Anda di halaman 1dari 28

Nama : Anisah Febby Nuur Fir Daus

Kelas : XII KIB


Pelajaran: OTK
Guru pembimbing : Bpk Budi Santoso S.pd

Bab 2 Melaksanakan sistem operasi Filtrasi


i) Sistem pengoperasian peralatan proses filtrasi
ii) Definisi filtrasi dan proses operasi nya
iii) Batasan operasional proses filtrasi
iv)Bahan dan kontruksi peralatan filtrasi
v) Identifikasi hasil pada proses filtrasi
Sistem pengoperasian peralatan proses filtrasi

A. Pengertian Filtrasi

Filtrasi merupakan metode pemisahan fisik, yang dipakai untuk memisahkan


antara cairan (larutan) dan padatan. Cairan yang sudah melalui proses
filtrasi/penyaringan disebut dengan filtrat, sedangkan padatan yang tertumpuk di
penyaring disebut dengan residu. Meskipun ada kalanya residu merupakan produk
yang diinginkan.

Manfaat filtrasi ada banyak, diantaranya sebagai berikut :

1.Air keruh yang dipakai dapat berasal dari mana saja, seperti : telaga, sawah,
sungai, rawa, dan air kotor lainnya

2.Bisa mengilangkan bau yang tidak sedap di air yang keruh

3.Bisa mengubah air keruh jadi lebih bening

4.Menghilangkan pencemar yang berada didalam air maupun mengurangi


kadarnya supaya air dapat diminum

5.Cara ini dapat dipakai untuk desa yang masih jauh di daerah perkotaan dan
tempat terpencil

Sistem pengoperasian peralatan proses filtrasi

Sistem filtrasi sering dipakai di laboraturium. Penggunaan sistem ini disesuaikan


dengan sampel yang ditangani dan hasil yang diharapkan. Secara umum ada tiga
sistem filtrasi yang dipakai yaitu :

1.Sistem filtrasi panas

2.Sistem filtrasi dingin

3.Sistem filtrasi vakum.

1.Sistem filtrasi panas


Sistem panas dipakai untuk memisahkan antara cairan dan padatan, dalam
prosesnya diharapkan tidak menghasilkan kristal pada bagian funnel penyaring dan
peralatan lainnya. Pada sistem ini, peralatan gelas yang terkena larutan secara
langsung dipanaskan terlebih dahulu.

2.Sistem filtrasi dingin

Kebalikan dari sistem filtrasi panas, sistem filtrasi dingin dipakai untuk
memisahkan cairan dan padatan, setelah penyaringan yaitu diharapkan terjadi
pembentukan kristal. Sistem ini memakai es untuk mendinginkan aparatus yang
dipakai sehingga temperatur dalam sistem akan turun secara drastis dan memicu
tumbuhnya kristal. Sistem ini umumnya digunakan dalam proses rekristalisasi.

3. Sistem filtrasi vakum

Sistem yang dipakai untuk mendapatkan hasil padatan kering dengan cepat.

Alternatif untuk Filtrasi :

Dalam situasi tertentu, ada metode pemisahan yang baik daripada penyaringan.
Misalnya, untuk sampel yang sangat kecil dimana untuk mengumpulkan filtrat,
media saringan bisa menyerap banyak cairan.

Definisi Filtrasi dan proses operasi nya

Definisi Filtrasi

Filtrasi adalah proses yang digunakan untuk memisahkan padatan dari cairan atau
gas dengan menggunakan media saring yang memungkinkan cairan tersebut lewat,
tapi bukan padatan. Istilah “filtrasi” berlaku baik filter itu mekanis, biologis, atau
fisik. Cairan yang melewati filter disebut filtrat. Media saringannya bisa berupa
filter permukaan, yang merupakan padatan yang menjebak partikel padat, atau
saringan dalam, yang merupakan bahan dasar yang menjebak padatan.

Proses operasi filtrasi sederhana :


1. Kertas saring kita potong melingkar jika masih berbentuk lembaran 4 persegi
panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran, lipat 2, sebanyak 3 atau 4 kali.

2. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat
dengan corong pisah.

3. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-
kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas.

4. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan


cairannya.

Hasil filtrasi adalah berupa zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut
dengan filtrat. Jadi, proses filtrasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Dilakukan dengan tanpa tekanan atau hanya dilakukan menggunakan corong dan
kertas saring saja dimana cairan mengalir karena adanya gaya grafitasi. Pemisahan
ini sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar
dibandingkan partikel zat padatnya.

