(TOP) Pembahasan Anestesi Batch 4 (2020)
(TOP) Pembahasan Anestesi Batch 4 (2020)
ANESTESI
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 1
hari yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD140/90 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 22 x/m. Tidak lama kemudian pasien batuk dan tidak sadarkan diri.
Nadi tidak teraba. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 1
hari yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD140/90 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 22 x/m. Tidak lama kemudian pasien batuk dan tidak sadarkan diri. Nadi
tidak teraba. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
JAWABAN
Penyebab:
● Cardiac
● Non cardiac
Penyebab:
● Cardiac
● Non cardiac
● Sustained vs non-sustained:
○ Sustained = durasi takikardi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas
hemodinamik dalam waktu kurang dari 30 detik.
● Sustained vs non-sustained:
○ Non-sustained = VT lebih dari 3x dalam durasi kurang dari 30 detik.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia
● Monomorfik vs Polimorfik:
○ Monomorfik: tidak ada variasi dalam morfologi QRS.
○ Polimorfik: variasi morfologi QRS beat-to-beat.
ETIOLOGI Ventricular Tachycardia
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PATOFISIOLOGI Ventricular Tachycardia
● Peningkatan aktivitas automatisasi jantung yang dicetuskan oleh depolarisasi awal atau
atau reentry.
● Pada infark miokard: iskemia miokard → peningkatan konsentrasi kalium ekstraseluler →
depolarisasi parsial dari resting membrane potential → aktivitas spontan automatisasi
jantung.
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
EVALUASI Ventricular Tachycardia
1
2
3
4
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
GEJALA KLINIS Ventricular Tachycardia
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PENUNJANG Ventricular Tachycardia
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
MANAJEMEN Cardiac arrest e.c Ventricular Tachycardia
Harrison’s Internal
Medicine 20th ed.
MANAJEMEN
Cardiac arrest e.c
Ventricular Tachycardia
Algoritma ACLS
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Cardiac arrest e.c Ventricular Tachycardiai
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 1
hari yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD140/90 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 22 x/m. Tidak lama kemudian pasien batuk dan tidak sadarkan diri.
Nadi tidak teraba. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom Koroner Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
A. Right Coronary Artery → area inferior jantung (lead II, III, aVF)
B. Left Anterior Descending Artery
C. Pulmonary Artery → membawa darah deoksigenasi dari paru-paru kembali ke
jantung.
D. Left Main Artery → tidak ada.
E. Circumflex Artery → area lateral, inferior dan posterior.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN STEMI anteroseptal
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar
sampai leher sejak 3 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik TD 140/90 mmHg, Nadi 100 x/m,
RR 20 x/m. EKG menunjukkan gambaran sebagai berikut.
Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan dada terasa tidak
nyaman dan mudah lelah. Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun
namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg, Nadi 85 x/m, RR 20x/m.
Dokter berencana melakukan pemeriksaan rekam jantung.
Apakah gambaran EKG yang paling mungkin ditemukan pada pasien tersebut?
A. T inversi lead II, III, aVF
B. ST depresi dan T inversi lead V5-V6
C. P tinggi dan lancip lead II
D. Rasio R/S lead V5-V6 <1
E. S dalam di V1-V2
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Hypertensive heart disease
Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan dada terasa tidak
nyaman dan mudah lelah. Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi sejak 10
tahun namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg, Nadi 85 x/m,
RR 20x/m. Dokter berencana melakukan pemeriksaan rekam jantung.
Apakah gambaran EKG yang paling mungkin ditemukan pada pasien tersebut?
JAWABAN
E. S dalam di V1-V2
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi
Hipertensi = Tekanan sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90 mmHg.
HYPERTENSION
MEDIATED ORGAN
DAMAGE
Merupakan salah satu hypertension mediated organ damage ditandai dengan gambaran
LV strain pada EKG.
Peningkatan beban kerja kronik dari ventrikel kiri pada pasien hipertensi →
2018 ESH/ESH
Guidelines for the
Management of
Arterial
Hypertension.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
Target terapi
tekanan darah
Medikamentosa
Medikamentosa
Medikamentosa
Kombinasi obat:
● Terapi yang diawali dengan kombinasi obat lebih efektif dibanding monoterapi.
● Terapi awal 2 kombinasi. Tidak disarankan diawali dengan 3 kombinasi obat.
● Semua obat dapat dikombinasi kecuali ACE inhibitor dikombinasi dengan ARB.
● Rekomendasi = ACE inhibitor atau ARB dengan CCB dan/atau thiazide/thiazide-like
diuretic.
○ CCB atau diuretik mengaktifkan RAS yang akan dihalangi oleh ACE inhibitor
atau ARB → menurunkan efek samping CCB (edem perifer) atau diuretik
(hipokalemia).
● Beta-blocker
○ Digunakan pada indikasi tertentu (angina, aritmia, post infark miokard,
alternatif bagi wanita usia reproduksi).
Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan dada terasa tidak
nyaman dan mudah lelah. Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi sejak 10
tahun namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg, Nadi 85 x/m,
RR 20x/m. Dokter berencana melakukan pemeriksaan rekam jantung.
Apakah gambaran EKG yang paling mungkin ditemukan pada pasien tersebut?
JAWABAN
E. S dalam di V1-V2
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan dada berdebar sejak 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 155x/m lemah, TD 60/40 mmHg, RR 28
x/m. EKG menunjukkan gelombang ventrikular teratur.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah?
A. Defibrilasi 300 J
B. Kardioversi 100 J
C. Amiodarone
D. Lidocaine
E. Verapamil
KATA KUNCI DIAGNOSIS KERJA:
Symptomatic ventricular
tachycardia with pulse
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan dada berdebar sejak 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 155x/m lemah, TD 60/40 mmHg, RR 28
x/m. EKG menunjukkan gelombang ventrikular teratur.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah?
JAWABAN
Kardioversi 100 J
DEFINISI Ventricular Tachycardia
DEFINISI Ventricular Tachycardia
● Sustained vs non-sustained:
○ Sustained = durasi takikardi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas
hemodinamik dalam waktu kurang dari 30 detik.
● Sustained vs non-sustained:
○ Non-sustained = VT lebih dari 3x dalam durasi kurang dari 30 detik.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia
● Monomorfik vs Polimorfik:
○ Monomorfik: tidak ada variasi dalam morfologi QRS.
○ Polimorfik: variasi morfologi QRS beat-to-beat.
ETIOLOGI Ventricular Tachycardia
● Peningkatan aktivitas automatisasi jantung yang dicetuskan oleh depolarisasi awal atau
atau reentry.
● Pada infark miokard: iskemia miokard → peningkatan konsentrasi kalium ekstraseluler →
depolarisasi parsial dari resting membrane potential → aktivitas spontan automatisasi
jantung.
1
2
3
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular 4
Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
954/
GEJALA KLINIS Ventricular Tachycardia
Algoritma
VT dengan
pulse
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Ventricular
Ventricular Tachycardia
tachycardia
Algoritma
Pulseless VT
Harrison’s Internal
Medicine 20th ed.
MANAJEMEN Ventricular
Tachycardia
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan dada berdebar sejak 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 155x/m lemah, TD 60/40 mmHg, RR 28
x/m. EKG menunjukkan gelombang ventrikular teratur.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah?
JAWABAN
B. Kardioversi 100 J
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal.
Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut
SOAL
Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut
JAWABAN
B. Atrial ekstrasistol
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Aritmia
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Aritmia
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Aritmia
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aritmia
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Atrial extrasystole
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Atrial extrasystole
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial extrasystole
Atrial flutter
JAWABAN LAIN
Atrial fibrillation
JAWABAN LAIN
Atrial flutter vs
atrial fibrillation
JAWABAN LAIN
Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut
JAWABAN
B. Atrial ekstrasistol
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal.
Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut
Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut. Apakah terapi yang tepat untuk
kasus di atas?
JAWABAN
C. Bisoprolol
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Aritmia
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Aritmia
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Aritmia
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Aritmia
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aritmia
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Atrial extrasystole
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Atrial extrasystole
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial extrasystole
Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut. Apakah terapi yang tepat untuk
kasus di atas?
JAWABAN
C. Bisoprolol
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Pasien laki-laki usia 60 datang ke IGD RS dengan keluhan sesak dan bengkak di kedua
kaki. Sesak dirasakan memberat sejak 1 minggu terakhir padahal pasien tidak bekerja.
Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia muda. Hasil pemeriksaan tanda vital TD
150/90 mmHg, RR 26 x/m, Nadi 100 x/m, Suhu afebris. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan tekanan vena jugularis, wheezing bilateral serta edema pitting
di kedua tungkai. Kemungkinan gambaran yang ditemukan pada EKG pasien adalah?
A. Gambaran gelombang Q patologis sadapan V1-V3
B. Gambaran gelombang P > 2,5 mm
C. Gambaran ST Elevasi sadapan Lateral
D. Gambaran ST depresi dan T inversi sadapan Lateral
E. Gambaran gelombang S di V1/V2 + R di V5/V6 > 35 mm
KATA KUNCI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal Jantung Kongestif
Pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak dan bengkak di
kedua kaki. Sesak dirasakan memberat sejak 1 minggu terakhir padahal pasien tidak
bekerja. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia muda. Hasil pemeriksaan tanda vital
TD 150/90 mmHg, RR 26 x/m, Nadi 100 x/m, Suhu afebris. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan tekanan vena jugularis, wheezing bilateral serta edema pitting
di kedua tungkai. Kemungkinan gambaran yang ditemukan pada EKG pasien adalah?
JAWABAN
Kumpulan gejala yang kompleks di mana seorang pasien harus memiliki tampilan berupa:
gejala gagal jantung, tanda retensi cairan, bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi
jantung saat istirahat.
Gagal jantung sistolik (HFrEF - heart Gagal jantung diastolik (Heart failure
failure with reduced ejection fraction) with preserved ejection fraction)
● Fraksi ejeksi <40%, curah jantung ● Terjadi kongesti paru meskipun
menurun untuk perfusi jaringan. stroke volume dan cardiac output
● Siklus penurunan kontraktilitas normal.
jantung, peningkatan preload dan ● Penyebab = hypertension-induced
afterload → perburukan progresif myocardial hypertrophy dan iskemi
dari gagal jantung kiri. miokard → remodeling ventrikel.
Pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak dan bengkak di
kedua kaki. Sesak dirasakan memberat sejak 1 minggu terakhir padahal pasien tidak
bekerja. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia muda. Hasil pemeriksaan tanda vital
TD 150/90 mmHg, RR 26 x/m, Nadi 100 x/m, Suhu afebris. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan tekanan vena jugularis, wheezing bilateral serta edema pitting
di kedua tungkai. Kemungkinan gambaran yang ditemukan pada EKG pasien adalah?
JAWABAN
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada tajam
mendadak disertai sesak. Keluhan disertai mual dan keringat dingin. Tidak ada riwayat
penyakit di keluarga. TD 110/80 mmHg, Nadi 80 x/m, RR 20 x/m, Suhu 36°C. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
SOAL
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada tajam
mendadak disertai sesak. Keluhan disertai mual dan keringat dingin. Tidak ada riwayat
penyakit di keluarga. TD 110/80 mmHg, Nadi 80 x/m, RR 20 x/m, Suhu 36°C. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
JAWABAN
Normal
DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN
ISKEMI MIOKARD
● Evolusi EKG:
○ T wave peak
diikuti T wave
inversion
○ Elevasi segmen
ST
○ Gelombang Q
baru
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
KESIMPULAN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada tajam
mendadak disertai sesak. Keluhan disertai mual dan keringat dingin. Tidak ada riwayat
penyakit di keluarga. TD 110/80 mmHg, Nadi 80 x/m, RR 20 x/m, Suhu 36°C. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
JAWABAN
B. Normal
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas mendadak
sejak 6 jam yang lalu. Keluhan berkurang dengan posisi duduk. Pasien memiliki riwayat
serangan jantung 1 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi
120x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, saturasi oksigen 85%, ronkhi basah di kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan thorax ditemukan kesan cardiomegali dengan butterfly
appearance. Apakah tatalaksana farmakologis awal yang tepat pada pasien tersebut ?
SOAL
Seorang perempuan 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas mendadak
sejak 6 jam yang lalu. Keluhan berkurang dengan posisi duduk. Pasien memiliki riwayat
serangan jantung 1 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi
120x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, saturasi oksigen 85%, ronkhi basah di kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan thorax ditemukan kesan cardiomegali dengan butterfly
appearance. Apakah tatalaksana farmakologis awal yang tepat pada pasien tersebut ?
JAWABAN
B. Furosemide 40 mg bolus IV
DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut
1. Kardiogenik
2. Non kardiogenik
1. Intervensi kardiovaskular
1. Intervensi pulmonal
→ jika pasien penurunan kesadaran atau beban napas terlalu tinggi → intubasi
endotrakeal dengan setting ventilator tidal volume yang rendah (6 mL/kg BB ideal) untuk
minimalisir trauma paru.
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut
Seorang perempuan 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas mendadak
sejak 6 jam yang lalu. Keluhan berkurang dengan posisi duduk. Pasien memiliki riwayat
serangan jantung 1 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi
120x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, saturasi oksigen 85%, ronkhi basah di kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan thorax ditemukan kesan cardiomegali dengan butterfly
appearance. Apakah tatalaksana farmakologis awal yang tepat pada pasien tersebut ?
JAWABAN
B. Furosemide 40 mg bolus IV
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
JAWABAN
Evolusi EKG
Selama infark miokard akut, evolusi EKG terjadi melalui 3 tahap:
Evolusi EKG Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction
● Gelombang T normal =
amplitude <5 mm di limb
ekstremitas dan <10 mm di
lead prekordial. Onset infark
→ gelombang T menjadi
tinggi dan sempit (fenomena
PEAKING).
● Disebut hyperacute T waves.
● Beberapa jam kemudian,
akan terjadi inversi
gelombang T.
HAL INI MENANDAKAN
ISKEMIA MIOKARD.
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction
● Elevasi segmen ST
menandakan sudah terjadi
kerusakan sel (myocardial
injury).
● Gambaran ST elevasi:
○ Diliat pada J point
(junction point) = titik
kompleks QRS berakhir.
○ Konfigurasinya cekung
ke atas dan cenderung
menyatu dengan
gelombang T.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction
● Munculnya gelombang Q
baru menandakan sudah
terjadi kematian sel
miokard yang ireversibel
(sudah terjadi infark
miokard).
● Biasanya terjadi dalam
beberapa jam setelah
onset infark dan persisten
seumur hidup.
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction
A. ACS → Subkategori CAD. Memiliki gejala (misalnya, pada unstable angina): UAP,
NSTEMI, STEMI
B. UAP →angina pektoris dengan satu tampilan klinis: (1) terjadi saat istirahat (atau
aktivitas minimal) dan biasanya berlangsung lebih dari 20 menit (jika tidak ada
penggunaan nitrat atau analgetik); (2) nyeri hebat dan biasanya nyerinya jelas; atau
(3) biasanya lambat laun bertambah berat (nyeri yang membangunkan pasien dari
tidur/semakin parah/terus menerus/lebih sering dari sebelumnya).
C. STEMI → angina pektoris, terdapat ST elevasi pada EKG.
D. NSTEMI → angina pektoris, gambaran EKG: ST depresi, enzim hati meningkat.
KESIMPULAN
Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar ke pundak dan leher sejak 4 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes
dan rutin kontrol di puskesmas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 140/90 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut.
SOAL
Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar ke pundak dan leher sejak 4 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes
dan rutin kontrol di puskesmas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 140/90 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut.
KATA KUNCI
JAWABAN
B. Nitrogliserin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar ke pundak dan leher sejak 4 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes
dan rutin kontrol di puskesmas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 140/90 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut.
KESIMPULAN
JAWABAN
B. Nitrogliserin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan 54 tahun datang dengan keluhan sering merasa lemas, terutama
apabila melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluh sering pingsan, mata berkunang, dan
mudah lelah. Tanda vital TD 90/70 mmHg, Nadi 35 x/m, RR 22 x/m. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL
Seorang perempuan 54 tahun datang dengan keluhan sering merasa lemas, terutama
apabila melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluh sering pingsan, mata berkunang, dan
mudah lelah. Tanda vital TD 90/70 mmHg, Nadi 35 x/m, RR 22 x/m. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Bradikardi e.c AV blok derajat 1
JAWABAN
B. Sulfas atropin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Aritmia
Bradikardi e.c AV blok
derajat 1
BRADIKARDI
MERUPAKAN ARITMIA
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Conduction block merupakan hambatan atau delay hantaran impuls yang mengikuti jalur
konduksi yang normal.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1
AV BLOCK
Ada 3 jenis AV block:
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Gambaran:
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Gambaran = karena ada beberapa impuls dari atrium yang gagal dikonduksikan ke ventrikel
→ rasio gelombang P terhadap kompleks QRS lebih besar dari 1:1.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
● Setiap impuls dari atrium akan semakin lambat dihantarkan di AV node sehingga satu
impuls gagal dihantarkan (drop beat), biasanya terjadi setiap 3-4 hantaran impuls.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
● blok hantaran impuls di bawah AV node sehingga tidak semua impuls dari atrium
dihantarkan ke ventrikel. Namun, tidak terjadi perlambatan PR interval progresif
melainkan konduksinya bersifat all-or-nothing phenomenon.
Gambaran
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Gambaran:
● Delay depolarisasi ventrikel kanan → memperpanjang waktu total depolarisasi
keseluruhan ventrikel → kompleks QRS lebar (>0,12 detik).
● Bentuk kompleks QRS khas pada lead ventrikel kanan (V1, V2) yaitu RSR’ (telinga
kelinci) (diakibatkan depolarisasi ventrikel kanan yang baru dimulai setelah
depolarisasi ventrikel kiri selesai sehingga menciptakan gelombang R baru).
● Lead lateral yang merepresentasikan ventrikel kiri → gelombang S dalam.
● Gangguan repolarisasi → depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada right
precordial leads.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Gambaran:
● Kompleks QRS melebar (durasi >0,12 detik) dengan gelombang R yang tinggi dan
lebar/bertakik (seperti telinga kelinci) di lead ventrikel kiri (I, aVL, V5, V6).
● Gelombang S yang lebar dan dalam pada lead reciprocal.
● Left axis deviation
● Gangguan pada repolarisasi → depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada
left precordial leads.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
Seorang perempuan 54 tahun datang dengan keluhan sering merasa lemas, terutama
apabila melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluh sering pingsan, mata berkunang, dan
mudah lelah. Tanda vital TD 90/70 mmHg, Nadi 35 x/m, RR 22 x/m. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
JAWABAN
B. Sulfas atropin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan usia 54 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan
jantung berdebar sejak tadi malam. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak
dan gelisah. TD 100/70 mmHg, Nadi 175 x/m ireguler, RR 30 x/m. Auskultasi thoraks S1
S2 normal, ireguler, terdapat ronkhi basah halus 1/3 lapang paru. Dilakukan pemeriksaan
EKG dengan hasil sebagai berikut:
SOAL
Seorang perempuan usia 54 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan
jantung berdebar sejak tadi malam. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak
dan gelisah. TD 100/70 mmHg, Nadi 175 x/m ireguler, RR 30 x/m. Auskultasi thoraks S1
S2 normal, ireguler, terdapat ronkhi basah halus 1/3 lapang paru. Dilakukan pemeriksaan
EKG dengan hasil sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
JAWABAN
D. Kardioversi
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
cardiovascular medicine. Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
cardiovascular medicine. Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
ATRIAL
FIBRILLATION (AF)
MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
→ rate: 150-250x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
→ ritme regular.
→ rate: 100-200x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
ATRIAL FIBRILLATION
● Merupakan salah satu aritmia supraventrikular, di mana terjadi aktivasi atrium yang
tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium.
Gambaran di EKG:
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
● Paroksismal: AF yang hilang spontan dalam 48 jam, namun dapat berlanjut hingga 7
hari.
● Persisten: AF yang tetap berlangsung lebih dari 7 hari atau yang memerlukan
kardioversi dengan obat atau listrik.
● Longstanding (persisten lama): AF yang persisten lebih dari 1 tahun, dan strategi
kendali irama masih akan diterapkan.
● Permanen: AF longstanding yang refrakter terhadap kardioversi, AF yang ditetapkan
sebagai permanen oleh dokter (dan pasien) sehingga strategi kendali irama sudah
tidak digunakan lagi. Apabila strategi kendali irama masih digunakan maka AF
termasuk persisten lama.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
● Mekanismenya kompleks
● Obesitas → dilatasi atrium, peningkatan faktor inflamasi sistemik → AF.
● Sleep apnea → hipoksia, hipertensi, peningkatan tonus otonom → AF.
● 2 mekanisme elektrofisiologis:
○ Satu atau lebih fokus mikroreentrant yang otomatis atau bisa terstimulus →
menghasilkan fibrilasi.
○ Sirkuit reentrant multiple di atrium
Etiologi AF yang:
● Paling sering: hipertensi, kelainan struktur jantung, ischemic heart disease, penyakit
katup mitral, kardiomiopati hipertrofi, dilated cardiomyopathy, hipertensi pulmonal.
● Kurang sering: kardiomiopati restriktif (amyloidosis), perikarditis konstriktif, tumor
jantung.
● Bersifat sementara/reversibel: konsumsi alkohol berlebih (holiday heart), operasi
jantung, infark miokard, miokarditis, perikarditis, emboli paru, hipertiroid.
Gejala: Tanda:
Anamnesis
● Palpitasi (pukulan genderang, gemuruh guntur, kecipak ikan dalam dada)
● Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
● Presinkop atau sinkop
● Kelemahan umum, pusing
● Penilaian klasifikasi AF berdasarkan waktu presentasi, durasi dan frekuensi gejala
● Faktor pencetus (aktivitas, tidur, alkohol)
● Penilaian cara terminasi (mis, manuver vagal)
● Riwayat obat antiaritmia dan kendali laju
● Riwayat penyakit jantung, prosedur ablasi AF
● Riwayat penyakit komorbid (hipertensi, PJK, DM, hipertiroid, penyakit jantung
valvular, PPOK)
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
PEMERIKSAAN FISIK
● Airway, breathing, circulation
● Tanda vital = evaluasi stabilitas hemodinamik.
● Kepala dan leher = tanda hipertiroid, gagal jantung, sianosis, bruit pada arteri karotis
menunjukkan penyakit arteri perifer dan kemungkinan adanya komorbiditas PJK.
● Paru = tanda gagal jantung, tanda penyakit paru kronik (PPOK, asma)
● Jantung = evaluasi penyakit jantung katup atau kardiomiopati.
○ Pergeseran dari punctum maximum atau bunyi jantung tambahan (S3)
mengindikasikan adanya pembesaran ventrikel dan peningkatan tekanan ventrikel
kiri.
○ Bunyi P2 yang mengeras menandakan adanya hipertensi pulmonal.
○ Pulsus defisit (selisih jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung).
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
PEMERIKSAAN FISIK
● Abdomen = tanda gagal jantung kanan atau penyakit hati (ascites, hepatomegali,
kapsul hepar teraba kencang). Nyeri kuadran kiri atas mungkin disebabkan infark
limpa akibat embolisasi perifer.
● Ekstremitas bawah = sianosis, jari tabuh, edema.
○ Ekstremitas dingin dan tanpa nadi → embolisasi perifer.
○ Melemahnya nadi perifer → penyakit arterial perifer atau curah jantung menurun.
● Neurologis = tanda TIA atau kejadian serebrovaskular, peningkatan refleks pada
hipertiroidisme.
LAB
● Darah lengkap (anemia, infeksi)
● Elektrolit, ureum, kreatinin (gangguan elektrolit atau gagal ginjal)
● Enzim jantung (infark miokard)
● Peptida natriuretik (meningkat pada pasien AF paroksismal/persisten, menurun
kembali dengan cepat setelah restorasi irama sinus)
● D-dimer (bila pasien memiliki risiko emboli paru)
● Fungsi tiroid (tirotoksikosis)
● Kadar digoksin (evaluasi level subterapeutik dan/atau toksisitas)
● Uji toksikologi atau level etanol
EKG
● Laju ventrikel ireguler
● Tidak ada gelombang P yang jelas, digantikan gelombang F yang ireguler dan acak,
diikuti oleh kompleks QRS yang ireguler.
● Manifestasi EKG lain yang dapat menyertai AF:
○ Laju jantung 110-140x/menit, jarang melebihi 160-170x/menit
○ Bisa ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus interval
R-R panjang-pendek (fenomena Ashman)
○ Preeksitasi
○ Hipertrofi ventrikel kiri
○ Bundle branch block
○ Tanda infark akut/lama
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
EVALUASI KLINIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
● Menggunakan skor simptom = skor EHRA (European Heart Rhythm Association) untuk
menilai perkembangan gejala selama penanganan AF.
● Memperhitungkan derajat gejala → diharapkan skor akan berkurang seiring dengan
konversi ke irama sinus atau dengan kendali laju yang efektif.
● Stratifikasi risiko
○ Pencegahan komplikasi tromboemboli merupakan tujuan utama terapi AF.
○ Menggunakan skoring CHA2DS2-VASc (cardiac failure, hypertension, diabetes,
vascular disease, old age, sex, previous ischemic event)
● Skor HAS-BLED (Hypertension, Abnormal renal or liver function, history of stroke,
history of bleeding, labile INR value, elderly, dan antithrombotic drugs and alcohol)
○ Keputusan pemberian tromboprofilaksis perlu diseimbangkan dengan risiko
perdarahan akibat antikoagulan.
○ Evaluasi risiko perdarahan dengan skor HAS-BLED
■ Jika skor HAS-BLED ≥3 → perhatian khusus, upaya koreksi faktor risiko
(hipertensi tidak terkontrol, konsumsi obat NSAIDs)
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI
● Medikamentosa
○ Tidak diberikan jika skoring CHA2DS2-VASc 0.
○ Aspirin 81/325 mg/hari + clopidogrel 75mg/hari lebih efektif dalam menurunkan
risiko stroke dibanding aspirin sendiri. Pilihan pada pasien risiko tinggi yang tidak
cocok menerima warfarin.
○ Warfarin dapat menurunkan risiko stroke sebesar 61%.
■ Target INR selama terapi = 2.0 - 3.0 → harus mempertahankan INR >2.0
karena jika INR <2,0 → risiko stroke meningkat 2 kali lipat.
● Medikamentosa
○ Antikoagulan oral baru
■ Direct thrombin inhibitor: dabigatran 2x150mg.
■ Factor Xa inhibitor: rivaroxaban 1x20mg.
■ Superior dibanding warfarin.
■ Tidak aman pada pasien dengan gagal ginjal.
■ Direkomendasikan pada pasien yang menerima warfarin namun sulit untuk
mempertahankan INR yang stabil.
○ LMWH (low molecular weight heparin)
■ Injeksi subkutan
■ Bridging therapy: diberikan pada pasien yang direncanakan untuk menerima
warfarin.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI
Pasien datang
dengan takikardi
→ algoritma
takikardi
MANAJEMEN AKUT DIAGNOSIS KERJA:
AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)
Pasien datang dengan takikardi → algoritma
takikardi
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Manajemen fase akut terdiri dari: kendali laju dan kendali irama.
1. Kendali Laju fase akut
● Hemodinamik stabil → beta blocker (propanolol 2-40 mg, bisoprolol 5 mg atau
metoprolol 50mg) atau CCB non-dihidropiridin oral (diltiazem 30 mg atau verapamil
80mg).
● Jika pasien gagal jantung atau hipotensi = digoksin atau amiodaron.
● Target laju jantung = 80-100x/m.
● Jika AF dengan respon irama ventrikel lambat → atropin mulai 0,5 mg IV → masih
simptomatik → kardioversi.
● Propanefon oral 450-600mg diberikan pada pasien dengan simptom berat dan AF jarang
(sekali dalam sebulan)
Seorang perempuan usia 54 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan
jantung berdebar sejak tadi malam. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak
dan gelisah. TD 100/70 mmHg, Nadi 175 x/m ireguler, RR 30 x/m. Auskultasi thoraks S1
S2 normal, ireguler, terdapat ronkhi basah halus 1/3 lapang paru. Dilakukan pemeriksaan
EKG dengan hasil sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
JAWABAN
D. Kardioversi
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6 jam yang lalu.
Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg, Nadi 155 x/m, RR
22 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6 jam yang lalu.
Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg, Nadi 155 x/m, RR
22 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
Atrial Flutter
JAWABAN
C. Diltiazem
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
DEFINISI DIAGNOSIS
AtrialAritmia
Flutter
ATRIAL FLUTTER MERUPAKAN ARITMIA.
Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
ATRIAL FLUTTER
MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
→ rate: 150-250x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
→ ritme regular.
→ rate: 100-200x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Atrial Flutter
ATRIAL FLUTTER
● Merupakan ritme atrium makroreentran di atrium kanan yang dibatasi oleh struktur
anatomi jantung → terbentuk sirkuit tempat terjadinya reentrant berulang-ulang →
morfologi dan rate konsisten.
● Jika terjadi perubahan morfologi selama episode flutter yang sama, menandakan adanya
sirkuit konduksi multiple.
ATRIAL FLUTTER
● Atrial rate = 250-350x/menit.
● Gambaran: gelombang sawtooth flutter, tidak adanya interval isoelektrik di antara
gelombang flutter (menandakan adanya aktivitas listrik kontinu).
○ Paling terlihat di lead II, III, aVF, V1.
● Jika sirkuit konduksi terjadi secara counterclockwise → gambaran gelombang flutter
inversi.
● Jika sirkuit konduksi clockwise → gelombang flutter tegak dan bertakik.
Braunwald heart
disease: a textboook of
cardiovascular medicine.
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Atrial Flutter
KLINIS
Manifestasi yang menunjukkan gejala akibat penurunan curah jantung:
● Palpitasi
● Fatigue, toleransi rendah terhadap aktivitas
● Sesak
● presinkope/sinkope
● Nyeri dada
● PF = rapid flutter waves pada palpasi vena jugular.
● Pijat karotis atau adenosin untuk memperlambat rate ventrikel sehingga gelombang
flutter terlihat.
● Namun pemakaian adenosin dapat berisiko menjadi fibrilasi atrium
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial Flutter
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6 jam yang lalu.
Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg, Nadi 155 x/m, RR
22 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL
KESIMPULAN
JAWABAN
C. Diltiazem
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan usia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar, pasien
memiliki riwayat hipertensi dan serangan jantung 2 tahun yang lalu. TD 140/90 mmHg,
Nadi 120 x/m, RR 18 x/m, Suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan EKG di lead II dijumpai
gambaran sebagai berikut:
SOAL
Seorang perempuan usia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar, pasien
memiliki riwayat hipertensi dan serangan jantung 2 tahun yang lalu. TD 140/90 mmHg,
Nadi 120 x/m, RR 18 x/m, Suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan EKG di lead II dijumpai
gambaran sebagai berikut:
KATA KUNCI
KUNCI JAWABAN
B. Ventrikular Ekstrasistol
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Ventrikular ekstrasistol
Aritmia
(VES)
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Ventrikular ekstrasistol (VES)
VES MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Ventrikular ekstrasistol (VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
VENTRICULAR FIBRILLATION
● Keadaan terminal, biasanya terlihat pada dying hearts.
● Gambaran undulasi di mana tidak ada kompleks QRS yang sebenarnya.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
TORSADES DE POINTES
● Bentuk unik VT.
● Terjadi pada kondisi interval QT memanjang (artinya, repolarisasi ventrikel memanjang).
● Bentuk seperti VT namun kompleks QRS tampak seperti berputar secara spiral di baseline
sehingga axis dan amplitudenya berubah-ubah.
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Ventrikular ekstrasistol (VES)
KLINIS VES
● Tidak adanya penyakit jantung yang mendasari → tidak ada dampak dalam kehidupan,
tidak perlu terapi.
● Pada pasien infark miokard, VES merupakan onset dari VF.
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN VES Ventrikular ekstrasistol (VES)
● Sebagian besar VES (single, bigeminy, tirgeminy) tidak perlu diterapi, terutama jika
pasien tidak ada sindrom koroner akut.
● VES dengan laju ventrikel lambat → terapi: meningkatkan laju dengan atropin atau
isoproterenol.
● VES dengan laju ventrikel cepat → terapi: memperlambat laju.
● Intravenous lidocaine merupakan terapi VES namun jarang diperlukan.
● Frequent VES pada infark miokard akut tidak perlu diterapi kecuali hemodinamik tidak
stabil.
○ Jika lidokain tidak ampuh → procainamide IV.
