Universitas Indonesia: Pengaruh Penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia: Pengaruh Penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
SKRIPSI
SKRIPSI
Tiada kata yang pantas di ucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT,
atas kuasa-Nya penyusun skripsi dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Tentang Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu Hamil Di Desa Karangsari
Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012. ini
dapat di selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam
menyelesaikan Program Sarjana Kesehatan Masyarakat program Universitas Indonesia
peminatan Kebidanan Komunitas.
1. dr. Hendi Budiman, M.Kes selaku kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian
2. drg. Hj. Tutik Nuriati selaku Kepala Puskesmas Karangpawitan beserta
jajarannya yang telah banyak membantu penulis selama penelitian
3. Zakianis, SKM, MKM selaku penguji dari FKM UI
4. Eti Rohaeti, AMKeb, SKM, MKM selaku penguji yang telah memberikan
masukan membangun kepada saya
5. Staf FKM UI yang telah benyak membantu kelancaran proses perkuliahan
6. Orangtua dan adik-adikku yang sangat saya cintai dan senantiasa memberikan
dorongan moril selama saya mengikuti perkuliahan
7. Suamiku tersayang Cecep Rustandi yang selalu memberikan semangat,
dukungan dan selalu mendoakan kesuksesan isterinya
8. Teman-temanku Bidkom angkatan 2010 yang selalu kompak
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dn
saran yang bersifat membangun, penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Demikian skripsi ini di buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
vi
viii
The low to help assistance by health professionals remains one due to lack of
education or information program planning and prevention of complications of labor
to the community by health personnel. This study aims to determine the effect of health
education on P4K for labor helper election, with a quasi-experimental design to the
third trimester pregnant women sample number 48, residing in the village district
Karangpawitan, Karangsari sub arrowroot provinces for health care delivery and
72.9%, and 27, 1% by non health. The research proves there is a significant
association between the provisions of counseling P4K with auxiliary power selection
labor. Therefore recommended to facilitate the implementation of the P4K program in
each district, to improve the functioning of health education group or individual
counseling.
ix
Agama : Islam
Pendidikan Formal:
Universitas Indonesia
Pekerjaan :
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
(P4K ) .............................................................................................. 10
BAB VI PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
xiii
xiv
Kabupaten Garut
xv
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
(P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari
Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
Penelitian ini dilakukan karena cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan
Kabupaten Garut tahun 2011 yang masih dibawah target. Sasaran dari penelitian
ini adalah ibu hamil trimester III yang tercatat di SIP dan kohort desa Karangsari.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Desain penelitian
yang digunakan adalah quasi eksperimen, menggunakan peralatan lembar
kegiatan dengan cara wawancara. Metode penyuluhan yang diberikan yaitu
dengan ceramah dan diskusi kelompok. Waktu penelitian adalah bulan Maret
sampai bulan Juni 2012.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan
2.1.1 Pengertian
Kata penyuluhan dalam kamus Bahasa Indonesia berarti menerangkan.
Makna menerangkan bukanlah secara fisik seperti cahaya lampu atau api yang
memberi kekuatan sinar yang dapat mengubah kondisi lingkungan sekitarnya dari
gelap menjadi terang. Tetapi penyuluhan yang dimaksud disini adalah kegiatan
penyampaian atau menerangkan pesan yang berisi informasi, gagasan, emosi dan
keterampilan dari satu lembaga, kelompok dan individu lain (komunikan) dengan
tujuan mengubah pengetahuan dan kesadaran (Damanik, 2007).
Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling. Yaitu bagian dari
bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik (Machfoedz, 2007).
2.1.2 Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz,
2007).
2.1.3 Tujuan
Terciptanya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Terbentuknya
perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
(Notoatmodjo, 2006).
Universitas Indonesia
2.1.4 Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat (Notoatmodjo, 2006).
2.1.5 Tempat Penyelenggaraan
Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan di berbagai tempat,
diantaranya yaitu :
a. Di dalam institusi pelayanan
b. Di masyarakat (Notoatmodjo, 2006).
