(PKL)
Digunakan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Jenjang Vokasi Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Kupang
Oleh
REYNHARD A. BOWAKH
NIM : 1723715319
2021
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(PKL)
Oleh
REYNHARD A. BOWAKH
NIM : 1723715319
Disetujui
Kupang,
Mengetahui
Ketua Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Kupang
Sutirto, ST,. MT
NIP : 19600423 198903 1 001
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN TEMEF (PAKET 1)
KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
PROVINSI NUSA TENGARA TIMUR
NIM : 1723715319
Telah menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan dari tanggal 19 September 2021 s/d
14 November 2021. Setelah diperiksa, maka laporan ini dapat diterima dan disetujui sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Mengetahui,
Balai Wilayah Sungai Nusa
Mengetahui Teenggara II
Konsultan Supervise Satuan Kerja NVT Pembangunan
Bendungan Temef Bendungan
PPK Kegiatan Bendungan I
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dimana yang telah
melimpahkan hidayahnya dan memberi penulis kesempatan untuk menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapangan yang telah penulis buat ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan didalam menyelesaikan PKL
( Praktek Kerja Lapangan) bagi para Mahasiswa Teknik Sipil, khususnya dari Prodi Teknik
Perancangan Dan Penanganan Pantai Politeknik Negeri Kupang.
Kelancaran kegiatan PKL ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah membantu :
1. Bapak Frans Mangngi, ST., M.Eng Selaku Direktur Politeknik Negeri Kupang
2. Bapak Sutirto, ST, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
3. Bapak Yunus Fallo, SST.,MT, Selaku Ketua Program Studi D4/TPIPP.
4. Bapak Yacob Victor Hayer, SST.,M. Eng. selaku dosen pembimbing yang sudah
memberikan arahan dan motivasi dalam pembuatan laporan ini.
5. Bapak Fajar Hariaji, ST., M. Eng, ST. MT Selaku Satuan Kerja NVT Pembangunan
Bendungan PPK Kegiatan Bendungan I
6. Bapak Rudy Sihombing, ST selaku pembimbing Dan Penilai di lokasi proyek yang telah
memberikan banyak nasihat, bantuan, arahan dan ilmu yang sangat membantu dalam
PKL ini.
7. Bapak Ir. Sudady, Dipl, HE selaku Tim Leader
8. Orang tua dan teman-teman PKL yang senantiasa mendukung penulis baik secara moril
maupun material.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan segala
kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan dari laporan kerja praktek ini. Akhir kata penulis
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................
KATA PEGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
2.1 Bendungan.............................................................................................................................
2.1.1. Fungsi Dan Manfaat Bendungan..................................................................................
2.1.2. Tipe Bendungan............................................................................................................
2.2 Pengertian Cofferdam............................................................................................................
2.3 Pengertian Timbunan.............................................................................................................
2.3.1 Umum..........................................................................................................................
2.3.2 Urutan penimbunan......................................................................................................
2.4 Material Timbunan Cofferdam..............................................................................................
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................
4.2 Saran......................................................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................................
Lampiran.......................................................................................................................................
Dokumentasi.................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pelaksanaan pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia ditandai dengan
pembangunan infrastruktur pada beberapa daerah di wilayah Indonesia salah satunya
pada wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, keadaan iklim yang tergolong daerah tropis
kering dengan curah hujan rata-rata yang sangat rendah membuat pemerintah melakukan
pembangunan infrastruktur di sektor irigasi berupa bendungan guna untuk mendukung
ketersediaan air selama musim kemarau. Pemerintah memiliki agenda pembangunan 7
bendungan di wilayah provinsi nusa tenggara timur dan dari ketujuh bendungan tersebut 2
diantaranya telah selesai yaitu Raknamo dan Rotiklot, sedangkan 3 bendungan dalam tahap
konstruksi yaitu Temef, Napun Gete, dan Manikin, dan 2 bendungan lainnya masih
dalam tahap perencanaan dan persiapan.
Proyek pembanguanan bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan
merupakan satu dari tujuh bendungan yang direncanakan akan dibangun pemerintah di
Provinsi NTT melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pembangunan
ini merupakan salah satu usaha pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan air bagi lahan
pertanian dan air baku serta pengendalian daya rusak air akibat banjir, dimana dengan
terbangunnya Bendungan Temef ini diharapkan kedepan akan mampu melayani
pemenuhan kebutuhan air untuk areal irigasi baru seluas 4.500 Ha, penyediaan air baku
untuk ibukota Kabupaten TTS dan sekitarnya dengan kapasitas 131 liter/detik, Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kapasitas 2 MW serta pengendalian banjir
daerah hilir di Kabupaten Malaka.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk melaporkan kegiatan apa saja yang dilaksanakan pada lokasi praktek.
2. Untuk mendiskripsikan secara terperinci item-item kegiatan yang dilaksanakan
pada lokasi praktek.
1.3.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Kerja praktek ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Perancangan Irigasi dan
Penanganan Pantai Jurusan Teknik Sipil. Adapun selama pelaksanaannya, ada
beberapa tujuan yang hendak dicapai dari kerja praktek ini, yaitu:
1. Mahasiswa dapat memperoleh informasi dan wawasan baru dalam melakukan
pengamatan langsung pekerjaan konstruksi di lapangan.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi pekerjaan di lapangan secara nyata dan
langsung serta juga lebih memahami keadaan yang sesungguhnya.
4. Mahasiswa mampu mempelajari permasalahan yang mungkin terjadi selama di
proyek dan dapat mencari solusinya.
5. Mahasiswa mampu mempelajari metode pelaksanaan suatu proyek dengan
mempelajari pengalaman dan pelaksanaan yang ada di lapangan yang kemudian
dapat digunakan sebagai bekal untuk bekerja setelah menempuh pendidikan.
LANDASAN TEORI
2.1 Bendungan
Bendungan adalah suatu bangunan air yang dibangun khusus untuk membendung
(menahan) aliran air yang berfungsi untuk memindahkan aliran air atau menampung
sementara dalam jumlah tertentu kapasitas/volume air dengan menggunakan struktur
timbunan tanah homogen (Earthfill Dam), timbunan batu dengan lapisan kedap air
(Rockfill Dam), konstruksi beton (Concrete Dam) atau berbagai tipe konstruksi lainnya.
Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit
Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk
membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Kementerian
Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai: “bangunan yang berupa
tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan
menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur.
Umum
Timbunan bendungan harus dilaksanakan sesuai dengan garis, angka dan dimensi
seperti ditunjukan pada gambar dan pembagian garis antara zona – zona timbunan biasa
bervariasi pada setiap saat sebelum dan atau selama pelaksanaan. Semak, akar-akar, rumput
dan material lain yang tidak sesuai untuk timbunan harus dibuang dalam hampar timbunan.
Material timbunan dapat diperoleh dari tempat pengambilan tanah (borrow area) dan
pengambilan batu (quarry).
Pemadatan tiap lapis material timbunan harus dimulai dengan cara yang sistematis,
berurutan dan berkesinambungan, untuk menjamin tiap bagian lapisan mendapat kepadatan
yang telah ditentukan. Pemadatan harus dilakukan dengan lintasan alat pemadatan sejajar
dengan as bendungan, kecuali dalam hal lintas tersebut tidak dapat dilakukan seperti pada
daerah perputaran, pada daerah yang berdekatan dengan sandaran (abutment) atau pada
daerah lain. Permukaan material timbunan yang diakibatkan oleh bekas roda dan akibat
pemadatan yang tidak merata, harus diratakan kembali sebelum lapisan yang berikutnya
dihampar. Pengujian-pengujian pemadatan harus dilakukan dengan simulasi keadaan yang
sebenarnya dengan menggunakan semua peralatan dan metode yang diusulkan untuk
penghamparan dan pemadatan material timbunan.
Ukuran material untuk zona rip-rap adalah beton pelat pracetak K-225
gambar desain dengan dimensi 100 cm x 100 cm x 30 cm untuk rip-rap
di bagian hulu dan di bagian hilir. Material untuk Zona 5 sebagai
pelindung bendungan, yaitu rip-rap yang merupakan Blok Beton (Beton
Precast), yang harus dibuat dengan cetakan atau (begesting) dari pelat
baja/besi yang bias dipergunakan berulang-ulang yang menghasilkan
pelat beton dengan presisi yang baik sehingga mudah dipasang. Semua
material beton yang digunakan untuk membuat Blok Beton (Zona 5)
tersebut, serta Kualitas Betonnya, termasuk Penuangan dan Perawatan
Beton (Concrete Curing) ke dalam cetakan harus memenuhi persyaratan.
Beton yang digunakan adalah beton K – 225, dengan kuat tekan
karakteristik, f’c = 22.5 Mpa.
BAB III
TINJAUAN PELAKSANAAN
Organisasi proyek dapat diartikan sebagai suatu bentuk kerja sama yang
baik dan bertanggung jawab antara semua unsur yang terkait agar dapat mencapai
suatu keberhasilan semua jenis pekerjaan yang dihasilkan, ketetapan, dan
kelancaran pekerjaan. Struktur organisasi dalam proyek dibentuk agar
pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya tumpang tindih
antara wewenang dan kewajiban, karena hal tersebut setiap unit kerja, yaitu
pemilik proyek konsultan dan kontraktor perlu mengatur sistem organisasi
masing-masing dengan ketentuan yang di hadapi.
Administrasi proyek merupakan keseluruhan proses kerja antara dua orang
atau lebih dan bersifat non teknis yang mencakup masalah umum dan keuangan,
baik tentang peraturan dan ketentuan, hubungan kerja, prosedur dan lain
sebagainya yang menunjang kegiatan teknis lapangan. Dalam realita praktek
konstruksi sehari-hari, aspek administrasi dan kontrak merupakan hal yang
penting yang tidak boleh diabaikan oleh pihak penyelenggara konstruksi, baik dari
pihak owner, konsultan, kontraktor dan supplier. Sering kali kontrak dan
administrasi oleh beberapa pihak sering dianggap tidak terlalu penting untuk
diperhatikan, bahkan tidak dibuat jika skala proyeknya tidak terlalu besar.
Pembuatan dan penyusunan administrasi kontrak dalam industri konstruksi
berlaku penting untuk semua skala dan jenis proyek yang hendak dilaksanakan
mengingat resiko dan dampak yang dapat ditimbulkan jika terjadi klaim yang
tentunya dapat merugikan pihak-pihak penyelenggara konstruksi.
Dalam pelaksanaan suatu proyek pekerjaan terdapat unsur-unsur pengelola
proyek yang berperan penting dalam keberhasilan suatu proyek pekerjaan. Unsur-
unsur pengelola proyek tersebut termasuk dalam suatu organisasi proyek yang
sangat diperlukan sebagai bagian dari manajemen dari proyek yang sesuai dan
saling berhubungan dan tentunya harus selalu berjalan pada
peraturan•peratuaran/tata tertib yang telah ditentukan. Dengan adanya manajemen
proyek ini dapat diharapkan bahwa pelaksanaan suatu proyek dapat berjalan
lancar dari tahap perencanaan, perancangan, pembangunan fisik sampai dengan
tahap pemeliharaan dan mencapai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan.
Temef
1) Pemilik Proyek
Pemilik proyek disebut juga sebagai pemberi tugas, Owner atau Bouwheer
adalah suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta
yang memiliki, memberikan pekerjaan, serta membiayai suatu proyek dalam
proses pembangunan suatu bangunan. Adapun tugas, wewenang dan tanggung
jawab sebagai Pemilik Proyek antara lain adalah :
a. Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan Perencanaan dan Pelaksanaan,
dalam hal ini mengangkat Kontraktor Pelaksana, Pengawas Proyek yang telah
terpilih melalui Sistem Lelang.
b. Mengesahkan keputusan yang menyangkut Biaya, Mutu dan Waktu Pelaksanaan.
c. Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara bawahannya
dengan pihak pemborong.
d. Menyediakan dan mengusahakan pendanaan bagi kontraktor pelaksana.
e. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
memperhatikan pertimbangan yang diberikan oleh konsultannya.
1) Kontraktor
Kontraktor pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam
bidang pelaksanaan pemborongan. Berupa perorangan maupun badan hukum
baik pemerintah maupun swasta. Yang telah ditetapkan dari pemilik proyek
serta telah menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor pelaksana
ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja (bestek), Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) yang telah disusun sebelumnya. Adapun kegiatan dari
Kontraktor Pelaksana yaitu :
a. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam Kontrak Kerja, baik dari segi
Scheduling pelaksanaan maupun masa pemeliharaan.
b. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan oleh Direksi.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membuat dan menyerahkan
gambar kerja (Shop Drawing) serta Metode Kerja.
d. Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang diperlukan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah ditentukan dengan
memperhatikan ;
Biaya Pelaksanaan,
Waktu Pelaksanaan
Kualitas Pekerjaan
Kuantitas Pekerjaan
Keamanan Kerja.
e. Membuat Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan yang diserahkan kepada Direksi.
f. Bertangung jawab atas Kualitas dan Mutu Pekerjaan.
g. Membayar ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaaan yang telah selesai
dari pemberi tugas dengan kesepakatan yang tercantum dari kontrak kerja.
