DISUSUN OLEH
NURROAINI
200400758
Pasien lemas, sering haus dan kencing sejak 3 hari yang lalu, terdapat luka di punggung kaki
kanan sejak 4 hari yang lalu, kembung, mual, muntah 1x tadi malam, batuk. Pasien telah
didiagnosis diabetes melitus sejak 2 tahun yang lalu, ada riwayat hipertensi, pernah mondok 1
tahun yang lalu karena hiperglikemia. Kakak pasien mempunyai riwayat penyakit DM
Recall 24 jam : Asupan Energi (kkal) 521,8 kkal, Protein (gr) 4,7 gr, Lemak (gr) 3,5 gr,
KH (gr) 104,9 Parenteral NaCl 0,9% 2tpm
Pola Makan Sebelum Masuk RS Makanan pokok : Nasi 3 x/hari @1 centog, Lauk Hewani :
telur, terkadang ayam 1 potong, Lauk Nabati : tempe atau tahu 1-3 x hari, Sayur :
Wortel, bayam, kacang panjang 2-3 x/hari, Buah : jarang, terkadang apel 1 buah,
Minum : Air putih sekehendak. Camilan : pasien suka mengkonsumsi camilan berupa
gorengan, terutama tempe goreng. Pengolahan makanan : sayur dan lauk biasanya diolah dengan
digoreng atau menggunakan santan. Pasien makan selalu makan di rumah, pengolahan makanan
dilakukan oleh istri pasien. Pasien merasa belum mendapatkan edukasi dan konseling mengenai
diet untuk diabetes. Hasil recall 24 jam : makan malam nasi putih ½ centong, tumis sawi putih 2
sdm, teh manis 1 gelas sedang. Makan pagi : nasi putih 2 sdm, teh manis ½ gelas sedang. Makan
malam : nasi putih 3sdm dan teh manis ½ gelas sedang.
Pasien diresepkan insulin oleh dokter dengan penggunaan 2 unit perhari (pagi dan sore).
NaCl 0,9 %, Inj Cefoperazon 19/12 jm, Inj Metronidazole 500 mg/ 8jm, Kalitake 3x1 Tinggi
badan pasien : 167 cm, LLA : 23,3 cm
2
1. Hasil pemeriksaan laboratorium
Hb 9 g/dL
GDS 744 mg/dL
Ureum 134,6 mg/dL
Kreatinin 5,02 mg/dL
Na 123 mmol/L
K 5,3 mmol/L
Cl 90 mmol/L
Ca 1,12 mmol/L
Kesan umum compos mentis, Tekanan darah 140/70 mmHg. Luka ulkus pada kaki kanan.
Pasien juga merasa mual (+), muntah (+) 1 kali, merokok pasien mengalami kesulitan dalam
beraktifitas karena ada ulkus di kaki kanan.
3
BAB I
PROSES ASUHAN GIZI
A. Pendahuluan
Nama/ Inisial Tn.A No.RM -
Usia 48 Tahun Tanggal masuk
-
Jenis kelamin Laki-Laki Tanggal kasus
-
Pekerjaan - Diagnosis Medis
Hiperglikemia,
Ulkus DM, Acute
Kidney Injury
Berdasarkan diagnosa medis yang diderita Tn.A berusia 48 tahun
adalah Hiperglikemia, Ulkus DM dan Acute Kidney Injury (Gagal Ginjal
Akut). Hiperglikemia ini menandakan pasien memiliki penyakit diabetes
melitus dimana terjadi peningkatan kadar gula darah dalam tubuh yang terlalu
tinggi. Kemudian pasien mengalami Ulkus DM yang menunjukkan komplikasi
dari penyakit diabetes melitus sehingga terjadi luka pada kaki yang sukar
sembuh. Komplikasi dari penyakit diabetes melitus juga bisa menyebabkan
pasien mengalami kelainan fungsi jantung seperti sekarang pasien menderita
gagal ginjal akut.
B. Skrining
Skrining Gizi
Malnutrition Screening Tool (MST)
No Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan berat badan
yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6
bulan terakhir?