Seorang perempuan usia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar, pasien
memiliki riwayat hipertensi dan serangan jantung 2 tahun yang lalu. TD 140/90 mmHg,
Nadi 120 x/m, RR 18 x/m, Suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan EKG di lead II dijumpai
gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
KUNCI JAWABAN
B. Ventrikular Ekstrasistol
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai ke
rahang dan pundak kiri. Nyeri dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital TD 110/65 mmHg, Nadi 115 x/m, RR 20 x/m. Pada EKG dijumpai elevasi segmen ST
pada lead V1-V4. Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Angina pektoris tidak stabil
B. Sindrom koroner akut
C. Angina pektoris stabil
D. Angina crescendo
E. Infark miokard akut
KATA KUNCI
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai ke
rahang dan pundak kiri. Nyeri dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital TD 110/65 mmHg, Nadi 115 x/m, RR 20 x/m. Pada EKG dijumpai elevasi segmen ST
pada lead V1-V4. Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Angina pektoris tidak stabil
B. Sindrom koroner akut
C. Angina pektoris stabil
D. Angina crescendo
E. Infark miokard akut
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Infark Miokard Akut
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai ke
rahang dan pundak kiri. Nyeri dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital TD 110/65 mmHg, Nadi 115 x/m, RR 20 x/m. Pada EKG dijumpai elevasi segmen ST
pada lead V1-V4. Apakah diagnosis pada pasien ini?
JAWABAN
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
A. Angina pektoris tidak stabil: angina pektoris (atau ekuivalen rasa tidak nyaman di
dada tipe iskemik) dengan satu diantara tampilan klinis:
(1) terjadi saat istirahat (atau aktivitas minimal) dan biasanya berlangsung lebih dari
20 menit (jika tidak ada penggunaan nitrat atau analgetik);
(2) nyeri hebat dan biasanya nyerinya jelas; atau
(3) biasanya lambat laun bertambah berat (misalnya nyeri yang membangunkan
pasien dari tidur atau yang semakin parah, terus menerus atau lebih sering dari
sebelumnya).
A. Sindrom koroner akut: Subkategori CAD. Memiliki gejala (misalnya, pada unstable
angina). Terdiri dari: UAP, NSTEMI, STEMI.
B. Angina pektoris stabil: rasa tidak nyaman (jarang digambarkan sebagai nyeri) yang
dalam dan lokasi yang sulit ditunjuk di daerah dada atau lengan, dipicu oleh aktivitas
fisik atau stress emosional dan membaik dalam 5-10 menit dengan istirahat atau
pemberian nitrogliserin sublingual.
C. Angina crescendo: nama lain angina pektoris tidak stabil
D. Infark miokard akut
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Infark Miokard Akut
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai ke
rahang dan pundak kiri. Nyeri dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital TD 110/65 mmHg, Nadi 115 x/m, RR 20 x/m. Pada EKG dijumpai elevasi segmen ST
pada lead V1-V4. Apakah diagnosis pada pasien ini?
JAWABAN
Seorang laki-laki usia 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar disertai nyeri dada
kiri sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
TD 110/70 mmHg, Nadi 155 x/m, RR 22 x/m, akral hangat. Pada perekaman EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
SOAL
Seorang laki-laki usia 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar disertai nyeri dada
kiri sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
TD 110/70 mmHg, Nadi 155 x/m, RR 22 x/m, akral hangat. Pada perekaman EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Atrial Flutter
KATA KUNCI
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
ATRIAL FLUTTER
MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
→ rate: 150-250x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter
→ ritme regular.
→ rate: 100-200x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Atrial Flutter
ATRIAL FLUTTER
● Merupakan ritme atrium makroreentran di atrium kanan yang dibatasi oleh struktur
anatomi jantung → terbentuk sirkuit tempat terjadinya reentrant berulang-ulang →
morfologi dan rate konsisten.
● Jika terjadi perubahan morfologi selama episode flutter yang sama, menandakan adanya
sirkuit konduksi multiple.
ATRIAL FLUTTER
● Atrial rate = 250-350x/menit.
● Gambaran: gelombang sawtooth flutter, tidak adanya interval isoelektrik di antara
gelombang flutter (menandakan adanya aktivitas listrik kontinu).
○ Paling terlihat di lead II, III, aVF, V1.
● Jika sirkuit konduksi terjadi secara counterclockwise → gambaran gelombang flutter
inversi.
● Jika sirkuit konduksi clockwise → gelombang flutter tegak dan bertakik.
● Palpitasi
● Fatigue, toleransi rendah terhadap aktivitas
● Sesak
● presinkope/sinkope
● Nyeri dada
● PF = rapid flutter waves pada palpasi vena jugular.
● Pijat karotis atau adenosin untuk memperlambat rate ventrikel sehingga gelombang
flutter terlihat.
● Namun pemakaian adenosin dapat berisiko menjadi fibrilasi atrium
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial Flutter
Seorang laki-laki usia 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar disertai nyeri dada
kiri sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
TD 110/70 mmHg, Nadi 155 x/m, RR 22 x/m, akral hangat. Pada perekaman EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Atrial Flutter
KATA KUNCI
Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar sejak 3
hari yang lalu. pasien sempat alami keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik
setelah beristirahat di rumah seharian. TD 130/85 mmHg, Nadi 150 x/m, RR 20 x/m, Suhu
afebris. Dari pemeriksaan EKG didapatkan hasil sebagai berikut.
SOAL
Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar sejak 3
hari yang lalu. pasien sempat alami keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik
setelah beristirahat di rumah seharian. TD 130/85 mmHg, Nadi 150 x/m, RR 20 x/m, Suhu
afebris. Dari pemeriksaan EKG didapatkan hasil sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
JAWABAN
C.Vagal manuver
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardiaAritmia
(PSVT)
(SVT)
PAROXYSMAL SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA MERUPAKAN ARITMIA.
Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
PAROXYSMAL
SUPRAVENTRICULAR
TACHYCARDIA
MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
→ rate: 150-250x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
DEFINISI ParoxysmalSupraventricular
Paroxysmal Supraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium tachycardia
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial (SVT)
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
→ ritme regular.
→ rate: 100-200x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
● SVT = supraventricular tachycardia → payung dari semua jenis takikardi yang berasal
jaringan atrium hingga berkas His.
● PSVT = sindrom klinis yang ditandai adanya takikardi regular dengan onset dan
terminasi akut. Hal ini merupakan ciri-ciri dari AVNRT atau AVRT, dan atrial tachycardia.
● PSVT sering disamakan dengan SVT atau AVNRT.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardia(PSVT)
(SVT)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardia(PSVT)
(SVT)
KLINIS
● Palpitasi
● Poliuria (karena adanya peningkatan tekanan atrium dan peningkatan level atrial
natriuretic protein)Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular
medicineBraunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicineBraunwald
heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
● Pusing mengambang
ACUTE TREATMENT OF
REGULAR SVT OF UNKNOWN
MECHANISM
ONGOING MANAGEMENT
OF SVT OF UNKNOWN
MECHANISM
MANUVER VAGAL
● Misalnya: Valsalva dan pijat sinus karotis.
● Merupakan tatalaksana pertama dalam SVT karena mudah dan cepat dilakukan.
● Pasien berbaring, kemudian disuruh mengedan (mulut mengatup) atau diberikan
handuk basah dan dingin pada wajah.
● Pijat sinus karotis: pastikan tidak ada carotid bruits (tanda adanya kelainan karotis),
pasien disuruh menghadap arah berlawanan dengan pemeriksa kemudian palpasi
arteri karotis dan berikan tekanan selama 10-15 detik. Jangan kompresi kedua karotis
bersamaan.
● Pastikan pasien sedang terpasang monitor jantung karena pijat sinus karotis bisa
menyebabkan sinus arrest.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Paroxysmal Supraventricular tachycardia
(PSVT)
MANUVER VAGAL
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Paroxysmal
Supraventricular
tachycardia (PSVT)
Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar sejak 3
hari yang lalu. pasien sempat alami keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik
setelah beristirahat di rumah seharian. TD 130/85 mmHg, Nadi 150 x/m, RR 20 x/m, Suhu
afebris. Dari pemeriksaan EKG didapatkan hasil sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
JAWABAN
C.Vagal manuver
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang pria 46 Tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD 160/90, Hr : 110 x/I,yang lain dalam batas normal.
Dijumpai EKG seperti dibawah ini
SOAL
Seorang pria 46 Tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD 160/90, Hr : 110 x/I,yang lain dalam batas normal.
Dijumpai EKG seperti dibawah ini
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Torsades des pointes
JAWABAN
e. Kardioversi
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Torsades des pointes
Aritmia
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi
Ventrikular
Torsades
e.cekstrasistol
AV blok
desderajat
pointes
Aritmia
(VES)
1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
des
KERJA:
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
(VES)1
Atrial Flutter
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
1
Ventrikular (VES)
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
TORSADES DE
POINTES
MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
VENTRICULAR FIBRILLATION
● Keadaan terminal, biasanya terlihat pada dying hearts.
● Gambaran undulasi di mana tidak ada kompleks QRS yang sebenarnya.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
TORSADES DE POINTES
● Bentuk unik VT.
● Terjadi pada kondisi interval QT memanjang (artinya, repolarisasi ventrikel memanjang).
● Bentuk seperti VT namun kompleks QRS tampak seperti berputar secara spiral di baseline
sehingga axis dan amplitudenya berubah-ubah.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
TORSADES DE POINTES
● Penyebab: kongenital, acquired.
○ Acquired: obat (antiaritmia, antipsikotik, antiemetik, antifungal, antimikroba).
○ Kongenital: Jervell and Lange-Nielsen and Romano-Ward syndrome.
● Faktor predisposisi:
○ Usia tua (>65 tahun)
○ Wanita
○ Hipokalemia
○ Hipokalsemia
○ Hipomagnesemia
○ Bradikardi
○ Penyakit jantung
○ Pemakaian diuretik
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MEKANISME Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
TORSADES DE POINTES
Adanya peningkatan ion positif intraselular → fase repolarisasi memanjang → jika
terjadi ectopic beat pada fase ini (fenomena R on T) → menghasilkan Torsades de
Pointes.
TORSADES DE POINTES
● Pemberian agen antiaritmia: amiodarone, dofetilide, sotalol → meningkatkan interval
QT yang abnormal → memperburuk aritmia.
● Hemodinamik stabil → self limiting.
● Hemodinamik tidak stabil + pulse→ kardioversi elektrik (monophasic: 100J, biphasic:
50J).
● Pulseless torsades de pointes → defibrilasi.
● Magnesium intravena merupakan terapi farmakologi lini pertama
● 2 gram IV bolus lambat → infus kontinu 1-4 gram/jam (mempertahankan magnesium
>2mmol/L) → jika Magnesium sudah >3 mmol/L → stop infus. Jika masih terjadi
Torsades de Pointes intermiten, tingkatkan laju jantung dengan isoproterenol.
● Isoproterenol IV bolus 19-20mcg atau infus titrasi. Target laju jantung: 100x/m. Jika
Braunwald heartmasih terjadi
disease: a textboook → overdrive
of cardiovascular medicine pacing.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Torsades des pointes
Seorang pria 46 Tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD 160/90, Hr : 110 x/I,yang lain dalam batas normal.
Dijumpai EKG seperti dibawah ini
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Torsades des pointes
JAWABAN
e. Kardioversi
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6
jam yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 24 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6
jam yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 24 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
SOAL Ventricular Tachycardia
JAWABAN
C.Ventrikel takikardi
DEFINISI Ventricular Tachycardia
Heart rate:
300/2 = 150x/m.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia
● Sustained vs non-sustained:
○ Sustained = durasi takikardi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas
hemodinamik dalam waktu kurang dari 30 detik.
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia
● Sustained vs non-sustained:
○ Non-sustained = VT lebih dari 3x dalam durasi kurang dari 30 detik.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia
● Monomorfik vs Polimorfik:
○ Monomorfik: tidak ada variasi dalam morfologi QRS.
○ Polimorfik: variasi morfologi QRS beat-to-beat.
ETIOLOGI Ventricular Tachycardia
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PATOFISIOLOGI Ventricular Tachycardia
● Peningkatan aktivitas automatisasi jantung yang dicetuskan oleh depolarisasi awal atau
atau reentry.
● Pada infark miokard: iskemia miokard → peningkatan konsentrasi kalium ekstraseluler →
depolarisasi parsial dari resting membrane potential → aktivitas spontan automatisasi
jantung.
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
EVALUASI Ventricular Tachycardia
1
2
3
4
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
GEJALA KLINIS Ventricular Tachycardia
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PENUNJANG Ventricular Tachycardia
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
JAWABAN LAIN Ventricular Tachycardia
JAWABAN LAIN Ventricular Tachycardia
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ventricular Tachycardia
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6
jam yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 24 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Ventricular Tachycardia
JAWABAN
C.Ventrikel takikardi
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan mudah
lelah sejak 3 bulan dan memberat 2 hari terakhir. Pasien juga mengeluh kedua kaki
bengkak. Pasien merokok sejak usia 12 tahun, namun saat ini sudah berhenti. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 98 x/m, RR 20 x/m. Suara nafas
vesikuler, didapatkan wheezing minimal, serta edema tungkai. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
SOAL
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan mudah
lelah sejak 3 bulan dan memberat 2 hari terakhir. Pasien juga mengeluh kedua kaki
bengkak. Pasien merokok sejak usia 12 tahun, namun saat ini sudah berhenti. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 98 x/m, RR 20 x/m. Suara nafas
vesikuler, didapatkan wheezing minimal, serta edema tungkai. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Gagal Jantung
JAWABAN
Kumpulan gejala yang kompleks di mana seorang pasien harus memiliki tampilan berupa:
gejala gagal jantung, tanda retensi cairan, bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi
jantung saat istirahat.
Gagal jantung sistolik (HFrEF - heart Gagal jantung diastolik (Heart failure
failure with reduced ejection fraction) with preserved ejection fraction)
● Fraksi ejeksi <40%, curah jantung ● Terjadi kongesti paru meskipun
menurun untuk perfusi jaringan. stroke volume dan cardiac output
● Siklus penurunan kontraktilitas normal.
jantung, peningkatan preload dan ● Penyebab = hypertension-induced
afterload → perburukan progresif myocardial hypertrophy dan iskemi
dari gagal jantung kiri. miokard → remodeling ventrikel.
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan mudah
lelah sejak 3 bulan dan memberat 2 hari terakhir. Pasien juga mengeluh kedua kaki
bengkak. Pasien merokok sejak usia 12 tahun, namun saat ini sudah berhenti. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 98 x/m, RR 20 x/m. Suara nafas
vesikuler, didapatkan wheezing minimal, serta edema tungkai. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Gagal Jantung
JAWABAN
Seorang laki-laki usia 70 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran.
Sebelumnya pasien diketahui mengeluh nyeri dada kiri yang tembus punggung dan
menjalar ke lengan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 80/50
mmHg, Nadi 125 x/m, RR 32 x/m, Suhu afebris, Akral dingin. Terapi yang tepat untuk
pasien adalah?
A. Dopamin
B. Adrenalin
C. Dobutamin
D. Amiodarone
E. Nitrogliserin
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
SOAL Syok Kardiogenik
Seorang laki-laki usia 70 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran.
Sebelumnya pasien diketahui mengeluh nyeri dada kiri yang tembus punggung dan
menjalar ke lengan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 80/50
mmHg, Nadi 125 x/m, RR 32 x/m, Suhu afebris, Akral dingin. Terapi yang tepat untuk
pasien adalah?
JAWABAN
A. Dopamin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung
sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup, dan dapat mengakibatkan
hipoksia jaringan.
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik <90 mmHg selama >1 jam
di mana:
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Kardiogenik
● Pasien dengan tekanan darah sistolik meningkat >90mmHg dalam 1 jam setelah
pemberian obat inotropik, dan
● Pasien yang meninggal dalam 1 jam hipotensi, tetapi memenuhi kriteria lain syok
kardiogenik
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Syok Kardiogenik
● Komplikasi mekanik akibat infark miokard akut: ruptur septal ventrikel, ruptur atau
disfungsi otot papilaris dan ruptur miokard.
● Infark ventrikel kanan
● Takiaritmia atau bradiaritmia yang rekuren
● Manifestasi tahap akhir dari disfungsi miokard yang progresif
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Syok Kardiogenik
Anamnesis
● Keluhan yang timbul berkaitan dengan etiologi terjadinya syok kardiogenik tersebut.
● Infark miokard akut → typical chest pain, riwayat penyakit jantung koroner.
● Aritmia → palpitasi, presinkop, sinkop, merasakan irama jantung berhenti sejenak,
letargi.
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik
Pemeriksaan Fisik
● Tekanan darah sistolik <90mmHg, bahkan dapat turun sampai <80 mmHg pada pasien
yang tidak dapat memperoleh pengobatan adekuat.
● Takikardi
● Takipnea (akibat kongesti paru)
● Rhonki
● Distensi vena leher
● Pergeseran letak impuls apikal (pada kardiomiopati dilatasi)
● Bunyi jantung menurun (pada efusi perikardial atau tamponade)
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik
Pemeriksaan Penunjang
● EKG: membantu menentukan etiologi syok kardiogenik (mis, infark miokard, aritmia)
● Foto thorax: kardiomegali, tanda kongesti paru (pada gagal ventrikel kiri)
● Ekokardiografi: membuat diagnosis dan mencari etiologi, penilaian fungsi ventrikel,
deteksi adanya shunt, fungsi katup, efusi perikardial atau tamponade.
● Pemantauan hemodinamik menggunakan kateter Swan-Ganz
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Kardiogenik
● Resusitasi segera → untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata yang adekuat untuk
mencegah sekuelae neurologi dan ginjal.
○ Pemberian dopamin, norepinefrin, dobutamin tergantung pada derajat hipotensi.
● Intra-aortic balloon counterpulsation (IABP)
● Monitor AGD, saturasi oksigen, EKG.
● Tatalaksana etiologi (mis, terapi fibrinolitik pada STEMI_
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Kardiogenik
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Syok Kardiogenik
A. Dopamin
B. Adrenalin → epinefrin, tatalaksana pada cardiac arrest.
C. Dobutamin → diberikan jika TD 70-100 mmHg tanpa tanda syok.
D. Amiodarone → antiaritmia.
E. Nitrogliserin → diberikan jika TD >100mmHg.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Syok Kardiogenik
Seorang laki-laki usia 70 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran.
Sebelumnya pasien diketahui mengeluh nyeri dada kiri yang tembus punggung dan
menjalar ke lengan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 80/50
mmHg, Nadi 125 x/m, RR 32 x/m, Suhu afebris, Akral dingin. Terapi yang tepat untuk
pasien adalah?
JAWABAN
A. Dopamin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
dan leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memilik riwayat diabetes dan merokok sejak
muda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg,
Nadi 100 x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92% . Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
SOAL
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
dan leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memilik riwayat diabetes dan merokok sejak
muda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg,
Nadi 100 x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92% . Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Infark Miokard Akut
JAWABAN
a. STEMI Inferolateral
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Infark Miokard Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
PERUBAHAN RECIPROCAL
Lead lain (yang terletak jauh dari area
infark) akan mendapatkan impuls yang
mengarah ke lead tersebut →
gelombang R positif.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
dan leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memilik riwayat diabetes dan merokok sejak
muda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg,
Nadi 100 x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92% . Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Infark Miokard Akut
JAWABAN
a. STEMI Inferolateral
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar.
Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60
mmHg, Nadi 55 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai
berikut.
SOAL
Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar.
Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60
mmHg, Nadi 55 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai
berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sinus Bradikardi
JAWABAN
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
ARITMIA
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
GAMBARAN SINUS DIAGNOSIS KERJA:
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
BRADIKARDI
● rate <60x/menit
● Kontur gelombang P normal
● Setiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS
● Interval PR konstan
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
MANIFESTASI KLINIS DIAGNOSIS KERJA:
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
SINUS BRADIKARDI
● Akibat penurunan tonus simpatis atau peningkatan tonus vagal yang disebabkan
oleh banyak hal (obat, operasi, tumor, peningkatan tekanan intrakranial, dll).
● Normal ditemukan pada:
○ Remaja muda
○ Atlit
○ Saat tidur
● Umumnya tidak
diperlukan kecuali
hemodinamik
tidak stabil.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Sinus Bradikardi
Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar.
Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60
mmHg, Nadi 55 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai
berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sinus Bradikardi
JAWABAN
Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke IGD RS oleh keluarganya dalam keadaan
tidak sadar setelah mengeluh nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik nadi tidak teraba dan
frekuensi nafas apneustik. Pada monitor EKG tampak gambaran sebagai berikut.
SOAL
Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke IGD RS oleh keluarganya dalam keadaan
tidak sadar setelah mengeluh nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik nadi tidak teraba dan
frekuensi nafas apneustik. Pada monitor EKG tampak gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
SOAL Torsades de pointes
JAWABAN
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi
Ventrikular
Torsades
e.cekstrasistol
AV blok
desderajat
pointes
Aritmia
(VES)
1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
des
KERJA:
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
(VES)1
Atrial Flutter
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
1
Ventrikular (VES)
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
TORSADES DE
POINTES
MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
VENTRICULAR FIBRILLATION
● Keadaan terminal, biasanya terlihat pada dying hearts.
● Gambaran undulasi di mana tidak ada kompleks QRS yang sebenarnya.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
TORSADES DE POINTES
● Bentuk unik VT.
● Terjadi pada kondisi interval QT memanjang (artinya, repolarisasi ventrikel memanjang).
● Bentuk seperti VT namun kompleks QRS tampak seperti berputar secara spiral di baseline
sehingga axis dan amplitudenya berubah-ubah.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
TORSADES DE POINTES
● Penyebab: kongenital, acquired.
○ Acquired: obat (antiaritmia, antipsikotik, antiemetik, antifungal, antimikroba).
○ Kongenital: Jervell and Lange-Nielsen and Romano-Ward syndrome.
● Faktor predisposisi:
○ Usia tua (>65 tahun)
○ Wanita
○ Hipokalemia
○ Hipokalsemia
○ Hipomagnesemia
○ Bradikardi
○ Penyakit jantung
○ Pemakaian diuretik
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MEKANISME Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
TORSADES DE POINTES
Adanya peningkatan ion positif intraselular → fase repolarisasi memanjang → jika
terjadi ectopic beat pada fase ini (fenomena R on T) → menghasilkan Torsades de
Pointes.
TORSADES DE POINTES
● Pemberian agen antiaritmia: amiodarone, dofetilide, sotalol → meningkatkan interval
QT yang abnormal → memperburuk aritmia.
● Hemodinamik stabil → self limiting.
● Hemodinamik tidak stabil + pulse→ kardioversi elektrik (monophasic: 100J, biphasic:
50J).
● Pulseless torsades de pointes → defibrilasi.
● Magnesium intravena merupakan terapi farmakologi lini pertama
● 2 gram IV bolus lambat → infus kontinu 1-4 gram/jam (mempertahankan magnesium
>2mmol/L) → jika Magnesium sudah >3 mmol/L → stop infus. Jika masih terjadi
Torsades de Pointes intermiten, tingkatkan laju jantung dengan isoproterenol.
● Isoproterenol IV bolus 19-20mcg atau infus titrasi. Target laju jantung: 100x/m. Jika
Braunwald heartmasih terjadi
disease: a textboook → overdrive
of cardiovascular medicine pacing.
JAWABAN LAIN
Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke IGD RS oleh keluarganya dalam keadaan
tidak sadar setelah mengeluh nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik nadi tidak teraba dan
frekuensi nafas apneustik. Pada monitor EKG tampak gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Torsades de pointes
JAWABAN
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang menjalar
ke pundak disertai keringat dingin sejak 2 jam yang lalu. Pasien sudah mengosumsi nitrat
3 kali namun tetap terasa nyeri. Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini, tapi
membaik ketika mengonsumsi nitrat. Pada hasil rekam jantung ditemukan ST depresi
pada segmen V4-V6. Pemeriksaan enzim jantung normal. Apakah tatalaksana pada
pasien ini ?
A. PCI Primer
B. Angioplasti koroner
C. Kombinasi trombolitik dan CCB
D. Kombinasi aspirin, clopidogrel, dan ACE inhibitor
E. Kombinasi aspirin, clopidogrel, dan beta bloker
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Unstable Angina Pectoris (UAP)
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang menjalar
ke pundak disertai keringat dingin sejak 2 jam yang lalu. Pasien sudah mengosumsi nitrat
3 kali namun tetap terasa nyeri. Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini, tapi
membaik ketika mengonsumsi nitrat. Pada hasil rekam jantung ditemukan ST depresi
pada segmen V4-V6. Pemeriksaan enzim jantung normal. Apakah tatalaksana pada
pasien ini ?
JAWABAN
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
FIBRINOLITIK
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang menjalar
ke pundak disertai keringat dingin sejak 2 jam yang lalu. Pasien sudah mengosumsi nitrat
3 kali namun tetap terasa nyeri. Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini, tapi
membaik ketika mengonsumsi nitrat. Pada hasil rekam jantung ditemukan ST depresi
pada segmen V4-V6. Pemeriksaan enzim jantung normal. Apakah tatalaksana pada
pasien ini ?
JAWABAN
Anak laki-laki, usia 8 tahun, dibawa ke IGD karena tersedak saat sedang bermain. Awalnya
anak tampak tenang, tiba tiba terdiam lalu tampak sesak dan tidak bisa bernapas. Saat ini
pasien terlihat sianosis dan tidak dapat merespon sambil memegang leher. Apakah
penanganan awal pada pasien tersebut?
JAWABAN
B. Heimlich maneuver
Obstruksi Saluran Napas Atas
•Obstruksi saluran napas atas termasuk blok di hidung, faring dan trakea.
PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Obstruksi Saluran Napas Atas
Aspirasi Benda Asing
Manajemen awal
PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Obstruksi Saluran Napas Atas
Aspirasi Benda Asing
Manajemen awal
PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Obstruksi Saluran Napas Atas
Aspirasi Benda Asing
PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
EPIDEMIOLOGI Aspirasi Benda Asing
Aspirasi benda asing merupakan hal yang serius karena terkadang bisa menyebabkan
kematian.
Anak-anak (usia <5 tahun) berisiko mengalami aspirasi benda asing karena:
PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aspirasi Benda Asing
● Anamnesis keluarga
● Tersedak tiba-tiba diikuti dengan batuk, sesak dan stridor atau sianosis perioral.
● Kadang, demam → harus curiga kemungkinan makanan terkontaminasi.
● menurun/hilangnya suara napas → obstruksi saluran napas total.
● Radiologi: umumnya radiolusen.
PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aspirasi Benda Asing
● Anamnesis keluarga
● Tersedak tiba-tiba diikuti dengan batuk, sesak
dan stridor atau sianosis perioral.
● Kadang, demam → harus curiga kemungkinan
makanan terkontaminasi.
● menurun/hilangnya suara napas → obstruksi
saluran napas total.
● Radiologi: umumnya radiolusen.
PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Aspirasi Benda Asing
PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Aspirasi Benda Asing
Anak laki-laki, usia 8 tahun, dibawa ke IGD karena tersedak saat sedang bermain. Awalnya
anak tampak tenang, tiba tiba terdiam lalu tampak sesak dan tidak bisa bernapas. Saat ini
pasien terlihat sianosis dan tidak dapat merespon sambil memegang leher. Apakah
penanganan awal pada pasien tersebut?
JAWABAN
B. Heimlich maneuver
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke
lengan dan tembus ke punggung. Nyeri dirasakan sekitar 5 menit dan mereda ketika
pasien istirahat. Pasien sering mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. TD
120/70 mmHg, Nadi 95 x/m, RR 20 x/m. Dari pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Angina pektoris tidak stabil
b. Sindrom koroner akut
c. Angina pektoris stabil
d. Angina prinzmetal
e. infark miokard akut
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Angina Pektoris Stabil
Seorang perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke
lengan dan tembus ke punggung. Nyeri dirasakan sekitar 5 menit dan mereda ketika
pasien istirahat. Pasien sering mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. TD
120/70 mmHg, Nadi 95 x/m, RR 20 x/m. Dari pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
JAWABAN
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
Seorang perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke
lengan dan tembus ke punggung. Nyeri dirasakan sekitar 5 menit dan mereda ketika
pasien istirahat. Pasien sering mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. TD
120/70 mmHg, Nadi 95 x/m, RR 20 x/m. Dari pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
JAWABAN
Pasien perempuan, usia 40 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan
riwayat kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, HR 100x/m, RR 28x/m, dan S 36,8°C, pada auskultasi terdengar bising di
supraklavikula. Terdapat fraktur terbuka pada kaki dan paha kanan dengan perdarahan
aktif. Tiba-tiba napas pasien berhenti. Apa tindakan awal yang dilakukan?
A. DC shock
B. Pemeriksaan EKG
C. Pemasangan infus
D. RJP
E. Pemasangan ventilator
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Cardiac arrest
Pasien perempuan, usia 40 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan
riwayat kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, HR 100x/m, RR 28x/m, dan S 36,8°C, pada auskultasi terdengar bising di
supraklavikula. Terdapat fraktur terbuka pada kaki dan paha kanan dengan perdarahan
aktif. Tiba-tiba napas pasien berhenti. Apa tindakan awal yang dilakukan?
JAWABAN
D. RJP
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Cardiac arrest
Penyebab:
● Cardiac
● Non cardiac
Penyebab:
● Cardiac
● Non cardiac
Pasien perempuan, usia 40 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan
riwayat kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, HR 100x/m, RR 28x/m, dan S 36,8°C, pada auskultasi terdengar bising di
supraklavikula. Terdapat fraktur terbuka pada kaki dan paha kanan dengan perdarahan
aktif. Tiba-tiba napas pasien berhenti. Apa tindakan awal yang dilakukan?
JAWABAN
D. RJP
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas. Riwayat
hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg,
Nadi 45 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai berikut.
SOAL
Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas. Riwayat
hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg,
Nadi 45 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Bradikardi e.c AV blok derajat 3
JAWABAN
E. AV Blok Derajat 3
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3
Conduction block merupakan hambatan atau delay hantaran impuls yang mengikuti jalur
konduksi yang normal.
AV BLOCK
Ada 3 jenis AV block:
Gambaran:
Gambaran = karena ada beberapa impuls dari atrium yang gagal dikonduksikan ke ventrikel
→ rasio gelombang P terhadap kompleks QRS lebih besar dari 1:1.
● Setiap impuls dari atrium akan semakin lambat dihantarkan di AV node sehingga satu
impuls gagal dihantarkan (drop beat), biasanya terjadi setiap 3-4 hantaran impuls.
● blok hantaran impuls di bawah AV node sehingga tidak semua impuls dari atrium
dihantarkan ke ventrikel. Namun, tidak terjadi perlambatan PR interval progresif
melainkan konduksinya bersifat all-or-nothing phenomenon.
Gambaran
Gambaran:
● Delay depolarisasi ventrikel kanan → memperpanjang waktu total depolarisasi
keseluruhan ventrikel → kompleks QRS lebar (>0,12 detik).
● Bentuk kompleks QRS khas pada lead ventrikel kanan (V1, V2) yaitu RSR’ (telinga
kelinci) (diakibatkan depolarisasi ventrikel kanan yang baru dimulai setelah
depolarisasi ventrikel kiri selesai sehingga menciptakan gelombang R baru).
● Lead lateral yang merepresentasikan ventrikel kiri → gelombang S dalam.
● Gangguan repolarisasi → depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada right
precordial leads.
Gambaran:
● Kompleks QRS melebar (durasi >0,12 detik) dengan gelombang R yang tinggi dan
lebar/bertakik (seperti telinga kelinci) di lead ventrikel kiri (I, aVL, V5, V6).
● Gelombang S yang lebar dan dalam pada lead reciprocal.
● Left axis deviation
● Gangguan pada repolarisasi → depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada
left precordial leads.
A. Right Bundle Branch Block → RSR’ di V1-V2, deep dan wide S wave di I, aVL, V5,V6.
B. Left Bundle Branch Block → rabbit ears, notched R wave di I, aVL, V5-6, deep dan
wide S wave di V1-2.
C. AV Blok Derajat 1 → setiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS
D. AV Blok Derajat 2 Mobitz II → normal PR interval, kemudian ada gelombang P yang ga
diikuti kompleks QRS.
E. AV Blok Derajat 3
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas. Riwayat
hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg,
Nadi 45 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
JAWABAN
E. AV Blok Derajat 3
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
bawah kiri dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Tanda vital TD 220/100 mmHg, Nadi 85
x/m, RR 22 x/m, akral hangat. EKG menunjukkan ST elevasi pada lead V1-V3. Setelah
pemberian anti trombus, tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien adalah?
a. Nicardipin
b. Furosemide
c. Nitrogliserin
d. Diltiazem
e. Fondaparinux
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Hipertensi Emergensi
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
bawah kiri dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Tanda vital TD 220/100 mmHg, Nadi 85
x/m, RR 22 x/m, akral hangat. EKG menunjukkan ST elevasi pada lead V1-V3. Setelah
pemberian antitrombus, tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien adalah?
JAWABAN
C. Nitrogliserin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi
Hipertensi = Tekanan sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90 mmHg.
Target terapi
tekanan darah
Medikamentosa
Medikamentosa
Medikamentosa
Kombinasi obat:
● Terapi yang diawali dengan kombinasi obat lebih efektif dibanding monoterapi.
● Terapi awal 2 kombinasi. Tidak disarankan diawali dengan 3 kombinasi obat.
● Semua obat dapat dikombinasi kecuali ACE inhibitor dikombinasi dengan ARB.
● Rekomendasi = ACE inhibitor atau ARB dengan CCB dan/atau thiazide/thiazide-like
diuretic.
○ CCB atau diuretik mengaktifkan RAS yang akan dihalangi oleh ACE inhibitor
atau ARB → menurunkan efek samping CCB (edem perifer) atau diuretik
(hipokalemia).
● Beta-blocker
○ Digunakan pada indikasi tertentu (angina, aritmia, post infark miokard,
alternatif bagi wanita usia reproduksi).
● Butuh penurunan tekanan darah namun tidak segera, biasanya cukup dengan obat oral.
Sakit kepala
Gangguan penglihatan
Nyeri dada
Sesak
Pusing
Defisit neurologis
Target terapi:
● Menentukan target organ yang terkena, apakah butu intervensi lain selain penurunan
tekanan darah dan apakah ada penyebab peningkatan tekanna darah akut yang
mempengaruhi rencana terapi (mis, hamil)
● Besarnya penurunan tekanan darah
● Jenis agen penurun tekanan darah yang dibutuhkan: idealnya terapi intravena dengan
obat yang memiliki paruh waktu pendek.
Meskipun obat
intravena
direkomendasikan,
terapi oral dengan ACE
inhibitor, ARB atau
beta-blocker kadang
efektif untuk hipertensi
maligna karena sistem
renin diaktifkan oleh
iskemi renal.
Digunakan dosis
rendah.
Prognosis baik namun tetap berisiko tinggi dan harus dilakukan skrining hipertensi sekunder.
Setelah boleh pulang dari RS (ketika tekanan darah sudah stabil dengan terapi oral) →
kontrol ke dokter minimal sebulan sekali.
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
bawah kiri dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Tanda vital TD 220/100 mmHg, Nadi 85
x/m, RR 22 x/m, akral hangat. EKG menunjukkan ST elevasi pada lead V1-V3. Setelah
pemberian antitrombus, tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien adalah?
JAWABAN
C. Nitrogliserin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke leher
sejak 1 jam yang lalu. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan PJK. Kesadaran compos
mentis, TD 140/80 mmHg, Nadi 100 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST Depresi di
lead II, III dan aVF. Pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk menegakkan diagnosa
kasus tersebut adalah ?
a. LDH
b. CKMB
c. Troponin I
d. Myoglobin
e. CK
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom Koroner Akut
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke leher
sejak 1 jam yang lalu. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan PJK. Kesadaran compos
mentis, TD 140/80 mmHg, Nadi 100 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST Depresi di
lead II, III dan aVF. Pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk menegakkan diagnosa
kasus tersebut adalah ?
JAWABAN
C. Troponin I
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke leher
sejak 1 jam yang lalu. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan PJK. Kesadaran compos
mentis, TD 140/80 mmHg, Nadi 100 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST Depresi di
lead II, III dan aVF. Pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk menegakkan diagnosa
kasus tersebut adalah ?
JAWABAN
C. Troponin I
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar sejak
3 hari. Keluhan disertai sesak dan bengkak pada tungkai. Kesadaran compos mentis, TD
120/70 mmHg, Nadi 120 x/m, RR 24 x/m. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
SOAL
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar sejak
3 hari. Keluhan disertai sesak dan bengkak pada tungkai. Kesadaran compos mentis, TD
120/70 mmHg, Nadi 120 x/m, RR 24 x/m. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi Atrium
JAWABAN
a. Digoxin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
ATRIAL
FIBRILLATION (AF)
MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
→ rate: 150-250x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
→ ritme regular.
→ rate: 100-200x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
ATRIAL FIBRILLATION
● Merupakan salah satu aritmia supraventrikular, di mana terjadi aktivasi atrium yang
tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium.
Gambaran di EKG:
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
● Paroksismal: AF yang hilang spontan dalam 48 jam, namun dapat berlanjut hingga 7
hari.
● Persisten: AF yang tetap berlangsung lebih dari 7 hari atau yang memerlukan
kardioversi dengan obat atau listrik.
● Longstanding (persisten lama): AF yang persisten lebih dari 1 tahun, dan strategi
kendali irama masih akan diterapkan.
● Permanen: AF longstanding yang refrakter terhadap kardioversi, AF yang ditetapkan
sebagai permanen oleh dokter (dan pasien) sehingga strategi kendali irama sudah
tidak digunakan lagi. Apabila strategi kendali irama masih digunakan maka AF
termasuk persisten lama.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
● Mekanismenya kompleks
● Obesitas → dilatasi atrium, peningkatan faktor inflamasi sistemik → AF.
● Sleep apnea → hipoksia, hipertensi, peningkatan tonus otonom → AF.
● 2 mekanisme elektrofisiologis:
○ Satu atau lebih fokus mikroreentrant yang otomatis atau bisa terstimulus →
menghasilkan fibrilasi.
○ Sirkuit reentrant multiple di atrium
Etiologi AF yang:
● Paling sering: hipertensi, kelainan struktur jantung, ischemic heart disease, penyakit
katup mitral, kardiomiopati hipertrofi, dilated cardiomyopathy, hipertensi pulmonal.
● Kurang sering: kardiomiopati restriktif (amyloidosis), perikarditis konstriktif, tumor
jantung.
● Bersifat sementara/reversibel: konsumsi alkohol berlebih (holiday heart), operasi
jantung, infark miokard, miokarditis, perikarditis, emboli paru, hipertiroid.
Gejala: Tanda:
Anamnesis
● Palpitasi (pukulan genderang, gemuruh guntur, kecipak ikan dalam dada)
● Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
● Presinkop atau sinkop
● Kelemahan umum, pusing
● Penilaian klasifikasi AF berdasarkan waktu presentasi, durasi dan frekuensi gejala
● Faktor pencetus (aktivitas, tidur, alkohol)
● Penilaian cara terminasi (mis, manuver vagal)
● Riwayat obat antiaritmia dan kendali laju
● Riwayat penyakit jantung, prosedur ablasi AF
● Riwayat penyakit komorbid (hipertensi, PJK, DM, hipertiroid, penyakit jantung
valvular, PPOK)
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
PEMERIKSAAN FISIK
● Airway, breathing, circulation
● Tanda vital = evaluasi stabilitas hemodinamik.
● Kepala dan leher = tanda hipertiroid, gagal jantung, sianosis, bruit pada arteri karotis
menunjukkan penyakit arteri perifer dan kemungkinan adanya komorbiditas PJK.
● Paru = tanda gagal jantung, tanda penyakit paru kronik (PPOK, asma)
● Jantung = evaluasi penyakit jantung katup atau kardiomiopati.
○ Pergeseran dari punctum maximum atau bunyi jantung tambahan (S3)
mengindikasikan adanya pembesaran ventrikel dan peningkatan tekanan ventrikel
kiri.
○ Bunyi P2 yang mengeras menandakan adanya hipertensi pulmonal.
○ Pulsus defisit (selisih jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung).
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
PEMERIKSAAN FISIK
● Abdomen = tanda gagal jantung kanan atau penyakit hati (ascites, hepatomegali,
kapsul hepar teraba kencang). Nyeri kuadran kiri atas mungkin disebabkan infark
limpa akibat embolisasi perifer.
● Ekstremitas bawah = sianosis, jari tabuh, edema.
○ Ekstremitas dingin dan tanpa nadi → embolisasi perifer.
○ Melemahnya nadi perifer → penyakit arterial perifer atau curah jantung menurun.
● Neurologis = tanda TIA atau kejadian serebrovaskular, peningkatan refleks pada
hipertiroidisme.
LAB
● Darah lengkap (anemia, infeksi)
● Elektrolit, ureum, kreatinin (gangguan elektrolit atau gagal ginjal)
● Enzim jantung (infark miokard)
● Peptida natriuretik (meningkat pada pasien AF paroksismal/persisten, menurun
kembali dengan cepat setelah restorasi irama sinus)
● D-dimer (bila pasien memiliki risiko emboli paru)
● Fungsi tiroid (tirotoksikosis)
● Kadar digoksin (evaluasi level subterapeutik dan/atau toksisitas)
● Uji toksikologi atau level etanol
EKG
● Laju ventrikel ireguler
● Tidak ada gelombang P yang jelas, digantikan gelombang F yang ireguler dan acak,
diikuti oleh kompleks QRS yang ireguler.
● Manifestasi EKG lain yang dapat menyertai AF:
○ Laju jantung 110-140x/menit, jarang melebihi 160-170x/menit
○ Bisa ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus interval
R-R panjang-pendek (fenomena Ashman)
○ Preeksitasi
○ Hipertrofi ventrikel kiri
○ Bundle branch block
○ Tanda infark akut/lama
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
EVALUASI KLINIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
● Menggunakan skor simptom = skor EHRA (European Heart Rhythm Association) untuk
menilai perkembangan gejala selama penanganan AF.
● Memperhitungkan derajat gejala → diharapkan skor akan berkurang seiring dengan
konversi ke irama sinus atau dengan kendali laju yang efektif.
● Stratifikasi risiko
○ Pencegahan komplikasi tromboemboli merupakan tujuan utama terapi AF.
○ Menggunakan skoring CHA2DS2-VASc (cardiac failure, hypertension, diabetes,
vascular disease, old age, sex, previous ischemic event)
● Skor HAS-BLED (Hypertension, Abnormal renal or liver function, history of stroke,
history of bleeding, labile INR value, elderly, dan antithrombotic drugs and alcohol)
○ Keputusan pemberian tromboprofilaksis perlu diseimbangkan dengan risiko
perdarahan akibat antikoagulan.
○ Evaluasi risiko perdarahan dengan skor HAS-BLED
■ Jika skor HAS-BLED ≥3 → perhatian khusus, upaya koreksi faktor risiko
(hipertensi tidak terkontrol, konsumsi obat NSAIDs)
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI
● Medikamentosa
○ Tidak diberikan jika skoring CHA2DS2-VASc 0.
○ Aspirin 81/325 mg/hari + clopidogrel 75mg/hari lebih efektif dalam menurunkan
risiko stroke dibanding aspirin sendiri. Pilihan pada pasien risiko tinggi yang tidak
cocok menerima warfarin.
○ Warfarin dapat menurunkan risiko stroke sebesar 61%.
■ Target INR selama terapi = 2.0 - 3.0 → harus mempertahankan INR >2.0
karena jika INR <2,0 → risiko stroke meningkat 2 kali lipat.
● Medikamentosa
○ Antikoagulan oral baru
■ Direct thrombin inhibitor: dabigatran 2x150mg.
■ Factor Xa inhibitor: rivaroxaban 1x20mg.
■ Superior dibanding warfarin.
■ Tidak aman pada pasien dengan gagal ginjal.
■ Direkomendasikan pada pasien yang menerima warfarin namun sulit untuk
mempertahankan INR yang stabil.
○ LMWH (low molecular weight heparin)
■ Injeksi subkutan
■ Bridging therapy: diberikan pada pasien yang direncanakan untuk menerima
warfarin.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI
Pasien datang
dengan takikardi
→ algoritma
takikardi
MANAJEMEN AKUT DIAGNOSIS KERJA:
AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)
Pasien datang dengan takikardi → algoritma
takikardi
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Manajemen fase akut terdiri dari: kendali laju dan kendali irama.
1. Kendali Laju fase akut
● Hemodinamik stabil → beta blocker (propanolol 2-40 mg, bisoprolol 5 mg atau
metoprolol 50mg) atau CCB non-dihidropiridin oral (diltiazem 30 mg atau verapamil
80mg).
● Jika pasien gagal jantung atau hipotensi = digoksin atau amiodaron.
● Target laju jantung = 80-100x/m.
● Jika AF dengan respon irama ventrikel lambat → atropin mulai 0,5 mg IV → masih
simptomatik → kardioversi.
● Propanefon oral 450-600mg diberikan pada pasien dengan simptom berat dan AF jarang
(sekali dalam sebulan)
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar sejak
3 hari. Keluhan disertai sesak dan bengkak pada tungkai. Kesadaran compos mentis, TD
120/70 mmHg, Nadi 120 x/m, RR 24 x/m. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Fibrilasi Atrium
JAWABAN
a. Digoxin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun diantar ke UGD karena terjadi kelumpuhan separuh
tubuh kiri sejak 30 menit yang lalu saat baru bangun tidur. Dikatakan pasien sempat alami
keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik setelah beristirahat di rumah
seharian. Tanda vital TD 180/90 mmHg, Nadi 150 x/m reguler, RR 18 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
SOAL
Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun diantar ke UGD karena terjadi kelumpuhan separuh
tubuh kiri sejak 30 menit yang lalu saat baru bangun tidur. Dikatakan pasien sempat alami
keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik setelah beristirahat di rumah
seharian. Tanda vital TD 180/90 mmHg, Nadi 150 x/m reguler, RR 18 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Transient ischemic attack e.c PSVT
JAWABAN
E. Vagal Manuver
DEFINISI Transient Ischemic Attack
● Disfungsi neurologi akibat iskemia fokal otak, spinal cord atau retina.
● Bisa berlangsung beberapa menit-jam.
Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
TIPE + ETIOLOGI Transient Ischemic Attack
● Large artery atherothrombosis: sehingga perfusi area distal dari stenosis arteri
berkurang.
● Emboli kardiak: umumnya disebabkan fibrilasi atrium, PSVT dan gangguan jantung
lain.
● Lakunar (pembuluh darah kecil): akibat lipohyalinosis atau arteriolosclerosis yang
disebabkan hipertensi, diabetes atau umur.
● Kriptogenik: iskemi pada korteks yang tidak diketahui sumber embolinya dari mana.
Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
MANIFESTASI KLINIS Transient Ischemic Attack
● Onset
● Durasi
● Manifestasi neurologi: buta monookular, facial droop, hemianopia, diplopia,
gangguan gerakan lidah, gangguan menelan, disfungsi auditorik.
● Faktor pencetus/perringan
● Faktor risiko: CAD, merokok, konsumsi obat, obesitas, diabetes mellitus, dislipidemia,
hipertensi, riwayat keluarga stroke.
Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
DIAGNOSIS Transient Ischemic Attack
Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
MANAJEMEN Transient Ischemic Attack
Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal Supraventricular tachycardia
Aritmia
(SVT)
PAROXYSMAL SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA MERUPAKAN ARITMIA.
Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Bradikardi e.c
tachycardia
tachycardia
AV blok
Atrial
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Paroxysmal Supraventricular DIAGNOSIS
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
tachycardiaKERJA:
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
(PSVT)
Atrial (PSVT)
fibrillation)
derajat
Aritmia
(SVT)1
Flutter
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
PAROXYSMAL
SUPRAVENTRICULAR
TACHYCARDIA
MERUPAKAN
ARITMIA
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
→ rate: 150-250x/m
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular
ParoxysmalSupraventricular
Paroxysmal Supraventricular
Supraventricular
tachycardia
Fibrilasi atrium tachycardia
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
(PSVT)
(SVT)
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
→ ritme regular.
→ rate: 100-200x/m
● SVT = supraventricular tachycardia → payung dari semua jenis takikardi yang berasal
jaringan atrium hingga berkas His.
● PSVT = sindrom klinis yang ditandai adanya takikardi regular dengan onset dan
terminasi akut. Hal ini merupakan ciri-ciri dari AVNRT atau AVRT, dan atrial tachycardia.
● PSVT sering disamakan dengan SVT atau AVNRT.
Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the Management of Adult Patients With Supraventricular Tachycardia: A
Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr
5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)
Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the Management of Adult Patients With Supraventricular Tachycardia: A
Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr
5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardia(PSVT)
(SVT)
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardia(PSVT)
(SVT)
KLINIS
● Palpitasi
● Poliuria (karena adanya peningkatan tekanan atrium dan peningkatan level atrial
natriuretic protein)
● Pusing mengambang
Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the Management of Adult Patients With Supraventricular Tachycardia: A
Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr
5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
DIAGNOSIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
ACUTE TREATMENT OF
REGULAR SVT OF UNKNOWN
MECHANISM
ONGOING MANAGEMENT
OF SVT OF UNKNOWN
MECHANISM
MANUVER VAGAL
● Misalnya: Valsalva dan pijat sinus karotis.
● Merupakan tatalaksana pertama dalam SVT karena mudah dan cepat dilakukan.
● Pasien berbaring, kemudian disuruh mengedan (mulut mengatup) atau diberikan
handuk basah dan dingin pada wajah.
● Pijat sinus karotis: pastikan tidak ada carotid bruits (tanda adanya kelainan karotis),
pasien disuruh menghadap arah berlawanan dengan pemeriksa kemudian palpasi
arteri karotis dan berikan tekanan selama 10-15 detik. Jangan kompresi kedua karotis
bersamaan.
● Pastikan pasien sedang terpasang monitor jantung karena pijat sinus karotis bisa
menyebabkan sinus arrest.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
TATALAKSANA
MANUVER VAGAL
Kontraindikasi:
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
TATALAKSANA
MANUVER VAGAL
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN
Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun diantar ke UGD karena terjadi kelumpuhan separuh
tubuh kiri sejak 30 menit yang lalu saat baru bangun tidur. Dikatakan pasien sempat alami
keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik setelah beristirahat di rumah
seharian. Tanda vital TD 180/90 mmHg, Nadi 150 x/m reguler, RR 18 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Transient ischemic attack e.c PSVT
JAWABAN
E. Vagal Manuver
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarganya dengan penurunan
kesadaran. Pasien memiliki riwayat serangan jantung 2 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 65 per palpasi, Nadi 110x/m, RR 20 x/m, Suhu 35,6°C. Akral teraba
dingin dan basah. Apakah tatalaksana farmakologis yang tepat?
A. Dopamine IV drip
B. Dobutamine IV drip
C. Furosemide IV drip
D. Amiodarone IV bolus
E. Epinefrin IV bolus?
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Kardiogenik
Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarganya dengan penurunan
kesadaran. Pasien memiliki riwayat serangan jantung 2 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 65 per palpasi, Nadi 110x/m, RR 20 x/m, Suhu 35,6°C. Akral teraba
dingin dan basah. Apakah tatalaksana farmakologis yang tepat?
JAWABAN
A. Dopamine IV drip
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung
sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup, dan dapat mengakibatkan
hipoksia jaringan.
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik <90 mmHg selama >1 jam
di mana:
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Kardiogenik
● Pasien dengan tekanan darah sistolik meningkat >90mmHg dalam 1 jam setelah
pemberian obat inotropik, dan
● Pasien yang meninggal dalam 1 jam hipotensi, tetapi memenuhi kriteria lain syok
kardiogenik
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Syok Kardiogenik
● Komplikasi mekanik akibat infark miokard akut: ruptur septal ventrikel, ruptur atau
disfungsi otot papilaris dan ruptur miokard.
● Infark ventrikel kanan
● Takiaritmia atau bradiaritmia yang rekuren
● Manifestasi tahap akhir dari disfungsi miokard yang progresif
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Syok Kardiogenik
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik
Anamnesis
● Keluhan yang timbul berkaitan dengan etiologi terjadinya syok kardiogenik tersebut.
● Infark miokard akut → typical chest pain, riwayat penyakit jantung koroner.
● Aritmia → palpitasi, presinkop, sinkop, merasakan irama jantung berhenti sejenak,
letargi.
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik
Pemeriksaan Fisik
● Tekanan darah sistolik <90mmHg, bahkan dapat turun sampai <80 mmHg pada pasien
yang tidak dapat memperoleh pengobatan adekuat.
● Takikardi
● Takipnea (akibat kongesti paru)
● Rhonki
● Distensi vena leher
● Pergeseran letak impuls apikal (pada kardiomiopati dilatasi)
● Bunyi jantung menurun (pada efusi perikardial atau tamponade)
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik
Pemeriksaan Penunjang
● EKG: membantu menentukan etiologi syok kardiogenik (mis, infark miokard, aritmia)
● Foto thorax: kardiomegali, tanda kongesti paru (pada gagal ventrikel kiri)
● Ekokardiografi: membuat diagnosis dan mencari etiologi, penilaian fungsi ventrikel,
deteksi adanya shunt, fungsi katup, efusi perikardial atau tamponade.
● Pemantauan hemodinamik menggunakan kateter Swan-Ganz
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Kardiogenik
● Resusitasi segera → untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata yang adekuat untuk
mencegah sekuelae neurologi dan ginjal.
○ Pemberian dopamin, norepinefrin, dobutamin tergantung pada derajat hipotensi.
● Intra-aortic balloon counterpulsation (IABP)
● Monitor AGD, saturasi oksigen, EKG.
● Tatalaksana etiologi (mis, terapi fibrinolitik pada STEMI_
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Kardiogenik
PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Syok Kardiogenik
A. Dopamin IV drip
B. Dobutamine IV drip → diberikan jika TD 70-100 mmHg tanpa tanda syok.
C. Furosemide IV drip → pada edema paru akut, furosemide IV bolus.
D. Amiodarone IV bolus → antiaritmia, pada tatalaksana VT/VF refrakter.
E. Epinefrin IV bolus → tatalaksana pada cardiac arrest.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Syok Kardiogenik
Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarganya dengan penurunan
kesadaran. Pasien memiliki riwayat serangan jantung 2 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 65 per palpasi, Nadi 110x/m, RR 20 x/m, Suhu 35,6°C. Akral teraba
dingin dan basah. Apakah tatalaksana farmakologis yang tepat?
JAWABAN
A. Dopamine IV drip
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar sampai lengan
dan rahang sejak 12 jam yang lalu. TD 110/65 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST Depresi di lead II, III, aVF. Pemeriksaan
penunjang yang tepat dilakukan adalah?
a. CK
b. CK-MB
c. LDH
d. Myoglobin
e. Troponin-I
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom Koroner Akut
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar sampai lengan
dan rahang sejak 12 jam yang lalu. TD 110/65 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST Depresi di lead II, III, aVF. Pemeriksaan
penunjang yang tepat dilakukan adalah?
JAWABAN
E. Troponin-I
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar sampai lengan
dan rahang sejak 12 jam yang lalu. TD 110/65 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST Depresi di lead II, III, aVF. Pemeriksaan
penunjang yang tepat dilakukan adalah?
JAWABAN
E. Troponin-I
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang perempuan 65 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar
ke pundak dan lengan sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun
tidak mengkonsumsi obat teratur. Pemeriksaan tanda vital TD 100/55 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m. Telah dilakukan pemeriksaan EKG dan laboratorium. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan elevasi segmen ST pada sadapan V1-V6, I, dan aVL. Hasil laboratorium
belum ada. Apa diagnosis pasien di atas berdasarkan gambaran EKG ?
A. STEMI Anteroposterior
B. STEMI High Anterior
C. STEMI Anterolateral
D. Angina pectoris tidak stabil
E. Sindrom koroner akut
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
Seorang perempuan 65 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar
ke pundak dan lengan sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun
tidak mengkonsumsi obat teratur. Pemeriksaan tanda vital TD 100/55 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m. Telah dilakukan pemeriksaan EKG dan laboratorium. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan elevasi segmen ST pada sadapan V1-V6, I, dan aVL. Hasil laboratorium
belum ada. Apa diagnosis pasien di atas berdasarkan gambaran EKG ?
JAWABAN
C. STEMI Anterolateral
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
Seorang perempuan 65 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar
ke pundak dan lengan sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun
tidak mengkonsumsi obat teratur. Pemeriksaan tanda vital TD 100/55 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m. Telah dilakukan pemeriksaan EKG dan laboratorium. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan elevasi segmen ST pada sadapan V1-V6, I, dan aVL. Hasil laboratorium
belum ada. Apa diagnosis pasien di atas berdasarkan gambaran EKG ?
JAWABAN
C. STEMI Anterolateral
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki 17 tahun diantar ke Puskesmas karena KLL, patah tulang terbuka kedua
tungkai, darah mengalir deras. Di Puskesmas penderita tenang, tertidur dan
mengeluarkan suara mendengkur seperti berkumur-kumur. Nadi a. radialis cepat dan
lemah, ujung jari-jari dingin. Tindakan apa yang harus dilakukan pertama kali ?
a. Membebaskan jalan napas dan mengatur posisi kepala
b. Memberi napas buatan dari mulut ke mulut
c. Mengangkat kedua tungkai, badan diberi alas papan keras
d. Pasang IV line cairan koloid dan vasopressor
e. Pasang bidai pada kedua tungkai
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Hipovolemik e.c Musculoskeletal Trauma
Seorang laki-laki 17 tahun diantar ke Puskesmas karena KLL, patah tulang terbuka kedua
tungkai, darah mengalir deras. Di Puskesmas penderita tenang, tertidur dan
mengeluarkan suara mendengkur seperti berkumur-kumur. Nadi a. radialis cepat dan
lemah, ujung jari-jari dingin. Tindakan apa yang harus dilakukan pertama kali ?
JAWABAN
Penilaian sesuai urutan ABCDE namun biasanya dilakukan secara bersamaan oleh tim.
ATLS 9th ed.
DEFINISI MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
Cara cepat untuk menilai: tanyakan nama pasien dan mekanisme trauma.
● Pertukaran udara adekuat dibutuhkan untuk oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
● Penilaian:
○ Menilai area leher dan dada, pastikan imobilisasi leher dan dada
○ Tentukan laju napas dan kedalaman napas
○ Inspeksi dan palpasi leher: deviasi trakea, pergerakan dada, pemakaian otot napas
tambahan, tanda trauma
○ Perkusi: redup atau hipersonor
○ Auskultasi
● Manajemen:
○ Suplementasi oksigen
○ Ventilasi dengan bag-mask device
○ Tatalaksana pneumothorax
ATLS 9th ed.
○ Monitor saturasi oksigen
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN
● Menilai perdarahan
○ Sumber perdarahan eksternal: balut tekan.
○ Sumber perdarahan internal: identifikasi dari PF dan imaging, manajemen dengan
dekompresi dada, pelvic binder, splint, operasi.
● Menilai volume darah dan curah jantung
○ kesadaran : jika volume darah kurang → perfusi otak kurang → penurunan
kesadaran.
○ Warna kulit: tanda hipovolemik (pucat/abu)
○ Nadi: tanda hipovolemik (cepat, lemah dan dangkal), disfungsi jantung (iregular)
Manajemen:
● Balut tekan
● Akses intravena
● Pemeriksaan darah dan kimia darah, tes kehamilan, golongan darah
● Terapi cairan saling hangat dan transfusi darah
● Cegah hipotermia
● Dilakukan setelah proses resusitasi dalam primary survey selesai dilakukan sehingga
hemodinamik pasien stabil.
● Anamnesis ulang (AMPLE)
○ Allergies
○ Medications currently used
○ Past illnesses/pregnancy
○ Last meal
○ events/environment related to the injury
● Pemeriksaan fisik head-to-toe
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik
ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke
organ vital tubuh.
Hal ini muncul akibat kejadian pada homeostasis tubuh yang serius, seperti:
● Perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar berat → syok hipovolemik.
● Infark miokard luas atau emboli paru → syok kardiogenik
● Sepsis akibat bakteri yang tak terkontrol → syok sepsis.
● Tonus vasomotor yang tidak adekuat → syok neurogenik.
● Akibat respons imun → syok anafilaktik.
PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
ETIOLOGI
PAPDI edisi 6.
MANIFESTASI SYOK HIPOVOLEMIK
KLINIS
PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI SYOK HIPOVOLEMIK
KLINIS
Respon fisiologi → mempertahankan perfusi terhadap otak dan jantung sambil memperbaiki
volume darah dalam sirkulasi dengan efektif → peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi,
pembuluh vena kolaps, pelepasan hormon stres serta ekspansi besar (untuk pengisian
volume pembuluh darah dengan menggunakan cairan intersisial, intraselular dan
menurunkan produksi urin).
PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
DIAGNOSIS
PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
TATALAKSANA
PAPDI edisi 6.
PEMILIHAN SYOK HIPOVOLEMIK
CAIRAN
● Kristaloid: larutan ion dengan atau tanpa gula → cepat terdistribusi ke ruang
ekstraselular. Dibagi lagi menjadi:
○ Hipotonik
○ Isotonik
○ Hipertonik
● Koloid: mengandung molekul besar (protein, polimer glukosa) → mempertahankan
tekanan onkotik plasma → tetap ada dalam intravaskular.
○ Misalnya: HES, dextran 40.
PAPDI edisi 6.
Seorang laki-laki 17 tahun diantar ke Puskesmas karena KLL, patah tulang terbuka kedua
tungkai, darah mengalir deras. Di Puskesmas penderita tenang, tertidur dan
mengeluarkan suara mendengkur seperti berkumur-kumur. Nadi a. radialis cepat dan
lemah, ujung jari-jari dingin. Tindakan apa yang harus dilakukan pertama kali ?
JAWABAN
Pada saat dilakukan pertolongan di UGD terhadap korban KLL, didapat primary survey:
airway clear, breathing clear, circulation tekanan darah 70 per palpasi, cairan apa yang
paling tepat diberikan pada pasien ini?
a. Larutan D5%
b. Larutan Hemasel
c. Aquades steril
d. Larutan HES 5%
e. Larutan Ringer Laktat
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Hipovolemik e.c Musculoskeletal Trauma
Pada saat dilakukan pertolongan di UGD terhadap korban KLL, didapat primary survey:
airway clear, breathing clear, circulation tekanan darah 70 per palpasi, cairan apa yang
paling tepat diberikan pada pasien ini?
JAWABAN
Penilaian sesuai urutan ABCDE namun biasanya dilakukan secara bersamaan oleh tim.
ATLS 9th ed
DEFINISI MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
Cara cepat untuk menilai: tanyakan nama pasien dan mekanisme trauma.
ATLS 9th ed
AIRWAY + CERVICAL SPINE MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PROTECTION
● Pertukaran udara adekuat dibutuhkan untuk oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
● Penilaian:
○ Menilai area leher dan dada, pastikan imobilisasi leher dan dada
○ Tentukan laju napas dan kedalaman napas
○ Inspeksi dan palpasi leher: deviasi trakea, pergerakan dada, pemakaian otot napas
tambahan, tanda trauma
○ Perkusi: redup atau hipersonor
○ Auskultasi
● Manajemen:
○ Suplementasi oksigen
○ Ventilasi dengan bag-mask device
○ Tatalaksana pneumothorax
ATLS 9th ed
○ Monitor saturasi oksigen
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN
● Menilai perdarahan
○ Sumber perdarahan eksternal: balut tekan.
○ Sumber perdarahan internal: identifikasi dari PF dan imaging, manajemen dengan
dekompresi dada, pelvic binder, splint, operasi.
● Menilai volume darah dan curah jantung
○ kesadaran : jika volume darah kurang → perfusi otak kurang → penurunan
kesadaran.
○ Warna kulit: tanda hipovolemik (pucat/abu)
○ Nadi: tanda hipovolemik (cepat, lemah dan dangkal), disfungsi jantung (iregular)
ATLS 9th ed
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN
Manajemen:
● Balut tekan
● Akses intravena
● Pemeriksaan darah dan kimia darah, tes kehamilan, golongan darah
● Terapi cairan saling hangat dan transfusi darah
● Cegah hipotermia
ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
DISABILITY
ATLS 9th ed
EXPOSURE + MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
ENVIRONMENTAL CONTROL
ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
● Dilakukan setelah proses resusitasi dalam primary survey selesai dilakukan sehingga
hemodinamik pasien stabil.
● Anamnesis ulang (AMPLE)
○ Allergies
○ Medications currently used
○ Past illnesses/pregnancy
○ Last meal
○ events/environment related to the injury
● Pemeriksaan fisik head-to-toe
ATLS 9th ed
SECONDARY MUSCULOSKELETA
MANAJEMEN
L TRAUMA
SURVEY
ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
MUSCULOSKELETAL TRAUMA
PEMERIKSAAN FISIK
MUSCULOSKELETAL
PEMERIKSAAN TRAUMA
FISIK
MUSCULOSKELETAL
PEMERIKSAAN TRAUMA
FISIK
MUSCULOSKELETAL TRAUMA
MANAJEMEN
MUSCULOSKELETAL TRAUMA
MANAJEMEN
MANAJEMEN MUSCULOSKELETA
L TRAUMA
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SYOK HIPOVOLEMIK
DEFINISI
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik
ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke
organ vital tubuh.
Hal ini muncul akibat kejadian pada homeostasis tubuh yang serius, seperti:
● Perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar berat → syok hipovolemik.
● Infark miokard luas atau emboli paru → syok kardiogenik
● Sepsis akibat bakteri yang tak terkontrol → syok sepsis.
● Tonus vasomotor yang tidak adekuat → syok neurogenik.
● Akibat respons imun → syok anafilaktik.
PAPDI edisi 6
SYOK HIPOVOLEMIK
ETIOLOGI
PAPDI edisi 6
SYOK HIPOVOLEMIK
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI SYOK HIPOVOLEMIK
KLINIS
Respon fisiologi → mempertahankan perfusi terhadap otak dan jantung sambil memperbaiki
volume darah dalam sirkulasi dengan efektif → peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi,
pembuluh vena kolaps, pelepasan hormon stres serta ekspansi besar (untuk pengisian
volume pembuluh darah dengan menggunakan cairan intersisial, intraselular dan
menurunkan produksi urin).
PAPDI edisi 6
MANIFESTASI SYOK HIPOVOLEMIK
KLINIS
PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
TATALAKSANA
PAPDI edisi 6.
PEMILIHAN SYOK HIPOVOLEMIK
CAIRAN
● Kristaloid: larutan ion dengan atau tanpa gula → cepat terdistribusi ke ruang
ekstraselular. Dibagi lagi menjadi:
○ Hipotonik
○ Isotonik
○ Hipertonik
● Koloid: mengandung molekul besar (protein, polimer glukosa) → mempertahankan
tekanan onkotik plasma → tetap ada dalam intravaskular.
○ Misalnya: HES, dextran 40.
Morgan dan
Mikhail’s
Clinical
Anesthesiology
JAWABAN LAIIN
Pada saat dilakukan pertolongan di UGD terhadap korban KLL, didapat primary survey:
airway clear, breathing clear, circulation tekanan darah 70 per palpasi, cairan apa yang
paling tepat diberikan pada pasien ini?
JAWABAN
Bila dicurigai pada pasien ini mengalami obstruksi partial jalan napas yang disebabkan
jatuhnya pangkal lidah, pada pemeriksaan bunyi apa yang terdengar?
a. Snoring
b. Crowning
c. Gurgling
d. Wheezing
e. Grunting
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Trauma
Bila dicurigai pada pasien ini mengalami obstruksi partial jalan napas yang disebabkan
jatuhnya pangkal lidah, pada pemeriksaan bunyi apa yang terdengar?
JAWABAN
A. Snoring
DEFINISI MANAJEMEN TRAUMA
Penilaian sesuai urutan ABCDE namun biasanya dilakukan secara bersamaan oleh tim.
ATLS 9th ed
DEFINISI MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
Cara cepat untuk menilai: tanyakan nama pasien dan mekanisme trauma.
ATLS 9th ed
AIRWAY + CERVICAL SPINE MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PROTECTION
● Pertukaran udara adekuat dibutuhkan untuk oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
● Penilaian:
○ Menilai area leher dan dada, pastikan imobilisasi leher dan dada
○ Tentukan laju napas dan kedalaman napas
○ Inspeksi dan palpasi leher: deviasi trakea, pergerakan dada, pemakaian otot napas
tambahan, tanda trauma
○ Perkusi: redup atau hipersonor
○ Auskultasi
● Manajemen:
○ Suplementasi oksigen
○ Ventilasi dengan bag-mask device
ATLS 9th ed
○ Tatalaksana pneumothorax
○ Monitor saturasi oksigen
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN
● Menilai perdarahan
○ Sumber perdarahan eksternal: balut tekan.
○ Sumber perdarahan internal: identifikasi dari PF dan imaging, manajemen dengan
dekompresi dada, pelvic binder, splint, operasi.
● Menilai volume darah dan curah jantung
○ kesadaran : jika volume darah kurang → perfusi otak kurang → penurunan
kesadaran.
○ Warna kulit: tanda hipovolemik (pucat/abu)
○ Nadi: tanda hipovolemik (cepat, lemah dan dangkal), disfungsi jantung (iregular)
ATLS 9th ed
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN
Manajemen:
● Balut tekan
● Akses intravena
● Pemeriksaan darah dan kimia darah, tes kehamilan, golongan darah
● Terapi cairan saling hangat dan transfusi darah
● Cegah hipotermia
ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
DISABILITY
ATLS 9th ed
EXPOSURE + MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
ENVIRONMENTAL CONTROL
ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
● Dilakukan setelah proses resusitasi dalam primary survey selesai dilakukan sehingga
hemodinamik pasien stabil.
● Anamnesis ulang (AMPLE)
○ Allergies
○ Medications currently used
○ Past illnesses/pregnancy
○ Last meal
○ events/environment related to the injury
● Pemeriksaan fisik head-to-toe
ATLS 9th ed
SECONDARY MUSCULOSKELETA
MANAJEMEN
L TRAUMA
SURVEY
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
JAWABAN LAIN
Bila dicurigai pada pasien ini mengalami obstruksi partial jalan napas yang disebabkan
jatuhnya pangkal lidah, pada pemeriksaan bunyi apa yang terdengar?
a. Snoring
b. Crowning → munculnya ubun-ubun kepala bayi saat kala II persalinan.
c. Gurgling → adanya cairan yang berkumpul di orofaring.
d. Wheezing → penyempitan saluran napas bawah (tracheobronchial)
e. Grunting → suara napas ekspirasi dihasilkan oleh penutupan glottis saat ekspirasi
sebagai usaha untuk mempertahankan FRC dan mencegah atelektasis alveolus.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Trauma
Bila dicurigai pada pasien ini mengalami obstruksi partial jalan napas yang disebabkan
jatuhnya pangkal lidah, pada pemeriksaan bunyi apa yang terdengar?
JAWABAN
A. Snoring
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Jika pada pasien ini ditemukan jejas pada kepala dan dada, tindakan airway management
apa yang boleh dan paling tepat dilakukan?
a. Head-tilt
b. Chin-lift
c. Jaw-thrust
d. Fleksi kepala
e. Ekstensi kepala
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI TRAUMA
Jika pada pasien ini ditemukan jejas pada kepala dan dada, tindakan airway management
apa yang boleh dan paling tepat dilakukan?
JAWABAN
C. Jaw-thrust
DEFINISI MANAJEMEN TRAUMA
Penilaian sesuai urutan ABCDE namun biasanya dilakukan secara bersamaan oleh tim.
ATLS 9th ed
DEFINISI MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
Cara cepat untuk menilai: tanyakan nama pasien dan mekanisme trauma.
ATLS 9th ed
AIRWAY + CERVICAL SPINE MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PROTECTION
● Pertukaran udara adekuat dibutuhkan untuk oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
● Penilaian:
○ Menilai area leher dan dada, pastikan imobilisasi leher dan dada
○ Tentukan laju napas dan kedalaman napas
○ Inspeksi dan palpasi leher: deviasi trakea, pergerakan dada, pemakaian otot napas
tambahan, tanda trauma
○ Perkusi: redup atau hipersonor
○ Auskultasi
● Manajemen:
○ Suplementasi oksigen
○ Ventilasi dengan bag-mask device
ATLS 9th ed
○ Tatalaksana pneumothorax
○ Monitor saturasi oksigen
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN
● Menilai perdarahan
○ Sumber perdarahan eksternal: balut tekan.
○ Sumber perdarahan internal: identifikasi dari PF dan imaging, manajemen dengan
dekompresi dada, pelvic binder, splint, operasi.
● Menilai volume darah dan curah jantung
○ kesadaran : jika volume darah kurang → perfusi otak kurang → penurunan
kesadaran.
○ Warna kulit: tanda hipovolemik (pucat/abu)
○ Nadi: tanda hipovolemik (cepat, lemah dan dangkal), disfungsi jantung (iregular)
ATLS 9th ed
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN
Manajemen:
● Balut tekan
● Akses intravena
● Pemeriksaan darah dan kimia darah, tes kehamilan, golongan darah
● Terapi cairan saling hangat dan transfusi darah
● Cegah hipotermia
ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
DISABILITY
ATLS 9th ed
EXPOSURE + MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
ENVIRONMENTAL CONTROL
ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
● Dilakukan setelah proses resusitasi dalam primary survey selesai dilakukan sehingga
hemodinamik pasien stabil.
● Anamnesis ulang (AMPLE)
○ Allergies
○ Medications currently used
○ Past illnesses/pregnancy
○ Last meal
○ events/environment related to the injury
● Pemeriksaan fisik head-to-toe
ATLS 9th ed
SECONDARY MUSCULOSKELETA
MANAJEMEN
L TRAUMA
SURVEY
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
JAWABAN LAIN
Jika pada pasien ini ditemukan jejas pada kepala dan dada, tindakan airway management
apa yang boleh dan paling tepat dilakukan?
JAWABAN
C. Jaw-thrust
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Berapa perbandingan kompresi jantung luar dan bantuan napas saat pasien belum
diintubasi, dengan 2 penolong?
a. 5:2
b. 5:1
c. 15:1
d. 30:2
e. 15:2
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Cardiac arrest
Berapa perbandingan kompresi jantung luar dan bantuan napas saat pasien belum
diintubasi, dengan 2 penolong?
JAWABAN
D. 30:2
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Cardiac arrest
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest
Penyebab:
● Cardiac
● Non cardiac
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest
Penyebab:
● Cardiac
● Non cardiac
MANAJEMEN Cardiac arrest
Berapa perbandingan kompresi jantung luar dan bantuan napas saat pasien belum
diintubasi, dengan 2 penolong?
a. 5:2 → tidak ada
b. 5:1 → tidak ada
c. 15:1 → tidak ada
d. 30:2
e. 15:2 → algoritma cardiac arrest pada pediatri
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Cardiac arrest
Berapa perbandingan kompresi jantung luar dan bantuan napas saat pasien belum
diintubasi, dengan 2 penolong?
JAWABAN
D. 30:2
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Pasien ini perlu dilakukan intubasi. Berapa lama batas waktu prosedur pemasangan yang
paling baik?
a. Tidak lebih dari 30 detik
b. Sampai timbul sianosis
c. Sampai timbul bradikardi
d. Sampai penderita mulai bangun
e. Sama dengan lama kita menahan napas
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Cardiac arrest
Pasien ini perlu dilakukan intubasi. Berapa lama batas waktu prosedur pemasangan yang
paling baik?
JAWABAN
Penyebab:
● Cardiac
● Non cardiac
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest
Penyebab:
● Cardiac
● Non cardiac
MANAJEMEN Cardiac arrest
INTUBASI ENDOTRAKEA
● Elevasi kepala 8-10 cm dengan meletakkan
bantalan di bawah kepala (bahu tetap
menyentuh meja operasi) dan ekstensi
kepala pada sendi atlanto-occipital →
sehingga axis oral, faring dan laring 1 garis
lurus.
● Wajah pasien selevel dengan processus
xiphoid anestesi.
● Menggunakan teknik finger cross untuk
membuka mulut pasien kemudian saat
memasukkan laringoskop, menggeser bibir
bawah pasien dengan jari kiri agar tidak
tergores laringoskop.
MANAJEMEN Cardiac arrest
INTUBASI ENDOTRAKEA
● Sellick’s maneuver (cricoid pressure)
menggunakan jempol dan telunjuk asisten
pada kartilago cricoid → kompresi esofagus
→ mencegah aspirasi isi gaster ke faring.
● Prosedur intubasi tidak boleh lebih dari 30
detik.
MANAJEMEN Cardiac arrest
JAWABAN LAIN
Pasien ini perlu dilakukan intubasi. Berapa lama batas waktu prosedur pemasangan yang
paling baik?
a. Tidak lebih dari 30 detik
b. Sampai timbul sianosis
c. Sampai timbul bradikardi
d. Sampai penderita mulai bangun
e. Sama dengan lama kita menahan napas → kemampuan menahan napas setiap orang
berbeda.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Cardiac arrest
Pasien ini perlu dilakukan intubasi. Berapa lama batas waktu prosedur pemasangan yang
paling baik?
JAWABAN
Laki-laki 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar dan sesak nafas sejak 2 jam
yang lalu. Pasien memilik riwayat penyakit jantung dan rutin kontrol di poli spesialis
jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, Nadi 155 x/m, RR 26 x/m, akral dingin. Pada perekaman EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
SOAL
a. Ventrikel Fibrilasi
b. Supraventrikular Takikardi
c. Ventrikel Takikardi
d. Ventrikel Ekstrasistol
e. Torsade de Pointes
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Ventricular Tachycardia
Laki-laki 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar dan sesak nafas sejak 2 jam
yang lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung dan rutin kontrol di poli spesialis
jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, Nadi 155 x/m, RR 26 x/m, akral dingin. Pada perekaman EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
SOAL Ventricular Tachycardia
JAWABAN
C. Ventrikel Takikardi
DEFINISI Ventricular Tachycardia
Heart rate:
300/2 = 150x/m.
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
DEFINISI Ventricular Tachycardia
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia
● Sustained vs non-sustained:
○ Sustained = durasi takikardi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas
hemodinamik dalam waktu kurang dari 30 detik.
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia
● Sustained vs non-sustained:
○ Non-sustained = VT lebih dari 3x dalam durasi kurang dari 30 detik.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia
● Monomorfik vs Polimorfik:
○ Monomorfik: tidak ada variasi dalam morfologi QRS.
○ Polimorfik: variasi morfologi QRS beat-to-beat.
ETIOLOGI Ventricular Tachycardia
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PATOFISIOLOGI Ventricular Tachycardia
● Peningkatan aktivitas automatisasi jantung yang dicetuskan oleh depolarisasi awal atau
atau reentry.
● Pada infark miokard: iskemia miokard → peningkatan konsentrasi kalium ekstraseluler →
depolarisasi parsial dari resting membrane potential → aktivitas spontan automatisasi
jantung.
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
EVALUASI Ventricular Tachycardia
1
2
3
4
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
GEJALA KLINIS Ventricular Tachycardia
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PENUNJANG Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
JAWABAN LAIN
a. Ventrikel Fibrilasi
b. Supraventrikular Takikardi
c. Ventrikel Takikardi
d. Ventrikel Ekstrasistol
e. Torsade de Pointes
JAWABAN LAIN
JAWABAN LAIN
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ventricular Tachycardia
Laki-laki 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar dan sesak nafas sejak 2 jam
yang lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung dan rutin kontrol di poli spesialis
jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, Nadi 155 x/m, RR 26 x/m, akral dingin. Pada perekaman EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Ventricular Tachycardia
JAWABAN
C. Ventrikel Takikardi
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan mudah lelah dan sesak nafas sejak 1
minggu terakhir. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes. Kesadaran compos
mentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST depresi dan T
inversi sadapan lateral. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mendiagnosa kasus
tersebut adalah?
A. CRP
B. CKMB
C. Troponin
D. Myoglobin
E. BNP
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom Koroner Akut
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan mudah lelah dan sesak nafas sejak 1
minggu terakhir. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes. Kesadaran compos
mentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST depresi dan T
inversi sadapan lateral. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mendiagnosa kasus
tersebut adalah?
JAWABAN
C. Troponin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan mudah lelah dan sesak nafas sejak 1
minggu terakhir. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes. Kesadaran compos
mentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST depresi dan T
inversi sadapan lateral. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mendiagnosa kasus
tersebut adalah?
JAWABAN
C. Troponin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Perempuan, 25 tahun, diantar oleh keluarga ke IGD karena bengkak dan sesak setelah 1
jam yang lalu meminum obat dari dokter untuk meredakan gusinya yang sakit. Pada
pemeriksaan, TD 80/60, HR 120x/m Iemah, RR 32x/m, S 38°C, bunyi napas mengi, akral
dingin. Apa tindakan pertama yang paling penting bagi pasien?
a. Injeksi Epinephrine 0,5 mg IM
b. lntubasi
c. Injeksi difenhidramin 50 mg
d. Bolus cairan 20 cc/kgBB
e. Infus Paracetamol 15 mg/kgBB
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Anafilaksis
Perempuan, 25 tahun, diantar oleh keluarga ke IGD karena bengkak dan sesak setelah 1
jam yang lalu meminum obat dari dokter untuk meredakan gusinya yang sakit. Pada
pemeriksaan, TD 80/60, HR 120x/m Iemah, RR 32x/m, S 38°C, bunyi napas mengi, akral
dingin. Apa tindakan pertama yang paling penting bagi pasien?
JAWABAN
PAPDI edisi 6
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Syok Anafilaksis
KLINIS
Anaphylaxis | Allergy, Asthma & Clinical Immunology | Full Text [Internet]. [cited 2020 Aug 3]. Available from:
https://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13223-018-0283-4
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT Syok Anafilaksis
● Penilaian ABC
● Posisi supine (karena kolaps sirkulasi) kecuali ada gangguan respirasi.
○ Ibu hamil diposisikan left lateral decubitus
○ Tidak boleh duduk hingga hemodinamik stabil
● Injeksi epinefrin (tetap diberikan meskipun diagnosis tidak pasti karena tidak ada
kontraindikasi pemakaian epinefrin)
○ 0,01 mg/kg (maksimum 0,5 mg) per IM di paha anterolateral, dapat diulang setiap
5-15 menit sesuai kebutuhan.
● Terapi lain:
○ Beta2 agonis inhaler (jika bronkospasme)
○ Antihistamin (untuk gejala kulit)
○ Cairan kristaloid intravena
○ Vasopressor
○ Kortikosteroid intravena tidak efektif karena bekerja lambat.
Anaphylaxis | Allergy, Asthma & Clinical Immunology | Full Text [Internet]. [cited 2020 Aug 3]. Available from:
https://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13223-018-0283-4
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Anafilaksis
AKUT
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Syok Anafilaksis
JANGKA PANJANG
● Rujuk ke spesialis
● Epinephrine auto-injector
● Edukasi pencegahan karena pasien yang pernah mengalami reaksi anafilaksis
mempunyai risiko untuk memperoleh reaksi yang sama bila terpajan oleh pencetus
yang sama.
Anaphylaxis | Allergy, Asthma & Clinical Immunology | Full Text [Internet]. [cited 2020 Aug 3]. Available from:
https://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13223-018-0283-4
JAWABAN LAIN
Perempuan, 25 tahun, diantar oleh keluarga ke IGD karena bengkak dan sesak setelah 1
jam yang lalu meminum obat dari dokter untuk meredakan gusinya yang sakit. Pada
pemeriksaan, TD 80/60, HR 120x/m Iemah, RR 32x/m, S 38°C, bunyi napas mengi, akral
dingin. Apa tindakan pertama yang paling penting bagi pasien?
JAWABAN
Laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada terasa berdebar sejak 1 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat stroke 5 tahun yang lalu dengan kelemahan anggota
gerak kiri. Tanda vital TD 140/80 mmHg, Nadi 150x/m ireguler, RR 18x/m. Gambaran EKG
terdapat fibrilasi atrium. Dokter berencana memberikan obat pada pasien untuk
menurunkan resiko stroke. Obat yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Heparin
B. Dabigatran
C. Aspirin
D. Clopidogrel
E. Streptokinase
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi Atrium
Laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada terasa berdebar sejak 1 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat stroke 5 tahun yang lalu dengan kelemahan anggota
gerak kiri. Tanda vital TD 140/80 mmHg, Nadi 150x/m ireguler, RR 18x/m. Gambaran EKG
terdapat fibrilasi atrium. Dokter berencana memberikan obat pada pasien untuk
menurunkan resiko stroke. Obat yang tepat diberikan pada pasien adalah?
JAWABAN
B. Dabigatran
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
ATRIAL
FIBRILLATION (AF)
MERUPAKAN
ARITMIA
→ rate: 150-250x/m
→ ritme regular.
→ rate: 100-200x/m
ATRIAL FIBRILLATION
● Merupakan salah satu aritmia supraventrikular, di mana terjadi aktivasi atrium yang
tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium.
Gambaran di EKG:
● Paroksismal: AF yang hilang spontan dalam 48 jam, namun dapat berlanjut hingga 7
hari.
● Persisten: AF yang tetap berlangsung lebih dari 7 hari atau yang memerlukan
kardioversi dengan obat atau listrik.
● Longstanding (persisten lama): AF yang persisten lebih dari 1 tahun, dan strategi
kendali irama masih akan diterapkan.
● Permanen: AF longstanding yang refrakter terhadap kardioversi, AF yang ditetapkan
sebagai permanen oleh dokter (dan pasien) sehingga strategi kendali irama sudah
tidak digunakan lagi. Apabila strategi kendali irama masih digunakan maka AF
termasuk persisten lama.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
● Mekanismenya kompleks
● Obesitas → dilatasi atrium, peningkatan faktor inflamasi sistemik → AF.
● Sleep apnea → hipoksia, hipertensi, peningkatan tonus otonom → AF.
● 2 mekanisme elektrofisiologis:
○ Satu atau lebih fokus mikroreentrant yang otomatis atau bisa terstimulus →
menghasilkan fibrilasi.
○ Sirkuit reentrant multiple di atrium
Etiologi AF yang:
● Paling sering: hipertensi, kelainan struktur jantung, ischemic heart disease, penyakit
katup mitral, kardiomiopati hipertrofi, dilated cardiomyopathy, hipertensi pulmonal.
● Kurang sering: kardiomiopati restriktif (amyloidosis), perikarditis konstriktif, tumor
jantung.
● Bersifat sementara/reversibel: konsumsi alkohol berlebih (holiday heart), operasi
jantung, infark miokard, miokarditis, perikarditis, emboli paru, hipertiroid.
Gejala: Tanda:
Anamnesis
● Palpitasi (pukulan genderang, gemuruh guntur, kecipak ikan dalam dada)
● Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
● Presinkop atau sinkop
● Kelemahan umum, pusing
● Penilaian klasifikasi AF berdasarkan waktu presentasi, durasi dan frekuensi gejala
● Faktor pencetus (aktivitas, tidur, alkohol)
● Penilaian cara terminasi (mis, manuver vagal)
● Riwayat obat antiaritmia dan kendali laju
● Riwayat penyakit jantung, prosedur ablasi AF
● Riwayat penyakit komorbid (hipertensi, PJK, DM, hipertiroid, penyakit jantung
valvular, PPOK)
PEMERIKSAAN FISIK
● Airway, breathing, circulation
● Tanda vital = evaluasi stabilitas hemodinamik.
● Kepala dan leher = tanda hipertiroid, gagal jantung, sianosis, bruit pada arteri karotis
menunjukkan penyakit arteri perifer dan kemungkinan adanya komorbiditas PJK.
● Paru = tanda gagal jantung, tanda penyakit paru kronik (PPOK, asma)
● Jantung = evaluasi penyakit jantung katup atau kardiomiopati.
○ Pergeseran dari punctum maximum atau bunyi jantung tambahan (S3)
mengindikasikan adanya pembesaran ventrikel dan peningkatan tekanan ventrikel
kiri.
○ Bunyi P2 yang mengeras menandakan adanya hipertensi pulmonal.
○ Pulsus defisit (selisih jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung).
PEMERIKSAAN FISIK
● Abdomen = tanda gagal jantung kanan atau penyakit hati (ascites, hepatomegali,
kapsul hepar teraba kencang). Nyeri kuadran kiri atas mungkin disebabkan infark
limpa akibat embolisasi perifer.
● Ekstremitas bawah = sianosis, jari tabuh, edema.
○ Ekstremitas dingin dan tanpa nadi → embolisasi perifer.
○ Melemahnya nadi perifer → penyakit arterial perifer atau curah jantung menurun.
● Neurologis = tanda TIA atau kejadian serebrovaskular, peningkatan refleks pada
hipertiroidisme.
LAB
● Darah lengkap (anemia, infeksi)
● Elektrolit, ureum, kreatinin (gangguan elektrolit atau gagal ginjal)
● Enzim jantung (infark miokard)
● Peptida natriuretik (meningkat pada pasien AF paroksismal/persisten, menurun
kembali dengan cepat setelah restorasi irama sinus)
● D-dimer (bila pasien memiliki risiko emboli paru)
● Fungsi tiroid (tirotoksikosis)
● Kadar digoksin (evaluasi level subterapeutik dan/atau toksisitas)
● Uji toksikologi atau level etanol
EKG
● Laju ventrikel ireguler
● Tidak ada gelombang P yang jelas, digantikan gelombang F yang ireguler dan acak,
diikuti oleh kompleks QRS yang ireguler.
● Manifestasi EKG lain yang dapat menyertai AF:
○ Laju jantung 110-140x/menit, jarang melebihi 160-170x/menit
○ Bisa ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus interval
R-R panjang-pendek (fenomena Ashman)
○ Preeksitasi
○ Hipertrofi ventrikel kiri
○ Bundle branch block
○ Tanda infark akut/lama
● Menggunakan skor simptom = skor EHRA (European Heart Rhythm Association) untuk
menilai perkembangan gejala selama penanganan AF.
● Memperhitungkan derajat gejala → diharapkan skor akan berkurang seiring dengan
konversi ke irama sinus atau dengan kendali laju yang efektif.
● Stratifikasi risiko
○ Pencegahan komplikasi tromboemboli merupakan tujuan utama terapi AF.
○ Menggunakan skoring CHA2DS2-VASc (cardiac failure, hypertension, diabetes,
vascular disease, old age, sex, previous ischemic event)
● Skor HAS-BLED (Hypertension, Abnormal renal or liver function, history of stroke,
history of bleeding, labile INR value, elderly, dan antithrombotic drugs and alcohol)
○ Keputusan pemberian tromboprofilaksis perlu diseimbangkan dengan risiko
perdarahan akibat antikoagulan.
○ Evaluasi risiko perdarahan dengan skor HAS-BLED
■ Jika skor HAS-BLED ≥3 → perhatian khusus, upaya koreksi faktor risiko
(hipertensi tidak terkontrol, konsumsi obat NSAIDs)
● Medikamentosa
○ Tidak diberikan jika skoring CHA2DS2-VASc 0.
○ Antitrombotik yang digunakan untuk mencegah stroke: antikoagulan (antagonis
vitamin K dan antikoagulan baru) dan antiplatelet. Jenis antitrombotik lain yaitu
trombolitik tidak digunakan untuk prevensi stroke pasien AF.
○ Aspirin 81/325 mg/hari + clopidogrel 75mg/hari lebih efektif dalam menurunkan
risiko stroke dibanding aspirin sendiri. Pilihan pada pasien risiko tinggi yang tidak
cocok menerima warfarin.
○ Warfarin dapat menurunkan risiko stroke sebesar 61%.
■ Target INR selama terapi = 2.0 - 3.0 → harus mempertahankan INR >2.0
karena jika INR <2,0 → risiko stroke meningkat 2 kali lipat.
● Medikamentosa
○ Antikoagulan oral baru
■ Direct thrombin inhibitor: dabigatran 2x150mg.
■ Factor Xa inhibitor: rivaroxaban 1x20mg.
■ Superior dibanding warfarin.
■ Tidak aman pada pasien dengan gagal ginjal.
■ Direkomendasikan pada pasien yang menerima warfarin namun sulit untuk
mempertahankan INR yang stabil.
○ LMWH (low molecular weight heparin)
■ Injeksi subkutan
■ Bridging therapy: diberikan pada pasien yang direncanakan untuk menerima
warfarin.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI
Pasien datang
dengan takikardi
→ algoritma
takikardi
MANAJEMEN AKUT DIAGNOSIS KERJA:
AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)
Pasien datang dengan takikardi → algoritma
takikardi
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
Manajemen fase akut terdiri dari: kendali laju dan kendali irama.
1. Kendali Laju fase akut
● Hemodinamik stabil → beta blocker (propanolol 2-40 mg, bisoprolol 5 mg atau
metoprolol 50mg) atau CCB non-dihidropiridin oral (diltiazem 30 mg atau verapamil
80mg).
● Jika pasien gagal jantung atau hipotensi = digoksin atau amiodaron.
● Target laju jantung = 80-100x/m.
● Jika AF dengan respon irama ventrikel lambat → atropin mulai 0,5 mg IV → masih
simptomatik → kardioversi.
● Propanefon oral 450-600mg diberikan pada pasien dengan simptom berat dan AF jarang
(sekali dalam sebulan)
Laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada terasa berdebar sejak 1 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat stroke 5 tahun yang lalu dengan kelemahan anggota
gerak kiri. Tanda vital TD 140/80 mmHg, Nadi 150x/m ireguler, RR 18x/m. Gambaran EKG
terdapat fibrilasi atrium. Dokter berencana memberikan obat pada pasien untuk
menurunkan resiko stroke. Obat yang tepat diberikan pada pasien adalah?
JAWABAN
B. Dabigatran
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang dan
leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan merokok sejak muda.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92%. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST
depresi di lead V5, V6, I, dan aVL. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
a. NSTEMI
b. STEMI
c. Angina tidak stabil
d. Angina stabil
e. SKA
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom Koroner Akut
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang dan
leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan merokok sejak muda.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92%. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST
depresi di lead V5, V6, I, dan aVL. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
JAWABAN
E. SKA
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
TERAPI
FIBRINOLITIK
a. NSTEMI → termasuk dalam sindrom koroner akut, EKG: ST depresi, enzim jantung (+)
b. STEMI → ST elevasi pada EKG
c. Angina tidak stabil → termasuk dalam sindrom koroner akut, EKG: ST depresi, enzim
jantung (-)
d. Angina stabil → angina yang dipicu oleh aktivitas dan menghilang dengan istirahat.
e. SKA
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sindrom Koroner Akut
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang dan
leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan merokok sejak muda.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92%. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST
depresi di lead V5, V6, I, dan aVL. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
JAWABAN
E. SKA
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Perempuan usia 55 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
punggung dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan
hipertensi namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 110/70 mmHg, Nadi 65 x/m, RR 18 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran ST elevasi sadapan V1 sampai V4. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
a. IMA
b. SKA
c. NSTEMI
d. Angina Prinzmetal
e. Angina pektoris stabil
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Infark Miokard Akut
Perempuan usia 55 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
punggung dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan
hipertensi namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 110/70 mmHg, Nadi 65 x/m, RR 18 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran ST elevasi sadapan V1 sampai V4. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
JAWABAN
A. IMA
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.
Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.
Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer
1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)
IKP (PCI)
TERAPI
FIBRINOLITIK
a. IMA
b. SKA → terdiri dari: UAP, NSTEMI, STEMI
c. NSTEMI → gambaran EKG ST depresi
d. Angina Prinzmetal → iskemi transien, terjadi saat istirahat atau tidur
e. Angina pektoris stabil → angina pektoris yang dipicu oleh aktivitas dan membaik
dengan istirahat
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Infark Miokard Akut
Perempuan usia 55 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
punggung dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan
hipertensi namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 110/70 mmHg, Nadi 65 x/m, RR 18 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran ST elevasi sadapan V1 sampai V4. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
JAWABAN
A. IMA
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang dibawa ke IGD RS karena penurunan kesadaran
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHg, HR 48x/m, RR 32x/m, S 37°C. Tampak adanya jejas di punggung bagian
atas. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah…
a. Syok sepsis
b. Syok spinal
c. Syok hipovolemik
d. Syok hemoragik
e. Syok neurogenik
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Neurogenik
Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang dibawa ke IGD RS karena penurunan kesadaran
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHg, HR 48x/m, RR 32x/m, S 37°C. Tampak adanya jejas di punggung bagian
atas. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah…
JAWABAN
E. Syok neurogenik
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Neurogenik
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Syok Neurogenik
Syok neurogenik merupakan diagnosis paling akhir yang harus dipertimbangkan jika
masih tetap terjadi hipotensi meskipun sudah dilakukan intervensi.
PAPDI edisi 6
PATOFISIOLOG DIAGNOSIS KERJA:
I Syok Neurogenik
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Syok Neurogenik
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Neurogenik
● Syok hipovolemik
● Syok obstruktif
● Syok kardiogenik
● Syok sepsis
Semua syok ini berkaitan dengan takikardi, sedangkan pada syok neurogenik terjadi
bradikardi.
PAPDI edisi 6
JAWABAN LAIN
Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang dibawa ke IGD RS karena penurunan kesadaran
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHg, HR 48x/m, RR 32x/m, S 37°C. Tampak adanya jejas di punggung bagian
atas. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah…
JAWABAN
E. Syok neurogenik