Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang kaya dan subur akan hasil buminya

yang sangat diakui oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Seiring berjalannya

waktu, Indonesia mengalami pemesatan dalam segi Sumber Daya Manusia

(SDM) dan Sumber Daya Alamnya (SDA). Kondisi ini sangat berdampak pada

lingkungan. Lingkungan yang optimal ditujukan oleh adanya kualitas lahan dan

keterlibatan sumber daya manusia. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

untuk mengantisipasi perubahan dimasa yang akan datang sangat diperlukan demi

mewujudkan program bersih lingkungan, hal ini di lihat dari tujuan akhir

terciptanya lingkungan yang selaras, serasi dan seimbang.

Salah satu upaya melestarikan lingkungan adalah upaya penanggulangan

sampah, dimana sampah merupakan sesuatu yang tidak terpakai dan harus di

alokasikan sebaik mungkin di tempat pembuangan akhir sampah. Upaya

menciptakan lingkungan yang bersih adalah pengelolaan sampah yang baik.

Sampah merupakan masalah yang besar apabila tidak dikelola dengan tepat.

Kegiatan penanganan sampah sebagaimana yang dimaksud adalah:

pemilihan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemprosesan akhir

sampah. (Undang-undang RI No. 18; 2008)

Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berdasarkan

keputusan Gubernur Lampung tahun 2011 memiliki jumlah penduduk sekitar 1,2

juta jiwa, menghasilkan sampah rata-rata sekitar 2,5 liter/orang/hari. Dengan

1
2

jumlah penduduk di atas dan produksi sampah per jiwa maka jumlah volume

sampah perhari di Kota Bandar Lampung tercatat sejumlah 3.093.571 m³.

(ACCRN, 2011).

Kelurahan Panjang Selatan terletak di Kecamatan Panjang kota Bandar

Lampung dengan luas keseluruhan 111 Ha yang terdiri dari 2685 Rumah Tangga

(Profil Kelurahan tahun 2011). Sampah yang dihasilkan di kelurahan Panjang

adalah sampah organik dan anorganik. Sampah-sampah ini hasil dari kegiatan

memasak. Oleh para ibu rumah tangga sampah-sampah tersebut disatukan dalam

suatu wadah/ plastik sebagai tempat praktis menyatukan sampah-sampah tersebut,

mereka meletakkan sampah tersebut di depan jalan yang kemudian akan diangkut

oleh sokli untuk dibawa ke tempat penampungan sampah atau TPS. Namun, ada

hal yang menjadi sorotan publik yaitu ketika sampah-sampah tersebut tidak

diangkut petugas kebersihan (sokli) dan banyaknya sampah yang masih

berserakan pasca pengangkutan yang kurang dan dapat menimbulkan gangguan

kesehatan .

Penanganan sampah yang kurang maksimal sering ditemukan di kelurahan

Panjang Selatan sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap, masyarakat pun

seringkali dihadapkan pada berserakannya sampah yang dikumpulkan oleh ibu

rumah tangga sebelum dibawa petugas sokli. Padahal, tanpa disadari sampah

dapat memberikan dampak buruk, seperti tercemarnya air, tanah maupun udara,

sampah juga berdampak pada segi estetika yang merupakan gangguan bagi

masyarakat. Penanganan sampah yang kurang baik yang terjadi akibat minimnya

alokasi pembuangan yang ada di suatu wilayah sebagai akhir dari pembuangan,
3

seperti yang terjadi di Kelurahan Panjang Selatan masih banyak sampah yang

berserakan di tepi jalan .

Perombakan dalam penanganan sampah sangat dibutuhkan oleh

masyarakat karena hingga kini masalah sampah masih sering muncul, hal ini

terjadi disebabkan oleh salah satunya karena keterbatasan areal pembuangan

sampah, keberadaan pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir

sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan

sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang

mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, kompos dan pupuk.

Pengelolaan sampah yang dilakukan dengan pendekatan yang

komprehensif dari bahan baku suatu produk yang berpotensi menjadi sampah,

pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan

pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan

pembatasan, penggunaan kembali dan pendaur ulang, sedangkan kegiatan

penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,

pengolahan dan pemprosesan akhir. (UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah).

Tempat Pembuangan sampah Sementara di Kelurahan Panjang Selatan

berdiri kurang lebih 20 tahun, yang dimulai pada tahun tahun 1992. Pemerintah

telah mengupayakan bagaimaa penanganan sampah di kelurahan Panjang selatan

seperti halnya penyediaan alat-alat pengangkut sampah dan mengajak masyarakat

sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam penanganan sampah agar lingkungan

bersih atau setidaknya sampah tidak berserakan di jalan.


