makan sesuai dengan prinsip 3 j (tepat jumlah,
jadwalm jenis)
f. Topik lain yang berkitan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa yang
menyebabkan pasien mengalami dm selain keturunan bisa juga
disebabkan oleh pola makan. Dan juga menjelaskan tentang makanan
yang mempengaruhi dengan terkait nya penyakit lainnya.

14
6. Kolaborasi dan rujukan asuhan gizi
a. Dokter : Memberikan intervensi berupa obat untuk
mengatasi penyakit pasien dan tindak lanjut yang harus diberikan
kepada pasien.
b. Perawat : Melakukan pemeriksaan fisik
c. Ahli Gizi : Memberikan intervensi berupa preskripsi diet
sesuai
d. Analisis Lab : Melakukan monitoring hasil pemeriksaan
biokimia pasien

7. Pemulangan dan asuhan gizi


a. Memberikan konseling diet kepada keluarga pasien dan pasien
mengenai bahan makanan dianjurkan dan dibatasi
b. Memberikan contoh menu yang dianjurkan
c. Menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin

8. Rencana monitoring dan evaluasi


Pengukuran
Waktu
Parameter atau Target terukur
Pengamatan
Antropometri Berat badan Selama di Berat badan
rumah sakit (tidak dimonitoring
karena perubahan berat
badan tidak bisa terjadi
dalam waktu singkat)
Biokimia GDS, Ureum, - Normal
Kreatinin, Hb,
Kalium, Kalsium
Fisik/Klinik Mual, muntah, Setiap hari Mual dan muntah
TD berkurang, serta
tekanan darah tinggi
normal

Dietary Asupan Makanan Setiap hari Asupan energi, protein,


lemak dan karbohidrat
meningkat diatas ≥80%

9. Distribusi penukar
Penukar Selingan Selingan Makan Selingan

15
Maka
Sarapan
pagi n siang sore malam malam

Makanan Pokok 1P ½P 1½ P 1P 1½P


Lauk Hewani ½P 1P 1P
Lauk Nabati ½P
Sayur ½P ½P ½P
Buah 2P 2P 2P
Susu ½P 1P
Gula
Minyak 2P 2P 2P
Total
Kalori 400 187,5 587,5 125 550 150
Protein 11,5 2 16 3 13,5 7
Lemak 17,5 0 16,5 5 17 10
Karbohidrat 52,5 44 90 40 86,5 10

10. Rancangan menu 1 hari (makan +selingan)


Waktu Menu Bahan Satuan Berat Energi Protein Lemak
Penukar (gram) (kkal) (gram) (gram)
Nasi tim Beras merah 1P 50 179 3,7 1,3
Ayam goreng Ayam ½P 40 57 5,4 3,8

Makan Pagi Minyak 1P 5 43,1 0 5


Cah kangkung Kangkung ½P 50 7,5 1,1 0,1
Minyak 1P 5 43,1 0 5
Susu Susu 1/2 P 100 65 2,5 1,75
diabetasol
Total 394,7 12,7 16,95

Mangga 2P 180 117 0,9 0,5


Selingan Pagi Puding Mangga
Tepung ½P 20 76,2 0,1 0
Maizena
Total 193,2 1 0,5

Makan Siang Nasi tim Beras putih 1½ P 75 270,7 5 0,5


Telur rebus Telur Ayam 1P 55 85,3 6,9 5,8
Minyak 1P 5 43,1 0 5
Tahu Bacem Tahu ½P 50 38 4,1 2,4

16
Minyak 1P 5 43,1 0 5
Kecap 1P 10 6 1 0
Sayur Sop Sawi Putih ¼P 25 3,8 0,6 0,1
Tomat ¼P 25 5,3 0,2 0,1
Jeruk Semangka 2P 360 115,3 2,2 1,4

Total 610,6 20 20,3

Selingan Sore Ubi Ungu Ubi Ungu 1P 100 112,1 2,4 0,1
Kukus
Total 112,1 2,4 0,1

Nasi tim Beras Merah 1½P 75 270,7 5 0,5


Pepes ikan Ikan 1P 40 32,4 4,6 1,4
Makan Tumis wortel Wortel ½P 50 14 0,4 0,1
Malam Minyak 2P 100 86,2 0 10
Buah pear Melon 2P 380 145,3 2,3 0,8
Air Air 1P 200 - - -
Total 548,6 12,3 12,8