2.1.6 Materi
Adapun materi yang sebaiknya disampaikan adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat dalam
bahasa keseharian.
b. Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh
sasaran.
c. Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga untuk
mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran.
d. Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan sasaran
dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
(Notoatmodjo, 2006).
2.1.7 Metode
a. Metoda didaktik
Metoda didaktif adalah orang yang melakukan penyuluhan kesehatan,
sedangkan sasaran bersifat pasif tidak diberikan kesempatan untuk ikut
serta mengemukakan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan-
pertanyaan apapun. Penyuluhan yang terjadi bersifat satu arah (one
way method).
b. Metoda sokratik
Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan
pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar mengajar,
dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
o. Pemberdayaan Masyarakat
Adalah upaya aktif bidan untuk melibatkan unsur-unsur masyarakat
secara partisipatif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan kesehatan ibu dan anak termasuk kegiatan perencanaan
persalinan dan pasca persalinan.
p. Buku KIA
Adalah buku pedoman yang dimiliki oleh ibu dan anak yang berisi
imformasi dan catatan kesehatan ibu dan anak. Merupakan alat pencatat
pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan
selama masa nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun,
termasuk pelayanan KB, imunisasi, gizi, dan tumbuh kembang anak.
q. PPGDON
Adalah singkatan dari Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri
Neonatal, suatu paket pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis
untuk menangani kasus komplikasi yang terjadi seputar kehamilan,
persalinan dan nifas pada ibu maupun neonatal.
2.2.2 Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di
Kabupaten Garut.
Pengembangan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) di Kabupaten Garut menjadikan Kabupaten Garut menjadi
Kabupaten siaga dengan adanya persiapan dalam proses persalinan yang sudah
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan, sebagai salah satu kegiatan unggulan
DepKes tahun 2007 dan pentingnya kampanye untuk meningkatkan keterlibatan
semua pihak terkait. Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang dicanangkan tahun 2007 dan telah disosialisasikan di 33
provinsi baru mencakup 88 kabupaten/kota. Pada tahun 2008 akan diperluas ke
seluruh kabupaten/kota. (Depkes RI, 2008).
Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Merupakan upaya terobosan percepatan penurunan angka kematian ibu. Program
ini merupakan salah satu kegiatan Desa siaga. Melalui Program Perencanaan
Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang ditempel
Universitas Indonesia
dirumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau
secara tepat (Depkes RI, 2008).
2.2.3 Tujuan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
(P4K).
a. Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker Program
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di rumah
ibu hamil agar diketahui:
1) Lokasi tempat tingal ibu hamil
2) Identitas ibu hamil
3) Taksiran persalinan
4) Penolong persalinan
5) Pendamping persalinan
6) Fasilitas Tempat persalinan
7) Calon donor darah
8) Alat transportasi yang akan digunakan
9) Biaya (Depkes RI, 2008).
b. Adanya Perencanan persalinan termasuk pemakaian metode KB pasca
melahirkan yang sesuai dan disepakai ibu hamil, suami, keluarga dan
bidan.
c. Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila
terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
d. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun (Depkes
RI, 2008).
2.2.4 Manfaat Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
(P4K).
a. Mempercepat fungsinya desa siaga.
b. Meningkanya cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC).
c. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.
d. Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun.
e. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.
f. Meningkatnya peserta KB pasca melahirkan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
GSI didukung pula oleh Aliansi Pita Putih (White Ribbon Alliance) yaitu
suatu aliansi yang ditujukan untuk mengenang semua wanita yang meninggal
karena kehamilan dan melahirkan. Pita Putih merupakan simbol kepedilian
terhadap keselamatan ibu yang menyatukan individu, organisasi dan masyarakat
yang bekerjasama untuk mengupayakan kehamilan dan persalinan yang aman bagi
setiap wanita.