2. Filtrasi dengan menggunakan tekanan atau dengan cara divakumkan (disedot


dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat
dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan
cairannya.

Penyaringan adalah suatu pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu
tertahan. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan
sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Baik dalam skala laboratorium dan
skala industri.

Berdasarkan gaya pendorong aliran, penyaringan diklasifikasikan menjadi


Penyaring gaya berat (gravity filters), Penyaring tekanan (Pressure filters),
Penyaring vakum (Vacuum filters), Penyaring sentrifugal (Centrifugal filters).
Berdasarkan operasinya dibagi atas Cara batch (bertahap ) dan Cara continue
(berkesinambungan).

Filtrasi banyak dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada


pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan
pirogen dan pengotor pada air suntik injeksi dan obat‐obat injeksi, dan
membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula dan untuk memurnikan
bahan-bahan obat dari partikel dan bahan yang tidak diinginkan sehingga dapat
menjamin hasil akhir dari suatu produk obat yang berkualitas dan sesuia syarat
yang ditentukan.

Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media
berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya ; gravitasi,
tekanan dan gaya sentrifugal. Pada beberapa proses media filter membantu balok
berpori (cake) untuk menahan partikel-partikel padatan di dalam suspensi sehingga
terbentuk lapisan berturut turut pada balok sebagai filtrat yang melewati balok dan
media tersebut.

Filtrasi biasa dilakukan pada skala laboratorium sampai slaka pilot plant/industri
baik dengan cara batch maupun kontinyu.

a) Filtrasi Skala Laboratorium.


Filtrasi digunakan untuk memisahkan campuran heterogen zat padat yang tidak
larut dalam cairan. Penyaringan menggunakan corong gelas dan kertas saring dan
hasil saringan disebut filtrat.

Gambar 1. Filtrasi skala laboratorium

b) Filtrasi Skala Industri

Sebelum peralatan filtrasi


digunakan harus diperiksa
dahulu supaya tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan
pada waktu beroperasi,
misalnya penyaring tidak berfungsi secara optimum. Fluida mengalir melalui
media penyaring karena adanya
perbedaan tekanan yang melalui
media tersebut. penyaring
dilakukan agar dapat beroperasi
pada:

1) Tekanan di atas atmosfer


pada bagian atas media
penyaring
2) Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring

3) Dan vakum pada bagian bawah

Tekanan di atas atmosfer dapat dilakukan dengan gaya gravitasi pada cairan dalam
suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower,atau dengan gaya
sentrifugal. Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bias jadi tidak lebih
baik daripada saringan (screen) kasar atau dengan menggunakan partikel kasar
seperti pasir.

Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran


cairan kristal kasar,penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair.
Kebanyakan penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau
pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau
diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring terus-menerus
(steady) atau hanya sebagian. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring
diskontinyu, aliran fluida melalui peralatan secara kontinyu, tetapi harus dihentikan
secara periodik untuk membuang padatan yang terakumulasi. Dalam saringan
kontinyu buangan padat atau fluida tidak dihentikan selama peralatan beroperasi.

2. Klasifikasi penyaringan

Dalam beberapa penyaringan, padatan-saring yang terbentuk merupakan medium


penyaring yang baik. Berdasarkan gaya pendorong aliran, penyaringan dapat di
klasifikasikan sebagai berikut:

1. Penyaring gaya berat (gravity filters)


gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan cara
memanfaatkan energi potensial gravitasi yang
dimiliki air akibat perbedaan ketinggian lokasi
sumber dengan lokasi reservoir

2. Penyaring tekanan (Pressure filters)

Suatu mesin pres bersaringan berisi


satu set plat yang didesain untuk
menyediakan serangkaian ruang atau
kompartemen yang didalamnya padatan
dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas.
Lumpur dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan tekanan tertentu; cairan
melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan, meninggalkan padatan kue basah
dibelakangnya.

3. Penyaring vakum (Vacuum


filters)

vaccum
4.Penyaring sentrifugal ( Centrifugal filters)

sentrifugal

Padatan yang membentuk kue berpori dapat dipisahkan dari cairan dengan
penyaringan berpusing. Umpan dimasukkan ke dalam keranjang berputar yang
memiliki dinding bercelah atau berlubang yang disampuli suatu medium penyaring
seperti kanvas atau kain logam. Tekanan yang dihasilkan dari gaya sentrifugal
memaksa cairan melewati medium penyaring, meninggalkan padatannya. Jika
umpan yang masuk keranjang dihentikan dan padatan kue diputar untuk waktu
yang singkat, kebanyakan cairan residu di dalam kue mengalirkan partikel
sehingga padatan lebih kering daripada hal yang sama untuk mesin pres
bersaringan (filter press) atau penyaring vakum (vacuum filter). Ketika material
yang tersaring harus dikeringkan secara berurut dengan alat pemanas, pemakaian
penyaring ini dapat dipertimbangkan sebagai langkah ekonomis.