2) Konsultan Supervisi
Merupakan tugas pokok dan tanggung jawab Konsultan Supervisi/Pengawas
dalam pelaksanaan pekerjaan Supervisi antara lain :
a. Konsultan Supervisi bertanggung-jawab penuh terhadap hasil pekerjaan desain serta
Review Desain yang mungkin dilaksanakan pada saat pelaksanaannya.
b. Konsultan Supervisi bertanggung-jawab terhadap seluruh hasil pekerjaan konstruksi
yang diawasi pada saat pelaksanaan konstruksi.
c. Konsultan Supervisi bertanggung-jawab terhadap seluruh hasil pekerjaan setelah
pelaksanaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Konsultan Supervisi bertanggung-jawab terhadap Progress Pekerjaan sebagai dasar
Sertifikat Pembayaran kepada Kontraktor.
e. Konsultan Supervisi juga bertanggung-jawab terhadap hal-hal sebagai berikut :
Pengawasan dan pengendalian kualitas dan progres pelaksanaan pekerjaan,
tenaga kerja, biaya dan keamanan pelaksanaan pekerjaan termasuk pengawasan
untuk Pengujian Lapangan dan Laboratorium.
Memeriksa, menganalisa dan memberikan persetujuan atas usulan Kontraktor
meliputi antara lain : Program, Metode Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan,
usulan bahan/material yang akan digunakan, gambar- gambar desain yang
dibuat oleh Kontraktor.
Mengkaji dan menyetujui gambar-gambar pelaksanaan semua bangunan dan
fasilitas-fasilitasnya, gambar-gambar kerja, gambar-gambar fabrikasi, program
dan jadwal pelaksanaan dan lain-lain yang dibuat oleh Kontraktor.
Melakukan inspeksi, pengujian dan pengawasan pada pengujian di
bengkel/pabrik dari Kontraktor sebelum dibawa ke lokasi pekerjaan serta
menerbitkan sertifikat pengujian kepada pengguna jasa.
Bersama pengguna jasa atau pejabat yang ditunjuk, meneliti dan menyetujui
gambar kerja, gambar pabrikan, program dan jadwal pelaksanaan yang
disampaikan oleh Kontraktor.
Melakukan inspeksi/pengawasan pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan.
Mencatat aktifitas pelaksanaan dan progres pekerjaan untuk penyiapan laporan
penyelesaian pekerjaan.
Meneliti volume dan progress pekerjaan sebagai bahan dan sertifikat
pembayaran kepada Kontraktor.
Melakukan inspeksi dan pengujian akhir pada saat pekerjaan selesai.
Membuat laporan penyelesaian pekerjaan untuk seluruh pekerjaan bangunan
termasuk gambar purna bangun (As Built Drawing) seluruh bangunan dan
fasilitas pelengkapnya.
Membantu pengguna jasa dalam pelaksanaan administrasi kontrak.
Melakukan tambahan survai dan investigasi apabila diperlukan.
Membantu pengguna jasa dalam penyelesaian terjadinya klaim dan perselisihan
yang mungkin terjadi antara Pengguna Jasa dan Kontraktor.
Mengevaluasi hasil pekerjan dalam kelayakan fungsi sebagian atau keseluruhan
pekerjaan konstruksi/fisik yang telah dilaksanakan.
Memberikan tuntunan petugas pengguna jasa untuk pengoperasian dan
pelaporan peralatan tertentu yang terkait dengan Pengoperasian Waduk.
Memfasilitasi dan menyiapkan laporan guna memperoleh Sertifikat Pengisian
(Impounding) Waduk.
Konsultan Supervisi dalam hal ini adalah PT. Caturbina Guna Persana (KSO)
– PT. Jasapatria Gunatama, PT. Arga Pasca Rencana, memiliki Struktur
Organisasi yang terdiri atas beberapa ahli-ahli dibidangnya masing-masing dan
juga mempunyai jabatan dan tugasnya masing- masing. Struktur Organisasi PT.
Caturbina Guna Persana (KSO) - PT. Jasapatria Gunatama - PT. Arga Pasca
Rencana dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3.6 Struktur Organisasi Konsultan Supervisi
Konsultan Supervisi segera menyiapkan pola sistem operasi dan pemeliharaan fasilitas
proyek, mengumpulkan pedoman operasi dan pemeliharaan yang disiapkan oleh
Kontraktor dan menyiapkan pedoman operasi dan pemeliharaan gabungan untuk semua
fasilitas proyek. Konsultan Supervisi juga harus menghitung biaya O&P Bulanan dan
Tahunan dan secara berkala.
