Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD AKBAR

NIM : 105811109518
KELAS : TEKNIK SIPIL 7C

TUGAS ETIKA PROFESI


Uraikan pentingnya Etika Profesi Insinyur di era teknologi 4.0 !
Jawab :
Dewasa ini banyak negara di dunia yang tak maju. Fakta menunjukkan bahwa
semakin tua usia dan semakin melimpah kekayaan suatu negara tidak serta menjadi penentu
kemajuan negara tersebut. Sebagai contoh, India dan Mesir yang bangsanya telah berusia
ratusan tahun tetap belum semaju negara-negara yang lebih relatif muda seperti Australia.
Kemudian Indonesia yang merupakan negara dengan kekayaan alam nomor 1 di dunia masih
tertinggal jauh dari negara-negara industri terapung seperti Jepang, Swiss, dan Singapura.
Kemiskinan yang melanda suatu negara terjadi karena mulai terkikisnya prinsip-
prinsip dasar kehidupan. Prinsip tersebut terdiri atas etika, kejujuran dan integritas,
tanggungjawab, hormat pada peraturan dan hukum masyarakat, hormat pada hak orang atau
warga lain, cinta pada pekerjaan, berusaha keras untuk menabung dan investasi, mau bekerja
keras, serta tepat waktu. Di negara-negara miskin, tidak berubahnya ketidakpatuhan terhadap
prinsip-prinsip hidup ini membuat kemiskinan menjadi kekal. Padahal kunci dari masyarakat
adil dan sejahtera adalah kemauan dan ikhlas menaati. Beberapa hal yang menjadi yang kunci
kemajuan bangsa suatu negara yaitu sikap dan perilaku, kejujuran, kesopanan, rasa tanggung
jawab, kreativitas, dan pemikiran positif. Apalagi hal-hal ini tidak dipegang dengan kuat,
maka akan sulit membentuk perubahan untuk maju.
Untuk mencapai perubahan, maka sebagai seorang insinyur harus memulai perubahan
tersebut dari dalam dirinya. Caranya ialah dengan menaati prinsip dasar kehidupan. Hal ini
harus menjadi jiwa dari setiap aktivitas yang dilakukan karena insinyur pada dasarnya adalah
yang membuat segala macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan membuat
nyaman kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, terdapat 3 buah unsur yang memengaruhi
segala tingkah laku insinyur, yaitu otak, otot, dan watak. Otak dibentuk melalui pendidikan
tinggi, otot dibentuk melalui latihan fisik, dan watak dibentuk melalui keluarga, agama,
pendidikan, dan lingkungan.
Diantara ketiganya, watak adalah unsur yang paling disoroti karena menjadi
penggerak hidup atau keinginan, serta menjadi pengendali akal yang mewujudkan keinginan.
Oleh sebab itu, watak akan sangat menentukan kualitas profesi. Lebih jauh lagi, tiga hal yang
menentukan kualitas praktek seorang insinyur, yaitu ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
etika. Seorang insinyur sejatinya harus memiliki ketiganya, tidak boleh kekurangan salah satu
sekalipun. Apabila seorang insinyur tidak berilmu, maka ia akan gagal di dalam proyek.
Apabila seorang insinyur kurang berpengalaman, maka ia akan gagal menjadi insinyur sejati.
Apabila seorang insinyur kurang beretika, maka ia akan menimbulkan bencana bagi
masyarakat.
Perbuatan-perbuatan yang erat dengan etika keinsinyuran, yaitu hubungan dengan
klien, konsultan, pesaing, dan kontraktor; kepatuhan, pertentangan kepentingan, penyuapan
dan kickbakcs;hadiah, jamuan, dan pelayanan hiburan; perlakuan terhadap kerahasiaan;
perlakuan terhadap intelektual karyawan; kerja sampingan; whistle bower; kesehatan publik;
penipuan; perlindungan lingkungan; keadilan; dan kejujuran dalam riset dan pengujian.
Seorang insinyur profesional harus memperhatikan semua ini karena pada praktiknya tidaklah
bekerja sendiri. Dalam jaringan kerja, seorang insinyur terkait dan berhubungan dengan biro
teknik, majikan, manajer, sejawat, industri, pemberi pekerjaan, hukum, pemerintah publik,
keluarga, dan lingkungan global.
Insinyur sangat berjasa kepada ketiga hal yang menjadi keutamaan publik, yaitu
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, untuk mendukung
profesinya, insinyur harus memiliki sejumlah karaktek yang baik, antara lain terampil
bergaul, terampil berkomunikasi, berkepemimpinan, kompeten, berpikir logis, berpikir
kuantitiatif, berpikir visioner, belajar tiada henti, memiliki kepustakaan profesinya, mandiri,
jujur, terorganisasi, peduli komunitas, dan kreatif. Selain itu, seorang insinyur dalam
aktivitasnya harus dijiwai oleh kode etik insinyur yang mencakup catur karsa yaitu
mengutamakan keluhuran budi; menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
kepentingan kesejahteraan umat manusia; bekerja secara sungguh-sungguh untuk
kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya; meningkatkan
kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran. Beberapa poin di
dalam Sapta Dharma menyatakan bahwa seorang insinyur harus mengutamakan keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat; bekerja sesuai dengan kompetensi; hanya
menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan; dan menghindari pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
Dengan adanya etika profesi ini diharapkan insinyur-insinyur Indonesia dapat
mempertanggungjawabkan peran dan profesinya. Peran insinyur di dalam suatu negara
sangatlah penting karena pada dasarnya insinyur berperan di dalam mensejahterakan
perorangan dan kelompok. Lebih jauh lagi, pembangunan nasional menitikberatkan
kebutuhan akan para insinyur untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan nilai
tambah sumber daya alam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya seorang insinyur untuk menaati,
mematuhi, dan mengejawantahkan kode etik insinyur di dalam menjalankan profesinya.
Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional
dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk
mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga
hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.
a) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh
dilakukan
b) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan
social).
c) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri secara spesifik
memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan bahwa setiap mahasiswa teknik
(engineering) harus mengerti betul karakteristik etika profesi keinsinyuran dan penerapannya.
Dengan persyaratan ini, ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul
memahami etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi
yang akan mereka tekuni nantinya; sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan kesalahan
ataupun melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai
“preventive ethics” yang akan menghindarkan segala macam tindakan yang memiliki resiko
dan konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.
Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan pembangunan
industri nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun
perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu
pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham)
profesionalisme; maka nampak jelas kalau ruang lingkup keinsinyuran per definisi bisa
disejajarkan dengan profesi- profesi yang lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek dan
sebagainya. Seringkali pula dijumpai didalam proses penerapan kepakaran dan keahliannya,
seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik industri) akan terlibat dalam berbagai
aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip komersial dan mengarah
untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun demikian, sebagai sebuah
profesi yang memiliki idealisme dan tanggung jawab besar bagi kemaslahatan manusia; maka
didalam penerapan kepakaran dan keahlian insinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan
norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai