4.2 DEMOGRAFI
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 4-2
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PROFIL KABUPATEN 2014
12 Lawang Wetan - - - - - -
13 Tungkal Jaya - - - - - -
14 Babat Supat - - - - - -
Jumlah 461.923 475.793 484.245 494.757 563.656 523.025
Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, Tahun 2004-2009, dan Musi banyuasin dalam
Angka Tahun 2010
Dilihat dari pertumbuhan rata-rata Kabupaten Musi Banyuasin periode tahun 2004-2009
mencapai 7,69%, namun bila dilihat pertumbuhan penduduk dirinci per kecamatan, dalam
periode tahun 2005-2009 sangat bervariatif. Adapun tahun yang dipergunakan untuk melihat
perkembangan penduduk yaitu tahu 2005 hingga tahun 2009. Hal ini dikarenakan pada tahun
2005 Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 11 (sebelas kecamatan) sehingga dapat
mempermudah dalam melihat kecenderungan perkembangan penduduk dan juga
mempermudah dalam proses analisis dan proyeksi penduduk, dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Dirinci per Kecamatan Kabupaten Musi Banyuasin
2005-2009
LPP
Rata-
No Kecamatan 2005 - % 2006- % 2007 - % 2008 - % Rata
2006 2007 2008 2009
1 Babat Toman 817 1,773 978 2,086 5.644 11,790 -50649 14,753 7,601
2 Plakat TInggi 347 1,778 677 3,409 4.153 20,221 -2145 6,128 7,884
3 Batanghari Leko 381 1,777 271 1,242 -2.683 -12,142 -23174 20,557 2,858
4 Sanga Desa 514 1,776 324 1,100 3.274 10,992 -31112 9,384 5,813
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 4-3
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PROFIL KABUPATEN 2014
5 Sungai Keruh 569 1,777 600 1,841 7.130 21,480 -35204 12,437 9,384
6 Sekayu 1.245 1,777 1.885 2,643 8.732 11,929 -77026 19,258 8,902
7 Lais 944 1,776 1.127 2,083 4.267 7,726 -57125 13,612 6,299
8 Sungai Lilin 1.172 1,777 1.532 2,282 9.152 13,330 -72499 10,949 7,085
9 Keluang 464 1,778 769 2,895 1.343 4,914 -28105 9,113 4,675
10 Bayung Lencir 1.338 1,777 1.578 2,059 27.161 34,728 -88155 13,024 12,897
11 Lalan 661 1,776 771 2,036 726 1,879 -38526 5,849 2,885
12 Lawang wetan - - - - - - - - -
13 Tungkal jaya - - - - - - - - -
14 Babat Supat - - - - - - - - -
Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Angka Tahun 2005-2009
4.3 TOPOGRAFI
Kemiringan lereng merupakan faktor utama yang menentukan suatu daerah apakah
layak untuk dibudidayakan atau tidak. Penggunaan lahan untuk kawasan fungsional
seperti persawahan, ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan
kemiringan dibawah 15%, sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40% akan
sangat sesuai untuk penggunaan perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan.
Secara umum, kondisi topografi Kabupaten Musi Banyuasin adalah ; di sebelah timur
Kecamatan Sungai Lilin, sebelah barat Kecamatan Bayung Lencir kemudian di daerah
pinggiran aliran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat Toman, tanahnya terdiri dari
rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Daerah lainnya
merupakan dataran tinggi dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 20 sampai
dengan 140 m di atas permukaan laut. (Gambar 2.2).
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 4-4
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PROFIL KABUPATEN 2014
4.4 GEOLOGI
Geologi
Kondisi geologi di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, sebagian besar dibentuk
oleh batuan sedimen dan aluvium yang terdiri dari lumpur, lempung, pasir dan
kerikil. Endapan aluvium umumnya bersifat lunak dan berdaya dukung untuk
pondasi rendah. Sedangkan batuan sedimen bersifat agak keras sampai dengan
keras dan berdaya dukung sedang sampai dengan tinggi.