Berdasarkan operasinya dibagi


atas :

1. Cara batch (bertahap )

2. Cara continue
(berkesinambungan)

Tipe-tipe penyaring :

1) Penyaring pasir (sand filter) :


a.tangki terbuka

b.tangki tertutup

2) Penyaring tekan (filters press):

a. berongga (recessed plate)

b.Pelat dan bingkai (plate and frame)

3) Penyaring – Daun ( leaf )

a. Moore
Penyaring Moore adalah penyaring daun yang orsinil. Kumpulan daun penyaring
dicelupkan dalam tangki slurry, daun penyaring dihubungkan dengan sistim
produksi vakum.

b. Kelly

Penyaring ini berbentuk persegi panjang, ditempatkan dalam bejana silinder


horizontal. Kumpulan daun penyaring ini dikeluar masukkan ke bejana dengan
bantuan rel dan roda.

c. Sweetland

Penyaring ini berbentuk lingkaran dan sama besar. Penyaringan dilakukan dalam
bejana bertekanan.

d. Niagara

Penyaring ini ditempatkan dalam tangki vertical dan horizontal.

4) Penyaring tabung ( tubular / candle filter )

5) Penyaring – Teromol

a. Oliver ( Rotary drum )

b. Topfeed ( Dorco )

6) Penyaring Sabuk mendatar (horizontal belt filter)


3. Macam-Macam Filter

Penyaring berfungsi menahan dan menyangga partikel padatan . syarat penyaring


yang baik :

– secara mekanis kuat

– tahan korosi ( terhadap cairan yang ditangani )

– memberikan tahanan yang kecil terhadap aliran ( porosity besar )

Macam- macam filter antara lain:

a. Filter Gravitasi (Gravity Filter)

Merupakan tipe yang paling tua dan sederhana.

Filter ini tersusun


atas tangki-tangki
yang bagian
bawahnya
berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana fluida mengalir
secara laminer.

Filter ini dugunakan untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar dan
mengandung sedikit padatan. Contohnya : pada pemurnian air.

Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan air
biasa digunakan beton. Saluran dibagian bawah yang berlubang mengarah pada
filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran agar memungkinkan
backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatan-padatan yang
terakumulasi. Bagian bawah yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil
setinggi 1 ft atau lebih untuk menahan pasir. Pasir yang biasa digunakan dalam
pengolahan air sebagai media filter adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang
seragam. Kokas yang dihancurkan biasanya digunakan untuk menyaring asam
sulfur. Batu kapur biasanya digunakan untuk membersihkan cairan organik baik
dalam filtrasi maupun adsorbsi.

Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan kasar


(batu atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan
materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda ukurannya
harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat bercampur dan
ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk menyediakan pori-pori dan
kemampuan yang maksimal.

b. Filter Pelat dan Bingkai

Filter tekanan biasanya tersusun dari pelat-pelat dan bingkai-bingkai. Pada filter ini
pelat-pelat dan bingkai-bingkai disusun secara bergantian dengan filter kain
dengan arah berkebalikan pada tiap pelat. Pemasangannya dilakukan secara
bersamaan sebagai kesatuan gaya mekanik (oleh sekrup / secara hidrolik).

Ada beberapa macam tipe bertekanan yang menggunakan pelat dan bingkai. Yang
paling sederhana mempunyai salah satu saluran tunggal mengenali suspensi pada
pencucian dan pembukaan tunggal pada setiap pelat untuk mangalirkan cairan
(pada pengiriman terbuka). Tipe yang lain mempunyai saluran terpisah untuk
membedakan suspensi dan air pencucian tetapi ada juga yang menggunakan
saluran terpisah untuk memisahkan suspensi dan air pencucian (pada pengiriman
tertutup). Saluran ini biasanya terdapat di pojok atau di tengah atau tepat di tengah.

