Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat

pada waktunya.

Makalah ini berjudul „Komponen Aktif dan Pasif Elektronika‟ yang

disusun untuk memenuhi tugas Bengkel dan Perencanaan Elektronika.

Semoga makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi isi dan

penulisan pada makalah ini, maka kritik dan saran tetap kami harapkan guna

menjadikan makalah ini menjadi jauh lebih baik. Akhir kata saya ucapkan banyak

terima kasih.

Jember, 15 Januari 2022

MOAHAMMAD ZIDANI SYAFRUDIN

 
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Peralatan elektronika mungkin tiap hari kita dapat temukan dimanapun karna

peralatan ini sepertinya menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting dalam

membantu untuk memudahkan suatu pekerjaan manusia, misalnya saja

handphone,komputer,tv dan lain sebagainya.Peralatan elektronika ini terdiri dari

beberapa komponen elektronika seperti kapasitor, dioda, ic, resistor,

transformator, transistor, relay, swicth, dan sebagainya.

Komponen elektronika secara umum terbagi menjadi dua kelompok yaitu

komponen aktif dan komponen pasif.

Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi

bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan

kegunaannya. Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik

berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak

menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain,

misalnya kabel).
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang

terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain

rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing

komponen, ada yang untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan arus,

menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya.

Dalam makalah ini dibahas mengenai penjelasan secara menyeluruh

mengenai komponen aktif dan pasif.

1. Rumusan Masalah
2. Pengertian Komponen aktif dan pasif
3. Jenis-jenis kompoen Aktif dan Pasif
4. Bahasa dan Struktur Komponen Aktif
5. Karakteristik komponen Aktif dan Pasif
6. Aplikasi komponen Aktif dan Pasif

 
BAB II

PEMBAHASAN

KOMPONEN AKTIF

Komponen Elektronika Aktif adalah jenis komponen elektronika yang

memerlukan arus eksternal untuk dapat beroperasi dengan kata lain, komponen

elektronika aktif hanya dapat berfungsi apabila mendapatkan sumber arus listrik

dari luar(eksternal). Komponen elektronika yang digolongkan komponene aktif

ialah Dioda, Transistor dan Ic (Intragrated Circuit) yang terbuat dari bahan

semikonduktor seperti silikon., germanium, selenium dan metel oxides.

1. Transistor

Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk penguat, sebagai sirkuit
pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi sinyal dan lain-lain. Fungsi
transistor juga sebagai kran listrik, yang dimana berdasarkan tegangan inputnya, memungkinkan
pangalihaan listrik yang akurat yang berasal dari sumber listrik. Itulah definisi dari transistor.

 fungsi transistor
Adapun fungsi dari transistor diantaranya sebagaimana di bawah ini:

1. Transistor sebagai saklar elektronik,yaitu dengan mengatur bias dari sebuah transistor
sampai transistor jenuh maka didapat hubungan singkat antar kaki konektor dan emitor,
dengan memanfaatkan kejadian ini maka transistor bisa digunakan sebagai saklar.
2. Transistor sebagai penguat arus,lalu fungsi dari transistor lainnya adalah dapat di gunakan
sebagai penguat arus. Dengan fungsi ini transistor dapat digunakan sebagai rangkaian
power supply tentunya dengan tegangan yang di setting. Untuk dapat digunakan sebagai
fungsi penguat arus transistor harus dibias tegangan yang constant pada basisnya, agar
pada emitor keluar tegangan yang tetap. Umumnya untuk dapat tegangan basis agar tetap
digunakan diode zener.
3. Transistor sebagai penguat sinyal AC,Adapun fungsi transistor yang yang lainnya adalah
sebagai penguat sinyal AC, dan lain-lain.

Ilustrasi jenis/macam-macam transistor | Sumber gambar: komponenelektronika.biz

 Jenis atau tipe dan prinsip kerja transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor yang modern di jaman sekarang, awalnya hanya terdapat 2 tipe
dasar transistor yaitu biopolar transistor (BJT atau transistor biopolar) dan FET (Field-Effect
Transistor), yang cara kerjanya berbeda-beda.

Transistor biopolar dinamakan seperti itu karena kanal konduksi utamanya memakai 2 polaritas
pembawa muatan elekton dan lubang, untuk membawa muatan atau arus listrik. Di dalam BJT, arus
listrik utamanya harus melewati satu daerah atau lapisan pembatas yang dinamakan depletizon
dan juga ketebalan dari lapisan ini bisa diatur dengan kecepatan tinggi dengan maksud untuk
mengatur aliran arus utama tersebut.

FET ( Field-Effect Transistor) dinamakan juga transistor unipolar yaitu hanya memakai satu jenis
pembawa muatan (electron atau hole, terganu dari tipenya FET) saja. Di dalam FET arus listrik
utamanya mengalir dalam satu kenal konduksi sempit dengan depletion zone sisinya. Lalu
ketebalan dari daerah perbatasan ini bisa diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan,
untuk mengubah ketebalan kenal konduksi tersebut.

 Kategori Transistor
Secara umum, transistor dapat di beda-bedakan berdasarkan banyak kategori, diantarnaya seperti
di bawah ini:

 Berdasarkan tipe diantaranya seperti: UJT, BJT, JFET, IGBT, IGFET (MOSFET), HBT,
VMOSFET, MISFET, HEMT, MESFET, dan lain sebagainya.
 Berdasarkan materi semikonduktor, diantaranya germanium, silikon dan gallium arsenide
 Berdasarkan kemasan fisiknya, diantarnya seperti: IC, through hole metal, surface mount,
through hole plastic dan lain sebagainya.
 Berdasarkan polaritas diantaranya seperti: PNP atau P-channel dan NPN atau N-channel.
 Berdasarkan maximum kapasitas daya, diantaranya seperti: Low power, medium power
dan high power.
 Berdasarkan maximum frekwensi kerja, yang diantaranya: Low, medium, atau high
frequency, RF transistor, Microwave, dan lain sebagainya.
 Berdasarkan aplikasi yang diantaranya seperti: Saklar, amplifier, audio, general purpose,
tegangan tinggi dan lain sebagainya.

2. Dioda

 Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda berasal dari
pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda
yaitu anoda dan katoda. Dioda termasuk kedalam ketegori komponen elektronika aktif. Dioda
terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan demikian dioda
sering disebut PN junction. Dioda memiliki sifat dapat menghantarkan arus pada tegangan maju,
serta menghambat arus pada tegangan balik (penyearah). Dioda memiliki dua kaki, yakni kaki
anoda dan kaki katoda. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana
katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan,
sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup.

 Dioda disempurnakan oleh William Henry Eccles pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan
istilah diode yang artinya dua jalur tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal
(semikonduktor) yang dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl Ferdinan Braun pada
tahun 1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang dikembangkan lagi prinsip kerjanya oleh
Frederic Gutherie.

Adapun simbol dioda yaitu terdapat sebuah panah yang dilengkapi garis melintang di ujung panah
tersebut. Maksud dari panah disini adalah bahwa dia adalah pin/kaki positif (+) sedangkan garis
melintang diibaratkan pin/kaki Negatif (-). Berikut ini adalah simbolnya :

 Fungsi Dioda

 
Secara umum memang fungsi dioda adalah untuk menyearahkan suatu arus listrik dalam sebuah
rangkaian. Namun ada beberapa fungsi lain yang juga terdapat pada dioda jenis tertentu yang tak
semua orang tahu. Oleh karena itu berikut ini saya akan berikan fungsi-fungsi lain dari dioda :

 Dioda berfungsi sebagai penyearah arus listrik (untuk dioda bridge)


 Dioda berfungsi sebagai penstabil tegangan (untuk dioda zener)
 Dioda berfungsi sebagai pengaman atau sekering
 Dioda berfungsi sebagai rangkaian clipper untuk memangkas level sinyal yang keluar batas
 Dioda berfungsi sebagai rangkaian clamper untuk menambah komponen DC pada sinyal AC
 Dioda berfungsi sebagai pengganda tegangan
 Dioda berfungsi sebagai indikator (untuk LED)
 Dioda berfungsi sebagai sensor panas
 Dioda berfungsi sebagai sensor cahaya (untuk dioda photo)
 Dioda berfungsi sebagai rangkaian VCO (untuk dioda varactor)

 Prinsip Kerja Dioda

 Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah digunakan
untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan tersebut harus
benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan
yang dicatu.

 Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada saat dioda
memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam dioda terdapat junction
(pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu. Pada
kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar dan
mempunyai tahanan dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur
(Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam
yang tinggi sehingga arus sulit mengalir.

Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output
dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa
pemakaian saja antara lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier),
penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian
penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

 Jenis-Jenis Dioda

 
Dioda yang sering kita lihat adalah dioda biasa yang berbentuk slinder warna hitam dan terdapat
gelang perak di salah satu sisi badannya. Disamping itu banyak jenis-jenis dari dioda yang terdapat
dipasaran yang tidak kamu ketahui. Berikut ini akan saya berikan define dari jenis-jenis dioda :

1. Dioda Penyearah / Rectifire (Dioda Biasa)

 Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai tegangan
maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis ini mempunyai beberapa batasan
tertentu tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan tegangan reverse, frekuensi,
arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu
normal.

 Adapun cara kerja dari dioda penyearah ini yaitu, Arus akan diteruskan jika arus listrik yang
melewati searah dengan arah dioda yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah dan tegangan
bernilai lebih besar dari tegangan minimum dioda. Namun jika dioda dipasang kebalikkannya
dengan arus listrik maka dioda akan menjadi penghambat. Kapasitas dioda memiliki batas,
sehingga jika tegangan di sambungkan pada “n” jauh lebih besar dari tegangan yang disambungkan
pada “p” kemungkinan dioda akan breakdown karena tidak mampu menahan aliran listrik. Contoh
pemakaian dioda searah adalah antara lain pada rangkaian penyearah arus listrik bolak-balik pada
transformator, dan pencegah arus balik pada rangkaian elektronika.

1. Dioda Zener

 Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat
dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian.

 Dioda Zener adalah jenis dioda junction P dan N yang bahannya terbuat dari silikon. Dioda jenis ini
juga dikenal sebagai Voltage Regulation Diode yang beroperasi pada daerah reverse. Fungsi dari
dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat dipakai sebagai
pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya
yang kecil maka pada penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar
diperlukan sebuah buffer arus.

 Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras tegangan baik yang
diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dari dioda tersebut, contohnya jika
dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka jika tegangan yang diterima lebih besar dari
kapasitasnya, maka tegangan yang dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang diterima
lebih kecil dari kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai dengan
inputnya.

 Pada data sheet terdapat diode zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan
sebagainya. Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika diode bekerja pada bias maju/positif.
Maka zener biasanya berguna pada bias mundur/negative (reverse bias).
1. LED (Light Emitting Diode)

 LED adalah singkatan dari Light Emitting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan
emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan
dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga
melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika
mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai
adalah gallium, arsenic dan phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya
yang berbeda pula.

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang ada adalah warna merah, kuning dan hijau. LED
berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi
sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan
kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-
macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.

LED terbuat dari berbagai material setengah penghantar campuran seperti misalnya gallium
arsenida fosfida (GaAsP), gallium fosfida (GaP), dan gallium aluminium arsenida (GaAsP).
Karakteristiknya yaitu kalau diberi panjaran maju, pertemuannya mengeluarkan cahaya dan warna
cahaya bergantung pada jenis dan kadar material pertemuan. Ketandasan cahaya berbanding lurus
dengan arus maju yang mengalirinya. Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah
adalah 1,6 sampai 2,2 volt, LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan tegangan terbaik
maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 volt, LED kuning 5 volt, LED hijau 5 volt. LED
mengkonsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil bentuknya (tidak makan tempat), selain itu
terdapat keistimewaan tersendiri dari LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya serta tidak
memancarkan sinar infra merah (terkecuali yang memang sengaja dibuat seperti itu).

LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika
diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata
seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat
elektronik lainnya.

 Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau
Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-
merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau.

 Cara kerjanya hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan
Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias
forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
1. Dioda Cahaya (Photo Diode)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang bekerja pada pada daerah-
daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa
dibuat dengan menggunakan bahan dasar silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini banyak
digunakan untuk alarm, pita data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur
cahaya (Lux Meter). Dalam kondisi cahaya gelap, arus yang mengalir pada dioda photo berbahan
dasar germanium sekitar 10 ampere, sedangkan untuk dioda yang berbahan dasar silikon sebesar 1
ampere.

 Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data
berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan
dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang
tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan
gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain
itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam
penggunaan alarm.

