Anda di halaman 1dari 1476

PEMBAHASAN SOAL UKMPPD

ANESTESI

Author: Tim UKMPPD VOSMED


VOSmed Medical Course
Jakarta – Bandung – Semarang – Jogjakarta - Surabaya
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 1
hari yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD140/90 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 22 x/m. Tidak lama kemudian pasien batuk dan tidak sadarkan diri.
Nadi tidak teraba. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:

Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?


SOAL

Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?


A. RJPO dan Epinefrin IV
B. Amiodarone IV
C. Defibrilasi 100 Joule
D. Defibrilasi 360 Joule
E. Kardioversi 100 Joule
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Cardiac arrest e.c Ventricular Tachycardia

Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 1
hari yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD140/90 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 22 x/m. Tidak lama kemudian pasien batuk dan tidak sadarkan diri. Nadi
tidak teraba. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:

Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?

JAWABAN

D. Defibrilasi 360 Joule


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Cardiac arrest
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest

Penyebab:

● Cardiac
● Non cardiac

Harrison’s Principles of Internal


Medicine, 20th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest

Penyebab:

● Cardiac
● Non cardiac

Harrison’s Principles of Internal


Medicine, 20th ed.
DEFINISI Ventricular Tachycardia

● Gambaran = kompleks QRS lebar (durasi QRS > 0,12 detik).


● Nadi >100x/menit.
● Klasifikasi:
○ Sustained vs non-sustained
○ Monomorphic vs polymorphic

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular


Heart rate:
Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
300/2 = 150x/m.
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
DEFINISI Ventricular Tachycardia
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Sustained vs non-sustained:
○ Sustained = durasi takikardi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas
hemodinamik dalam waktu kurang dari 30 detik.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular


Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
954/
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Sustained vs non-sustained:
○ Non-sustained = VT lebih dari 3x dalam durasi kurang dari 30 detik.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Monomorfik vs Polimorfik:
○ Monomorfik: tidak ada variasi dalam morfologi QRS.
○ Polimorfik: variasi morfologi QRS beat-to-beat.
ETIOLOGI Ventricular Tachycardia

● Ischemic heart disease


● Penyakit jantung kongenital
● Infiltrative cardiomyopathy (akibat SLE, sarkoidosis, amyloidosis)
● Gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia)
● Obat (kokain, methamphetamine, digitalis)
● Cathecholaminergic polymorphic VT dicetuskan oleh olahraga, stres dan tekanan
mental.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PATOFISIOLOGI Ventricular Tachycardia

● Peningkatan aktivitas automatisasi jantung yang dicetuskan oleh depolarisasi awal atau
atau reentry.
● Pada infark miokard: iskemia miokard → peningkatan konsentrasi kalium ekstraseluler →
depolarisasi parsial dari resting membrane potential → aktivitas spontan automatisasi
jantung.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
EVALUASI Ventricular Tachycardia

1
2
3
4

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
GEJALA KLINIS Ventricular Tachycardia

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Riwayat penyakit jantung (gagal ● Cannon A waves


jantung, infark miokard) ● Intensitas suara jantung 1 →
disosiasi AV.
● Hipotensi
● Penurunan kesadaran
● Diaforesis
● Pallor

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PENUNJANG Ventricular Tachycardia

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
MANAJEMEN Cardiac arrest e.c Ventricular Tachycardia

Harrison’s Internal
Medicine 20th ed.
MANAJEMEN
Cardiac arrest e.c
Ventricular Tachycardia

2018 AHA ACLS update


MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
JAWABAN LAIN

A. RJPO dan Epinefrin IV


B. Amiodarone IV → merupakan algoritma VT dengan pulse
C. Defibrilasi 100 Joule → tidak ada.
D. Defibrilasi 360 Joule
E. Kardioversi 100 Joule → dosis kardioversi pada algoritma VT dengan pulse jika
QRS narrow dan ritme regular

Algoritma ACLS
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Cardiac arrest e.c Ventricular Tachycardiai

Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 1
hari yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD140/90 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 22 x/m. Tidak lama kemudian pasien batuk dan tidak sadarkan diri.
Nadi tidak teraba. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:

Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?

D. Defibrilasi 360 Joule


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar sampai leher sejak 3 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik TD 140/90
mmHg, Nadi 100 x/m, RR 20 x/m. EKG menunjukkan gambaran sebagai berikut.

Pembuluh darah manakah yang menyebabkan keluhan pada kasus di atas?


SOAL

Pembuluh darah manakah yang menyebabkan keluhan pada kasus di atas?


A. Right Coronary Artery
B. Left Anterior Descending Artery
C. Pulmonary Artery
D. Left Main Artery
E. Circumflex Artery
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI STEMI anteroseptal
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar sampai leher sejak 3 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik TD 140/90
mmHg, Nadi 100 x/m, RR 20 x/m. EKG menunjukkan gambaran sebagai berikut.

Pembuluh darah manakah yang menyebabkan keluhan pada kasus di atas?


DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI STEMI anteroseptal

Pembuluh darah manakah yang menyebabkan keluhan pada kasus di atas?


JAWABAN

B. Left Anterior Descending Artery


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom Koroner Akut

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


JAWABAN LAIN

A. Right Coronary Artery → area inferior jantung (lead II, III, aVF)
B. Left Anterior Descending Artery
C. Pulmonary Artery → membawa darah deoksigenasi dari paru-paru kembali ke
jantung.
D. Left Main Artery → tidak ada.
E. Circumflex Artery → area lateral, inferior dan posterior.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN STEMI anteroseptal
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar
sampai leher sejak 3 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik TD 140/90 mmHg, Nadi 100 x/m,
RR 20 x/m. EKG menunjukkan gambaran sebagai berikut.

Pembuluh darah manakah yang menyebabkan keluhan pada kasus di atas?


DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI STEMI anteroseptal

Pembuluh darah manakah yang menyebabkan keluhan pada kasus di atas?


JAWABAN

B. Left Anterior Descending Artery


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan dada terasa tidak
nyaman dan mudah lelah. Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun
namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg, Nadi 85 x/m, RR 20x/m.
Dokter berencana melakukan pemeriksaan rekam jantung.

Apakah gambaran EKG yang paling mungkin ditemukan pada pasien tersebut?
A. T inversi lead II, III, aVF
B. ST depresi dan T inversi lead V5-V6
C. P tinggi dan lancip lead II
D. Rasio R/S lead V5-V6 <1
E. S dalam di V1-V2
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Hypertensive heart disease

Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan dada terasa tidak
nyaman dan mudah lelah. Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi sejak 10
tahun namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg, Nadi 85 x/m,
RR 20x/m. Dokter berencana melakukan pemeriksaan rekam jantung.

Apakah gambaran EKG yang paling mungkin ditemukan pada pasien tersebut?

JAWABAN

E. S dalam di V1-V2
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi

Hipertensi = Tekanan sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90 mmHg.

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi
Pentingnya menilai hypertension-mediated organ damage dalam pengukuran risiko
kardiovaskular pada pasien hipertensi.
● SCORE risk charts (menghitung risiko
kejadian kardiovaskular fatal dalam
waktu 10 tahun pada pasien
hipertensi).
● Penilaian HMOD pada pasien
hipertensi membantu dalam
identifikasi high-risk atau very high-
risk hypertensive patients lebih tepat
dibanding hanya menggunakan SCORE
risk charts.

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi

HYPERTENSION MEDIATED ORGAN DAMAGE


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi

HYPERTENSION
MEDIATED ORGAN
DAMAGE

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hypertensive heart disease

Merupakan salah satu hypertension mediated organ damage ditandai dengan gambaran
LV strain pada EKG.

Peningkatan beban kerja kronik dari ventrikel kiri pada pasien hipertensi →

● hipertrofi ventrikel kiri,


● gangguan relaksasi ventrikel kiri,
● pembesaran atrium kiri,
● peningkatan risiko aritmia (AF), dan
● peningkatan risiko gagal jantung.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Hypertensive heart disease

Kriteria LVH dari EKG dapat menggunakan beberapa kriteria:

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Hypertensive heart disease

Kriteria LVH jika melihat lead prekordial


● R wave in V5 + S wave in V1 >35 mm.
● R wave in V6 >18 mm.
● R wave in V6 > R wave in V5.
● R wave in V5 >26 mm.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Hypertensive heart disease

Kriteria LVH jika melihat lead ekstremitas


● R wave di aVL >13 mm.
● R wave di lead I >14 mm.
● R wave di lead I + S wave di lead III >25
mm.
● R wave di lead aVF >21 mm.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

2018 ESH/ESH Guidelines for the


Management of Arterial
Hypertension.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

2018 ESH/ESH
Guidelines for the
Management of
Arterial
Hypertension.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Kapan memulai terapi?

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Target terapi
tekanan darah

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management


of Arterial Hypertension.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Target terapi tekanan darah


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Gaya hidup sehat


a. Restriksi konsumsi garam
b. Kurang konsumsi alkohol
c. Diit kaya sayur dan buah
d. Aktivitas fisik rutin
e. Menghindari merokok

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Medikamentosa

Renin-angiotensin ● ACE inhibitor dan ARB


system blockers ● Tidak boleh dikombinasi → keuntungan tambahan (-), efek
samping ke ginjal lebih banyak.
● Efektif untuk menurunkan risiko CKD.
Calcium channel ● Lebih efektif dibanding beta blocker dalam memperlambat
blockers progres aterosklerosis, LVH dan proteinuria.
● Tidak ada perbedaan antara 2 kelas CCB (DHP vs non-DHP)

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Medikamentosa

Beta blocker ● Menurunkan risiko stroke dibanding antihipertensi lain.


● Efek samping = meningkatkan risiko new-onset diabetes.
● Alternatif ACE inhibitor atau ARB bagi wanita usia
reproduktif (ACE inhibitor/ARB dapat meningkatrkan risiko
kerusakan ginjal janin).
thiazide/thiazide-like ● Dapat menurunkan potassium serum, efek dismetabolik
diuretics (meningkatkan resistensi insulin dan new-onset diabetes).
● Kurang efektif pada eGFR <45 mL/min dan menjadi tidak
efektif pada eGFR <30 mL/min → ganti dengan loop
diuretic (furosemide)

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Medikamentosa
Kombinasi obat:
● Terapi yang diawali dengan kombinasi obat lebih efektif dibanding monoterapi.
● Terapi awal 2 kombinasi. Tidak disarankan diawali dengan 3 kombinasi obat.
● Semua obat dapat dikombinasi kecuali ACE inhibitor dikombinasi dengan ARB.
● Rekomendasi = ACE inhibitor atau ARB dengan CCB dan/atau thiazide/thiazide-like
diuretic.
○ CCB atau diuretik mengaktifkan RAS yang akan dihalangi oleh ACE inhibitor
atau ARB → menurunkan efek samping CCB (edem perifer) atau diuretik
(hipokalemia).
● Beta-blocker
○ Digunakan pada indikasi tertentu (angina, aritmia, post infark miokard,
alternatif bagi wanita usia reproduksi).

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Hypertensive heart disease

A. T inversi lead II, III, aVF → gambaran NSTEMI/UAP


B. ST depresi dan T inversi lead V5-V6 → gambaran NSTEMI/UAP
C. P tinggi dan lancip lead II → gambaran kelainan atrium
D. Rasio R/S lead V5-V6 <1 → tidak ada
E. S dalam di V1-V2
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Hypertensive heart disease

Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan dada terasa tidak
nyaman dan mudah lelah. Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi sejak 10
tahun namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg, Nadi 85 x/m,
RR 20x/m. Dokter berencana melakukan pemeriksaan rekam jantung.

Apakah gambaran EKG yang paling mungkin ditemukan pada pasien tersebut?

JAWABAN

E. S dalam di V1-V2
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan dada berdebar sejak 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 155x/m lemah, TD 60/40 mmHg, RR 28
x/m. EKG menunjukkan gelombang ventrikular teratur.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah?

A. Defibrilasi 300 J
B. Kardioversi 100 J
C. Amiodarone
D. Lidocaine
E. Verapamil
KATA KUNCI DIAGNOSIS KERJA:
Symptomatic ventricular
tachycardia with pulse

Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan dada berdebar sejak 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 155x/m lemah, TD 60/40 mmHg, RR 28
x/m. EKG menunjukkan gelombang ventrikular teratur.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah?

JAWABAN

Kardioversi 100 J
DEFINISI Ventricular Tachycardia
DEFINISI Ventricular Tachycardia

● Gambaran = kompleks QRS lebar (durasi QRS > 0,12 detik).


● Nadi >100x/menit.
● Klasifikasi:
○ Sustained vs non-sustained
○ Monomorphic vs polymorphic

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular


Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Heart rate:
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
300/2 = 150x/m.
954/
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Sustained vs non-sustained:
○ Sustained = durasi takikardi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas
hemodinamik dalam waktu kurang dari 30 detik.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular


Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
954/
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Sustained vs non-sustained:
○ Non-sustained = VT lebih dari 3x dalam durasi kurang dari 30 detik.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Monomorfik vs Polimorfik:
○ Monomorfik: tidak ada variasi dalam morfologi QRS.
○ Polimorfik: variasi morfologi QRS beat-to-beat.
ETIOLOGI Ventricular Tachycardia

● Ischemic heart disease


● Penyakit jantung kongenital
● Infiltrative cardiomyopathy (akibat SLE, sarkoidosis, amyloidosis)
● Gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia)
● Obat (kokain, methamphetamine, digitalis)
● Cathecholaminergic polymorphic VT dicetuskan oleh olahraga, stres dan tekanan
mental.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular


Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
954/
PATOFISIOLOGI Ventricular Tachycardia

● Peningkatan aktivitas automatisasi jantung yang dicetuskan oleh depolarisasi awal atau
atau reentry.
● Pada infark miokard: iskemia miokard → peningkatan konsentrasi kalium ekstraseluler →
depolarisasi parsial dari resting membrane potential → aktivitas spontan automatisasi
jantung.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular


Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
954/
EVALUASI Ventricular Tachycardia

1
2
3
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular 4
Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
954/
GEJALA KLINIS Ventricular Tachycardia

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Riwayat penyakit jantung (gagal ● Cannon A waves


jantung, infark miokard) ● Intensitas suara jantung 1 →
disosiasi AV.
● Hipotensi
● Penurunan kesadaran
● Diaforesis
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular
● Pallor
Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
954/
PENUNJANG Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia

Algoritma
VT dengan
pulse
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Ventricular
Ventricular Tachycardia
tachycardia

Algoritma VT dengan pulse


Ventricular
MANAJEMEN Tachycardia

Algoritma
Pulseless VT

Harrison’s Internal
Medicine 20th ed.
MANAJEMEN Ventricular
Tachycardia

2018 AHA ACLS update


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Ventricular tachycardia

A. Defibrilasi 300 J →tidak ada.


B. Kardioversi 100 J
C. Amiodarone → pada algoritma pulseless VT.
D. Lidocaine → pada algoritma pulseless VT.
E. Verapamil → salah satu calcium channel blocker dengan mekanisme kerja vasodilatasi
sehingga kontraindikasi pada pasien hipotensi.
KESIMPULAN DIAGNOSIS KERJA:
Symptomatic ventricular
tachycardia with pulse

Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan dada berdebar sejak 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 155x/m lemah, TD 60/40 mmHg, RR 28
x/m. EKG menunjukkan gelombang ventrikular teratur.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah?

JAWABAN

B. Kardioversi 100 J
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal.
Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut
SOAL

Apakah diagnosis pada pasien di atas?


A. Ventrikel ekstrasistol
B. Atrial ekstrasistol
C. Junctional ekstrasistol
D. Atrial fibrilasi
E. Atrial flutter
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Atrial ekstrasistol

Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut

JAWABAN

B. Atrial ekstrasistol
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Aritmia

ATRIAL EKSTRASISTOL MERUPAKAN ARITMIA.


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine.
Aritmia
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine.
Aritmia
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Aritmia

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Aritmia

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Aritmia

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Aritmia

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aritmia

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aritmia

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Atrial extrasystole

● Disebut juga atrial premature beats.


● Biasanya ditemukan setelah konsumsi alkohol/kafein berlebih, pemakaian obat
simpatomimetik.
● Manifestasi klinis:
○ Biasanya asimptomatik
○ Gejala lain = sama dengan gejala aritmia
● Gambaran:
○ Kontur gelombang P
■ Karena fokus impuls listrik berasal dari atrium → depolarisasi atrium
abnormal → gambaran gelompang P juga abnormal.
○ Timing of the beat
■ Terjadi lebih awal.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Atrial extrasystole
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial extrasystole

● Karena biasanya asimptomatik → tidak perlu terapi.


● Dapat diberikan beta blocker atau calcium antagonis dosis rendah.

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine


JAWABAN LAIN

Apakah diagnosis pada pasien di atas?


A. Ventrikel ekstrasistol
B. Atrial ekstrasistol
C. Junctional ekstrasistol
D. Atrial fibrilasi
E. Atrial flutter
JAWABAN LAIN

Junctional premature beat/junctional ekstrasistol


JAWABAN LAIN

Atrial flutter
JAWABAN LAIN

Atrial fibrillation
JAWABAN LAIN

Atrial flutter vs
atrial fibrillation
JAWABAN LAIN

Ventrikel ekstrasistol (premature ventricular contraction)


DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Atrial ekstrasistol

Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut

JAWABAN

B. Atrial ekstrasistol
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal.
Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut

Apakah terapi yang tepat untuk kasus di atas?


SOAL

Apakah terapi yang tepat untuk kasus di atas?


A. Amiodarone
B. Atropin
C. Bisoprolol
D. Digoxin
E. Epinephrine
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Atrial ekstrasistol

Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut. Apakah terapi yang tepat untuk
kasus di atas?

JAWABAN

C. Bisoprolol
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Aritmia

ATRIAL EKSTRASISTOL MERUPAKAN ARITMIA.


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Aritmia
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Aritmia
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Aritmia

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Aritmia

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Aritmia

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Aritmia

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aritmia

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aritmia

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Atrial extrasystole

● Disebut juga atrial premature beats.


● Biasanya ditemukan setelah konsumsi alkohol/kafein berlebih, pemakaian obat
simpatomimetik.
● Manifestasi klinis:
○ Biasanya asimptomatik
○ Gejala lain = sama dengan gejala aritmia
● Gambaran:
○ Kontur gelombang P
■ Karena fokus impuls listrik berasal dari atrium → depolarisasi atrium
abnormal → gambaran gelompang P juga abnormal.
○ Timing of the beat
■ Terjadi lebih awal.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Atrial extrasystole
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial extrasystole

● Karena biasanya asimptomatik → tidak perlu terapi.


● Dapat diberikan beta blocker atau calcium antagonis dosis rendah.

Braunwald heart disease: a textboook of


cardiovascular medicine
JAWABAN LAIN

Apakah terapi yang tepat untuk kasus di atas?


A. Amiodarone → untuk persisten VT
B. Atropin → untuk bradikardi simptomatik.
C. Bisoprolol
D. Digoxin → untuk atrial fibrillation
E. Epinephrine → dalam algoritma cardiac arrest
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Atrial ekstrasistol

Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan dada berdebar-debar, tidak ada
keluhan nyeri dada maupun sesak napas. Pemeriksaan tanda vital TD 140/95 mmHg, N 92
x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 C. Riwayat hipertensi maupun penyakit lain disangkal. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut. Apakah terapi yang tepat untuk
kasus di atas?

JAWABAN

C. Bisoprolol
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Pasien laki-laki usia 60 datang ke IGD RS dengan keluhan sesak dan bengkak di kedua
kaki. Sesak dirasakan memberat sejak 1 minggu terakhir padahal pasien tidak bekerja.
Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia muda. Hasil pemeriksaan tanda vital TD
150/90 mmHg, RR 26 x/m, Nadi 100 x/m, Suhu afebris. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan tekanan vena jugularis, wheezing bilateral serta edema pitting
di kedua tungkai. Kemungkinan gambaran yang ditemukan pada EKG pasien adalah?
A. Gambaran gelombang Q patologis sadapan V1-V3
B. Gambaran gelombang P > 2,5 mm
C. Gambaran ST Elevasi sadapan Lateral
D. Gambaran ST depresi dan T inversi sadapan Lateral
E. Gambaran gelombang S di V1/V2 + R di V5/V6 > 35 mm
KATA KUNCI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal Jantung Kongestif

Pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak dan bengkak di
kedua kaki. Sesak dirasakan memberat sejak 1 minggu terakhir padahal pasien tidak
bekerja. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia muda. Hasil pemeriksaan tanda vital
TD 150/90 mmHg, RR 26 x/m, Nadi 100 x/m, Suhu afebris. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan tekanan vena jugularis, wheezing bilateral serta edema pitting
di kedua tungkai. Kemungkinan gambaran yang ditemukan pada EKG pasien adalah?

JAWABAN

E. Gambaran gelombang S di V1/V2 + R di V5/V6 > 35 mm


DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

Kumpulan gejala yang kompleks di mana seorang pasien harus memiliki tampilan berupa:
gejala gagal jantung, tanda retensi cairan, bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi
jantung saat istirahat.

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

1. Berdasarkan kelainan struktural


jantung
2. Berdasarkan kapasitas fungsional
NYHA
3. Gagal jantung kiri (CHF)
a. Gagal jantung sistolik (ejeksi fraksi menurun)
b. Gagal jantung diastolik (ejeksi fraksi tetap)
4. Gagal jantung kanan

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
Gagal jantung kiri (Congestive heart failure)

Gagal jantung sistolik (HFrEF - heart Gagal jantung diastolik (Heart failure
failure with reduced ejection fraction) with preserved ejection fraction)
● Fraksi ejeksi <40%, curah jantung ● Terjadi kongesti paru meskipun
menurun untuk perfusi jaringan. stroke volume dan cardiac output
● Siklus penurunan kontraktilitas normal.
jantung, peningkatan preload dan ● Penyebab = hypertension-induced
afterload → perburukan progresif myocardial hypertrophy dan iskemi
dari gagal jantung kiri. miokard → remodeling ventrikel.

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


PATOFISIOLOGI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.


PATOFISIOLOGI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.


PATOFISIOLOGI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.


KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
Gagal jantung kanan

Ketidakmampuan ventrikel kanan memompa darah ke


sirkulasi pulmonal.

● Dapat terjadi dengan atau tanpa gagal jantung kiri.


● Jika terjadi tanpa gagal jantung kiri → penyebab
kemungkinan = hipertensi pulmonal akibat penyakit
paru kronik (PPOK, cystic fibrosis, ARDS).

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.


DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung


2015.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung


2015.
DIAGNOSIS PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
DIAGNOSIS PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015. DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
● Ketaatan pasien berobat
○ Ketaatan pasien berobat menurunkan morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup pasien.
● Pemantauan berat badan mandiri
○ Pantau berat badan rutin setiap hari, jika terdapat kenaikan BB >2 kg dalam 3 hari → naikkan dosis diuretik
atas pertimbangan dokter.
○ Pengurangan BB pasien obesitas (IMT >30kg/m2)
● Asupan cairan
○ Restriksi cairan 1,5-2 liter/hari dipertimbangkan terutama pada pasien dengan gejala berat yang disertai
hiponatremia.
● Latihan fisik
● Aktivitas seksual
○ Penghambat 5-phosphodiesterase (contoh: sildenafil) mengurangi tekanan pulmonal namun tidak
direkomendasikan pada gagal jantung lanjut dan tidak boleh dikombinasikan dengan preparat nitrat.

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA
FARMAKOLOGI

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA FARMAKOLOGI

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA FARMAKOLOGI

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
JAWABAN LAIN

A. Gambaran gelombang Q patologis sadapan V1-V3 → gambaran old myocardial


infarction.
B. Gambaran gelombang P > 2,5 mm → P pulmonale (pembesaran atrium kanan)
C. Gambaran ST Elevasi sadapan Lateral → STEMI lateral
D. Gambaran ST depresi dan T inversi sadapan Lateral → NSTEMI lateral
E. Gambaran gelombang S di V1/V2 + R di V5/V6 > 35 mm
KESIMPULAN DIAGNOSIS KERJA:
Gagal Jantung Kongestif

Pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak dan bengkak di
kedua kaki. Sesak dirasakan memberat sejak 1 minggu terakhir padahal pasien tidak
bekerja. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia muda. Hasil pemeriksaan tanda vital
TD 150/90 mmHg, RR 26 x/m, Nadi 100 x/m, Suhu afebris. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan tekanan vena jugularis, wheezing bilateral serta edema pitting
di kedua tungkai. Kemungkinan gambaran yang ditemukan pada EKG pasien adalah?

JAWABAN

E. Gambaran gelombang S di V1/V2 + R di V5/V6 > 35 mm


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada tajam
mendadak disertai sesak. Keluhan disertai mual dan keringat dingin. Tidak ada riwayat
penyakit di keluarga. TD 110/80 mmHg, Nadi 80 x/m, RR 20 x/m, Suhu 36°C. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
SOAL

Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.


Berdasarkan EKG tersebut,
apakah diagnosis pasien
tersebut?
A. Sinus takikardi
B. Normal
C. Sinus bradikardi
D. Iskemia miokard
E. Kardiomegali
KATA KUNCI DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm

Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada tajam
mendadak disertai sesak. Keluhan disertai mual dan keringat dingin. Tidak ada riwayat
penyakit di keluarga. TD 110/80 mmHg, Nadi 80 x/m, RR 20 x/m, Suhu 36°C. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.

JAWABAN
Normal
DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm

Ciri normal sinus rhythm:


● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
● Ada satu gelombang P sebelum kompleks QRS
● Ritme regular

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm

KARDIOMEGALI - RIGHT VENTRICULAR HYPERTROPHY


● Dari limb leads
○ Right axis deviation
● Dari precordial leads
○ Di lead V1, R wave >S wave
○ Di lead V6, S wave >R wave

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm

KARDIOMEGALI - RIGHT VENTRICULAR HYPERTROPHY

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm

KARDIOMEGALI - RIGHT VENTRICULAR HYPERTROPHY

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN

Kriteria LVH jika melihat lead prekordial


● R wave in V5 + S wave in V1 >35 mm.
● R wave in V6 >18 mm.
● R wave in V6 > R wave in V5.
● R wave in V5 >26 mm.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN

Kriteria LVH jika melihat lead ekstremitas


● R wave di aVL >13 mm.
● R wave di lead I >14 mm.
● R wave di lead I + S wave di lead III >25
mm.
● R wave di lead aVF >21 mm.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN

ISKEMI MIOKARD
● Evolusi EKG:
○ T wave peak
diikuti T wave
inversion
○ Elevasi segmen
ST
○ Gelombang Q
baru

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
KESIMPULAN DIAGNOSIS KERJA:
Sinus rhythm

Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada tajam
mendadak disertai sesak. Keluhan disertai mual dan keringat dingin. Tidak ada riwayat
penyakit di keluarga. TD 110/80 mmHg, Nadi 80 x/m, RR 20 x/m, Suhu 36°C. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.

JAWABAN
B. Normal
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas mendadak
sejak 6 jam yang lalu. Keluhan berkurang dengan posisi duduk. Pasien memiliki riwayat
serangan jantung 1 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi
120x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, saturasi oksigen 85%, ronkhi basah di kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan thorax ditemukan kesan cardiomegali dengan butterfly
appearance. Apakah tatalaksana farmakologis awal yang tepat pada pasien tersebut ?
SOAL

Apakah tatalaksana farmakologis awal yang tepat pada pasien tersebut ?


A. O2 4 lpm via nasal canule
B.Furosemide 40 mg bolus IV
C.Spironolakton 100 mg PO
D.Nicardipin 5 mg IV
E. Furosemide 40 mg PO
KATA KUNCI DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Seorang perempuan 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas mendadak
sejak 6 jam yang lalu. Keluhan berkurang dengan posisi duduk. Pasien memiliki riwayat
serangan jantung 1 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi
120x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, saturasi oksigen 85%, ronkhi basah di kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan thorax ditemukan kesan cardiomegali dengan butterfly
appearance. Apakah tatalaksana farmakologis awal yang tepat pada pasien tersebut ?

JAWABAN

B. Furosemide 40 mg bolus IV
DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Edema paru merupakan keadaan


emergensi karena paru-paru terisi
cairan.

McCance. The biologic basis for


diseases. 7th ed.
KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Dibedakan berdasarkan etiologi:

1. Kardiogenik
2. Non kardiogenik

Kardiogenik Non kardiogenik


● Peningkatan tekanan hidrostatik pada ● Peningkatan permeabilitas vaskular
kapiler pulmonal. paru → lebih banyak cairan dan protein
● Etiologi = kelebihan cairan atau pindah ke ruang intersisial paru →
gangguan fungsi ventrikel kiri → akumulasi cairan.
peningkatan tekanan vaskular pulmo → ● Kerusakan epitel alveoli → gangguan
peningkatan tekanan hidrostatik → transport cairan dari alveoli ke ruang
alveoli terisi cairan → ventilation- intersisial dan gangguan produksi
perfusion mismatch → hipoksemia. surfaktan → kolaps alveoli saat
respirasi.
McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.
KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Harrison’s Principles of Internal


Medicine, 20th ed.
PATOFISIOLOGI DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.


DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20th ed.


MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Braunwald heart disease: a textboook of


cardiovascular medicine
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Intervensi dibagi menjadi: intervensi kardiovaskular atau pulmonal.

1. Intervensi kardiovaskular

→ bertujuan untuk mengurangi perpindahan cairan ke paru dengan cara menurunkan


tekanan kapiler pulmo.

→ cara = kurangi preload dan afterload serta optimalisasi kontraksi jantung


(menggunakan agen inotropik).

Braunwald heart disease: a textboook of


cardiovascular medicine
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Intervensi dibagi menjadi: intervensi kardiovaskular atau pulmonal.

1. Intervensi pulmonal

→ bertujuan untuk optimalisasi pertukaran udara dengan memulihkan alveoli yang


kolaps atau terisi cairan dengan memberikan PEEP (positive end expiratory pressure).

→ PEEP akan mencegah kolaps alveoli → meningkatkan V/Q matching.

→ PEEP diberikan melalui CPAP dengan tekanan 5-15 cmH2O.

→ jika pasien penurunan kesadaran atau beban napas terlalu tinggi → intubasi
endotrakeal dengan setting ventilator tidal volume yang rendah (6 mL/kg BB ideal) untuk
minimalisir trauma paru.
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Braunwald heart disease: a textboook of


cardiovascular medicine
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung


2015.
MANAJEMEN PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015. DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut
JAWABAN LAIN

A. O2 4 lpm via nasal canule → bukan merupakan tatalaksana awal.


B.Furosemide 40 mg bolus IV
C.Spironolakton 100 mg PO → bukan merupakan tatalaksana awal.
D.Nicardipin 5 mg IV → bukan tatalaksana untuk edema paru akut.
E. Furosemide 40 mg PO → lebih baik IV.
KESIMPULAN DIAGNOSIS KERJA:
Edema paru akut

Seorang perempuan 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas mendadak
sejak 6 jam yang lalu. Keluhan berkurang dengan posisi duduk. Pasien memiliki riwayat
serangan jantung 1 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi
120x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, saturasi oksigen 85%, ronkhi basah di kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan thorax ditemukan kesan cardiomegali dengan butterfly
appearance. Apakah tatalaksana farmakologis awal yang tepat pada pasien tersebut ?

JAWABAN

B. Furosemide 40 mg bolus IV
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Perempuan 65 tahun diantar berobat oleh anaknya ke Puskesmas karena sering


mengeluh sesak hilang timbul dan terkadang mengeluh nyeri dada kiri tembus ke
punggung yang membaik dengan istirahat. Pasien memiliki riwayat pasang stent 10 tahun
yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik kesan dalam batas normal dan hasil EKG tampak
pada gambar berikut. Diagnosis paling tepat pada pasien tersebut adalah ?
SOAL

A. ACS C. STEMI E. OMI


B. UAP D. NSTEMI
KATA KUNCI

Perempuan 65 tahun diantar berobat oleh anaknya ke Puskesmas karena sering


mengeluh sesak hilang timbul dan terkadang mengeluh nyeri dada kiri tembus ke
punggung yang membaik dengan istirahat. Pasien memiliki riwayat pasang stent 10 tahun
yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik kesan dalam batas normal dan hasil EKG tampak
pada gambar berikut. Diagnosis paling tepat pada pasien tersebut adalah ?

JAWABAN

E. Old myocardial infarction (OMI)


JAWABAN

Old myocardial infarction (OMI)


DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

Evolusi EKG
Selama infark miokard akut, evolusi EKG terjadi melalui 3 tahap:

1. Peak T wave kemudian inversi T wave


2. Elevasi segmen ST
3. Munculnya gelombang Q baru

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

Evolusi EKG Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

● Gelombang T normal =
amplitude <5 mm di limb
ekstremitas dan <10 mm di
lead prekordial. Onset infark
→ gelombang T menjadi
tinggi dan sempit (fenomena
PEAKING).
● Disebut hyperacute T waves.
● Beberapa jam kemudian,
akan terjadi inversi
gelombang T.
HAL INI MENANDAKAN
ISKEMIA MIOKARD.
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

● Ciri gelombang T pada


iskemi miokard: inversi
secara SIMETRIS.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

● Elevasi segmen ST
menandakan sudah terjadi
kerusakan sel (myocardial
injury).
● Gambaran ST elevasi:
○ Diliat pada J point
(junction point) = titik
kompleks QRS berakhir.
○ Konfigurasinya cekung
ke atas dan cenderung
menyatu dengan
gelombang T.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

● Munculnya gelombang Q
baru menandakan sudah
terjadi kematian sel
miokard yang ireversibel
(sudah terjadi infark
miokard).
● Biasanya terjadi dalam
beberapa jam setelah
onset infark dan persisten
seumur hidup.
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

● Infark miokard → area yang mati


tidak bisa menghantarkan impuls
→ semua impuls listrik
dihantarkan ke arah yang
berlawanan dari area infark →
defleksi negatif yang dalam.
● Gambaran gelombang Q patologis:
○ Lebih lebar dan lebih dalam
○ Durasi >0,04 detik
○ Kedalaman minimal ⅓ dari
tinggi gelombang R pada
kompleks QRS yang sama
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

● Infark miokard → area yang mati


tidak bisa menghantarkan impuls
→ semua impuls listrik
dihantarkan ke arah yang
berlawanan dari area infark →
defleksi negatif yang dalam.
● Gambaran gelombang Q patologis:
○ Lebih lebar dan lebih dalam
○ Durasi >0,04 detik
○ Kedalaman minimal ⅓ dari
tinggi gelombang R pada
kompleks QRS yang sama
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
EVOLUSI EKG DIAGNOSIS KERJA:
Old myocardial infarction

● Lead aVR normalnya memang


memiliki gelombang Q yang dalam
karena lokasi leadnya.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN

A. ACS → Subkategori CAD. Memiliki gejala (misalnya, pada unstable angina): UAP,
NSTEMI, STEMI
B. UAP →angina pektoris dengan satu tampilan klinis: (1) terjadi saat istirahat (atau
aktivitas minimal) dan biasanya berlangsung lebih dari 20 menit (jika tidak ada
penggunaan nitrat atau analgetik); (2) nyeri hebat dan biasanya nyerinya jelas; atau
(3) biasanya lambat laun bertambah berat (nyeri yang membangunkan pasien dari
tidur/semakin parah/terus menerus/lebih sering dari sebelumnya).
C. STEMI → angina pektoris, terdapat ST elevasi pada EKG.
D. NSTEMI → angina pektoris, gambaran EKG: ST depresi, enzim hati meningkat.
KESIMPULAN

Perempuan 65 tahun diantar berobat oleh anaknya ke Puskesmas karena sering


mengeluh sesak hilang timbul dan terkadang mengeluh nyeri dada kiri tembus ke
punggung yang membaik dengan istirahat. Pasien memiliki riwayat pasang stent 10 tahun
yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik kesan dalam batas normal dan hasil EKG tampak
pada gambar berikut. Diagnosis paling tepat pada pasien tersebut adalah ?
JAWABAN

E. Old myocardial infarction (OMI)


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar ke pundak dan leher sejak 4 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes
dan rutin kontrol di puskesmas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 140/90 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut.
SOAL

Tatalaksana awal yang tepat pada pasien adalah?


A. Paracetamol
B. Nitrogliserin
C. Asam asetilsalisilat
D. Clopidogrel
E. Oksigen
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI STEMI Anterior

Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar ke pundak dan leher sejak 4 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes
dan rutin kontrol di puskesmas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 140/90 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut.
KATA KUNCI

Tatalaksana awal yang tepat pada pasien adalah?

JAWABAN

B. Nitrogliserin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


JAWABAN LAIN

A. Paracetamol → tidak ada indikasi


B. Nitrogliserin
C. Asam asetilsalisilat → bukan tatalaksana awal
D. Clopidogrel → bukan tatalaksana awal
E. Oksigen → diindikasikan pada pasien hipoksemia (SpO2 <90%). Oksigen rutin tidak
direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN STEMI Anterior

Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar ke pundak dan leher sejak 4 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes
dan rutin kontrol di puskesmas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 140/90 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut.
KESIMPULAN

Tatalaksana awal yang tepat pada pasien adalah?

JAWABAN

B. Nitrogliserin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan 54 tahun datang dengan keluhan sering merasa lemas, terutama
apabila melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluh sering pingsan, mata berkunang, dan
mudah lelah. Tanda vital TD 90/70 mmHg, Nadi 35 x/m, RR 22 x/m. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL

Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien ini?


A.Dobutamin
D.Amiodarone
B.Sulfas atropin
E. Digoxin
C.Epinephrine
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Bradikardi e.c AV blok derajat 1

Seorang perempuan 54 tahun datang dengan keluhan sering merasa lemas, terutama
apabila melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluh sering pingsan, mata berkunang, dan
mudah lelah. Tanda vital TD 90/70 mmHg, Nadi 35 x/m, RR 22 x/m. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Bradikardi e.c AV blok derajat 1

Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien ini?

JAWABAN

B. Sulfas atropin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1

BRADIKARDI MERUPAKAN ARITMIA.


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Aritmia
Bradikardi e.c AV blok
derajat 1
BRADIKARDI
MERUPAKAN ARITMIA
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1

AV BLOK MERUPAKAN SALAH SATU JENIS ARITMIA (CONDUCTION BLOCK)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1

Conduction block merupakan hambatan atau delay hantaran impuls yang mengikuti jalur
konduksi yang normal.

3 jenis conduction block berdasarkan lokasi anatomi:

● Sinus node block (sinus exit block)


○ Sinus node menghasilkan impuls namun gelombang depolarisasi tidak dihantarkan
ke jaringan atrium.
● AV block
○ Blok hantaran impuls antara sinus node dan Purkinje fibers, jadi termasuk AV node
dan His bundle.
● Bundle branch block
○ Blok pada bundle branch di ventrikel. Jika hanya salah satu bagian dari bundle
branch yang terblok → fascicular block.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1

SINUS NODE BLOCK (SINUS EXIT BLOCK)


Terjadi kegagalan hantaran impuls dari sinus node ke jaringan sekitar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1

AV BLOCK
Ada 3 jenis AV block:

● First degree AV block


● Second degree AV block, dibagi lagi menjadi:
○ Mobitz type I second degree AV block (Wenckebach block)
○ Mobitz type II second degree AV block
● Third degree AV block

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

FIRST DEGREE AV BLOCK (DERAJAT 1)


Umum ditemukan, namun bisa menandakan awal dari degenerasi sistem konduksi,
manifestasi sementara dari miokarditis atau toksisitas obat.

Patofisiologi: Delay hantaran impuls di AV node atau His bundle.

Gambaran:

● PR interval memanjang (>0,20 detik)


● PR interval = waktu dari dimulainya depolarisasi atrium ke dimulainya depolarisasi
ventrikel.
● Setiap gelombang P masih diikuti dengan kompleks QRS.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

FIRST DEGREE AV BLOCK (DERAJAT 1)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

SECOND DEGREE AV BLOCK (DERAJAT 2)


Patofisiologi = tidak setiap impuls dari atrium bisa dihantarkan melalui AV node ke ventrikel.

Gambaran = karena ada beberapa impuls dari atrium yang gagal dikonduksikan ke ventrikel
→ rasio gelombang P terhadap kompleks QRS lebih besar dari 1:1.

● Dibagi menjadi 2 jenis:


○ Mobitz type 1 (Wenckebach)
○ Mobitz type 2

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

WENCKEBACH BLOCK (MOBITZ TYPE 1 SECOND DEGREE AV


BLOCK)
Patofisiologi = blok pada AV node, namun bloknya variabel (meningkat seiring impuls).

● Setiap impuls dari atrium akan semakin lambat dihantarkan di AV node sehingga satu
impuls gagal dihantarkan (drop beat), biasanya terjadi setiap 3-4 hantaran impuls.

Gambaran = pemanjangan PR interval progresif untuk tiap impuls sehingga tiba-tiba


gelombang P tidak diikuti dengan kompleks QRS (disebut drop beat) → kemudian akan
terulang lagi sekuensnya.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

WENCKEBACH BLOCK (MOBITZ TYPE 1 SECOND DEGREE AV


BLOCK)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

MOBITZ TYPE 2 SECOND DEGREE AV BLOCK


Patofisiologi

● blok hantaran impuls di bawah AV node sehingga tidak semua impuls dari atrium
dihantarkan ke ventrikel. Namun, tidak terjadi perlambatan PR interval progresif
melainkan konduksinya bersifat all-or-nothing phenomenon.

Gambaran

● PR interval normal dengan drop beat.


● siklus ini berulang terus menerus di mana rasio impuls yang berhasil dihantarkan
terhadap impuls yang gagal dihantarkan bervariasi (rasio gelombang P:kompleks QRS).
Biasanya 2:1, 3:2, dan seterusnya.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

MOBITZ TYPE 2 SECOND DEGREE AV BLOCK

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

THIRD DEGREE AV BLOCK (COMPLETE HEART BLOCK)


Patofisiologi = tidak ada hantaran impuls dari
atrium yang berhasil ke ventrikel → ventrikel
menghasilkan impuls sendiri (ventricular escape
rhythm → 30-45x/menit). Kontraksi atrium dan
ventrikel terjadi masing-masing (tidak
berhubungan sama sekali).

● Lokasi blok = AV node atau di bawahnya.

Gambaran = gelombang P dan kompleks QRS


tidak berhubungan, kompleks QRS lebar dan
mirip PVC (premature ventricle contraction).

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

THIRD DEGREE AV BLOCK (COMPLETE HEART BLOCK)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

THIRD DEGREE AV BLOCK (COMPLETE HEART BLOCK)


Membedakan ventricular escape rhythm VS premature ventricular contraction:
● PVC:
○ premature, terjadi sebelum beat selanjutnya.
○ Boleh disupresi
● Ventricular escape rhythm:
○ terjadi setelah pause yang lama.
○ Tidak boleh disupresi karena merupakan mekanisme life saving.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

THIRD DEGREE AV BLOCK (COMPLETE HEART BLOCK)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

BUNDLE BRANCH BLOCK


Dibagi = right bundle branch block (RBBB) dan
left bundle branch block (LBBB).

Sesuai sekuens aktivasi ventrikel = right and


left bundle branch menghantarkan impuls ke
ventrikel kanan dan kiri menghasilkan
kompleks QRS yang sempit (durasi <0,10
detik) + karena ventrikel kiri lebih besar, axis
jantung berkisar di 0 dan 90 derajat.
● Semua gambaran ini berubah pada
bundle branch block SEHINGGA
DIAGNOSIS BUNDLE BRANCH BLOCK
melihat dari lebar dan konfigurasi
kompleks QRS.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

BUNDLE BRANCH BLOCK


● RBBB → fenomena normal, kelainan
sistem konduksi.
● LBBB → jarang terjadi sebagai fenomena
normal. Menandakan adanya gangguan
jantung berat (misalnya, degenerasi
sistem konduksi atau CAD).

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK


Patofisiologi = hambatan konduksi di right bundle → delay depolarisasi ventrikel kanan;
mulai depolarisasi saat ventrikel kiri hampir selesai depolarisasi.

Gambaran:
● Delay depolarisasi ventrikel kanan → memperpanjang waktu total depolarisasi
keseluruhan ventrikel → kompleks QRS lebar (>0,12 detik).
● Bentuk kompleks QRS khas pada lead ventrikel kanan (V1, V2) yaitu RSR’ (telinga
kelinci) (diakibatkan depolarisasi ventrikel kanan yang baru dimulai setelah
depolarisasi ventrikel kiri selesai sehingga menciptakan gelombang R baru).
● Lead lateral yang merepresentasikan ventrikel kiri → gelombang S dalam.
● Gangguan repolarisasi → depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada right
precordial leads.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK

Patofisiologi = delay pada depolarisasi ventrikel kiri.

Gambaran:
● Kompleks QRS melebar (durasi >0,12 detik) dengan gelombang R yang tinggi dan
lebar/bertakik (seperti telinga kelinci) di lead ventrikel kiri (I, aVL, V5, V6).
● Gelombang S yang lebar dan dalam pada lead reciprocal.
● Left axis deviation
● Gangguan pada repolarisasi → depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada
left precordial leads.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien ini?


A.Dobutamin → tatalaksana pada algoritma bradikardi jika atropin tidak efektif.
B.Sulfas atropin
C.Epinephrine → tatalaksana pada algoritma cardiac arrest.
D.Amiodarone → tatalaksana pada algoritma cardiac arrest.
E. Digoxin → tatalaksana untuk AF.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

Seorang perempuan 54 tahun datang dengan keluhan sering merasa lemas, terutama
apabila melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluh sering pingsan, mata berkunang, dan
mudah lelah. Tanda vital TD 90/70 mmHg, Nadi 35 x/m, RR 22 x/m. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Bradikardi e.c AV blok derajat 1

Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien ini?

JAWABAN

B. Sulfas atropin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 54 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan
jantung berdebar sejak tadi malam. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak
dan gelisah. TD 100/70 mmHg, Nadi 175 x/m ireguler, RR 30 x/m. Auskultasi thoraks S1
S2 normal, ireguler, terdapat ronkhi basah halus 1/3 lapang paru. Dilakukan pemeriksaan
EKG dengan hasil sebagai berikut:
SOAL

Terapi yang tepat diberikan untuk pasien adalah?


A. Adenosin iv
B. Diltiazem iv
C. Amiodaron iv
D. Kardioversi
E. DC Shock
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Seorang perempuan usia 54 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan
jantung berdebar sejak tadi malam. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak
dan gelisah. TD 100/70 mmHg, Nadi 175 x/m ireguler, RR 30 x/m. Auskultasi thoraks S1
S2 normal, ireguler, terdapat ronkhi basah halus 1/3 lapang paru. Dilakukan pemeriksaan
EKG dengan hasil sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Terapi yang tepat diberikan untuk pasien adalah?

JAWABAN

D. Kardioversi
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

ATRIAL FIBRILLATION MERUPAKAN ARITMIA.


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
cardiovascular medicine. Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
cardiovascular medicine. Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

ATRIAL
FIBRILLATION (AF)
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


1. PSVT

→ ritme regular, gelombang P


retrograde (jika ada)

→ rate: 150-250x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


2. Atrial flutter

→ ritme regular, saw-toothed 2:1, 3:1, 4:1, dst.

→ rate atrium: 250-350x/m

→ rate ventrikel: ½, ⅓ , ¼ dari rate atrium.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


3. Atrial fibrillation

→ ritme iregular, undulating pattern.

→ rate atrium: 350-500x/m

→ rate ventrikel: variable.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


4. Multifocal atrial tachycardia

→ ritme iregular, minimal 3 morfologi gelombang P yang berbeda

→ rate atrium: 120-200x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


5. Paroxysmal atrial tachycardia (PAT)

→ ritme regular.

→ rate: 100-200x/m

→ khas: ada warm-up period.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

ATRIAL FIBRILLATION
● Merupakan salah satu aritmia supraventrikular, di mana terjadi aktivasi atrium yang
tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium.

Gambaran di EKG:

● Pola interval RR yang ireguler


● Tidak dijumpai gelombang P yang jelas.
● Interval antara 2 gelombang aktivasi atrium bervariasi, umumnya kecepatannya
>450x/m.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Dibedakan menurut waktu presentasi dan durasinya:

● Paroksismal: AF yang hilang spontan dalam 48 jam, namun dapat berlanjut hingga 7
hari.
● Persisten: AF yang tetap berlangsung lebih dari 7 hari atau yang memerlukan
kardioversi dengan obat atau listrik.
● Longstanding (persisten lama): AF yang persisten lebih dari 1 tahun, dan strategi
kendali irama masih akan diterapkan.
● Permanen: AF longstanding yang refrakter terhadap kardioversi, AF yang ditetapkan
sebagai permanen oleh dokter (dan pasien) sehingga strategi kendali irama sudah
tidak digunakan lagi. Apabila strategi kendali irama masih digunakan maka AF
termasuk persisten lama.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Kategori AF tambahan menurut ciri-ciri dari pasien:

● AF sorangan (lone) = AF tanpa disertai penyakit struktur kardiovaskular lain (hipertensi,


penyakit paru terkait atau abnormalitas anatomi jantung) dan usia di bawah 60 tahun).
● AF non-valvular = AF yang tidak terkait dengan penyakit rematik mitral, katup jantung
protese atau operasi perbaikan katup mitral.
● AF sekunder = AF yang terjadi akibat kondisi primer yang menjadi pemicu AF (seperti
infark miokard akut, bedah jantung, perikarditis, miokarditis, hipertiroid, emboli paru,
pneumonia). Jika AF sekunder yang berkaitan dengan penyakit katup, disebut AF valvular.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Berdasarkan kecepatan laju respon


ventrikel (interval RR):

● AF dengan respon ventrikel cepat:


laju ventrikel >100x/m
● AF dengan respon ventrikel normal:
laju ventrikel 60-100x/m
● AF dengan respon ventrikel lambat:
laju ventrikel <60x/m.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MEKANISME Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

● Mekanismenya kompleks
● Obesitas → dilatasi atrium, peningkatan faktor inflamasi sistemik → AF.
● Sleep apnea → hipoksia, hipertensi, peningkatan tonus otonom → AF.
● 2 mekanisme elektrofisiologis:
○ Satu atau lebih fokus mikroreentrant yang otomatis atau bisa terstimulus →
menghasilkan fibrilasi.
○ Sirkuit reentrant multiple di atrium

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Etiologi AF yang:

● Paling sering: hipertensi, kelainan struktur jantung, ischemic heart disease, penyakit
katup mitral, kardiomiopati hipertrofi, dilated cardiomyopathy, hipertensi pulmonal.
● Kurang sering: kardiomiopati restriktif (amyloidosis), perikarditis konstriktif, tumor
jantung.
● Bersifat sementara/reversibel: konsumsi alkohol berlebih (holiday heart), operasi
jantung, infark miokard, miokarditis, perikarditis, emboli paru, hipertiroid.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLNIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Gejala: Tanda:

● Palpitasi ● Khas → nadi iregular.


● Fatigue ● Palpasi vena jugular iregular
● Dyspnea ● Intensitas bervariasi dari suara jantung 1
● Tidak bisa beraktivitas berat ● Pulse deficit: laju nadi tidak secepat laju
● Pusing mengambang detak jantung (pada apex)
● Poliuria (akibat pelepasan atrial ○ Karena interval R-R yang pendek → durasi
pengisian ventrikel kiri selama diastol
natriuretic peptide)
berkurang → stroke volume berkurang → nadi
● Sinkope terkadang tidak ada/jarang.
● Jika pasien asimptomatik/gejala minimal,
biasanya ditemukan pada komplikasinya
PERKI Tatalaksanaseperti
Fibrilasi Atriumstroke.
2014.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Anamnesis
● Palpitasi (pukulan genderang, gemuruh guntur, kecipak ikan dalam dada)
● Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
● Presinkop atau sinkop
● Kelemahan umum, pusing
● Penilaian klasifikasi AF berdasarkan waktu presentasi, durasi dan frekuensi gejala
● Faktor pencetus (aktivitas, tidur, alkohol)
● Penilaian cara terminasi (mis, manuver vagal)
● Riwayat obat antiaritmia dan kendali laju
● Riwayat penyakit jantung, prosedur ablasi AF
● Riwayat penyakit komorbid (hipertensi, PJK, DM, hipertiroid, penyakit jantung
valvular, PPOK)
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PEMERIKSAAN FISIK
● Airway, breathing, circulation
● Tanda vital = evaluasi stabilitas hemodinamik.
● Kepala dan leher = tanda hipertiroid, gagal jantung, sianosis, bruit pada arteri karotis
menunjukkan penyakit arteri perifer dan kemungkinan adanya komorbiditas PJK.
● Paru = tanda gagal jantung, tanda penyakit paru kronik (PPOK, asma)
● Jantung = evaluasi penyakit jantung katup atau kardiomiopati.
○ Pergeseran dari punctum maximum atau bunyi jantung tambahan (S3)
mengindikasikan adanya pembesaran ventrikel dan peningkatan tekanan ventrikel
kiri.
○ Bunyi P2 yang mengeras menandakan adanya hipertensi pulmonal.
○ Pulsus defisit (selisih jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung).
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PEMERIKSAAN FISIK
● Abdomen = tanda gagal jantung kanan atau penyakit hati (ascites, hepatomegali,
kapsul hepar teraba kencang). Nyeri kuadran kiri atas mungkin disebabkan infark
limpa akibat embolisasi perifer.
● Ekstremitas bawah = sianosis, jari tabuh, edema.
○ Ekstremitas dingin dan tanpa nadi → embolisasi perifer.
○ Melemahnya nadi perifer → penyakit arterial perifer atau curah jantung menurun.
● Neurologis = tanda TIA atau kejadian serebrovaskular, peningkatan refleks pada
hipertiroidisme.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

LAB
● Darah lengkap (anemia, infeksi)
● Elektrolit, ureum, kreatinin (gangguan elektrolit atau gagal ginjal)
● Enzim jantung (infark miokard)
● Peptida natriuretik (meningkat pada pasien AF paroksismal/persisten, menurun
kembali dengan cepat setelah restorasi irama sinus)
● D-dimer (bila pasien memiliki risiko emboli paru)
● Fungsi tiroid (tirotoksikosis)
● Kadar digoksin (evaluasi level subterapeutik dan/atau toksisitas)
● Uji toksikologi atau level etanol

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

EKG
● Laju ventrikel ireguler
● Tidak ada gelombang P yang jelas, digantikan gelombang F yang ireguler dan acak,
diikuti oleh kompleks QRS yang ireguler.
● Manifestasi EKG lain yang dapat menyertai AF:
○ Laju jantung 110-140x/menit, jarang melebihi 160-170x/menit
○ Bisa ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus interval
R-R panjang-pendek (fenomena Ashman)
○ Preeksitasi
○ Hipertrofi ventrikel kiri
○ Bundle branch block
○ Tanda infark akut/lama
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
EVALUASI KLINIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

● Menggunakan skor simptom = skor EHRA (European Heart Rhythm Association) untuk
menilai perkembangan gejala selama penanganan AF.
● Memperhitungkan derajat gejala → diharapkan skor akan berkurang seiring dengan
konversi ke irama sinus atau dengan kendali laju yang efektif.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Stratifikasi risiko
○ Pencegahan komplikasi tromboemboli merupakan tujuan utama terapi AF.
○ Menggunakan skoring CHA2DS2-VASc (cardiac failure, hypertension, diabetes,
vascular disease, old age, sex, previous ischemic event)
● Skor HAS-BLED (Hypertension, Abnormal renal or liver function, history of stroke,
history of bleeding, labile INR value, elderly, dan antithrombotic drugs and alcohol)
○ Keputusan pemberian tromboprofilaksis perlu diseimbangkan dengan risiko
perdarahan akibat antikoagulan.
○ Evaluasi risiko perdarahan dengan skor HAS-BLED
■ Jika skor HAS-BLED ≥3 → perhatian khusus, upaya koreksi faktor risiko
(hipertensi tidak terkontrol, konsumsi obat NSAIDs)
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Medikamentosa
○ Tidak diberikan jika skoring CHA2DS2-VASc 0.
○ Aspirin 81/325 mg/hari + clopidogrel 75mg/hari lebih efektif dalam menurunkan
risiko stroke dibanding aspirin sendiri. Pilihan pada pasien risiko tinggi yang tidak
cocok menerima warfarin.
○ Warfarin dapat menurunkan risiko stroke sebesar 61%.
■ Target INR selama terapi = 2.0 - 3.0 → harus mempertahankan INR >2.0
karena jika INR <2,0 → risiko stroke meningkat 2 kali lipat.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Medikamentosa
○ Antikoagulan oral baru
■ Direct thrombin inhibitor: dabigatran 2x150mg.
■ Factor Xa inhibitor: rivaroxaban 1x20mg.
■ Superior dibanding warfarin.
■ Tidak aman pada pasien dengan gagal ginjal.
■ Direkomendasikan pada pasien yang menerima warfarin namun sulit untuk
mempertahankan INR yang stabil.
○ LMWH (low molecular weight heparin)
■ Injeksi subkutan
■ Bridging therapy: diberikan pada pasien yang direncanakan untuk menerima
warfarin.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI
PANDUAN ANTIKOAGULAN
● Bila skor CHA2DS2-VASc 1 → hanya apixaban dan kedua dosis dabigatran (110 mg b.i.d
dan 150 mg b.i.d) lebih efektif dibanding warfarin.
● Bila skor CHA2DS2-VASc ≥2 → seluruh AKB lebih superior dibanding warfarin.
● Bila akan mengubah dari AVK (warfarin atau coumadin) ke AKB, maka harus dicapai nilai
INR ≤2 terlebih dahulu.
● Bila akan mengganti dari AKB ke AVK → AVK harus dimulai secara tumpang tindih dengn
AKB dalam periode yang tergantung pada jenis AKB dan fungsi ginjal. AKB dihentikan
ketika INR >2.
○ Misalnya, ingin mengganti dabigatran ke warfarin → harus tumpang tindih selama 2-3 hari dulu karena onset
kerja warfarin butuh beberapa hari untuk mencapai efek terapi.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Fibrilasi atrium (Atrial
AKUT AF fibrillation)

Pasien datang
dengan takikardi
→ algoritma
takikardi
MANAJEMEN AKUT DIAGNOSIS KERJA:
AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)
Pasien datang dengan takikardi → algoritma
takikardi
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Manajemen fase akut terdiri dari: kendali laju dan kendali irama.
1. Kendali Laju fase akut
● Hemodinamik stabil → beta blocker (propanolol 2-40 mg, bisoprolol 5 mg atau
metoprolol 50mg) atau CCB non-dihidropiridin oral (diltiazem 30 mg atau verapamil
80mg).
● Jika pasien gagal jantung atau hipotensi = digoksin atau amiodaron.
● Target laju jantung = 80-100x/m.
● Jika AF dengan respon irama ventrikel lambat → atropin mulai 0,5 mg IV → masih
simptomatik → kardioversi.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

2. Kendali irama fase akut

● Respon irama ventrikel terlalu cepat → gangguan hemodinamik → segera lakukan


kardioversi elektrik untuk mengembalikan irama sinus.
● Pasien yang masih simptomatik dengan gangguan hemodinamik meskipun sudah
dilakukan strategi kendali laju → lakukan kardioversi farmakologis (amiodaron) atau
kardioversi elektrik.

3. Terapi pil dalam saku (pildaku)

● Propanefon oral 450-600mg diberikan pada pasien dengan simptom berat dan AF jarang
(sekali dalam sebulan)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

Terdiri dari: kendali laju jangka panjang


dan kendali irama jangka panjang.

● Simptom akibat AF menentukan


pemilihan lkendali laju atau irama.
Selain itu, faktor lain yang juga
mempengaruhi adalah AF yang sudah
lama, usia tua, penyakit
kardiovaskular berat, penyakit lain
yang menyertai dan besarnya atrium
kiri.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

1. Kendali laju jangka panjang


● Kendali laju yang optimal dapat
menurunkan keluhan dan memperbaiki
hemodinamik dengan memperpanjang
waktu pengisian ventrikel dan mencegah
kardiomiopati akibat takikardia.
● Terdiri dari 2 cara, dibedakan dari target
terapi:
○ Kendali laju longgar = target terapi adalah
respon ventrikel <100x/m saat istirahat. Jika
pasien masih ada keluhan → kendali laju
ketat.
○ Kendali laju ketat = target laju saat istirahat
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium<80x/m.
2014.
MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

1. Kendali laju jangka panjang


● Medikamentosa = beta blocker (pilihan pertama).
● Jika monoterapi tidak cukup → beta blocker + digoksin.
● Jika obat lain tidak optimal → amiodaron.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

2. Kendali irama jangka panjang

● Tujuan utama = mengurangi simptom.


Jadi dipilih pada pasien yang masih
mengalami gejala meskipun terapi
kendali laju telah dilakukan secara
optimal.
● Menggunakan obat antiaritmia di
mana pengubahan irama AF ke irama
sinus menggunakan obat paling efektif
jika dilakukan dalam 7 hari setelah
onset AF.
● Obat = amiodaron, propafenon.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
TERAPI TAMBAHAN DIAGNOSIS KERJA:
(UPSTREAM THERAPY) Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

● Untuk menghambat remodelling miokard akibat hipertensi, gagal jantung atau


inflamasi.
● ARB
● ACE inhibitor
● Antagonis aldosteron
● Statin
● Omega 3

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

A. Adenosin iv → tatalaksana SVT.


B. Diltiazem iv → tatalaksana kendali laju fase akut AF jika hemodinamik stabil.
C. Amiodaron iv → tatalaksana kendali laju fase akut AF pada pasien gagal jantung dan
hipotensi.
D. Kardioversi
E. DC Shock → tatalaksana pada cardiac arrest.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Seorang perempuan usia 54 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan
jantung berdebar sejak tadi malam. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak
dan gelisah. TD 100/70 mmHg, Nadi 175 x/m ireguler, RR 30 x/m. Auskultasi thoraks S1
S2 normal, ireguler, terdapat ronkhi basah halus 1/3 lapang paru. Dilakukan pemeriksaan
EKG dengan hasil sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Terapi yang tepat diberikan untuk pasien adalah?

JAWABAN

D. Kardioversi
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Laki-laki 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6 jam yang lalu.
Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg, Nadi 155 x/m, RR
22 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL

Tatalaksana yang tepat pada kasus di atas adalah?


A.adenosine
B. Pijat karotis
C. Diltiazem
D.Amlodipin
E. Captopril
SOAL DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
Atrial Flutter

Laki-laki 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6 jam yang lalu.
Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg, Nadi 155 x/m, RR
22 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
Atrial Flutter

Tatalaksana yang tepat pada kasus di atas adalah?

JAWABAN

C. Diltiazem
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
DEFINISI DIAGNOSIS
AtrialAritmia
Flutter
ATRIAL FLUTTER MERUPAKAN ARITMIA.
Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
cardiovascular medicine
Bradikardi e.c AV blok
Atrial
derajat
Aritmia
Flutter
1
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
KERJA:
fibrillation)
derajat
Aritmia 1
Atrial Flutter
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

ATRIAL FLUTTER
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


1. PSVT

→ ritme regular, gelombang P


retrograde (jika ada)

→ rate: 150-250x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


2. Atrial flutter

→ ritme regular, saw-toothed 2:1, 3:1, 4:1, dst.

→ rate atrium: 250-350x/m

→ rate ventrikel: ½, ⅓ , ¼ dari rate atrium.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


3. Atrial fibrillation

→ ritme iregular, undulating pattern.

→ rate atrium: 350-500x/m

→ rate ventrikel: variable.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


4. Multifocal atrial tachycardia

→ ritme iregular, minimal 3 morfologi gelombang P yang berbeda

→ rate atrium: 120-200x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


5. Paroxysmal atrial tachycardia (PAT)

→ ritme regular.

→ rate: 100-200x/m

→ khas: ada warm-up period.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Atrial Flutter

ATRIAL FLUTTER
● Merupakan ritme atrium makroreentran di atrium kanan yang dibatasi oleh struktur
anatomi jantung → terbentuk sirkuit tempat terjadinya reentrant berulang-ulang →
morfologi dan rate konsisten.
● Jika terjadi perubahan morfologi selama episode flutter yang sama, menandakan adanya
sirkuit konduksi multiple.

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine.


DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Atrial Flutter

ATRIAL FLUTTER
● Atrial rate = 250-350x/menit.
● Gambaran: gelombang sawtooth flutter, tidak adanya interval isoelektrik di antara
gelombang flutter (menandakan adanya aktivitas listrik kontinu).
○ Paling terlihat di lead II, III, aVF, V1.
● Jika sirkuit konduksi terjadi secara counterclockwise → gambaran gelombang flutter
inversi.
● Jika sirkuit konduksi clockwise → gelombang flutter tegak dan bertakik.

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine.


DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Atrial Flutter

Braunwald heart
disease: a textboook of
cardiovascular medicine.
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Atrial Flutter
KLINIS
Manifestasi yang menunjukkan gejala akibat penurunan curah jantung:

● Palpitasi
● Fatigue, toleransi rendah terhadap aktivitas
● Sesak
● presinkope/sinkope
● Nyeri dada
● PF = rapid flutter waves pada palpasi vena jugular.

Untuk membantu diagnosis, dapat digunakan:

● Pijat karotis atau adenosin untuk memperlambat rate ventrikel sehingga gelombang
flutter terlihat.
● Namun pemakaian adenosin dapat berisiko menjadi fibrilasi atrium
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial Flutter

● Pilihan tatalaksana pertama = kardioversi (elektrik ataupun farmakologi).


