Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
UNGARAN
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebabkan gangguan pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal
ke arah proksimal dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai
yang dapat muncul pada semua usia akan tetapi yang paling sering pada neonatus.
dan evakuasi usus secara spontan, spingter rektum tidak dapat berelaksasi, tidak
isi usus terdorong ke bagian segmen yang tidak adalion dan akhirnya feses dapat
proksimal.
Frederick Ruysch pada tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah
1863. Namun patofisiologi terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara jelas.
dibagian distal usus defisiensi ganglion. Penyakit hirschprung terjadi pada 1/5000
Indonesia 200 juta dan tingkay kelahiran 35 permil, maka diprediksikan setiap
tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit Hirschsprung. Insidens keseluruhan
terjadi pada bayi aterm dan jarang pada bayi prematur. Penyakit ini mungkin
disertai dengan cacat bawaan dan termasuk sindrom down, sindrom waardenburg
serta kelainan kardiovaskuler. Selain pada anak, penyakit ini ditemukan tanda dan
gejala yaitu adanya kegagalan mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-48 jam
setelah lahir, muntah berwarna hijau dan konstipasi faktor penyebab penyakit
Hirschsprung diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan faktor lingkungan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai usus halus ( Ngastiyah,2005 )
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel – sel
ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak adaan ini
yang dimulai dari sfingter ani internal ke arah proksimal dengan panjang
bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Juga dikatakan sebagai kelainan
1. Segmen Pendek
pada sekitar 70% kasus penyakit Hirschsprung dan tipe ini lebih sering
pendek yang umum, insidennya 5 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan
wanita dan kesempatan saudara laki-laki dari penderita anak untuk mengalami
2. Segmen Panjang
mengenai seluruh kolon atau sampai usus halus. Laki-laki dan perempuan
memiliki peluang yang sama, terjadi pada 1 dari 10 kasus tanpa membedakan
jenis kelamin (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1996: Sacharin,
1986).
C. Etiologi
Auerbach di kolon.
3. Sebagian besar segmen yang aganglionik mengenai rectum dan bagian bawah
kolon sigmoid dan terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon.
5. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi
D. Manifestasi Klinis
bercampur dengan cairan empedu dan distensi abdomen. (Nelson, 2000 : 317).
2. Gejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah, bayi dengan
Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketidakadaan
beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut.
Adanya feses yang menyemprot pas pada colok dubur merupakan tanda yang
khas. Bila telah timbul enterokolitis nikrotiskans terjadi distensi abdomen
hebat dan diare berbau busuk yang dapat berdarah. ( Nelson, 2002 : 317 ).
a. Periode Neonatal
Ada trias gejala klinis yang sering dijumpai, yakni pengeluaran mekonium
93,5% untuk waktu 24 jam dan 72,4% untuk waktu 48 jam setelah lahir.
yang dapat menyerang pada usia kapan saja, namun paling tinggi saat usia
Gejalanya berupa :
2) Distensi abdomen
4) Obstipasi
Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi
kronis dan gizi buruk (failure to thrive). Dapat pula terlihat gerakan
dan berbau tidak sedap. Penderita biasanya buang air besar tidak teratur,
sekali dalam beberapa hari dan biasanya sulit untuk defekasi. Kasus yang
2) Konstipasi (sembelit)
5) Demam dan kelelahan adalah tanda-tanda dari radang usus halus dan
1) Konstipasi ( sembelit )
3) Berbau busuk
4) Pembesaran perut
disepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi usus
dirangsang oleh sekumpulan saraf yang disebut ganglion, yang terletak dibawah
Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltic tidak dapat mendorong
manisfestasi gangguan atau tidak adanya peristalsis sehingga akan terjadi tidak
adanya evakuasi usus spontan. Selain itu sfingter rectum tidak dapat berelaksasi
secara optimal, kondisi ini dapat mencegah keluarnya feses secara normal. Isi
proksimal.
kelainan pada onkogen ret. Dukungan lain bagi peran onkogen ini datang dari
onkogen ret juga telah terdeteksi pada beberapa kasus penyakit Hirsprung
sporadik. Namun, pada sebagian kasus, tidak ada kelainan yang dapat terdeteksi
pada gen ini, sehingga besar kemungkinannya bahwa faktor lain ikut berperan
saraf parasimpatis dan simpatis yang terutama nyata di lamina propria dan
muskularis mukosa. Efek kontraktil neuropeptida dan zat lain dalam saraf-saraf
ini pada otot polos rektum tidak mengalami perlawanan karena tidak adanya
polipeptida usus vasoaktif dan saraf usus penghasil nitrat oksida yang
F. KOMPLIKASI HISPRUNG
1. Kebocoran Anastomose
yang berlebihan pada garis anastomose, vaskularisasi yang tidak adekuat pada
kedua tepi sayatan ujung usus, infeksi dan abses sekitar anastomose serta
trauma colok dubur atau businasi pasca operasi yang dikerjakan terlalu dini
suhu tubuh, terdapat infiltrat atau abses rongga pelvik, kebocoran berat dapat
2. Stenosis
3. Enterokolitis
Proses ini dapat terjadi pada usus yang aganglionik maupun ganglionik.
segmen usus yang terkena panjang . Tindakan yang dapat dilakukan pada
anastomosis, sfingter ani dan kolon aganlionik yang tersisa masih spastik.
obtruksi seperti muntah hijau atau fekal dan feses keluar eksplosif cair dan
parah dapat terjadi nekrosis, infeksi dan perforasi. Hal yang sulit pada
skala yang diterima universal untuk menilai fungsi anorektal ini. Fecal soiling
untuk menilai fungsi anorektal pasca operasi, meskipun secara teoritis hal
tersebut tidaklah sama. Kecipirit adalah suatu keadaan keluarnya feces lewat
sering.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
polos abdomen dapat dijumpai gambaran obstruksi usus letak rendah, meski
pada bayi sulit untuk membedakan usus halus dan usus besar. Pemeriksaan
panjangnya bervariasi.
daerah dilatasi.
Apabila dari foto barium enema tidak terlihat tanda-tanda khas penyakit
rektum. Ano-rektal manometri mengukur tekanan dari otot spinchter anal dan
seberapa baik seorang dapat merasakan perbedaan sensasi dari rektum yang
rektum tidak relaksasi secara normal. Selama tes, pasien diminta untuk
memeras, santai, dan mendorong. Tekanan otot spinchter anal diukur selama
pergerakan usus. Tes ini biasanya berhasil pada anak-anak yang kooperatif
dan dewasa.
4. Periksaan aktivitas enzim asetil kolin esterase dari hasil biobsi isap pada
( Darmawan K, 2004 : 17 )
5. Biopsi isap Yaitu mengambil mukosa dan sub mukosa dengan alat penghisap
dan mencari sel ganglion pada daerah sub mukosa ( Mansjoer,dkk 2000 hal
380 )
6. Pemeriksaan colok anus, Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan
mengetahui bau dari tinja, kotoran yang menumpuk dan menyumbat pada
1. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
usus besar sehingga normal dan juga fungsi spinkter ani internal.
yang paling sering dilakukan terdiri dari penarikan usus besar yang
b. Konservatif
Kolostomi dikerjakan pada pasien neonatus, pasien anak dan dewasa yang
paling distal.
d. Terapi farmakologi
- Pada kasus stabil, penggunaan laksatif sebagian besar dan juga modifikasi
2. Penatalaksanaan Keperawatan
2. Perawatan kolostomi
3. Observasi distensi abdomen, fungsi kolostomi, peritonitis dan peningkatan
suhu.
A. Pengkajian.
1. Identitas.
Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan
seluruh kolon atau usus halus ditemukan sama banyak pada anak laki-laki
2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama.
Obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir. Trias yang
beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut.
Hirschsprung.
anaknya.
e. Imunisasi.
Tidak ada imunisasi khusus untuk bayi atau anak dengan penyakit
Hirschsprung.
g. Nutrisi.
Nutrisi kurang dari kebutuhan karena anak malas makan, mual dan
muntah
3. Pemeriksaan fisik.
b. Sistem pernapasan.
c. Sistem pencernaan.
hijau. Pada anak yang lebih besar terdapat diare kronik. Pada colok
anus jari akan merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti
e. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
g. Sistem integumen.
Gangguan integritas, karena luka terutama pada pasien dengan post op.
A. Pre Operasi
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel – sel
oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus Auerbach di kolon.
Gejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah, bayi dengan
total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketidakadaan evakuasi
muntah dan dehidrasi. Gejala rigan berupa konstipasi selama beberapa minggu
menangani anak dengan suatu kolostomi. Observasi apa yang perlu dilakukan
Alpers, Ann. 2006. Buku Ajar Pediatric Rudolph. Alih bahasa : A. Samik Wahab.
Sugiarto ; editor bahasa Indonesia. Natalia Susi. Ed. 10. Jakarta : EGC
Betz, Cecily, L. Dan Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa : Brahm U Pendit.
Jakarta : EGC.
Mansjoer , Arif . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran .Edisi Ke-3 . Jakarta : Media
Aesulapius FKUI