1. Dioda Varactor (Dioda Kapasitas)

 Dioda varactor adalah sebuah kapasitor yang kapasitansinya ditentukan oleh tegangan yang
masuk. Contoh penerapannya pada pesawat TV, pesawat radio FM, pesawat telekomunikasi yang
bekerja pada frekwensi tinggi.

Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang dapat
berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda ini, contohnya
jika tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan menurun,berbanding terbalik jika
diberikan tegangan yang rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara
reverse. Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan pesawat
penerima radio.

 Kelebihan dari dioda ini adalah mampu menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai dengan
besar tegangan yang diberikan kepadanya. Dengan dioda ini maka sistem penalaan digital pada
sistem transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat, seperti pada radio dan televisi.
Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL (Phase lock loop), yaitu
mengoreksi oscilator dengan membaca penyimpangan frekuensinya untuk kemudian diolah
menjadi tegangan koreksi untuk oscilator. Dioda varactor dibias reverse.

 
1. Dioda SCR (SCHOTTKY)

 Dioda SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi sebagai
pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik yang
serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut
Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif
Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR dapat digunakan sebagai pengatur motor
DC bertegangan besar dengan mengatur tegangan Gate. SCR dibagi dua yaitu diac dan Triac.

 pada Gate. TRIAC digunakan DIAC: meneruskan tegangan dari anoda ke katoda atau
sebaliknya. Penerapannya pada pengendali motor putar kanan dan putar kiri, seperti pada
rangkaian lift.
 TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya saja TRIAC dapat meneruskan
tegangan dari kaki 1 ke 2 atau sebaliknya pada saat ada triger untuk pengatur motor DC
atau AC putar kanan dan kiri dengan cara mengatur Gate.

 Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian elektronika,
karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian
dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang
penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun
pengganda tegangan (Voltage Multiplier). Di bawah ini merupakan gambar yang melambangkan
dioda penyearah.

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak
panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional
dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

 Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :

 Dioda germanium
 Dioda silikon
 Dioda selenium
 Dioda zener
 Dioda cahaya (LED)

Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari
penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik. Dioda memiliki
fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain
adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu
sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi
P menuju sisi N.
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut
lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang
sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di
sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias
positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron
dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron
mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut
aliran hole dari P menuju N. Jika menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi
aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N
maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup
berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya
arus. Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja.
Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di
atas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt di atas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini
disebabkan karena adanya dinding deplesi (depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan
Silikon tegangan konduksi adalah di atas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas minimum untuk dioda
yang terbuat dari bahan Germanium.

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya.
Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat
menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.

4. IC (Integrated Circuit)

 Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor,
dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan
Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan
untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi
peralatan yang berukuran relatif kecil. Sebelum ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat itu
umumnya memakai Tabung Vakum sebagai komponen utama yang kemudian digantikan oleh
Transistor yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah rangkaian
Elektronika yang rumit dan kompleks, memerlukan komponen Transistor dalam jumlah yang
banyak sehingga ukuran perangkat Elektronika yang dihasilkannya pun berukuran besar dan
kurang cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).

 
Teknologi Integrated Circuit (IC) atau Sirkuit Terpadu ini pertama kali diperkenalkan pada tahun
1958 oleh Jack Kilby yang bekerja untuk Texas Instrument, setengah tahun kemudian Robert Noyce
berhasil melakukan fabrikasi IC dengan sistem interkoneksi pada sebuah Chip Silikon. Integrated
Circuit (IC) merupakan salah satu perkembangan Teknologi yang paling signifikan pada abad ke 20.
Mungkin Tanpa adanya Komponen IC (Integrated Circuit) kamu saat ini tidak dapat menikmati
peralatan Elektronika seperti Handphone, Laptop, PC, Konsol Game Portable, Kamera Digital dan
peralatan Elektronika-elektronika lainnya yang bentuknya kecil dan dapat dibawa bepergian
kemana-mana.

 Fungsi IC

 Banyak sekali fungsi dari komponen elektronika yang satu ini, beda jenis & tipe maka beda pula
fungsi , dan cara kerjanya, Ada beberapa yang harus kamu tahu fungsi secara umum dari IC, berikut
ini adalah fungsinya:

 Mengatur tegangan input dan out put


 Sebagai jantung pada suatu rangkaian. Karena IC-lah yang mengatur kerja dari setiap blok
rangkaian dengan membagi tugas masing-masing blok rangkaian tertentu.
 Penguat Daya (Power Amplifier)
 Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
 Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
 Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
 Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
 Voltage Comparator
 Multiplier
 Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
 Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
 Jenis-jenis IC

 Jenis IC terbagi menjadi 2 kategori, yaitu IC Digital, dan IC Linear. Berikut ini Jenis-jenis IC dan
penjelasnnya :

1. IC Linear

IC Linear bias juga disebut dengan IC Analog, IC linear pada umumnya menggunakan sinyal
sinusoida dan berfungsi sebagai amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic seperti
halnya IC-TTL maupun C-MOS dan yang paling populer IC linier didesain untuik dikerjakan sebagai
penguat tegangan. Dalam kemasan IC linier terdapat rangkaian linier, diman kerja rangkaiannya
akan bersifat proporsional atau akan mengeluarkan output yang sebanding dengan inputnya.
Berikut ini beberapa jenis IC yang masuk kedalam kategori IC Linear:

 
1) IC Op-Amp

Disebut amplifier operasional atau op-amp merupakan salah satu jenis IC analog yang berfungsi
sebagai rangkaian penguat. mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional (Op-
Amp) dikemas dalam suatu rangkaian terpadu (integrated circuit-IC). Salah satu tipe operasional
amplifier (Op-Amp) yang populer adalah LM741. IC Op-Amp terdapat batasan-batasan penting
yang perlu diperhatikan.

 Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating maksimum, karena
akan merusak IC.
 Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan
power supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu op amp dengan tegangan
supply 15 V adalah ±13V.
 Ketiga, arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti
bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada output op amp harus cukup besar
sehingga pada tegangan output maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas
arus maksimum.

Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi, unity gain frequency
memberi gambaran dari data tanggapan frekuensi. hal ini hanya berlaku untuk isyarat yang kecil
saja karena untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan sehingga output maksimum
hanya dihasilkan pada frekuensi yang relative rendah.

 2) IC power adaptor (regulator)

IC Power merupakan jenis IC yang beroperasi pada catu daya . Umumnya , IC power digunakan
pada rangkaian regulator, adaptor dan power supply. Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi
dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk
menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya.
Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada
beban.

 3) IC silinder

Bentuk IC jenis ini adalah silinder dan banyak digunakan pada rangkaian penguat pesawat CB
(Citizen Band) atau HT (Held Tranceived). IC jenis ini mempunyai tingkat ketahanan dan keawetan
lebih lama dari pada jenis IC penguat yang lain.

 
4) IC Timer 555

IC timer 555 merupakan IC linier yang berfungsi sebagai rangkaian pewaktu monostable dan
osilator estable. IC 555 merupakan jenis IC yang terkenal didalam dunia elektronika analog/linier.
Pada penggunaannya. Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai timer
(Pewaktu) dengan operasi rangkaian monostable dan Pulse Generator (Pembangkit Pulsa) dengan
operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay Generator dan
Sequential Timing. Praktisnya, fungsi dan aplikasi IC NE555 ini banyak sekali digunakan
diantaranya sebagai pengatur alarm, sebagai penggerak motor DC, bisa digabungkan dengan IC TTL
(Transistor-transistor Logic) dan sebagai input jam digital, bisa juga dimanfaatkan dalam rangkaian
saklar sentuh, dan jika digabungkan dengan infra merah ataupun ultrasonic, NE555 ini bisa
dijadikan sebagai pemancar atau remote control.

1. IC Digital

Perbedaan utama dari IC Linear dengan Digital ialah fungsinya, dimana IC digital beroperasi dengan
menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya ada dua kondisi yaitu 0 atau 1 dan berfungsi
sebagai switch/saklar, sedangkan IC linear pada umumnya menggunakan sinyal sinusoida dan
berfungsi sebagai amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic seperti halnya IC-TTL
maupun C-MOS dan yang paling populer IC linier didesain untuik dikerjakan sebagai penguat
tegangan. Dalam IC digital, suatu titik elektronis yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan
mewujudkan salah satu dari dua keadaan logika, yaitu logika ‘0’ (nol, rendah) atau logika ‘1’ (satu,
tinggi). Suatu titik elektronis mewakili satu ‘binary digit’ atau biasa disingkat dengan sebutan ‘bit’.
Binary berarti sistem bilangan ‘dua-an’, yakni bilangan yang hanya mengenal dua angka, 0 dan 1.

 Ada Beberapa Jenis IC yang termasuk Kedalam kategori IC Digital, yaitu sebagai Berikut :

 1)  TTL (Transistor transistor Logic)

IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang dipergunakan untuk
peralatan komputer, kalkulator dan system kontrol elektronik. IC digital bekerja dengan dasar
pengoperasian bilangan Biner Logic(bilangan dasar 2) yaitu hanya mengenal dua kondisi saja 1(on)
dan 0(off). Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL dibangun dengan
menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan fungsinya dipergunakan untuk berbagai
variasi Logic, sehingga dinamakan Transistor. Berikut jenis TTL :

 Microprocesor

Microprocessor adalah alat pemroses data yang merupakan pengembangan dari teknologi
pembuatan Integrated Circuit (IC), Ada beberapa peristilahan yang dipakai untuk menunjukan
tingkat kepadatan (density) dari suatu chip IC, yaitu Small Scale Integration (SSImengemas
beberapa puluh transistor), Medium Scale Integration (MSI-mengemas sampai beberapa ratus
transistor), dan sekarang yang sedang berkembang adalah Very Large Scale Integration
(VLSImengemas puluhan ribu sampai jutaan transistor).
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan
untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah
keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga
meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada
tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah
komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang
sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik.

 2) C-MOS (Complementary with MOSFET)

Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with MOSFET) yang berisi
rangkaian yang merupakan gabungan dari beberapa komponen MOSFET untuk membentuk gate-
gate dengan fungsi logic seperti halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi
beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic seperti
AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoders, Encoders, Multiflexer
dan Memory.
Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu antara 3,5 Volt sampai 15
Volt akan tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt akan memboroskan daya. Ada beberapa hal
yang perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan kedalam
rangkaian. Hal ini perlu dilakukan karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi berupa dioda
dan resistor dijalan masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus prosen.

4. Kelebihan Dan Kelemahan IC

 Kelebihan

Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan keuntungan lain yaitu bila
dibandingkan dengan sirkit-sirkit keonvensional yang banyak menggunakan komponen, IC dengan
sirkit yang relatif kecil hanya mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas
berlebih sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).

 Kelemahan

Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya di dalam menghadapi kelebihan arus listrik yang
besar, dimana arus listrik berlebihan dapat menimbulkan panas di dalam komponen, sehingga
komponen yang kecil seperti IC akan mudah rusak jika timbul panas yang berlebihan. Demikian
pula keterbatasan IC dalam menghadapi tegangan yang besar, dimana tegangan yang besar dapat
merusak lapisan isolator antar komponen di dalam IC Contoh kerusakan misalnya, terjadi
hubungan singkat antara komponen satu dengan lainnya di dalam IC, bila hal ini terjadi, maka IC
dapat rusak dan menjadi tidak berguna.
suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil
dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen. Terdapat dua IC yaitu:

 IC Digital
 IC Analog

Komponen Pasif

 Inductor (kumparan)

Induktor masuk kedalam kategori Komponen Elektronika Pasif, yang dimana tidak mempunyai
kemampuan untuk menguatkan dan mengarahkan aliran arus listrik di dalam rangkaian elektronik.
Mungkin Bisa lihat dibawah ini penjelasan lebih lengkapnya tentang Induktor :
Berikut ini Adalah Simbol dari Induktor :

 Induktor adalah komponen elektronik pasif yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk
energi magnetik. Ini menggunakan konduktor yang dililit ke dalam kumparan. Saat aliran listrik ke
kumparan dari kiri ke kanan, medan magnet akan dihasilkan dalam arah searah jarum jam.
Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus
dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses Arus Bolak-
Balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa Resistansi atau Kapasitansi dan tidak
memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi,
beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi,
induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya
pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek
histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.

 Penggunaan Induktor

Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor berpasangan dengan
kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari
penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung pencatu daya,
hingga induktor kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio
untuk dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam
pemancar dan penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk
transformator.

Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda sakelar.
Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan transfer
energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL ini digunakan bersama
semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam
sistem transmisi listrik, yang digunakan untuk mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal
dari petir, dan juga membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor
sering disebut dengan reaktor.

 Jenis-Jenis Induktor

Terdapat banyak jenis-jenis dari Induktor yang ada dipasaran. Jenis Induktor ini dapat dibedakan
dengan bahan pembuatannya, dan bentuknya. Berikut ini adalah Jenis inductor beserta penjelasan
singkatnya:
a. Variable Inductor

Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi dapat diatur sesuai
dengan keinginan. Biasanya induktor yang satu ini menggunakan bahan ferit.

1. Torroidal Core Inductor (induktor inti teroid)

Bentuk induktor jenis ini melingkar seperti donat, nilai induktansi dan faktor Q yang dimilikinya
sangat tinggi, induktor ini banyak digunakan pada rangkaian power dan switching, Televisi.

1. Iron Core Inductor(induktor dengan inti besi)

Sesuai namanya inti pusat induktor ini terbuat dari bahan besi padat, Besarnya inti besi yang
digunakan pada sebuah induktor sangat bermacam-macam tergantung kebutuhan.  Sayangnya arus
eddy dan histerystis yang dihasilkan oleh induktor jenis ini sangat besar sehingga hanya digunakan
untuk aplikasi rendah dengan daya tinggi seperti pada power supply, inverter dll. dan nilai
induktansi yang tersedia biasanya besar.

1. Air Core Inductor (Induktor dengan inti udara)

Tidak memakai material sebagai intinya pada induktor jenis ini, rangkaian RF banyak
menggunakan induktor jenis ini karena tidak ada kerugian energi dan memiliki permeabilitas udara
yang sangat rendah. Induktor jenis ini hanya tersedia dengan ukuran nilai induktansi yang kecil.

1. Ferrite Core Inductor (induktor dengan inti ferit)

Inti ferit terbuat dari bahan bubuk keramik yang dipadatkan. Induktor dengan inti ferit ini paling
banyak penggunaannya pada rangkaian elektronik terutama pada rangkaian frekuensi tinggi
karena memiliki histeristis yang kecil dan arus eddy yang sangat rendah. Induktor yang satu ini
banyak dijumpai di rangkaian-rangkaian elektronika yang cukup rumit.

1. Laminated Core Induction (Induktor dengan inti besi laminasi)

inti induktor ini terbuat dari susunan lembaran baja tipis yang terlaminasi. antar lapisan baja tipis
ditempelkan secara kuat agar terbentuk inti yang padat, dan dipisahkan oleh lapisan isolasi untuk
mengcegah arus eddy. Beberapa jenis logam yang dipakai disambung secara paralel dengan sekat
berbahan isolator.
 

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan


berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan
oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat
penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang
kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu
komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-
ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak


memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi,
beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi,
induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya
pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya didalam inti karena efek
histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.

Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar
konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati
konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus
menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL
induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya
elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu. Sebagai contoh,
sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1 volt saat
arus dalam  indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran
lilitan, dan material inti menentukan induktansi.

  

2. Kapasitor (Condensator)

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael
Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai
hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Voltaseorang ilmuwan Italia pada
tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan
suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang
tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
“condensatore”, bahasa
Peranciscondensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatifserta


memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai
kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah,
hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat


yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu
nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator
sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat
dengan huruf (C).

Berfungsi menyimpan energi dalam medan listrik. Fungsi pada suatu rangkaian adalah
memisahkan arus bolak-balik dari arus searah, sebagai filter yang dipakai pada rangkaian catu
daya, sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian pemancar dan untuk menghemat daya listrik
dalam rangkaian lampu TL.

 Kapasitor Variable (Varco) yang memiliki nilai kapasitansi bervariasi.


 Kapasitor tetap yang memiliki nilai kapasitansi tetap.

Berikut ini penjelasan tentang Kapasitor beserta fungsi dan jenis-jenisnya :

 
Kapasitor ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut
Farad (F). Satu Farad = 9×1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut. Kapasitor
disebut juga kondensator. Kata “kondensator” pertama kali disebut oleh Alessandro Volta seorang
ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia “condensatore”), yaitu kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik. Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator
(Condensator) adalah komponen elektronika yang termasuk kedalam komponen elektronika pasif
yaitu tidak mempunyai kemampuan untuk menguatkan dan mengarahkan aliran arus listrik di
dalam rangkaian elektronik.

Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempengan logam yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umumnya dikenal misalnya adalah ruang hampa udara,
keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-
muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat
mengalir menuju ujung kutub negatif, dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan
selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.
Berikut Simbol dari Kapasitor :

 Fungsi Kapasitor

Setiap komponen elektronika memiliki fungsi tersendiri, demikian pula dengan kapasitor.
Fungsi kapasitor yang biasa dan banyak diketahui adalah untuk menyimpan arus listrik
secara sementara. Berikut ini adalah fungsi kapasitor yang terdapat dalam sebuah
rangkaian/sistem elektronika.

 Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada power
supply).
 Sebagai filter/penyaring dalam rangkaian power supply.
 Sebagai frekuensi dalam rangkaian antena.
 Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.
 Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar
 Untuk menyimpan arus/tegangan listrik.
 Untuk arus DC berfungsi sebagai isolator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC
berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.
 Perata tegangan DC pada pengubah AC to DC. Pembangkit gelombang AC atau oscilator, dan
sebagainya.
 Jenis-jenis kapasitor
Terdapat banyak jenis-jenis kapasitor yang dijual dipasaran, kapasitor yang lazim diketahui
atau ditemui adalah kapasitor yang berbentuk tabung dengan warna hijau, biru, ataupun
hitam. Terdapat garis hitam pada bagian sisi yang berfungsi untuk mengatahui pin-pin
kapasitor. Ada beberapa jenis kapasitor yang bias kita klasifikasikan Berdasarkan bahan
Isolator dan nilainya, yaitu Kapasitor Nilai Tetap (Fixed Capasitor) dan Kapasitor Variabel
(Variable Capasitor). Berikut ini penjelasan jenis-jenis kapasitor berdasarkan nilainya :

1. Kapasitor dengan Nilai Tetap (Fixed Capasitor)


Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau
tidak berubah-ubah. Ada beberapa jenis kapasitor yang termasuk kategori kapasitor
dengan nilai tetap, yaitu sebagai berikut :

1) Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor) 


Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk
bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas,
jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai
Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.

Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan Keramik
yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang
dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount
Technology) yang berkecepatan tinggi.
2) Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor) 
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan
bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian
Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)

3) Kapasitor Kertas (Paper Capacitor) 


Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya
nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki
polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.

4) Kapasitor Mika (Mica Capacitor) 


Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai
Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga
dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.

5) Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor) 


Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan
ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi
(Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan
Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai
terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga
ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai
Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan
melampui batas kamampuan tegangannya.

6) Kapasitor Tantalum 
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya
Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan
Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai
Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang
besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu,
Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya
dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.

1. Kapasitor Variable (Variable Capasitor)

Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-
ubah. Ada beberapa jenis kapasitor yang termasuk kategori kapasitor variabel, yaitu
sebagai berikut :
 

1) VARCO (Variable Condensator) 


VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada
umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan
dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai
500pF
2) Trimmer 
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan
alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam
yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua
pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian
Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai
Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.

3. Resistor (tahanan)

Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan


memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan. Resistor digunakan sebagai bagian dari
jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi
(kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

 Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listriknya yang dapat dihantarkan.


Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor dapat
diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuitcetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan
letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan
dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Resisitor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini
tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resisitor memiliki sifat menghambat arus listrik
dan resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.

Sesuai dengan nama dan kegunaanya untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang
melewatinya dalam suatu rangkaian maka resistor mempunyai sifat resistif (menghambat) yang
umunya terbuat dari bahan karbon. Hal ini bisa terjadi karena resistor yang memiliki dua kutub
akan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya. Dengan mengatur besarnya arus
yang mengalir, kita dapat mengatur alat elektronik untuk melakukan berbagai hal.

Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor dinyatakan dalam
satuan Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Untuk menggambarkanya dalam suatu
rangkaian dilambangkan dengan huruf R, karena huruf  ini merupakan standart internasional yang
sudah disepakati bersama untuk melambangkan sebuah komponen resistor dalam sebuah
rangkaian.
 

 FUNGSI RESISTOR

Selain untuk membatasi atau menghambat arus listrik, resistor mempunyai kegunaan atau fungsi
lainnya, diantara nya adalah sebagai berikut    :

 Sebagai pembagi arus


 Sebagai pembagi tegangan
 Sebagai penurun tegangan
 Sebagai penghambat arus listrik
 Menghambat arus listrik
 Pengatur volume (potensiometer)
 Pengatur kecepatan motor (rheostat), dll.

 KARATERISTIK RESISTOR

Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi resistor
komposisi tidak stabil disebabkan pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Kurang
sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi
sebuah resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan
nilai sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi. Resistor
variabel resistansinya berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari pengaturannya. Resistor
variabel dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh cahaya, pengaturan oleh temperature suhu
atau pengaturan lainnya. Jika perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan
kedudukan kontak gesernya maka potensiometer semacam ini disebut potensiometer linier. Tetapi
jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan kedudukan kontak gesernya disebut
potensio logaritmis.

Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada prakteknya
sebuah resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif. Pada dasarnya bernilai
rendah resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi resistor tersebut
mempunyai sifat tambahan kapasitif. Suhu memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap suatu
hambatan. Didalam penghantar ada electron bebas yang jumlahnya sangat besar sekali, dan
sembarang energi panas yang dikenakan padanya akan memiliki dampak yang sedikit pada jumlah
total pembawa bebas. Kenyataannya energi panas hanya akan meningkatkan intensitas gerakan
acak dari partikel yang berada dalam bahan yang membuatnya semakin sulit bagi aliran electron
secara umum pada sembarang satu arah yang ditentukan. Hasilnya adalah untuk penghantar yang
bagus, peningkatan suhu akan menghasilkan peningkatan harga tahanan. Akibatnya, penghantar
memiliki koefisien suhu positif.

 
 

 BAHAN PEMBUATAN RESISTOR

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan resistor yaitu          :

1. Substrat alumina; untuk karateristik resistor (lebar 2 inci)


2. Pasta resistor dengan nilai 10 ohm, 1 kilo ohm, 10 kilo ohm dan 100 kilo ohm
3. Dua pont birox seri 17
4. ESL
5. Shoel
6. Al2O3; digunakan untuk pencucian substrat, screen dan bahan-bahan pelarut

 MACAM-MACAM DAN JENIS-JENIS RESISTOR


1. Fixed Resistor (resistor tetap)

Merupakan resistor yang mempunyai nilai tetap. Ciri fisik dari resistor ini adalah bahan pembuat
resisttor terdapat ditengah–tengah dan pada pinggirnya terdapat 2 Conducting Metal, bisanya
kemasan seperti ini disebut dengan Axial. Ukuran fisik fixed resistor bermacam – macam,
tergantung pada daya resistor yang dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 watt pasti
mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fixed resistor yang
mempunyai daya ¼ watt. dapat dilihat bentuk fisik dari resistor dengan daya 1/8, ¼, 1, 2, dan 5
watt.

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, diciptakanlah sebuah teknologi baru yang disebut
dengan SMT (Surface Mount Technology). Dengan menggunakan teknologi ini bentuk dari fixed
resistor menjadi lebih kecil lagi, sehingga kita dapat membuat suatu sistem yang mempunyai
ukuran sekecil mungkin. Contoh bentuk fixed resistor yaitu resistor dengan teknologi SMT . Ada
beberapa macam kemasan standard yang sudah ditentukan oleh Industri elektronik antara lain:

– 1206 ukuran = 3.0 mm x 1.5 mm, 2 terminal

– 0805 ukuran = 2.0 mm x 1.3 mm, 2 terminal

– 0603 ukuran = 1.5 mm x 0.8 mm, 2 terminal

Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIP (Single-In-Line). Didalam
kemasan ini terdapat lebih dari 1 resistor yang biasanya disusun pararel dan mempunyai 1 pusat
yang dinamakan common.
Tipe atau jenis resistor saat ini sangat beragam, tergantung dari pemakain untuk suatu sistem
elektronika yang akan kita rancang. Berikut ini akan dijelaskan sedikit tentang penggunaan resistor
berdasarkan tipe atau jenisnya.

1. Precision Wirewound resistor

Merupakan tipe resistor yang mempunyai tingkat keakuratan sangat tinggi sampai 0.005% dan TCR
(Temperature coeffisient of resistance) sangat rendah. Sehingga sangat cocok digunakan untuk
aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi. Tetapi jangan menggunakan jenis
ini untuk aplikasi rf (radio frequency) sebab mempunyai Q resonant frequency yang rendah.
Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah DC Measuring equipment, dan reference resistor
untuk voltage regulator dan decoding Network.

2. NIST Standard resistor

NIST (National Institute of Standard and Technology) merupakan tipe resistor dengan tingkat
keakuratan paling tinggi yaitu 0.001% , TCR yang rendah dan sangat stabil dibandingkan dengan
Precision Wirewound Resistor. Komponen ini biasanya digunakan sebagai standard di dalam
verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive.

3. Power Wirewound resistor

Biasanya resistor ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan daya yang yang sangat besar.
Komponen ini dapat mengatasi daya yang besar dibandingkan dengan resistor yang lain. Karena
panas yang ditimbulkan cukup besar biasanya resistor ini dilapisi oleh bahan seperti ceramic Tube,
Ceramic rods, anodized aluminum, fiberglass mandels, dll . Fuse Resistor

Komponen ini selain berfungsi sebagai resistor, juga berfungsi sebagai sekering. Resistor ini
didesain sedemikian rupa sehingga bila ada arus yang sangat besar melalui maka hambatannya
menjadi takterhingga. Pada kondisi normal suhu dari resistor ini akan panas ketika ada arus yang
melaluinya.

4. Carbon Composition

Ini merupakan salah satu tipe resistor yang banyak sekali dijual dipasaran. Biasanya untuk nilai
hambatan yang besar, misalnya 1K2, 2K2, 4K7, dll mudah mencarinya. Tetapi untuk nilai hambatan
yang kecil, misalnya 2Ω, 3Ω, dll susah dicari. Resistor ini memiliki koefisien temperature dengan
batas 1000 ppm/°C terhadap nilai hambatannya, dimana nilai hambatannya akan turun ketika
suhunya naik. Selain itu resistor juga memiliki koefisien tegangan, dimana nilai hambatan akan
berubah ketika diberi tegangan. Semakin besar tegangan maka semakin besar perubahannya.
Voltage Rating dari resistor Carbon Composition ditentukan berdasarkan ukuran fisik, nilai, dan
dayanya. Pada saat menggunakan resistor jenis ini diharapkan agar berhati – hati didalam
perancangan, karena dapat menghasilkan noise dimana noise ini tergantung pada nilai dari resistor
dan ukurannya.
5. Carbon Film Resistor

Resistor jenis Carbon Film mempunyai karakteristik yang sama dengan resistor carbon


composition tetapi noise, voltage coeficient, temperature coeficient nilainya lebih rendah. Carbon
Film Resistor dibuat dengan memotong batangan keramik yang panjang dan kemudian dicampur
dengan material karbon. Frekuensi respon dari resistor ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan
wirewound dan lebih bagus lagi dibandingkan dengan carbon composition. Dimana wirewound
akan menjadi suatu induktansi ketika frekuensinya rendah dan akan menjadi kapasitansi apabila
frekuensinya tinggi. Dan untuk carbon composition hanya menjadi kapasitansi apabila dilalui oleh
frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.

6. Metal Film Resistor

Metal Film resistor merupakan pilihan terbaik dari jenis resistor Carbon composition dan carbon
film . Karena resistor ini lebih akurat, tidak mempunyai voltage coefisient, noise dan temperature
coefisient yang lebih rendah. Tetapi resistor ini tidak sebagus jenis resistor Precision wirewound.
Bahan dasar pembuat dari resistor ini adalah metal dan keramik, bahan ini mirip seperti yang
digunakan untuk membentuk carbon film resistor.

7. Foil Resistor

Resistor ini mempunyai karakteristik yang sama dengan jenis metal film. Kelebihan utama
dibandingkan dengan metal film adalah tingkat kestabilannya yang lebih tinggi, TCR paling kecil,
dan frek respon tinggi. Selain kelebihan terdapat pula kelemahan yaitu nilai maksimum dari
resistor ini lebih kecil dari nilai resistor metal film. Resistor ini biasanya dipakai di dalam strain
gauge, nilai strain dapat diukur berdasarkan perubahan nilai resistansinya. Ketika digunakan
sebagai strain gauge, foil-nya dipasangkan di suatu substrate fleksibel sehingga dapat dipasang
didaerah tempat pengukuran strain dilakukan.

8. Power Film Resistor

Material yang digunakan untuk membuat resistor ini sama dengan jenis metal film dan carbon film.
Tetapi karakteristik dayanya lebih tinggi. Power film resistor mempunyai nilai yang lebih tinggi dan
respon frekuensi yang lebih baik dibandingkan Power wirewound resistor. Resistor ini banyak
digunakan untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang baik, daya yang
tinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewound resistor. Biasanya komponen ini
memiliki toleransi yang cukup lebar.
1. Resistor tidak tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang dapat diubah2 sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Perubahannya dapat dilkaukan dengan cara memutar atau
menggeser pengaturnya yang memang sudah disediakan, namun ada pula nilai perubahan
resistansinya akan dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya misalnya suhu, cahanya, suara, dll,
sehingga dapat dijadikan sebagai sakelar otomatis.

  Potensiometer

Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang nilai resistansinya dapat disetel
sesuai dengan keinginan dengan cara memutar tungkai pengaturnya. Nilai resistansinya sendiri
tertera pada bodi yang dituliskan dalam bentuk angka, sehingga akan memudahkan untuk
mengetahui berapa besar nilainya tersebut. Penggunaan potensiometer biasanya adalah untuk
pengaturan suara (tone control) Bass, Treable, Volume, dan lain-lain. beberapa jenis potensiometer

 Potensiometer liniar

Potensiometer linier mempunyap unsur resistif dengan penampang konstan, menghasilkan peranti
dengan resistansi antara penyapu dengan salah satu terminal proporsional dengan jarak antara
keduanya.. Potensiometer linier digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara putaran
sumbu dengan rasio pembagian dari potensiometer, misalnya pengendali yang digunakan untuk
menyetel titik pusat layar osiloskop.

 Potensiometer logaritmik

Potensiometer logaritmik mempunyai unsur resistif yang semakin menyempit atau dibuat dari
bahan yang memiliki resistivitas bervariasi. Ini memberikan peranti yang resistansinya merupakan
fungsi logaritmik terhadap sudut poros potensiometer. Sebagian besar potensiometer log
(terutama yang murah) sebenarnya tidak benar-benar logaritmik, tetapi menggunakan dua jalur
resistif linier untuk meniru hukum logaritma. Potensiometer log juga dapat dibuat dengan
menggunakan potensiometer linier dan resistor eksternal. Potensiometer yang benar-benar
logaritmik relatif sangat mahal. Potensiometer logaritmik sering digunakan pada peranti audio,
terutama sebagai pengendali volume.
 Rheostat

Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah dengan
menggunakan resistor tidak tetap atau rheostat. Sebuah rheostat adalah resistor tidak tetap dua
terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan yang tinggi.
Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan
penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan
selanjutnya. Potensiometer tiga terminal dapat digunakan sebagai resistor tidak tetap dua terminal
dengan tidak menggunakan terminal ketiga. Seringkali terminal ketiga yang tidak digunakan
disambungkan dengan terminal penyapu untuk mengurangi fluktuasi resistansi yang disebabkan
oleh kotoran.

 Potensiometer digital

Potensiometer digital adalah sebuah komponen elektronik yang meniru fungsi dari potensiometer
analog untuk diterapkan pada isyarat digital.

   Trimpot

Trimpot adalah kependekan dari tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil dan memiliki nilai tahanan
yang dapat di rubah-rubah namun dengan menggunakan alat bantu berupa obeng kecil, karena
untuk merubah nilai resistansinya tidak bisa menggunakan tangan. Sebagai tahanan bahan
resistansinya adalah menggunakan bahan karbon atau arang.

   NTC dan PTC

NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coeficient. Sifat komponen ini resistif dimana
nilai resistansinya akan menurun apabila temperatur disekelilingnya naik. Sedangkan PTC adalah
singkatan dari Positive Temperature Coeficient, yang nilai resistansinya akan bertambah besar
apabila termperatur disekelilingnya turun.. Komponen NTC dan PTC biasanya digunakan sebagai
sensor dalam peralatan pengukur panas atau disebut juga termistor. Selain itu juga bisa digunakan
sebagai sakelar otomatis yang cara kerjanya akan ditentukan oleh suhu disekitarnya.

  LDR

LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor yang nilai resistansinya
akan berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterimanya. Biasanya LDR digunakan untuk
rangkain-rangkaian sakelar otomatis tertentu seperti lampu taman, lampu jalan, dll, dimana LDR
akan bekerja secra otomatis sesuai dengan tingkat cahaya yang ada didepannya.
  VDR

VDR adalah singkatan  dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap yang nilai
resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah
semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga
arus yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat
cocok digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.

 KODE WARNA PADA RESISTOR

Untuk mengetahui berapa besar nilai resistan (hambatan) sebuah resistor tetap, maka kita dapat
melihat dan membaca kode warna yang berupa cincin-cincin warna pada bodi resistor. Karena
tidak semua nilai resistor dicantumkan dengan lambang bilangan berupa angka-angka, melainkan
dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna setiap resistor berjumlah 4 cincin atau
ada juga  5 cincin bahkan lebih. Untuk cara pembacaannya tidak jauh berbeda yaitu :

Sebelum memahami cara menghitung resistor kita perlu memahami dulu komponen resistor 4
warna, 5 warna, dan 6 warna.

ANGKA [1- TOLERANSI THERMAL COEFICIENT


WARNA MULTIPLIER [4]
3] [5] [6]

HITAM 0 1

COKLAT 1 10 1% 100ppm

MERAH 2 100 2% 50ppm

ORANGE 3 1k 15ppm

KUNING 4 10k 25ppm

HIJAU 5 100k 0.5%


BIRU 6 1M 0.25%

UNGU 7 10M

ABU-
8
ABU

PUTIH 9

EMAS 5%

SILVER 10%

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor
pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya
resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan
biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti
merah tua atau abu-abu.

Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh
badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik
(atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah “badan, ujung, titik”
memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%.
Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%)
pada ujung lainnya.

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari
empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi
dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua
digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima
menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang
menggunakan tiga digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih
mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6,
dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 10 4, yang menambahkan
empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%,
memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
 RANGKAIAN SERI DAN PARALEL PADA RESISTOR

   RANGKAIAN SERI

Yang dimaksud dengan rangkaian seri adalah apabila beberapa resistor dihubungkan secara
berturut-turut, yaitu ujung akhir dari resistor pertama disambung dengan ujung awal dari resistor
kedua, dan seterusnya. Jika ujung awal dari resistor pertam dan ujung akhir resistor terakhir
diberika tegangan, maka arus akan mengalir berturut-turut melalui semua resistor yang besarnya
sama

   RANGKAIAN PARALEL

Yang dimkasud rangkaian pararel jika beberapa resistor secara bersama dihubungkan antara dua
titik yang dihubungkan antara tegangan yang sama. Dalam praktek rangkaian paralel, semua alat
listrik  yang ada dirumah dihubungkan secara paralel (lampu, setrika, pompa air, dll).

  RANGKAIAN SERI-PARALEL

Yang di maksud dengan rangkaian seri-paralel adalah gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian
paralel. Oleh karena itu, rangkaian seri-paralel biasa disebut rangkaian campuran.

4. Tranformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik satu
atau lebih rangkaian listrik satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui
suatu gendeng magnet berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator adalah alat yang
digunakan untuk mengubah tegangan bolak balik (ac) dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita
inginkan terdiri dari kumparan primer dan sekunder.

Perkembangan dan penerapan system transformator pada perumahan, perkantoran maupun pada
kendaran yaitu mobil dewasa ini mengalami peningkatan yang pesat. Buktinya adalah banyak
industry, perkantoran maupun kendaran dilengkapi dengan penggunaan transformator yang
bertujuan untuk mengetahui informasi dan dapat menambah pengetahuan.

System pesawat telepon yang paling sederhana memiliki komponen utama yaitu ISDN EXCHANGE,
ISDN PRA, ISDN BRA, ISDN PHONE, ISDN PBX dan ISDN DATA TERMINAL.
 Prinsip Kerja Transformator

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya
inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

 Karakteristik transformator

Kerja transformator yang berdasarkan induksi-elektromagnetik, menghendaki adanya gandengan


magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat
melakukan fluks bersama. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam
transformator, yaitu tipe inti dan tipe cangkang.

 Contoh alat penerapan dari Transformator

  TV

  Komputer

  Mesin foto copy

  Gardu listrik,dll.

 
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Komponen aktif merupakan komponen yang bekerja dengan memerlukan sumber arus eksternal
dalam beroperasi. Komponen aktif terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon, germanium,
selenium, dan metel oxydes. Sedangkan komponen pasif merupakan komponen elektronika yang
dapat bekerja tanpa memerlukan sumber arus eksternal

SARAN

Saya menyadari masih banyak kekurangan dari materi yang saya tampilkan disini, maka dari itu
sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Anda mungkin juga menyukai