● Verapamil 2,5-10 mg bolus IV → dapat diulang 5-10 mg 15-30 menit kemudian ATAU
● Diltiazem 0,25 mg/kgBB.
● Beta blocker IV (esmolol)
● Jika pemakaian CCB dan beta blocker masih tidak cukup → digoxin.
● Terapi penyakit yang mendasari (misalnya, tirotroksikosis)

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine.


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Atrial Flutter

Tatalaksana yang tepat pada kasus di atas adalah?


A.adenosine → untuk diagnostik, risiko fibrilasi atrium.
B. Pijat karotis → untuk diagnostik, namun rate ventrikel akan kembali cepat jika pijat
dihentikan.
C. Diltiazem
D.Amlodipin → CCB dihidropiridin, bukan tatalaksana aritmia.
E. Captopril → ACE inhibitor, bukan tatalaksana aritmia.
KESIMPULAN

Laki-laki 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6 jam yang lalu.
Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg, Nadi 155 x/m, RR
22 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL
KESIMPULAN

Tatalaksana yang tepat pada kasus di atas adalah?

JAWABAN

C. Diltiazem
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar, pasien
memiliki riwayat hipertensi dan serangan jantung 2 tahun yang lalu. TD 140/90 mmHg,
Nadi 120 x/m, RR 18 x/m, Suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan EKG di lead II dijumpai
gambaran sebagai berikut:
SOAL

Diagnosis pada pasien ini adalah?


A. torsades de Pointes
B. Ventrikular Ekstrasistol
C. Premature Atrial Contraction
D. supraventrikular Ekstrasistol
E. Ventrikular Takikardi
KATA KUNCI
SOAL

Seorang perempuan usia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar, pasien
memiliki riwayat hipertensi dan serangan jantung 2 tahun yang lalu. TD 140/90 mmHg,
Nadi 120 x/m, RR 18 x/m, Suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan EKG di lead II dijumpai
gambaran sebagai berikut:
KATA KUNCI

Diagnosis pada pasien ini adalah?

KUNCI JAWABAN

B. Ventrikular Ekstrasistol
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Ventrikular ekstrasistol
Aritmia
(VES)

VES MERUPAKAN ARITMIA


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi
Ventrikular
e.cekstrasistol
AV blok derajat
Aritmia
(VES)
1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
(VES)1
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
KERJA:
fibrillation)
derajat
Aritmia
(VES)1
Atrial Flutter
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
Ventrikular (VES)

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
(VES)1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
(VES)1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
(VES)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
(VES)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Ventrikular ekstrasistol (VES)

VES MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Ventrikular ekstrasistol (VES)

JENIS ARITMIA VENTRIKEL


1. Premature ventricular contractions / ventricular extrasystole
2. Ventricular tachycardia
3. Ventricular fibrillation
4. Accelerated idioventricular rhythm
5. Torsades de pointes

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)

PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION/VES


● Bentuk paling umum dari aritmia ventrikel
● Kompleks QRS lebar dan aneh karena depolarisasi ventrikel tidak mengikuti jalur
konduksi normal.
● Biasanya sebuah VES akan diikuti compensatory pause sebelum muncul beat
selanjutnya.
● Single VES dapat terjadi pada kondisi normal namun jika terjadi pada kondisi infark
miokard, dapat berevolusi menjadi VT atau VF.
● VES dapat muncul secara random atau bergantian dengan normal sinus beats dalam
pattern reguler.
○ Bigeminy = jika ratio sinus beat:VES adalah 1:1
○ Trigeminy = jika ratio sinus beat:VES adalah 2:1

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)

PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION/VES


● Kapan VES mengkhawatirkan?
○ VES yang sering
○ VES yang muncul berurutan (3 atau lebih)
○ VES multifom (bentuk yang berbeda karena berasal dari sumber impuls yang
berbeda)
○ R-on-T phenomenon: VES yang muncul di gelombang T pada beat sebelumnya
→ risiko VT.
○ VES dalam bentuk apapun yang terjadi pada kondisi infark miokard.
Memenuhi minimal satu dari kriteria di atas → risiko aritmia.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)

VENTRICULAR TACHYCARDIA (VT)


● Keadaan emergensi
● VES tiga atau lebih berurutan disebut VT.
● Rate = 120-200x/menit.
● Bentuk = uniform atau polimorfik.
○ Uniform = pada infark lama, di mana jaringan parut miokard sebagai fokus reentrant.
○ Polimorfik = iskemi atau infark miokard akut.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)

VENTRICULAR FIBRILLATION
● Keadaan terminal, biasanya terlihat pada dying hearts.
● Gambaran undulasi di mana tidak ada kompleks QRS yang sebenarnya.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)

ACCELERATED IDIOVENTRICULAR RHYTHM


● Tidak berbahaya.
● Kadang terlihat pada infark akut, menandakan terbentuknya sebuah ventricular escape
focus yang berusaha untuk mempertahankan kerja jantung.
● Tidak perlu terapi.
● Rate: 50-100x/menit, jika rate <50x/menit → disebut idioventricular rhythm.
○ Cari gelombang P untuk membedakan sinus bradikardi dengan idioventricular rhythm.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular ekstrasistol (VES)

TORSADES DE POINTES
● Bentuk unik VT.
● Terjadi pada kondisi interval QT memanjang (artinya, repolarisasi ventrikel memanjang).
● Bentuk seperti VT namun kompleks QRS tampak seperti berputar secara spiral di baseline
sehingga axis dan amplitudenya berubah-ubah.
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Ventrikular ekstrasistol (VES)
KLINIS VES

● Pencetus: infeksi, iskemi, inflamasi, anestesia, operasi, medikasi, gangguan elektrolit,


merokok/kafein/alkohol berlebih. Palpitasi
● Rasa tidak nyaman di dada
● Rasa jantung berhenti berdetak selama compensatory pause
● VES yang sering menyebabkan → nyeri dada, hipotensi, gagal jantung.
● PF = premature beat yang diikuti dengan long pause, disertai penurunan intensitas suara
jantung (biasanya hanya suara jantung 1) atau penurunan nadi radial.

Kepentingan VES tergantung dari kondisi kliniis:

● Tidak adanya penyakit jantung yang mendasari → tidak ada dampak dalam kehidupan,
tidak perlu terapi.
● Pada pasien infark miokard, VES merupakan onset dari VF.
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN VES Ventrikular ekstrasistol (VES)

● Sebagian besar VES (single, bigeminy, tirgeminy) tidak perlu diterapi, terutama jika
pasien tidak ada sindrom koroner akut.
● VES dengan laju ventrikel lambat → terapi: meningkatkan laju dengan atropin atau
isoproterenol.
● VES dengan laju ventrikel cepat → terapi: memperlambat laju.
● Intravenous lidocaine merupakan terapi VES namun jarang diperlukan.
● Frequent VES pada infark miokard akut tidak perlu diterapi kecuali hemodinamik tidak
stabil.
○ Jika lidokain tidak ampuh → procainamide IV.

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine


JAWABAN LAIN

Diagnosis pada pasien ini adalah?


A. torsades de Pointes
B. Ventrikular Ekstrasistol
C. Premature Atrial Contraction = atrial premature beat, nama lain dari supraventrikular
ekstrasistol.
D. supraventrikular Ekstrasistol
E. Ventrikular Takikardi
JAWABAN LAIN
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Ventrikular ekstrasistol (VES)

Seorang perempuan usia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar, pasien
memiliki riwayat hipertensi dan serangan jantung 2 tahun yang lalu. TD 140/90 mmHg,
Nadi 120 x/m, RR 18 x/m, Suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan EKG di lead II dijumpai
gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ventrikular ekstrasistol (VES)

Diagnosis pada pasien ini adalah?

KUNCI JAWABAN

B. Ventrikular Ekstrasistol
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai ke
rahang dan pundak kiri. Nyeri dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital TD 110/65 mmHg, Nadi 115 x/m, RR 20 x/m. Pada EKG dijumpai elevasi segmen ST
pada lead V1-V4. Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Angina pektoris tidak stabil
B. Sindrom koroner akut
C. Angina pektoris stabil
D. Angina crescendo
E. Infark miokard akut
KATA KUNCI

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai ke
rahang dan pundak kiri. Nyeri dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital TD 110/65 mmHg, Nadi 115 x/m, RR 20 x/m. Pada EKG dijumpai elevasi segmen ST
pada lead V1-V4. Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Angina pektoris tidak stabil
B. Sindrom koroner akut
C. Angina pektoris stabil
D. Angina crescendo
E. Infark miokard akut
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Infark Miokard Akut

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai ke
rahang dan pundak kiri. Nyeri dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital TD 110/65 mmHg, Nadi 115 x/m, RR 20 x/m. Pada EKG dijumpai elevasi segmen ST
pada lead V1-V4. Apakah diagnosis pada pasien ini?

JAWABAN

A. Infark miokard akut


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Infark Miokard Akut

SINDROM KORONER AKUT


Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.
- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA KERJA:
Sindrom Koroner Akut
Infark Miokard
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
JAWABAN LAIN Sindrom
InfarkKoroner
MiokardAkut
Akut

A. Angina pektoris tidak stabil: angina pektoris (atau ekuivalen rasa tidak nyaman di
dada tipe iskemik) dengan satu diantara tampilan klinis:
(1) terjadi saat istirahat (atau aktivitas minimal) dan biasanya berlangsung lebih dari
20 menit (jika tidak ada penggunaan nitrat atau analgetik);
(2) nyeri hebat dan biasanya nyerinya jelas; atau
(3) biasanya lambat laun bertambah berat (misalnya nyeri yang membangunkan
pasien dari tidur atau yang semakin parah, terus menerus atau lebih sering dari
sebelumnya).
A. Sindrom koroner akut: Subkategori CAD. Memiliki gejala (misalnya, pada unstable
angina). Terdiri dari: UAP, NSTEMI, STEMI.
B. Angina pektoris stabil: rasa tidak nyaman (jarang digambarkan sebagai nyeri) yang
dalam dan lokasi yang sulit ditunjuk di daerah dada atau lengan, dipicu oleh aktivitas
fisik atau stress emosional dan membaik dalam 5-10 menit dengan istirahat atau
pemberian nitrogliserin sublingual.
C. Angina crescendo: nama lain angina pektoris tidak stabil
D. Infark miokard akut
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Infark Miokard Akut

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai ke
rahang dan pundak kiri. Nyeri dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital TD 110/65 mmHg, Nadi 115 x/m, RR 20 x/m. Pada EKG dijumpai elevasi segmen ST
pada lead V1-V4. Apakah diagnosis pada pasien ini?

JAWABAN

A. Infark miokard akut


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar disertai nyeri dada
kiri sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
TD 110/70 mmHg, Nadi 155 x/m, RR 22 x/m, akral hangat. Pada perekaman EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
SOAL

Dokter kemudian merencanakan kardioversi. Yang merupakan indikasi kardioversi pada


pasien ini adalah?
a. Berdebar-debar
b. Takikardi >100 x/menit?
c. Nyeri dada kiri
d. Onset <6 jam
e. TD sistolik <120 mmHg
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Atrial Flutter

Seorang laki-laki usia 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar disertai nyeri dada
kiri sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
TD 110/70 mmHg, Nadi 155 x/m, RR 22 x/m, akral hangat. Pada perekaman EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Atrial Flutter

Dokter kemudian merencanakan kardioversi. Yang merupakan indikasi kardioversi pada


pasien ini adalah?

KATA KUNCI

a. Nyeri dada kiri


DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
DEFINISI DIAGNOSIS
AtrialAritmia
Flutter
ATRIAL FLUTTER MERUPAKAN ARITMIA.
Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi e.c AV blok
Atrial
derajat
Aritmia
Flutter
1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
KERJA:
fibrillation)
derajat
Aritmia 1
Atrial Flutter
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
Flutter
1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

ATRIAL FLUTTER
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


1. PSVT

→ ritme regular, gelombang P


retrograde (jika ada)

→ rate: 150-250x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


2. Atrial flutter

→ ritme regular, saw-toothed 2:1, 3:1, 4:1, dst.

→ rate atrium: 250-350x/m

→ rate ventrikel: ½, ⅓ , ¼ dari rate atrium.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


3. Atrial fibrillation

→ ritme iregular, undulating pattern.

→ rate atrium: 350-500x/m

→ rate ventrikel: variable.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


4. Multifocal atrial tachycardia

→ ritme iregular, minimal 3 morfologi gelombang P yang berbeda

→ rate atrium: 120-200x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial
Atrial
fibrillation)
Flutter

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


5. Paroxysmal atrial tachycardia (PAT)

→ ritme regular.

→ rate: 100-200x/m

→ khas: ada warm-up period.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Atrial Flutter

ATRIAL FLUTTER
● Merupakan ritme atrium makroreentran di atrium kanan yang dibatasi oleh struktur
anatomi jantung → terbentuk sirkuit tempat terjadinya reentrant berulang-ulang →
morfologi dan rate konsisten.
● Jika terjadi perubahan morfologi selama episode flutter yang sama, menandakan adanya
sirkuit konduksi multiple.

Braunwald heart disease: a textboook of


cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Atrial Flutter

ATRIAL FLUTTER
● Atrial rate = 250-350x/menit.
● Gambaran: gelombang sawtooth flutter, tidak adanya interval isoelektrik di antara
gelombang flutter (menandakan adanya aktivitas listrik kontinu).
○ Paling terlihat di lead II, III, aVF, V1.
● Jika sirkuit konduksi terjadi secara counterclockwise → gambaran gelombang flutter
inversi.
● Jika sirkuit konduksi clockwise → gelombang flutter tegak dan bertakik.

Braunwald heart disease: a textboook of


cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Atrial Flutter

Braunwald heart disease: a textboook of


cardiovascular medicine
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Atrial Flutter
KLINIS
Manifestasi yang menunjukkan gejala akibat penurunan curah jantung:

● Palpitasi
● Fatigue, toleransi rendah terhadap aktivitas
● Sesak
● presinkope/sinkope
● Nyeri dada
● PF = rapid flutter waves pada palpasi vena jugular.

Untuk membantu diagnosis, dapat digunakan:

● Pijat karotis atau adenosin untuk memperlambat rate ventrikel sehingga gelombang
flutter terlihat.
● Namun pemakaian adenosin dapat berisiko menjadi fibrilasi atrium
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial Flutter

● Pilihan tatalaksana pertama = kardioversi (elektrik ataupun farmakologi).


● Verapamil 2,5-10 mg bolus IV → dapat diulang 5-10 mg 15-30 menit kemudian ATAU
● Diltiazem 0,25 mg/kgBB.
● Beta blocker IV (esmolol)
● Jika pemakaian CCB dan beta blocker masih tidak cukup → digoxin.
● Terapi penyakit yang mendasari (misalnya, tirotroksikosis)

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial Flutter
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Atrial Flutter
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Atrial Flutter

Dokter kemudian merencanakan kardioversi. Yang merupakan indikasi kardioversi pada


pasien ini adalah?
a. Berdebar-debar → manifestasi takikardi
b. Takikardi >100 x/menit → tidak jelas angka takikardi
c. Nyeri dada kiri
d. Onset <6 jam
e. TD sistolik <120 mmHg → belum termasuk hipotensi
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Atrial Flutter

Seorang laki-laki usia 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar disertai nyeri dada
kiri sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
TD 110/70 mmHg, Nadi 155 x/m, RR 22 x/m, akral hangat. Pada perekaman EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Atrial Flutter

Dokter kemudian merencanakan kardioversi. Yang merupakan indikasi kardioversi pada


pasien ini adalah?

KATA KUNCI

a. Nyeri dada kiri


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar sejak 3
hari yang lalu. pasien sempat alami keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik
setelah beristirahat di rumah seharian. TD 130/85 mmHg, Nadi 150 x/m, RR 20 x/m, Suhu
afebris. Dari pemeriksaan EKG didapatkan hasil sebagai berikut.
SOAL

Tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut adalah?


A.heparin
B. Kardioversi
C.Vagal manuver
D. Amiodarone
E. Propranolol
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar sejak 3
hari yang lalu. pasien sempat alami keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik
setelah beristirahat di rumah seharian. TD 130/85 mmHg, Nadi 150 x/m, RR 20 x/m, Suhu
afebris. Dari pemeriksaan EKG didapatkan hasil sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)

Tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut adalah?

JAWABAN

C.Vagal manuver
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardiaAritmia
(PSVT)
(SVT)
PAROXYSMAL SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA MERUPAKAN ARITMIA.
Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Bradikardi e.c
tachycardia
tachycardia
AV blok
Atrial
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
KERJA:
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
(SVT)1
Atrial Flutter
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

PAROXYSMAL
SUPRAVENTRICULAR
TACHYCARDIA
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


1. PSVT

→ ritme regular, gelombang P


retrograde (jika ada)

→ rate: 150-250x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


2. Atrial flutter

→ ritme regular, saw-toothed 2:1, 3:1, 4:1, dst.

→ rate atrium: 250-350x/m

→ rate ventrikel: ½, ⅓ , ¼ dari rate atrium.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


3. Atrial fibrillation

→ ritme iregular, undulating pattern.

→ rate atrium: 350-500x/m

→ rate ventrikel: variable.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


4. Multifocal atrial tachycardia

→ ritme iregular, minimal 3 morfologi gelombang P yang berbeda

→ rate atrium: 120-200x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
DEFINISI ParoxysmalSupraventricular
Paroxysmal Supraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium tachycardia
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial (SVT)
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


5. Paroxysmal atrial tachycardia (PAT)

→ ritme regular.

→ rate: 100-200x/m

→ khas: ada warm-up period.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

PAROXYSMAL SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA (PSVT)


Perbedaan SVT dan PSVT:

● SVT = supraventricular tachycardia → payung dari semua jenis takikardi yang berasal
jaringan atrium hingga berkas His.
● PSVT = sindrom klinis yang ditandai adanya takikardi regular dengan onset dan
terminasi akut. Hal ini merupakan ciri-ciri dari AVNRT atau AVRT, dan atrial tachycardia.
● PSVT sering disamakan dengan SVT atau AVNRT.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

PAROXYSMAL SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA (PSVT)


● Karena ada reentrant circuit di dalam AV node → impuls untuk depolarisasi atrium
berputar balik → terbentuk gelombang P retrograde.
● Gelombang P paling mudah terlihat pada lead II, III, V1. disebut Pseudo-R (gelombang P
retrograde).
● Namun, gelombang P juga bisa tertutup kompleks QRS sehingga tidak bisa terlihat.
● Kompleks QRS sempit.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardia(PSVT)
(SVT)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardia(PSVT)
(SVT)
KLINIS

● Palpitasi
● Poliuria (karena adanya peningkatan tekanan atrium dan peningkatan level atrial
natriuretic protein)Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular
medicineBraunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicineBraunwald
heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
● Pusing mengambang

Braunwald heart disease: a textboook of


cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H,


Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS
Guideline for the Management of Adult Patients
With Supraventricular Tachycardia: A Report of
the American College of Cardiology/American
Heart Association Task Force on Clinical Practice
Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am
Coll Cardiol. 2016 Apr 5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Paroxysmal
Supraventricular
tachycardia (PSVT)
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Paroxysmal
Supraventricular
tachycardia (PSVT)

ACUTE TREATMENT OF
REGULAR SVT OF UNKNOWN
MECHANISM

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H,


Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS
Guideline for the Management of Adult Patients
With Supraventricular Tachycardia: A Report of
the American College of Cardiology/American
Heart Association Task Force on Clinical Practice
Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am
Coll Cardiol. 2016 Apr 5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Paroxysmal
Supraventricular
tachycardia (PSVT)

ONGOING MANAGEMENT
OF SVT OF UNKNOWN
MECHANISM

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H,


Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS
Guideline for the Management of Adult Patients
With Supraventricular Tachycardia: A Report of
the American College of Cardiology/American
Heart Association Task Force on Clinical Practice
Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am
Coll Cardiol. 2016 Apr 5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Paroxysmal Supraventricular tachycardia
(PSVT)

MANUVER VAGAL
● Misalnya: Valsalva dan pijat sinus karotis.
● Merupakan tatalaksana pertama dalam SVT karena mudah dan cepat dilakukan.
● Pasien berbaring, kemudian disuruh mengedan (mulut mengatup) atau diberikan
handuk basah dan dingin pada wajah.
● Pijat sinus karotis: pastikan tidak ada carotid bruits (tanda adanya kelainan karotis),
pasien disuruh menghadap arah berlawanan dengan pemeriksa kemudian palpasi
arteri karotis dan berikan tekanan selama 10-15 detik. Jangan kompresi kedua karotis
bersamaan.
● Pastikan pasien sedang terpasang monitor jantung karena pijat sinus karotis bisa
menyebabkan sinus arrest.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Paroxysmal Supraventricular tachycardia
(PSVT)

MANUVER VAGAL

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Paroxysmal
Supraventricular
tachycardia (PSVT)

A.heparin → merupakan salah satu antikoagulan.


B. Kardioversi → tatalaksana takikardi jika hemodinamik tidak stabil.
C.Vagal manuver
D. Amiodarone → tatalaksana takikardi dengan gambaran kompleks QRS lebar.
E. Propranolol → tatalaksana takikardi dengan gambaran kompleks QRS lebar.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar sejak 3
hari yang lalu. pasien sempat alami keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik
setelah beristirahat di rumah seharian. TD 130/85 mmHg, Nadi 150 x/m, RR 20 x/m, Suhu
afebris. Dari pemeriksaan EKG didapatkan hasil sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)

Tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut adalah?

JAWABAN

C.Vagal manuver
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang pria 46 Tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD 160/90, Hr : 110 x/I,yang lain dalam batas normal.
Dijumpai EKG seperti dibawah ini
SOAL

Tatalaksana pada kasus diatas adalah:


a. Defibrilasi
b. RJP
c. Amiodaron
d. Efineprin
e. Kardioversi
KATA KUNCI

Seorang pria 46 Tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD 160/90, Hr : 110 x/I,yang lain dalam batas normal.
Dijumpai EKG seperti dibawah ini
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Torsades des pointes

Tatalaksana pada kasus diatas adalah:

JAWABAN

e. Kardioversi
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Torsades des pointes
Aritmia

TORSADES DE POINTES MERUPAKAN ARITMIA


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi
Ventrikular
Torsades
e.cekstrasistol
AV blok
desderajat
pointes
Aritmia
(VES)
1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
des
KERJA:
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
(VES)1
Atrial Flutter
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
1
Ventrikular (VES)

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE
POINTES
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

JENIS ARITMIA VENTRIKEL


1. Premature ventricular contractions / ventricular extrasystole
2. Ventricular tachycardia
3. Ventricular fibrillation
4. Accelerated idioventricular rhythm
5. Torsades de pointes

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION/VES


● Bentuk paling umum dari aritmia ventrikel
● Kompleks QRS lebar dan aneh karena depolarisasi ventrikel tidak mengikuti jalur
konduksi normal.
● Biasanya sebuah VES akan diikuti compensatory pause sebelum muncul beat
selanjutnya.
● Single VES dapat terjadi pada kondisi normal namun jika terjadi pada kondisi infark
miokard, dapat berevolusi menjadi VT atau VF.
● VES dapat muncul secara random atau bergantian dengan normal sinus beats dalam
pattern reguler.
○ Bigeminy = jika ratio sinus beat:VES adalah 1:1
○ Trigeminy = jika ratio sinus beat:VES adalah 2:1

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION/VES


● Kapan VES mengkhawatirkan?
○ VES yang sering
○ VES yang muncul berurutan (3 atau lebih)
○ VES multifom (bentuk yang berbeda karena berasal dari sumber impuls yang
berbeda)
○ R-on-T phenomenon: VES yang muncul di gelombang T pada beat sebelumnya
→ risiko VT.
○ VES dalam bentuk apapun yang terjadi pada kondisi infark miokard.
Memenuhi minimal satu dari kriteria di atas → risiko aritmia.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

VENTRICULAR TACHYCARDIA (VT)


● Keadaan emergensi
● VES tiga atau lebih berurutan disebut VT.
● Rate = 120-200x/menit.
● Bentuk = uniform atau polimorfik.
○ Uniform = pada infark lama, di mana jaringan parut miokard sebagai fokus reentrant.
○ Polimorfik = iskemi atau infark miokard akut.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

VENTRICULAR FIBRILLATION
● Keadaan terminal, biasanya terlihat pada dying hearts.
● Gambaran undulasi di mana tidak ada kompleks QRS yang sebenarnya.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

ACCELERATED IDIOVENTRICULAR RHYTHM


● Tidak berbahaya.
● Kadang terlihat pada infark akut, menandakan terbentuknya sebuah ventricular escape
focus yang berusaha untuk mempertahankan kerja jantung.
● Tidak perlu terapi.
● Rate: 50-100x/menit, jika rate <50x/menit → disebut idioventricular rhythm.
○ Cari gelombang P untuk membedakan sinus bradikardi dengan idioventricular rhythm.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE POINTES
● Bentuk unik VT.
● Terjadi pada kondisi interval QT memanjang (artinya, repolarisasi ventrikel memanjang).
● Bentuk seperti VT namun kompleks QRS tampak seperti berputar secara spiral di baseline
sehingga axis dan amplitudenya berubah-ubah.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE POINTES
● Penyebab: kongenital, acquired.
○ Acquired: obat (antiaritmia, antipsikotik, antiemetik, antifungal, antimikroba).
○ Kongenital: Jervell and Lange-Nielsen and Romano-Ward syndrome.
● Faktor predisposisi:
○ Usia tua (>65 tahun)
○ Wanita
○ Hipokalemia
○ Hipokalsemia
○ Hipomagnesemia
○ Bradikardi
○ Penyakit jantung
○ Pemakaian diuretik
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MEKANISME Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE POINTES
Adanya peningkatan ion positif intraselular → fase repolarisasi memanjang → jika
terjadi ectopic beat pada fase ini (fenomena R on T) → menghasilkan Torsades de
Pointes.

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine


MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
KLINIS
TORSADES DE POINTES
● 50% asimptomatik.
● Sinkope
● Palpitasi
● Pusing mengambang
● Sudden death
● Penurunan kesadaran
● Hipotensi
● takikardi

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE POINTES
● Pemberian agen antiaritmia: amiodarone, dofetilide, sotalol → meningkatkan interval
QT yang abnormal → memperburuk aritmia.
● Hemodinamik stabil → self limiting.
● Hemodinamik tidak stabil + pulse→ kardioversi elektrik (monophasic: 100J, biphasic:
50J).
● Pulseless torsades de pointes → defibrilasi.
● Magnesium intravena merupakan terapi farmakologi lini pertama
● 2 gram IV bolus lambat → infus kontinu 1-4 gram/jam (mempertahankan magnesium
>2mmol/L) → jika Magnesium sudah >3 mmol/L → stop infus. Jika masih terjadi
Torsades de Pointes intermiten, tingkatkan laju jantung dengan isoproterenol.
● Isoproterenol IV bolus 19-20mcg atau infus titrasi. Target laju jantung: 100x/m. Jika
Braunwald heartmasih terjadi
disease: a textboook → overdrive
of cardiovascular medicine pacing.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Torsades des pointes

Tatalaksana pada kasus diatas adalah:


a. Defibrilasi → untuk tatalaksana torsades de pointes tanpa nadi.
b. RJP → tatalaksana cardiac arrest
c. Amiodaron → agen antiaritmia, memperburuk aritmia pada Torsades des Pointes.
d. Epinefrin → tatalaksana cardiac arrest.
e. Kardioversi
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Torsades des pointes

Seorang pria 46 Tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD 160/90, Hr : 110 x/I,yang lain dalam batas normal.
Dijumpai EKG seperti dibawah ini
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Torsades des pointes

Tatalaksana pada kasus diatas adalah:

JAWABAN

e. Kardioversi
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6
jam yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 24 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
SOAL

Diagnosis pada pasien ini adalah?


A.Supraventrikular takikardi
B.Atrial fibrilasi
C.Ventrikel takikardi
D.atrial flutter
E. Ventrikel ekstrasistol
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Ventricular Tachycardia

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6
jam yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 24 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
SOAL Ventricular Tachycardia

Diagnosis pada pasien ini adalah?

JAWABAN

C.Ventrikel takikardi
DEFINISI Ventricular Tachycardia

● Gambaran = kompleks QRS lebar (durasi QRS > 0,12 detik).


● Nadi >100x/menit.
● Klasifikasi:
○ Sustained vs non-sustained
○ Monomorphic vs polymorphic

Heart rate:
300/2 = 150x/m.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Sustained vs non-sustained:
○ Sustained = durasi takikardi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas
hemodinamik dalam waktu kurang dari 30 detik.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Sustained vs non-sustained:
○ Non-sustained = VT lebih dari 3x dalam durasi kurang dari 30 detik.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Monomorfik vs Polimorfik:
○ Monomorfik: tidak ada variasi dalam morfologi QRS.
○ Polimorfik: variasi morfologi QRS beat-to-beat.
ETIOLOGI Ventricular Tachycardia

● Ischemic heart disease


● Penyakit jantung kongenital
● Infiltrative cardiomyopathy (akibat SLE, sarkoidosis, amyloidosis)
● Gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia)
● Obat (kokain, methamphetamine, digitalis)
● Cathecholaminergic polymorphic VT dicetuskan oleh olahraga, stres dan tekanan
mental.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PATOFISIOLOGI Ventricular Tachycardia

● Peningkatan aktivitas automatisasi jantung yang dicetuskan oleh depolarisasi awal atau
atau reentry.
● Pada infark miokard: iskemia miokard → peningkatan konsentrasi kalium ekstraseluler →
depolarisasi parsial dari resting membrane potential → aktivitas spontan automatisasi
jantung.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
EVALUASI Ventricular Tachycardia

1
2
3
4

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
GEJALA KLINIS Ventricular Tachycardia

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Riwayat penyakit jantung (gagal ● Cannon A waves


jantung, infark miokard) ● Intensitas suara jantung 1 →
disosiasi AV.
● Hipotensi
● Penurunan kesadaran
● Diaforesis
● Pallor

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PENUNJANG Ventricular Tachycardia

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
JAWABAN LAIN Ventricular Tachycardia
JAWABAN LAIN Ventricular Tachycardia
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ventricular Tachycardia

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD karena keluhan jantung berdebar sejak 6
jam yang lalu. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
Nadi 155 x/m, RR 24 x/m. Dari gambaran EKG didapatkan gambaran sebagai berikut:
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Ventricular Tachycardia

Diagnosis pada pasien ini adalah?

JAWABAN

C.Ventrikel takikardi
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan mudah
lelah sejak 3 bulan dan memberat 2 hari terakhir. Pasien juga mengeluh kedua kaki
bengkak. Pasien merokok sejak usia 12 tahun, namun saat ini sudah berhenti. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 98 x/m, RR 20 x/m. Suara nafas
vesikuler, didapatkan wheezing minimal, serta edema tungkai. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
SOAL

Diagnosis pasien tersebut adalah?


A. Right Ventricular Hypertrophy
B. Left Ventricular Hypertrophy
C. Infark Miokard Akut
D. Atrial Fibrilasi
E. Atrial Flutter
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Ventricular Tachycardia
Gagal Jantung

Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan mudah
lelah sejak 3 bulan dan memberat 2 hari terakhir. Pasien juga mengeluh kedua kaki
bengkak. Pasien merokok sejak usia 12 tahun, namun saat ini sudah berhenti. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 98 x/m, RR 20 x/m. Suara nafas
vesikuler, didapatkan wheezing minimal, serta edema tungkai. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Gagal Jantung

Diagnosis pasien tersebut adalah?

JAWABAN

A. Right Ventricular Hypertrophy


DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

Kumpulan gejala yang kompleks di mana seorang pasien harus memiliki tampilan berupa:
gejala gagal jantung, tanda retensi cairan, bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi
jantung saat istirahat.

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015


DEFINISI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015


KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

1. Berdasarkan kelainan struktural


jantung
2. Berdasarkan kapasitas fungsional
NYHA
3. Gagal jantung kiri (CHF)
a. Gagal jantung sistolik (ejeksi fraksi menurun)
b. Gagal jantung diastolik (ejeksi fraksi tetap)
4. Gagal jantung kanan

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015


KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
Gagal jantung kiri (Congestive heart failure)

Gagal jantung sistolik (HFrEF - heart Gagal jantung diastolik (Heart failure
failure with reduced ejection fraction) with preserved ejection fraction)
● Fraksi ejeksi <40%, curah jantung ● Terjadi kongesti paru meskipun
menurun untuk perfusi jaringan. stroke volume dan cardiac output
● Siklus penurunan kontraktilitas normal.
jantung, peningkatan preload dan ● Penyebab = hypertension-induced
afterload → perburukan progresif myocardial hypertrophy dan iskemi
dari gagal jantung kiri. miokard → remodeling ventrikel.

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015


PATOFISIOLOGI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

McCance. The biologic basis for


PATOFISIOLOGI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.


PATOFISIOLOGI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.


KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
Gagal jantung kanan

Ketidakmampuan ventrikel kanan memompa darah ke


sirkulasi pulmonal.

● Dapat terjadi dengan atau tanpa gagal jantung kiri.