Umpan suspensi masuk malalui saluran yang terbentuk dari lubang-lubang pada
pojok kanan atas antara pelat dan bingkai. Dari saluran ini, suspensi masuk ke
bingkai menuju ruang di antara pelat-pelat. Tekanan pada suspensi diumpankan
pada proses penekanan untuk menghasilkan filtrat. Filtrat tersebut menuju ruang-
ruang diantara kain dan pelat melalui kain-kain dari kedua sisi pelat ke keluaran
yang berupa klep atau menuju saluran kedua yang dibentuk oleh lubang-lubang
pada pojok lain dari pelat dan bingkai dengan keluaran yang didukung oleh pelat-
pelat tidak oleh bingkai. Baik keluaran melalui saluran atau melalui keran atau klep
dan pelat dilubangi atau dibuat dengan filtrat, memasuki keluaran melalui sisi
pelat.

Padatan dalam suspensi berakumulasi dalam kain pada sisi sebaliknya dari pelat-
pelat. Setelah beberapa waktu sebagian kecil ruang diantara pelat tersedia untuk
suspensi, dan umpan dimatikan. Jika cake dicuci, fluida pencuci di dalamnya
disalurkan ke dalam suspensi atau masukan campuran bi balik suspensi, masuk ke
cake kurang lebih dari tengah bingkai, dan lewat menuju pelat pada kedua sisi.
Setelah cake dicuci, aliran ini terhenti, gaya yang menahan pelat dilepaskan, pelat
dan bingkai terbuka seketika, dan cake dihilangkan atau dibuang ke dalam lubang
di bawah penekan. Setelah pembuangan selesai, penekan ditutup lagi dengan
memberikan gaya mekanik untuk mengunci pelat dan bingkai bersamaan, dan
sebuah siklus baru filtrasi dimulai.

Pencucian dapat dikeluarkan terpisah dari filtrat dengan menyediakan kedua


keluaran bawah melalui keran dan sebuah saluran terpisah pada pojok lainnya dari
pelat.

Pencucian sederhana adalah ketika pencucian mengalir melalui cake dengan jalan
yang sama seperti filtrat. Ekspresi “trhough washing” atau “every other pelate
washing” membutuhkan penggunaan dua tipe pelat yang berbeda. Pelat yang
bukan pencuci (satu tombol) dan pelat pencuci (tiga tombol) diisikan dalam
penekan diantara bingkai (dua tombol). Umpan memasuki bingkai seperti
sebelumnya. Pencucian memasuki setiap pelat dan melewati dua cake pada bingkai
di kedua sisi pelat, meninggalkan keran pada pelat bukan pencuci (satu tombol).
Metode ini memerlukan klep yang tertutup pada pelat-pelat (tiga tombol) ke dalam
masukan pencuci.

Semuam tipe pelat ini dapat didesain untuk mengoperasikan pada pengiriman
tertutup dengan menyediakan saluran ketiga yang dibentuk oleh lubang di sebelah
pojok kanan bawah pelat dan bingkai. Empat saluran memungkinkan untuk
mengoperasikan dengan menggunakan pengiriman tertutup dengan keluaran
terpisah untuk filtrat dan pencucian. Umpan suspensi masuk ke setiap bingkai
melalui saluran kanan atas (tidak ada pembukaan dari saluran ini ke pelat
manapun). Filtrat meninggalkan setiap pelat menuju saluran kiri bawah bingkai
penuh dengan cake. Pencucian masuk melalui saluran kiri atas ke setiap pelat
menuju cake ganda di antara bingkai pada sisi lain pelat ini dan keluar melalui
saluran kanan bawah pada pelat pengganti (satu tombol). Selama pencucian keran
pada filtrat pada keluaran dan masukan pencucian tertutup.

Penekan pelat dan bingkai sangat luas digunakan khususnya ketika cake sangat
berharga dan ukurannya sangat kecil. Filter yang kontinyu menggantikan penekan
pelat dan bingkai untuk banyak operasi berskala besar.

Gambar Filter Plat

c. Batch Leaf Filter

Filter daun mirip dengan


filter pelat dan bingkai,
di bagian dalamnya cake
disimpan pada setiap sisi
daun dan filtrat mengalir keluar melalui saluran dari saringan pembuangan air yang
kasar pada daun di antara cake, daun-daun tersebut dibenamkan ke dalam suspensi.

Filter daun tetap (tipe Sweetland), Filter daun berotasi (tipe Vallez) dimana cake
lebih seragam, Filter Kelly dalam posisi terbuka. Filter tertutup dan kran masukan
terbuka sehingga suspensi dapat masuk ke selongsong dengan udara yang
dipindahkan dari ventilasi ke selongsong atas bagian belakang. Ventilasi dapat
tertutup atau dibiarkan terbuka setelah selongsong penuh. Jika kran dibiarkan
terbuka, maka kran akan membatasi aliran berlebih dan akan mengembalikan
umpan yang berlebih ke tangki pengumpan sehingga dapat memberikan sirkulasi
yang lebih baik antara filter daun dan untuk menjaga partikel-partikel besar dari
pengendapan filtrasi dilanjutkan sampai ketebalan yang diinginkan tercapai atau
filtrasi rata-rata turun secara tajam.

Umpan didiamkan sebentar, saluran keluaran terbuka kemudian slurry dialirkan.


Tekanan udara rendah dialirkan ke dalam tangki untuk menambahkan solution
berlebih. Adanya perbedaan tekanan akan membantu menjaga cake di dalam
melawan filter kain. Setelah filter kosong, tutup dapat dibersihkan atau dialiri
udara berlebih untuk mengeringkan cake lebih dulu. Untuk kelebihan fluida
pencuci dikeringkan pada akhir pencucian dengan cara sama seperti pada
kelebihan slurry dan cake dialiri dengan udara. Tutup dibuka dan cake dibuang
bertekanan udara.

Contoh : pembuatan Mg dari air laut.

d. Filter Press

Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk
menyediakan serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan
dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas.
Lumpur dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan tekanan tertentu : cairan
melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan, meninggalkan padatan
dibelakangnya. Plat dari suatu mesin pres bersaringan dapat berbentuk
persegi atau lingkaran, vertikal atau
horizontal. Kebanyakan
kompartemen padatan dibentuk
dengan cetakan plat berbahan
polipropelina. Dalam desain lain,
kompertemen tersebut dibentuk di
dalam cetakan plat berbingkai
(plate-and-frame press), yang
didalamnya terdapat plat persegi
panjang yang pada satu sisi dapat
diubah-ubah. Pengoperasiannya sebagai berikut :

Plat dan bingkai dipasang pada posisi vertikal dalam rak logam, dengan kain
melingkupi permukaan setiap plat,dan ditekan dengan keras bersama dengan
memutar skrup hidrolik.

Lumpur memasuki suatu sisi akhir dari rangkaian plat dan bingkai.

Lumpur mengalir sepanjang jalur pada satu sudut rangkaian tersebut.

Jalur tambahan mengalirkan lumpur dan jalur utama ke dalam setiap bingkai.

Padatan akan terendapkan di atas kain yang menutupi permukaan plat.

Cairan menembus kain, menuruni jalur pada permukaan plat (corrugation),


dan keluar dari mesin press.

Setelah merangkai mesin press, lumpur dimasukkan dengan pompa atau tangki
bertekanan pada tekanan 3 s.d. 10 atm.
Gambar Filter Press

Perawatan filtrasi harus dirawat secara kontinu agar umur pakai peralatan menjadi
lebih panjang. Langkah-langkah perawatan sebagai berikut :

Media penyaring dibersihkan dengan diblower menggunakan udara sehingga


partikel-partikel yang ada di pori-pori penyaring tidak menempel lagi.

Kantong penyaring untuk pembersih gas juga dibersihkan adri media padatan atau
partikel.

Penyaring bercangkang dan berdaun juga dibersihkan dari debu dan karat sehingga
media penyaringan tersebut akan bekerja secara optimum.

Dasar Teori Filtrasi

Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu)
dipengaruhi oleh:

1. Luas Permukaan Filter

Jumlah filtrat per satuan waktu berbanding langsung dengan luas permukaan media
filter. Semakin besar luas media tersebut, semakin besar pula daya filtrasinya.

2. Beda Tekanan Antara Kedua Sisi Media Filter

Beda tekanan adalah gaya pendorong setiap proses filtrasi. Secara teoritis, daya
filtrasi sebanding dengan beda tekanan. Gaya pendorong dapat ditimbulkan oleh:

 tekanan hidrostatik

 tekanan lebih (filtrasi tekanan)

 tekanan rendah (filtrasi vakum)

 gaya sentrifugal
 Tahanan Media Filter

Media filter yang berpori memiliki banyak saluran (kapiler, pori-pori). Tahanan
media terhadap aliran yang menembusnya semakin kecil jika diameter kapiler
semakin besar, yang berarti jumlah kapiler per satuan luas semakin sedikit.
Tahanan media juga semakin kecil jika kapiler semakin pendek. Ini berarti bahwa
semakin tipis dan kasar media filter itu, semakin besar daya filtrasinya.

 Viskositas Cairan

Semakin kecil viskositas cairan, semakin besar daya filtrasinya. Viskositas dapat
dikurangi dengan meningkatkan suhu, namun sering mengakibatkan
penggembungan (swelling) media filter, terjadinya proses korosi yang lebih cepat
atau pelarutan kembali kristal-kristal.

C. Alat-alat Filtrasi

a) Kriteria Pemilihan Alat

Kriteria Pemilihan alat di pengaruhi oleh :

1. Jenis Campuran, Campuran gas-padat memerlukan ruang filtrasi dan luas


permukaan filter yang lebih besar daripada campuran cair-padat. Hal ini
disebabkan volume gas lebih besar dari pada cairan. Disamping itu pada campuran
gas-padat hanya mungkin digunakan beda tekanan yang kecil.

2. Jumlah Bahan Yang Lolos Dan Tertahan, Semakin besar jumlah campuran yang
harus difiltrasi, semakin besar daya filtrasi yang diperlukan dan dengan demikian
juga semakin besar luas permukaan total filter.

Ukuran pemanfaatan yang optimal dapat berupa luas permukaan filter yang sebesar
mungkin dengan ruang filter yang sekecil mungkin.

3. Tekanan Filtrasi (Beda Tekanan), Tekanan filtrasi mempengaruhi jenis


konstruksi dan ukuran alat filtrasi

4. Jenis Operasi, Konstruksi alat pada dasarnya berbeda untuk operasi yang
kontinu atau yang tidak kontinu.
5. Pencucian, Bila kue filter harus dicuci , diperlukan tambahan perlengkapan
untuk mencuci. Tergantung pada jenis cairan pencuci yang digunakan, yaitu
apakah mengandung air, mudah terbakar atau beracun, maka alat filtrasi harus
dikonstruksi dengan cara yang berbeda-beda (misalnya terbuka, tertutup, dengan
perangkat penghisap, dengan ruang-ruang terpisah)

6. Sifat Bahan yang di filtrasi, Baik konstruksi maupun bahan yang dipakai untuk
membuat alat filtrasi tergantung pada bahan yang difiltrasi, apakah bersifat asam,
basa, netral, mengandung air,
mudah terbakar, tahan api, peka
terhadap oksidasi, steril, panas
atau dingin. Konstruksi dapat
terbuka, tertutup atau dalam
lingkungan gas inert.

7. Sifat Filtrasi, apakah kue filter


yang terbentuk dapat ditekan atau
tidak dapat ditekan, tergantung
pada ukuran dan bentuk partikel bahan padat. Sifat kue filter itu selanjutnya
mempengaruhi luas permukaan filter, tebal kue, beda tekanan, dan juga ukuran
pori dari media filter.

b) Alat Filtrasi
 Filter Pasir

Prinsip kerja : Cairan yang akan disaring


mengalir dari atas ke bawah menembus
lapisan pasir karena gaya filtrasi. Partikel
padat yang akan dipisahkan tertahan dalam
pasir. Media filter ini dapat dibersihkan
dengan cara menyemprotnya dengan air dan
udara bertekanan secara periodik.

: Filter pasir digunakan untuk filtrasi jernih


(clarifying filtration) terutama untuk
penanganan awal air minum atau untuk pembuatan air
keperluan pabrik.

 Filter Kelongsong

Filter ini berupa silinder berongga yang terbuat dari


bahan berpori. Silinder ini dapat secara tunggal
dipasang di dalam saluran pipa , atau beberapa buah
secara bersamaan di dalam bejana yang tahan tekanan.
Cairan ditekan dari dalam dan menerobos keluar
melalui dinding silinder.Filter kelongsong terutama
digunakan untuk filtrasi jernih, khususnya sebagai
penangkap kotoran di dalam saluran-saluran pipa
cairan dan gas. Pembersihan dilakukan dengan cara melepaskannya kemudian
mencucinya, atau dengan menggunakan perlengkapan penyiram atau pembilas
yang dipasang di dalamnya.

 Filter Spiral

Filter spiral dapat dibuat sebagai alat yang terpasang tetap atau yang dapat
dipindah-pindah, tanpa atau dengan mantel ganda untuk pemanasan. Filter ini
digunakan untuk filtrasi jernih pada cairan dengan kandungan bahan padat yang
rendah. Luas permukaan filter dapat mencapai 20 m2 dan tekanan hingga 6 bar.
 Filter Pelat

Filter pelat di satu pihak digunakan


untuk filtrasi jernih dan di lain
pihak

untuk filtrasi bahan tersisa (residu


filtration). Luas permukaan filter
mulai dari 2 hingga kira-kira 80 m2
dan tekanan hingga 6 bar. Filter
pelat, karena digunakan secara
tertutup dan bertekanan, sesuai
juga untuk filtrasi suspensi yang
mengandung cairan panas atau
mudah terbakar.