Tidak 0
Tidak yakin /ada tanda: baju menjadi lebih longgar) 2 √
Ya, ada penurunan BB sebanyak:
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11- 15 kg 3
>15 kg 4
Tidak tahu berapa kg Penurunannya 2
2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena
penurunan nafsu makan/ kesulitan menerima
makanan?
Tidak 0
Ya 1 √
Total Skor 3
1
Pasien dengan diagnose khusus :
DM,Kemoterapi, Hemodialisa/Geriatrik/Kanker, Bedah
digestive/Imunitas/Lain-lain
Sebutkan (Hiperglikemia, Ulkus DM, Acute Kidney Injury)
Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus dilanjutkan
dengan assessment gizi oleh Nutrisionis/Dietisien
Berdasarkan hasil skrining gizi diperoleh skor berjumlah 3 yang
menandakan pasien memiliki resiko malnutrisi. Sehingga dilanjutkan ke tahap
selanjutnya pada proses asuhan gizi terstandar (PAGT)
2
3
C. Assesment
I. Riwayat makan
1. Asupan Makan dan Nutrisi (dari hasil recall)
Kode IDNT Makanan dan zat gizi Hasil
FH-1.1.1 Asupan energi 190 kkal
FH-1.5.3 Asupan protein 2,9 gram
FH-1.5.1 Asupan lemak 0,8 gram
FH-1.5.5 Asupan KH 41,9 gram
Asupan ASI/ Susu Tidak ada
formula (jika ada)
FH-1.3.2 Asupan enteral / NaCl 0,9% 2tpm
parenteral
Asupan subtansi bioaktif Tidak ada)
Asupan mikronutrien Tidak ada
FH-2.1 Pola makan Nasi 3x/hari 1 centong
@100 gram
Lauk Hewani (telur,
terkadang ayam 1 potong)
Lauk Nabati : tempe @50
gram atau tahu @ 100 gram
1-3 x hari
Sayur (wortel, bayam,
kacang panjang 2-3x/hari
@100 gram
Buah jarang, terkadang apel
1 buah @100 gram
Minum jarang (air putih
sekehendak
Pasien suka mengkonsumsi
cemilan berupa gorengan,
terutama tempe goreng @50
gram
Pengolahan makanan sayur
dan lauk biasanya diolah
dengan cara digoreng atau
menggunakan santan @40
Pasien makan selalu dirumah
Pengolahan makanan
dilakukan oleh istri pasien.
FH-1.1.1 Asupan energi 1533,7 kkal
FH-1.5.3 Asupan protein 67 gram
FH-1.5.1 Asupan lemak 81,8 gram
FH-1.5.5 Asupan KH 145,5 gram
4
Perhitungan kebutuhan energi pasien sebelum masuk rumah sakit (SMRS) :
LILA yang diukur
BB = (TB-100)
LILA Standar Cerra
23,3
BB = (167-100)
29
BB = 53,8 kg
5
25 % x 2100 kkal
Lemak =
9 kkal
Lemak = 58,33 gram
65 % x 2100 kkal
Karbohidrat =
4 kkal
Karbohidrat = 341,25gram
6
3. Pengobatan dan pengobatan tambahan/penunjang (FH.3.1)
Jenis Terapi Medis Fungsi Interaksi dengan
makanan
NaCl 0,9 %, Obat yang digunakan Tidak ada
sebagai pengganti cairan
tubuh yang hilang.
Inj Cefoperazon 19/12 Sebagai antibiotik, untuk Tidak ada
jm, menangani infeksi
karena bakteri obat ini
bekerja dengan cara
membunuh bakteri dan
menekan laju
perkembangannya di
dalam tubuh.
Inj Metronidazole 500 Mengobati berbagai Mengonsumsi alkohol
mg/ 8jm, infeksi akibat bakteri, atau tembakau dengan
yang tergolong dalam obat-obatan tertentu
kelas antibiotik juga dapat
nitroimidazoles. menyebabkan
interaksi terjadi.