GSI diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk aktif terlibat dalam
kegiatan seperti membuat tabulin, pemetaan ibu hamil dan donor darah serta
ambulan desa. Untuk mendukung GSI, dikembangkan juga program suami
SIAGA dimana suami sudah menyiapkan biaya pemeriksaan dan persalinan, siap
mengantar isteri ke tempat pemeriksaan dan tempat persalinan serta siap menjaga
danb menunggui saat isteri melahirkan.
2.3.2 Tiga unsur pokok GSI
1. Gerakan sayang Ibu merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh
masyarakat bersama dengan pemerintah.
2. Gerakan Sayang Ibu mempunyai tujuan untuk peningkatan dan
perbaikan kualitas hidup perempuan sebagai Sumber Daya Manusia
3. Gerakan Sayang Ibu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas
2.3.3 Tujuan Gerakan Sayang Ibu
1. Menurunkan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas
serta menurunkan angka kematian bayi
2. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai
Penyakit Menular Seksual (PMS)
3. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan perawatan
kehamilan, proses melahirkan yang sehat, pemberian ASI eksklusif dan
perawatan bayi
4. Memantapkan komitmen dan dukungan terhadap Gerakan Sayang Ibu
5. Meningkatkan kepedulian dan dukungan sektor terkait terhadap upaya-
upaya penanggulangan penyebab kematian ibu dan bayi secara terpadu
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
e. Media masa
2.3.5 Ruang Lingkup Gerakan Sayang Ibu
1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui upaya
penurunan AKI dan AKB
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku suami isteri dan
masyarakat mengenai hak hak reproduksi dan kesehatan reproduksi
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang mempengaruhi upaya
peningkatan kualitas hidup perempuan
2.3.6 Strategi Gerakan Sayang Ibu
Melalui pendekatan kemasyarakatan, dikembangkan dalam bentuk:
1. Desenterlalisasi
2. Kemandirian
3. Keluarga
4. Kemitraan
2.3.7 Perencanaan dan Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu
Melaui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
2. Penentuan Masalah
3. Penentuan tujuan
4. Pengembangan alternatif pemecahan masalah
Penentuan rencana opersiaonal terdiri dari:
1. Langkah kegiatan
2. Tenaga pelaksanaa
3. Dukungan dana dan saran
4. Monitoring dan pelaporan
5. Evaluasi kegiatan
2.3.8 Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Sayang Ibu
1. Unsur Operasional
a. Kegiatan advokasi dan KIE
b. Pengembangan pesan advokasi dan KIE GSI
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
c. Bidan
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan kebidanan, dan memenuhi kualifikasi untuk diregistrasi dan
atau diberi lisensi secara legal melakukan praktek kebidanan. Bidan
dapat didefinisikan sebagai wanita yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan bidan yang kewenangannya melakukan
tugas pokok dan fungsinya dilegasi oleh pemerintah sesuai dengan
persyaratan yang berlaku (Danim, 2002).
Menurut Depkes RI (2002) bidan merupakan tenaga andalan untuk
mempercepat penurunan AKI di Indonesia, untuk mempercepat
penurunan AKI maka ditempatkan 54.120 bidan di desa, sehingga
diharapkan semua desa mempunyai seorang bidan, untuk menjalankan
tugasnya sesuai dengan dan fungsinya secara baik dalam menjalankan
tugasnya, bidan diberi kewenangan yang cukup besar untuk
memberikan pelayanan KIA, termasuk pertolongan kegawat daruratan
obstretri dan neonatal.
2.4.2. Tenaga bukan profesional: Dukun bayi (Paraji) terlatih dan tidak terlatih
Tenaga yang sejak dulu kala sampai sekarang memegang peranan penting
dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi (nama lain: dukun beranak, dukun
bersalin, dukun paraji). Dalam lingkungannya paraji merupakan tenaga terpercaya
dalam segala soal yang bersangkutan dengan reproduksi. Ia diminta
pertimbangannya pada masa kehamilan, mendampingi wanita yang bersalin
sampai persalinan selesai, dan mengurus ibu serta bayinya dalam masa nifas.
Pengetahuannya tentang fisiologi dan fatologi dalam kehamilan,
persalinan dan nifas sangat terbatas, sehingga bila timbul komplikasi, ia tidak
mampu mengatasinya, bahkan tidak menyadari arti dan akibatnya. Biarpun
demikian, paraji dalam masyarakatnya mempunyai pengaruh besar; ia menghadiri
persalinan tidak hanya untuk memberikan pertolongan teknis, melainkan
memberikan pula emotional security kepada wanita yang sedang bersalin serta
keluarganya, karena ia dengan doa-doanya dianggap dapat membantu
melancarkan jalannya persalinan (Prawirohardjo, 2008).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.5.4. Lingkungan
Lingkungan sebagai determinan kesehatan menusia dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang sebagai suatu reaksi terhadap lingkungannya
2.5.5. Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dilakukan oleh seseorang,
pengalaman dapat berupa pengalaman sendiri ataupun orang lain, pengalaman
yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
2.5.6. Usia
Usia adalah rentang kehidupan yang di ukur dengan tahun. dikatakan
massa awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun. Dewasa madya adalah
41-60 tahun, dewasa lanjut lebih dari 60 tahun. Umur adalah lamanya hidup
dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.
Orang yang berumur lebih tua mempunyai lebih banyak mendapat
informasi dibandingkan dengan orang yang berumur lebih muda. Ibu hamil
sehubungan dengan bertambahnya usia akan memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang lebih baik .
2.5.7. Kepercayaan
Kepercayaan (keyakinan) terhadap suatu obyek dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang terhadap perilaku kesehatan, yaitu perilaku untuk
melakukan atau mencari pengobatan misalnya usaha-usaha mengobati sendiri
penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern
(puskesmas, dokter praktek, bidan praktek swasta) maupun ke fasilitas kesehatan
tradisional (dukun, sinshe)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
Pendidikan
Informasi/media masa
Sosial budaya dan Perubahan
ekonomi Pengetahuan perilaku positif,
Lingkungan meningkat peningkatan
kognitif, afektif,
Pengalaman
Usia psikomotor
Kepercayaan
Gambar 2.1
Kerangka teori
Sumber : Notoatmodjo, 2010
Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Penyuluhan
Kesehatan Pemilihan
penolong
persalinan
Kelompok Kontrol Ibu
Hamil Trimester III Yang
Diberikan Penyuluhan
Kesehatan Tentang Gerakan
Sayang Ibu
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang P4K
Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian
33 Dewi, FKM UI, 2012
34
3.2 Hipotesis
Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi terhadap pemilihan penolong persalinan
oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut
Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
36
BAB 4
METODE PENELITIAN
36 Universitas Indonesia
4.4 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi yang akan diteliti. Sampel dalam
penelitian menggunakan total sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel
secara keseluruhan mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari
100. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 responden. Responden ini
terbagi 2 kelompok, yaitu 24 orang kelompok eksperimen dan 24 orang kelompok
kontrol. Pembagian responden masing-masing kelompok, diambil secara acak.
Universitas Indonesia
4.6.1 Editing
Editing adalah mengkaji dan meneliti kembali data yang terkumpul untuk
proses berikutnya. Kegiatan ini bertujuan untuk meneliti kembali apakah
pengisian kuesioner sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar di
proses lebih lanjut.
Langkah-langkah editing adalah
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi kuesioner.
b. Mengecek kelengkapan data, apabila ternyata ada kekurangan isi
halaman maka perlu dikembalikan dan diganti dengan yang baru.
c. Megecek macam-macam isian data, apakah data terisi dengan lengkap
atau tidak.
4.6.2 Coding
Coding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban menurut kriteria
tertentu atau usaha untuk memindahkan data dari daftar pertanyaan yang akan
memberikan informasi. Data yang di ubah menjadi bentuk angka koding atau
mengkode.
4.6.3 Entry
Proses pemindahan data dari format kedalam komputer dengan pembuatan
template berisi variabel yang dibutuhkan.
4.6.4 Cleaning
Kegiatan membersihkan data dari segala kesalahan dalam pengisian data.
Universitas Indonesia
yang dijawab dilkukan diberi nilai 1 (satu) dan jika tidak dilakukan diberi nilai 0
(nol) (Notoatmodjo, 2002).
P=
F
= x 100%
N
Ket : P = Presentasi
F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah Soal
4.7.2 Analisa Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel
yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Dalam
penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan variabel bebas
meliputi penyuluhan kesehatan tentang P4K dengan variabel terikat yaitu
pemilihan penolong persalinan. Variabel pada pengujian statistik dapat
menggunakan analisis chi-square, proses pengujian Chi-square adalah
membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan
(Ekspektasi).
Menurut Hastono (2007) pembuktian uji Chi-square dengan menggunakan
rumus :
X 2 = (0 E)
2
E
DF = (k-1)(b-1)
Keterangan :
0 = Nilai observasi
E = Nilai ekspektasi (harapan)
k = Jumlah kolom
Kriteria Uji :
Universitas Indonesia
a. Ho diterima apabila nilai P > 0,05 tidak ada perbedaan atau tidak ada
hubungan antara variabel bebas dan terikat.
b. Ho ditolak apabila nila P < 0,05 ada perbedaan atau hubungan antara
variabel bebas dan terikat.
Universitas Indonesia
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Universitas Indonesia
40
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
41
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Yang Mendapatkan Penyuluhan
P4K Di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Kabupaten
Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Jumlah Anak:
Primipara (1 anak) 4 16,7
4
Multipara (2-4 anak) 18 75
Grandemultipara (≥5 anak) 2 8,3
Pekerjaan:
5 Bekerja 2 8,3
Tidak Bekerja 22 91,7
1. Penolong Persalinan
Berdasarkan dari responden yang diteliti didapatkan 8,3 % memilih tenaga
non kesehatan sebagai penolong persalinan dan 91,7% memilih tenaga
kesehatan sebagai penolong persalinan.
Universitas Indonesia
2. Umur
Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 79,2%
terdapat pada kelompok tidak beresiko yaitu 20-35 tahun dan sebagian kecil
yaitu 20,8% pada kelompok umur beresiko
3. Pendidikan
Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 62,5%
pendidikan rendah dari tidak sekolah-tamat SMP dan sebagian kecil yaitu
37,5% pendidikan tinggi.
4. Jumlah Anak
Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 75%
memiliki anak 2-4 orang dan sebagian kecil yaitu 8,3% memiliki anak ≥5
orang.
5. Pekerjaan
Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 91,7%
responden tidak bekerja dan sebagian kecil yaitu 8,3% bekerja dengan
berbagai macam profesi.
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Yang Mendapatkan Penyuluhan
GSI Di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Kabupaten
Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Universitas Indonesia
1. Penolong Persalinan
Berdasarkan dari responden yang diteliti didapatkan 45,8 % memilih
tenaga non kesehatan sebagai penolong persalinan dan 54,2% memilih tenaga
kesehatan sebagai penolong persalinan.
2. Umur
Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 83,3%
terdapat pada kelompok tidak beresiko yaitu 20-35 tahun dan sebagian kecil
yaitu 16,7% pada kelompok umur beresiko
3. Pendidikan
Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 58,3%
pendidikan rendah dari tidak sekolah-tamat SMP dan sebagian kecil yaitu
41,7% pendidikan tinggi.
4. Jumlah Anak
Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 83,3%
memiliki anak 2-4 orang dan sebagian kecil yaitu 4,2% memiliki anak ≥5
orang.
5. Pekerjaan
Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 87,5%
responden tidak bekerja dan sebagian kecil yaitu 12,5% bekerja dengan
berbagai macam profesi.
Universitas Indonesia
Tabel 5.3
Distribusi Respoden Berdasarkan Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu Hamil
Di Desa KarangsariWilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat
Tahun 2012
Universitas Indonesia
Tabel 5.4
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang P4K Terhadap Pemilihan
Penolong Persalinan Di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas
Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat
Tahun 2012
Pemilihan Penolong
Intervensi Persalinan Total P-
OR 95% CI
P4K Nakes Non Nakes value
n % N % N %
P4K 22 62.9 2 15.4 24 100.0
1.8 –
Non P4K 13 37.1 11 84.6 24 100.0 0.009 9.3
48.7
Total 35 100.0 13 100.0 48 100.0
Universitas Indonesia
BAB 6
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini tidak dilakukan pretest dan post test pada saat
sebelum dan sesudah penyuluhan. Yang dilakukan hanyalah observasi terhadap
pemilihan tempat persalinan yang dilakukan oleh peserta penyuluhan beberapa
bulan setelah dilakukan penyuluhan.
Tidak dilakukannya pretest dan post test disebabkan oleh karena
kurangnya persiapan dalam melakukan penyuluhan, juga disebabkan oleh karena
keterbatasan waktu yang dimiliki.
Pre test dan post test saat sebelum dan sesudah penyuluhan seharusnya
dilaksanakan untuk mendapatkan efek yang sesungguhnya dari penyuluhan,
sehingga dapat diketahui apakah pemilihan tempat persalinan ke fasilitas
kesehatan yang dilakukan oleh peserta penyuluhan benar-benar disebabkan oleh
terjadinya peningkatan perilaku akibat penyuluhan, yang dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa penyuluhan berhasil.
Namun oleh karena dalam penyuluhan ini tidak dilakukan pre test dan post
test, maka belum dapat diperoleh kesimpulan mengenai keberhasilan dari
penyuluhan ini. Banyaknya peserta penyuluhan P4K yang pada akhirnya memilih
tempat persalinan di fasilitas kesehatan kemungkinan turut pula dipengaruhi oleh
latar belakang pendidikan dan sosial ekonomi yang lebih baik dibandingkan
dengan peserta penyuluhan GSI.
Dengan demikian, pada studi serupa yang akan dilakukan di masa yang
akan datang harus pula dilakukan pre test dan post test, serta pengumpulan
informasi mengenai latar belakang pendidikan dan sosial ekonomi dari seluruh
peserta penyuluhan.
46 Universitas Indonesia
47 Universitas Indonesia
persalinannya. Selain itu ibu juga merasa terjamin keselamatan jiwanya dan bayi
yang akan dilahirkannya karena telah dipersiapkan pada waktu kehamilan.
Pada kelompok kontrol dari 24 responden yang mendapatkan penyuluhan
tentang program GSI sebanyak 13 responden (37,1%) memilih penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan dan sebanyak 11 responden (84,6%) memilih
penolong persalinan oleh tenaga non kesehatan. Hal ini bisa disebabkan program
Gerakan Sayang Ibu sudah tidak relevan lagi dengan kondisi masyarakat. Program
GSI tidak mempersiapkan ibu hamil untuk menghadapi persalinannya, akan tetapi
lebih menitik beratkan pada pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan saja
sehingga ibu kurang memahami manfaat dari pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan itu sendiri serta tidak melibatkan unsur masyarakat maupun keluarga.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2007) yang
menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan tentang desa siaga dengan pemilihan
penolong persalinan oleh tenaga kesehatan memiliki hubungan, karena ibu yang
mendapatkan penyuluhan kesehatan akan memperoleh tambahan pengetahuan
yang lebih luas sehingga ibu hamil akan memahami pentingnya pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan. Berbeda dengan ibu yang tidak mendapatkan
penyuluhan kesehatan ibu hamil tidak memperoleh tambahan pengetahuan
sehingga kurang memahami tentang manfaat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
Hasil penelitian penulis sesuai pernyataan Damanik (2007) bahwa
penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penyampaian atau menerangkan pesan
yang berisi informasi, gagasan, emosi dan keterampilan dari satu lembaga,
kelompok dan individu lain (komunikan) dengan tujuan mengubah pengetahuan
dan kesadaran.
Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka
perubahan pola fikir dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat. Pengetahuan
ini terkait dengan lingkungan dimana responden menetap. Keadaan lingkungan
sekitar sedikit banyaknya akan mempengaruhi pengetahuan dalam hal ini
pengetahuan tentang P4K dengan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan (Iriawanti, 2007).