Fisiografi
Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin secara fisiografi termasuk daerah Cekungan
Sumatera Selatan yang dibatasi oleh Dataran Sunda di sebelah timur laut,
Tinggian Lampung di sebelah tenggara, Pegunungan Bukit Barisan di sebelah
barat daya, serta Pegunungan Duabelas dan Pegunungan Tigapuluh di sebelah
barat laut. Cekungan Sumatera Selatan yang kaya sumberdaya alam ini dibagi
menjadi 2 (dua) sub-cekungan utama, yaitu sub-cekungan Palembang dan sub-
cekungan Jambi, dapat dilihat lpada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Kemiringan Lereng Wilayah Perencanaan Dirinci per Kecamatan Tahun 2010
Kelas Kemiringan Lereng (Ha)
No. Kecamatan Jumlah
0-2% 2 - 15 % 15 - 40 %
1 Babat Toman 109.790,83 17.469,62 12.489,55 139.750,00
2 Batanghari Leko 37.488,13 131.903,78 41.387,09 210.779,00
3 Sanga Desa 24.968,67 6.024,44 706,89 31.700,00
4 Sungai Keruh 13.558,15 48.783,03 558,82 62.900,00
5 Sekayu 59.958,65 10.201,35 0,00 70.160,00
6 Lais 51.725,75 23.827,25 0,00 75.553,00
7 Sungai Lilin 31.530,09 56.997,91 0,00 88.528,00
8 Keluang 11.080,26 28.842,81 133,93 40.057,00
9 Bayung Lencir 381.316,00 136.998,37 48.804,63 567.119,00
10 Plakat Tinggi 29.264,46 4.656,48 3.329,06 37.250,00
11 Lalan 69.120,03 2.483,.29 8.846,67 102.800,00
Jumlah 819.801,02 490.538,33 116.256,65 1.426.596,00
% Terhadap Luas
57,47 34,39 8,15 100,00
Wilayah Kabupaten
Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2010
Stratigrafi
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 4-5
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PROFIL KABUPATEN 2014
Berdasarkan peta Geologi Lembar Palembang (S. Gafoer, dkk., 1986), wilayah
Kabupaten Musi Banyuasin sebagian termasuk dalam Sub Cekungan Palembang
bagian utara, dan sebagian termasuk dalam Sub Cekungan Jambi. Kedua sub
cekungan tersebut merupkan bagian dari Cekungan Sumatera Selatan yang
terbentuk pada zaman tersier. Pada awal pembentukan antara kedua sub
cekungan tersebut terdapat Tinggian Tamiang dan Iliran serta Tinggian Melintang
Bentayan. Di daerah ini terdapat dua satuan stratigrafi batuan yang diendapkan
selama zaman tersier, yakni Kelompok Telisa dan Kelompok Palembang.
Runtunan litologinya menunjukkan, bahwa Kelompok Telisa merupakan satuan
batuan yang terbentuk dalam fase genangan laut, terdiri dari Formasi Talangakar
(tak tersingkap) dan Formasi Gumai. Sebaliknya Kelompok Palembang terbentuk
dalam fase susut laut, terdiri dari Formasi Air benakat, Formasi Muaraenim dan
Formasi Kasai.
Tabel 2.5 Jenis Geologi Wilayah Perencanaan Dirinci Per Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan Jenis Geologi Jumlah
(Ha)
Batu Batu Kerikil, Lumpur, Perselingan Lainnya
Lempung, Lempung, Pasir, Lanau Batu
dan Batu Serpih di Lanau dan Pasir Lempung
Lanau Tufaan beberapa dan dengan
dengan Tempat Lempung Serpih dan
Sisipan Batu Gampingan Batu Lanau,
Bara Bersisipan
Batu Pasir
1 Babat Toman 17,089.63 - - 2,856.42 4,011.89 0.02 69,724.50
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 4-6
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PROFIL KABUPATEN 2014
14 Babat Supat - - - - - - -
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 4-7
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PROFIL KABUPATEN 2014
4.5 KLIMATOLOGI
Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah
hujan antara 74,2 – 360,6 mm sepanjang tahun 2009. Hari hujan pada tahun 2009
menunjukkan variasi antara 5,4 – 17,8 hari, hari hujan paling banyak pada bulan
Desember 2009. Dengan kondisi iklim tersebut, wilayah Kabupaten Musi Banyuasin
sangat potensial untuk pengembangan berbagai kegiatan pertanian.
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 4-8
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PROFIL KABUPATEN 2014
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 4-9
KABUPATEN MUSI BANYUASIN