4

Permasalahan yang ada di Panjang Selatan adalah kurang maksimalnya

pelayanan penanganan sampah yang mengakibatkan sampah tidak tertampung di

dengan baik, jika dibandingkan dengan daerah lain, kelurahan Panjang Selatan

merupakan daerah penghasil sampah terbesar yakni 26,5 m3. Beda halnya dengan

wilayah lainnya seperti Teluk Betung Selatan yang menghasilkan sampah 24,3 m3,

Teluk Betung Barat menghasilkan sampah 14,5 m3, dan Teluk Betung Utara

menghasilkan sampah 15,15 m3. (Data harian volume sampah di TPA Bakung )

Penulis melakukan survey tempat pembuangan sampah yang ada di

kelurahan Panjang Selatan menghasilkan data-data penting mengenai kurang

tertatanya pengelolaan sampah, kemudian mengumpulkan semua data sebagai

acuan pada Karya Tulis Ilmiah.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pengelolan sampah di

Panjang Selatan belum dibedakan karakteristiknya, antara sampah basah

(garbage) dan sampah kering (rubbish). Petugas sokli yang mengambil sampah-

sampah dari rumah tangga mereka merupakan pegawai honor kelurahan.

Pengangkutan sampah dikerjakan pada pukul 09.00 pagi oleh sokli dan mereka

mengambil sampah di karung dari tiap rumah lalu di letakkan di gerobak sampah

dengan rute pengambilan sampah dari tiap rumah ke tiap gang. Para petugas

kebersihan membuang sampah yang ada di gerobak sampah ke tempat

Pembuangan sampah Sementara.

Setiap Rumah Tangga mempunyai 1 orang petugas kebersihan yang

ditunjuk oleh kelurahan. Volume gerobak sampah berjumlah 0,87 m³/hari dalam

sekali pengangkutan, setelah petugas pengumpulkan sampah rumah tangga yang

ada di karung, mereka mengangkutnya dengan gerobak sampah, dan kemudian


5

sampah-sampah tersebut diangkut menuju Tempat Pembuangan sampah

Sementara. Setelah selesai membuang sampah ke TPS, Petugas kebersihan

mengembalikan gerobak sampah tadi ke kelurahan.

Fasilitas yang ada di kelurahan berupa gerobak sampah, cangkul, garpu

sampah dll. Gerobak sampah yang ada di kelurahan sebanyak 15 buah gerobak

dan 2 motor gerobak, jumlah tersebut tersebut sudah cukup akan tetapi dari ke 15

gerobak tersebut ada 7 gerobak sampah yang tidak baik, 8 gerobak sampah yang

kurang baik, dan hanya 2 motor gerobak sampah yang dalam kondisi baik,

sehingga gerobak yang tidak dalam kondisi baik mengakibatkan sampah tidak

terangkut di depan rumah. Selain itu petugas kebersihan tidak dilengkapi sarung

tangan, masker, dll, akibatnya ada sampah yang tidak terangkut oleh petugas, hal

ini membuat masyarakat sekitar rumah terganggu oleh aroma sampah yang tidak

sedap.

Pengangkutan sampah dilakukan sebanyak 3x seminggu dirumah tangga.

Volume tempat Pembuangan Sementara adalah 6m 3. Volume sampah di

Kelurahan Panjang sebesar 0,87 x 15 gerobak yang menghasilkan 13,05 M3.

Keadaan ini telah berlangsung lama dan dapat dikatakan permanen. Jumlah tenaga

kerja yang telah ada (Sokli) sebanyak 15 orang. Tenaga kerja ini tidak

dipekerjakan dalam waktu atau hari yang, mereka bekerja bergantian dalam satu

minggu. Volume TPS tidak mencukupi kapasitas TPS akibatnya sampah yang ada

di TPS berserakan di jalan, pengangkutan sampah dari TPS ke TPA ini

menggunakan mobil truk sampah dari Dinas Kebersihan. Pengangkutan mobil

sampah sebanyak 3x seminggu. Pengangkutan yang pertama di lakukan oleh

mobil Dinas Kebersihan pukul 11.00. Terkadang mobil truk sampah tidak
6

selamanya dalam kondisi baik untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA. Hal

inilah yang menjadi kendala banyaknya sampah-sampah berserakan di pinggir-

pinggir jalan yang disebabkan kurang maksimalnya sarana dan prasarana

pengangkutan sampah yang ada.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan yang ada yaitu bagaimana “Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga di Kelurahan Panjang Selatan tahun 2012”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan

Panjang Selatan Bandar Lampung tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui timbulan sampah di Kelurahan Panjang Selatan

b. Untuk mengetahui tempat penyimpanan sampah sementara oleh ibu

rumah tangga di Kelurahan Panjang Selatan

c. Untuk mengetahui proses pengumpulan sampah sementara

d. Untuk mengetahui proses pengangkutan sampah

e. Untuk mengetahui pembuangan akhir sampah


7

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk mengembangkan program terhadap pengelolaan sampah

2. Untuk menambah kepustakaan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian tentang Gambaran

Pengelolaan Sampah pada rumah tangga yang meliputi timbulan sampah,

penyimpanan sampah sementara, pengumpulan sampah sementara, pengangkutan

sampah dan tempat pembuangan sampah sementara di Kelurahan Panjang Selatan

Bandar Lampung tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai