Anda di halaman 1dari 88

MONITORING HAEMODINAMIK

Ainur Rusdi, S.Kep., Ns., M.Kep


CURRICULUM VITAE
Trainer

Ainur Rusdi, S.Kep., Ns., M.Kep


[

/
Nama : Ainur Rusdi, S.Kep., Ns., M.Kep
NIRA–PPNI : 357780055660
Tempat/tgl lahir : Lamongan, 3 Februari 1968
CURRICULUM VITAE

Tempat dinas : IRIR RSUD Dr Soetomo


Alamat : Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.6-8, Surabaya
Status : Menikah
No HP : 085230824652
Email : ainurrusdiicu68@gmail.com
Bidang Keahlian: Keperawatan Intensif
Riwayat Pendidikan :
 SPK – Sekolah Perawat Kesehatan (1985 - 1988)
 D3 Keperawatan Anestesi ( Sutomo, 1995 – 1998)
 Sarjana Keperawatan ( UNAIR, 2003 – 2006)
 Magister Keperawatan ( Unair )
 Riwayat Pekerjaan :
 Perawat ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya (1988 – Skr)
Riwayat Jabatan
Tahun Jabatan Insitusi
2009 – 2016 Kepala Ruangan ICU RSUD Dr. STM RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
CURRICULUM VITAE

2016 – Skr Kaper IRIR RSUD Dr. Soetomo, Surabaya


2021 – Skr Koordinator Perawat RIK-7 RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
2016 – Skr Ketua Mutu di Komite Keperawatan RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
2016 – Skr Koordinator Pelatihan ICU RSUD Dr. Soetomo, Surabaya

Riwayat Organisasi
Tahun Jabatan Organisasi
2012 - 2016
2016 – 2019
Pengurus HIPERCCI Jawa Timur
2012 - 2016
2016 – 2019
Pengurus DPK RSUD Dr Soetomo

1988 – Sekarang Anggota PPNI


Pengalaman Pelatihan :
Tahun Pelatihan Diselenggarakan
2010 TOT Intensive Care Singapore
CURRICULUM VITAE

2014 Clinical Instructor RSUD Dr. Soetomo


2016 Training Blood Gas Analisa Novaomedical
2019 TOT Keperawatan Gawat Darurat Jakarta
2019 TOT Pelatih Tenaga Kesehatan Dinkes
2019 TOT Critical Care Jakarta
2020 MOT Pengendali Pelatihan Dinkes Jatim

Pengalaman Sebagai Instruktur :


Tahun Pelatihan Provider
2017 - Sekarang BTCLS – PPGD HIPGABI Jawa Timur
1996 - Sekarang Intensive Care Unit Diklat RSUD dr. Soetomo Surabaya
2004 – 2016 General Emergency Train. Diklat RSUD dr. Soetomo Surabaya
2006 – 2016 Neonatus Life Support Diklat RSUD dr. Soetomo Surabaya
2015 - Sekarang BTCLS Diklat AGD 118 RSUD. Dr. Soetomo
2017 - Sekarang PPGD Diklat PPNI DPW
2015 – Sekarang Pelatihan ICU HIPERCCI JATIM
LATAR BELAKANG
Sebelum tahun 1800 menegakkan diagnosa dengan
cara menempelkan telingga kedada pasien
Tahun 1800, Leannec, mengembangkan dan
membuat stetoscope yang memakai mekanisme
tubular berguna mendengar suara lengsung dari
dada pasien ke pemeriksa
1896, Riva-Rocci, mengembangkan pemeriksaan
non-invasive sphygmomanomoter
1905, Korotkoff, mengembangkan tehnik auskultasi
untuk menghitung sistolik dan diastolik
Lambert & Wood, elektrik dan tranduser
Hukum Darcy ‘ s

• Hukum Darcy’s (aliran)


• Darah dapat mengalir dengan mudah
disebabkan karena :
• Perbedaan tekanan tekanan darah
• Tahanan pembuluh darah
• Diameter pembuluh darah
PENGERTIAN
Haemodinamik :
Pemeriksaan aspek fisik dari sirkulasi darah,
termasuk funsi jantung dan karakteritis fisiologis
vascullar perifer (Mosby 1998)

Pergerkan darah yang


dinamik dalam sistim
kardivaskular
PEMANTAUAN HAEMODINAMIK
• Suatu pengukuran terhadap sistim
kardiovaskular yang dapat dilakukan dengan
cara non invasive dan invasive (Barbara, 2008)
• Tujuan
• Memberikan informasi mengenai keadaan
pembuluh darah, jumlah darah dlam tubuh
dan kemampuan jantung dalam memompah
TUJUAN PEMANTAUAN

 Mengevaluasi fungsi dasar kardiovaskullar


 Memastikan adanya disfunsi kardiovaskular
 Petunjuk untuk tindakan khusus yang
berguna memperbaiki fungsi karviovaskular
 Mengevaluasi kegunaan tindakan
 Mendeteksi dini, mengidentifikasi,
dan dapat memberika terapi pada
kasus mengancam jiwa, seperti
gagal jantung dan tamponade jantung
TUJUAN PEMANTAUAN

Mendeteksi dini, mengidentifikasi, dan dapat


memberikan terapi pada kasus mengancam
jiwa, seperti gagal jantung & tamponade jantung
Mengevaluasi respon pasien dengan cepat
terhadap pemberian obat obatan dan dukungan
mekanik
Mengevaluasi keefektifan dari fungsi
kardivaskuklar
INDIKASI PEMANTAUAN HAEMODINAMIK

Penurun fungsi jantung


AMI, CHF, cardiomyphaty
Pada semua pasien jenis shock
shock kardiogenik, shock neorogenik, shock
sepsis, anapilaktik shock, hypovolumi shock
Penurun urine output yg disebabkan
dehidrasi, perdaraha gostro intestinal
Pembedahan
PRINSIP PEMANTAUAN HAEMODINAMIK

PRELOAD
PRESSURE
RESISTANCE
FLOW
AFTELOAD
CONTAKTILITAS CO
HEART RATE
PRINSIP PEMANTAUAN HAEMODINAMIK

PRELOAD

Regangan serabut otot jantung sebelum sistole


(volume dalam ruang jantung sebelum akhir
diastole)
Ditentukan oleh LVEDV / LVEDP
Hukum starling’s (makin renggang otot-otot
jantung sampai batas tertentu, makin kuat
kontraktily
PRINSIP PEMANTAUAN HAEMODINAMIK

AFTELOAD
Tekanan atau tahanan, yang harus dilawan oleh
ventrikel waktu ejection
Ditentukan oleh katup Aorta, tekanan atrial
sistemik dan viskositas darah
SVR Left Ventrikel Afteload
PVR Righ Ventrikel Afteload
PRINSIP PEMANTAUAN HAEMODINAMIK

CONTRACTILITY

Kekuatan kontraksi Ventrikel


Bagaimana jantung memompa dengan baik
No direct meassure
VARIABEL HAEMODINAMIK

POMPA

SISTEMIK SISTEMIK
SVRI
SIRKULASI TAHANAN PULMONAR
PVRI
PULMONAR
keluar
MAP / MPAP
TEKANAN
kedalam
PAOP / CVP
CO

SV HR

PRELOAD CONTRAKTILITY AFTERLOAD

VENTRIKULAR
DIASTOLE FIBER CONTRAKTILITY PRESSURE
FILLING STRETCH FORCE VENTRIKULAR SIZE
WALL THICHNESS
Faktor yg mempengaruhi Tekanan Darah

Usia
Emosi
Aktifitas
Voleme darah
Cardiac Output
Kekentalan darah
Elastisitas Areri
Tahanan Pembuluh
darah Ferifer
JENIS PEMANTAUAN

INVASIVE NON INVASIVE

CVP PHYSICAL ASSESMENT


PAP Inspection
Auscultation
IAP Palpation
LAP Percussion
Cardiodinamik
MONITORING
NON INVASIVE
JENIS MONITORING NON INVASIVE