48 Universitas Indonesia
49 Universitas Indonesia
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang
P4K terhadap pemilihan penolong persalinan. Setelah dilakukan analisis dan
pengujian statistik diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyuluhan kesehatan pada ibu hamil trimester III di Desa Karangsari
Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
sebagian dilakukan penyuluhan tentang P4K sebanyak 24 responden (50%)
dan sebagian lagi dilakukan penyuluhan tentang GSI sebanyak 24 responden
(50%).
2. Pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 sebagian
besar memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu sebanyak 35
responden (72,9%).
3. Ibu hamil yang diberi penyuluhan P4K lebih banyak memilih bersalin oleh
tenaga kesehatan dibanding yang tidak diberi penyuluhan P4K
4. Terdapat hubungan antara penyuluhan kesehatan tentang P4K dengan
pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Masyarakat
a. Mengoptimalkan pemanfaatan pasilitas kesehatan yang ada seperti
posyandu, polindes merupakan tempat pelayanan kesehatan terdekat
dengan masyarakat, sehingga masyarakat bisa mencari informasi/
konsultasi dengan petugas kesehatan mengenai P4K di posyandu maupun
polindes
b. Mengoptimalkan forum desa siaga sebagai wahana untuk evaluasi
program KIA khususnya persalinan dan masalah kematian
Universitas Indonesia
c. Disarankan pada masyarakat agar ikut aktif atau berperan serta untuk
menabung dalam mempersiapkan dana persalinan baik melalui tabulin
maupun dasolin
7.2.2 Penolong Persalinan (Bidan)
a. Meluangkan waktu dan meningkatkan fungsi konseling tentang P4K
baik pada saat ANC maupun kesempatan lain saat interaksi dengan ibu
hamil
b. Meningkatkan kerjasama dengan dukun bayi melalui program
kemitraan bidan dukun
c. Menggerakan msyrakat dalam pelaksanaan program P4K dan desa
siaga misalnya kegiatan notifikasi ibu hamil, pemeriksaan golongan
darah bagi ibu hamil dan calon pendonor
d. Penolong persalinan (Bidan) perlu meningkatkan kemampuan dalam
segi teknis maupun komunikasi agar mendapat simpati dari masyarakat
e. Bidan harus berdomisili ditempat tugas
7.2.3 Bagi Dinas Kesehatan
a. Menyediakan sarana dan prasarana penyuluhan dan konseling tentang
P4K dan persalinan tenaga kesehatan
b. Menyediakan polindes sesuai dengan standar kesehatan
c. Memfasilitasi pelaksanaan program desa siaga dan P4K di tiap
kecamatan
7.2.4 Bagi Peneliti lain
Melakukan penelitian menggunakan variabel lain dan dengan desain
kualitatif agar bisa menjawab penelitian tentang penolong persalinan.
Universitas Indonesia
Depkes RI, 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: USAID
Dinkes Garut, 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2010. Garut
Dinkes Jabar, 2006. Profil Kesehatan Propinsi Jabar Tahun 2006. Bandung :
Dinkes Jabar
Supari, 2007. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta:
http://bascommetro.blogspot.com
1. B 11. B
2. B 12. B
3. S 13. B
4. B 14. B
5. B 15. B
6. B 16. B
7. S 17. B
8. B 18. B
9. B 19. B
10. B 20. B
A. Identitas Responden
No Responden :................................................
Nama Responden :................................................
Umur : ................................................
Hamil Ke : ................................................
Umur Kehamilan : ................................................
B. P4K
Penyuluhan kesehatan tentang P4K : Ya / Tidak
P4K Ya
No Tidak
1 1 Pemasangan stiker P4K
2 Perencanaan persalinan oleh tenaga kesehatan
3 Perencanaan pemakaian metode KB
4 Pengambilan keputusan bila terjadi komplikasi
5 Adanya dukungan tokoh masyarakat