● Jika terjadi tanpa gagal jantung kiri → penyebab
kemungkinan = hipertensi pulmonal akibat penyakit
paru kronik (PPOK, cystic fibrosis, ARDS).

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed.


DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung


2015.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


EKG PADA GAGAL DIAGNOSIS KERJA:
JANTUNG Gagal Jantung

KARDIOMEGALI - RIGHT VENTRICULAR HYPERTROPHY


● Dari limb leads
○ Right axis deviation
● Dari precordial leads
○ Di lead V1, R wave >S wave
○ Di lead V6, S wave >R wave

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed
EKG PADA GAGAL JANTUNG DIAGNOSIS KERJA:
Gagal Jantung

KARDIOMEGALI - RIGHT VENTRICULAR HYPERTROPHY

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed
EKG PADA GAGAL JANTUNG DIAGNOSIS KERJA:
Gagal Jantung

KARDIOMEGALI - RIGHT VENTRICULAR HYPERTROPHY

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed
EKG EKG
PADA GAGAL
PADA JANTUNG
GAGAL JANTUNG DIAGNOSIS KERJA:
Gagal Jantung

Kriteria LVH jika melihat lead prekordial


● R wave in V5 + S wave in V1 >35 mm.
● R wave in V6 >18 mm.
● R wave in V6 > R wave in V5.
● R wave in V5 >26 mm.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed
EKG PADA
JAWABAN LAIN GAGAL JANTUNG DIAGNOSIS KERJA:
Gagal Jantung

Kriteria LVH jika melihat lead ekstremitas


● R wave di aVL >13 mm.
● R wave di lead I >14 mm.
● R wave di lead I + S wave di lead III >25
mm.
● R wave di lead aVF >21 mm.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed
DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
EKG PADA GAGAL JANTUNG Gagal Jantung

GAMBARAN EKG PADA GAGAL JANTUNG


Hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan kelainan repolarisasi yang menghasilkan:

● Depresi segmen ST tipe down-sloping


● Inversi gelombang T

Hal ini disebut strain.

1. Right ventricular strain: pada lead V1-V4, II, III, aVF.


2. Left ventricular strain: pada lead I, aVL, V5-V6.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed
DIAGNOSIS KERJA:
EKG PADA GAGAL JANTUNG Gagal Jantung
DIAGNOSIS KERJA:
EKG PADA GAGAL JANTUNG Gagal Jantung
DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
● Ketaatan pasien berobat
○ Ketaatan pasien berobat menurunkan morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup pasien.
● Pemantauan berat badan mandiri
○ Pantau berat badan rutin setiap hari, jika terdapat kenaikan BB >2 kg dalam 3 hari → naikkan dosis diuretik
atas pertimbangan dokter.
○ Pengurangan BB pasien obesitas (IMT >30kg/m2)
● Asupan cairan
○ Restriksi cairan 1,5-2 liter/hari dipertimbangkan terutama pada pasien dengan gejala berat yang disertai
hiponatremia.
● Latihan fisik
● Aktivitas seksual
○ Penghambat 5-phosphodiesterase (contoh: sildenafil) mengurangi tekanan pulmonal namun tidak
direkomendasikan pada gagal jantung lanjut dan tidak boleh dikombinasikan dengan preparat nitrat.

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung 2015.


TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA
FARMAKOLOGI

PERKI Tatalaksana Gagal Jantung


2015.
TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
TATALAKSANA DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung

Diagnosis pasien tersebut adalah?


A. Right Ventricular Hypertrophy
B. Left Ventricular Hypertrophy: depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada lead I,
aVL, V5, V6.
C. Infark Miokard Akut: depresi segmen ST dan inversi gelombang T menandakan
iskemia miokard bukan infark miokard.
D. Atrial Fibrilasi
E. Atrial Flutter
JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Gagal jantung
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ventricular Tachycardia
Gagal Jantung

Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan mudah
lelah sejak 3 bulan dan memberat 2 hari terakhir. Pasien juga mengeluh kedua kaki
bengkak. Pasien merokok sejak usia 12 tahun, namun saat ini sudah berhenti. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 98 x/m, RR 20 x/m. Suara nafas
vesikuler, didapatkan wheezing minimal, serta edema tungkai. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Gagal Jantung

Diagnosis pasien tersebut adalah?

JAWABAN

A. Right Ventricular Hypertrophy


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 70 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran.
Sebelumnya pasien diketahui mengeluh nyeri dada kiri yang tembus punggung dan
menjalar ke lengan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 80/50
mmHg, Nadi 125 x/m, RR 32 x/m, Suhu afebris, Akral dingin. Terapi yang tepat untuk
pasien adalah?
A. Dopamin
B. Adrenalin
C. Dobutamin
D. Amiodarone
E. Nitrogliserin
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
SOAL Syok Kardiogenik

Seorang laki-laki usia 70 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran.
Sebelumnya pasien diketahui mengeluh nyeri dada kiri yang tembus punggung dan
menjalar ke lengan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 80/50
mmHg, Nadi 125 x/m, RR 32 x/m, Suhu afebris, Akral dingin. Terapi yang tepat untuk
pasien adalah?

JAWABAN

A. Dopamin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung
sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup, dan dapat mengakibatkan
hipoksia jaringan.

Syok kardiogenik didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik <90 mmHg selama >1 jam
di mana:

● Tak responsif dengan pemberian cairan saja,


● Sekunder terhadap disfungsi jantung, atau
● Berkaitan dengan tanda-tanda hipoperfusi atau indeks kardiak <2,2 l/menit per m2
dan tekanan baji kapiler paru >18 mmHg

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Kardiogenik

Termasuk dipertimbangkan dalam definisi ini adalah:

● Pasien dengan tekanan darah sistolik meningkat >90mmHg dalam 1 jam setelah
pemberian obat inotropik, dan
● Pasien yang meninggal dalam 1 jam hipotensi, tetapi memenuhi kriteria lain syok
kardiogenik

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Syok Kardiogenik

● Komplikasi mekanik akibat infark miokard akut: ruptur septal ventrikel, ruptur atau
disfungsi otot papilaris dan ruptur miokard.
● Infark ventrikel kanan
● Takiaritmia atau bradiaritmia yang rekuren
● Manifestasi tahap akhir dari disfungsi miokard yang progresif

Semua hal ini menyebabkan penurunan curah jantung!

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Syok Kardiogenik

McCance. The biologic basis for diseases. 7th ed


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik

Anamnesis

● Keluhan yang timbul berkaitan dengan etiologi terjadinya syok kardiogenik tersebut.
● Infark miokard akut → typical chest pain, riwayat penyakit jantung koroner.
● Aritmia → palpitasi, presinkop, sinkop, merasakan irama jantung berhenti sejenak,
letargi.

PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik

Pemeriksaan Fisik

● Tekanan darah sistolik <90mmHg, bahkan dapat turun sampai <80 mmHg pada pasien
yang tidak dapat memperoleh pengobatan adekuat.
● Takikardi
● Takipnea (akibat kongesti paru)
● Rhonki
● Distensi vena leher
● Pergeseran letak impuls apikal (pada kardiomiopati dilatasi)
● Bunyi jantung menurun (pada efusi perikardial atau tamponade)

PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik

Pemeriksaan Penunjang

● EKG: membantu menentukan etiologi syok kardiogenik (mis, infark miokard, aritmia)
● Foto thorax: kardiomegali, tanda kongesti paru (pada gagal ventrikel kiri)
● Ekokardiografi: membuat diagnosis dan mencari etiologi, penilaian fungsi ventrikel,
deteksi adanya shunt, fungsi katup, efusi perikardial atau tamponade.
● Pemantauan hemodinamik menggunakan kateter Swan-Ganz

PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Kardiogenik

● Resusitasi segera → untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata yang adekuat untuk
mencegah sekuelae neurologi dan ginjal.
○ Pemberian dopamin, norepinefrin, dobutamin tergantung pada derajat hipotensi.
● Intra-aortic balloon counterpulsation (IABP)
● Monitor AGD, saturasi oksigen, EKG.
● Tatalaksana etiologi (mis, terapi fibrinolitik pada STEMI_

PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Kardiogenik

PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Syok Kardiogenik

A. Dopamin
B. Adrenalin → epinefrin, tatalaksana pada cardiac arrest.
C. Dobutamin → diberikan jika TD 70-100 mmHg tanpa tanda syok.
D. Amiodarone → antiaritmia.
E. Nitrogliserin → diberikan jika TD >100mmHg.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Syok Kardiogenik

Seorang laki-laki usia 70 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran.
Sebelumnya pasien diketahui mengeluh nyeri dada kiri yang tembus punggung dan
menjalar ke lengan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 80/50
mmHg, Nadi 125 x/m, RR 32 x/m, Suhu afebris, Akral dingin. Terapi yang tepat untuk
pasien adalah?

JAWABAN

A. Dopamin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
dan leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memilik riwayat diabetes dan merokok sejak
muda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg,
Nadi 100 x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92% . Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
SOAL

Diagnosis pada pasien ini adalah?


a. STEMI Anterior
b. STEMI Anteroseptal
c. STEMI Inferior
d. STEMI Anterolateral
e. STEMI Inferolateral
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Infark Miokard Akut

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
dan leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memilik riwayat diabetes dan merokok sejak
muda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg,
Nadi 100 x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92% . Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Infark Miokard Akut

Diagnosis pada pasien ini adalah?

JAWABAN

a. STEMI Inferolateral
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Infark Miokard Akut

SINDROM KORONER AKUT


Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.
- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Infark Miokard Akut

PERUBAHAN RECIPROCAL
Lead lain (yang terletak jauh dari area
infark) akan mendapatkan impuls yang
mengarah ke lead tersebut →
gelombang R positif.

Hal ini berlaku pada gelombang Q,


segmen ST dan gelombang T.

● ST elevasi → perubahan reciprocal:


ST depresi.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
PERKI Tatalaksana ACS 2018 sampai 2 hari.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri
PERKI Tatalaksana ACS dada
2018 rekuren
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
PERKI Tatalaksana ACS 2018
cepat.
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
PERKI Tatalaksana ACS 2018
responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA KERJA:
Sindrom Koroner Akut
Infark Miokard
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Infark Miokard Akut

Diagnosis pada pasien ini adalah?


a. STEMI Anterior → ST elevasi pada lead V3-V4
b. STEMI Anteroseptal → ST elevasi pada lead V1-V4.
c. STEMI Inferior → ST elevasi pada lead II, III, aVF.
d. STEMI Anterolateral → ST elevasi pada lead V3-V4, I, aVL, V5-6.
e. STEMI Inferolateral
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Infark Miokard Akut

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
dan leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memilik riwayat diabetes dan merokok sejak
muda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg,
Nadi 100 x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92% . Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Infark Miokard Akut

Diagnosis pada pasien ini adalah?

JAWABAN

a. STEMI Inferolateral
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar.
Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60
mmHg, Nadi 55 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai
berikut.
SOAL

Tatalaksana yang dapat diberikan untuk pasien ini adalah?


A. Sulfas Atropin IV
B. Amiodarone IV
C. Oksigenasi dan observasi
D. Manuver vagal
E. Norepinefrin IV
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sinus Bradikardi

Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar.
Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60
mmHg, Nadi 55 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai
berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sinus Bradikardi

Tatalaksana yang dapat diberikan untuk pasien ini adalah?

JAWABAN

A. Oksigenasi dan observasi


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sinus Bradikardi
Aritmia

BRADIKARDI MERUPAKAN ARITMIA.


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
GAMBARAN SINUS DIAGNOSIS KERJA:
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
BRADIKARDI
● rate <60x/menit
● Kontur gelombang P normal
● Setiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS
● Interval PR konstan

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
MANIFESTASI KLINIS DIAGNOSIS KERJA:
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
SINUS BRADIKARDI
● Akibat penurunan tonus simpatis atau peningkatan tonus vagal yang disebabkan
oleh banyak hal (obat, operasi, tumor, peningkatan tekanan intrakranial, dll).
● Normal ditemukan pada:
○ Remaja muda
○ Atlit
○ Saat tidur

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN
Bradikardi e.c AV
Sinus
blokBradikardi
derajat
Aritmia
1
SINUS
BRADIKARDI

● Umumnya tidak
diperlukan kecuali
hemodinamik
tidak stabil.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Sinus Bradikardi

Tatalaksana yang dapat diberikan untuk pasien ini adalah?


a. Sulfas Atropin IV → jika hemodinamik tidak stabil
b. Amiodarone IV → tatalaksana pada algoritma takiaritmia.
c. Oksigenasi dan observasi
d. Manuver vagal → tatalaksana pada PSVT
e. Norepinefrin IV → tatalaksana pada syok kardiogenik.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sinus Bradikardi

Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar.
Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60
mmHg, Nadi 55 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai
berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sinus Bradikardi

Tatalaksana yang dapat diberikan untuk pasien ini adalah?

JAWABAN

A. Oksigenasi dan observasi


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke IGD RS oleh keluarganya dalam keadaan
tidak sadar setelah mengeluh nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik nadi tidak teraba dan
frekuensi nafas apneustik. Pada monitor EKG tampak gambaran sebagai berikut.
SOAL

Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan oleh dokter?


a. Defibrilasi 200 Joule bifasik kemudian lakukan kompresi dada
b. Kompresi dada selama 2 menit kemudian defibrilasi 200 Joule monofasik
c. Intubasi trakhea, mulai kompresi dada dan berikan Epinefrin 1 mg intravena
d. Kompresi dada dan berikan Amiodaron 300 mg intravena
e. Evaluasi respons, buka jalan nafas, berikan ventilasi, mulai kompresi dada, dan
berikan lidokain intravena
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Torsades de pointes

Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke IGD RS oleh keluarganya dalam keadaan
tidak sadar setelah mengeluh nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik nadi tidak teraba dan
frekuensi nafas apneustik. Pada monitor EKG tampak gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
SOAL Torsades de pointes

Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan oleh dokter?

JAWABAN

E. Evaluasi respons, buka jalan nafas, berikan ventilasi, mulai


kompresi dada, dan berikan lidokain intravena
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Torsades des pointes
Aritmia

TORSADES DE POINTES MERUPAKAN ARITMIA


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Bradikardi
Ventrikular
Torsades
e.cekstrasistol
AV blok
desderajat
pointes
Aritmia
(VES)
1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
des
KERJA:
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
(VES)1
Atrial Flutter
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
1
Ventrikular (VES)

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
Ventrikular
atrium
Torsades
e.cekstrasistol
(Atrial
AV blok
Atrial
des
fibrillation)
derajat
pointes
Aritmia
Flutter
(VES)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE
POINTES
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

JENIS ARITMIA VENTRIKEL


1. Premature ventricular contractions / ventricular extrasystole
2. Ventricular tachycardia
3. Ventricular fibrillation
4. Accelerated idioventricular rhythm
5. Torsades de pointes

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION/VES


● Bentuk paling umum dari aritmia ventrikel
● Kompleks QRS lebar dan aneh karena depolarisasi ventrikel tidak mengikuti jalur
konduksi normal.
● Biasanya sebuah VES akan diikuti compensatory pause sebelum muncul beat
selanjutnya.
● Single VES dapat terjadi pada kondisi normal namun jika terjadi pada kondisi infark
miokard, dapat berevolusi menjadi VT atau VF.
● VES dapat muncul secara random atau bergantian dengan normal sinus beats dalam
pattern reguler.
○ Bigeminy = jika ratio sinus beat:VES adalah 1:1
○ Trigeminy = jika ratio sinus beat:VES adalah 2:1

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION/VES


● Kapan VES mengkhawatirkan?
○ VES yang sering
○ VES yang muncul berurutan (3 atau lebih)
○ VES multifom (bentuk yang berbeda karena berasal dari sumber impuls yang
berbeda)
○ R-on-T phenomenon: VES yang muncul di gelombang T pada beat sebelumnya
→ risiko VT.
○ VES dalam bentuk apapun yang terjadi pada kondisi infark miokard.
Memenuhi minimal satu dari kriteria di atas → risiko aritmia.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

VENTRICULAR TACHYCARDIA (VT)


● Keadaan emergensi
● VES tiga atau lebih berurutan disebut VT.
● Rate = 120-200x/menit.
● Bentuk = uniform atau polimorfik.
○ Uniform = pada infark lama, di mana jaringan parut miokard sebagai fokus reentrant.
○ Polimorfik = iskemi atau infark miokard akut.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

VENTRICULAR FIBRILLATION
● Keadaan terminal, biasanya terlihat pada dying hearts.
● Gambaran undulasi di mana tidak ada kompleks QRS yang sebenarnya.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

ACCELERATED IDIOVENTRICULAR RHYTHM


● Tidak berbahaya.
● Kadang terlihat pada infark akut, menandakan terbentuknya sebuah ventricular escape
focus yang berusaha untuk mempertahankan kerja jantung.
● Tidak perlu terapi.
● Rate: 50-100x/menit, jika rate <50x/menit → disebut idioventricular rhythm.
○ Cari gelombang P untuk membedakan sinus bradikardi dengan idioventricular rhythm.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE POINTES
● Bentuk unik VT.
● Terjadi pada kondisi interval QT memanjang (artinya, repolarisasi ventrikel memanjang).
● Bentuk seperti VT namun kompleks QRS tampak seperti berputar secara spiral di baseline
sehingga axis dan amplitudenya berubah-ubah.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE POINTES
● Penyebab: kongenital, acquired.
○ Acquired: obat (antiaritmia, antipsikotik, antiemetik, antifungal, antimikroba).
○ Kongenital: Jervell and Lange-Nielsen and Romano-Ward syndrome.
● Faktor predisposisi:
○ Usia tua (>65 tahun)
○ Wanita
○ Hipokalemia
○ Hipokalsemia
○ Hipomagnesemia
○ Bradikardi
○ Penyakit jantung
○ Pemakaian diuretik
Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MEKANISME Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE POINTES
Adanya peningkatan ion positif intraselular → fase repolarisasi memanjang → jika
terjadi ectopic beat pada fase ini (fenomena R on T) → menghasilkan Torsades de
Pointes.

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine


MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)
KLINIS
TORSADES DE POINTES
● 50% asimptomatik.
● Sinkope
● Palpitasi
● Pusing mengambang
● Sudden death
● Penurunan kesadaran
● Hipotensi
● takikardi

Braunwald heart disease: a textboook of cardiovascular medicine


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Ventrikular
Torsades
ekstrasistol
des pointes
(VES)

TORSADES DE POINTES
● Pemberian agen antiaritmia: amiodarone, dofetilide, sotalol → meningkatkan interval
QT yang abnormal → memperburuk aritmia.
● Hemodinamik stabil → self limiting.
● Hemodinamik tidak stabil + pulse→ kardioversi elektrik (monophasic: 100J, biphasic:
50J).
● Pulseless torsades de pointes → defibrilasi.
● Magnesium intravena merupakan terapi farmakologi lini pertama
● 2 gram IV bolus lambat → infus kontinu 1-4 gram/jam (mempertahankan magnesium
>2mmol/L) → jika Magnesium sudah >3 mmol/L → stop infus. Jika masih terjadi
Torsades de Pointes intermiten, tingkatkan laju jantung dengan isoproterenol.
● Isoproterenol IV bolus 19-20mcg atau infus titrasi. Target laju jantung: 100x/m. Jika
Braunwald heartmasih terjadi
disease: a textboook → overdrive
of cardiovascular medicine pacing.
JAWABAN LAIN

Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan oleh dokter?


a. Defibrilasi 200 Joule bifasik kemudian lakukan kompresi dada → defibrilasi 50 J bifasik
b. Kompresi dada selama 2 menit kemudian defibrilasi 200 Joule monofasik → defibrilasi
100 J monofasik
c. Intubasi trakhea, mulai kompresi dada dan berikan Epinefrin 1 mg intravena → kompresi
dada terlebih dahulu
d. Kompresi dada dan berikan Amiodaron 300 mg intravena → tidak ada indikasi
amiodarone
e. Evaluasi respons, buka jalan nafas, berikan ventilasi, mulai kompresi dada, dan berikan
lidokain intravena
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Torsades de pointes

Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke IGD RS oleh keluarganya dalam keadaan
tidak sadar setelah mengeluh nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik nadi tidak teraba dan
frekuensi nafas apneustik. Pada monitor EKG tampak gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Torsades de pointes

Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan oleh dokter?

JAWABAN

E. Evaluasi respons, buka jalan nafas, berikan ventilasi, mulai


kompresi dada, dan berikan lidokain intravena
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang menjalar
ke pundak disertai keringat dingin sejak 2 jam yang lalu. Pasien sudah mengosumsi nitrat
3 kali namun tetap terasa nyeri. Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini, tapi
membaik ketika mengonsumsi nitrat. Pada hasil rekam jantung ditemukan ST depresi
pada segmen V4-V6. Pemeriksaan enzim jantung normal. Apakah tatalaksana pada
pasien ini ?
A. PCI Primer
B. Angioplasti koroner
C. Kombinasi trombolitik dan CCB
D. Kombinasi aspirin, clopidogrel, dan ACE inhibitor
E. Kombinasi aspirin, clopidogrel, dan beta bloker
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Unstable Angina Pectoris (UAP)

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang menjalar
ke pundak disertai keringat dingin sejak 2 jam yang lalu. Pasien sudah mengosumsi nitrat
3 kali namun tetap terasa nyeri. Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini, tapi
membaik ketika mengonsumsi nitrat. Pada hasil rekam jantung ditemukan ST depresi
pada segmen V4-V6. Pemeriksaan enzim jantung normal. Apakah tatalaksana pada
pasien ini ?

JAWABAN

A. Kombinasi aspirin, clopidogrel, dan beta bloker


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Unstable Angina Pectoris (UAP)

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

Pemeriksaan biomarka jantung

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Unstable Sindrom
Angina Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
DIAGNOSIS Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA DIAGNOSIS
Sindrom KERJA:
Koroner Akut
Unstable Angina
Pectoris (UAP)

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Unstable Angina
Sindrom
Pectoris
Koroner(UAP)
Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS
TATALAKSANA KERJA:
Unstable Angina
TERAPI Pectoris (UAP)

FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA DIAGNOSIS
Sindrom KERJA:
Koroner Akut
Unstable Angina
Pectoris (UAP)

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


JAWABAN LAIN DIAGNOSIS KERJA:
Unstable Angina
Pectoris (UAP)

A. PCI Primer → tatalaksana STEMI


B. Angioplasti koroner → tatalaksana STEMI
C. Kombinasi trombolitik dan CCB → tatalaksana STEMI
D. Kombinasi aspirin, clopidogrel, dan ACE inhibitor → ACE inhibitor diindikasikan pada
pasien pasca infark miokard yang disertai gangguan fungsi sistolik jantung, dengan
atau tanpa gejala klinis gagal jantung.
E. Kombinasi aspirin, clopidogrel, dan beta bloker
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Unstable Angina Pectoris (UAP)

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang menjalar
ke pundak disertai keringat dingin sejak 2 jam yang lalu. Pasien sudah mengosumsi nitrat
3 kali namun tetap terasa nyeri. Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini, tapi
membaik ketika mengonsumsi nitrat. Pada hasil rekam jantung ditemukan ST depresi
pada segmen V4-V6. Pemeriksaan enzim jantung normal. Apakah tatalaksana pada
pasien ini ?

JAWABAN

A. Kombinasi aspirin, clopidogrel, dan beta bloker


Anestesi
SOAL NOMOR:
Anak laki-laki, usia 8 tahun, dibawa ke IGD karena tersedak saat sedang bermain. Awalnya
anak tampak tenang, tibatiba terdiam lalu tampak sesak dan tidak bisa bernapas. Saat ini
pasien terlihat sianosis dan tidak dapat merespon sambil memegang leher. Apakah
penanganan awal pada pasien tersebut?
a. Finger swab
b. Heimlich maneuver
c. Back blow
d. Chest thrusts
e. RJP
DIAGNOSIS KERJA:
Unstable Angina Pectoris (UAP)

Anak laki-laki, usia 8 tahun, dibawa ke IGD karena tersedak saat sedang bermain. Awalnya
anak tampak tenang, tiba tiba terdiam lalu tampak sesak dan tidak bisa bernapas. Saat ini
pasien terlihat sianosis dan tidak dapat merespon sambil memegang leher. Apakah
penanganan awal pada pasien tersebut?

JAWABAN

B. Heimlich maneuver
Obstruksi Saluran Napas Atas

•Obstruksi saluran napas atas termasuk blok di hidung, faring dan trakea.

PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Obstruksi Saluran Napas Atas
Aspirasi Benda Asing

Manajemen awal

PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Obstruksi Saluran Napas Atas
Aspirasi Benda Asing

Manajemen awal

PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Obstruksi Saluran Napas Atas
Aspirasi Benda Asing

Manajemen awal kemudian diikuti dengan:


•Posisi anak
•Posisi senyaman mungkin
•Jika kesadaran menurun, miringkan anak
•Mengeluarkan benda asing yang DAPAT DILIHAT
•Suction hidung, mulut atau keduanya
•Hati-hati pada croup di mana suction dapat mencetuskan batuk dan spasme laring.
•Mengurangi pembengkakan saluran napas dengan medikamentosa (nebulized
epinephrine)
•Menghindari agitasi yang tidak diperlukan yang dapat memperburuk obstruksi
saluran napas

PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
EPIDEMIOLOGI Aspirasi Benda Asing

Aspirasi benda asing merupakan hal yang serius karena terkadang bisa menyebabkan
kematian.

Anak-anak (usia <5 tahun) berisiko mengalami aspirasi benda asing karena:

● Kecenderungan untuk meletakkan benda kecil dalam mulut


● Sering menangis, berteriak, berlari dan bermain dengan benda dalam mulut
● Belum memiliki gigi molar untuk mengunyah makanan tertentu

PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aspirasi Benda Asing

● Anamnesis keluarga
● Tersedak tiba-tiba diikuti dengan batuk, sesak dan stridor atau sianosis perioral.
● Kadang, demam → harus curiga kemungkinan makanan terkontaminasi.
● menurun/hilangnya suara napas → obstruksi saluran napas total.
● Radiologi: umumnya radiolusen.

PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Aspirasi Benda Asing

● Anamnesis keluarga
● Tersedak tiba-tiba diikuti dengan batuk, sesak
dan stridor atau sianosis perioral.
● Kadang, demam → harus curiga kemungkinan
makanan terkontaminasi.
● menurun/hilangnya suara napas → obstruksi
saluran napas total.
● Radiologi: umumnya radiolusen.

PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Aspirasi Benda Asing

PALS 2015.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Aspirasi Benda Asing

a. Finger swab → jika benda asing terlihat dengan mata


b. Heimlich maneuver
c. Back blow → pada anak <1 tahun
d. Chest thrusts → pada anak <1 tahun
e. RJP → jika pasien tidak sadar
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Unstable Angina Pectoris (UAP)

Anak laki-laki, usia 8 tahun, dibawa ke IGD karena tersedak saat sedang bermain. Awalnya
anak tampak tenang, tiba tiba terdiam lalu tampak sesak dan tidak bisa bernapas. Saat ini
pasien terlihat sianosis dan tidak dapat merespon sambil memegang leher. Apakah
penanganan awal pada pasien tersebut?

JAWABAN

B. Heimlich maneuver
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke
lengan dan tembus ke punggung. Nyeri dirasakan sekitar 5 menit dan mereda ketika
pasien istirahat. Pasien sering mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. TD
120/70 mmHg, Nadi 95 x/m, RR 20 x/m. Dari pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Angina pektoris tidak stabil
b. Sindrom koroner akut
c. Angina pektoris stabil
d. Angina prinzmetal
e. infark miokard akut
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Angina Pektoris Stabil

Seorang perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke
lengan dan tembus ke punggung. Nyeri dirasakan sekitar 5 menit dan mereda ketika
pasien istirahat. Pasien sering mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. TD
120/70 mmHg, Nadi 95 x/m, RR 20 x/m. Dari pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Apakah diagnosis pada pasien ini?

JAWABAN

a. Angina pektoris stabil


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

APS UAP NSTEMI STEMI


Perburukan nyeri dada Angina pektoris Pada NSTEMI, iskemia Infark miokard yang
berhubungan dengan dengan satu diantara yang timbul cukup ditandai dengan ST
aktivitas fisik dan stres tampilan klinis: berat sehingga terjadi elevasi dan
emosi, setelah makan ● Terjadi saat kerusakan miokardium peningkatan enzim
dalam porsi banyak istirahat (atau (enzim jantung jantung
atau muncul pertama aktivitas minimal) meningkat)
kali di pagi hari. dan biasanya
berlangsung lebih
dari 20 menit (jika
tidak ada
penggunaan
nitrat/analgetik)
● Nyeri hebat dan
jelas
PERKI Tatalaksana ACS 2018 ● Lambat laun
bertambah berat
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
PERKI Tatalaksana ACS 2018 responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Angina Pektoris Stabil

a. Angina pektoris tidak stabil → tidak mereda dengan istirahat.


b. Sindrom koroner akut → terdiri dari UAP, NSTEMI dan STEMI
c. Angina pektoris stabil
d. Angina prinzmetal → pada dewasa muda, dicetuskan oleh stres emosi.
e. Infark miokard akut → ditandai dengan ST elevasi.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Angina Pektoris Stabil

Seorang perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke
lengan dan tembus ke punggung. Nyeri dirasakan sekitar 5 menit dan mereda ketika
pasien istirahat. Pasien sering mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. TD
120/70 mmHg, Nadi 95 x/m, RR 20 x/m. Dari pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Apakah diagnosis pada pasien ini?

JAWABAN

a. Angina pektoris stabil


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Pasien perempuan, usia 40 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan
riwayat kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, HR 100x/m, RR 28x/m, dan S 36,8°C, pada auskultasi terdengar bising di
supraklavikula. Terdapat fraktur terbuka pada kaki dan paha kanan dengan perdarahan
aktif. Tiba-tiba napas pasien berhenti. Apa tindakan awal yang dilakukan?
A. DC shock
B. Pemeriksaan EKG
C. Pemasangan infus
D. RJP
E. Pemasangan ventilator
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Cardiac arrest

Pasien perempuan, usia 40 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan
riwayat kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, HR 100x/m, RR 28x/m, dan S 36,8°C, pada auskultasi terdengar bising di
supraklavikula. Terdapat fraktur terbuka pada kaki dan paha kanan dengan perdarahan
aktif. Tiba-tiba napas pasien berhenti. Apa tindakan awal yang dilakukan?

JAWABAN

D. RJP
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Cardiac arrest

Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20th ed


DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest

Penyebab:

● Cardiac
● Non cardiac

Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20th ed


DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest

Penyebab:

● Cardiac
● Non cardiac

Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20th ed


MANAJEMEN Cardiac arrest

2018 AHA ACLS update


MANAJEMEN Pediatric Cardiac arrest
JAWABAN LAIN

A. DC shock → Tidak ada indikasi


B. Pemeriksaan EKG → bukan tindakan awal
C. Pemasangan infus → bukan tindakan awal
D. RJP
E. Pemasangan ventilator → bukan tindakan awal
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Cardiac arrest

Pasien perempuan, usia 40 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan
riwayat kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, HR 100x/m, RR 28x/m, dan S 36,8°C, pada auskultasi terdengar bising di
supraklavikula. Terdapat fraktur terbuka pada kaki dan paha kanan dengan perdarahan
aktif. Tiba-tiba napas pasien berhenti. Apa tindakan awal yang dilakukan?

JAWABAN

D. RJP
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas. Riwayat
hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg,
Nadi 45 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai berikut.
SOAL

A. Right Bundle Branch Block


B. Left Bundle Branch Block
C. AV Blok Derajat 1
D. AV Blok Derajat 2 Mobitz II
E. AV Blok Derajat 3
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Bradikardi e.c AV blok derajat 3

Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas. Riwayat
hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg,
Nadi 45 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Bradikardi e.c AV blok derajat 3

Diagnosis pada pasien ini adalah?

JAWABAN

E. AV Blok Derajat 3
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3

BRADIKARDI MERUPAKAN ARITMIA.


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
cardiovascular medicine

Bradikardi e.c AV blok derajat


Aritmia1
3
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
cardiovascular medicine

Bradikardi e.c AV blok derajat


Aritmia1
3
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Bradikardi e.c AV blok derajat
Aritmia1
3

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Aritmia
Bradikardi e.c AV blok
derajat 3
1
BRADIKARDI
MERUPAKAN ARITMIA
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

AV BLOK MERUPAKAN SALAH SATU JENIS ARITMIA (CONDUCTION BLOCK)


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 1

Conduction block merupakan hambatan atau delay hantaran impuls yang mengikuti jalur
konduksi yang normal.

3 jenis conduction block berdasarkan lokasi anatomi:

● Sinus node block (sinus exit block)


○ Sinus node menghasilkan impuls namun gelombang depolarisasi tidak dihantarkan
ke jaringan atrium.
● AV block
○ Blok hantaran impuls antara sinus node dan Purkinje fibers, jadi termasuk AV node
dan His bundle.
● Bundle branch block
○ Blok pada bundle branch di ventrikel. Jika hanya salah satu bagian dari bundle
branch yang terblok → fascicular block.
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

SINUS NODE BLOCK (SINUS EXIT BLOCK)


Terjadi kegagalan hantaran impuls dari sinus node ke jaringan sekitar.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

AV BLOCK
Ada 3 jenis AV block:

● First degree AV block


● Second degree AV block, dibagi lagi menjadi:
○ Mobitz type I second degree AV block (Wenckebach block)
○ Mobitz type II second degree AV block
● Third degree AV block

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

FIRST DEGREE AV BLOCK (DERAJAT 1)


Umum ditemukan, namun bisa menandakan awal dari degenerasi sistem konduksi,
manifestasi sementara dari miokarditis atau toksisitas obat.

Patofisiologi: Delay hantaran impuls di AV node atau His bundle.

Gambaran:

● PR interval memanjang (>0,20 detik)


● PR interval = waktu dari dimulainya depolarisasi atrium ke dimulainya depolarisasi
ventrikel.
● Setiap gelombang P masih diikuti dengan kompleks QRS.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

FIRST DEGREE AV BLOCK (DERAJAT 1)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

SECOND DEGREE AV BLOCK (DERAJAT 2)


Patofisiologi = tidak setiap impuls dari atrium bisa dihantarkan melalui AV node ke ventrikel.

Gambaran = karena ada beberapa impuls dari atrium yang gagal dikonduksikan ke ventrikel
→ rasio gelombang P terhadap kompleks QRS lebih besar dari 1:1.

● Dibagi menjadi 2 jenis:


○ Mobitz type 1 (Wenckebach)
○ Mobitz type 2

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

WENCKEBACH BLOCK (MOBITZ TYPE 1 SECOND DEGREE AV


BLOCK)
Patofisiologi = blok pada AV node, namun bloknya variabel (meningkat seiring impuls).

● Setiap impuls dari atrium akan semakin lambat dihantarkan di AV node sehingga satu
impuls gagal dihantarkan (drop beat), biasanya terjadi setiap 3-4 hantaran impuls.

Gambaran = pemanjangan PR interval progresif untuk tiap impuls sehingga tiba-tiba


gelombang P tidak diikuti dengan kompleks QRS (disebut drop beat) → kemudian akan
terulang lagi sekuensnya.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

WENCKEBACH BLOCK (MOBITZ TYPE 1 SECOND DEGREE AV


BLOCK)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

MOBITZ TYPE 2 SECOND DEGREE AV BLOCK


Patofisiologi

● blok hantaran impuls di bawah AV node sehingga tidak semua impuls dari atrium
dihantarkan ke ventrikel. Namun, tidak terjadi perlambatan PR interval progresif
melainkan konduksinya bersifat all-or-nothing phenomenon.

Gambaran

● PR interval normal dengan drop beat.


● siklus ini berulang terus menerus di mana rasio impuls yang berhasil dihantarkan
terhadap impuls yang gagal dihantarkan bervariasi (rasio gelombang P:kompleks QRS).
Biasanya 2:1, 3:2, dan seterusnya.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

MOBITZ TYPE 2 SECOND DEGREE AV BLOCK

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

THIRD DEGREE AV BLOCK (COMPLETE HEART BLOCK)


Patofisiologi = tidak ada hantaran impuls dari
atrium yang berhasil ke ventrikel → ventrikel
menghasilkan impuls sendiri (ventricular escape
rhythm → 30-45x/menit). Kontraksi atrium dan
ventrikel terjadi masing-masing (tidak
berhubungan sama sekali).

● Lokasi blok = AV node atau di bawahnya.

Gambaran = gelombang P dan kompleks QRS


tidak berhubungan, kompleks QRS lebar dan
mirip PVC (premature ventricle contraction).
Thaler, M. The only EKG book
you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

THIRD DEGREE AV BLOCK (COMPLETE HEART BLOCK)


DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

THIRD DEGREE AV BLOCK (COMPLETE HEART BLOCK)


Membedakan ventricular escape rhythm VS premature ventricular contraction:
● PVC:
○ premature, terjadi sebelum beat selanjutnya.
○ Boleh disupresi
● Ventricular escape rhythm:
○ terjadi setelah pause yang lama.
○ Tidak boleh disupresi karena merupakan mekanisme life saving.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

THIRD DEGREE AV BLOCK (COMPLETE HEART BLOCK)


DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

BUNDLE BRANCH BLOCK


Dibagi = right bundle branch block (RBBB) dan
left bundle branch block (LBBB).

Sesuai sekuens aktivasi ventrikel = right and


left bundle branch menghantarkan impuls ke
ventrikel kanan dan kiri menghasilkan
kompleks QRS yang sempit (durasi <0,10
detik) + karena ventrikel kiri lebih besar, axis
jantung berkisar di 0 dan 90 derajat.
● Semua gambaran ini berubah pada
bundle branch block SEHINGGA
DIAGNOSIS BUNDLE BRANCH BLOCK
melihat dari lebar dan konfigurasi
kompleks QRS.
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

BUNDLE BRANCH BLOCK


● RBBB → fenomena normal, kelainan
sistem konduksi.
● LBBB → jarang terjadi sebagai fenomena
normal. Menandakan adanya gangguan
jantung berat (misalnya, degenerasi
sistem konduksi atau CAD).

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK


Patofisiologi = hambatan konduksi di right bundle → delay depolarisasi ventrikel kanan;
mulai depolarisasi saat ventrikel kiri hampir selesai depolarisasi.

Gambaran:
● Delay depolarisasi ventrikel kanan → memperpanjang waktu total depolarisasi
keseluruhan ventrikel → kompleks QRS lebar (>0,12 detik).
● Bentuk kompleks QRS khas pada lead ventrikel kanan (V1, V2) yaitu RSR’ (telinga
kelinci) (diakibatkan depolarisasi ventrikel kanan yang baru dimulai setelah
depolarisasi ventrikel kiri selesai sehingga menciptakan gelombang R baru).
● Lead lateral yang merepresentasikan ventrikel kiri → gelombang S dalam.
● Gangguan repolarisasi → depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada right
precordial leads.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK


DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK

Patofisiologi = delay pada depolarisasi ventrikel kiri.

Gambaran:
● Kompleks QRS melebar (durasi >0,12 detik) dengan gelombang R yang tinggi dan
lebar/bertakik (seperti telinga kelinci) di lead ventrikel kiri (I, aVL, V5, V6).
● Gelombang S yang lebar dan dalam pada lead reciprocal.
● Left axis deviation
● Gangguan pada repolarisasi → depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada
left precordial leads.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3
1

LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3

LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Bradikardi e.c AV blok derajat 3

A. Right Bundle Branch Block → RSR’ di V1-V2, deep dan wide S wave di I, aVL, V5,V6.
B. Left Bundle Branch Block → rabbit ears, notched R wave di I, aVL, V5-6, deep dan
wide S wave di V1-2.
C. AV Blok Derajat 1 → setiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS
D. AV Blok Derajat 2 Mobitz II → normal PR interval, kemudian ada gelombang P yang ga
diikuti kompleks QRS.
E. AV Blok Derajat 3
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3

Seorang perempuan usia 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas. Riwayat
hipertensi dan diabetes disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg,
Nadi 45 x/m, RR 18 x/m. Dokter melakukan EKG dan menunjukkan hasil sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Bradikardi e.c AV blok derajat 3

Diagnosis pada pasien ini adalah?

JAWABAN

E. AV Blok Derajat 3
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
bawah kiri dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Tanda vital TD 220/100 mmHg, Nadi 85
x/m, RR 22 x/m, akral hangat. EKG menunjukkan ST elevasi pada lead V1-V3. Setelah
pemberian anti trombus, tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien adalah?
a. Nicardipin
b. Furosemide
c. Nitrogliserin
d. Diltiazem
e. Fondaparinux
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Hipertensi Emergensi

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
bawah kiri dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Tanda vital TD 220/100 mmHg, Nadi 85
x/m, RR 22 x/m, akral hangat. EKG menunjukkan ST elevasi pada lead V1-V3. Setelah
pemberian antitrombus, tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien adalah?

JAWABAN

C. Nitrogliserin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi

Hipertensi = Tekanan sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90 mmHg.

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Kapan memulai terapi?


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Target terapi
tekanan darah

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Target terapi tekanan darah


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Gaya hidup sehat


a. Restriksi konsumsi garam
b. Kurang konsumsi alkohol
c. Diit kaya sayur dan buah
d. Aktivitas fisik rutin
e. Menghindari merokok

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Medikamentosa

Renin-angiotensin ● ACE inhibitor dan ARB


system blockers ● Tidak boleh dikombinasi → keuntungan tambahan (-), efek
samping ke ginjal lebih banyak.
● Efektif untuk menurunkan risiko CKD.
Calcium channel ● Lebih efektif dibanding beta blocker dalam memperlambat
blockers progres aterosklerosis, LVH dan proteinuria.
● Tidak ada perbedaan antara 2 kelas CCB (DHP vs non-DHP)

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Medikamentosa

Beta blocker ● Menurunkan risiko stroke dibanding antihipertensi lain.


● Efek samping = meningkatkan risiko new-onset diabetes.
● Alternatif ACE inhibitor atau ARB bagi wanita usia
reproduktif (ACE inhibitor/ARB dapat meningkatrkan risiko
kerusakan ginjal janin).
thiazide/thiazide-like ● Dapat menurunkan potassium serum, efek dismetabolik
diuretics (meningkatkan resistensi insulin dan new-onset diabetes).
● Kurang efektif pada eGFR <45 mL/min dan menjadi tidak
efektif pada eGFR <30 mL/min → ganti dengan loop
diuretic (furosemide)

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi

Medikamentosa
Kombinasi obat:
● Terapi yang diawali dengan kombinasi obat lebih efektif dibanding monoterapi.
● Terapi awal 2 kombinasi. Tidak disarankan diawali dengan 3 kombinasi obat.
● Semua obat dapat dikombinasi kecuali ACE inhibitor dikombinasi dengan ARB.
● Rekomendasi = ACE inhibitor atau ARB dengan CCB dan/atau thiazide/thiazide-like
diuretic.
○ CCB atau diuretik mengaktifkan RAS yang akan dihalangi oleh ACE inhibitor
atau ARB → menurunkan efek samping CCB (edem perifer) atau diuretik
(hipokalemia).
● Beta-blocker
○ Digunakan pada indikasi tertentu (angina, aritmia, post infark miokard,
alternatif bagi wanita usia reproduksi).

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Hipertensi Emergensi

Hipertensi emergensi merupakan hipertensi grade 3 dengan HMOD (hypertension mediated


organ damage) akut yang membahayakan nyawa dan butuh intervensi segera, biasanya
dengan terapi intravena.

Hipertensi urgensi merupakan hipertensi berat tanpa bukti klinis HMOD.

● Butuh penurunan tekanan darah namun tidak segera, biasanya cukup dengan obat oral.

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
PRESENTASI Hipertensi Emergensi
KLINIS

● Pasien dengan hipertensi maligna: hipertensi grade 3 dengan perubahan funduskopi


(flame hemorrhage dan/atau papilledema), mikroangiopati, DIC, ensefalopati, gagal
jantung akut, penurunan fungsi ginjal akut. Malignan berarti prognosis buruk jika tidak
segera diintervensi.
● Pasien dengan hipertensi berat berkaitan dengan kondisi klinis lain yang membutuhkan
penurunan tekanan darah segera: diseksi aorta, iskemi miokard, gagal jantung akut.
● Pasien dengan hipertensi beraat akut akibat feokromositoma..
● Pasien hamil dengan hipertensi berat atau preeklampsia.

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
PRESENTASI Hipertensi Emergensi
KLINIS
● Gejala yang timbul tergantung dengan organ yang terkena:

Sakit kepala

Gangguan penglihatan

Nyeri dada

Sesak

Pusing

Defisit neurologis

Ensefalopati hipertensi: somnolen, lethargi, kejang tonik klonik, gangguan penglihatan


kortikal.
2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Hipertensi Emergensi

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Hipertensi Emergensi

Target terapi:

● Menentukan target organ yang terkena, apakah butu intervensi lain selain penurunan
tekanan darah dan apakah ada penyebab peningkatan tekanna darah akut yang
mempengaruhi rencana terapi (mis, hamil)
● Besarnya penurunan tekanan darah
● Jenis agen penurun tekanan darah yang dibutuhkan: idealnya terapi intravena dengan
obat yang memiliki paruh waktu pendek.

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Hipertensi Emergensi

Meskipun obat
intravena
direkomendasikan,
terapi oral dengan ACE
inhibitor, ARB atau
beta-blocker kadang
efektif untuk hipertensi
maligna karena sistem
renin diaktifkan oleh
iskemi renal.
Digunakan dosis
rendah.

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Hipertensi
Emergensi

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


PROGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Hipertensi
Emergensi

Prognosis baik namun tetap berisiko tinggi dan harus dilakukan skrining hipertensi sekunder.

Setelah boleh pulang dari RS (ketika tekanan darah sudah stabil dengan terapi oral) →
kontrol ke dokter minimal sebulan sekali.

2018 ESH/ESH Guidelines for the Management of Arterial Hypertension


JAWABAN DIAGNOSIS KERJA:
LAIN Hipertensi
Emergensi

a. Nicardipin → untuk hipertensi maligna, ensefalopati hipertensi, diseksi aorta akut,


eklampsia/preeklampsia/HELLP
b. Furosemide → untuk edema paru akut
c. Nitrogliserin
d. Diltiazem → CCB non dihidropiridin dapat diberikan pada pasien yang intoleran
terhadap betablocker, angina yang persisten dengan beta blocker yang optimal atau
sebagai terapi tambahan untuk mengontrol tekanan darah.
e. Fondaparinux → merupakan antikokagulan, persiapan PCI
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Hipertensi Emergensi

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
bawah kiri dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Tanda vital TD 220/100 mmHg, Nadi 85
x/m, RR 22 x/m, akral hangat. EKG menunjukkan ST elevasi pada lead V1-V3. Setelah
pemberian antitrombus, tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien adalah?

JAWABAN

C. Nitrogliserin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke leher
sejak 1 jam yang lalu. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan PJK. Kesadaran compos
mentis, TD 140/80 mmHg, Nadi 100 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST Depresi di
lead II, III dan aVF. Pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk menegakkan diagnosa
kasus tersebut adalah ?
a. LDH
b. CKMB
c. Troponin I
d. Myoglobin
e. CK
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom Koroner Akut

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke leher
sejak 1 jam yang lalu. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan PJK. Kesadaran compos
mentis, TD 140/80 mmHg, Nadi 100 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST Depresi di
lead II, III dan aVF. Pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk menegakkan diagnosa
kasus tersebut adalah ?

JAWABAN

C. Troponin I
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

APS UAP NSTEMI STEMI


Perburukan nyeri dada Angina pektoris Pada NSTEMI, iskemia Infark miokard yang
berhubungan dengan dengan satu diantara yang timbul cukup ditandai dengan ST
aktivitas fisik dan stres tampilan klinis: berat sehingga terjadi elevasi dan
emosi, setelah makan ● Terjadi saat kerusakan miokardium peningkatan enzim
dalam porsi banyak istirahat (atau (enzim jantung jantung
atau muncul pertama aktivitas minimal) meningkat)
kali di pagi hari. dan biasanya
berlangsung lebih
dari 20 menit (jika
tidak ada
penggunaan
nitrat/analgetik)
● Nyeri hebat dan
jelas
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
● Lambat laun
bertambah berat
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Sindrom Koroner Akut

a. LDH → tidak spesifik miokard, ditemukan hampir disemua sel.


b. CKMB → CK-MB mempunyai waktu paruh yang singkat → lebih terpilih untuk
diagnosis ekstensi infark (infark berulang) maupun infark periprosedural.
c. Troponin I
d. Myoglobin → tidak spesifik miokard, meningkat pada kerusakan otot.
e. CK → creatinine kinase, tidak spesifik miokard.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sindrom Koroner Akut

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke leher
sejak 1 jam yang lalu. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan PJK. Kesadaran compos
mentis, TD 140/80 mmHg, Nadi 100 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST Depresi di
lead II, III dan aVF. Pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk menegakkan diagnosa
kasus tersebut adalah ?

JAWABAN

C. Troponin I
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar sejak
3 hari. Keluhan disertai sesak dan bengkak pada tungkai. Kesadaran compos mentis, TD
120/70 mmHg, Nadi 120 x/m, RR 24 x/m. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
SOAL

Terapi yang tepat untuk pasien adalah?


a. Digoxin
b. Captopril
c. Amlodipin
d. Verapamil
e. Bisoprolol
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi Atrium

Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar sejak
3 hari. Keluhan disertai sesak dan bengkak pada tungkai. Kesadaran compos mentis, TD
120/70 mmHg, Nadi 120 x/m, RR 24 x/m. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi Atrium

Terapi yang tepat untuk pasien adalah?

JAWABAN

a. Digoxin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

ATRIAL FIBRILLATION MERUPAKAN ARITMIA.


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Braunwald heart disease: a
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
textboook of cardiovascular
medicine.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Braunwald heart disease: a
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
textboook of cardiovascular
medicine.
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book


you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

ATRIAL
FIBRILLATION (AF)
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


1. PSVT

→ ritme regular, gelombang P


retrograde (jika ada)

→ rate: 150-250x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


2. Atrial flutter

→ ritme regular, saw-toothed 2:1, 3:1, 4:1, dst.

→ rate atrium: 250-350x/m

→ rate ventrikel: ½, ⅓ , ¼ dari rate atrium.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


3. Atrial fibrillation

→ ritme iregular, undulating pattern.

→ rate atrium: 350-500x/m

→ rate ventrikel: variable.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


4. Multifocal atrial tachycardia

→ ritme iregular, minimal 3 morfologi gelombang P yang berbeda

→ rate atrium: 120-200x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


5. Paroxysmal atrial tachycardia (PAT)

→ ritme regular.

→ rate: 100-200x/m

→ khas: ada warm-up period.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

ATRIAL FIBRILLATION
● Merupakan salah satu aritmia supraventrikular, di mana terjadi aktivasi atrium yang
tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium.

Gambaran di EKG:

● Pola interval RR yang ireguler


● Tidak dijumpai gelombang P yang jelas.
● Interval antara 2 gelombang aktivasi atrium bervariasi, umumnya kecepatannya
>450x/m.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Dibedakan menurut waktu presentasi dan durasinya:

● Paroksismal: AF yang hilang spontan dalam 48 jam, namun dapat berlanjut hingga 7
hari.
● Persisten: AF yang tetap berlangsung lebih dari 7 hari atau yang memerlukan
kardioversi dengan obat atau listrik.
● Longstanding (persisten lama): AF yang persisten lebih dari 1 tahun, dan strategi
kendali irama masih akan diterapkan.
● Permanen: AF longstanding yang refrakter terhadap kardioversi, AF yang ditetapkan
sebagai permanen oleh dokter (dan pasien) sehingga strategi kendali irama sudah
tidak digunakan lagi. Apabila strategi kendali irama masih digunakan maka AF
termasuk persisten lama.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Kategori AF tambahan menurut ciri-ciri dari pasien:

● AF sorangan (lone) = AF tanpa disertai penyakit struktur kardiovaskular lain (hipertensi,


penyakit paru terkait atau abnormalitas anatomi jantung) dan usia di bawah 60 tahun).
● AF non-valvular = AF yang tidak terkait dengan penyakit rematik mitral, katup jantung
protese atau operasi perbaikan katup mitral.
● AF sekunder = AF yang terjadi akibat kondisi primer yang menjadi pemicu AF (seperti
infark miokard akut, bedah jantung, perikarditis, miokarditis, hipertiroid, emboli paru,
pneumonia). Jika AF sekunder yang berkaitan dengan penyakit katup, disebut AF valvular.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Berdasarkan kecepatan laju respon


ventrikel (interval RR):

● AF dengan respon ventrikel cepat:


laju ventrikel >100x/m
● AF dengan respon ventrikel normal:
laju ventrikel 60-100x/m
● AF dengan respon ventrikel lambat:
laju ventrikel <60x/m.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
MEKANISME Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

● Mekanismenya kompleks
● Obesitas → dilatasi atrium, peningkatan faktor inflamasi sistemik → AF.
● Sleep apnea → hipoksia, hipertensi, peningkatan tonus otonom → AF.
● 2 mekanisme elektrofisiologis:
○ Satu atau lebih fokus mikroreentrant yang otomatis atau bisa terstimulus →
menghasilkan fibrilasi.
○ Sirkuit reentrant multiple di atrium

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Etiologi AF yang:

● Paling sering: hipertensi, kelainan struktur jantung, ischemic heart disease, penyakit
katup mitral, kardiomiopati hipertrofi, dilated cardiomyopathy, hipertensi pulmonal.
● Kurang sering: kardiomiopati restriktif (amyloidosis), perikarditis konstriktif, tumor
jantung.
● Bersifat sementara/reversibel: konsumsi alkohol berlebih (holiday heart), operasi
jantung, infark miokard, miokarditis, perikarditis, emboli paru, hipertiroid.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLNIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Gejala: Tanda:

● Palpitasi ● Khas → nadi iregular.


● Fatigue ● Palpasi vena jugular iregular
● Dyspnea ● Intensitas bervariasi dari suara jantung 1
● Tidak bisa beraktivitas berat ● Pulse deficit: laju nadi tidak secepat laju
● Pusing mengambang detak jantung (pada apex)
● Poliuria (akibat pelepasan atrial ○ Karena interval R-R yang pendek → durasi
pengisian ventrikel kiri selama diastol
natriuretic peptide)
berkurang → stroke volume berkurang → nadi
● Sinkope terkadang tidak ada/jarang.
● Jika pasien asimptomatik/gejala minimal,
biasanya ditemukan pada komplikasinya
seperti stroke.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Anamnesis
● Palpitasi (pukulan genderang, gemuruh guntur, kecipak ikan dalam dada)
● Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
● Presinkop atau sinkop
● Kelemahan umum, pusing
● Penilaian klasifikasi AF berdasarkan waktu presentasi, durasi dan frekuensi gejala
● Faktor pencetus (aktivitas, tidur, alkohol)
● Penilaian cara terminasi (mis, manuver vagal)
● Riwayat obat antiaritmia dan kendali laju
● Riwayat penyakit jantung, prosedur ablasi AF
● Riwayat penyakit komorbid (hipertensi, PJK, DM, hipertiroid, penyakit jantung
valvular, PPOK)
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PEMERIKSAAN FISIK
● Airway, breathing, circulation
● Tanda vital = evaluasi stabilitas hemodinamik.
● Kepala dan leher = tanda hipertiroid, gagal jantung, sianosis, bruit pada arteri karotis
menunjukkan penyakit arteri perifer dan kemungkinan adanya komorbiditas PJK.
● Paru = tanda gagal jantung, tanda penyakit paru kronik (PPOK, asma)
● Jantung = evaluasi penyakit jantung katup atau kardiomiopati.
○ Pergeseran dari punctum maximum atau bunyi jantung tambahan (S3)
mengindikasikan adanya pembesaran ventrikel dan peningkatan tekanan ventrikel
kiri.
○ Bunyi P2 yang mengeras menandakan adanya hipertensi pulmonal.
○ Pulsus defisit (selisih jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung).
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PEMERIKSAAN FISIK
● Abdomen = tanda gagal jantung kanan atau penyakit hati (ascites, hepatomegali,
kapsul hepar teraba kencang). Nyeri kuadran kiri atas mungkin disebabkan infark
limpa akibat embolisasi perifer.
● Ekstremitas bawah = sianosis, jari tabuh, edema.
○ Ekstremitas dingin dan tanpa nadi → embolisasi perifer.
○ Melemahnya nadi perifer → penyakit arterial perifer atau curah jantung menurun.
● Neurologis = tanda TIA atau kejadian serebrovaskular, peningkatan refleks pada
hipertiroidisme.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

LAB
● Darah lengkap (anemia, infeksi)
● Elektrolit, ureum, kreatinin (gangguan elektrolit atau gagal ginjal)
● Enzim jantung (infark miokard)
● Peptida natriuretik (meningkat pada pasien AF paroksismal/persisten, menurun
kembali dengan cepat setelah restorasi irama sinus)
● D-dimer (bila pasien memiliki risiko emboli paru)
● Fungsi tiroid (tirotoksikosis)
● Kadar digoksin (evaluasi level subterapeutik dan/atau toksisitas)
● Uji toksikologi atau level etanol

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

EKG
● Laju ventrikel ireguler
● Tidak ada gelombang P yang jelas, digantikan gelombang F yang ireguler dan acak,
diikuti oleh kompleks QRS yang ireguler.
● Manifestasi EKG lain yang dapat menyertai AF:
○ Laju jantung 110-140x/menit, jarang melebihi 160-170x/menit
○ Bisa ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus interval
R-R panjang-pendek (fenomena Ashman)
○ Preeksitasi
○ Hipertrofi ventrikel kiri
○ Bundle branch block
○ Tanda infark akut/lama
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
EVALUASI KLINIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

● Menggunakan skor simptom = skor EHRA (European Heart Rhythm Association) untuk
menilai perkembangan gejala selama penanganan AF.
● Memperhitungkan derajat gejala → diharapkan skor akan berkurang seiring dengan
konversi ke irama sinus atau dengan kendali laju yang efektif.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Stratifikasi risiko
○ Pencegahan komplikasi tromboemboli merupakan tujuan utama terapi AF.
○ Menggunakan skoring CHA2DS2-VASc (cardiac failure, hypertension, diabetes,
vascular disease, old age, sex, previous ischemic event)
● Skor HAS-BLED (Hypertension, Abnormal renal or liver function, history of stroke,
history of bleeding, labile INR value, elderly, dan antithrombotic drugs and alcohol)
○ Keputusan pemberian tromboprofilaksis perlu diseimbangkan dengan risiko
perdarahan akibat antikoagulan.
○ Evaluasi risiko perdarahan dengan skor HAS-BLED
■ Jika skor HAS-BLED ≥3 → perhatian khusus, upaya koreksi faktor risiko
(hipertensi tidak terkontrol, konsumsi obat NSAIDs)
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Medikamentosa
○ Tidak diberikan jika skoring CHA2DS2-VASc 0.
○ Aspirin 81/325 mg/hari + clopidogrel 75mg/hari lebih efektif dalam menurunkan
risiko stroke dibanding aspirin sendiri. Pilihan pada pasien risiko tinggi yang tidak
cocok menerima warfarin.
○ Warfarin dapat menurunkan risiko stroke sebesar 61%.
■ Target INR selama terapi = 2.0 - 3.0 → harus mempertahankan INR >2.0
karena jika INR <2,0 → risiko stroke meningkat 2 kali lipat.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Medikamentosa
○ Antikoagulan oral baru
■ Direct thrombin inhibitor: dabigatran 2x150mg.
■ Factor Xa inhibitor: rivaroxaban 1x20mg.
■ Superior dibanding warfarin.
■ Tidak aman pada pasien dengan gagal ginjal.
■ Direkomendasikan pada pasien yang menerima warfarin namun sulit untuk
mempertahankan INR yang stabil.
○ LMWH (low molecular weight heparin)
■ Injeksi subkutan
■ Bridging therapy: diberikan pada pasien yang direncanakan untuk menerima
warfarin.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI
PANDUAN ANTIKOAGULAN
● Bila skor CHA2DS2-VASc 1 → hanya apixaban dan kedua dosis dabigatran (110 mg b.i.d
dan 150 mg b.i.d) lebih efektif dibanding warfarin.
● Bila skor CHA2DS2-VASc ≥2 → seluruh AKB lebih superior dibanding warfarin.
● Bila akan mengubah dari AVK (warfarin atau coumadin) ke AKB, maka harus dicapai nilai
INR ≤2 terlebih dahulu.
● Bila akan mengganti dari AKB ke AVK → AVK harus dimulai secara tumpang tindih dengn
AKB dalam periode yang tergantung pada jenis AKB dan fungsi ginjal. AKB dihentikan
ketika INR >2.
○ Misalnya, ingin mengganti dabigatran ke warfarin → harus tumpang tindih selama 2-3 hari dulu karena onset
kerja warfarin butuh beberapa hari untuk mencapai efek terapi.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Fibrilasi atrium (Atrial
AKUT AF fibrillation)

Pasien datang
dengan takikardi
→ algoritma
takikardi
MANAJEMEN AKUT DIAGNOSIS KERJA:
AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)
Pasien datang dengan takikardi → algoritma
takikardi
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Manajemen fase akut terdiri dari: kendali laju dan kendali irama.
1. Kendali Laju fase akut
● Hemodinamik stabil → beta blocker (propanolol 2-40 mg, bisoprolol 5 mg atau
metoprolol 50mg) atau CCB non-dihidropiridin oral (diltiazem 30 mg atau verapamil
80mg).
● Jika pasien gagal jantung atau hipotensi = digoksin atau amiodaron.
● Target laju jantung = 80-100x/m.
● Jika AF dengan respon irama ventrikel lambat → atropin mulai 0,5 mg IV → masih
simptomatik → kardioversi.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

2. Kendali irama fase akut

● Respon irama ventrikel terlalu cepat → gangguan hemodinamik → segera lakukan


kardioversi elektrik untuk mengembalikan irama sinus.
● Pasien yang masih simptomatik dengan gangguan hemodinamik meskipun sudah
dilakukan strategi kendali laju → lakukan kardioversi farmakologis (amiodaron) atau
kardioversi elektrik.

3. Terapi pil dalam saku (pildaku)

● Propanefon oral 450-600mg diberikan pada pasien dengan simptom berat dan AF jarang
(sekali dalam sebulan)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

Terdiri dari: kendali laju jangka panjang


dan kendali irama jangka panjang.

● Simptom akibat AF menentukan


pemilihan kendali laju atau irama.
Selain itu, faktor lain yang juga
mempengaruhi adalah AF yang sudah
lama, usia tua, penyakit
kardiovaskular berat, penyakit lain
yang menyertai dan besarnya atrium
kiri.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

1. Kendali laju jangka panjang


● Kendali laju yang optimal dapat
menurunkan keluhan dan memperbaiki
hemodinamik dengan memperpanjang
waktu pengisian ventrikel dan mencegah
kardiomiopati akibat takikardia.
● Terdiri dari 2 cara, dibedakan dari target
terapi:
○ Kendali laju longgar = target terapi adalah
respon ventrikel <100x/m saat istirahat. Jika
pasien masih ada keluhan → kendali laju
ketat.
○ Kendali laju ketat = target laju saat istirahat
<80x/m.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

1. Kendali laju jangka panjang


● Medikamentosa = beta blocker (pilihan pertama).
● Jika monoterapi tidak cukup → beta blocker + digoksin.
● Jika obat lain tidak optimal → amiodaron.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

2. Kendali irama jangka panjang

● Tujuan utama = mengurangi simptom.


Jadi dipilih pada pasien yang masih
mengalami gejala meskipun terapi
kendali laju telah dilakukan secara
optimal.
● Menggunakan obat antiaritmia di
mana pengubahan irama AF ke irama
sinus menggunakan obat paling efektif
jika dilakukan dalam 7 hari setelah
onset AF.
● Obat = amiodaron, propafenon.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Fibrilasi Atrium

a. Digoxin → karena pasien ada tanda gagal jantung.


b. Captopril → ACE inhibitor.
c. Amlodipin → Calcium channel blocker golongan dihidropiridin
d. Verapamil → calcium channel blocker golongan non dihidropiridin, untuk kendali laju
fase akut.
e. Bisoprolol → beta blocker, untuk kendali laju fase akut pada hemodinamik stabil.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi Atrium

Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar sejak
3 hari. Keluhan disertai sesak dan bengkak pada tungkai. Kesadaran compos mentis, TD
120/70 mmHg, Nadi 120 x/m, RR 24 x/m. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Fibrilasi Atrium

Terapi yang tepat untuk pasien adalah?

JAWABAN

a. Digoxin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun diantar ke UGD karena terjadi kelumpuhan separuh
tubuh kiri sejak 30 menit yang lalu saat baru bangun tidur. Dikatakan pasien sempat alami
keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik setelah beristirahat di rumah
seharian. Tanda vital TD 180/90 mmHg, Nadi 150 x/m reguler, RR 18 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
SOAL

Apakah tatalaksana yang dihindari pada kasus diatas?


a. Heparin
b. Kardioversi
c. Propranolol
d. Amiodarone
e. Vagal Manuver
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Transient ischemic attack e.c PSVT

Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun diantar ke UGD karena terjadi kelumpuhan separuh
tubuh kiri sejak 30 menit yang lalu saat baru bangun tidur. Dikatakan pasien sempat alami
keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik setelah beristirahat di rumah
seharian. Tanda vital TD 180/90 mmHg, Nadi 150 x/m reguler, RR 18 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Transient ischemic attack e.c PSVT

Apakah tatalaksana yang dihindari pada kasus diatas?

JAWABAN

E. Vagal Manuver
DEFINISI Transient Ischemic Attack

● Disfungsi neurologi akibat iskemia fokal otak, spinal cord atau retina.
● Bisa berlangsung beberapa menit-jam.

Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
TIPE + ETIOLOGI Transient Ischemic Attack

Tipe TIA berdasarkan patofisiologi:

● Large artery atherothrombosis: sehingga perfusi area distal dari stenosis arteri
berkurang.
● Emboli kardiak: umumnya disebabkan fibrilasi atrium, PSVT dan gangguan jantung
lain.
● Lakunar (pembuluh darah kecil): akibat lipohyalinosis atau arteriolosclerosis yang
disebabkan hipertensi, diabetes atau umur.
● Kriptogenik: iskemi pada korteks yang tidak diketahui sumber embolinya dari mana.

Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
MANIFESTASI KLINIS Transient Ischemic Attack

● Onset
● Durasi
● Manifestasi neurologi: buta monookular, facial droop, hemianopia, diplopia,
gangguan gerakan lidah, gangguan menelan, disfungsi auditorik.
● Faktor pencetus/perringan
● Faktor risiko: CAD, merokok, konsumsi obat, obesitas, diabetes mellitus, dislipidemia,
hipertensi, riwayat keluarga stroke.

Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
DIAGNOSIS Transient Ischemic Attack

● Neuroimaging dalam waktu 24 jam


dari onset gejala yang dilanjutkan
dengan MRI atau CT angiogram.
● Penilaian jantung: EKG,
echocardiography, Holter monitor.
● Pemeriksaan darah: darah lengkap,
PT/INR, profil lipid, LED.
● Skor ABCD2 (2-day risk of stroke):
○ Skor ≥4 → rawat inap untuk
manajemen ekspektatif.

Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
MANAJEMEN Transient Ischemic Attack

● Intervensi terhadap etiologinya


● Dual antiplatelet: aspirin, clopidogrel pada pasien AF atau sumber emboli kardiak
lainnya.
● Stenosis arteri karotis → revaskularisasi.

Coutts SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum : Lifelong Learning in Neurology.
2017 Feb 3;23(1):82.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal Supraventricular tachycardia
Aritmia
(SVT)
PAROXYSMAL SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA MERUPAKAN ARITMIA.
Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Bradikardi e.c
tachycardia
tachycardia
AV blok
Atrial
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI
Braunwald heart disease: a textboook of
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1
cardiovascular medicine
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Paroxysmal Supraventricular DIAGNOSIS
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
tachycardiaKERJA:
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
(PSVT)
Atrial (PSVT)
fibrillation)
derajat
Aritmia
(SVT)1
Flutter
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c
tachycardia
tachycardia
(Atrial
AV blok
Atrial
fibrillation)
derajat
Aritmia
(PSVT)
Flutter
(SVT)1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

PAROXYSMAL
SUPRAVENTRICULAR
TACHYCARDIA
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


1. PSVT

→ ritme regular, gelombang P


retrograde (jika ada)

→ rate: 150-250x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


2. Atrial flutter

→ ritme regular, saw-toothed 2:1, 3:1, 4:1, dst.

→ rate atrium: 250-350x/m

→ rate ventrikel: ½, ⅓ , ¼ dari rate atrium.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


3. Atrial fibrillation

→ ritme iregular, undulating pattern.

→ rate atrium: 350-500x/m

→ rate ventrikel: variable.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


4. Multifocal atrial tachycardia

→ ritme iregular, minimal 3 morfologi gelombang P yang berbeda

→ rate atrium: 120-200x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA:
KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular
ParoxysmalSupraventricular
Paroxysmal Supraventricular
Supraventricular
tachycardia
Fibrilasi atrium tachycardia
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
(PSVT)
(SVT)
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


5. Paroxysmal atrial tachycardia (PAT)

→ ritme regular.

→ rate: 100-200x/m

→ khas: ada warm-up period.


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

PAROXYSMAL SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA (PSVT)


Perbedaan SVT dan PSVT:

● SVT = supraventricular tachycardia → payung dari semua jenis takikardi yang berasal
jaringan atrium hingga berkas His.
● PSVT = sindrom klinis yang ditandai adanya takikardi regular dengan onset dan
terminasi akut. Hal ini merupakan ciri-ciri dari AVNRT atau AVRT, dan atrial tachycardia.
● PSVT sering disamakan dengan SVT atau AVNRT.

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the Management of Adult Patients With Supraventricular Tachycardia: A
Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr
5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventricular
Fibrilasi atrium
tachycardia
tachycardia
(Atrial
Atrial
fibrillation)
(PSVT)
Flutter
(SVT)

PAROXYSMAL SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA (PSVT)


● Karena ada reentrant circuit di dalam AV node → impuls untuk depolarisasi atrium
berputar balik → terbentuk gelombang P retrograde.
● Gelombang P paling mudah terlihat pada lead II, III, V1. disebut Pseudo-R (gelombang P
retrograde).
● Namun, gelombang P juga bisa tertutup kompleks QRS sehingga tidak bisa terlihat.
● Kompleks QRS sempit.

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the Management of Adult Patients With Supraventricular Tachycardia: A
Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr
5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
GAMBARAN Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardia(PSVT)
(SVT)
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
Paroxysmal
ParoxysmalSupraventricular
Supraventriculartachycardia
tachycardia(PSVT)
(SVT)
KLINIS

● Palpitasi
● Poliuria (karena adanya peningkatan tekanan atrium dan peningkatan level atrial
natriuretic protein)
● Pusing mengambang

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB, Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the Management of Adult Patients With Supraventricular Tachycardia: A
Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr
5;67(13):e27–115.
DIAGNOSIS KERJA:
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
DIAGNOSIS Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB,


Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the
Management of Adult Patients With Supraventricular
Tachycardia: A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on
Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm
Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr 5;67(13):e27–115.
TATALAKSANA Paroxysmal
Supraventricular
tachycardia (PSVT)
TATALAKSANA Paroxysmal
Supraventricular
tachycardia (PSVT)

ACUTE TREATMENT OF
REGULAR SVT OF UNKNOWN
MECHANISM

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB,


Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the
Management of Adult Patients With Supraventricular
Tachycardia: A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on
Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm
Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr 5;67(13):e27–115.
TATALAKSANA Paroxysmal
Supraventricular
tachycardia (PSVT)

ONGOING MANAGEMENT
OF SVT OF UNKNOWN
MECHANISM

Page RL, Joglar JA, Caldwell MA, Calkins H, Conti JB,


Deal BJ, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the
Management of Adult Patients With Supraventricular
Tachycardia: A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on
Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm
Society. J Am Coll Cardiol. 2016 Apr 5;67(13):e27–115.
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
TATALAKSANA

MANUVER VAGAL
● Misalnya: Valsalva dan pijat sinus karotis.
● Merupakan tatalaksana pertama dalam SVT karena mudah dan cepat dilakukan.
● Pasien berbaring, kemudian disuruh mengedan (mulut mengatup) atau diberikan
handuk basah dan dingin pada wajah.
● Pijat sinus karotis: pastikan tidak ada carotid bruits (tanda adanya kelainan karotis),
pasien disuruh menghadap arah berlawanan dengan pemeriksa kemudian palpasi
arteri karotis dan berikan tekanan selama 10-15 detik. Jangan kompresi kedua karotis
bersamaan.
● Pastikan pasien sedang terpasang monitor jantung karena pijat sinus karotis bisa
menyebabkan sinus arrest.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
TATALAKSANA

MANUVER VAGAL
Kontraindikasi:

● PSVT unstable → segera kardioversi


● Pijat karotis: carotid bruit, riwayat TIA atau stroke, riwayat VT/VF/AMI 3 bulan yang
lalu.
○ Pada riwayat TIA/stroke → dapat memicu gejala neurologi transien/permanen.
● Manuver valsalva: tidak ada kontraindikasi absolut.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
Paroxysmal Supraventricular tachycardia (PSVT)
TATALAKSANA

MANUVER VAGAL

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed.
JAWABAN LAIN

Apakah tatalaksana yang dihindari pada kasus diatas?


a. Heparin → antikoagulan untuk TIA.
b. Kardioversi → pada PSVT dengan hemodinamik tidak stabil
c. Propranolol → manajemen lanjut PSVT
d. Amiodarone → manajemen lanjut PSVT
e. Vagal Manuver
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Transient ischemic attack e.c PSVT

Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun diantar ke UGD karena terjadi kelumpuhan separuh
tubuh kiri sejak 30 menit yang lalu saat baru bangun tidur. Dikatakan pasien sempat alami
keluhan serupa sebulan yang lalu namun membaik setelah beristirahat di rumah
seharian. Tanda vital TD 180/90 mmHg, Nadi 150 x/m reguler, RR 18 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Transient ischemic attack e.c PSVT

Apakah tatalaksana yang dihindari pada kasus diatas?

JAWABAN

E. Vagal Manuver
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarganya dengan penurunan
kesadaran. Pasien memiliki riwayat serangan jantung 2 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 65 per palpasi, Nadi 110x/m, RR 20 x/m, Suhu 35,6°C. Akral teraba
dingin dan basah. Apakah tatalaksana farmakologis yang tepat?

A. Dopamine IV drip

B. Dobutamine IV drip

C. Furosemide IV drip

D. Amiodarone IV bolus

E. Epinefrin IV bolus?
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Kardiogenik

Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarganya dengan penurunan
kesadaran. Pasien memiliki riwayat serangan jantung 2 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 65 per palpasi, Nadi 110x/m, RR 20 x/m, Suhu 35,6°C. Akral teraba
dingin dan basah. Apakah tatalaksana farmakologis yang tepat?

JAWABAN

A. Dopamine IV drip
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung
sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup, dan dapat mengakibatkan
hipoksia jaringan.

Syok kardiogenik didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik <90 mmHg selama >1 jam
di mana:

● Tak responsif dengan pemberian cairan saja,


● Sekunder terhadap disfungsi jantung, atau
● Berkaitan dengan tanda-tanda hipoperfusi atau indeks kardiak <2,2 l/menit per m2
dan tekanan baji kapiler paru >18 mmHg

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Kardiogenik

Termasuk dipertimbangkan dalam definisi ini adalah:

● Pasien dengan tekanan darah sistolik meningkat >90mmHg dalam 1 jam setelah
pemberian obat inotropik, dan
● Pasien yang meninggal dalam 1 jam hipotensi, tetapi memenuhi kriteria lain syok
kardiogenik

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Syok Kardiogenik

● Komplikasi mekanik akibat infark miokard akut: ruptur septal ventrikel, ruptur atau
disfungsi otot papilaris dan ruptur miokard.
● Infark ventrikel kanan
● Takiaritmia atau bradiaritmia yang rekuren
● Manifestasi tahap akhir dari disfungsi miokard yang progresif

Semua hal ini menyebabkan penurunan curah jantung!

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Syok Kardiogenik
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik

Anamnesis

● Keluhan yang timbul berkaitan dengan etiologi terjadinya syok kardiogenik tersebut.
● Infark miokard akut → typical chest pain, riwayat penyakit jantung koroner.
● Aritmia → palpitasi, presinkop, sinkop, merasakan irama jantung berhenti sejenak,
letargi.
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik

Pemeriksaan Fisik

● Tekanan darah sistolik <90mmHg, bahkan dapat turun sampai <80 mmHg pada pasien
yang tidak dapat memperoleh pengobatan adekuat.
● Takikardi
● Takipnea (akibat kongesti paru)
● Rhonki
● Distensi vena leher
● Pergeseran letak impuls apikal (pada kardiomiopati dilatasi)
● Bunyi jantung menurun (pada efusi perikardial atau tamponade)

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Syok Kardiogenik

Pemeriksaan Penunjang

● EKG: membantu menentukan etiologi syok kardiogenik (mis, infark miokard, aritmia)
● Foto thorax: kardiomegali, tanda kongesti paru (pada gagal ventrikel kiri)
● Ekokardiografi: membuat diagnosis dan mencari etiologi, penilaian fungsi ventrikel,
deteksi adanya shunt, fungsi katup, efusi perikardial atau tamponade.
● Pemantauan hemodinamik menggunakan kateter Swan-Ganz

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Kardiogenik

● Resusitasi segera → untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata yang adekuat untuk
mencegah sekuelae neurologi dan ginjal.
○ Pemberian dopamin, norepinefrin, dobutamin tergantung pada derajat hipotensi.
● Intra-aortic balloon counterpulsation (IABP)
● Monitor AGD, saturasi oksigen, EKG.
● Tatalaksana etiologi (mis, terapi fibrinolitik pada STEMI_

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Kardiogenik

PAPDI edisi 6.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Syok Kardiogenik

A. Dopamin IV drip
B. Dobutamine IV drip → diberikan jika TD 70-100 mmHg tanpa tanda syok.
C. Furosemide IV drip → pada edema paru akut, furosemide IV bolus.
D. Amiodarone IV bolus → antiaritmia, pada tatalaksana VT/VF refrakter.
E. Epinefrin IV bolus → tatalaksana pada cardiac arrest.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Syok Kardiogenik

Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarganya dengan penurunan
kesadaran. Pasien memiliki riwayat serangan jantung 2 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 65 per palpasi, Nadi 110x/m, RR 20 x/m, Suhu 35,6°C. Akral teraba
dingin dan basah. Apakah tatalaksana farmakologis yang tepat?

JAWABAN

A. Dopamine IV drip
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar sampai lengan
dan rahang sejak 12 jam yang lalu. TD 110/65 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST Depresi di lead II, III, aVF. Pemeriksaan
penunjang yang tepat dilakukan adalah?
a. CK
b. CK-MB
c. LDH
d. Myoglobin
e. Troponin-I
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom Koroner Akut

Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar sampai lengan
dan rahang sejak 12 jam yang lalu. TD 110/65 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST Depresi di lead II, III, aVF. Pemeriksaan
penunjang yang tepat dilakukan adalah?

JAWABAN

E. Troponin-I
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

APS UAP NSTEMI STEMI


Perburukan nyeri dada Angina pektoris Pada NSTEMI, iskemia Infark miokard yang
berhubungan dengan dengan satu diantara yang timbul cukup ditandai dengan ST
aktivitas fisik dan stres tampilan klinis: berat sehingga terjadi elevasi dan
emosi, setelah makan ● Terjadi saat kerusakan miokardium peningkatan enzim
dalam porsi banyak istirahat (atau (enzim jantung jantung
atau muncul pertama aktivitas minimal) meningkat)
kali di pagi hari. dan biasanya
berlangsung lebih
dari 20 menit (jika
tidak ada
penggunaan
nitrat/analgetik)
● Nyeri hebat dan
jelas
PERKI Tatalaksana ACS 2018 ● Lambat laun
bertambah berat
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
PERKI Tatalaksana ACS 2018 responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Sindrom Koroner Akut

a. CK → creatinine kinase, tidak spesifik miokard.


b. CK-MB → CK-MB mempunyai waktu paruh yang singkat → lebih terpilih untuk
diagnosis ekstensi infark (infark berulang) maupun infark periprosedural.
c. LDH → tidak spesifik miokard, ditemukan hampir disemua sel.
d. Myoglobin → tidak spesifik miokard, meningkat pada kerusakan otot.
e. Troponin-I
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sindrom Koroner Akut

Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar sampai lengan
dan rahang sejak 12 jam yang lalu. TD 110/65 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST Depresi di lead II, III, aVF. Pemeriksaan
penunjang yang tepat dilakukan adalah?

JAWABAN

E. Troponin-I
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan 65 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar
ke pundak dan lengan sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun
tidak mengkonsumsi obat teratur. Pemeriksaan tanda vital TD 100/55 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m. Telah dilakukan pemeriksaan EKG dan laboratorium. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan elevasi segmen ST pada sadapan V1-V6, I, dan aVL. Hasil laboratorium
belum ada. Apa diagnosis pasien di atas berdasarkan gambaran EKG ?
A. STEMI Anteroposterior
B. STEMI High Anterior
C. STEMI Anterolateral
D. Angina pectoris tidak stabil
E. Sindrom koroner akut
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

Seorang perempuan 65 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar
ke pundak dan lengan sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun
tidak mengkonsumsi obat teratur. Pemeriksaan tanda vital TD 100/55 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m. Telah dilakukan pemeriksaan EKG dan laboratorium. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan elevasi segmen ST pada sadapan V1-V6, I, dan aVL. Hasil laboratorium
belum ada. Apa diagnosis pasien di atas berdasarkan gambaran EKG ?

JAWABAN

C. STEMI Anterolateral
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

APS UAP NSTEMI STEMI


Perburukan nyeri dada Angina pektoris Pada NSTEMI, iskemia Infark miokard yang
berhubungan dengan dengan satu diantara yang timbul cukup ditandai dengan ST
aktivitas fisik dan stres tampilan klinis: berat sehingga terjadi elevasi dan
emosi, setelah makan ● Terjadi saat kerusakan miokardium peningkatan enzim
dalam porsi banyak istirahat (atau (enzim jantung jantung
atau muncul pertama aktivitas minimal) meningkat)
kali di pagi hari. dan biasanya
berlangsung lebih
dari 20 menit (jika
tidak ada
penggunaan
nitrat/analgetik)
● Nyeri hebat dan
jelas
PERKI Tatalaksana ACS 2018 ● Lambat laun
bertambah berat
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA:
Sindrom Koroner Akut
STEMI Anterolateral
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
PERKI Tatalaksana ACS 2018 responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018


PERKI Tatalaksana ACS 2018
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
STEMI Anterolateral

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
STEMI Anterolateral
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Sindrom
STEMI Koroner
Anterolateral
Akut

A. STEMI Anteroposterior → lead V3-4, V7-9


B. STEMI High Anterior → tidak ada
C. STEMI Anterolateral
D. Angina pectoris tidak stabil → angina yang tetap ada saat istirahat, semakin
memberat.
E. Sindrom koroner akut → terdiri dari UAP, STEMI, NSTEMI.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN STEMI Anterolateral

Seorang perempuan 65 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar
ke pundak dan lengan sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun
tidak mengkonsumsi obat teratur. Pemeriksaan tanda vital TD 100/55 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m. Telah dilakukan pemeriksaan EKG dan laboratorium. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan elevasi segmen ST pada sadapan V1-V6, I, dan aVL. Hasil laboratorium
belum ada. Apa diagnosis pasien di atas berdasarkan gambaran EKG ?

JAWABAN

C. STEMI Anterolateral
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki 17 tahun diantar ke Puskesmas karena KLL, patah tulang terbuka kedua
tungkai, darah mengalir deras. Di Puskesmas penderita tenang, tertidur dan
mengeluarkan suara mendengkur seperti berkumur-kumur. Nadi a. radialis cepat dan
lemah, ujung jari-jari dingin. Tindakan apa yang harus dilakukan pertama kali ?
a. Membebaskan jalan napas dan mengatur posisi kepala
b. Memberi napas buatan dari mulut ke mulut
c. Mengangkat kedua tungkai, badan diberi alas papan keras
d. Pasang IV line cairan koloid dan vasopressor
e. Pasang bidai pada kedua tungkai
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Hipovolemik e.c Musculoskeletal Trauma

Seorang laki-laki 17 tahun diantar ke Puskesmas karena KLL, patah tulang terbuka kedua
tungkai, darah mengalir deras. Di Puskesmas penderita tenang, tertidur dan
mengeluarkan suara mendengkur seperti berkumur-kumur. Nadi a. radialis cepat dan
lemah, ujung jari-jari dingin. Tindakan apa yang harus dilakukan pertama kali ?

JAWABAN

A. Membebaskan jalan napas dan mengatur posisi kepala


DEFINISI MANAJEMEN TRAUMA

Pendekatan pada pasien trauma: primary survey dan secondary survey.

● Primary survey (ABCDE):


○ Airway → Menjaga airway dan proteksi servikal
○ Breathing → Breathing dan ventilasi
○ Circulation → Sirkulasi dan kontrol perdarahan
○ Disability → Disabilitas: status neurologi
○ Exposure/environmental → Kontrol eksposur/lingkungan: memeriksa semua area
tubuh mencari area trauma, mencegah hipotermia.

Penilaian sesuai urutan ABCDE namun biasanya dilakukan secara bersamaan oleh tim.
ATLS 9th ed.
DEFINISI MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA

Cara cepat untuk menilai: tanyakan nama pasien dan mekanisme trauma.

● Jika pasien bisa menjawab dengan baik → artinya:


○ Tidak ada masalah pada airway dan breathing (bisa bicara jelas)
○ Tidak ada masalah pada kesadaran (sadar penuh bisa menceritakan mekanisme
trauma)

ATLS 9th ed.


AIRWAY + CERVICAL SPINE MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PROTECTION

● Penilaian patensi airway


○ Manuver chin-lift atau jaw-thrust
○ Mengambil benda asing
○ Fraktur wajah/leher yang bisa bikin
obstruksi airway
○ Memasang oropharyngeal airway
○ Memberikan definitive airway
■ Intubasi
■ cricotiroidotomi
● Tetap proteksi servikal (hindari gerakan
ATLS 9th ed.
servikal berlebihan + cervical neck collar)
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
BREATHING + VENTILATION

● Pertukaran udara adekuat dibutuhkan untuk oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
● Penilaian:
○ Menilai area leher dan dada, pastikan imobilisasi leher dan dada
○ Tentukan laju napas dan kedalaman napas
○ Inspeksi dan palpasi leher: deviasi trakea, pergerakan dada, pemakaian otot napas
tambahan, tanda trauma
○ Perkusi: redup atau hipersonor
○ Auskultasi
● Manajemen:
○ Suplementasi oksigen
○ Ventilasi dengan bag-mask device
○ Tatalaksana pneumothorax
ATLS 9th ed.
○ Monitor saturasi oksigen
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN

● Menilai perdarahan
○ Sumber perdarahan eksternal: balut tekan.
○ Sumber perdarahan internal: identifikasi dari PF dan imaging, manajemen dengan
dekompresi dada, pelvic binder, splint, operasi.
● Menilai volume darah dan curah jantung
○ kesadaran : jika volume darah kurang → perfusi otak kurang → penurunan
kesadaran.
○ Warna kulit: tanda hipovolemik (pucat/abu)
○ Nadi: tanda hipovolemik (cepat, lemah dan dangkal), disfungsi jantung (iregular)

ATLS 9th ed.


SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN

Manajemen:

● Balut tekan
● Akses intravena
● Pemeriksaan darah dan kimia darah, tes kehamilan, golongan darah
● Terapi cairan saling hangat dan transfusi darah
● Cegah hipotermia

ATLS 9th ed.


MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
DISABILITY

● Penurunan kesadaran → penurunan perfusi atau trauma serebri.


● Penurunan kesadaran juga dapat disebabkan gangguan metabolik (hipoglikemia)
atau obat-obatan.
○ Jika bisa disingkirkan → pertimbangkan trauma SSP hingga terbukti bukan.
● Penilaian:
○ Kesadaran (GCS)
○ Ukuran dan refleks pupil
○ Tanda lateralisasi dan trauma spinal

ATLS 9th ed.


EXPOSURE + MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
ENVIRONMENTAL CONTROL

● Menilai seluruh area tubuh


● Menutup dengan selimut untuk mencegah hipotermia
● Cairan intravena hangat

ATLS 9th ed.


MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY

● Dilakukan setelah proses resusitasi dalam primary survey selesai dilakukan sehingga
hemodinamik pasien stabil.
● Anamnesis ulang (AMPLE)
○ Allergies
○ Medications currently used
○ Past illnesses/pregnancy
○ Last meal
○ events/environment related to the injury
● Pemeriksaan fisik head-to-toe

ATLS 9th ed.


SECONDARY MUSCULOSKELETA
MANAJEMEN
L TRAUMA
SURVEY

ATLS 9th ed.


MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY

ATLS 9th ed.


MUSCULOSKELETAL TRAUMA
PEMERIKSAAN FISIK

ATLS 9th ed.


MUSCULOSKELETAL
PEMERIKSAAN TRAUMA
FISIK

ATLS 9th ed.


MUSCULOSKELETAL
PEMERIKSAAN TRAUMA
FISIK

ATLS 9th ed.


MUSCULOSKELETAL TRAUMA
MANAJEMEN
MUSCULOSKELETAL TRAUMA
MANAJEMEN
MANAJEMEN MUSCULOSKELETA
L TRAUMA

ATLS 9th ed.


MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SYOK HIPOVOLEMIK
DEFINISI

Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik
ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke
organ vital tubuh.

Hal ini muncul akibat kejadian pada homeostasis tubuh yang serius, seperti:

● Perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar berat → syok hipovolemik.
● Infark miokard luas atau emboli paru → syok kardiogenik
● Sepsis akibat bakteri yang tak terkontrol → syok sepsis.
● Tonus vasomotor yang tidak adekuat → syok neurogenik.
● Akibat respons imun → syok anafilaktik.
PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
ETIOLOGI

Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem


sirkulasi akibat dari volume darah dalam
pembuluh darah yang berkurang.

PAPDI edisi 6.
MANIFESTASI SYOK HIPOVOLEMIK
KLINIS

PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI SYOK HIPOVOLEMIK
KLINIS

Respon fisiologi → mempertahankan perfusi terhadap otak dan jantung sambil memperbaiki
volume darah dalam sirkulasi dengan efektif → peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi,
pembuluh vena kolaps, pelepasan hormon stres serta ekspansi besar (untuk pengisian
volume pembuluh darah dengan menggunakan cairan intersisial, intraselular dan
menurunkan produksi urin).

PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
DIAGNOSIS

● Tanda ketidakstabilan hemodinamik


● Ditemukan sumber perdarahan
● Kadar hematokrit di awal tidak menjadi pegangan sebagai adanya perdarahan (karena Hb
dan hematokrit tidak langsung turun sampai terjadi gangguan kompensasi atau terjadi
penggantian cairan dari luar).
● Kehilangan plasma → ditandai dengan hemokonsentrasi
● Kehilangan cairan bebas → ditandai dengan hipernatremia.

PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
TATALAKSANA

● Posisi kaki lebih tinggi


● Jaga airway + breathing
○ Suplementasi oksigen
○ Intubasi jika perlu
● Resusitasi cairan: NS (hati-hati asidosis hiperkloremia) atau RL, 2-4 liter dalam 20-30
menit.
● Kehilangan darah yang berlanjut + Hb ≤10 g/dL → transfusi (PRC atau O negatif)
● Hipovolemia berat/berkepanjangan → dopamin/dobutamin

PAPDI edisi 6.
PEMILIHAN SYOK HIPOVOLEMIK
CAIRAN

Jenis cairan: kristaloid, koloid atau kombinasi.

● Kristaloid: larutan ion dengan atau tanpa gula → cepat terdistribusi ke ruang
ekstraselular. Dibagi lagi menjadi:
○ Hipotonik
○ Isotonik
○ Hipertonik
● Koloid: mengandung molekul besar (protein, polimer glukosa) → mempertahankan
tekanan onkotik plasma → tetap ada dalam intravaskular.
○ Misalnya: HES, dextran 40.

PAPDI edisi 6.

Morgan dan Mikhail’s Clinical


Anesthesiology.
PEMILIHAN SYOK HIPOVOLEMIK
CAIRAN Morgan dan Mikhail’s Clinical Anesthesiology.
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN Syok Hipovolemik e.c Musculoskeletal Trauma

Tindakan apa yang harus dilakukan pertama kali ?


a. Membebaskan jalan napas dan mengatur posisi kepala
b. Memberi napas buatan dari mulut ke mulut → pada cardiac arrest
c. Mengangkat kedua tungkai, badan diberi alas papan keras → manajemen sirkulasi
pada ABCDE. Bukan tindakan pertama yang harus dilakukan.
d. Pasang IV line cairan koloid dan vasopressor → manajemen sirkulasi pada ABCDE.
Bukan tindakan pertama yang harus dilakukan.
e. Pasang bidai pada kedua tungkai → manajemen trauma muskuloskeletal. Bukan
tindakan pertama yang harus dilakukan.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Syok Hipovolemik e.c Musculoskeletal Trauma

Seorang laki-laki 17 tahun diantar ke Puskesmas karena KLL, patah tulang terbuka kedua
tungkai, darah mengalir deras. Di Puskesmas penderita tenang, tertidur dan
mengeluarkan suara mendengkur seperti berkumur-kumur. Nadi a. radialis cepat dan
lemah, ujung jari-jari dingin. Tindakan apa yang harus dilakukan pertama kali ?

JAWABAN

A. Membebaskan jalan napas dan mengatur posisi kepala


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Pada saat dilakukan pertolongan di UGD terhadap korban KLL, didapat primary survey:
airway clear, breathing clear, circulation tekanan darah 70 per palpasi, cairan apa yang
paling tepat diberikan pada pasien ini?
a. Larutan D5%
b. Larutan Hemasel
c. Aquades steril
d. Larutan HES 5%
e. Larutan Ringer Laktat
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Hipovolemik e.c Musculoskeletal Trauma

Pada saat dilakukan pertolongan di UGD terhadap korban KLL, didapat primary survey:
airway clear, breathing clear, circulation tekanan darah 70 per palpasi, cairan apa yang
paling tepat diberikan pada pasien ini?

JAWABAN

E. Larutan Ringer Laktat


DEFINISI MANAJEMEN TRAUMA

Pendekatan pada pasien trauma: primary survey dan secondary survey.

● Primary survey (ABCDE):


○ Airway → Menjaga airway dan proteksi servikal
○ Breathing → Breathing dan ventilasi
○ Circulation → Sirkulasi dan kontrol perdarahan
○ Disability → Disabilitas: status neurologi
○ Exposure/environmental → Kontrol eksposur/lingkungan: memeriksa semua area
tubuh mencari area trauma, mencegah hipotermia.

Penilaian sesuai urutan ABCDE namun biasanya dilakukan secara bersamaan oleh tim.
ATLS 9th ed
DEFINISI MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA

Cara cepat untuk menilai: tanyakan nama pasien dan mekanisme trauma.

● Jika pasien bisa menjawab dengan baik → artinya:


○ Tidak ada masalah pada airway dan breathing (bisa bicara jelas)
○ Tidak ada masalah pada kesadaran (sadar penuh bisa menceritakan mekanisme
trauma)

ATLS 9th ed
AIRWAY + CERVICAL SPINE MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PROTECTION

● Penilaian patensi airway


○ Manuver chin-lift atau jaw-thrust
○ Mengambil benda asing
○ Fraktur wajah/leher yang bisa bikin
obstruksi airway
○ Memasang oropharyngeal airway
○ Memberikan definitive airway
■ Intubasi
■ cricotiroidotomi
● Tetap proteksi servikal (hindari gerakan
servikal berlebihan + cervical neck collar)
ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
BREATHING + VENTILATION

● Pertukaran udara adekuat dibutuhkan untuk oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
● Penilaian:
○ Menilai area leher dan dada, pastikan imobilisasi leher dan dada
○ Tentukan laju napas dan kedalaman napas
○ Inspeksi dan palpasi leher: deviasi trakea, pergerakan dada, pemakaian otot napas
tambahan, tanda trauma
○ Perkusi: redup atau hipersonor
○ Auskultasi
● Manajemen:
○ Suplementasi oksigen
○ Ventilasi dengan bag-mask device
○ Tatalaksana pneumothorax
ATLS 9th ed
○ Monitor saturasi oksigen
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN

● Menilai perdarahan
○ Sumber perdarahan eksternal: balut tekan.
○ Sumber perdarahan internal: identifikasi dari PF dan imaging, manajemen dengan
dekompresi dada, pelvic binder, splint, operasi.
● Menilai volume darah dan curah jantung
○ kesadaran : jika volume darah kurang → perfusi otak kurang → penurunan
kesadaran.
○ Warna kulit: tanda hipovolemik (pucat/abu)
○ Nadi: tanda hipovolemik (cepat, lemah dan dangkal), disfungsi jantung (iregular)

ATLS 9th ed
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN

Manajemen:

● Balut tekan
● Akses intravena
● Pemeriksaan darah dan kimia darah, tes kehamilan, golongan darah
● Terapi cairan saling hangat dan transfusi darah
● Cegah hipotermia

ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
DISABILITY

● Penurunan kesadaran → penurunan perfusi atau trauma serebri.


● Penurunan kesadaran juga dapat disebabkan gangguan metabolik (hipoglikemia)
atau obat-obatan.
○ Jika bisa disingkirkan → pertimbangkan trauma SSP hingga terbukti bukan.
● Penilaian:
○ Kesadaran (GCS)
○ Ukuran dan refleks pupil
○ Tanda lateralisasi dan trauma spinal

ATLS 9th ed
EXPOSURE + MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
ENVIRONMENTAL CONTROL

● Menilai seluruh area tubuh


● Menutup dengan selimut untuk mencegah hipotermia
● Cairan intravena hangat

ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY

● Dilakukan setelah proses resusitasi dalam primary survey selesai dilakukan sehingga
hemodinamik pasien stabil.
● Anamnesis ulang (AMPLE)
○ Allergies
○ Medications currently used
○ Past illnesses/pregnancy
○ Last meal
○ events/environment related to the injury
● Pemeriksaan fisik head-to-toe

ATLS 9th ed
SECONDARY MUSCULOSKELETA
MANAJEMEN
L TRAUMA
SURVEY

ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
MUSCULOSKELETAL TRAUMA
PEMERIKSAAN FISIK
MUSCULOSKELETAL
PEMERIKSAAN TRAUMA
FISIK
MUSCULOSKELETAL
PEMERIKSAAN TRAUMA
FISIK
MUSCULOSKELETAL TRAUMA
MANAJEMEN
MUSCULOSKELETAL TRAUMA
MANAJEMEN
MANAJEMEN MUSCULOSKELETA
L TRAUMA
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SYOK HIPOVOLEMIK
DEFINISI

Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik
ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke
organ vital tubuh.

Hal ini muncul akibat kejadian pada homeostasis tubuh yang serius, seperti:

● Perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar berat → syok hipovolemik.
● Infark miokard luas atau emboli paru → syok kardiogenik
● Sepsis akibat bakteri yang tak terkontrol → syok sepsis.
● Tonus vasomotor yang tidak adekuat → syok neurogenik.
● Akibat respons imun → syok anafilaktik.
PAPDI edisi 6
SYOK HIPOVOLEMIK
ETIOLOGI

Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem


sirkulasi akibat dari volume darah dalam
pembuluh darah yang berkurang.

PAPDI edisi 6
SYOK HIPOVOLEMIK
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI SYOK HIPOVOLEMIK
KLINIS

Respon fisiologi → mempertahankan perfusi terhadap otak dan jantung sambil memperbaiki
volume darah dalam sirkulasi dengan efektif → peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi,
pembuluh vena kolaps, pelepasan hormon stres serta ekspansi besar (untuk pengisian
volume pembuluh darah dengan menggunakan cairan intersisial, intraselular dan
menurunkan produksi urin).

PAPDI edisi 6
MANIFESTASI SYOK HIPOVOLEMIK
KLINIS

Morgan dan Mikhail’s Clinical Anesthesiology


SYOK HIPOVOLEMIK
DIAGNOSIS

● Tanda ketidakstabilan hemodinamik


● Ditemukan sumber perdarahan
● Kadar hematokrit di awal tidak menjadi pegangan sebagai adanya perdarahan (karena Hb
dan hematokrit tidak langsung turun sampai terjadi gangguan kompensasi atau terjadi
penggantian cairan dari luar).
● Kehilangan plasma → ditandai dengan hemokonsentrasi
● Kehilangan cairan bebas → ditandai dengan hipernatremia.

PAPDI edisi 6.
SYOK HIPOVOLEMIK
TATALAKSANA

● Posisi kaki lebih tinggi


● Jaga airway + breathing
○ Suplementasi oksigen
○ Intubasi jika perlu
● Resusitasi cairan: NS (hati-hati asidosis hiperkloremia) atau RL, 2-4 liter dalam 20-30
menit.
● Kehilangan darah yang berlanjut + Hb ≤10 g/dL → transfusi (PRC atau O negatif)
● Hipovolemia berat/berkepanjangan → dopamin/dobutamin

PAPDI edisi 6.
PEMILIHAN SYOK HIPOVOLEMIK
CAIRAN

Jenis cairan: kristaloid, koloid atau kombinasi.

● Kristaloid: larutan ion dengan atau tanpa gula → cepat terdistribusi ke ruang
ekstraselular. Dibagi lagi menjadi:
○ Hipotonik
○ Isotonik
○ Hipertonik
● Koloid: mengandung molekul besar (protein, polimer glukosa) → mempertahankan
tekanan onkotik plasma → tetap ada dalam intravaskular.
○ Misalnya: HES, dextran 40.

Morgan dan Mikhail’s Clinical Anesthesiology


PEMILIHAN SYOK HIPOVOLEMIK
CAIRAN

Morgan dan
Mikhail’s
Clinical
Anesthesiology
JAWABAN LAIIN

Cairan apa yang paling tepat diberikan pada pasien ini?


a. Larutan D5% → cairan kristaloid jenis hipotonik.
b. Larutan Hemasel → cairan koloid.
c. Aquades steril → tidak sama dengan kandungan cairan tubuh.
d. Larutan HES 5% → cairan koloid.
e. Larutan Ringer Laktat
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Syok Hipovolemik e.c Musculoskeletal Trauma

Pada saat dilakukan pertolongan di UGD terhadap korban KLL, didapat primary survey:
airway clear, breathing clear, circulation tekanan darah 70 per palpasi, cairan apa yang
paling tepat diberikan pada pasien ini?

JAWABAN

E. Larutan Ringer Laktat


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Bila dicurigai pada pasien ini mengalami obstruksi partial jalan napas yang disebabkan
jatuhnya pangkal lidah, pada pemeriksaan bunyi apa yang terdengar?
a. Snoring
b. Crowning
c. Gurgling
d. Wheezing
e. Grunting
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Trauma

Bila dicurigai pada pasien ini mengalami obstruksi partial jalan napas yang disebabkan
jatuhnya pangkal lidah, pada pemeriksaan bunyi apa yang terdengar?

JAWABAN

A. Snoring
DEFINISI MANAJEMEN TRAUMA

Pendekatan pada pasien trauma: primary survey dan secondary survey.

● Primary survey (ABCDE):


○ Airway → Menjaga airway dan proteksi servikal
○ Breathing → Breathing dan ventilasi
○ Circulation → Sirkulasi dan kontrol perdarahan
○ Disability → Disabilitas: status neurologi
○ Exposure/environmental → Kontrol eksposur/lingkungan: memeriksa semua area
tubuh mencari area trauma, mencegah hipotermia.

Penilaian sesuai urutan ABCDE namun biasanya dilakukan secara bersamaan oleh tim.
ATLS 9th ed
DEFINISI MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA

Cara cepat untuk menilai: tanyakan nama pasien dan mekanisme trauma.

● Jika pasien bisa menjawab dengan baik → artinya:


○ Tidak ada masalah pada airway dan breathing (bisa bicara jelas)
○ Tidak ada masalah pada kesadaran (sadar penuh bisa menceritakan mekanisme
trauma)

ATLS 9th ed
AIRWAY + CERVICAL SPINE MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PROTECTION

● Penilaian patensi airway


○ Manuver chin-lift atau jaw-thrust
■ Jika curiga trauma servikal → jaw-
thrust.
○ Mengambil benda asing
○ Fraktur wajah/leher yang bisa bikin
obstruksi airway
○ Memasang oropharyngeal airway
○ Memberikan definitive airway
■ Intubasi
ATLS 9th ed ■ cricotiroidotomi
● Tetap proteksi servikal (hindari gerakan servikal
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
BREATHING + VENTILATION

● Pertukaran udara adekuat dibutuhkan untuk oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
● Penilaian:
○ Menilai area leher dan dada, pastikan imobilisasi leher dan dada
○ Tentukan laju napas dan kedalaman napas
○ Inspeksi dan palpasi leher: deviasi trakea, pergerakan dada, pemakaian otot napas
tambahan, tanda trauma
○ Perkusi: redup atau hipersonor
○ Auskultasi
● Manajemen:
○ Suplementasi oksigen
○ Ventilasi dengan bag-mask device
ATLS 9th ed
○ Tatalaksana pneumothorax
○ Monitor saturasi oksigen
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN

● Menilai perdarahan
○ Sumber perdarahan eksternal: balut tekan.
○ Sumber perdarahan internal: identifikasi dari PF dan imaging, manajemen dengan
dekompresi dada, pelvic binder, splint, operasi.
● Menilai volume darah dan curah jantung
○ kesadaran : jika volume darah kurang → perfusi otak kurang → penurunan
kesadaran.
○ Warna kulit: tanda hipovolemik (pucat/abu)
○ Nadi: tanda hipovolemik (cepat, lemah dan dangkal), disfungsi jantung (iregular)

ATLS 9th ed
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN

Manajemen:

● Balut tekan
● Akses intravena
● Pemeriksaan darah dan kimia darah, tes kehamilan, golongan darah
● Terapi cairan saling hangat dan transfusi darah
● Cegah hipotermia

ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
DISABILITY

● Penurunan kesadaran → penurunan perfusi atau trauma serebri.


● Penurunan kesadaran juga dapat disebabkan gangguan metabolik (hipoglikemia)
atau obat-obatan.
○ Jika bisa disingkirkan → pertimbangkan trauma SSP hingga terbukti bukan.
● Penilaian:
○ Kesadaran (GCS)
○ Ukuran dan refleks pupil
○ Tanda lateralisasi dan trauma spinal

ATLS 9th ed
EXPOSURE + MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
ENVIRONMENTAL CONTROL

● Menilai seluruh area tubuh


● Menutup dengan selimut untuk mencegah hipotermia
● Cairan intravena hangat

ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY

● Dilakukan setelah proses resusitasi dalam primary survey selesai dilakukan sehingga
hemodinamik pasien stabil.
● Anamnesis ulang (AMPLE)
○ Allergies
○ Medications currently used
○ Past illnesses/pregnancy
○ Last meal
○ events/environment related to the injury
● Pemeriksaan fisik head-to-toe

ATLS 9th ed
SECONDARY MUSCULOSKELETA
MANAJEMEN
L TRAUMA
SURVEY
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
JAWABAN LAIN

Bila dicurigai pada pasien ini mengalami obstruksi partial jalan napas yang disebabkan
jatuhnya pangkal lidah, pada pemeriksaan bunyi apa yang terdengar?
a. Snoring
b. Crowning → munculnya ubun-ubun kepala bayi saat kala II persalinan.
c. Gurgling → adanya cairan yang berkumpul di orofaring.
d. Wheezing → penyempitan saluran napas bawah (tracheobronchial)
e. Grunting → suara napas ekspirasi dihasilkan oleh penutupan glottis saat ekspirasi
sebagai usaha untuk mempertahankan FRC dan mencegah atelektasis alveolus.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Trauma

Bila dicurigai pada pasien ini mengalami obstruksi partial jalan napas yang disebabkan
jatuhnya pangkal lidah, pada pemeriksaan bunyi apa yang terdengar?

JAWABAN

A. Snoring
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Jika pada pasien ini ditemukan jejas pada kepala dan dada, tindakan airway management
apa yang boleh dan paling tepat dilakukan?
a. Head-tilt
b. Chin-lift
c. Jaw-thrust
d. Fleksi kepala
e. Ekstensi kepala
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI TRAUMA

Jika pada pasien ini ditemukan jejas pada kepala dan dada, tindakan airway management
apa yang boleh dan paling tepat dilakukan?

JAWABAN

C. Jaw-thrust
DEFINISI MANAJEMEN TRAUMA

Pendekatan pada pasien trauma: primary survey dan secondary survey.

● Primary survey (ABCDE):


○ Airway → Menjaga airway dan proteksi servikal
○ Breathing → Breathing dan ventilasi
○ Circulation → Sirkulasi dan kontrol perdarahan
○ Disability → Disabilitas: status neurologi
○ Exposure/environmental → Kontrol eksposur/lingkungan: memeriksa semua area
tubuh mencari area trauma, mencegah hipotermia.

Penilaian sesuai urutan ABCDE namun biasanya dilakukan secara bersamaan oleh tim.
ATLS 9th ed
DEFINISI MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA

Cara cepat untuk menilai: tanyakan nama pasien dan mekanisme trauma.

● Jika pasien bisa menjawab dengan baik → artinya:


○ Tidak ada masalah pada airway dan breathing (bisa bicara jelas)
○ Tidak ada masalah pada kesadaran (sadar penuh bisa menceritakan mekanisme
trauma)

ATLS 9th ed
AIRWAY + CERVICAL SPINE MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PROTECTION

● Penilaian patensi airway


○ Manuver chin-lift atau jaw-thrust
■ Jika curiga trauma servikal → jaw-
thrust.
○ Mengambil benda asing
○ Fraktur wajah/leher yang bisa bikin
obstruksi airway
○ Memasang oropharyngeal airway
○ Memberikan definitive airway
■ Intubasi
■ cricotiroidotomi
● Tetap proteksi servikal (hindari gerakan servikal
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
BREATHING + VENTILATION

● Pertukaran udara adekuat dibutuhkan untuk oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
● Penilaian:
○ Menilai area leher dan dada, pastikan imobilisasi leher dan dada
○ Tentukan laju napas dan kedalaman napas
○ Inspeksi dan palpasi leher: deviasi trakea, pergerakan dada, pemakaian otot napas
tambahan, tanda trauma
○ Perkusi: redup atau hipersonor
○ Auskultasi
● Manajemen:
○ Suplementasi oksigen
○ Ventilasi dengan bag-mask device
ATLS 9th ed
○ Tatalaksana pneumothorax
○ Monitor saturasi oksigen
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN

● Menilai perdarahan
○ Sumber perdarahan eksternal: balut tekan.
○ Sumber perdarahan internal: identifikasi dari PF dan imaging, manajemen dengan
dekompresi dada, pelvic binder, splint, operasi.
● Menilai volume darah dan curah jantung
○ kesadaran : jika volume darah kurang → perfusi otak kurang → penurunan
kesadaran.
○ Warna kulit: tanda hipovolemik (pucat/abu)
○ Nadi: tanda hipovolemik (cepat, lemah dan dangkal), disfungsi jantung (iregular)

ATLS 9th ed
SIRKULASI + KONTROL MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
PERDARAHAN

Manajemen:

● Balut tekan
● Akses intravena
● Pemeriksaan darah dan kimia darah, tes kehamilan, golongan darah
● Terapi cairan saling hangat dan transfusi darah
● Cegah hipotermia

ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
DISABILITY

● Penurunan kesadaran → penurunan perfusi atau trauma serebri.


● Penurunan kesadaran juga dapat disebabkan gangguan metabolik (hipoglikemia)
atau obat-obatan.
○ Jika bisa disingkirkan → pertimbangkan trauma SSP hingga terbukti bukan.
● Penilaian:
○ Kesadaran (GCS)
○ Ukuran dan refleks pupil
○ Tanda lateralisasi dan trauma spinal

ATLS 9th ed
EXPOSURE + MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
ENVIRONMENTAL CONTROL

● Menilai seluruh area tubuh


● Menutup dengan selimut untuk mencegah hipotermia
● Cairan intravena hangat

ATLS 9th ed
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY

● Dilakukan setelah proses resusitasi dalam primary survey selesai dilakukan sehingga
hemodinamik pasien stabil.
● Anamnesis ulang (AMPLE)
○ Allergies
○ Medications currently used
○ Past illnesses/pregnancy
○ Last meal
○ events/environment related to the injury
● Pemeriksaan fisik head-to-toe

ATLS 9th ed
SECONDARY MUSCULOSKELETA
MANAJEMEN
L TRAUMA
SURVEY
MUSCULOSKELETAL
MANAJEMEN TRAUMA
SECONDARY SURVEY
JAWABAN LAIN

a. Head-tilt → dilakukan jika tidak ada curiga cedera servikal


b. Chin-lift → dilakukan jika tidak curiga cedera servikal
c. Jaw-thrust
d. Fleksi kepala
e. Ekstensi kepala
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN TRAUMA

Jika pada pasien ini ditemukan jejas pada kepala dan dada, tindakan airway management
apa yang boleh dan paling tepat dilakukan?

JAWABAN

C. Jaw-thrust
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Berapa perbandingan kompresi jantung luar dan bantuan napas saat pasien belum
diintubasi, dengan 2 penolong?
a. 5:2
b. 5:1
c. 15:1
d. 30:2
e. 15:2
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Cardiac arrest

Berapa perbandingan kompresi jantung luar dan bantuan napas saat pasien belum
diintubasi, dengan 2 penolong?

JAWABAN

D. 30:2
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Cardiac arrest
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest

Penyebab:

● Cardiac
● Non cardiac
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest

Penyebab:

● Cardiac
● Non cardiac
MANAJEMEN Cardiac arrest

2018 AHA ACLS update


MANAJEMEN Pediatric Cardiac arrest
JAWABAN LAIN

Berapa perbandingan kompresi jantung luar dan bantuan napas saat pasien belum
diintubasi, dengan 2 penolong?
a. 5:2 → tidak ada
b. 5:1 → tidak ada
c. 15:1 → tidak ada
d. 30:2
e. 15:2 → algoritma cardiac arrest pada pediatri
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Cardiac arrest

Berapa perbandingan kompresi jantung luar dan bantuan napas saat pasien belum
diintubasi, dengan 2 penolong?

JAWABAN

D. 30:2
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Pasien ini perlu dilakukan intubasi. Berapa lama batas waktu prosedur pemasangan yang
paling baik?
a. Tidak lebih dari 30 detik
b. Sampai timbul sianosis
c. Sampai timbul bradikardi
d. Sampai penderita mulai bangun
e. Sama dengan lama kita menahan napas
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Cardiac arrest

Pasien ini perlu dilakukan intubasi. Berapa lama batas waktu prosedur pemasangan yang
paling baik?

JAWABAN

A. Tidak lebih dari 30 detik


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Cardiac arrest
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest

Penyebab:

● Cardiac
● Non cardiac
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Cardiac arrest

Penyebab:

● Cardiac
● Non cardiac
MANAJEMEN Cardiac arrest

2018 AHA ACLS update


MANAJEMEN Pediatric Cardiac arrest
MANAJEMEN Cardiac arrest

INTUBASI ENDOTRAKEA
● Elevasi kepala 8-10 cm dengan meletakkan
bantalan di bawah kepala (bahu tetap
menyentuh meja operasi) dan ekstensi
kepala pada sendi atlanto-occipital →
sehingga axis oral, faring dan laring 1 garis
lurus.
● Wajah pasien selevel dengan processus
xiphoid anestesi.
● Menggunakan teknik finger cross untuk
membuka mulut pasien kemudian saat
memasukkan laringoskop, menggeser bibir
bawah pasien dengan jari kiri agar tidak
tergores laringoskop.
MANAJEMEN Cardiac arrest

INTUBASI ENDOTRAKEA
● Sellick’s maneuver (cricoid pressure)
menggunakan jempol dan telunjuk asisten
pada kartilago cricoid → kompresi esofagus
→ mencegah aspirasi isi gaster ke faring.
● Prosedur intubasi tidak boleh lebih dari 30
detik.
MANAJEMEN Cardiac arrest
JAWABAN LAIN

Pasien ini perlu dilakukan intubasi. Berapa lama batas waktu prosedur pemasangan yang
paling baik?
a. Tidak lebih dari 30 detik
b. Sampai timbul sianosis
c. Sampai timbul bradikardi
d. Sampai penderita mulai bangun
e. Sama dengan lama kita menahan napas → kemampuan menahan napas setiap orang
berbeda.
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Cardiac arrest

Pasien ini perlu dilakukan intubasi. Berapa lama batas waktu prosedur pemasangan yang
paling baik?

JAWABAN

A. Tidak lebih dari 30 detik


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Laki-laki 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar dan sesak nafas sejak 2 jam
yang lalu. Pasien memilik riwayat penyakit jantung dan rutin kontrol di poli spesialis
jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, Nadi 155 x/m, RR 26 x/m, akral dingin. Pada perekaman EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
SOAL

a. Ventrikel Fibrilasi
b. Supraventrikular Takikardi
c. Ventrikel Takikardi
d. Ventrikel Ekstrasistol
e. Torsade de Pointes
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Ventricular Tachycardia

Laki-laki 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar dan sesak nafas sejak 2 jam
yang lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung dan rutin kontrol di poli spesialis
jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, Nadi 155 x/m, RR 26 x/m, akral dingin. Pada perekaman EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI
SOAL Ventricular Tachycardia

JAWABAN

C. Ventrikel Takikardi
DEFINISI Ventricular Tachycardia

● Gambaran = kompleks QRS lebar (durasi QRS > 0,12 detik).


● Nadi >100x/menit.
● Klasifikasi:
○ Sustained vs non-sustained
○ Monomorphic vs polymorphic

Heart rate:
300/2 = 150x/m.
Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
DEFINISI Ventricular Tachycardia
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Sustained vs non-sustained:
○ Sustained = durasi takikardi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas
hemodinamik dalam waktu kurang dari 30 detik.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Sustained vs non-sustained:
○ Non-sustained = VT lebih dari 3x dalam durasi kurang dari 30 detik.
KLASIFIKASI Ventricular Tachycardia

● Monomorfik vs Polimorfik:
○ Monomorfik: tidak ada variasi dalam morfologi QRS.
○ Polimorfik: variasi morfologi QRS beat-to-beat.
ETIOLOGI Ventricular Tachycardia

● Ischemic heart disease


● Penyakit jantung kongenital
● Infiltrative cardiomyopathy (akibat SLE, sarkoidosis, amyloidosis)
● Gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia)
● Obat (kokain, methamphetamine, digitalis)
● Cathecholaminergic polymorphic VT dicetuskan oleh olahraga, stres dan tekanan
mental.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PATOFISIOLOGI Ventricular Tachycardia

● Peningkatan aktivitas automatisasi jantung yang dicetuskan oleh depolarisasi awal atau
atau reentry.
● Pada infark miokard: iskemia miokard → peningkatan konsentrasi kalium ekstraseluler →
depolarisasi parsial dari resting membrane potential → aktivitas spontan automatisasi
jantung.

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
EVALUASI Ventricular Tachycardia

1
2
3
4

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
GEJALA KLINIS Ventricular Tachycardia

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Riwayat penyakit jantung (gagal ● Cannon A waves


jantung, infark miokard) ● Intensitas suara jantung 1 →
disosiasi AV.
● Hipotensi
● Penurunan kesadaran
● Diaforesis
● Pallor

Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia (VT, V Tach). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
PENUNJANG Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
MANAJEMEN Ventricular Tachycardia
JAWABAN LAIN

a. Ventrikel Fibrilasi
b. Supraventrikular Takikardi
c. Ventrikel Takikardi
d. Ventrikel Ekstrasistol
e. Torsade de Pointes
JAWABAN LAIN
JAWABAN LAIN
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ventricular Tachycardia

Laki-laki 61 tahun datang dengan keluhan dada berdebar dan sesak nafas sejak 2 jam
yang lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung dan rutin kontrol di poli spesialis
jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, Nadi 155 x/m, RR 26 x/m, akral dingin. Pada perekaman EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN
SOAL Ventricular Tachycardia

JAWABAN

C. Ventrikel Takikardi
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan mudah lelah dan sesak nafas sejak 1
minggu terakhir. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes. Kesadaran compos
mentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST depresi dan T
inversi sadapan lateral. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mendiagnosa kasus
tersebut adalah?
A. CRP
B. CKMB
C. Troponin
D. Myoglobin
E. BNP
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom Koroner Akut

Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan mudah lelah dan sesak nafas sejak 1
minggu terakhir. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes. Kesadaran compos
mentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST depresi dan T
inversi sadapan lateral. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mendiagnosa kasus
tersebut adalah?

JAWABAN

C. Troponin
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

APS UAP NSTEMI STEMI


Perburukan nyeri dada Angina pektoris Pada NSTEMI, iskemia Infark miokard yang
berhubungan dengan dengan satu diantara yang timbul cukup ditandai dengan ST
aktivitas fisik dan stres tampilan klinis: berat sehingga terjadi elevasi dan
emosi, setelah makan ● Terjadi saat kerusakan miokardium peningkatan enzim
dalam porsi banyak istirahat (atau (enzim jantung jantung
atau muncul pertama aktivitas minimal) meningkat)
kali di pagi hari. dan biasanya
berlangsung lebih
dari 20 menit (jika
tidak ada
penggunaan
nitrat/analgetik)
● Nyeri hebat dan
jelas
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
● Lambat laun
bertambah berat
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
PERKI Tatalaksana ACS 2018.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018.


JAWABAN LAIN

A. CRP → penanda inflamasi.


B. CKMB → mempunyai waktu paruh yang singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
ekstensi infark (infark berulang) maupun infark periprosedural
C. Troponin
D. Myoglobin → tidak spesifik miokard, meningkat pada kerusakan otot
E. BNP → brain natriuretic peptide yang dilepaskan saat tekanan dalam jantung
meningkat (misalnya, gagal jantung).
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sindrom Koroner Akut

Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan mudah lelah dan sesak nafas sejak 1
minggu terakhir. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes. Kesadaran compos
mentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 90 x/m, RR 20 x/m Dari EKG didapatkan ST depresi dan T
inversi sadapan lateral. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mendiagnosa kasus
tersebut adalah?

JAWABAN

C. Troponin
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Perempuan, 25 tahun, diantar oleh keluarga ke IGD karena bengkak dan sesak setelah 1
jam yang lalu meminum obat dari dokter untuk meredakan gusinya yang sakit. Pada
pemeriksaan, TD 80/60, HR 120x/m Iemah, RR 32x/m, S 38°C, bunyi napas mengi, akral
dingin. Apa tindakan pertama yang paling penting bagi pasien?
a. Injeksi Epinephrine 0,5 mg IM
b. lntubasi
c. Injeksi difenhidramin 50 mg
d. Bolus cairan 20 cc/kgBB
e. Infus Paracetamol 15 mg/kgBB
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Anafilaksis

Perempuan, 25 tahun, diantar oleh keluarga ke IGD karena bengkak dan sesak setelah 1
jam yang lalu meminum obat dari dokter untuk meredakan gusinya yang sakit. Pada
pemeriksaan, TD 80/60, HR 120x/m Iemah, RR 32x/m, S 38°C, bunyi napas mengi, akral
dingin. Apa tindakan pertama yang paling penting bagi pasien?

JAWABAN

A. Injeksi Epinephrine 0,5 mg IM


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Anafilaksis

● Anafilaksis = bentuk terberat dari reaksi


alergi obat, dapat mengancam nyawa.
● Reaksi anafilaktik = gejala yang timbul
melalui reaksi alergen dan antibodi.
● Reaksi anafilaktoid = gejala yang timbul
tidak melalui reaksi imunologik.
● Syok anafilaktik = salah satu manifestasi
klinik dari anafilaksis yang ditandai
dengan adanya hipotensi yang nyata dan
kolaps sirkulasi darah.
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Syok Anafilaksis

PAPDI edisi 6
MANIFESTASI DIAGNOSIS KERJA:
Syok Anafilaksis
KLINIS

● Muncul dalam waktu


beberapa menit-1 jam
setelah terpapar pencetus.

Anaphylaxis | Allergy, Asthma & Clinical


Immunology | Full Text [Internet]. [cited
2020 Aug 3]. Available from:
https://aacijournal.biomedcentral.com/articles
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Syok Anafilaksis
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS BANDING Syok Anafilaksis

Kondisi yang mirip dengan manifestasi anafilaksis:


● Reaksi vasovagal (ditandai dengan hipotensi, pallor, bradikardi, lemah, mual muntah)
● Disfungsi pita suara
● Serangan asma berat
● Aspirasi benda asing
● Emboli paru
● Serangan panik
● Intoksikasi
● Hipoglikemia
● Kejang
Episode anafilaksis berulang → kemungkinan mastositosis

Anaphylaxis | Allergy, Asthma & Clinical Immunology | Full Text [Internet]. [cited 2020 Aug 3]. Available from:
https://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13223-018-0283-4
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT Syok Anafilaksis

● Penilaian ABC
● Posisi supine (karena kolaps sirkulasi) kecuali ada gangguan respirasi.
○ Ibu hamil diposisikan left lateral decubitus
○ Tidak boleh duduk hingga hemodinamik stabil
● Injeksi epinefrin (tetap diberikan meskipun diagnosis tidak pasti karena tidak ada
kontraindikasi pemakaian epinefrin)
○ 0,01 mg/kg (maksimum 0,5 mg) per IM di paha anterolateral, dapat diulang setiap
5-15 menit sesuai kebutuhan.
● Terapi lain:
○ Beta2 agonis inhaler (jika bronkospasme)
○ Antihistamin (untuk gejala kulit)
○ Cairan kristaloid intravena
○ Vasopressor
○ Kortikosteroid intravena tidak efektif karena bekerja lambat.
Anaphylaxis | Allergy, Asthma & Clinical Immunology | Full Text [Internet]. [cited 2020 Aug 3]. Available from:
https://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13223-018-0283-4
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Anafilaksis

AKUT
MANAJEMEN DIAGNOSIS KERJA:
Syok Anafilaksis
JANGKA PANJANG
● Rujuk ke spesialis
● Epinephrine auto-injector
● Edukasi pencegahan karena pasien yang pernah mengalami reaksi anafilaksis
mempunyai risiko untuk memperoleh reaksi yang sama bila terpajan oleh pencetus
yang sama.

Anaphylaxis | Allergy, Asthma & Clinical Immunology | Full Text [Internet]. [cited 2020 Aug 3]. Available from:
https://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13223-018-0283-4
JAWABAN LAIN

a. Injeksi Epinephrine 0,5 mg IM


b. Lntubasi → jika gagal napas
c. Injeksi difenhidramin 50 mg → kerja lambat
d. Bolus cairan 20 cc/kgBB → bukan tindakan pertama
e. Infus Paracetamol 15 mg/kgBB → tidak ada indikasi
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Syok Anafilaksis

Perempuan, 25 tahun, diantar oleh keluarga ke IGD karena bengkak dan sesak setelah 1
jam yang lalu meminum obat dari dokter untuk meredakan gusinya yang sakit. Pada
pemeriksaan, TD 80/60, HR 120x/m Iemah, RR 32x/m, S 38°C, bunyi napas mengi, akral
dingin. Apa tindakan pertama yang paling penting bagi pasien?

JAWABAN

A. Injeksi Epinephrine 0,5 mg IM


Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada terasa berdebar sejak 1 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat stroke 5 tahun yang lalu dengan kelemahan anggota
gerak kiri. Tanda vital TD 140/80 mmHg, Nadi 150x/m ireguler, RR 18x/m. Gambaran EKG
terdapat fibrilasi atrium. Dokter berencana memberikan obat pada pasien untuk
menurunkan resiko stroke. Obat yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Heparin
B. Dabigatran
C. Aspirin
D. Clopidogrel
E. Streptokinase
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Fibrilasi Atrium

Laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada terasa berdebar sejak 1 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat stroke 5 tahun yang lalu dengan kelemahan anggota
gerak kiri. Tanda vital TD 140/80 mmHg, Nadi 150x/m ireguler, RR 18x/m. Gambaran EKG
terdapat fibrilasi atrium. Dokter berencana memberikan obat pada pasien untuk
menurunkan resiko stroke. Obat yang tepat diberikan pada pasien adalah?

JAWABAN

B. Dabigatran
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

ATRIAL FIBRILLATION MERUPAKAN ARITMIA.


Aritmia merupakan segala jenis gangguan pada rate, regularitas, sumber konduksi, atau
proses konduksi impuls.

● Manifestasi aritmia = single beat atau gangguan ritme yang tetap.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
Braunwald heart disease: a textboook of
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI cardiovascular medicine
Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLINIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1
ARITMIA

● Palpitasi (paling sering)


● Gejala penurunan cardiac output (karena fungs jantung yang menurun) → sinkope, light-
headness.
● Takiaritmia → meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium → angina pectoris.
● Sudden death (bisa terjadi)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need.


5th ed
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI ARITMIA Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Mnemonic HIS DEBS:

● H - Hypoxia
○ Gangguan paru (COPD, emboli paru) → Hipoksia miokardium → miokardium iritabel → aritmia.
● I - Ischemia and irritability
○ Iskemi miokard, miokarditis
● S - sympathetic stimulation
○ Peningkatan tonus simpatis (akiba hipertiroid, CHF, olahraga)
● D - Drugs
● E - electrolyte disturbances
○ Kalium, kalsium, magnesium
● B - bradycardia
○ Brady-tachy syndrome (sick sinus syndrome)
● S - stretch
○ Hipertrofi dan pembesaran jantung
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Ada 5 jenis aritmia:

● Arrhythmias of sinus origin


○ Impuls listrik mengikuti jalur konduksi yang normal namun rate lebih cepat/lambat/iregular.
○ Contoh: sinus takikardi, sinus bradikardi.
● Ectopic rhythms
○ Impuls listrik bersumber dari fokus selain sinus node
● Reentrant arrhythmias
○ Impuls listrik terperangkap dalam jalur sehingga terjadi reentrant
● Conduction blocks
○ Impuls berasal dari sinus node dan mengikut jalur yang sama namun terhambat/delay
● Preexcitation syndromes
○ Impuls listrik mengikuti jalur lain (jalan pintas)

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Pembagian lainnya (berdasarkan asal Ciri normal sinus rhythm:


fokus impuls listrik): ● Gelombang P normal
● Kompleks QRS sempit
1. Arrhythmias of sinus origin ● Ada satu gelombang P sebelum kompleks
a. Sinus takikardi QRS
b. Sinus bradikardi ● Ritme regular
c. Sinus arrhythmia
d. Sinus arrest, asystole and escape
beats
2. Non sinus arrhythmias
a. Supraventricular arrhythmias
b. Ventricular arrhythmias
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed
Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Apakah ada gelombang P normal?


○ Ada gelombang P normal → sumber aritmia dari atrium.
○ Tidak ada gelombang P → sumber aritmia di bawah atrium (AV node atau
ventrikel)
● Durasi kompleks QRS
○ Durasi <0,12 detik → depolarisasi ventrikel mengikuti jalur normal (AV node
→ berkas Purkinje → sel Purkinje.
■ Menandakan sumber aritmia ada di atau di atas AV node.
○ Durasi >0,12 detik → impuls depolarisasi ventrikel berasal dari ventrikel →
konduksi tidak efisien → durasi QRS melebar.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi
Bradikardi
atrium
e.c (Atrial
AV blokfibrillation)
derajat
Aritmia 1

Cara menilai sebuah aritmia:

● Korelasi gelombang P dengan kompleks QRS


○ Jika gelombang P diikuti kompleks QRS → sumber aritmia dari atrium.
○ Jika tidak ada korelasi sama sekali antara gelombang P dan kompleks QRS →
artinya depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi sendiri-sendiri (disosiasi AV).
● Ritme regular/iregular?

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

ATRIAL
FIBRILLATION (AF)
MERUPAKAN
ARITMIA

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


1. PSVT

→ ritme regular, gelombang P


retrograde (jika ada)

→ rate: 150-250x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


2. Atrial flutter

→ ritme regular, saw-toothed 2:1, 3:1, 4:1, dst.

→ rate atrium: 250-350x/m

→ rate ventrikel: ½, ⅓ , ¼ dari rate atrium.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


3. Atrial fibrillation

→ ritme iregular, undulating pattern.

→ rate atrium: 350-500x/m

→ rate ventrikel: variable.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


4. Multifocal atrial tachycardia

→ ritme iregular, minimal 3 morfologi gelombang P yang berbeda

→ rate atrium: 120-200x/m

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

GAMBARAN SUPRAVENTRICULAR ARRHYTHMIAS


5. Paroxysmal atrial tachycardia (PAT)

→ ritme regular.

→ rate: 100-200x/m

→ khas: ada warm-up period.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

ATRIAL FIBRILLATION
● Merupakan salah satu aritmia supraventrikular, di mana terjadi aktivasi atrium yang
tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium.

Gambaran di EKG:

● Pola interval RR yang ireguler


● Tidak dijumpai gelombang P yang jelas.
● Interval antara 2 gelombang aktivasi atrium bervariasi, umumnya kecepatannya
>450x/m.

Thaler, M. The only EKG book you’ll ever need. 5th ed


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Dibedakan menurut waktu presentasi dan durasinya:

● Paroksismal: AF yang hilang spontan dalam 48 jam, namun dapat berlanjut hingga 7
hari.
● Persisten: AF yang tetap berlangsung lebih dari 7 hari atau yang memerlukan
kardioversi dengan obat atau listrik.
● Longstanding (persisten lama): AF yang persisten lebih dari 1 tahun, dan strategi
kendali irama masih akan diterapkan.
● Permanen: AF longstanding yang refrakter terhadap kardioversi, AF yang ditetapkan
sebagai permanen oleh dokter (dan pasien) sehingga strategi kendali irama sudah
tidak digunakan lagi. Apabila strategi kendali irama masih digunakan maka AF
termasuk persisten lama.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Kategori AF tambahan menurut ciri-ciri dari pasien:

● AF sorangan (lone) = AF tanpa disertai penyakit struktur kardiovaskular lain (hipertensi,


penyakit paru terkait atau abnormalitas anatomi jantung) dan usia di bawah 60 tahun).
● AF non-valvular = AF yang tidak terkait dengan penyakit rematik mitral, katup jantung
protese atau operasi perbaikan katup mitral.
● AF sekunder = AF yang terjadi akibat kondisi primer yang menjadi pemicu AF (seperti
infark miokard akut, bedah jantung, perikarditis, miokarditis, hipertiroid, emboli paru,
pneumonia). Jika AF sekunder yang berkaitan dengan penyakit katup, disebut AF valvular.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Berdasarkan kecepatan laju respon


ventrikel (interval RR):

● AF dengan respon ventrikel cepat:


laju ventrikel >100x/m
● AF dengan respon ventrikel normal:
laju ventrikel 60-100x/m
● AF dengan respon ventrikel lambat:
laju ventrikel <60x/m.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MEKANISME Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

● Mekanismenya kompleks
● Obesitas → dilatasi atrium, peningkatan faktor inflamasi sistemik → AF.
● Sleep apnea → hipoksia, hipertensi, peningkatan tonus otonom → AF.
● 2 mekanisme elektrofisiologis:
○ Satu atau lebih fokus mikroreentrant yang otomatis atau bisa terstimulus →
menghasilkan fibrilasi.
○ Sirkuit reentrant multiple di atrium

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Etiologi AF yang:

● Paling sering: hipertensi, kelainan struktur jantung, ischemic heart disease, penyakit
katup mitral, kardiomiopati hipertrofi, dilated cardiomyopathy, hipertensi pulmonal.
● Kurang sering: kardiomiopati restriktif (amyloidosis), perikarditis konstriktif, tumor
jantung.
● Bersifat sementara/reversibel: konsumsi alkohol berlebih (holiday heart), operasi
jantung, infark miokard, miokarditis, perikarditis, emboli paru, hipertiroid.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI KLNIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Gejala: Tanda:

● Palpitasi ● Khas → nadi iregular.


● Fatigue ● Palpasi vena jugular iregular
● Dyspnea ● Intensitas bervariasi dari suara jantung 1
● Tidak bisa beraktivitas berat ● Pulse deficit: laju nadi tidak secepat laju
● Pusing mengambang detak jantung (pada apex)
● Poliuria (akibat pelepasan atrial ○ Karena interval R-R yang pendek → durasi
pengisian ventrikel kiri selama diastol
natriuretic peptide)
berkurang → stroke volume berkurang → nadi
● Sinkope terkadang tidak ada/jarang.
● Jika pasien asimptomatik/gejala minimal,
biasanya ditemukan pada komplikasinya
seperti stroke.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Anamnesis
● Palpitasi (pukulan genderang, gemuruh guntur, kecipak ikan dalam dada)
● Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
● Presinkop atau sinkop
● Kelemahan umum, pusing
● Penilaian klasifikasi AF berdasarkan waktu presentasi, durasi dan frekuensi gejala
● Faktor pencetus (aktivitas, tidur, alkohol)
● Penilaian cara terminasi (mis, manuver vagal)
● Riwayat obat antiaritmia dan kendali laju
● Riwayat penyakit jantung, prosedur ablasi AF
● Riwayat penyakit komorbid (hipertensi, PJK, DM, hipertiroid, penyakit jantung
valvular, PPOK)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PEMERIKSAAN FISIK
● Airway, breathing, circulation
● Tanda vital = evaluasi stabilitas hemodinamik.
● Kepala dan leher = tanda hipertiroid, gagal jantung, sianosis, bruit pada arteri karotis
menunjukkan penyakit arteri perifer dan kemungkinan adanya komorbiditas PJK.
● Paru = tanda gagal jantung, tanda penyakit paru kronik (PPOK, asma)
● Jantung = evaluasi penyakit jantung katup atau kardiomiopati.
○ Pergeseran dari punctum maximum atau bunyi jantung tambahan (S3)
mengindikasikan adanya pembesaran ventrikel dan peningkatan tekanan ventrikel
kiri.
○ Bunyi P2 yang mengeras menandakan adanya hipertensi pulmonal.
○ Pulsus defisit (selisih jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung).

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

PEMERIKSAAN FISIK
● Abdomen = tanda gagal jantung kanan atau penyakit hati (ascites, hepatomegali,
kapsul hepar teraba kencang). Nyeri kuadran kiri atas mungkin disebabkan infark
limpa akibat embolisasi perifer.
● Ekstremitas bawah = sianosis, jari tabuh, edema.
○ Ekstremitas dingin dan tanpa nadi → embolisasi perifer.
○ Melemahnya nadi perifer → penyakit arterial perifer atau curah jantung menurun.
● Neurologis = tanda TIA atau kejadian serebrovaskular, peningkatan refleks pada
hipertiroidisme.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

LAB
● Darah lengkap (anemia, infeksi)
● Elektrolit, ureum, kreatinin (gangguan elektrolit atau gagal ginjal)
● Enzim jantung (infark miokard)
● Peptida natriuretik (meningkat pada pasien AF paroksismal/persisten, menurun
kembali dengan cepat setelah restorasi irama sinus)
● D-dimer (bila pasien memiliki risiko emboli paru)
● Fungsi tiroid (tirotoksikosis)
● Kadar digoksin (evaluasi level subterapeutik dan/atau toksisitas)
● Uji toksikologi atau level etanol

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

EKG
● Laju ventrikel ireguler
● Tidak ada gelombang P yang jelas, digantikan gelombang F yang ireguler dan acak,
diikuti oleh kompleks QRS yang ireguler.
● Manifestasi EKG lain yang dapat menyertai AF:
○ Laju jantung 110-140x/menit, jarang melebihi 160-170x/menit
○ Bisa ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus interval
R-R panjang-pendek (fenomena Ashman)
○ Preeksitasi
○ Hipertrofi ventrikel kiri
○ Bundle branch block
○ Tanda infark akut/lama

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
EVALUASI KLINIS Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

● Menggunakan skor simptom = skor EHRA (European Heart Rhythm Association) untuk
menilai perkembangan gejala selama penanganan AF.
● Memperhitungkan derajat gejala → diharapkan skor akan berkurang seiring dengan
konversi ke irama sinus atau dengan kendali laju yang efektif.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Stratifikasi risiko
○ Pencegahan komplikasi tromboemboli merupakan tujuan utama terapi AF.
○ Menggunakan skoring CHA2DS2-VASc (cardiac failure, hypertension, diabetes,
vascular disease, old age, sex, previous ischemic event)
● Skor HAS-BLED (Hypertension, Abnormal renal or liver function, history of stroke,
history of bleeding, labile INR value, elderly, dan antithrombotic drugs and alcohol)
○ Keputusan pemberian tromboprofilaksis perlu diseimbangkan dengan risiko
perdarahan akibat antikoagulan.
○ Evaluasi risiko perdarahan dengan skor HAS-BLED
■ Jika skor HAS-BLED ≥3 → perhatian khusus, upaya koreksi faktor risiko
(hipertensi tidak terkontrol, konsumsi obat NSAIDs)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Medikamentosa
○ Tidak diberikan jika skoring CHA2DS2-VASc 0.
○ Antitrombotik yang digunakan untuk mencegah stroke: antikoagulan (antagonis
vitamin K dan antikoagulan baru) dan antiplatelet. Jenis antitrombotik lain yaitu
trombolitik tidak digunakan untuk prevensi stroke pasien AF.
○ Aspirin 81/325 mg/hari + clopidogrel 75mg/hari lebih efektif dalam menurunkan
risiko stroke dibanding aspirin sendiri. Pilihan pada pasien risiko tinggi yang tidak
cocok menerima warfarin.
○ Warfarin dapat menurunkan risiko stroke sebesar 61%.
■ Target INR selama terapi = 2.0 - 3.0 → harus mempertahankan INR >2.0
karena jika INR <2,0 → risiko stroke meningkat 2 kali lipat.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● Medikamentosa
○ Antikoagulan oral baru
■ Direct thrombin inhibitor: dabigatran 2x150mg.
■ Factor Xa inhibitor: rivaroxaban 1x20mg.
■ Superior dibanding warfarin.
■ Tidak aman pada pasien dengan gagal ginjal.
■ Direkomendasikan pada pasien yang menerima warfarin namun sulit untuk
mempertahankan INR yang stabil.
○ LMWH (low molecular weight heparin)
■ Injeksi subkutan
■ Bridging therapy: diberikan pada pasien yang direncanakan untuk menerima
warfarin.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

● AVK = antagonis vitamin K (warfarin,


coumadin)
● AKB = antikoagulan baru (dabigatran,
rivaroxaban, apixaban)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI
PANDUAN ANTIKOAGULAN
● Bila skor CHA2DS2-VASc 1 → hanya apixaban dan kedua dosis dabigatran (110 mg b.i.d
dan 150 mg b.i.d) lebih efektif dibanding warfarin.
● Bila skor CHA2DS2-VASc ≥2 → seluruh AKB lebih superior dibanding warfarin.
● Bila akan mengubah dari AVK (warfarin atau coumadin) ke AKB, maka harus dicapai nilai
INR ≤2 terlebih dahulu.
● Bila akan mengganti dari AKB ke AVK → AVK harus dimulai secara tumpang tindih dengn
AKB dalam periode yang tergantung pada jenis AKB dan fungsi ginjal. AKB dihentikan
ketika INR >2.
○ Misalnya, ingin mengganti dabigatran ke warfarin → harus tumpang tindih selama 2-3 hari dulu karena onset
kerja warfarin butuh beberapa hari untuk mencapai efek terapi.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
PENCEGAHAN KOMPLIKASI Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)
TROMBOEMBOLI

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Fibrilasi atrium (Atrial
AKUT AF fibrillation)

Pasien datang
dengan takikardi
→ algoritma
takikardi
MANAJEMEN AKUT DIAGNOSIS KERJA:
AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)
Pasien datang dengan takikardi → algoritma
takikardi
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation)

Manajemen fase akut terdiri dari: kendali laju dan kendali irama.
1. Kendali Laju fase akut
● Hemodinamik stabil → beta blocker (propanolol 2-40 mg, bisoprolol 5 mg atau
metoprolol 50mg) atau CCB non-dihidropiridin oral (diltiazem 30 mg atau verapamil
80mg).
● Jika pasien gagal jantung atau hipotensi = digoksin atau amiodaron.
● Target laju jantung = 80-100x/m.
● Jika AF dengan respon irama ventrikel lambat → atropin mulai 0,5 mg IV → masih
simptomatik → kardioversi.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN AKUT AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

2. Kendali irama fase akut

● Respon irama ventrikel terlalu cepat → gangguan hemodinamik → segera lakukan


kardioversi elektrik untuk mengembalikan irama sinus.
● Pasien yang masih simptomatik dengan gangguan hemodinamik meskipun sudah
dilakukan strategi kendali laju → lakukan kardioversi farmakologis (amiodaron) atau
kardioversi elektrik.

3. Terapi pil dalam saku (pildaku)

● Propanefon oral 450-600mg diberikan pada pasien dengan simptom berat dan AF jarang
(sekali dalam sebulan)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

Terdiri dari: kendali laju jangka panjang


dan kendali irama jangka panjang.

● Simptom akibat AF menentukan


pemilihan kendali laju atau irama.
Selain itu, faktor lain yang juga
mempengaruhi adalah AF yang sudah
lama, usia tua, penyakit
kardiovaskular berat, penyakit lain
yang menyertai dan besarnya atrium
kiri.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

1. Kendali laju jangka panjang


● Kendali laju yang optimal dapat
menurunkan keluhan dan memperbaiki
hemodinamik dengan memperpanjang
waktu pengisian ventrikel dan mencegah
kardiomiopati akibat takikardia.
● Terdiri dari 2 cara, dibedakan dari target
terapi:
○ Kendali laju longgar = target terapi adalah
respon ventrikel <100x/m saat istirahat. Jika
pasien masih ada keluhan → kendali laju
ketat.
○ Kendali laju ketat = target laju saat istirahat
<80x/m.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

1. Kendali laju jangka panjang


● Medikamentosa = beta blocker (pilihan pertama).
● Jika monoterapi tidak cukup → beta blocker + digoksin.
● Jika obat lain tidak optimal → amiodaron.

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.


MANAJEMEN JANGKA DIAGNOSIS KERJA:
PANJANG AF Fibrilasi atrium (Atrial
fibrillation)

2. Kendali irama jangka panjang

● Tujuan utama = mengurangi simptom.


Jadi dipilih pada pasien yang masih
mengalami gejala meskipun terapi
kendali laju telah dilakukan secara
optimal.
● Menggunakan obat antiaritmia di
mana pengubahan irama AF ke irama
sinus menggunakan obat paling efektif
jika dilakukan dalam 7 hari setelah
onset AF.
● Obat = amiodaron, propafenon.
PERKI Tatalaksana Fibrilasi Atrium 2014.
JAWABAN LAIN

Obat yang tepat diberikan pada pasien adalah?


A. Heparin → bukan pilihan terbaik
B. Dabigatran
C. Aspirin → lebih baik dikombinasi dengan clopidogrel
D. Clopidogrel → lebih baik dikombinasi dengan aspirin
E. Streptokinase → bukan termasuk pilihan obat pencegah stroke pada pasien AF
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Fibrilasi Atrium

Laki-laki usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada terasa berdebar sejak 1 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat stroke 5 tahun yang lalu dengan kelemahan anggota
gerak kiri. Tanda vital TD 140/80 mmHg, Nadi 150x/m ireguler, RR 18x/m. Gambaran EKG
terdapat fibrilasi atrium. Dokter berencana memberikan obat pada pasien untuk
menurunkan resiko stroke. Obat yang tepat diberikan pada pasien adalah?

JAWABAN

B. Dabigatran
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang dan
leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan merokok sejak muda.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92%. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST
depresi di lead V5, V6, I, dan aVL. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?

a. NSTEMI
b. STEMI
c. Angina tidak stabil
d. Angina stabil
e. SKA
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sindrom Koroner Akut

Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang dan
leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan merokok sejak muda.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92%. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST
depresi di lead V5, V6, I, dan aVL. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?

JAWABAN

E. SKA
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom Koroner Akut

APS UAP NSTEMI STEMI


Perburukan nyeri dada Angina pektoris Pada NSTEMI, iskemia Infark miokard yang
berhubungan dengan dengan satu diantara yang timbul cukup ditandai dengan ST
aktivitas fisik dan stres tampilan klinis: berat sehingga terjadi elevasi dan
emosi, setelah makan ● Terjadi saat kerusakan miokardium peningkatan enzim
dalam porsi banyak istirahat (atau (enzim jantung jantung
atau muncul pertama aktivitas minimal) meningkat)
kali di pagi hari. dan biasanya
berlangsung lebih
dari 20 menit (jika
tidak ada
penggunaan
nitrat/analgetik)
● Nyeri hebat dan
jelas
PERKI Tatalaksana ACS 2018 ● Lambat laun
bertambah berat
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
PERKI Tatalaksana ACS 2018 responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

IKP (PCI)
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018


PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Sindrom Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


JAWABAN LAIN

a. NSTEMI → termasuk dalam sindrom koroner akut, EKG: ST depresi, enzim jantung (+)
b. STEMI → ST elevasi pada EKG
c. Angina tidak stabil → termasuk dalam sindrom koroner akut, EKG: ST depresi, enzim
jantung (-)
d. Angina stabil → angina yang dipicu oleh aktivitas dan menghilang dengan istirahat.
e. SKA
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sindrom Koroner Akut

Laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang dan
leher sejak 6 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan merokok sejak muda.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/60 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 22 x/m, Saturasi O2 92%. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST
depresi di lead V5, V6, I, dan aVL. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?

JAWABAN

E. SKA
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Perempuan usia 55 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
punggung dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan
hipertensi namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 110/70 mmHg, Nadi 65 x/m, RR 18 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran ST elevasi sadapan V1 sampai V4. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
a. IMA
b. SKA
c. NSTEMI
d. Angina Prinzmetal
e. Angina pektoris stabil
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Infark Miokard Akut

Perempuan usia 55 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
punggung dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan
hipertensi namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 110/70 mmHg, Nadi 65 x/m, RR 18 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran ST elevasi sadapan V1 sampai V4. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?

JAWABAN

A. IMA
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Penyakit kardiovaskular = mengenai jantung dan pembuluh.


- Penyakit jantung koroner (coronary heart disease)
- Kelainan arteri koroner (coronary artery disease)
- Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome)

ACS CHD CAD


Subkategori CAD. Disebabkan oleh CAD. Terjadi proses patologi di
Memiliki gejala (misalnya, CHD dan CAD sering arteri koroner (biasanya
pada unstable angina) dianggap sama. aterosklerosis)
- UAP Bisa asimptomatik
- NSTEMI
STEMI
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

APS UAP NSTEMI STEMI


Perburukan nyeri dada Angina pektoris Pada NSTEMI, iskemia Infark miokard yang
berhubungan dengan dengan satu diantara yang timbul cukup ditandai dengan ST
aktivitas fisik dan stres tampilan klinis: berat sehingga terjadi elevasi dan
emosi, setelah makan ● Terjadi saat kerusakan miokardium peningkatan enzim
dalam porsi banyak istirahat (atau (enzim jantung jantung
atau muncul pertama aktivitas minimal) meningkat)
kali di pagi hari. dan biasanya
berlangsung lebih
dari 20 menit (jika
tidak ada
penggunaan
nitrat/analgetik)
● Nyeri hebat dan
jelas
PERKI Tatalaksana ACS 2018 ● Lambat laun
bertambah berat
DIAGNOSIS KERJA:
PATOFISIOLOGI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

1. Angina pektoris tidak stabil (APS /


Unstable angina pectoris - UAP)
2. Infark miokard akut non-elevasi
segmen ST (NSTEMI)
3. Infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) → indikator oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Anamnesis 1. Angina tipikal:


● rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu atau epigastrium.
● Durasi = intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit)
● Keluhan penyerta = diaforesis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak,
sinkop.

1. Angina atipikal :
● Nyeri area penjalaran angina tipikal
● Gangguan pencernaan
● Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
● Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
● Sering pada pasien = usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), diabetes, gagal ginjal, demensia.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PF Untuk identifikasi:
● Tanda lain ACS (regurgitasi katup, hipotensi, diaforesis, ronki basah
halus, edema paru)
● faktor pencetus iskemia,
● komplikasi iskemia (Regurgitasi katup mitral akut, Suara jantung tiga
(S3), Ronkhi basah halus, Hipotensi)
● penyakit penyerta dan
● menyingkirkan diagnosis banding (pericardial friction rub, nyeri
pleuritik, pneumothorax)
EKG ● Rekaman EKG dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien di IGD
● Sebaikanya diulang setiap keluhan angina timbul kembali
● Penilaian elevasi ST dilakukan pada titik J dan ditemukan pada 2 lead
yang bersebelahan.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Iskemi subendokardial → depresi


segmen ST → iskemi persisten →
myocardial injury → inversi gelombang
T (non-Q wave infarction)
● Iskemi transmural → disebabkan oklusi
total arteri →iskemi persisten →
myocardial injury → ST elevation MI (Q
wave infarction).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI 0,1 mV (1 kotak kecil di EKG).
● Gambaran LBBB baru termasuk kriteria diagnosis STEMI.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Jika tidak ada ST elevasi pada EKG → NSTEMI atau UAP.


Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP:
● Depresi segmen ST (depresi ≥ 1 mm di ≥ 2 lead berdekatan) dan/atau inversi
gelombang T (inversi gelombang T ≥2 mm di beberapa lead prekordial); dapat disertai
dengan elevasi segmen ST yang tidak persisten (<20 menit)
● Gelombang Q yang menetap
● Non-diagnostik
● Normal → perlu dipertimbangkan pemasangan lead tambahan.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - EKG Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


● Biomarka nekrosis miosit jantung → diagnosis infark miokard.
● Troponin I/T, CK-MB.
● Kadar masih normal dalam 4-6 jam setelah onset ACS → ulang 8-12 jam setelah onset
ACS (kalo onset ACS tidak jelas → ulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama).

Troponin I/T CK-MB


● Sensitivitas dan spesifisitas troponin ● CK-MB mempunyai waktu paruh yang
lebih tinggi dari CK-MB singkat → lebih terpilih untuk diagnosis
● Meningkat dalam darah perifer 3-4 jam ekstensi infark (infark berulang) maupun
setelah onset infark dan menetap infark periprosedural.
sampai 2 minggu. ● Meningkat dalam 4-6 jam, mencapai
puncak pada 12 jam dan menetap
sampai 2 hari.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan biomarka jantung


DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS - Lab Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

● Pada pasien yang datang


sangat dini (dalam waktu
1 jam setelan onset nyeri
dada), kadar troponin
kedua harus diperiksa
pada jam ke-3 dari onset.
● Peningkatan troponin
lambat dijumpai pada
~1% pasien → cek serial
troponin jika dugaan
klinis tetap tinggi/pasien
nyeri dada rekuren
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan lab
● Darah rutin, GDS, elektrolit, faktor koagulasi, tes fungsi ginjal, panel lipid.
● PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK BOLEH MENUNDA TERAPI ACS.

Pemeriksaan Foto Polos Dada


● Lebih baik menggunakan alat portabel karena pasien tidak diperkenankan
meninggalkan IGD.
● Tujuan = menyingkirkan diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit
penyerta.
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
Koroner Akut

Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal


● Memberikan gambaran fungsi ventrikel kiri secara umum dan berguna untuk
menentukan diagnosis banding.

Stress test
● Untuk provokasi iskemia jika dalam masa pemantauan nyeri dada tidak berulang,
EKG tetap non-diagnostik, biomarka jantung negatif dan tidak terdapat tanda
gagal jantung.

Pemeriksaan angiografi koroner


● Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK.
● misalnya, menemukan trombus intrakoroner.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
DIAGNOSIS Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

1. Tatalaksana awal = MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)


2. Tatalaksana NSTEMI
3. Tatalaksana STEMI

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA AWAL - MONA


Bed rest Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pasang kateter agar pasien tidak perlu jalan ke WC atau mengangkat
badan untuk BAK di pispot.

Ukur saturasi Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90%).
oksigen Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
perifer

Aspirin Dosis loading 160-320 mg.


Aspirin tidak bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual lebih
cepat.
PERKI Tatalaksana ACS 2018
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut
TATALAKSANA AWAL - MONA
Penghambat ● Dosis awal ticagrelor 180 mg → kemudian dosis maintenance 2x90
reseptor mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang pro reperfusi menggunakan
adenosin difosfat agen fibrinolitik.
(ADP): ● Dosis awal clopidogrel 300 mg → kemudian dosis maintenance 1x75 mg
● Ticagrelor (pada pasien yamg direncanakan terapi reperfusi menggunakan agen
● Clopidogrel fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan adalah
clopidogrel).
Nitrogliserin ● Dalam bentk spray/tablet sublingual.
● Untuk keluhan nyeri dada.
● Bisa diulang tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali → tidak responsif →
nitrogliserin IV.
Morfin sulfat ● Dosis 1-5 mg IV, bisa diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
PERKI Tatalaksana ACS 2018 responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.
DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


1. Anti iskemia
2. Antiplatelet
3. Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
4. Antikoagulan
5. Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
6. ACE inhibitor dan ARB
7. Statin

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia

Beta blocker ● Menurunkan konsumsi oksigen miokardium.


● Kontraindikasi = gangguan konduksi AV yang signifikan, asma
bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Nitrat ● Efek dilatasi vena → menurunkan preload dan volume akhir diastol
ventrikel kiri → konsumsi oksigen miokardium berkurang.
● Kontraindikasi: TDS <90 mmHg atau >30mmHg di bawah nilai awal,
bradikardia berat (<50x/m), takikardia tanpa gejala gagal jantung,
infark ventrikel kanan, konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil
dalam 48 jam.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Anti iskemia
Calcium channel ● Efek vasodilator arteri
blocker

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Antiplatelet
Aspirin ● Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan (DAPT = dual
antiplatelet therapy).
● PPI (bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT padda pasien
dengan riwayat perdarahan saluran cerna/ulkus peptikum, faktor
risiko: infeksi H.pylori, usia 65 tahun.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


Penghambat ● Diberikan kepada pasien IKP yang telah mendapatkan DAPT dengan
reseptor risiko tinggi (peningkatan troponin, trombus yang terlihat) apabila
glikoprotein risiko perdarahan rendah
IIb/IIIa
Antikoagulan ● Harus ditambahkan pada terapi antiplatelet secepat mungkin.
● Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan → perlu pemantauan ketat (target
INR 2-2,5).

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA NSTEMI DAN UAP


ACE inhibitor ● ACE inhibitor = mengurangi remodeling dan menurunkan angka
dan ARB kematian pasien pasca infark miokard.
● ARB alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor.

Statin ● Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, statin harus diberikan kepada
semua pasien UAP/NSTEMI.
● Terapi statin intensitas tinggi dimulai sedini mungkin.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TATALAKSANA PADA STEMI


STEMI perlu reperfusi segera. Pilihan:

1. Fibrinolitik
2. Strategi invasif (IKP atau PCI)

Terapi lain seperti oksigen dan statin


tetap diberikan sama seperti tatalaksana
NSTEMI/UAP.

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

IKP (PCI)

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

TERAPI
FIBRINOLITIK

PERKI Tatalaksana ACS 2018


DIAGNOSIS
DIAGNOSISKERJA:
KERJA:
TATALAKSANA Sindrom
Infark Miokard
KoronerAkut
Akut

PERKI Tatalaksana ACS 2018


JAWABAN LAIN

a. IMA
b. SKA → terdiri dari: UAP, NSTEMI, STEMI
c. NSTEMI → gambaran EKG ST depresi
d. Angina Prinzmetal → iskemi transien, terjadi saat istirahat atau tidur
e. Angina pektoris stabil → angina pektoris yang dipicu oleh aktivitas dan membaik
dengan istirahat
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Infark Miokard Akut

Perempuan usia 55 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
punggung dan pundak sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes dan
hipertensi namun jarang kontrol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 110/70 mmHg, Nadi 65 x/m, RR 18 x/m. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran ST elevasi sadapan V1 sampai V4. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?

JAWABAN

A. IMA
Anestesi
SOAL NOMOR:
SOAL

Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang dibawa ke IGD RS karena penurunan kesadaran
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHg, HR 48x/m, RR 32x/m, S 37°C. Tampak adanya jejas di punggung bagian
atas. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah…
a. Syok sepsis
b. Syok spinal
c. Syok hipovolemik
d. Syok hemoragik
e. Syok neurogenik
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Syok Neurogenik

Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang dibawa ke IGD RS karena penurunan kesadaran
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHg, HR 48x/m, RR 32x/m, S 37°C. Tampak adanya jejas di punggung bagian
atas. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah…

JAWABAN

E. Syok neurogenik
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Syok Neurogenik

● Disebabkan trauma spinal cord → tonus simpatis hilang mendadak → instabilitas


otonom → hipotensi, bradiaritmia, disregulasi suhu.
○ Trauma spinal cord yang terjadi pada trauma servikal atau thorax.
● Disebut juga syok vasogenik.
● Berbeda dengan syok spinal: gangguan fungsi sensorik dan motorik akibat trauma
spinal, bersifat reversibel.
○ Gangguan motorik/sensorik/refleks terjadi di bawah level trauma spinal.
● Berbeda dengan syok hipovolemik: terjadi takikardi.

PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Syok Neurogenik

● Trauma tulang servikal dan thorax


● Anestesi spinal
● Guillan-Barre syndrome
● Toksin sistem saraf otonom
● Mielitis
● Neuropati lainnya

Syok neurogenik merupakan diagnosis paling akhir yang harus dipertimbangkan jika
masih tetap terjadi hipotensi meskipun sudah dilakukan intervensi.

PAPDI edisi 6
PATOFISIOLOG DIAGNOSIS KERJA:
I Syok Neurogenik

PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Syok Neurogenik

● Mekanisme trauma: trauma tumpul tulang sevikal


● Midline spinal tenderness
● Tanda khas: hipotensi, bradiaritmia, kulit hangat dan tampak kemerahan.
● Defisit neurologis fokal tidak harus ada dalam membuat diagnosis syok neurogenik.
● Diagnosis ditegakkan dengan imaging, monitoring hemodinamik dan penilaian klinis.

PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
MANAJEMEN Syok Neurogenik

● Stabilisasi tekanan darah


○ Cairan intravena → sebagai kompensasi terhadap dilatasi vasogenik yang terjadi.
○ Masih terjadi hipotensi → vasopressor dan inotropik.
○ Target MAP 85-90 mmHg selama 7 hari pertama → menjaga perfusi spinal cord.
● Bradikardi
○ Atropin dan glycopyrrolate
○ Refrakter → methylxanthine (teofilin, aminofilin)
● C-spine immobilization (dengan collar neck) untuk mencegah kerusakan spinal cord
lebih jauh
● Operasi → dekompresi trauma spinal
PAPDI edisi 6
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS BANDING Syok Neurogenik

● Syok hipovolemik
● Syok obstruktif
● Syok kardiogenik
● Syok sepsis

Semua syok ini berkaitan dengan takikardi, sedangkan pada syok neurogenik terjadi
bradikardi.

PAPDI edisi 6
JAWABAN LAIN

a. Syok sepsis → hipotensi takikardi


b. Syok spinal → gangguan motorik/saraf/refleks di bawah level trauma spinal.
c. Syok hipovolemik → hipotensi, takikardi
d. Syok hemoragik → hipotensi, takikardi
e. Syok neurogenik
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Syok Neurogenik

Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang dibawa ke IGD RS karena penurunan kesadaran
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHg, HR 48x/m, RR 32x/m, S 37°C. Tampak adanya jejas di punggung bagian
atas. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah…

JAWABAN

E. Syok neurogenik

Anda mungkin juga menyukai