Respirasi

Blood
Pressure Oximetri Mengukur Suhu
PARAMETER MONITORING HAEMODINAMIK

Heart Rate
Temperatur
Blood Pressure
Respiration Rate
Mean Arterial Pressure
Peripheral Oxigen
Saturation
MONITORING NON INVASIVE

MANUAL AUTOMATIS

Stetoscope menangkap vibrasi pembuluh darah


yang dihasilkan dari adanya turbulensi aliran
darah yang melewati arteri yang tertekan oleh
manshet
Bunyi Korokoff
Alat: shygmomanometer & stetoscope
Perbedaan non invasive dengan invasive 20
mmHg lebih tinggi dari invasive
MONITORING NON INVASIVE

PENGUKURAN
TEKANAN DARAH
NON INFASIF
TEKANAN DARAH

Definis
Kekuatan tekanan darah yang menekanan
pembuluh darah secara vertikal dapa saat darah
dipompahkan dari jantung keseluruh anggota tubuh

Tekanan ditentukan kekuatan dan jumlah darah


yang dipompahakan jantung dan fleksibilitas
dan ukuran dari nadi
TEKANAN DARAH

SBP (Systole Blood Pressure)


Tekanan tertinggi setiap peredaran darah
Systole ( N : 100 – 130 mmHg )
DBP (Diastole Blood Pressure)
Tekanan terendah setiap peredaran
darah
Diastole ( N : 60 - 90 mmHg )
MAP (Mean Atrial Pressure)
Nilai rata-rata tekanan darah
MAP = SP + ( DP x 2 ) : 3
( N : 70 - 110 mmHg )
TEKANAN DARAH

Periode systolik 1/3 siklus jantung


Periode diastolik 2/3 siklus jantung
Perbedaan antara systole dengan diastole
dinamakan “pulse Pressure (PP)”
SP – DP = PP ( N : 40 – 65 mmHg )
PP dekat disebabkan karena: Aortic sclerotic,
hypovolumia, Congestive Heart Faillure
PP menjauh disebabkan karena: Aortic
Regugitasi dan hypertensi Sistemik
TEKANAN DARAH TIDAK LANGSUNG
NON INVASIVE Arteri Brachialis:
paling umum digunakan
- Dekat jantung
- Pengukuran
Konvensional
Tempat lain: A. Radialis
Pengukuran darah secara tidak
langsung yg paling umum
digunakan dengan “Metode
Auscultasi”
SPHYGMOMANOMETRY
PEMILIHAN MANSET YSNG TEPAT

 Ukuran manset Kecil: Overestimasi tekanan darah


 Pemilihan manset dengan mengukur lingkar
lengan pada titik tengah lengan atas (pertengahan
antara acromion dan alecranon
 Lebar manset 40% dari lingkar lengan atas
(12 – 14 cm) dewasa
 Letak manset 2 cm dari fosacubiti
 Pemasangan jangan terlalu ketat dan terlalu
kendor
PEMILIHAN MANSET YSNG TEPAT

Ukuran :
40% x 32 = 12,8
N : 12 – 14 cm
22 – 26: manset 12 x 22 Small
27 – 34: manset 16 x 30 Adult
35 – 44: manset 16 x 36 Large
45 – 52: manset 16 x 42 Thigh
POSISI SAAT PENGUKURAN

 Posisi menentukan keakuratan hasil pengukuran


 Punggung dan bawah pasien sebaiknya ditopang,
dengan tungkai bawah tidak boleh ditopang dan
kaki betada ditempat yang datar dan keras
 Pada lengan yang akan diukur, diupayakan baju
longgar dan bisa dikeataskan, sehingga tidak
mengganggu manset tensimeter
 Lengan sebaiknya sejajar
dengan jantung
 Manometer sebaiknya
disejajarkan dgn mata
pemeriksa
PERSIAPAN PENGUKURAN