Selingan Susu Susu 1P 200 130 5 3,5


Malam diabetasol
Total 130 5 3,5
Total 1989,2 53,4 54,15

11. Pemenuhan kebutuhan


Energi
Protein Lemak Karbohidrat
(gram) (gram) (gram)
(kkal)
Kebutuhan 2100 48,24 58,33 345,45
Perencanaan
berdasar menu 1989,2 53,4 54,15 314,05
% 94,72% 110,69% 92,83% 90,91%

Kesimpulan : Dari tabel diatas diketahui bahwa persentase antara perencanaan


menu dengan kebutuhan pasien diperoleh >80%. Artinya perencanaan menu sudah
mencukupi standar kebutuhan pasien.

17
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skrining
Pasien masuk ke Rumah Sakit dalam pelayanan asuhan gizi rawat inap
diawali dengan skrining gizi. Skrining gizi untuk pasien dewasa dapat
dilakukan menggunakan form skrining Malnutrition Screening Tool
(MST). Metode skrininng gizi di Rumah Sakit menggunakan MST ini
lebih efektif dibandingkan SGA karena metode skrining MST dinilai
lebih cepat, sederhana, efektif, efisien dan aplikatif (Herawati,
Sarwiyata and Alamsyah, 2014).
Kasus ini dilakukan skrining pada pasien Tn.A berusia 48 tahun
menggunakan skrining gizi Malnutrition Screening Tool (MST) dan
didapatkan skor sebesar 3 yang artinya pasien memiliki resiko
malnutrisi. Karena hasil skrining menunjukkan resiko malnutrisi maka
pasien akan dilanjutkan ke Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
B. Assesment

Riwayat makan seseorang ditentukan dari perbandingan asupan


dengan kebutuhan. Persentase penggolongan asupan pasien menurut
(Depkes RI, 2006):

a. Asupan berlebih : > 120%


b. Asupan normal : 90 –
120%
c. Defisit ringan : 80 -90%
d. Defisit sedang : 70 -80%
e.Defisit Berat : <70%

Selain itu, menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG)


2012 terbagi dalam 5 kategori yaitu: defisit tingkat berat (<70% angka
kebutuhan), defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan), defisit

18
tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan), normal (90-119% angka
kebutuhan) dan di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan)
(LIPI, 2012).
Berdasarkan data dari hasil recall 24 diperoleh persentase asupan
energi 9,04 %, protein 5,52%, lemak 1,37% dan karbohidrat 12,27%.
Asupan pasien masih dikategorikan defisit karena < 80% dari standar
kebutuhan asupan. Dari pola makan pasien diketahui dari hasil SQFFQ
persentase asupan diketahui hasil SQFFQ asupan energi 60,14%,
protein 103,7%, lemak 116,85% dan karbohidrat 35,06%. Asupan
SQFFQ pasien masih dikategorikan defisit karena <80% dari standar
kebutuhan asupan. Hasil SQFQQ ini menggambarkan asupan pasien
defisit karena pola makan pasien yang tidak teratur serta kurang
bervariasi.
Berdasarkan dari hasil data biokimia, Pasien mengalami peningkatan
kadar Gula Darah Sewaktu (GDS), Ureum, Kreatinin dan Kalium.
Peningkatan kadar glukosa ini menunjukan adanya gangguan fungsi
endokrin, sedangkan peningkatan kadar ureum dan kreatinin
menandakan adanya kelainan fungsi ginjal. Pasien juga mengalami
penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dan Kalsium pada pasien rendah.
Hasil ini menunjukkan pasien kekurangan zat besi yang mendakan
pasien mengalami anemia.
Pada kasus diatas pasien dalam keadaan lemah, sadar, composmentis,
lemas, mual dan muntah. Sehingga keadaan ini mengakibatkan
penurunan nafsu makan pada pasien. Menurut Almatsier (2010),
tanda-tanda penyakit gagal ginjal akut yaitu mengalami kekurangan
cairan akibat diare, mual dan muntah, pendarahan hebat atau trauma
pada ginjal akibat kecelakaan, keracunan obat dan luka bakar). Pasien
juga memiliki luka ulkus pada kaki kanan yang menyebabkan

19
gangguan saat beraktifitas. Keadaan lemah dan ada ulkus kaki diabetik
pada pasien ini menunjukkan pasien mengalami penyakit diabetes
melitus. Komplikasi dari penyakit diabetes melitus ini bisa terjadi
Ulkus kaki Diabetik.
C. Diagnosis
Pada pasien dengan kasus ini dipilih beberapa diagnosis yang meliputi
domain intake, domain clinis, dan domain behavior. Pada domain
intake dipilih masalah yang akan ditangani adalah asupan oral pasien
yang tidak adekuat. Pemilihan ini dikaitkan dengan pasien yang
mengalami mual muntah sehingga intake asupannya menurun. Hal ini
ditandai dengan hasil pengkajian riwayat makan pasien dengan
Berdasarkan data dari hasil recall 24 diperoleh persentase asupan
energi 9,04 %, protein 5,52%, lemak 1,37% dan karbohidrat 12,27%.
Asupan pasien masih dikategorikan defisit karena < 80% dari standar
kebutuhan asupan.
Pada domain clinis dipilih masalah yang perlu ditangani adalah
perubahan nilai labolatorium. Perubahan ini dikaitakan dengan pasien
yang didiagnosis hiperglikemia karena terdapat gangguan fungsi
endokrin dan kelainan fungsi ginjal sehingga didiagnosis pasien
memiliki penyakit gagal ginjal akut. Gangguan fungsi endokrin dan
kelainan ginjal pada pasien ditandai dengan peningkatan nilai gula
darah sewaktu (GDS) sebesar 744 mg/dL, Ureum 134,6 mg/dL dan
Kreatinin 5,02 mg/dL.
Pada domain behaviour (perilaku) dipilih masalah yang perlu
ditangani adalah kurangnya pengetahuan pasien terkait makanan dan
gizi. Hal ini dikarenakan pasien belum pernah menerima edukasi gizi
sehingga pasien belum terpapar edukasi diet penyakitnya. Sehingga
menyebabkan pola makan pasien belum beragam dan belum tepat
seperti konsumsi lauk hewani kurang beragam dan hanya 1x/hari,

20
jarang konsumsi buah (kurang serat) dan sering konsumsi cemilan
tinggi lemak seperti seperti (tempe goreng).
D. Intervensi
Intervensi gizi yang diberikan disesuaikan dengan hasil diagnosis gizi
yang ingin ditanangani. Tujuan dari intervensi gizi pasien agar dapat
meningkatkan asupan pasien hingga mencapai >80%, menurunkan
kadar gula darah, ureum dan kreatinin mendekati normal dan
meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga pasien. Tujuan dari
diet ini mengacu pada tujuan diet diabetes melitus dan gagal ginjal
akut dengan pengaturan makan.
Pada pasien yang menyandang DM, prinsip pengaturan makan hampir
sama dengan masyarakat umum yaitu makan seimbang sesuai
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Penyandang
DM perlu penerapan 3J yaitu tepat jadwal, jenis dan jumlah. Adapun
komposisi yang dianjurkan bagi pasien DM yaitu: (Persatuan Ahli
Gizi Indonesia, 2019)

E. Monitoring dan Evaluasi


Dilakukan monitoring asupan pada pasien setiap hari yang diharapkan
pasien mengalami peningkatan asupan energi secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan pasien. Pada kasus ini juga dilakukan monitoring
fisik klinis dengan target ukur diharapkan pasien mengalami
perubahan.

BAB IV
Kesimpulan dan Saran
Tn. A berumur 48 tahun dengan diagnosis Hiperglikemia, Ulkus DM dan
Acute Kidney Injury (Gagal Ginjal Akut). Hasil skrining pasien
menunjukkan pasien berisiko malnutrisi kemudian dilanjutkan dengan

21
langkah PAGT. Dari hasil assessment gizi riwayat makan, antropometri,
biokimia, fisik klinis dan riwayat personal ditarik 3 diagnosis gizi yaitu
domain intake (malnutirisi), domain klinis dan domain behavior
(kurangnya pengetahuan dan gangguan pola makan).

Dari diagnosis yang ditegakkan maka intervensi yang akan diberikan


kepada pasien adalah dm dengan jenis lunak. . Keluarga pasien diberikan
edukasi mengenai anjuran diet yang diberikan terhadap pasien. Kemudian
dilakukan monitorng dengan memberikan perencanaan menu sesuai
kebutuhan pasien. Hasil monitoring dan evaluasi pada pasien diharapka
mengalami penigkatan asupan secara bertahap sesuai kebutuhan pasien.
Dan keadaan fisik klinis pasien mengalami perubahan yang lebih baik.

22
23

Anda mungkin juga menyukai