 Filter Hisap

Jenis konstruksi yang paling sederhana dari sebuah filter hisap adalah tangki segi
empat atau bundar yang terbuka dengan media filter dipasang mendatar di
dalamnya. Di atas sebuah kisi yang terbuat dari pelat keramik yang berlubang-
lubang (sebagai landasan) ditempatkan batu-batu filter berpori. Batu filter ini
direkat dengan dempul yang tahan terhadap pengaruh kimia. Suspensi yang akan
difiltrasi dimasukkan dari atas. Bahan
padat akan mengumpul pada batu-batu
filter sebagai kue filter, sedangkan filtrat
mengalir keluar melalui batu-batu filter.
Landasannya, serta pipa pembuangan
yang terletak di bagian tengah. Dengan
membuat vakum, perbedaan tekanan
diperbesar sehingga daya filtrasi
ditingkatkan. Filter seperti ini disebut
filter hisap.

 Pres Filter
Pres filter terdiri atas elemen-elemen filter (hingga mencapai 100 buah) yang
berdiri tegak atau terletak mendatar, disusun secara berdampingan atau satu di atas
yang lain. Elemen-elemen ini terbuat dari pelat-pelat beralur yang dilapisi kain
filter dan disusun pada balok-balok luncur sehingga dapat digeser-geser. Dengan
suatu sumbu giling atau perlengkapan hidraulik, pelat-pelat itu dipres menjadi satu
diantara bagian alat yang diam (bagian kepala) dan bagian yang bergerak. Saluran
masuk dan saluran keluar terdapat dibagian kepala (untuk sistem tertutup) atau
saluran keluarnya di samping pelat-pelat (untuk sistem terbuka).

 Filter Putar

Filter putar terdiri atas sebuah


tromol ayak yang berputar
lambat dan terbagi dalam sel-sel.
Kain filter direntangkan pada
permukaan tromol dan bagian
bawah tromol tercelup di dalam
bak berisi suspensi yang harus
dipisahkan. Putaran dikontrol
oleh bagian pengendali yang
tidak bergerak di pusat. Dalam
satu kali putaran, pada setiap sel
berlangsung berturut-turut:-
penghisapan suspensi dan
pembentukan kue filter

– pencucian kue filter

– penghilangan kelembaban dari kue filter

– pelepasan dan penyapuan bersih kue filter

– pembilasan kue filter


 Sentrifugasi Filtrasi

Alat-alat sentrifugasi filtrasi yang paling


sederhana dan bekerja secara tidak
kontinu, terdiri atas sebuah keranjang
ayak yang berputar cepat di dalam sebuah
rumah. Keranjang tersebut dapat
terpasang vertikal (alat sentrifugasi ayun)
atau horizontal (alat sentrifugasi kupas)
dan sisi dalamnya dilapis dengan media
filter. Keranjang dapat digerakkan dengan
listrik atau secara hidraulik, secara
langsung atau melalui sebuah kopling
penggerak awal.

 FAKTOR – FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PROSES
FILTRASI

Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktor–faktor
yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air hasil filtrasi,
efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah debit filtrasi,
kedalaman media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi muka air,
kehilangan tekanan, dan temperatur.

1. Debit Filtrasi

Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien.
Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran
air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media
penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat
melewati rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus
yang tersaring akan lolos.
2. Konsentrasi Kekeruhan

Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi


kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang
pori dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi
sering dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air
influen) yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi
– flokulasi dan sedimentasi.

3. Temperatur

Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan
massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan
mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik
diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam
ukuan besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya
adsorpsi. Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya
saring filter.

4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material

Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan


bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan
daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat
tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Lagi pula ditinjau daris
segi biaya, media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari segi ekonomis.
Sebaliknya media yang terlalu tipis selain memiliki waktu pengaliran yang pendek,
kemungkinan juga memiliki daya saring yang rendah. Demikian pula dengan
ukuran besar kecilnya diameter butiran media filtrasi berpengaruh pada porositas,
laju filtrasi, dan juga kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya,
proporsinya, maupun bentuk susunan dari diameter butiran media. Keadaan media
yang terlalu kasar atau terlalu halus akan menimbulkan variasi dalam ukuran
rongga antar butir. Ukuran pori sendiri menentukan besarnya tingkat porositas dan
kemampuan menyaring partikel halus yang terdapat dalam air baku. Lubang pori
yang terlalu besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga akan menyebabkan
lolosnya partikel halus yang akan disaring. Sebaliknya lubang pori yang terlalu
halus akan meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga dapat
menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh partikel halus yang
tertahan)terlalu cepat.

5. Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan

Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau
laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media
akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan muka air
yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan bersih).
Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi clogging)
terjadi pada saat filter kotor.

Untuk melewati lubang pori, dibutuhkan aliran yang memiliki tekanan yang cukup.
Besarnya tekanan air yang ada diatas media dengan yang ada didasar media akan
berbeda di saat proses filtrasi berlangsung. Perbedaan inilah yang sering disebut
dengan kehilangan tekanan (headloss). Kehilangan tekanan akan meningkat atau
bertambah besar pada saat filter semakin kotor atau telah dioperasikan selama
beberapa waktu. Friksi akan semakin besar bila kehilangan tekanan bertambah
besar, hal ini dapat diakibatkan karena semakin kecilnya lubang pori (tersumbat)
sehingga terjadi clogging.

Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung


cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.

Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media
filter kertas saring . Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk
lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat
dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong
pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen
yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut
adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat
memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang
disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.
Filtrasi banyak dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada
pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan
pirogen dan pengotor pada air suntik injeksi dan obat‐obat injeksi, dan
membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula dan untuk memurnikan
bahan-bahan obat dari partikel dan bahan yang tidak diinginkan sehingga dapat
menjamin hasil akhir dari suatu produk obat yang berkualitas dan sesuia syarat
yang ditentukan.

• Dalam era globlalisasi sekarang ini, industri farmasi dituntut untuk dapat bersaing
dengan industri farmasi baik dalam maupun luar negeri untuk menciptakan obat
yang bermutu bagi masyarakat,karena itu diperlukan pedoman bagi industri
farmasi untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu yaitu dengan CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik).

• Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) menyangkut seluruh aspek produksi
dan pengendalian mutu, bertujuan untuk menjamin mutu obat yang baik dan
memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Misalnya untuk sediaan tertentu seperti
obat tetes mata harus memenuhi syarat bebas dari partikel asing karena dapat
mengiritasi mata, karena itu pembuatannya mutlak membutuhkan proses
penyaringan (filtrasi)

Buruh bangunan yang sedang melakukan pemisahan antara pasir dengan kerikil.
Pembuatan santan kelapa. Santan kelapa dibuat dengan cara memisahkan
campuran santan, air, dan ampas kelapa dengan menggunakan saringan. saringan
teh agar ampas teh tidak terbawa dalam air teh.

Pemisahan pasir dengan kerikil dan pemisahan air dengan parutan kelapa bertujuan
untuk memisahkan zat-zat yang dicampur dalam campuran tersebut. Partikel yang
mempunyai ukuran lebih kecil akan lolos dari saringan sedangkan yang berukuran
besar akan tertahan pada saringan. Mengapa air sumur tampak jernih meskipun
hujan turun? Peristiwa alam turunnya hujan ke bumi akan mengalir ke tempat yang
lebih rendah di permukaan bumi dengan membawa zat-zat lain. Air yang meresap
ke dalam tanah melalui celah-celah kecil, dan mengalami penyaringan oleh lapisan
tanah, sehingga dihasilkan sumber air yang jernih. Dalam kegiatan laboratorium
pemisahan campuran dapat dilakukan dengan menggunakan kertas saring.
Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan dipisahkan.
Pemisahan campuran dengan memperhatikan perbedaan kelarutan juga dapat
dilakukan dengan penyaringan (filtrasi). Contoh, kita hendak memisahkan
campuran garam dan pasir. Langkah yang kita tempuh adalah memberikan air pada
campuran tersebut. Air merupakan zat pelarut untuk zat-zat yang memiliki sifat
terlarut. Dalam hal ini garam dapat dilarutkan oleh air, sedangkan pasir tidak.
Melalui proses penyaringan pasir akan tertinggal, sedangkan air garam lolos dari
saringan tersebut. Zat yang tertahan dan tertinggal di kertas saring disebut residu.
Cairan yang dapat lolos dari kertas saring dinamakan filtrat.

Anda mungkin juga menyukai