G. Transfer of Knowledge
Pemilik proyek
Konsultan
Kontraktor Kontraktor
Pelaksana Paket-1 Supervisi
Pelaksana Paket-2
Keterangan:
: Garis Konsultasi / Koordinasi
: Garis Komando
Gambar 3.7 Hubungan Kerjasama Antar Unsur Pelaksana Proyek
Hubungan kerja antara unsur-unsur yang berperan dalam pelaksanaan proyek ini adalah
sebagai berikut:
a. Hubungan kerja antara pemilik Proyek dan Konsultan Supervisi
1) Pemilik proyek terhadap konsultan pengawas
Memberikan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan terhadap
proyek yang dimaksud.
Menyediakan biaya jasa terhadap pengawasan tersebut.
2) Konsultan Supervisi terhadap pemilik proyek
Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemilik proyek sesuai dengan ketentuan
serta mempertanggungjawabkan hasil pengawasan terhadap pemilik proyek.
Mengurangi adanya penyimpangan yang mungkin terjadi atas segala pekerjaan
tersebut.
b. Hubungan kerja antara pemilik Proyek terhadap Kontraktor
1) Pemilik proyek terhadap kontraktor
Membayar jasa kontraktor sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Menerima pekerjaan yang sudah diselesaikan oleh kontraktor.
2) Kontraktor terhadap Pemilik Proyek
Melaksanakan pekerjaan fisik sesuai ketentuan atau rencana kerja.
Menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek setelah pekerjaan tersebut
dilaksanakan.
c. Hubungan kerja antara Kontraktor dan Konsultan Supervisi
1) Kontraktor terhadap Konsultan Supervisi
Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai rencana kerja dan syarat-syarat yang
diberikan.
Kontraktor harus mematuhi teguran dan saran dari konsultan supervisi di lapangan.
2) Konsultan Supervisi terhadap Kontraktor
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kontraktor agar pekerjaan sesuai
dengan apa yang tercantum dalam dokumen kontrak.
3.4 Tinjauan Khusus (Zona 3 dan 4) di Areal Cofferdam
3.4.1. Prosedur Pelaksanaan Timbunan
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan timbunan random urungan batu hasil dari
galian quarry. Cofferdam ini dibangun disebelah hulu dan lihir dari bendungan
dengan cara menimbun material yang telah ditentukan. Pekerjaan timbunan
cofferdam di kerjakan mulai dari hulu dan diakhiri pada pekerjaan timbunan
bagian hilir. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan metode sebagai berikut.
a. Mempersiapkan pondasi dari urungan batu sesuai dengan spasisifikasi teknis.
b. Pengembalian material dari quarry dengan menggunakan dump truck.
c. Apabila material telah siap maka hamparkan material dengan merata
bulldozer.
d. Penghamparan material dilakukan perlayer dengan susunan lapisan
pertama batu berdiameter besar kemudian lapisan kedua batu berdiameter
kecil. Perletakan tersebut bertujuan untuk mengunci tiap lapisan batu yang
telah dihamparkan. Demikian berturut-turut hingga mencapai puncak
cofferdam.
3.4.2. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan untuk timbunan cofferdam adalah menyiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan lancarnya pekerjaan dimana pada pekerjaan
tersebut membutuhkan berbagai alat berat dan material pilihan yang telah
direncanakan. Pada pekerjaan persiapan untuk cofferdam dibutuhkan alat berat
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Alat Berat
1 Bulldozer
2 Dump Truck
3 Vibro Roller
4 Excavator
5 Water Tank
3.4.3. Dewatering
b. Pelaksanaan pengeboran guna pembuatan titik (well point) untuk mengetahui berapa
volume air yang akan di ambil. Ditentukan jarak antar well poin berkisar 4m.
c. Dibutuhkan alat berupa generator dan pipa ukuran 4’’ untuk pengambilan genangan
air.
d. Genangan air akan buang ke daerah yang tidak ada pekerjaan atau dapat di buang ke
sungai terdekat dengan menggunakan water tank. Coffering dilakukan untuk menahan
dan mengelakan air pada area pekerjaan cofferdam. Pekerjaan dewatering terletak
pada bagian hulu cofferdam.
3.4.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan