Anda di halaman 1dari 1

WAWANCARA MENTERI PPPA DENGAN IDN TIMES

Pertanyaan:
6. Terkait dengan isu RUU PKS, vocal point apa yang ingin ditegaskan dari
Kemen PPPA sendiri?

Jawaban:
 Rancangan Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU
PKS) merupakan upaya pembaruan hukum untuk mengatasi berbagai
persoalan kekerasan seksual. Pembaruan hukum ini mengatur secara
menyeluruh mengenai: pencegahan terjadinya kekerasan seksual; bentuk-
bentuk kekerasan seksual; hak korban, termasuk pemulihan; hukum acara
peradilan pidana kekerasan seksual, termasuk tentang pembuktian;
pemantauan penghapusan kekerasan seksual; dan pemidanaan. Selain itu
RUU PKS diharapkan mampu membentuk sistem baru yang lebih
melindungi perempuan dari sisi penegakan hukum dan mendorong peran
negara agar lebih bertanggung jawab terhadap upaya pemulihan korban dan
pencegahan kekerasan seksual di masa yang akan datang.
 Pembaruan hukum dalam RUU PKS ini bertujuan:
 melakukan pencegahan terhadap terjadinya peristiwa kekerasan seksual;
 mengembangkan dan melaksanakan mekanisme penanganan,
perlindungan, dan pemulihan yang melibatkan masyarakat dan berpihak
pada korban, agar korban dapat melampaui kekerasan yang ia alami dan
menjadi seorang penyintas;
 memberikan keadilan bagi korban kejahatan seksual, melalui pidana dan
tindakan yang tegas bagi pelaku kekerasan seksual;
 menjamin terlaksananya kewajiban negara, peran keluarga, partisipasi
masyarakat, dan tanggung jawab korporasi dalam mewujudkan
lingkungan bebas kekerasan seksual.
 Diusulkannya RUU PKS merupakan terobosan agar hukum mengakomodasi
kebutuhan dan kepentingan perempuan korban kekerasan seksual, karena
RUU ini didasarkan pada kajian terhadap pengalaman-pengalaman korban
dan bagaimana mereka menghadapi proses hukum.

Pertanyaan:
7. Saat ini apa yang menjadi tantangan terbesar Kemen PPPA dalam
membahas isu RUU PKS?

Jawaban:
RUU PKS yang merupakan inisiatif DPR telah ditanggapi oleh Pemerintah
melalui Daftar Inventaris Masalah (DIM) RUU PKS yang sudah disampaikan
oleh Pemerintah kepada DPR melalui Komisi VIII sejak awal Juni 2017.
Yang menjadi tantangan saat ini di samping adanya faktor internal di kalangan
DPR sendiri terkait dengan persamaan persepsi dalam menyikapi substansi
RUU PKS, juga terkait dengan faktor eksternal seperti adanya tanggapan
masyarakat yang pro dan kontra terhadap RUU PKS ini, karena adanya multi
tafsir dalam memahami substansi RUU PKS.
Oleh karena itu KPPPA sebagai leading sector telah melakukan langkah
strategis melalui berbagai pendekatan pemahaman substansional baik
terhadap Panja Komisi VIII DPR RI maupun kepada masyarakat, antara lain
dalam bentuk sosialisasi, FGD, talk show, penyiaran dan penyebarluasan
melalui media cetak dan elektronik.

Anda mungkin juga menyukai