Kalitake 3x1 Mengobati hiperkalemia Diminum sebelum
akibat gagal ginjal akut makan karena dapat
dan kronik. menghambat proses
absorpsi
Kesimpulan :
Pasien mempunyai pola makan yang tidak teratur, pasien jarang konsumsi lauk
hewani yang beragam, jarang makan buah dan minum air putih serta pasien lebih suka
konsumsi makanan cemilan gorengan. Pengolahan makanan sayur dan lauk dolah dengan
digoreng atau menggunakan santan. Berdasarkan data dari hasil recall 24 diperoleh
7
persentase asupan energi 9,04 %, protein 5,52%, lemak 1,37% dan karbohidrat 12,27%.
Asupan pasien masih dikategorikan defisit karena < 80% dari standar kebutuhan asupan.
Dari pola makan pasien diketahui dari hasil SQFFQ persentase asupan diketahui hasil
SQFFQ asupan energi 60,14%, protein 103,7%, lemak 116,85% dan karbohidrat 35,06%.
Asupan SQFFQ pasien masih dikategorikan defisit karena <80% dari standar kebutuhan
asupan. Hasil SQFQQ ini menggambarkan asupan pasien defisit karena pola makan pasien
yang tidak teratur serta kurang bervariasi.
23,3
BB = (167-100)
29
BB = 53,8 kg
BB
Indeks Massa Tubuh =
(TBxTB )
53,8
=
2,7889
8
Status Gizi Pasien = Normal
9
Kode Vital
Nilai
IDNT sign Nilai Keterangan
normal
PD-1.1.9 Tekanan 140/70 120/80 Tinggi
darah mmHg mmHg
Nadi - - -
Suhu - - -
RR - - -
Dll - - -
Kesimpulan : Pasien dalam keadaan lemah, sadar, composmentis, lemas, mual dan
muntah. Sehingga keadaan ini mengakibatkan penurunan nafsu makan pada pasien.
Pasien juga mengalami peningkatan tekanan darah yang menunjukkan pasien
mengalami hipertensi.
V. Riwayat Pasien (CH)
1. Riwayat pribadi (CH-1)
Kode IDNT Riwayat Pribadi Hasil
CH-1.1.2 Jenis kelamin Laki-laki
CH-1.1.4 Suku -
CH-1.1.6 Bahasa -
CH-1.1.7 Kemampuan literasi -
CH-1 Pendidikan SMP
CH-1.1.9 Peran dalam keluarga Kepala Keluarga
CH-1.1.10 Merokok kesulitan dalam
beraktifitas karena ada
ulkus di kaki kanan.
10
lalu, kembung, mual,
muntah 1x tadi malam,
batuk.
3. Riwayat sosial
Pasien tidak bekerja karena ada ulkus pada kaki kanan pasien
sehingga menyulitkan dalam beraktifitas.
Domain Clinis:
NC.2.2. Perubahan Nilai Lab berkaitan dengan gangguan fungsi endokrin dan
kelainan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar GDS sebesar 744
mg/dL, Ureum 134,6 mg/dL dan Kreatinin 5,02 mg/dL.
Domain Behavior:
NB.1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan
kurang konsumsi lauk hewani yang beragam dengan frekuensi hanya 1x/hari,
jarang konsumsi buah (kurang serat) dan sering konsumsi cemilan tinggi
lemak seperti seperti tempe goreng).
E. Intervensi Gizi
1. Tujuan diet
a. Membantu memberikan nutrisi yang cukup kepada pasien agar dapat
mengupayakan status gizi pasien dalam keadaan optimal
11
b. Memberikan asupan pasien bertahap
c. Menurunkan kadar gula darah, ureum dan kreatinin agar mendekati
normal
d. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang pola makan
yang benar sesuai kebutuhannya.
2. Syarat diet
a. Energi diberika sebesar 2100 kkal
b. Protein sedang 0,8 gr/kg BB
c. Lemak diberikan cukup 25%
d. Karbohidrat diberikan 65%
e. Penggunaan gula alternatif terbatas
f. Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai pasien
12
= 0,8 x 60,3kg
= 48,24 gram
48,24 x 4
% Protein = x 100%
2100
% Protein = 9,18% / 9,2%
25 % x 2100 kkal
Lemak =
9 kkal
Lemak = 58,33 gram
b. Pemesanan diet
Diet yang dipesan adalah Diet DM
c. Bentuk makanan
Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan lunak
d. Cara/jalur makanan
Oral
13
b. Prioritas modifikasi
1. Memberikan informasi diet yang tepat terkait jenis dan bahan
makanan yang dianjurkan, dibatasi dan bentuk makanan yang
diberikan untuk pasien
2. Memberikan pengetahuan terkait contoh menu diet untuk diet
c. Sasaran
Keluarga pasien
d. Media
Leaflet
14
6. Kolaborasi dan rujukan asuhan gizi
a. Dokter : Memberikan intervensi berupa obat untuk
mengatasi penyakit pasien dan tindak lanjut yang harus diberikan
kepada pasien.
b. Perawat : Melakukan pemeriksaan fisik
c. Ahli Gizi : Memberikan intervensi berupa preskripsi diet
sesuai
d. Analisis Lab : Melakukan monitoring hasil pemeriksaan
biokimia pasien
9. Distribusi penukar
Penukar Selingan Selingan Makan Selingan
15
Maka
Sarapan
pagi n siang sore malam malam
16
Minyak 1P 5 43,1 0 5
Kecap 1P 10 6 1 0
Sayur Sop Sawi Putih ¼P 25 3,8 0,6 0,1
Tomat ¼P 25 5,3 0,2 0,1
Jeruk Semangka 2P 360 115,3 2,2 1,4
Selingan Sore Ubi Ungu Ubi Ungu 1P 100 112,1 2,4 0,1
Kukus
Total 112,1 2,4 0,1
17
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skrining
Pasien masuk ke Rumah Sakit dalam pelayanan asuhan gizi rawat inap
diawali dengan skrining gizi. Skrining gizi untuk pasien dewasa dapat
dilakukan menggunakan form skrining Malnutrition Screening Tool
(MST). Metode skrininng gizi di Rumah Sakit menggunakan MST ini
lebih efektif dibandingkan SGA karena metode skrining MST dinilai
lebih cepat, sederhana, efektif, efisien dan aplikatif (Herawati,
Sarwiyata and Alamsyah, 2014).
Kasus ini dilakukan skrining pada pasien Tn.A berusia 48 tahun
menggunakan skrining gizi Malnutrition Screening Tool (MST) dan
didapatkan skor sebesar 3 yang artinya pasien memiliki resiko
malnutrisi. Karena hasil skrining menunjukkan resiko malnutrisi maka
pasien akan dilanjutkan ke Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
B. Assesment
18
tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan), normal (90-119% angka
kebutuhan) dan di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan)
(LIPI, 2012).
Berdasarkan data dari hasil recall 24 diperoleh persentase asupan
energi 9,04 %, protein 5,52%, lemak 1,37% dan karbohidrat 12,27%.
Asupan pasien masih dikategorikan defisit karena < 80% dari standar
kebutuhan asupan. Dari pola makan pasien diketahui dari hasil SQFFQ
persentase asupan diketahui hasil SQFFQ asupan energi 60,14%,
protein 103,7%, lemak 116,85% dan karbohidrat 35,06%. Asupan
SQFFQ pasien masih dikategorikan defisit karena <80% dari standar
kebutuhan asupan. Hasil SQFQQ ini menggambarkan asupan pasien
defisit karena pola makan pasien yang tidak teratur serta kurang
bervariasi.
Berdasarkan dari hasil data biokimia, Pasien mengalami peningkatan
kadar Gula Darah Sewaktu (GDS), Ureum, Kreatinin dan Kalium.
Peningkatan kadar glukosa ini menunjukan adanya gangguan fungsi
endokrin, sedangkan peningkatan kadar ureum dan kreatinin
menandakan adanya kelainan fungsi ginjal. Pasien juga mengalami
penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dan Kalsium pada pasien rendah.
Hasil ini menunjukkan pasien kekurangan zat besi yang mendakan
pasien mengalami anemia.
Pada kasus diatas pasien dalam keadaan lemah, sadar, composmentis,
lemas, mual dan muntah. Sehingga keadaan ini mengakibatkan
penurunan nafsu makan pada pasien. Menurut Almatsier (2010),
tanda-tanda penyakit gagal ginjal akut yaitu mengalami kekurangan
cairan akibat diare, mual dan muntah, pendarahan hebat atau trauma
pada ginjal akibat kecelakaan, keracunan obat dan luka bakar). Pasien
juga memiliki luka ulkus pada kaki kanan yang menyebabkan
19
gangguan saat beraktifitas. Keadaan lemah dan ada ulkus kaki diabetik
pada pasien ini menunjukkan pasien mengalami penyakit diabetes
melitus. Komplikasi dari penyakit diabetes melitus ini bisa terjadi
Ulkus kaki Diabetik.
C. Diagnosis
Pada pasien dengan kasus ini dipilih beberapa diagnosis yang meliputi
domain intake, domain clinis, dan domain behavior. Pada domain
intake dipilih masalah yang akan ditangani adalah asupan oral pasien
yang tidak adekuat. Pemilihan ini dikaitkan dengan pasien yang
mengalami mual muntah sehingga intake asupannya menurun. Hal ini
ditandai dengan hasil pengkajian riwayat makan pasien dengan
Berdasarkan data dari hasil recall 24 diperoleh persentase asupan
energi 9,04 %, protein 5,52%, lemak 1,37% dan karbohidrat 12,27%.
Asupan pasien masih dikategorikan defisit karena < 80% dari standar
kebutuhan asupan.
Pada domain clinis dipilih masalah yang perlu ditangani adalah
perubahan nilai labolatorium. Perubahan ini dikaitakan dengan pasien
yang didiagnosis hiperglikemia karena terdapat gangguan fungsi
endokrin dan kelainan fungsi ginjal sehingga didiagnosis pasien
memiliki penyakit gagal ginjal akut. Gangguan fungsi endokrin dan
kelainan ginjal pada pasien ditandai dengan peningkatan nilai gula
darah sewaktu (GDS) sebesar 744 mg/dL, Ureum 134,6 mg/dL dan
Kreatinin 5,02 mg/dL.
Pada domain behaviour (perilaku) dipilih masalah yang perlu
ditangani adalah kurangnya pengetahuan pasien terkait makanan dan
gizi. Hal ini dikarenakan pasien belum pernah menerima edukasi gizi
sehingga pasien belum terpapar edukasi diet penyakitnya. Sehingga
menyebabkan pola makan pasien belum beragam dan belum tepat
seperti konsumsi lauk hewani kurang beragam dan hanya 1x/hari,
20
jarang konsumsi buah (kurang serat) dan sering konsumsi cemilan
tinggi lemak seperti seperti (tempe goreng).
D. Intervensi
Intervensi gizi yang diberikan disesuaikan dengan hasil diagnosis gizi
yang ingin ditanangani. Tujuan dari intervensi gizi pasien agar dapat
meningkatkan asupan pasien hingga mencapai >80%, menurunkan
kadar gula darah, ureum dan kreatinin mendekati normal dan
meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga pasien. Tujuan dari
diet ini mengacu pada tujuan diet diabetes melitus dan gagal ginjal
akut dengan pengaturan makan.
Pada pasien yang menyandang DM, prinsip pengaturan makan hampir
sama dengan masyarakat umum yaitu makan seimbang sesuai
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Penyandang
DM perlu penerapan 3J yaitu tepat jadwal, jenis dan jumlah. Adapun
komposisi yang dianjurkan bagi pasien DM yaitu: (Persatuan Ahli
Gizi Indonesia, 2019)
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
Tn. A berumur 48 tahun dengan diagnosis Hiperglikemia, Ulkus DM dan
Acute Kidney Injury (Gagal Ginjal Akut). Hasil skrining pasien
menunjukkan pasien berisiko malnutrisi kemudian dilanjutkan dengan
21
langkah PAGT. Dari hasil assessment gizi riwayat makan, antropometri,
biokimia, fisik klinis dan riwayat personal ditarik 3 diagnosis gizi yaitu
domain intake (malnutirisi), domain klinis dan domain behavior
(kurangnya pengetahuan dan gangguan pola makan).
22
23