 Tidak boleh ada fistula Arteriovenosa untuk Dialisis,


jaringan parut karena pemotongan Arteri Brachialis
sebelumnya atau tanda lymfedema (terlihat setelah
diseksi nodus aksilalir / terapi radiasi)
 Palpasi arteri Brachialis untuk memastiakan denyut
nadi masi aktif
 Posisi arteri brachialis setinggi jantung sejajar ICS 4
 Jika posisi duduk,
posisikan lengan diatas
meja, sedikit diatas
pinggang
PERSIAPAN PENGUKURAN

 Tempatkan manset ditengah arteri Brachialis


 Bagian tepi manset sekitar 2,5 cm diataslipatan
antecubity
 Lingkarkan manset dengan tepat
 Posisikan lengan pasien sehingga sedikit fleksi pada
area siku
 Letakkan stetoscope pada arteri brachialis, pastikan
telah mengunci bagian
ujung pengeluaran
udara dengan memutar
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

 Tempatkan manset ditengah arteri Brachialis


 Bagian tepi manset sekitar 2,5 cm diataslipatan
antecubity
 Lingkarkan manset dengan tepat
 Posisikan lengan pasien sehingga sedikit fleksi pada
area siku
 Letakkan stetoscope pada arteri brachialis, pastikan
telah mengunci bagian
ujung pengeluaran
udara dengan memutar
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

 Untuk menentukan berapa tinggi kenaikan tekanan


manset, pertama tenteukan tekanan systolik dgn palpasi
 Ketika merasakan tekanan arteri radialis dengan satu
jari tangan segera pompa manset sampai denyut nadi
radialis menghilang
 Baca nilai tekanan pada monometer dan tambahkan 30
mmHg dari nilai yang ditetapkan
 Hal ini juga untuk menghindari kesalahan yang
disebabkan oleh gap auscultasi:
suatu interval diam antara
tekanan systole dan diastole
 Kempeskan manset perlahan,
suara turbulensi aliran darah
arteri brachialis ”KOROTKOFF”
SUARA KOROTKOFF

 Ada 5 fasse
 Fasse 1: suara keras, menghentak dan berulang,
bersamaan dengan terabanya nadi, munculnya
tekanan sistolik
 Fasse 2: suara murmur
 Fasse 3 – 4: perubahan mulai terjadi dimana suara
nadi mulai melemah (tekanan
10 mmHg diatas tekanan
Diastolik yang sebenarnya)
 Fasse 5: suara mulai menghilang
menunjukkan tekanan Diastolik
OKSIGEN SATURATION

 Saturasi Oksigen adalah suatu indikator dari


presentasi haemoglobin yang tersaturasi dengan
oksigen pada saat pengukuran

 Saturasi Oksigen adalah perbandingan haemoglobin


yang tersaturasi terhadap haemoglobin dalam darah
PROSEDUR PEMASANGN PROBE

Priksa kerusakan probe sebelum dipasang


Pilih tempat yang hangat & perfusi baik
Hindari pemasangan daerah yang odema
Hindari tangan yang terpasang manset tensi
KEAKURATAN NILAI SPO2

FiO2
Nilai Haemoglobin
Kondisi Cahaya lingkungan
Suhu tempat sensor diletakkan
Kemampuan oksigenasi pasien
Aliran darah ke pembuluh vaskular
Vintalasi-perfusi mismatch
Aliran darah balik tempat pemasangan probe
DENYUT JANTUNG (HR)

Cara mengukur: manual dan outomatis


Dengan memasang EKG lead
Komponen penting dalam curah jantung

CO = SV x HR
Pasien tidak stabil:
Evaluasi auscultasi suara jantung
Hati2 PEA – EMD - Asistole
EKG

Aritmia
Analisa EKG tiap 8 jam jika ada perubahan
Yang harus diperhatikan penempatan lead
Gambaran P, QRS dan T harus jelas
Haemodinamik dan keluhan pasien terhadap
perubahan irama jantung
Hati-hari pada pasien dengan alat pice maker
Kenali secara dini aritmia mengancam jiawa
TEMPERATUR

METODE
PENGUKURAN

KONTINU
INTERMITEN
Probre & Monitor
Digital & Air raksa
TEMPERATUR

EAR
CORE ORAL
TEMP
RECTAL

AKSILA
SKIN ABDOMEN
TEMP
FOREHEAD

PERIFERAL
TOE UJUNG
TEMP EKTRIMITAS
MONITORING
HAEMODINAMIK
INVASIVE
MONITORING SECARA INVASIVE

Dilakukan pemasangan cateter kedalam


pembuluh darah atau rongga tubuh
Guna: mengukur tekanan dan mengetahui
gelombang tekanan didalam ruang-ruang
jantung, sarana pengambilan darah,
pemberian obat-obatan atau cairan dan
pemasangan pacu jantung intra cardiak
TUJUAN MONITORING INVASIVE

Mengevaluasi fungsi dasar kardiovaskular


Menentukan adanya disfunsi sistim
kardiovaskular dan derajatnya
Mengarahkan pada intervensi khusus
Evaluasi efektifitas intervensi
Central Venous Pressure
CVP
MONITORING
PENGERTIAN

Central Venous Pressure (CVP) merupakan


tekanan pada vena besar thorax yang
menggambarkan aliran darah ke jantung
(Oblauk, Gloria Darovic, 2002)
CVP merefleksikan tekanan darah diatrium
kanan dan vena cava
(Carolyn, M.Hudak et.al,1998)
Pada umumnya jika venous
return turun CVP turun dan
jikan venous return naik
CVP naik.
INDIKASI PEMASANGAN CVP

Pemantaun Haemodinamik (CVP)


Memberikan cairan intra vena: Volume besar
Dan akses vena tidak adekuat
Pemberian obat vasoaktif
Pemberian nutrisi parenteral
Intervensi terapiutik: HD.TPM
Pemgabilan sample darah
LOKASI
LOKASIPEMASANGAN
PEMASANGAN CVP
CVP

Vena Subclavia
Vena jugularis ekterna
Vena jugularis interna
Vena femoralis
GELOMBANG CVP

Ada 3 gelombang positi (Gel. a, c, dan v)


Gel. a : meningkatnya tekanan atrium saat
kontraksi atrium dikorelasikan gel. P dapa EKG
Gel. C: penonjolan katup anrioventrikular keatrium
pada awal kontraksi ventrikel isovolumetrik- QRS
Siklus tek. atrium ada 2 gel. Negatip (x dan y)
Berbeda dengan siklus gambaran EKG
Gel. x descent: gerakan kebawah ventrikel sistolik
terjadi sebelum timbul gelombang T pada EkG
gelombang v: timbul akibat pengisian atrium selama
ejeksi ventrikel (selama fase ini katub AV tetap
tertutup) digambar akkhir gelombang T - EKG
LOKASI PEMASANGAN CVP
PERSIAPAN ALAT PENGUKURAN CVP

Flush Solution
Infusor Bag
I.V. Adminitration set
Extension Tubing with stopcock
Tranducer disposible/flufh device
Tranducer Interface Cable and Monitor
Catheter VCV, atrial Cathteter
CATHETER CVP
TEHNIK PENGUKURAN CVP

1. MANOMETER
2. TRANDUCER
PENGUKURAN CVP DGN MANOMETER

Posisikan pasien terletang


Titik nol ICS 4 midaxila line
Buka penghubung infus set dengan NaCl 0,9%
Buka Threeway stopcock, keluarkan udara
Tutup penghubung infus set ke arah jantung
Mengisi cairan ke manometer 25 cmH2O
Buka threeway stopcock manometer dgn jantung
Tunggu endurasi turun
Baca hasil CVP pada manometer
PENGUKURAN CVP DGN TRANDUCER

Masukkan heparin 500 unit kecairan infus


Pasang cairan ke bag pressure, keluarkan udara
Henghubung infus set dengan tranduser
Pasang treeway stopcock alat flas
Hubungkan treeway stopcock dengan manometer
Pompa bag pressure 300 mmHg
Hubungkan tranducer dengan monitor
Hubungkan manometer dengan cateter
Lakukan kalibrasi
ZEROING SISTEM

Memindahkan efek tekanan atmospere


dari sistem, yaitu dengan cara menutup
arah stpcock pada pasien, dan terbuka
posisi pada tranduser, sehingga
berhubungan dengan tekanan admosfere
(Darovic, 2002)
ZEROING SISTEM

Tutup treeway kearah pasien


Byka kearah uadara admospere
Tekan tombol kalibarasi sampai angkah nol
Buka treeway kearah pasien dan tutup arah udara
Pastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca
KEUNTUNGAN & KERUGIAN

KEUNTUNGAN KERUGIAN
Akurat meningkatkan
Dapat dibaca terus resiko infeksi

Memperoleh nilai Memperlukan keahlian


yang tidak didapatkan khusus
dari monitor non invasive

Dapat digunakan Dapat meberikan


terapi yg optimal informasi yang salah

Dapat digunakan ambil Kurang efektif waktu


sample darah
KOMPLIKASI PEMASANGAN CVP

DISRITMIA
PNEOMOTHORAX
PERDARAHAN
EMBOLIH UDARA
INFEKSI
MANAGEMEN PERAWATAN CVP

Cegah komplikasi
Pastikan areah CVP terlihat jelas
Semua sambungan aman dan kuat
CVP tertutup dengan dressing care
Pastikan pressure bag adekuat
Gunakan cairan NaCl 0,9%
Pastikan tekanan pressure bag 300 mmHg
Gunakan manometer set yang lengkap
Observasi dan buang jika ada udara
DOKUMENTASI CVP

Tanggal dan jam pemasangan


Lokasi pemasangan CVP
Hasil pengukuran CVP
Dokumentasi pemantauan
haemodinamik sebelum
dan sesuda pemasangan
ARTERI BLOOB PRESSURE

Pengukuran tekanan darah invasive


Lokasi arteri Radialis
Hasil lebih akurat dan valid
Tekanan drag dapat dimonitoring terus
menerus dan setiap saat
Dapat digunakan ambil BGA
Bentuk gelombang Arteri line

2
3

1. Gelombang puncak sistolik


2. Takik dikrotik : katup Aorta menutup
3. Gelombang Diastolik
Pumonary Capiraliary Wedge Pressure

♥ Memberikan informasi keadaan pembuluh darah


pulmonal dan ventrikel kiri
♥ TAP tergantung aliran darah ke paru dan kondisi
jaringan paru
♥ Tekanan arteri pulmonalis terdiri dari sistole,
diastole dan nilai rata-rata.
♥ Sistole pulmonalis = sistole ventrikel kanan
♥ Diastole = tekanan kapiler arteri pulmonalis
♥ Diukur dengan kateter Swans Gannz.
Bentuk gelombang PCWP
Bentuk gelomban PCWP
ALAT SWAN GANZ
ALAT SWAN GANZ
Tekanan Atrium Kiri
Pengukuran secara langsung dengan memasukan
cateter ke atrium kanan.
Biasanya dilakukan pada operasi jantung
Dengan menggunakan cateter Swans Gannz
Nilai normal = atrium kanan = tekanan kapiler
arteri pulmonalis ( 0 – 8 mmHg )

Tekanan Ventrikel kanan


Pada saat pamasangan cateter arteri pulmonalis
bagian distal cateter ini dapat mengukur takanan
ventrikel kanan.
Tekanan ini manggambarkan keadaan ventrikel kana
ALAT SWAN GANZ
CARDIAC OUTPUT

♥ Jumlah darah yg dipompakan ventrikel kiri dalam


satu menit ( normal : 4 – 8 l/m )
♥ Terdapat 2 metode untuk mengukur
♥ Metode Ficks & metode Termodilusi
♥ Fick metod : menghitung CJ dengan cara
membagi jumlah O2 yg diabsorbsi paru dengan
jumlah O2 yg digunakan tubuh.
♥ Termodilusi : menghitung Cj dgn menggunakan
termoregulasi memakai cateter arteri pulmonalis &
mesin curah jantung
DISKUSI

DON’T TREAT THE MONITOR BUT


TREAT THE PATIENT

Anda mungkin juga menyukai